Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SDN Tamanan 1 Yogyakarta.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA MATA PELAJARAN IPA SDN TAMANAN I YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :

Nama : Anggarwati Risca Putantri NIM : 091134039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

ii HALAMAN PERSETUJUAN


(3)

iii HALAMAN PENGESAHAN


(4)

iv HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, penulis persembahkan karya sederhana ini kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayahNya serta kemudahan dalam setiap langkah yang telah penulis tempuh sampai saat ini.

2. Ayah dan ibu yang tanpa henti mendoakan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan dan kesabaran mengantarku sampai kini.

3. Adikku dan saudara yang telah mendukung saya selama ini 4. Teman-temanku PGSD 2009


(5)

v MOTTO

Berangkat dengan penuh keyakinan Berjalan dengan penuh keikhlasan Istiqomah dalam menghadapi cobaan

-noname-

“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala-bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Ali Imran: 123-126)

Jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Baqarah: 153)


(6)

vi HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN


(7)

vii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


(8)

viii ABSTRAK

Putantri, Anggarwati Risca.(2013).Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SDN Tamanan I Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: metode inkuiri, proses kognitif Bloom, kemampuan mengingat, kemampuan memahami, mata pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya terhadap kemampuan kognitif mengingat dan memahami pada siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi-experimental design tipe nonequivalent control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Tamanan I yang terdiri dari siswa kelas VA sebanyak 29 anak sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VB sebanyak 25 anak sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pretest dan posttest yang terdiri dari 2 soal essai yaitu satu soal untuk kemampuan mengingat dan satu soal untuk kemampuan memahami. Analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 dengan lima langkah yaitu uji perbedaan skor pretest, uji perbedaan skor pretest ke posttest, uji selisih skor pretest dan posttest, uji besar pengaruh(size effect), dan uji retensiposttest pertama dan posttestkeduapada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) kemampuan mengingat 0,008 atau < 0,05 dengan nilai M = -1,00 , SE = 0,36 , t(52) = -2,78.. Pada uji besar pengaruh juga menunjukkan bahwa metode inkuiri memberikan pengaruh yang dikategori besar yaitu dengan nilai r = 0,76. Pada uji retensitreatment atau perlakuan menunjukkan kekonsistensian yang baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol atau dengan kata lain tidak mengalami penurunan yang signifikan dari skor posttestI ke posttestII. Hal ini ditunjukkan harga M = -,017, SE = 0,19, Sig. (2-tailed) = 0,401 pada kelompok eksperimen dan M = -0,63, SE = 0,34, Sig. (2-tailed) = 0,074 pada kelompok kontrol.

Hasil yang kedua adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami.Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,020 dnengan nilai M = -0,73 , SE = 0,30 , t(52) = -2,4. Pada uji besar pengaruh juga menunjukkan bahwa metode inkuiri memberikan pengaruh yang dikategori besar yaitu dengan nilai r = 0,76. Pada uji retensitreatment atau perlakuan menunjukkan kekonsistensian yang baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol atau dengan kata lain tidak mengalami penurunan yang signifikan dari skor posttestI ke posttestII. Hal ini ditunjukkan harga M = -0,12, SE = 0,24, Sig. (2-tailed) = 0,629 pada kelompok eksperimen dan M = 0,12, SE = 0,26, Sig. (2-tailed) = 0,657 pada kelompok kontrol


(9)

ix ABSTRACT

Putantri, Anggarwati Risca. (2013). Influence of the Use Inquiry method toward the ability to remember and understand for science subject in 5th grade Tamanan I Yogyakarta Elememtary School. Yogyakarta: Sanata Dharma University

Keywords: inquiry method, Bloom’s cognitive ability, remember ability, understand ability, science.

The research was conducted to identify the effect of inquiry method on the

students’ ability to evaluate and create. The study was conducted among the 5th

graders at Tamanan I Yogyakarta Primary School in the academic year of 2012/2013 during the science class discussing the nature of light. This was a quasi experimental research with a non-equivalent control group design. The sample of this research was an experimental group of 25 students (class A) and a control group of 29 students (class B). For data collecting, the research used a pre-test and a post-test consisting of 2 essay questions; the 1st question was to measure the ability to remember and the 2nd was to measure the ability to understand. The data were analyzed using IBM SPSS Statistics 20 with 5 steps of analysis namely: 1) pretest score differences, 2) pretest-posttest scores differences, 3) group scores differences, 4) effect size test, and 5) retention test.

The result of the analysis showed there was influence from the use of inquiry method on the ability to remember, indicated by sig value (2-tailed) of0,008 or <0,05 , by M = -1,00 , SE = 0,36 , t(52) = -2,78.The statistical analysis on the effect size resulted on an r value of 0,76, which falls into the category of big. Nevertheless, the treatment retention test showed good consistency in both the experimental group and the control group, or in other words, the students did not experience a significant decline from the first posttest score to second posttest.It was shown bytheM = -,017, SE = 0,19, Sig. (2-tailed) = 0,401in the experimental group and M = -0,63, SE = 0,34, Sig. (2-tailed) = 0,074 in the control group.

The result of the analysis showed there was influence from the use of inquiry method on the ability to understand, indicated by sig value (2-tailed) of0,020 or <0,05 , by M = -0,73 , SE = 0,30 , t(52) = -2,4.The statistical analysis on the effect size resulted on an r value of 0,76, which falls into the category of big. Nevertheless, the treatment retention test showed good consistency in both the experimental group and the control group, or in other words, the students did not experience a significant decline from the first posttest score to second posttest.It was shown bytheM = -0,12, SE = 0,24, Sig. (2-tailed) = 0,629 in the experimental group and dan M = 0,12, SE = 0,26, Sig. (2-tailed) = 0,657 in the control group.


(10)

x PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikanskripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENGARUH

PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN

MENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA MATA PELAJARAN IPA SDN

TAMANAN I YOGYAKARTA” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rohandi,Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus dosen pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan, masukan yang sangat bermanfaat dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. E.Catur Rismiati, S.Pd.,MA.,Ed.D., Wakil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah membantu dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.

4. Agnes Herlina D.H,S.Si.,M.T.,M.Sc, dosen pembimbing II yang telah membimbing dalam pembuatan karya ilmiah ini.

5. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd, dosen pembimbing III yang telah memberikan saran yang membangun dalam pembuatan karya ilmiah ini. 6. Srini Supriyanti, S.Pd.SD, Kepala Sekolah SDN Tamanan I yang telah

memberikan dukungan serta ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SDN Tamanan I.

7. Teguh Heru P, A.Ma.Pd, guru mata pelajaran IPA kelas V SDN Tamanan I yang telah bekerja sama serta memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra dalam penelitian kolaboratif.


(11)

xi

8. Siswa kelas VA dan VB SDN Tamanan I, yang bersedia bekerja sama dalam penelitian ini.

9. Bapakku Tri Suharso,S.Pd., ibuku Nining Herwati,S.Pd. dan adikku Mascot Dwi Saputra, yang selalu memberikandoa, kasih sayang,dukungan dan bimbingan kepada penulis.

10.Teman-teman penelitian kolaboratif IPA (Yuni, Berek, Pram, Dita, Shiro, Era, Santi, Rita, Paulin, Erming, Lia, Sri, Danang, Ika), yang selalu berbagi pengetahuan, semangat dan keceriaan kepada penulis.

11.Teman-teman PPL SDN Tamanan I, yang memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

12.Teman-teman PGSD USD kelas A angkatan 2009 yang selalu memberikan inspirasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

13.Sekretariat PGSD yang selalu membantu dalam hal administrasi dan segala keperluan unruk menyelesaikan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari semua pihak. Besar harapan penulis semoga semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.


(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

PRAKATA ... x

DAFTAR ISI ... xii

BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Bagi Siswa ... 3

1.4.2 Bagi Guru ... 3

1.4.3 Bagi Sekolah ... 4

1.4.4 Bagi Peneliti ... 4

1.4.5 Bagi Masyarakat ... 4

BAB IILANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 5

2.1.1 Teori-teori yang Relevan ... 5

2.1.1.1 Metode Inkuiri ... 5

2.1.1.2 Proses Kognitif Mengingat dan Memahami ... 10

2.1.1.3 Mata Pelajaran IPA ... 12

2.1.1.4 Materi Ajar Kelas V ... 14

2.2 Penelitian sebelumnya ... 20


(13)

xiii

2.2.2 Proses Kognitif ... 21

2.3 LiteratureMap ... 22

2.4 Kerangka Berpikir ... 23

2.5 Hipotesis ... 24

BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian... 25

3.2. Setting Penelitian ... 26

3.2.1. Tempat Penelitian ... 26

3.2.2. Waktu Pengambilan Data ... 26

3.3. Populasi dan Sampel ... 27

3.4. Variabel Penelitian ... 27

3.5. Definisi Operasional ... 28

3.6. Instrumen Penelitian ... 29

3.7. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 30

3.8. Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.9. Teknik Analisis Data... 33

3.9.1. Uji Normalitas Distribusi Data ... 33

3.9.2. Uji Statistik ... 34

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 40

4.1.1. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat ... 40

4.1.1.1 Uji Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengingat ... 42

4.1.1.2 Uji Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengingat 44 4.1.1.3 Uji Perbedaan Selisih SkorPretest-Posttest Kemampuan Mengingat ... 45

4.1.1.4 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat ... 48

4.1.1.5 Uji Retensi Pengaruh ... 48

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Inkuiri Terhadap Kemampuan Memahami .... 51

4.1.2.1 Uji Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Memahami ... 52 4.1.2.2 Uji Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Memahami54


(14)

xiv

4.1.2.3 Uji Perbedaan Selisih SkorPretest-Posttest Kemampuan

Memahami ... 55

4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Memahami ... 57

4.1.2.5 Uji Retensi Pengaruh ... 58

4.2 Pembahasan ... 60

4.2.1 Kemampuan Mengingat ... 60

4.2.2 Kemampuan Memahami ... 61

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 64

5.3 Saran ... 64


(15)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pengambilan Data ... 26

Tabel 2. Matriks Pengembangan Instrumen... 29

Tabel 3 Validitas Instrumen ... 31

Tabel 4. Validitas Instrumen Aspek Mengingat dan Memahami ... 31

Tabel 5. Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 32

Tabel 6. Reliabilitas Instrumen ... 32

Tabel 7. Teknik Pengumpulan Data ... 33

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengingat dengan Kolmogorov-Smirnov ... 41

Tabel 9. Skor Pretest Kemampuan Mengingat ... 43

Tabel 10. Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengingat... 45

Tabel 11. Uji Normalitas Selisih Skor ... 46

Tabel 12. Uji Selisih Skor Posttest Kemampuan Mengingat ... 47

Tabel 13. Hasil Uji Besar Pengaruh Metode terhadap Kemampuan Mengingat .. 48

Tabel 14. Hasil Uji Beda Posttest I dan Posttest II Kemampuan Mengingat ... 50

Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Memahamidengan Kolmogorov-Smirnov ... 51

Tabel 16. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Memahami ... 553

Tabel 17. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Memahami ... 55

Tabel 18. Uji Normalitas Uji Selisih Skor ... 56

Tabel 19. Uji Selisih Skor Posttest Kemampuan Memahami ... 57

Tabel 20. Hasil Uji Besar Pengaruh Metode terhadap Kemampuan Memahami . 58 Tabel 21. Hasil Uji Beda Posttest I dan PosttestII Kemampuan Memahami ... 59


(16)

xvi DAFTAR GAMBAR

Gb. 1 Cahaya mercusuar ... 14

Gb. 2 Cahaya senter ... 14

Gb. 3 Pemantulan baur ... 15

Gb. 4 Pemantulan teratur... 15

Gb. 5 Cermin datar ... 16

Gb. 6 Penampang cermin datar ... 16

Gb. 7 Penampang cermin cekung... 17

Gb. 8 Penggunaan cermin cekung ... 17

Gb. 9 Penampang dan penggunaan cermin cembung ... 18

Gb. 10 Rambatan Cahaya ... 18

Gb. 11 Pembiasan cahaya ... 19

Gb. 12 Penguraian Cahaya Putih ... 19

Gb. 13 Pelangi ... 20

Gb. 14 Literature Map ... 223

Gb. 15 Desain Penelitian ... 25

Gb. 16 Variabel Penelitian ... 28

Gb.17 Diagram Skor Selisih Pretest-Posttest Kemampuan Mengingat ... 47

Gb. 18 Perbandingan antara skor pretest, posttest I dan posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan mengingat. ... 50

Gb. 19 Diagram Skor Selisih Pretest-Posttest Kemampuan Memahami ... 57

Gb. 20 Perbandingan antara skor pretest, posttest I dan posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan memahami ... 60


(17)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus Kelompok Kontrol ... 69

Lampiran 2 : Silabus Kelompok Eksperimen ... 74

Lampiran 3 : RPP Kelompok Kontrol ... 86

Lampiran 4 : RPP Kelompok Eksperimen ... 94

Lampiran 5: Kasus dan Soal Essay Penelitian ... 108

Lampiran 6: Rubrik Penilaian ... 111

Lampiran 7: Kunci Jawaban Soal ... 114

Lampiran 8: Hasil Analisis SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 116

Lampiran 9: Hasil Analisis SPSS Kemampuan Mengingat ... 121

Lampiran 10: Hasil Analisis SPSS Kemampuan Memahami ... 129

Lampiran 11: Rekap Nilai Kemampuan Mengingat Kelompok Kontrol ... 136

Lampiran 12: Rekap Nilai Kemampuan Mengingat Kelompok Kontrol ... 139

Lampiran 13: Rekap Nilai Kemampuan Memahami Kelompok Kontrol ... 142

Lampiran 14: Rekap Nilai Kemampuan Memahami Kelompok Eksperimen .... 145

Lampiran 15: Lembar Kerja Siswa ... 148

Lampiran 16: Foto Penelitian ... 16163

Lampiran 17: Surat Ijin Penelitian ... 169

Lampiran 18: Surat Keterangan Penelitian ... 170


(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab I ini akan dibahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan yang baik memiliki tujuan yang dapat mengembangkan kemampuan siswa. Dua tujuan pendidikan menurut Mayer dan Wittrock (1996) dalam Anderson dan Krathwohl (2010: 94 ) adalah meretensi, yaitu kemampuan untuk mengingat materi pelajaran sampai jangka waktu tertentu sama seperti materi yang diajarkan sedangkan mentransfer yaitu kemampuan menggunakan apa yang telah dipelajari guna menyelesaikan masalah-masalah baru, menjawab pertanyaan-pertanyaan baru, atau memudahkan pembelajaran materi pelajaran baru.Dari tujuan pendidikan tersebut diharapkansiswa memiliki kemampuan kognitif yaitu kemampuan mengingat dan kemampuan memahami yang baik. Siswa yang dapat mengembangkan dengan baik kemampuan mengingat menurut Anderson dan Krathwohl (2010:99-105) dapat menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari dalam jangka panjang sedangkan pada kemampuan memahami siswa dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran buku atau layar komputer.

Pada pengamatan yang dilakukan pada tanggal 10 Januari 2013 sampai dengan 14 Januari 2013 di SDN Tamanan I, peneliti menemukan proses pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) masih bersifat hafalan dan kurang mengembangkan proses. Menurut Daradjat (dalam Simamora, 1985:55) penggunaan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran dapat membuat siswa menjadi pasif. Selain itu, siswa dalam memperoleh pengetahuanhanya mengacu pada buku yang kemudian dijelaskan oleh guru tanpa ada kegiatan yang melibatkan siswa. Pengetahuan abstrak dari buku yang dijelaskan gurumenyebabkan siswa kurang paham dari mana diperoleh pengetahuan tersebut sehingga kesulitanmenggunakan kembali pengetahuan yang sebelumnya sudah dipelajari. Akibat dari siswa yang pasif terlihat dari banyaknya


(19)

2

siswa ketika diberikan pertanyaan tidak dapat menjawab pertanyaan sesuai materi yang baru saja dibahas. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang mengerti materi yang disampaikan guru sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan mengingat dan kemampuan memahami. Berdasarkan realita tersebut perlu adanya penelitian yang menggunakan metode pembelajaran inovatif untuk mengetahui pengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami.

Untuk mengatasi rendahnya kemampuan mengingat dan memahami pada siswa tersebut, peneliti menggunakan metode pembelajaran inovatif yang diduga dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan mengingat dan kemampuan memahami yaitu dengan metode inkuiri. Pengajaran inkuiri meliputi pengalaman-pengalaman untuk menjamin bahwa siswa dapat mengembangkan proses (Amien, 1987:127). Dalam mengembangkan proses pada metode inkuiri ini siswa akan mengalami langsung pengetahuan yang didapatkannya pada proses pembelajaran. Selain itu, siswa diajak untuk memunculkan suatu permasalahan yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari dan menyepakati bersama. Permasalahan yang telah ditentukan akan dilanjutkan dengan perumusan masalah yang dibuat oleh siswa. Dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan siswa sebelumnya, guru sebagai fasilitator dan motivator dalam metode inkuiri ini mendorong siswa untuk merumuskan hipotesis atas permasalahan yang telah disepakati bersama. Hipotesis yang telah disusun oleh siswa dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dengan pembuktian berupa eksperimen. Hasil eksperimen yang diperoleh siswa akan membuktikan atau menolak hipotesis yang telah disusun oleh siswa. Dari situ akan didapatkan kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang sudah disepakati. Melalui metode inkuiri ini siswa terlibat dalam memperoleh pengetahuan sehingga metode inkuiri dapat memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami dengan baik.

Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa SD Tamanan I pada semester genap Tahun Ajaran 20012/2013 pada Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya model, dengan Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Untuk mengetahui pengaruh metode


(20)

3

inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami tersebut, peneliti menggunakanjenis quasi-experimentaldesign dengan tipe non equivalen control group design, yaitu membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013? 1.2.2 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan

memahamipada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiriterhadap kemampuan memahami pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Serangkaian penelitian ini akan bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain siswa, guru, sekolah, peneliti dan masyarakat. Manfaat tersebut antara lain:

1.4.1 Bagi Siswa

Mempunyai pengalaman melakukan pembelajaran menggunakan metode inkuiri.

1.4.2 Bagi Guru

Menambah wawasan guru mengenai metode inkuiri sehingga dapat memberikan inspirasi dalam mengajar.


(21)

4

1.4.3 Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat menambah satu bacaan yang dapat dimanfaatkan untuk guru-guru sebagai contoh penelitian eksperimental. Dapat memacu untuk mengembangkan model-model pembelajaran inovatif lainya dalam upaya mengembangkan sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

1.4.4 Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman yang berharga dalam menerapkan metode inovatif pada pembelajaran

1.4.5 Bagi Masyarakat

Sebagai sumber memperluas wawasan tentang model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pembelajar.


(22)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahaslandasan teori, penelitian terdahuluyang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Landasan teori membahas teori-teori yang relevan dan hasil penelitian sebelumnya yang berisi pengalaman penelitian yang pernah ada. Selanjutnya dirumuskan kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara dari rumusan masalah.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang Relevan 2.1.1.1Metode Inkuiri

1. Pengertian Metode Inkuiri

Strategi pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2006:194) merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Penekanan proses pada pembelajaran dengan metode inkuiri membantu siswa mendalami secara langsung materi sehingga memiliki kemampuan mengingat dan memahami yang baik.

2. Prinsip-Prinsip Penggunaan Metode Inkuiri

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri akan lebih terlihat apabila mengacu pada prinsip-prinsip penggunaan metode inkuiri. Prinsip-prinsip penggunaan metode inkuiri (Sanjaya, 2006:197-199) sebagai berikut:

a. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Strategi pembelajaran inkuiri selain beorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

b. Prinsip interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi baik interaksi antarsiswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan.


(23)

6

c. Prinsip bertanya

Peran guru dalam strategi pembelajaran inkuiri ini adalah sebagai penanya. Kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.

d. Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta akan tetapi belajar adalah proses berpikir yakni mengembangkan seluruh potensi otak.

e. Prinsip keterbukaan

Kebebasan dalam mencoba sesuai dengan perkembangan logika dan nalarnya.

3. Macam Inkuiri

Macam inkuiri menurut Amien (dalam Sriningsih, 2011:7-8) yaitu : a. Guided Discovery-Inquiry

Guided Discovery-Inquiry atau sering disebut inkuiri terbimbing ini merupakan metode yang pelaksanaannya guru memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa.

b. Modified Inquiry

Modified Inquiry ini merupakan metode yang memberikan kebebasan siswa untuk memecahkan masalah melalui pengamatan, eksplorasi danatau prosedur penelitian untuk memperoleh jawaban. Guru dalam metode inkuiri ini memberikan masalah, merupakan sumber untuk menemukan cara-cara yang tepat dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada jawaban.

c. Free Inquiry

Free Inqiuiryini siswa mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang akan dipelajari

d. Invitation into Inquiry

Invitation into Inquiry ini merupakan proses pemecahanmasalah serupa dengan cara-cara umum yang diikuti oleh para ilmuwan. Cara-cara tersebut yaitu merancang eksperimen, merumuskan hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat, menginterpretasikan data, dan menentukan kesimpulan.


(24)

7

e. Inquiry Role Approach

Inquiry Role Approach ini merupakan metode yang melibatkan siswa dalam tim. Tim bekerja sama dalam memecahkan yang berkaitan dengan topik.

Berdasarkan macam-macam metode inkuiri yang telah dijelaskan oleh Amien diatas Guided Discovery-Inquiry atau inkuiri terbimbing merupakan inkuiri yang sesuai dengan karakter siswa-siswi untuk pendidikan dasar. Dalam inkuiri terbimbing ini siswa-siswi masih mendapatkan bimbingan dalam pembelajaran. Peneliti akan membahas pada sub bab berikutnya.

4. Metode Inkuiri Terbimbing

Eggen(2012:177) menjelaskan bahwa temuan terbimbing merupakan satu pendekatan mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut. Kindsvatter, Wilen, dan Ishler (dalam Suparno, 2007:68) menyatakan bahwa metode inkuiri terbimbing adalah inquiry yang banyak diarahkan oleh guru.

Keuntungan dari inkuiri terbimbing (Amien, 1987:133) yaitu : a. Pengajaran menjadi studentcentered

b. Membentuk dan mengembangkan konsep diri c. Tingkat pengharapan bertambah

d. Mengembangkan bakat individu e. Menghindari cara belajar tradisional

f. Mengakomodasi dan mengasilmilasi informasi

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri

Menurut Trianto (2009:114-115) langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan masalah

b. Mengamati atau melakukan observasi

c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya.


(25)

8

d. Mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiensi yang lain.

Menurut Sanjaya (dalam Aryani, 2011: 9-10), langkah-langkah inkuiri adalah:

a. Orientasi

b. Merumuskan masalah c. Mengajukan hipotesis d. Mengumpulkan data e. Menguji hipotesis

f. Merumuskan kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, langkah pembelajaran inkuiri yang digunakandalam penelitian ini adalah:

1) Orientasi

Orientasi merupakan langkah yang pertama kali dilakukan guru untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi yang akan di bahas. Kemampuan awal siswa dapat membantu guru dalam mengarahkan materi.

2) Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Pada langkah ini, guru membimbing siswa untuk mencari masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.

3) Merumuskan hipotesis

Pada langkah merumuskan hipotesis, guru membimbing siswa untuk menentukan jawaban sementara dari permasalahan yang dibahas. 4) Melakukan percobaan

Pada langkah melakukan percobaan, siswa mengumpulkan data- data yang dibutuhkan dengan melakukan percobaan, menganalisis data yang diperoleh, dan membahas hasil percobaan yang telah dilakukan dengan bimbingan dari guru.

5) Membuat kesimpulan

Pada langkah membuat kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan.


(26)

9

6) Mempresentasikan hasil

Pada tahap ini, siswa melaporkan hasil percobaannya di depan kelas.

7) Evaluasi

Pada langkah evaluasi, guru, dan siswa mengevaluasi proses dan hasil selama pembelajaran berlangsung.

Berikut langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Orientasi

Pada orientasi guru memberikan pengantar dengan menunjukkan hal yang sesuai dengan materi. Misalnya, guru menunjukkan sedotan yang dimasukan ke dalam gelas berisi air. Guru melakukan tanya jawab tentang peristiwa tersebut untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

b. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Pada langkah ini siswa didampingi guru membuat pertanyaan berdasarkan pada langkah orientasi. Pertanyaan menggunakan kata tanya

“apakah”. Misalnya, “Apakah sedotan yang dimasukan kedalam gelas yang

berisi air terlihat patah?” c. Merumuskan hipotesis

Pada langkah ini siswa didampingi guru membuat hipotesis berdasarkan

pertanyaan yang telah dibuat. Misalnya, “sedotan yang dimasukan ke dalam gelas yang berisi air terlihat patah”. Dalam langkah merumuskan hipotesis ini

guru membimbing siswa berdasarkan pengalaman yang dimiliki siswa. d. Melakukan percobaan

Siswa membuktikan hipotesis yang telah dibuat. Guru membimbing siswa untuk menentukan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan. e. Membuat kesimpulan

Pada langkah ini siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan.


(27)

10

f. Mempresentasikan hasil

Kesimpulan yang telah dibuat siswa kemudian dilaporkan hasil percobaannya di depan kelas.

g. Evaluasi

Pada langkah evaluasi, guru dan siswa mengevaluasi proses dan hasil selama pembelajaran berlangsung.

2.1.1.2 Proses Kognitif Mengingat dan Memahami 1. Proses Kognitif Benjamin S. Bloom

Berdasarkan tahapan taksonomi Bloom (Anderson, 2010:43) dimensi proses kognitif dibagi menjadi beberapa ketegori dengan tingkatan proses-proses kognitif yang dimiliki oleh para siswa yang terdapat dalam tujuan di bidang pendidikan. Proses kognitif Bloom (Anderson,2010:99) diuraikan dalam 6 tahap proses kognitif, yaitu:

a. Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Proses kognitif mengingat meliputimengenali dan mengingat kembali.

b. Memahami

Proses memahami adalah mengonstruksi makna dari pembelajaran yang telah diperoleh, baik yang bersifat lisan, tulisan

maupun grafis. Proses memahami meliputi

menafsirkan,mencontohkan,mengklasifikasikan,merangkum,menyimpulk an,menjelaskan.

c. Mengaplikasi

Proses mengaplikasi adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur. Proses kognitif mengaplikasi meliputi mengeksekusi dan mengimplementasikan.

d. Menganalisis

Proses menganalisis adalah memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhan dari struktur tersebut.


(28)

11

Proses kognitif menganalisis meliputi: membedakan,mengorganisasi, dan mengatribusikan.

e. Mengevaluasi

Proses mengevaluasi adalah mengambil keputusan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya. Proses koginitif meliputi memeriksa dan mengritik.

f. Mencipta

Proses mencipta adalah proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang fungsional. Proses mencipta ini membentuk suatu produk yang orisinal.

2. Kemampuan Mengingat dan Kemampuan Memahami

Dalam penelitian ini akan digunakan dan dibahas lebih lanjut kemampuan mengingat dan kemampuan memahami.

a. Kemampuan Mengingat

Kemampuan mengingat merupakan kemampuan mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang yang dibutuhkan. Kemampuan mengingat dapat dibagi atau dikategorikan menjadi dua kegiatan yaitu mengenali dan mengingat kembali. Dalam penelitian ini kedua kegiatan tersebut diuraikan menjadi 4 kegiatan, yaitu:

1) Mengenali merupakan suatu proses mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang sesuai dengan pengetahuan yang dibutuhkan, kemudian dibandingkan dengan pengetahuan baru yang diperoleh. 2) Mengidentifikasi merupakan suatu proses menentukan suatu hal

berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki.

3) Mengingat kembali merupakan suatu proses panjang menggunakan pengetahuan yang ada dari memori jangka panjang.

4) Mengambil merupakan suatu prosesmengambil pengetahuan yang ada dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang diambil adalah pengetahuan yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi yang dikehendaki.


(29)

12

b. Kemampuan Memahami

Menurut Anderson (2010:105) kemampuan memahami merupakan suatu proses kognitif yang berkaitan dengan kemampuan mentransfer suatu pengetahuan. Siswa yang mampu mengonstruksi atau membangun makna dari pesan pembelajaran baik secara lisan maupun tertulis, siswa dapat dikatakan memiliki kemampuan memahami. Tahap memahami dikategorikan menjadi tujuh kegiatan antara lain:menafsirkan, mencontoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, menjelaskan. Dalam penelitian ini hanya digunakan kategori sebagai berikut:

1) Menafsirkan, merupakan proses mengubah satu bentuk gambaran menjadi bentuk lainnya.

2) Mencontohkan, merupakan proses menemukan contoh atau ilustrasi tentang konsep atau prinsip.

3) Mengklasifikasikan, merupakan proses menentukan satu kategori. 4) Menjelaskan, merupakan proses membuat model sebab-akibat dalam

sebuah sistem

2.1.1.3 Mata Pelajaran IPA 1. Hakekat IPA

Iskandar (2001:1) mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Alam(IPA) sebagai mata pelajaran tentang penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan. Mempelajari IPA tidak hanya berkaitan dengan alam dan prosedur penelitian, namun berkaitan juga dengan hakikat IPA. Hakikat IPA, antara lain IPA sebagai produk, IPA sebagai proses, dan IPA sebagai teori (Iskandar, 2001:3-8).

a. IPA sebagai produk

IPA disebut sebagai produk karena IPA selalu menghasilkan pengetahuan baru yang berdasarkan proses yang sistematik. Produk-produk IPA antara lain yaitu fakta, konsep, prinsip, dan hukum. Fakta dalam IPA yaitu pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar-benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang


(30)

13

menggabungkan fakta-faktayang ada sehingga saling berhubungan. Prinsip IPA adalah deskripsi yang paling tepat tentang objek atau kejadian. Hukum sering merupakan prinsip-prinsip yang sudah mengalami pengujian.

b. IPA sebagai Proses

IPA dikatakan sebagai proses karena pada pembelajaran, cara kerja untuk memperoleh suatu hasil dalam IPA mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam penyelidikan. Keterampilan proses dalam IPA berkaitan dengan mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat grafik, melakukan eksperimen.

c. IPA sebagai dimensi sikap

IPA disebut sebagai dimensi sikap karena IPA mengembangkan kemampuan sikap yang dimiliki siswa seperti rasa ingin tahu, ketelitian, dan rasa tanggung jawab.

2. Tujuan Pembelajaran IPA

Tujuan pembelajaran IPA yaitu untuk membantu setiap orang agar mempunyaisikap ilmiah. Beberapa sikap ilmiah (Iskandar, 2001:12) antara lain, yaitu :

a. Objektif terhadap fakta artinya tidak dicampuri oleh perasaan dalam mengungkapakan sesuatu, sesuai dengan fakta.

b. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan sebelum ada banyak bukti yang menguatkan data.

c. Berhati terbuka artinya mempertimbangkan penemuan orang lain sekalipun pendapat orang lain bertentangan dengan penemuan diri sendiri. d. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.

e. Bersifat hati-hati. f. Ingin menyelidiki


(31)

14 2.1.1.4 Materi Ajar Kelas V

Materi ajar kelas V yang diteliti yaitu pada Standar Kompetensi 6.

“Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/mode”dan Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya kelas. Menurut Hermana (2009:134-1139), cahaya memiliki 4 sifat.

1. Cahaya merambat lurus

Cahaya dapat merambat lurus apabila ada benda yang menghalangi, cahaya tersebut tidak dapat terlihat. Contoh dalam kehidupan sehari-hari dan ada disekitar kita yang menunjukkan bahwa benda dapat merambat lurus adalah lampu pemancar mercusuar, cahaya dari proyektor film dapat dipancarkan ke layar, cahaya dari senter.

Gb.1 Cahaya mercusuar (Sumber: Azmiyawati, 2008:111)

Gb.2 Cahaya senter


(32)

15

2. Cahaya menembus benda bening

Benda-benda yang dapat ditembus oleh cahaya disebut benda bening. Macam-macam benda bening adalah kaca, air, kertas mika, gelas bening, kertas plastik, dan sebagainya. Benda-benda yang tidak dapat ditembus oleh cayaha disebut benda gelap yang termasuk benda gelap yaitu kayu, buku, meja, dan sebagainya.

3. Cahaya dapat dipantulkan

Pemantulan cahaya dikategorikan dalam dua jenis : a. Pemantulan Baur

Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata

Gb.3 Pemantulan baur (Sumber: Azmiyawati, 2008:112)

b. Pemantulan Teratur

Pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengkilap.

Gb.4 Pemantulan teratur (Sumber: Azmiyawati, 2008:111)


(33)

16

Berdasarkan permukaanya, cermin dikelompokkan menjadi 3 yaitu: a. Cermin datar

Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan tidak melengkung. Sifat cermin datar adalah ukuran sama, tegak, maya, atau semu. Contohnya adalah cermin tata rias

Gb.5 Cermin datar

(Sumber: Azmiyawati, 2008:113)

Gb.6 Penampang cermin datar (Sumber: Azmiyawati, 2008:113)


(34)

17

b. Cermin cekung

Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam. Sifat bayangan benda pada cermin cekung adalah bayangan tegak,lebih besar, dan semu (maya). Contoh penggunaan cermin cekung pada reflektor lampu senter.

Gb. 7 Penampang cermin cekung (Sumber: Azmiyawati, 2008:114)

Gb.8 Penggunaan cermin cekung (Sumber: Azmiyawati, 2008:114)


(35)

18

c. Cermin cembung

Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah keluar. Sifat dari cermin cembung adalah maya, tegak, dan lebih kecil. Contohnya adalah pada penggunaan spion kendaraan.

Gb. 9 Penampang dan penggunaan cermin cembung (Sumber: Azmiyawati, 2008:113)

4. Cahaya dapat dibiaskan

Pembiasan cahaya sering terjadi di kehidupan sehari-hari kita. Misalnya sedotan yang kita masukan ke dalam gelas yang berisi air maka sedotan tersebut terlihat patah. Hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan kerapatan zat. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan.

Gb.10 Rambatan Cahaya

(Sumber : http://dwijunianto.wordpress.com/modul-belajar-ipa-kelas-v-sd-cahaya-dan-alat-optik/)


(36)

19

Gb.11 Pembiasan cahaya

(Sumber : http://dwijunianto.wordpress.com/modul-belajar-ipa-kelas-v-sd-cahaya-dan-alat-optik/)

5. Cahaya dapat diuraikan

Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih.Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentukwarna-warna pelangi. Spektrum cahaya terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Gb.12 Penguraian Cahaya Putih


(37)

20

Gb.13 Pelangi

(Sumber : http://doakalian.wordpress.com/2012/07/14/pelangi/)

2.2 Penelitian sebelumnya

Berikut merupakan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

2.2.1 Metode Inkuiri

Rapi (2008) meneliti penggunaan model pembelajaran dan penalaran formal terhadap penguasaan konsep fisika dan sikap ilmiah siswa SMAN 4 Singaraja. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan nonequivalent control group design. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) penguasaan konsep fisika siswa yang belajar menggunakan metode inkuiri lebih baik daripada siswa yang belajar melalui model pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata siswa dengan pembelajaran inkuiri 64,370 sedangkan nilai rata-rata dengan pembelajaran konvensional 57,041 namun tidak terdapat pengaruh interaktif antara model pembelajaran dan penalaran formal dalam meningkatkan penguasaan konsep fisika maupun dalam mengembangkan sikap ilmiah.

Ningsih (2012) meneliti peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan metode inkuiri pada mata pelajaran Pkn. Hasil penelitian dengan menggunakanmetode inkuiriini, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari adanya peningkatan persentase aktivitas siswa dan rata-rata hasil belajar siswa tiap siklus. Persentase aktivitas belajar siswa pada


(38)

21

siklus I sebesar 46,55 %, meningkat pada siklus II sebesar 61,55 %, dan meningkat lagi pada siklus III sebesar 78,43 %. Begitu pula rata-rata hasil belajar siswa yang selalu meningkat dari 57,62 pada siklus I, menjadi 63,46 pada siklus II, dan 70,75 pada siklus III. Peningkatan tiap siklusnya memperoleh 5,84 pada siklus I ke siklus II, dan 7,3 pada siklus II ke siklus III.

Lestari (2011) meneliti penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap pretasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif. Subjek penelitian yang diteliti adalah kelas VA dan VB SDK Ganjuran Yogyakarta dengan jumlah 54 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanyapengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa dengan ditunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 atau (< 0,05) dan pengaruh penerapan metode kognitif terhadap kemampuan berpikir kritis kognitif ditunjukkan dengan harga Sig.(2- tailed) 0,000 atau < 0,05.

2.2.2 Proses Kognitif

Gitawati (2012) meneliti penggunaanmetode mind map terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa materi IPA materi pelapukan batuan kelas V SD Kanisius Sengkan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.Pada kemampuan mengingat perbandingan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan analisis statistik non parametrik Mann-Whitney U test diperoleh harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,005. Sedangkan pada kemampuan memahami perbandingkan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan analisis stastistik parametrik independent samples t test diperoleh harga Sig.(2-tailed)sebesar 0,006. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan mind map berpengaruh terhadap kemampuan kognitif mengingatdan memahami.

Trisnawati (2012)meneliti penggunaan metode mind map untuk mengetahui kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SDK Sorowajan Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan hasil analisis statistik pada data posttest bahwa dengan harga Sig.(2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000 sehingga Hi diterima maka Hnull ditolak. Dengan kata lain metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat. Begitu juga pada kemampuan memahami, hasil analisis statistik menunjukkan harga Sig.(2-tailed)<0,05 yaitu


(39)

22

0,000 maka Hi diterima maka Hnull ditolak. Dengan kata lain bahwa metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami.

Putriyana (2012) meneliti penggunaan metode mind map untuk mengetahui kemampuan menerapkan dan mencipta pada mata pelajaran IPA di SDK Sengkan Yogyakarta.Nilai siginifikansi pada pada perbandingan skor posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen 0,000 atau < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen pada kemampuan mencipta.

Dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas, beberapa penelitian membahas penerapan metode inkuiri dan penelitian yang lain membahas proses kognitif. Meskipun demikian, belum ada satupun yang meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada siswa Sekolah Dasar.

2.3 LiteratureMap

Berikut ini literaturemapdari penelitian-penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya metode inkuiri digunakan untuk dapat meningkatkan prestasi belajar sedangkan kemampuan mengingat dan memahami hanya dilatih menggunakan metode mind map. Dengan demikian belum ada yang meneliti peningkatan kemampuan mengingat dan memahami menggunakan metode inkuiri di Sekolah Dasar


(40)

23

Gb.14 Literature Map

2.4 Kerangka Berpikir

Metode inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai langkah-langkah yaitu : 1) orientasi, yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi yang akan dibahas dan mengkondisikan kelas agar dapat fokus pada pelajaran, 2) mengajukan pertanyaan atau permasalahan, pada langkah ini guru membimbing siswa untuk mencari masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, 3) merumuskan hipotesis, pada langkah ini guru membimbing siswa untuk menentukan jawaban sementara dari permasalahan yang dibahas, 4) melakukan percobaan, setelah merumuskan hipotesis maka siswa melakukan

Metode Inkuiri

Trisnawati (2012) metode mind map- kemampuan mengingat

dan memahami Gitawati (2012) metode mind map -kemampuan mengingat

dan memahami Proses Kognitif

Ningsih (2012) inkuiri - aktivitas dan hasil

belajar Rapi (2008)

Inkuiri- penguasaan konsep dan sikap ilmiah

Putriyana(2012) metode mind map- kemampuan menerapkan

dan mencipta Lestari (2011)

metode inkuiri - prestasi belajar dan kemampuan

berpikir kritis

Yang perlu diteliti Kemampuan mengingat dan

memahami menggunakan metode inkuiri


(41)

24

percobaan dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat pada langkah sebelumnya, 5) membuat kesimpulan, pada langkah membuat kesimpulan, guru membimbing siswa untukmenarik kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan, 6) mempresentasikan hasil, pada langkah ini siswa melaporkan hasil percobaannya di depan kelas, 7) evaluasi, pada langkah evaluasi, guru dan siswa mengevaluasi proses dan hasil selama pembelajaran berlangsung.

Langkah-langkah pada metode inkuiri yang diterapkan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya akan memudahkan para siswa dalam penerimaan informasi secara langsung. Para siswa dapat melakukan pembuktian sifat-sifat cahaya secara langsung terkait sifat-sifat cahaya dari percobaan yang telah dilakukan sehingga kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa dikelola dengan baik. Melalui metode inkuiri ini siswa terlibat dalam memperoleh pengetahuan sehingga metode inkuiri dapat memfasilitasi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami dengan baik. Jika metode inkuiri digunakan pengajaran mata pelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya maka kemampuan mengingat dan memahami siswa dapat meningkat.

2.5 Hipotesis

2.5.1 Penggunaan motode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingatpada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013.

2.5.2 Penggunaan motode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013.


(42)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimental. Penelitian eksperimental menurut Ghozali (2008:6) adalah sebuah metode penelitian untuk menginvestigasi hubungan sebab-akibat antara dua hal atau lebih. Jenis penelitian ini quasi experimental design (Sugiyono, 2008:77) dengan tipe non equivalent control group design (Sugiyono, 2008:79). Jenis penelitian eksperimental jenis quasi experimental design tipe non equivalent control groupdesign digunakan karena pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi pretest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum mendapatkan perlakuan. Hasil pretestpada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dibandingkan. Penelitian dilanjutkan dengan diberi perlakuan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen kemudian dilakukan posttest. Untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diberikan dapat dihitung menggunakan rumus (O2-O1)-(O4-O3). Pengaruh dari perlakuan tersebut di gambarkan dengan gambar berikut:

Gb.15 Desain Penelitian Keterangan :

O1 = Rata-rata skor pretest kelompok eksperimen O2 = Rata-rata skor posttest kelompok eksperimen X = perlakuan dengan metode inkuiri

O3 = Rata-rata skor pretest kelompok kontrol O4 = Rata-rata skor posttest kelompok kontrol

O1 x O 2 O3 O 4


(43)

26 3.2.Setting Penelitian

3.2.1. Tempat Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDN Tamanan I yang beralamat Tamanan, Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Maret 2013.

3.2.2. Waktu Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan selama bulan Februari 2013 dan bulan April 2013 akhir. Jadwal pengambilan data diperinci sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Pengambilan Data

Hari/tanggal Kelompok Kontrol VA

Kelompok Eksperimen VB

Sabtu, 9 Februari 2013 Pretest

Senin, 11 Februari 2013

Cahaya menembus benda bening & Merambat lurus

(pertemuan I) Rabu, 13 Februari 2013

Cahaya menembus benda bening & Merambat lurus

(pertemuan I) Kamis, 14 Februari 2013 Cahaya dapat dipantulkan

(pertemuan II)

Jumat, 15 Februari 2013 Cahaya dapat dipantulkan

(pertemuan II) Sabtu, 16 Februari 2013 Cahaya dapat dibiaskan

(pertemuan III) Senin, 18 Februari 2013 Cahaya dapat diuraikan

(pertemuan IV)

Selasa, 19 Februari 2013 Cahaya dapat dibiaskan

(pertemuan III)

Rabu, 20 Februari 2013 Cahaya dapat diuraikan

(pertemuan IV)

Kamis, 21 Februari 2013 Posttest I


(44)

27 3.3.Populasi dan Sampel

Gulo (2002:76-77) menjelaskan bahwa populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Sedangkan populasi menurut Sugiyono (2008:80) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang saling mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Tamanan I yang berjumlah 54 siswa.

Sampel menurut Sugiyono (2008:81) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VBsebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 25 siswa. Siswa kelas VAdiambil sebagai kelas kontrol dengan jumlah 29 siswa. Penelitian ini dilaksanakan bersama guru mitra yang merupakan pelaksana proses pembelajaran. Peneliti melakukan dokumentasi dan pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran baik dalam kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Proses pemilihan kelas kontrol maupun kelas eksperimen dilakukan dengan cara undian untuk mengurangi bias dalam penelitian ini.

3.4.Variabel Penelitian

Variabel menurut Sugiyono (2008:38) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu : 1. Variabel independen

Variabel independen menurut Sugiyono (2008:39) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau atau timbulnya variabel dependen (terikat). Penelitian ini menggunakan metode inkuiri sebagai variabelindependen yang akan mempengaruhi variabel dependen. 2. Variabel dependen

Variabel dependenmenurut Sugiyono (2008:39) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Penelitian ini menggunakan kemampuan mengingat dan


(45)

28

kemampuan memahami sebagai variabel dependen yang akan dipengaruhi variabel independen.

Berikut merupakan bagan hubungan antara variabel independen-dependen

Variabel independen Variabel dependen

Gb.16 Variabel Penelitian

3.5.Definisi Operasional

3.5.1 Metode inkuiri adalah suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa denganmenggunakan 7 langkah pelaksanaan pembelajaran yaitu, (1) orientasi, (2) mengajukan pertanyaan atau permasalahan, (3) merumuskan hipotesis, (4) melakukan eksperimen, (5) menarik kesimpulan, (6) mempresentasikan hasil, dan (7) mengevaluasi.

3.5.2 Metode inkuiri terbimbing adalah metode yang digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan berpikir siswa namun masih banyak bimbingan guru dalam proses pembelajarannya

3.5.3 Kemampuan mengingat adalah kemampuan untuk mengambil kembali pengetahuan yang telah didapatkan, yang bisa dibagi dalam beberapa kemampuan meliputi mengenali, mengidentifikasi, mengingat kembali,mengambil.

3.5.4 Kemampuan memahami adalah kemampuan untuk dapat mengubah suatu pengetahuan kedalam bentuk yang lain, yang bisa dibagi dalam beberapa kemampuan meliputi menafsifkan, mencontohkan, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, menjelaskan.

Metode Inkuiri

Kemampuan Mengingat


(46)

29

3.5.5 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang terjadi di sekitar pada tingkat Sekolah Dasar.

3.5.6 Siswa SD adalah siswa kelas V SD Tamanan I yang berjumlah 54 siswa.

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah bentuk tes. Peneliti membuat instrumen penelitian dengan 2 soal essai dari 6 soal essai yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognitif pada taksonomi Bloom yang sudah direvisi yaitu kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Berdasarkan 6 soal essai tersebut, peneliti menggunakan dua soal sebagai instrumen untuk mengukur kemampuan kognitif mengingat dan memahami yaitu pada nomor 1 dan 2.

Tabel 2. Matriks Pengembangan Instrumen

Variabel Aspek Indikator

No Soal

Mengingat

Mengenali berdasarkan sifat-sifat cahaya Mengenali berbagai peristiwa

1

Mengidentifikasi

Mengidentifikasi berbagai peristiwa berdasarkan sifat-sifat cahaya

Mengingat kembali Menyebutkan sifat-sifat cahaya

Mengambil Mengambil contoh peristiwa

berdasarkan sifat-sifat cahaya

Memahami

Menafsirkan berdasarkan sifat-sifat cahaya Menafsirkan peristiwa

2

Mencontoh atau meniru

Memberi contoh peristiwa berdasarkan sifat-sifat cahaya Mengklasifikasikan Mengelompokan peristiwa

berdasarkan sifat-sifat cahaya Menjelaskan Menjelaskan peristiwa


(47)

30 3.7.Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Tes disusun dalam bentuk 6 soal essai pada mata pelajaran IPA dengan materi sifat-sifat cahaya. Soal yang digunakan untuk instrumen penelitian ini telah diujikan sehingga memenuhi syarat sebagai instrumen yang valid dan reliabel.

Valid menurut Sugiyono (2008:121) berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Purwanto (2009:120-130)membagi validitas atas tiga jenis, yaitu validitas isi, validitas kriteria, dan validitas konstruk.Validitas isi adalah pengujian validitas dilakukan isinya untuk memastikan apakah butir tes hasil belajar mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur. Validitas kriteria adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan membandingkan tes hasil belajar dengan kriteria tertentu di luar tes hasil belajar. Validitas konstruk adalah pengujian validitas yang dilakukan dengan melihat kesesuaian konstruksi butir yang ditulis dengan kisi-kisinya dan pengujian validitas konstruk dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruk. Perhitungan validitas isi, dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 20 dengan rumus Pearson Correlation. Instrumen yang berupa tes tersebut merupakan materi IPA kelas V pada Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan khususnya pada Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Keenam soal tersebut telah diujikan terlebih dahulu di SDN Prambanan yang beralamatkan Klurak Baru, Prambanan, Sleman dengan jumlah siswa sebanyak 30 anak. Validitas konstruk dilakukan dengan membuat matriks pengembangan instrumen dan mengkonsultasikan kepada dua dosen pembimbing.

Instrumen dikatakan valid menurut Sulistyo (2010:44) jika nilai signifikansi < 0,05.Berikut adalah hasil perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen yang telah diujikan.


(48)

31

Tabel 3 Validitas Instrumen

No Variabel Pearson

Correlation

Sig.

(2-tailed) Ket.

1 Mengingat .559** .001 Valid

2 Memahami .605** .000 Valid

3 Menerapkan .433** .017 Valid

4 Menganalisis .630** .000 Valid

5 Mengevaluasi .552** ,002 Valid

6 Mencipta .708** .000 Valid

Tabel 4 Validitas Instrumen Aspek Mengingat dan Memahami

No Variabel Aspek Pearson

Correlation Sig.(2-tailed) Ket.

1 Mengingat

Mengenali .697** .000 Valid

Mengidentifikasi .831** .000 Valid

Mengingat kembali .736** .000 Valid

Mengambil .854** .000 Valid

2 Memahami

Menafsirkan .883** .000 Valid

Mencontohkan .871** .000 Valid

Mengklasifikasikan .866** .000 Valid

Menjelaskan .859** .000 Valid

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang diselenggarakan oleh dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yaitu G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., dan Agnes Herlina D.H, S.Si., M.T., M.Sc., sehingga yang digunakan oleh peneliti hanya bagian kognitif mengingat dan memahami saja.

Instrumen yang reliabel dikatakan Sugiyono (2008:121) merupakan instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Menurut Sekaran (dalam Priyatno (2012:110) reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Maka instrumen dinyatakan reliabel apabila nilai Alpha Cronbach >0,60.


(49)

32

Tabel 5. Kriteria Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

negatif – 0,20 Sangat rendah

Penghitungan instrumen yang menggunakan IBM SPSS Statistics 20 dengan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

Tabel 6. Reliabilitas Instrumen

Alpha Cronbach Kualifikasi

SD N Prambanan .606 Cukup

Hasil uji reliabilitas pada kemampuan mengingat yaitu 0,786 dengan kualifikasi tinggi, sedangkan pada kemampuan memahami yaitu 0,890 dengan kualifikasi tinggi (lihat lampiran 8, halaman 118-119).Setelah melalui uji validitas dan reliabilitas diperoleh kesimpulan bahwa instrumen yang digunakan untuk penelitian dinyatakan valid dan reliabel.

3.8.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini denganmengujikan soal essai atau dengan bentuk tes. Tes dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum adanya pembelajaran. Soal yang diberikan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen merupakan soal yang sama. Data yang diperoleh dari pretesttersebut dihitung menggunakan uji normalitas data. Pada tahap selanjutnya dilakukan proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pembelajaran kelompok kontrol


(50)

33

tidak menggunakan metode inkuiri namun dengan metode ceramah sedangkan pada kelompok eksperimen mengunakan metode inkuiri. Setelah selesai pembelajaran sesuai dengan jadwal, maka pada masing-masing kelompok diberi soal posttest. Posttest diberikan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dari kelompok yang diberi perlakuan dengan yang tidak diberi perlakuan.Berikut merupakan tabel pengumpulan data.

Tabel 7 Teknik Pengumpulan Data

No Kelompok Variabel Data yang

diperoleh

Pengukuran data

Instrumen yang digunakan

1 Kontrol Mengingat

Skor pretest pretest

Soal essay (nomor 1) Skor posttest I Posttest I

Skor posttest II posttest II

2 Eksperimen Mengingat

Skor pretest pretest

Skor posttest I Posttest I

Skor posttest II posttest II

3 Kontrol Memahami

Skor pretest pretest

Soal essay (nomor 2) Skor posttest I Posttest I

Skor posttest II posttest II

4 Eksperimen Memahami

Skor pretest pretest

Skor posttest I Posttest I

Skor posttest II posttest II

3.9.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti merupakan teknik analisis data dengan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20yang meliputi beberapa langkah, yaitu:

3.9.1. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Peneliti menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan tujuan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dalam data normal atau tidak normal kemudian untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan pada langkah selanjutnya (Sarwono, 2010:27). Kriteriayang digunakan dalam teknik Kolmogorov-Smirnov antara lain :


(51)

34

1. Jika harga Sig.(2-tailed) >0,05, distribusi data normal. Jika distribusi datanormal, teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametrikuji t atau t-test.

2. Jika harga Sig. (2-tailed)<0,05, distribusi data tidak normal. Jika distribusidata tidak normal, teknik statistik yang digunakan adalah statistiknonparametrik Mann-Whitney atau Wilcoxon .

3.9.2. Uji Statistik

3.9.2.1. Uji Perbedaan Skor Pretest

Uji perbedaan data skor pretest dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai kemampuan awal yang sama atau tidak. Uji perbedaan data skor pretest ini dilakukan dengan menganalisis hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut Prayitno (dalam Trisnawati, 2008:31) jika nilaiSig. (2-tailed)> 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari keduakelompok data adalah sama Jika hasil uji normalitas data dalam kategori normal, maka pengujian perbedaan skor pretestmenggunakan statistik parametrik independent samples t-testsedangkan statistik non-parametrik Mann-Whitneydigunakanapabila hasil uji normalitas data yang diperoleh termasuk kategori tidak normal. Hipotesis statistiknya adalah:

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretestpada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan adalah:

1. Jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05, maka Hnullditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.


(52)

35

2. Jika harga Sig. (2-tailed)> 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

3.9.2.2. Uji Perbedaan Skor Pretest dan Posttest

Uji perbedaan skor prettest ke posttest dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika data terdistribusi normal digunakan paired samples t-tes sedangkan Wilcoxon untuk data yang terdistribusi secara tidak normal. Hipotesis statistiknya adalah :

Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan antara skor pretest ke posttest.

Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan antara skor pretest ke posttest.

Kriteria yang digunakan adalah:

1. Jika harga Sig.(2-tailed)< 0,05, maka Hnullditolak dan Hi diterima.Artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan pada antara pretest ke posttest.

2. Jika harga Sig.(2-tailed)> 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan pada antara pretest ke posttest.

3.9.2.3. Uji Perbedaan Selisih Skor Pretest-Posttest

Uji perbedaan selisih skor pretest-posttest ini dilakukan untuk mengetahui pengaruhpenerapan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif mengingat dan memahami. Uji selisih skor menurut Johnson, B. & Christensen, L (2008:312,330) dilakukan dengan membandingkan perbedaan skor tersebut untuk mengetahui apakah skor kelompok eksperimental berbeda secara signifikan dari skor


(53)

36

kelompok kontrol. Pengujian selisih skor dengan menghitung selisih rata-rata dari skor pretest dan skor posttest pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data yang terdistribusi secara normal dianaisis menggunakan independent samples t-test sedangkan data yang terdistribusi tidak normal menggunakan statistik non-parametrik Mann-Whitney. Hipotesis statistiknya adalah :

Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat atau memahami.

Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat atau memahami.

Kriteria yang digunakan adalah :

1. Jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05, maka Hnullditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat atau memahami.

2. Jika harga Sig.(2-tailed)> 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan posttest kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat atau memahami.

Analisis perbedaan ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan atau tidak secara signifikan terhadap kemampuan mengingat atau memahami. Hasil analisis perbedaanposttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan akan digunakan


(54)

37

untuk menarik kesimpulan yang berkaitan dengan hipotesis sehingga dapat diketahui hasil penelitian mengafirmasi atau menolak hipotesis penelitian.

3.9.2.4. Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat dan Memahami

Uji besar pengaruh dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan kelompok eksperimen yang menggunakan metode inkuiri. Pengujian ini dilakukan baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Untuk mengetahui besar pengaruh metode pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Rumus yang digunakan untuk data yang terdistribusi normal(Field, A. 2009:57,179) :

Keterangan:

r = effect size(dengan menggunakan koefisien Pearson) t = harga uji t

df = harga derajad kebebasan

Rumus untuk data yang terdistribusi tidak normal(Field, 2009:550):

Keterangan:

r = effect size (dengan menggunakan koefesien korelasi Pearson)

Z = harga konversi dari Standar Deviasi (diperoleh dari SPSS uji Wilxocon) N = jumlah total observasi(2x jumlah siswa)

� = √� + ��

� = �


(55)

38

Sedangkan untuk mengetahui presentase pengaruh tersebut digunakan koefisien determinasi (� ) dengan rumus sebagai berikut:

Kriteria yang digunakan untuk menentukan besar pengaruh (Field, 2009:179) adalah:

1. Jika r = 0,10 , maka dapat dikatakan efek yang dimiliki kecil atau setara dengan 1% pengaruh yang diakibatkan oleh variabel independen.

2. Jika r = 0,30 , maka dapat dikatakan efek yang dimiliki menengah atau setara dengan 9% pengaruh yang diakibatkan oleh variabel independen.

3. Jika r = 0,50 , maka dapat dikatakan efek yang dimiliki besar atau setara dengan 25% pengaruh yang diakibatkan oleh variabel independen

3.9.2.5. Uji Retensi Pengaruh

Untuk meningkatkan ketelitian analisis dianjurkan untuk melakukan posttest kedua sesudah sekian waktu dari posttest pertama (Krathwohl, 1998:546). Uji retensi ini dilakukan dengan membandingkan posttest I dan posttestII. Pemberian posttestIIdilakukan setelah 2 bulan setelah dilakukannya posttest I. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II dan efek pada posttest II apakan pengaruhnya masih sama dengan posttest Iatau tidak.Jika data terdistribusi normal digunakan paired samples t-tes sedangkan Wilcoxon untuk data yang terdistribusi secara tidak normal. Hipotesis statistiknya adalah:

Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttestI dan posttestII.Dengan kata lain tidak ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara skorposttestI dengan posttest II.

Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttestI dan posttestII.Dengankata lain ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara skor posttestIkeposttestII.

Kriterianya adalah sebagai berikut :

1. Jika harga Sig.(2-tailed)< 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest Idan posttest II. Dengan


(56)

39

kata lain ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara posttest I dan posttest II.

2. Jika harga Sig.(2-tailed)> 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada penurunan yang signifikan antara skorposttest I dan posttest IIDengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II.


(57)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan pembahasan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Hasil penelitian akan menjelaskan deskripsi data dan analisis data yang dilakukan.

4.1.Hasil Penelitian

4.1.1. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang meneliti tentang pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif taksonomi Bloom yang sudah direvisi. Kemampuan tersebut yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Peneliti akan lebih memfokuskan pembahasan penelitian tentang kemampuan mengingat dan memahami. Pada bagian ini akan dibahas kemampuan mengingat. Penelitian dilakukan dengan memberi pretest baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Kelas kontrol merupakan kelas yang tidak diberi perlakuan dengan metode inkuiri sedangkan kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi perlakuan berupa metode inkuiri dengan materi yang diajarkan sama. Pretest tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi yang akan diajarkan. Apabila penyampaian materi sudah selesai kelas kontrol dan kelas eksperimen selanjutnya diberiposttest pada kedua kelas yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakukan berupa metode inkuiri serta membandingkan hasil dari kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Instrumen yang digunakan oleh peneliti merupakan soal essai yang sudah diuji validitasnya di SDN Prambanan Sleman dan diuji reliabilitasnya serta di konsultasikan pada dua dosen pembimbing. Soal tersebut terdiri dari 6 soal, sedangkan peneliti hanya menggunakan dua soal dalam penelitian. Soal tersebut digunakan ketika pretest dan posttest. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiriterhadap kemampuan mengingat serta untuk


(1)

(2)

169 Lampiran 17: Surat Ijin Penelitian


(3)

170 Lampiran 18: Surat Keterangan Penelitian


(4)

171 Lampiran 19: Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Anggarwati Risca Putantri merupakan anak pertama dari pasangan Tri Suharso, S.Pd dan Nining Herwati, S.Pd. Lahir di Klaten, 22 Februari 1991. Pendidikan awal dimulai di SDN Prambanan Sleman tahun 1998-2003. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan SMPN I Prambanan Klaten tahun 2003-2006. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan SMAN Kalasan tahun 2006-2009. Pada tahun 2009 penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan banyak kegiatan yang telah diikuti antara lain aktif dalam kepengurusan Dewan Penggalang SMPN I Prambanan Klaten, pengurus Dewan Ambalan SMAN I Kalasan, pertandingan basket antar SMA maupun pertandingan basket Tingkat Kecamatan Kalasan sampai Tingkat Kabupaten Sleman. Selama kuliah penulis pernah menjadi juara II Story Telling Competition antar PGSD se-Yogyakarta dan sekitarnya. Kegiatan yang diikuti selama perkuliahan antara lain menjadi koordinator acara pada parade gamelan anak, panitia acara story telling contest, panitia inisiasi prodi, panitia seminar ke SD an.


(5)

viii ABSTRAK

Putantri, Anggarwati Risca.(2013).Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SDN Tamanan I Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: metode inkuiri, proses kognitif Bloom, kemampuan mengingat, kemampuan memahami, mata pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya terhadap kemampuan kognitif mengingat dan memahami pada siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi-experimental design tipe nonequivalent control group design. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Tamanan I yang terdiri dari siswa kelas VA sebanyak 29 anak sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VB sebanyak 25 anak sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pretest dan posttest yang terdiri dari 2 soal essai yaitu satu soal untuk kemampuan mengingat dan satu soal untuk kemampuan memahami. Analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 dengan lima langkah yaitu uji perbedaan skor pretest, uji perbedaan skor pretest ke posttest, uji selisih skor pretest dan posttest, uji besar pengaruh(size effect), dan uji retensiposttest pertama dan posttestkeduapada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) kemampuan mengingat 0,008 atau < 0,05 dengan nilai M = -1,00 , SE = 0,36 , t(52) = -2,78.. Pada uji besar pengaruh juga menunjukkan bahwa metode inkuiri memberikan pengaruh yang dikategori besar yaitu dengan nilai r = 0,76. Pada uji retensitreatment atau perlakuan menunjukkan kekonsistensian yang baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol atau dengan kata lain tidak mengalami penurunan yang signifikan dari skor posttestI ke posttestII. Hal ini ditunjukkan harga M = -,017, SE = 0,19, Sig. (2-tailed) = 0,401 pada kelompok eksperimen dan M = -0,63, SE = 0,34, Sig. (2-tailed) = 0,074 pada kelompok kontrol.

Hasil yang kedua adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami.Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,020 dnengan nilai M = -0,73 , SE = 0,30 , t(52) = -2,4. Pada uji besar pengaruh juga menunjukkan bahwa metode inkuiri memberikan pengaruh yang dikategori besar yaitu dengan nilai r = 0,76. Pada uji retensitreatment atau perlakuan menunjukkan kekonsistensian yang baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol atau dengan kata lain tidak mengalami penurunan yang signifikan dari skor posttestI ke posttestII. Hal ini ditunjukkan harga M = -0,12, SE = 0,24, Sig. (2-tailed) = 0,629 pada kelompok eksperimen dan M = 0,12, SE = 0,26, Sig. (2-tailed) = 0,657 pada kelompok kontrol


(6)

ix ABSTRACT

Putantri, Anggarwati Risca. (2013). Influence of the Use Inquiry method toward the ability to remember and understand for science subject in 5th grade Tamanan I Yogyakarta Elememtary School. Yogyakarta: Sanata Dharma University

Keywords: inquiry method, Bloom’s cognitive ability, remember ability, understand ability, science.

The research was conducted to identify the effect of inquiry method on the

students’ ability to evaluate and create. The study was conducted among the 5th

graders at Tamanan I Yogyakarta Primary School in the academic year of 2012/2013 during the science class discussing the nature of light. This was a quasi experimental research with a non-equivalent control group design. The sample of this research was an experimental group of 25 students (class A) and a control group of 29 students (class B). For data collecting, the research used a pre-test and a post-test consisting of 2 essay questions; the 1st question was to measure the ability to remember and the 2nd was to measure the ability to understand. The data were analyzed using IBM SPSS Statistics 20 with 5 steps of analysis namely: 1) pretest score differences, 2) pretest-posttest scores differences, 3) group scores differences, 4) effect size test, and 5) retention test.

The result of the analysis showed there was influence from the use of inquiry method on the ability to remember, indicated by sig value (2-tailed) of0,008 or <0,05 , by M = -1,00 , SE = 0,36 , t(52) = -2,78.The statistical analysis on the effect size resulted on an r value of 0,76, which falls into the category of big. Nevertheless, the treatment retention test showed good consistency in both the experimental group and the control group, or in other words, the students did not experience a significant decline from the first posttest score to second posttest.It was shown bytheM = -,017, SE = 0,19, Sig. (2-tailed) = 0,401in the experimental

group and M = -0,63, SE = 0,34, Sig. (2-tailed) = 0,074 in the control group.

The result of the analysis showed there was influence from the use of inquiry method on the ability to understand, indicated by sig value (2-tailed) of0,020 or <0,05 , by M = -0,73 , SE = 0,30 , t(52) = -2,4.The statistical analysis on the effect size resulted on an r value of 0,76, which falls into the category of big. Nevertheless, the treatment retention test showed good consistency in both the experimental group and the control group, or in other words, the students did not experience a significant decline from the first posttest score to second posttest.It was shown bytheM = -0,12, SE = 0,24, Sig. (2-tailed) = 0,629 in the experimental