Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Silvia Erawati NIM: 091134033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

SKRIPSI

PENGARTIH

PENGGUNAAN METODE

II\IKUIRI

TER}IADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN

MEMAHAMI

PADA

MATA

PELAJARAN IPA KELAS

V

SD

KAMSIUS

SOROWAJAN

YOGYAKARTA

- \,/

G. Ari Nugratranta SJ., S.S., BST., M.A Tanggal 5 Juni 2013

'a

Pembimbing

II


(3)

SKRIPSI

TENGARTIII PENGGUNAAN METODE

INKUIRI

TERIIADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN

Mf,MAIIAMI

PADA

MATA

PSLAJARAN IPA KELAS

Y

SD

I(AIUSIUS

SOROWAJAN

YOGYAKARTA

Ketua

Selcretaris

tuggote

I

Al€grufia$

AgrrmllerlinaDll"'S" Si-,IvLT.,IU-Se. Anggota

III

Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi.,M,A.

-,:

akarta,12 Juni 2013

dan IlmuPendidikan

SanataDha*na

Il

ffifaM


(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberi rahmat dan kasih yang melimpah.

2. Almamaterku Universitas Sanata Dharma

3. Bapak, Ibu yang telah setia mendampingi dan tidak pernah berhenti memberikan dukungan kepada saya sampai saat ini.

4. Adik dan saudara-saudara yang telah mendukung saya selama ini.

5. Teman-teman seperjuanganku yang telah memberi semangat dan dukungan doa.


(5)

v

MOTTO

Kebenaran iman hanya dapat dipelihara dengan melaksanakan pengajaran Yesus

Kristus, dan dengan melakukannya berulang kali.


(6)

-Saya me*ymak*n de*ga* sesutrggulmya bdrwa slripsr yelg srya ttrlis ini

tidak memuat karya atau bagran karya orang laiq kmuali yang telah disebutkan dalam kutipan dar daftar refrensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakartq 12 Juni 2013 Penulis,

tu/U

Silvia Erawati


(7)

PUBLINASI KARYA ILMIAH tiNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: Silvia Erawati

Nomor Matrasiswa : 091134033

Demi pangembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Peryustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah s3ya yarrg beriudul:

PENGARUH PENGGUNAAIY METODE INKUIRI

TERHAI}AP KEMAMPUAN MENGINGAT DAI\[ MEMAHAMI

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

SD KAh[ISruS

SOROW

YOGYAKARTA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanara Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lairq mengelolanya daam bentuk pangkalan dat4 mendistribusikan secara terbatas, dan tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mqlcantumkan rurma saya sebagai penulis.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 12ltxti 2Al1 Yans

"

menvatakan

l\'

Aq

JI

)fh#A

Silvia Erawati


(8)

viii

ABSTRAK

Erawati, Silvia. 2013. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap

Kemampuan Mengingat Dan Memahami Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas sanata Dharma.

Kata kunci: inkuiri, kemampuan mengingat, kemampuan memahami, mata pelajaran IPA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana terhadap kemampuan kognitif mengingat dan memahami pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe

non-equivalent control design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA (kelompok

eksperimen) dan siswa kelas VB (kelompok kontrol). Pengumpulan data dilakukan dengan memberi soal pretest dan posttest, dan diolah menggunakan program SPSS 20 for Windows dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok yaitu: 1) uji perbedaan pretest, 2) uji kenaikan skor pretest ke posttest, 3) uji selisih skor posttest, 4) uji besar pengaruh, 5) uji beda posttest Idan posttest

IIbaik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) kemampuan mengingat > 0,05, yaitu 0,210 dengan nilai M = 0,60, SE = 0,24, untuk kelompok kontrol dan nilai M = 0,19, SE = 0,22 untuk kelompok eksperimen. Sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain, metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat. Begitu juga untuk kemampuan memahami, hasil analisis statistik menunjukkan signifikansi data harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,073 dengan nilai M = 0,099, SE = 0,11 untuk kelompok kontrol dan nilai M = 0,38 SE = 0,11 , t(70) = -1,82 untuk kelompok eksperimen.


(9)

ix ABSTRACT

Erawati, Silvia. 2013. Influence of the Use Inquiry method toward the ability to remember and understand for science subject in 5th grade Kanisius Sorowajan Elementary.Yogyakarta: Sanata Dharma University

Keywords: inquiry methods, remember ability, understand ability, science.

The purpose of this research is to find out the effect of inquiry method of science about matter of simple aircraft which connected with cognitif ability

include : remembering and understaning the students’ class V SDK Sorowajan

Yogyakarta in academic year 2012/2013.

The type of this research is quasi eksperimental type non-experimental research design equivalent control. The subjecs of this research are learners in 5th grade in Kanisius Sorowajan elementary School grouped into experimental group from VA and control group from VB. Data collection is done by giving a matter of pretest and posttest, and processed using SPSS 20 for Windows by using the stage for the two groups, namely: 1) test pretest differences, 2) increase in test scores pretest to posttest, 3) test the difference in posttest scores, 4) test the influence, 5) different test posttest 1 and posttest 2 both the control group and the experimental group.

The results showed that the method of inquiry does not significantly affect the ability to remember and understand. This is indicated by the price Sig. (2-tailed) ability to remember > 0.05, is 0.210 with a value of M = 0.60, SE = 0.24, for the control group and the value of M = 0.19, SE = 0.22 for the experimental group. Hi Hnull so accepted and rejected. In other words, the method of inquiry does not significantly influence the ability to remember. So also for the ability to understand, the statistical analysis showed significance Sig price data. (2-tailed)> 0.05 is 0.073 with a value of M = 0.099, SE = 0.11 for the control group and the value of M = 0.38 SE = 0.11, t (70) = -1.82 for the experimental group .


(10)

x

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapatt menyelesaikan skripsi dengan judul: Pengaruh Penggunaan metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengingat dan Memahami pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta, tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Karena itu, pada kesempatan ini, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi Ph.D, selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A, selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar sekaligus dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penyusunan hingga selesai.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D selaku Wakaprodi PGSD.

4. Agnes Herlina D H, S.Si., M.T., M.Sc, selaku pembimbing II yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi.,M.Hum.,M.A. yang telah membimbing dalam pengerjaan karya ilmiah ini.

6. B. Suwardi, S.Pd, selaku kepala SD Kanisius Sorowajan yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian di SD Kanisius Sorowajan. 7. Yanuar Setyarso, S.Pd, selaku guru mitra SD penelitian yang sudah

banyak membantu peneliti sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

8. Siswa kelas VA dan VB SD Kanisius Sorowajan yang telah bekerjasama dalam penelitian ini sehingga penelitian berjalan dengan lancar.

9. Sekertariat PGSD yang telah membantu proses perijinan hingga skripsi ini selesai.

10.Kedua orangtua dan adikku yang telah mendukung dalam segala bentuk dan motivasi dalam pengerjaan karya ilmiah ini.


(11)

xi

11.Teman-teman satu kelompok payung IPA (Ica, Yuni, Berek, Santi, Rita, Dita, Shiro, Pram, Erming, Ulin, Lia, Danang, Sri, Ika) yang banyak memberi masukan dan bantuan kepada peneliti dalam melakukan penelitian dan memberikan dukungan dalam mengerjakan karya ilmiah ini.

Penulis sadar penuh bahwa karya ilmiah ini belum sempurna karena masih banyak kekurangan. Namun, penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang akan melakukan penelitian ilmiah.


(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

PRAKATA ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1. Bagi Guru ... 4

1.4.2. Bagi Siswa ... 4

1.4.3. Bagi Sekolah ... 4

1.4.4. Bagi Peneliti ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1. Kajian Pustaka ... 5

2.1.1.Teori-Teori yang Relevan ... 5

2.1.2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 11


(13)

xiii

2.2.1. Metode Inkuiri ... 16

2.2.2 Proses Kognitif ... 18

2.3. Literature Map ... 20

2.4. Kerangka Berpikir ... 21

2.5. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB IIIMETODE PENELITIAN... 22

3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Setting Penelitian ... 23

3.2.1.Tempat penelitian ... 23

3.2.2.Waktu Pengambilan Data ... 24

3.3 Populasi dan Sampel ... 24

3.4 Variabel Penelitian... 25

3.5 Definisi Operasional ... 26

3.6 Instrumen Penelitian ... 27

3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen. ... 28

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.9 Teknik Analisis Data ... 31

3.9.1 Uji Normalitas Distribusi Data ... 31

3.9.2 Uji Statistik ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Hasil Penelitian ... 35

4.1.1. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat ... 35

4.1.1.1. Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mengingat ... 37

4.1.1.2. Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengingat... 38

4.1.1.3.Uji Selisih Skor Pretest-Posttest Kemampuan Mengingat ... 40

4.1.1.4 Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat... 42


(14)

xiv

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuri terhadap Kemampuan

Memahami ... 45

4.1.2.1 Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Memahami ... 46

4.1.2.2. Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Memahami ... 48

4.1.2.3. Uji Selisih Skor Pretest -Posttest Kemampuan Memahami .. 49

4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh terhadap Kemampuan Memahami ... 51

4.1.2.5. Uji Retensi Pengaruh ... 52

4.2. Pembahasan ... 53

4.2.1.Kemampuan Mengingat... 53

4.2.2.Kemampuan Memahami ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

5.1. Kesimpulan ... 56

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 57

5.3. Saran ... 57


(15)

xv

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1. Pengaruh Perlakuan………... 23

Tabel 2. Jumlah Peserta Didik SD Kanisius Sorowajan ...……….. 23

Tabel 3. Jadwal Penelitian ………..……… 24

Tabel 4. Matrik Pengembangan Instrumen ………..…….. 27

Tabel 5. Hasil Uji Korelasi ………. 28

Tabel 6. Hasil Uji Validitas ……… 29

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas ……… 30

Tabel 8. Pemetaan Instrumen ………. 31

Tabel 9. Uji Normalitas Data Mengingat .……….. 36

Tabel 10. Perbandingan Pretest Kemampuan Mengingat ……….. 38

Tabel 11. Uji Kenaikan Skor Mengingat ……… 39

Tabel 12. Uji Normalitas Selisih Skor Mengingat ………. 40

Tabel 13. Uji Selisih Skor Posttest dan Pretest ……….. 41

Tabel 14. Uji Besar Pengaruh Kemampuan Mengingat ………. 42

Tabel 15. Uji Retensi Pengaruh Kemampuan Mengingat ……….. 44

Tabel 16. Uji Normalitas Data Memahami ..……….. 45

Tabel 17. Perbandingan Pretest Kemampuan Memahami……….. 47

Tabel 18. Uji Kenaikan Skor Memahami ………... 48

Tabel 19. Uji Normalitas Selisih Skor Memahami………. 49

Tabel 20. Uji Selisih Skor Posttest dan Pretest ……….. 50

Tabel 21. Uji Besar Pengaruh Kemampuan Memahami………. 51


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 1. Pengungkit Jenis Pertama ………. 13

Gambar 2. Pengungkit Jenis Kedua ……… 13

Gambar 3. Pengungkit Jenis ketiga ……… 14

Gambar 4. Bidang Miring ………... 14

Gambar 5. Contoh Katrol Tetap ………. 15

Gambar 6. Contoh Katrol Bebas ……… 15

Gambar 7. Contoh Katrol Majemuk ………... 16

Gambar 8. Contoh Penggunaan Roda Berporos ………. 16

Gambar 9. Bagan Penelitian-Penelitian Sebelumnya ………. 20

Gambar 10. Bagan Variabel Independen dan Dependen ……… 26

Gambar 11. Diagram Batang Skor Selisih Pretest-Posttest Mengingat…….. 41

Gambar 12. Grafik Skor Pretest hingga Posttest II Kemampuan Mengingat.. 44

Gambar 13. Diagram Batang Skor Selisih Pretest-Posttest Memahami…….. 50


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1. Silabus Kelompok Kontrol ……….. 61

Lampiran 2. Silabus Kelompok Eksperimen ………... 65

Lampiran 3. RPP Kelompok Kontrol ………... 69

Lampiran 4. RPP Kelompok Eksperimen ……… 79

Lampiran 5. Soal Essay Penelitian ………... 99

Lampiran 6. Rubrik Penilaian ……….. 101

Lampiran 7. Kunci Jawaban ………. 106

Lampiran 8. Hasil Analisis SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas ………… 107

Lampiran 9. Rekap Nilai Kemampuan Mengingat Uji Validitas dan Reliabilitas ……… 112

Lampiran 10. Rekap Nilai Kemampuan Memahami Uji Validitas dan Reliabilitas ……… 114 Lampiran 11. Hasil Analisis SPSS Kemampuan Mengingat ………. 116

Lampiran 12. Hasil Analisis SPSS Kemampuan Memahami ……… 124

Lampiran 13 Rekap Nilai Kemampuan Mengingat Kelompok Kontrol …. 130 Lampiran 14. Rekap Nilai Kemampuan Mengingat Kelompok Eksperimen 134 Lampiran 15. Rekap Nilai Kemampuan Memahami Kelompok Kontrol ….. 138

Lampiran 16. Rekap Nilai Kemampuan Memahami Kelompok Eksperimen 142 Lampiran 17. Hasil Jawaban Anak ……… 146

Lampiran 18. Lembar Kerja Siswa ……… 154

Lampiran 19. Foto-Foto Penelitian ……… 169

Lampiran 20. Surat Ijin Penelitian ………. 171

Lampiran 21. Surat Keterangan Penelitian ……… 172


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti.

1.1. Latar Belakang Penelitian

Proses pendidikan seseorang dimulai di dalam lingkungan keluarga dan dilanjutkan di lingkungan sekolah. Pengetahuan baru dan keterampilan-keterampilan diperoleh anak pada masa sekolah dasar (SD). Perkembangan kemampuan berpikir anak menjadi arah perkembangan dan perhatian pendidik ketika anak masuk usia SD. Kemampuan kognitif itu meliputi kemampuan mengingat, memahami, menganalisis, mengaplikasi, mengevaluasi hingga tahap mencipta. Menurut Piaget (dalam Sumantri, 2009:1.15) anak usia SD masuk pada tahap perkembangan operasional kongkret (usia 6-11 tahun). Semua hal yang dipelajari anak harus sesuai dengan model yang nyata, sehingga pengetahuan yang didapat anak-anak langsung masuk ke long term memory. Tahap perkembangan anak berpengaruh terhadap taraf kemampuan kognitif seorang anak, mulai dari tahap mengingat hingga tahap mencipta. Kemampuan kognitif mengingat anak yang baik adalah ketika anak tersebut menemukan dan mengalami langsung untuk mencari pengetahuan baru tersebut. Ketika seorang anak sudah mampu mengingat dengan baik, maka anak tersebut akan mudah untuk memahami pengetahuan baru yang mereka dapatkan.

Pada kenyataannya, semua itu sangat berbeda dengan apa yang terjadi di sekolah. Sarjono (dalam Zuriyani, 2012:2) menyatakan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD selama ini dilakukan tidak melalui inkuiri ilmiah melainkan didominasi oleh kegiatan transfer informasi dan bersifat hafalan, sehingga hasil belajar IPA di SD menjadi rendah dan tidak bermakna panjang. Hasil yang tidak bermakna dan rendah disebabkan oleh penerapan metode drill melalui pengerjaan LKS. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di SD Kanisius sorowajan terlihat bahwa anak sulit untuk konsentrasi dan bosan di kelas. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang menguap ketika pembelajaran dan


(19)

2

yang pasti hasil dari proses pembelajaran tidak dapat dinikmati dengan baik. Anak sulit mengingat materi yang diberikan guru karena penerapan metode drill, tanpa mengalami langsung dari mana jawaban itu mereka dapatkan. Ketika anak sudah sulit untuk mengingat materi pembelajaran, mereka juga akan kesulitan dalam memahami materi pembelajaran.

Penerapan metode drill menyulitkan anak untuk mengingat dan memahami materi. Pengetahuan yang abstrak kebanyakan tidak disukai anak-anak, dibandingkan dengan praktik langsung yang lebih membantu mereka dalam mengembangkan pikiran atau menanamkan konsep (Zohar, 2006:339). Proses pembelajaran yang diharapkan dapat membantu anak untuk mengingat dan memahami materi pembelajaran, justru menjadikan anak bosan dan kebingungan. Untuk membantu anak dalam mengingat dan memahami materi pembelajaran, terutama materi IPA perlu adanya perubahan metode pembelajaran, dan variasi metode pembelajaran.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode inkuiri. Metode inkuiri dapat menarik perhatian siswa dan membantu siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan yang mereka butuhkan melalui kegiatan bereksperimen sehingga memudahkan siswa untuk mengingat dan memahami materi yang diajarkan. Zuriyani (2012:2) mengartikan inkuiri merupakan pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas dan pemberian pengalaman belajar secara langsung pada siswa. Pembelajaran berbasis inkuiri ini akan membawa dampak belajar bagi perkembangan mental positif siswa, sebab melalui pembelajaran ini, siswa mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan menemukan sendiri apa yang dibutuhkannya terutama dalam pembelajaran yang bersifat abstrak. Siswa diberi sebuah permasalahan, dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bereksperimen dengan permasalahan yang diberikan guru. Pada akhirnya akan menghasilkan sebuah pengetahuan baru yang mereka temukan sendiri. Menurut Sanjaya (2006:206) metode inkuiri memiliki keunggulan-keunggulan antara lain:

a) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara


(20)

3

seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.

b) Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

c) Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

d) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri yaitu metode inkuiri terbimbing tersebut, peneliti melakukan penelitian yang menggunakan penelitian eksperimental dengan membandingkan antara dua kelas yaitu kelas VA (disebut kelompok eksperimen) dan VB (disebut kelompok kontrol) SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2012/2013. Materi yang digunakan untuk penelitian ini adalah materi pesawat sederhana pada mata pelajaran IPA. Penerapan metode inkuiri ini dibatasi oleh peneliti hanya untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada taksonomi Bloom yang sudah direvisi.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada mata pelajaran IPA tahun ajaran 2012/2013?

1.2.2. Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada mata pelajaran IPA tahun ajaran 2012/2013?


(21)

4

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta mata pelajaran IPA tahun ajaran 2012/2013.

1.3.2. Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta mata pelajaran IPA tahun ajaran 2012/2013.

1.4. Manfaat Penelitian

Serangkaian penelitian ini akan bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain guru, siswa, dan sekolah. Manfaat tersebut antara lain :

1.4.1. Bagi Guru

Guru akan lebih mengenal model – model pembelajaran inovatif dan dapat membantu dalam proses pembelajaran terutama model pembelajaran inkuiri.

1.4.2. Bagi Siswa

Siswa akan mengalami proses pembelajaran yang berbeda dengan yang lain serta dapat belajar dengan lebih mudah dan lebih kreatif mengungkapkan apa yang ia temukan selam proses pembelajaran.

1.4.3. Bagi Sekolah

Penelitian ini akan menambah wawasan bagi sekolah mengenai metode-metode pembelajaran.

1.4.4. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman dalam menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA. Sehingga dapat lebih memahami metode inkuiri dan kelak dapat menerapkan metode tersebut.


(22)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas landasan teori yang digunakan dalam penelitian. Pembahasan landasan teori terdiri dari lima bagian yaitu: kajian pustaka, penelitian terdahulu, literatur map, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1.Teori-Teori yang Relevan 2.1.1.1 Metode Inkuiri

Inkuiri merupakan suatu metode pembelajaran inovatif berbasis pemecahan masalah. Proses pembelajarannya membantu siswa memahami materi karena beranjak dari pengalaman siswa langsung dalam belajar. Berikut ini akan dijabarkan beberapa pendapat para ahli mengenai metode inkuiri. Victor dan Kellough (dalam Jacobsen, 2009:243) menyatakan bahwa inkuiri merupakan sebuah proses dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah-masalah berdasarkan pada pengujian logis atas fakta-fakta dan observasi-observasi. Jacobsen berpendapat bahwa inkuiri digunakan dalam proses pembelajaran untuk mengajarkan konten dan untuk membantu siswa berpikir secara analitis. Eggen dan Kaucak (dalam Jacobsen, 2009:209) mengartikan inkuiri terbimbing sebagai suatu pengajaran yang dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep dan hubungan antar konsep di mana ketika menggunakan strategi ini guru memberi contoh pada siswa dan memandu mereka saat mereka berusaha menemukan pola-pola dalam contoh tersebut dan memberi kesimpulan ketika siswa telah mampu mendeskripsikan gagasan yang diajarkan guru.

Menurut Jacobsen (2009:246), langkah-langkah pokok dalam metode pembelajaran inkuiri meliputi:

1. Mengidentifikasi masalah

2. Merumuskan/membentuk hipotesis 3. Mengumpulkan data


(23)

6

Sumber lain yaitu Dekdikbud (dalam Zuriyani, 2012:5) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran inkuiri meliputi mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.

Jenis-jenis metode inkuiri (Zuriyani, 2012:11) ada 3 macam yaitu inkuiri bebas, inkuiri terbimbing, dan inkuiri modifikasi. Inkuiri bebas ialah proses inkuiri di mana siswa diberi kebebasan menemukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan. Inkuiri terbimbing ialah proses inkuiri di mana siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya, berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing dari seorang guru. Inkuiri bebas modifikasi merupakan kolaborasi dari inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas. Siswa dalam inkuiri bebas modifikasi tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan dari guru. Bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.

Hudoyono (dalam Zuriyani, 2012:11) mengemukakan bahwa dalam usaha menemukan konsep, siswa SD memerlukan bimbingan, bahkan pertolongan setahap demi setahap dari gurunya. Berdasar pendapat tersebut, siswa SD belum bisa menerapkan metode inkuiri bebas. Metode inkuiri yang cocok digunakan untuk pembelajaran di SD menggunakan inkuiri terbimbing, sehingga penelitian ini menggunakan metode inkuiri terbimbing. Langkah-langkah metode inkuiri terbimbing yaitu (Jacobsen, 2009:215), guru menunjukkan contoh kemudian siswa mendeskripsikan contoh tersebut. Setelah siswa mampu mendeskripsikan contoh-contoh tersebut, guru memberikan contoh-contoh tambahan dan siswa mendeskripsikan contoh kedua yang diberikan guru serta membandingkan contoh tersebut dengan contoh pertama yang diberikan guru. Untuk lebih membantu


(24)

7

siswa memahami contoh yang diberikan guru, guru menunjukkan contoh-contoh lain yang sesuai materi dengan yang bukan termasuk dalam materi. Siswa bertugas membandingkan dan membedakan contoh mana yang termasuk dalam materi dan contoh mana yang bukan. Guru kemudian mendorong siswa untuk mengidentifikasi karakteristik-karakteristik materi dan siswa menyatakan definisi atau hubungan dari karakteristik yang diberikan guru. Setelah itu, langkah terakhir adalah guru meminta siswa untuk mencari contoh-contoh tambahan.

Menurut Trianto (2009:114) siklus inkuiri terdiri dari : observasi (observation), bertanya (questioning), pengumpulan data (data gathering), dan penyimpulan (conclusion). Tahap-tahap pembelajaran inkuiri sendiri meliputi (Sudjana dalam Trianto,2009:172): merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa. Setelah siswa mampu merumuskan masalah kemudian siswa menetapkan jawaban sementara atau hipotesis. Untuk menjawab hipotesis tersebut maka dibutuhkan langkah selanjutnya, yaitu mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan. Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan dan mengaplikasikan kesimpulan.

Sasaran utama penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran adalah (Trianto, 2009:166) keterlibatan siswa secara maksimal selama kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Trianto (2009:166) menyebutkan peran guru dalam proses pembelajaran inkuiri antara lain sebagai motivator atau memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berpikir, fasilitator atau menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan, pemberi pertanyaan yang berfungsi untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat, sebagai administrator yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas, sebagai pengarah yang bertugas untuk memimpin kegiatan siswa agar mencapai tujuan yang diharapkan, sebagai manajer yang bertugas mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas dan pemberi penghargaan yaitu bertanggung jawab memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa selama proses pembelajaran.


(25)

8

Menurut Sanjaya (2006:206) metode inkuiri memiliki keunggulan-keunggulan antara lain metode pembelajaran inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. Metode ini juga dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka dan merupakan metode pembelajaran yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Keunggulan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Berdasar uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri ialah suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan mengacu pada konteks nyata yang melalui tahap pokok yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, menarik kesimpulan. Untuk lebih memperjelas dalam prosesnya, penelitian ini menggunakan langkah pembelajaran inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil percobaan, dan mengevaluasi hasil percobaan.

2.1.1.2 Proses Kognitif Mengingat dan Memahami

Proses kognitif dalam taksonomi Bloom yang sudah direvisi terdiri dari 6 proses kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010:99-102).

1. Proses kognitif mengingat diartikan sebagai proses mengambil pengetahuan dari jangka panjang. Pengetahuan–pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Kategori proses kognitif mengingat meliputi mengenali dan mengingat kembali.

2. Proses kognitif memahami diartikan sebagai proses menkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan


(26)

9

digambarkan. Kategori proses kognitif memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, mengembangkan, dan menjelaskan.

3. Proses kognitif mengaplikasikan diartikan sebagai proses menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Kategori proses kognitif mengaplikasikan adalah mengakses dan mengimplementasikan. 4. Proses kognitif menganalisis diartikan sebagai proses memecah-mecah materi

menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Kategori proses kognitif menganalisis adalah membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.

5. Proses kognitif mengevaluasi diartikan sebagai proses untuk mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau standar. Kategori untuk proses ini meliputi memeriksa, dan mengkritik.

6. Proses kognitif mencipta diartikan sebagai proses memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal. Kategori proses kognitif ini adalah merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

Berikut ini akan lebih dibahas proses kognitif mengingat dan memahami. Proses kognitif mengingat dijabarkan menjadi 2 kategori, yaitu:

1. Mengenali

Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:103) proses mengenali diartikan sebagai proses mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang untuk membandingkannya dengan informasi yang baru saja diterima. Dalam proses mengenali ini siswa berusaha mencari informasi dari memori jangka panjang mereka yang identik atau mirip dengan pengetahuan baru yang mereka dapatkan. Siswa mencari kesesuaian dari kedua informasi tersebut. Kata lain yang biasa digunakan untuk mengukur dimensi ini adalah kata mengidentifikasi.


(27)

10

2. Mengambil kembali

Sama halnya dengan proses mengenali. Anderson dan Krathwohl (2010:104) menjabarkan proses ini sebagai proses mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang ketika kasusnya menghendaki seperti itu. Siswa mencari informasi di memori jangka panjang dan membawa informasi tersebut ke memori kerja untuk diproses. Kata lain yang biasa digunakan untuk mengukur dimensi ini adalah kata mengambil.

Sama halnya dengan proses kognitif mengingat, proses kognitif memahami juga dibagi menjadi beberapa kategori. Proses ini dibagi menjadi 7 kategori, yaitu: (Anderson & Krathwohl, 2010:106-114):

1. Menafsirkan

Menafsirkan terjadi ketika siswa dapat mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain. Menafsirkan dapat berupa pengubahan kata-kata menjadi kata-kata lain, gambar, atau angka.

2. Mencontohkan

Proses kognitif ini terjadi ketika siswa memberikan contoh tentang konsep atau prinsip umum. Proses kognitif mencontohkan melibatkan proses identifikasi ciri-ciri pokok dari konsep atau prinsip umum.

3. Mengklasifikasi

Proses kognitif mengklasifikasikan terjadi ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu termasuk dalam kategori tertentu. Mengklasifikasikan melibatkan proses mendeteksi ciri-ciri atau pola-pola yang sesuai dengan contoh dan konsep atau prinsip umum.

4. Merangkum

Proses kognitif merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat yang mempresentasikan informasi yang diterima atau mengabstrakkan sesuatu. Proses ini melibatkan proses membuat ringkasan informasi.

5. Menyimpulkan

Proses kognitif menyimpulkan terjadi ketika siswa dapat mengabstaksikan sebuah konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-contoh tersebut dengan mencermati ciri-ciri setiap contoh dan yang terpenting adalah menarik


(28)

11

hubungan dari ciri-ciri tersebut. Proses ini menyertakan proses menemukan pola dari sebuah contoh.

6. Membandingkan

Proses kognitif membandingkan melibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi. Proses ini meliputi proses mencari korespondensi satu-satu antara elemen-elemen dan pola-pola pada suatu objek.

7. Menjelaskan

Proses kognitif menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat menggunakan dan membuat model sebab-akibat dalam sebuah sistem. Nama lain dari menjelaskan adalah membuat model.

Dalam penelitian ini dari 7 aspek memahami hanya diambil 4 yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasi, dan menyimpulkan.

2.1.2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2.1.2.1. Pembelajaran IPA

Susanti (2006:34) mengemukakan pengertian dari IPA ialah cabang ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa di alam. Iskandar (2001) mengemukakan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Depdikbud (2007:189) “Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar”.

Donosapoetra (dalam Trianto, 2009:137) menjelaskan bahwa IPA pada hakikatnya dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Aspek-aspek proses IPA (Iskandar, 2001:51) terdiri dari pengamatan, pengklarifikasian, pengukuran, pengidentifikasian dan pengendalian variabel, perumusan hipotesis, perencanaan eksperimen, penyimpulan data eksperimen, dan pengkomunikasian hasil eksperimen.

Ruang lingkup atau bahan kajian IPA untuk SD adalah sebagai berikut (Depdiknas, 2007:485):


(29)

12

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas.

3. Energi dan perubahannya, meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta, meliputi tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Tujuan dari pembelajaran IPA SD antara lain (Depdiknas, 2007:484):

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Berdasar uraian di atas dapat ditarik benang merah bahwa IPA ialah suatu proses ilmiah yang berhubungan dengan alam sekitar yang diarahkan melalui proses inkuiri untuk membantu pemahaman siswa. Selain itu IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah.


(30)

13

2.1.2.2. Pesawat Sederhana

Menurut Damayanti (2010:26), pesawat sederhana adalah alat-alat sederhana yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia dalam melakukan pekerjaan. Fungsi dari pesawat sederhana adalah (Haryanto, 2004: untuk mengubah energi, mengubah arah gaya, memindahkan energi, menghemat energi, menghemat waktu, dan memudahkan pekerjaan manusia.

Berdasarkan prinsip kerjanya, pesawat sederhana dibagi menjadi empat jenis, yaitu (Damayanti, 2010:26-36):

1. Pengungkit atau tuas

Ada tiga jenis pengungkit yang dibedakan berdasarkan letak titik tumpu, titik beban dan titik kuasa, yaitu:

a. Pengungkit Jenis Pertama (I)

Pada pengungkit jenis pertama, titik tumpu (TT) atau fulcrum terletak antara titik beban (TB) dan titik kuasa (TK). Contoh alat yang menerapkan prinsip kerja pengungkit jenis pertama antara lain gunting, linggis, dan pemotong kuku.

TB TT TK

Gambar 1: Prinsip Pengungkit Jenis Pertama

b. Pengungkit Jenis Kedua (II)

Pada pengungkit jenis kedua, titik beban (TB) terletak antara titik kuasa (TK) dan titik tumpu (TT). Contoh alat yang menerapkan prinsip kerja pengungkit jenis kedua antara lain gerobak roda satu, mesin pemotong kertas, dan alat pembuka tutup botol.

TK TB TT


(31)

14

c. Pengungkit Jenis Ketiga (III)

Pada pengungkit jenis ketiga, titik kuasa (TK) terletak antara titik tumpu (TT) dan titik beban (TB). Contoh alat yang menerapkan prinsip kerja pengungkit jenis ketiga antara lain pinset, dan sekop.

TT TK TB

Gambar 3: Prinsip Pengungkit Jenis Ketiga 2. Bidang Miring

Bidang miring adalah alat bantu yang permukaannya dibuat miring. Tujuan penggunaan bidang miring adalah untuk mempermudah seseorang memindahkan suatu benda. Beberapa alat yang menggunakan prinsip kerja bidang miring di antaranya tangga, sekrup, alat boor, dan alat yang dimiringkan.

sumber: (Asmiyawati 2008:101) Gambar 4: Contoh Bidang Miring 3. Katrol

Katrol adalah roda yang berputar pada porosnya dengan bagian berongga di sepanjang sisinya untuk tempat tali atau rantai. Prinsip kerja katrol sama dengan pengungkit, yaitu memiliki tiga titik, titik tumpu, titik beban, dan titik kuasa. Berdasarkan jenisnya ada empat macam katrol, yaitu :

a. Katrol Tetap

Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol jenis ini biasanya dipasang pada tempat tertentu (Sulistyanto, 2008:117).


(32)

15

sumber: (Asmiyawati, 2008:103) Gambar 5: Contoh Katrol Tetap b. Katrol Bebas atau Lepas

Katrol bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol jenis ini biasanya ditempatkan di atas tali yang kedudukannya dapat berubah, seperti tampak pada gambar di bawah ini (Sulistiyanto, 2008:118).

sumber: (Sulistyanto, 2008:118) Gambar 6: Contoh Katrol Bebas c. Katrol Majemuk

Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dengan katrol bebas. Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas (Sulistyanto, 2008:118)


(33)

16

sumber: (Sulistyanto, 2008:118) Gambar 7: Contoh Katrol Majemuk 4. Roda Berporos

Roda berporos adalah roda berbentuk silinder yang dihubungkan dengan sebuah poros. Roda dan poros berputar bersama – sama.

sumber: (Sulistyanto,2008:119)

Gambar 8: Contoh Penggunaan Roda Berporos

2.2. Penelitian Terdahulu 2.2.1. Metode Inkuiri

Metode inkuiri pada penelitian ini sebelumnya sudah pernah diteliti oleh peneliti-peneliti lain. Berikut merupakan hasil penelitian yang berhubungan dengan metode inkuiri.

Sever dan Yurumezoglu (2010) meneliti perbandingan strategi pembelajaran videotape (siaran televisi) dengan demonstrasi eksperimen dalam

inquiry based science education di Mediterania Turki. Hasil penelitian

menunjukkan tidak ada perbedaan hasil secara signifikan dari pembelajaran yang menggunakan videotape dengan demonstrasi eksperimen dalam inquiry based

science education, keduanya mengalami kenaikan nilai rata-rata dari skor


(34)

17

inquiry based science education dengan jumlah responden 78 diperoleh hasil,

rata-rata skor pre-eksperimen sebesar 4,38 dengan standar deviation (SD) 1,723. Skor rata-rata post-eksperimen diperoleh nilai 9,05 dengan SD = 1,441. Dari video eksperimen dengan jumlah responden 70 anak, diperoleh skor rata-rata pre-eksperimen sebesar 4,34 dengan SD = 2,352 dan skor post-pre-eksperimen diperoleh nilai rata-rata 7,71 dengan SD = 3,324. Kesimpulan penelitian ini antara kedua perlakuan tidak ada perbedaan efek secara signifikan. [F (1,117) = 2.714, probabilitas (p) = 0,1022].

Mao (1998) meneliti pengaruh metode inkuiri dalam hasil pembelajaran ilmu bumi dan sikap pada 557 siswa ilmu bumi usia 9 tahun di 14 kelas ilmu bumi Taiwan. Penelitian pada kelas astronomi diperoleh hasil siswa yang menggunakan metode inkuiri memiliki skor yang lebih tinggi dibanding yang menggunakan metode tradisional. Posttest pada kelas yang menggunakan metode inkuiri diperoleh mean (M) sebesar 14,7 dengan SD sebesar 5,3. Kelas yang menerapkan metode tradisional memperoleh mean yang lebih kecil yaitu sebesar 13,4 dengan nilai SD sebesar 5,4. Kedua perlakuan ini, diperoleh nilai F = 9,45. Penelitian pada kelas meteorologi juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu siswa yang menggunakan metode inkuiri menunjukkan skor yang lebih baik daripada siswa yang menggunakan metode tradisional. Mean untuk kelas inkuiri sebesar 14,07 dengan nilai SD = 4,40, sedangkan untuk kelas tradisional nilai mean 13,05 dengan nilai SD = 4,87. Nilai F = 8,41. Penelitian mengenai nilai pada siswa ilmu bumi menunjukkan hasil yang sama yaitu, pembelajaran inkuiri menanamkan nilai positif pada siswa. Mean untuk kelas inkuiri sebesar 4,77 dengan nilai SD = 5,22 , sedangkan untuk kelas tradisional nilai mean 3,73 dengan nilai SD = 5,62. Nilai F = 9,07.

Simsek dan Kabapinar (2010) meneliti efek penggunaan metode inkuiri di Sekolah Dasar terhadap kemampuan memahami konsep, kemampuan ilmiah dan sikap ilmiah pada siswa kelas 5 di Turki yang berjumlah 20 anak selama 8 minggu. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami konsep. Mean untuk pretest sebesar 9,50 dengan nilai SD = 3,692 , sedangkan mean untuk posttest sebesar 18,55 dengan


(35)

18

SD = 5,978. Nilai probabilitas (p) = 0,000 , dan proses ilmiah diperoleh nilai mean

13,50 dengan SD = 3,487 untuk pretest dan mean 17,00 dengan SD = 4,963 untuk

posttest, p = 0,013. Meskipun demikian, tidak ada pengaruh terhadap sikap ilmiah

seperti tampak pada hasil yang diperoleh yaitu nilai mean 87,05 dengan SD = 12,939 untuk pretest, sedangkan posttest memperoleh nilai mean yang lebih kecil dari pretest yaitu 86,35 dengan nilai SD = 13,546 , p = 0,669.

Lestari (2011) meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap pretasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap pretasi belajar siswa dengan ditunjukkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 atau (p < 0,05) dan pengaruh penerapan metode kognitif terhadap kemampuan berpikir kritis kognitif ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed) 0,000 atau (p < 0,05).

2.2.2 Proses Kognitif

Proses kognitif mengingat dan memahami sebelumnya sudah pernah diteliti oleh peneliti-peneliti lain. Berikut merupakan hasil penelitian yang berhubungan dengan proses kognitif.

Trisnawati (2012) meneliti pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode mind map terhadap kemampuan kognitif mengingat maupun memahami. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis statistik kemampuan mengingat membandingkan skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan harga Sig.(2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000, sehingga Hnull ditolak maka Hi diterima dengan kata lain mengafirmasi hipotesis bahwa metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat. Untuk kemampuan memahami diperoleh data harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00 sehingga Hnull ditolak maka Hi diterima dengan kata lain data mengafirmasi hipotesis bahwa metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami.


(36)

19

Cahyani (2012) meneliti pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan mengingat maupun memahami. Dari penelitian diperoleh hasil analisis statistik skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan penghitungan T-test diperoleh harga

sig.(2-tailed) sebesar 0,047 untuk kemampuan mengingat dan 0,000 untuk kemampuan

memahami.

Aryani (2011) meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan. Hasil penelitian menujukkan ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,001 dan ada pengaruh juga terhadap kemampuan berpikir kritis yang ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000.

Putriyana (2012) meneliti pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan menerapkan dan mencipta pada pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan dengan jumlah siswa sebanyak 48 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penerapan metode mind map terhadap kemampuan menerapkan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,622 (p > 0,05). Untuk kemampuan mencipta ada pengaruh penerapan metode mind map terhadap kemampuan mencipta yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) pada selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rata-rata kenaikan skor meningkat sebesar 100% dan berbeda secara signifikansi dengan nilai signifikansi 0,000.

Dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas, beberapa penelitian membahas penerapan metode inkuiri dan penelitian yang lain membahas proses kognitif. Meskipun demikian, belum ada satupun yang meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami.


(37)

20

2.3. Literature Map

Berikut ini merupakan literature map dari peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan variabel independen maupun variabel dependen pada penelitian ini.

Gambar 9: Bagan Penelitian-Penelitian Sebelumnya

Dari literature map penelitian sebelumnya, belum ada yang melakukan penelitian mengenai metode inkuiri dan proses kognitif mengingat dan

Proses Kognitif

Trisnawati (2012) Proses kognitif mengingat dan

memahami

Aryani (2011) Prestasi belajar-berpikir

kritis Mao (1998)

Metode inkuiri-hasil belajar

Yang Perlu diteliti: Metode Inkuiri, proses kognitif

mengingat dan memahami Sever (2010)

Inkuiri/metode videotape-prestasi belajar

Simsek dan Kabapinar (2010) inkuiri-proses ilmiah, kemampuan ilmiah, sikap

ilmiah.

Lestari (2011) Inkuiri dan hasil belajar

Metode Inkuiri

Cahyani (2012) Proses kognitif mengingat

dan memahami

Putriyana (2012) Proses kognitif menerapkan


(38)

21

memahami. Karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan menggabungkan keduanya karena saat ini belum ada yang membahas pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap proses kognitif mengingat dan memahami materi IPA kelas V.

2.4. Kerangka Berpikir

Pesawat sederhana merupakan salah satu materi IPA untuk siswa kelas V yang memiliki tingkat kesulitan yang dapat dikatakan tinggi. Karena dalam materi pesawat sederhana terdapat tiga golongan tuas yang masing-masing memiliki ciri sendiri-sendiri dan mencakup materi yang cukup banyak. Siswa SD tidak dapat menangkap dan menerima materi terutama pesawat sederhana ini hanya sekedar untuk menghafalkan ciri-ciri masing-masing tanpa langsung melihat wujudnya.

Metode inkuiri akan membantu proses pemahaman mereka tentang materi pesawat sederhana. Siswa akan menemukan sendiri ciri-ciri dari masing-masing golongan pesawat sederhana. Dengan pengalaman menemukan sendiri, mereka akan lebih mudah memahami dan mengerti materi pesawat sederhana. Jika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode inkuiri, siswa akan mudah untuk memahami dan mengerti materi pesawat sederhana. Selain itu, kebebasan siswa untuk bereksperimen akan mempengaruhi kreativitas siswa.

2.5. Hipotesis Penelitian

2.5.1. Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada mata pelajaran IPA tahun ajaran 2012/2013.

2.5.2. Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada mata pelajaran IPA tahun ajaran 2012/2013.


(39)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas metode yang digunakan dalam penelitian. Pembahasan metode penelitian terdiri dari sembilan bagian yaitu jenis penelitian, setting penelitian, sampel dan populasi penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.

3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuasi eksperimental tipe

non-equivalent control group design (Sugiyono 2010:116). Penelitian eksperimen

ialah sebuah metode penelitian untuk menginvestigasi hubungan sebab-akibat antara dua hal atau lebih (Ghozali, 2008:6). Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuasi ekperimental karena penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan pemilihan kelompok eksperimen tidak dipilih dengan cara random assigment dari sampel. Kedua kelompok diberi pretest dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal atau kemampuan awal dari masing-masing kelompok serta untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain pretest digunakan untuk mengetahui titik tolak atau titik pijak dari kedua kelompok tersebut sama atau berbeda. Kemudian kelompok pertama (kelas eksperimen atau kelas VA) diberi perlakukan atau treatment yaitu dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Kelompok kedua (kelas kontrol atau kelas VB) tidak diberi perlakuan dengan menggunakan metode inkuiri dengan kata lain pembelajaran secara ceramah. Setelah diberi perlakuan dilakukan posttest pada masing-masing kelompok. Posttest untuk mengetahui pengaruh perlakuan atau treatment yang telah dilakukan pada kelas eksperimen. Pengaruh perlakuan didapat dengan menghitung (O2-O1) - (O4-O3)


(40)

23

Tabel 1: Pengaruh perlakuan

(Sumber: Sugiyono, 2010:116) Keterangan:

O1 = hasil pretest kelompok eksperimen O2 = hasil posttest kelompok eksperimen O3 = hasil pretest kelompok kontrol O4 = hasil posttest kelompok kontrol X = treatment metode inkuiri

3.2Setting Penelitian 3.2.1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Sorowajan, yang beralamatkan di Jalan Sorowajan No. 111 Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SD Kanisius Sorowajan memiliki jumlah tenaga pendidik sebanyak 25 orang dan jumlah siswa sebanyak 345 siswa dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2 : Jumlah Peserta Didik SD Kanisius Sorowajan

No Kelas Jumlah siswa 1 IA 27 siswa 2 IB 22 siswa 3 IIA 26 siswa 4 IIB 25 siswa 5 IIIA 25 siswa 6 IIIB 26 siswa 7 IVA 28 siswa 8 IVB 33 siswa 9 VA 36 siswa 10 VB 36 siswa 11 VIA 30 siswa 12 VIB 31 siswa

O1 X O2

---


(41)

24

3.2.2. Waktu Pengambilan Data

Pegambilan data dilakukan selama bulan Februari 2013. Jadwal pengambilan data diperinci sebagai berikut:

Tabel 3: Jadwal Penelitian

Hari,tanggal Pertemuan ke-

Kelompok Eksperimen VA

Kelompok Kontrol VB Rabu,6 Februari 2013 I Pretest (jam ke-8) Pretest (jam ke-4)

Kamis,7 Februari 2013

II

Jenis-jenis pesawat sederhana (jam ke-6 – 7)

Jumat,8 Februari 2013

Jenis-jenis pesawat sederhana (jam ke-4 – 5)

III

Jenis-jenis pengungkit (jam ke-2 – 3)

Selasa,12 Februari 2013 Jenis-jenis pengungkit (jam ke-4 – 5) Rabu,13 Februari 2013 IV Jenis-jenis katrol (jam

ke-6 – 7)

Jenis-jenis katrol (jam ke-4 – 5)

Kamis,14 Februari 2013

V

Bidang miring dan roda berporos (jam ke-6 – 7) Jumat,15 Februari 2013

Bidang miring dan roda berporos (jam ke- 4 – 5)

VI Posttest (jam ke-2)

Selasa,19 Februari 2013 Posttest (jam ke-4)

Selasa, 9 April 2013

VII Posttest II(jam ke -7)

Rabu, 10 April 2013 Posttest II(jam ke -7)

3.3Populasi dan Sampel

Populasi yaitu wilayah generalisasi atau menyeluruh yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:117). Populasi berupa orang, objek dan benda-benda yang ada, juga termasuk di dalamnya berupa karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek tersebut. Populasi penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan yang beralamatkan di Jalan Sorowajan No 111, Banguntapan Bantul. Jumlah populasi sebanyak 72 siswa.

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:118). Seluruh siswa kelas VA sejumlah 36 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki sejumlah 16 siswa dan siswa perempuan sejumlah 20 siswa yang kemudian diambil sebagai sampel untuk kelas eksperimen dan seluruh siswa kelas VB sejumlah 36 siswa yang terdiri dari 22 siswa


(42)

25

perempuan dan 14 siswa laki-laki yang diambil sebagai sampel untuk kelas kontrol sejumlah 36 siswa. Penentuan sampel sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara dilakukan undian. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan oleh guru yang sama. Untuk mengurangi bias dalam penelitian dan peneliti dalam penelitian ini berfungsi sebagai pengamat.

3.4Variabel Penelitian

Ghozali (2008:8) mengartikan variabel sebagai suatu hal yang diharapkan berubah yang mencerminkan bahwa suatu hal dapat berubah dan menunjukkan tingkat dari sesuatu hal yang bebas untuk bervariasi. Sugiyono (2010:60) menjelaskan yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah atribut atau segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal yang diteliti kemudian ditarik kesimpulan. Pada penelitian ini variabel dibedakan menjadi 2 macam, yaitu variabel dependen dan independen. Variabel dependen (terikat) ialah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Sedangkan variabel independen (bebas) ialah variabel yang mempengaruhi atau berpengaruh terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah metode inkuiri dengan menggunakan 7 langkah yang terdiri dari orientasi, menentukan rumusan masalah, menentukan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi hasil eksperimen dan variabel dependennya ialah kemampuan mengingat yang terdiri dari 4 aspek yaitu mengenali, mengingat kembali, mengidentifikasi, mengambil, dan kemampuan memahami siswa yang terdiri dari 7 aspek dan hanya diambil 4 aspek. Keempat aspek tersebut meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasi, dan menyimpulkan. Variabel independen maupun variabel dependen dalam penelitian ini digambarkan pada bagan berikut:


(43)

26

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 10 : Bagan Variabel Independen dan Dependen 3.5Definisi Operasional

3.5.1. Metode inkuiri ialah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif mencari pengetahuan baru dengan melakukan serangkaian percobaan melalui tahap orientasi, menentukan rumusan masalah, menentukan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi hasil eksperimen.

3.5.2. Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran dengan masih banyak tuntunan dan bimbingan dari guru.

3.5.3. Proses kognitif adalah proses berpikir seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru dengan mengunakan ranah berpikir dari yang paling rendah yaitu mengingat sampai pada kemampuan berpikir yang tinggi yaitu mencipta sesuai dengan taksonomi Bloom yang sudah direvisi. 3.5.4. Siswa SD adalah peserta didik di SD Kanisius Sorowajan Kelas V tahun

ajaran 2012/2013.

3.5.5. Ilmu Pengetahuan Alam ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam dan lingkungan sekitar.

3.5.6. Kemampuan mengingat adalah kemampuan kognitif seseorang untuk mengenali dan mengingat kembali pengetahuan dari memori jangka panjang.

3.5.7. Kemampuan memahami adalah kemampuan kognitif seseorang untuk menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, dan menjelaskan pengetahuan baru yang diperoleh.


(44)

27

3.5.8. Pesawat sederhana adalah alat-alat yang digunakan untuk membantu atau memudahkan pekerjaan manusia antara lain pengungkit, katrol, bidang miring, dan roda berporos.

3.6Instrumen Penelitian

Penelitian ini berdasar standar kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya, serta kompetensi dasar 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Peneliti menggunakan soal penelitian dalam bentuk 6 soal essay yang mencakup 6 ranah kognitif pada taksonomi Bloom yang sudah direvisi. Dari 6 soal yang ada hanya 2 soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan mengingat dan memahami, yaitu soal nomor 1 dan nomor 2. Keenam soal tersebut sudah memenuhi syarat kelayakan untuk penelitian karena telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Untuk menunjukkan validitas isi dari butir soal, peneliti membuat matriks pengembangan instrumen seperti berikut:

Tabel 4 : Matriks Pengembangan Instrumen

NO VARIABEL ASPEK INDIKATOR NO

SOAL

1 Mengingat

Mengenali

Menyebutkan letak titik tumpu, beban, dan kuasa pada pengungkit jenis ketiga.

2 Mengingat kembali

Mengingat kembali letak titik tumpu, beban, dan kuasa pada pengungkit jenis ketiga.

Mengidentifikasi

Mengidentifikasi letak titik tumpu, beban, dan kuasa pada pengungkit jenis ketiga.

Mengambil

Mengambil kembali informasi mengenai letak titik tumpu,beban,dan kuasa pada pengungkit jenis ketiga.

2 Memahami

Menafsirkan

Menafsirkan alat – alat yang termasuk pesawat sederhana yang dapat digunakan untuk membantu memudahkan pekerjaan.

1 Mencontohkan

Mencontohkan alat –alat yang termasuk pesawat sederhana yang dapat digunakan untuk membantu memudahkan pekerjaan.

Mengklasifikasi

Mengelompokkan alat – alat yang termasuk pesawat sederhana yang dapat digunakan untuk membantu memudahkan pekerjaan.


(45)

28 Menjelaskan

Menjelaskan alasan bahwa pesawat sederhana dapat membantu memudahkan pekerjaan.

3.7Validitas dan Reliabilitas Instrumen.

Gay (dalam Sukardi, 2008:121) menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sukardi (2008:123-125) membedakan macam-macam validitas menjadi 4, yaitu validitas isi yang merupakan derajat di mana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang akan diukur, validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur sebuah konstruk sementara, validitas konkuren merupakan derajat di mana skor dalam suatu tes dihubungkan dengan skor lain yang telah dibuat, dan validitas prediksi adalah derajat yang menunjukkan suatu tes dapat memprediksi bagaimana seseorang akan melakukan suatu prospek tugas atau pekerjaan yang direncanakan.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini validitas isi dan validitas prediksi. Pengujian validitas isi dilakukan dengan membuat materi sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) dan mengkonsultasikan secara lisan matriks pengembangan instrumen yang dibuat peneliti kepada dua dosen pembimbing. Pengujian validitas prediksi dilakukan dengan mengujicobakan instrumen penelitian kepada siswa kelas VA SD Kanisius Kalasan yang beralamatkan di Jl Yogya-Solo km 13, Kalasan, Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa pada tanggal 16 Januari 2013. Hasil dihitung dengan cara uji korelasi untuk melakukan analisis faktor. Dari hasil analisis tersebut didapat hasil sebagai berikut (lampiran 8):

Tabel 5 : Hasil Uji Korelasi

No Variabel Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan 1 Mengingat 0,487** 0,002 valid 2 Memahami 0,563** 0,000 valid 3 Menerapkan 0,693** 0,000 valid 4 Menganalisis 0,471** 0,003 valid 5 Mengevaluasi 0,665** 0,000 valid 6 Mencipta 0,592** 0,000 valid


(46)

29

Kriteria suatu instrumen dikatakan valid jika harga probabilitas yang terungkap dalam Sig. (2-tailed) di bawah 0,05 (p < ,05). Pengujian validitas tidak hanya tiap variabel melainkan rincian tiap aspek, hasil pengujian itu diperoleh data sebagai berikut (lampiran 8):

Tabel 6 : Hasil Uji Validitas

No Variabel Aspek Pearson

Correlation

Sig.

(2-tailed) Keputusan

1 Mengingat

Mengenali 1,000** 0,000

Valid Mengidentifikasi 1,000** 0,000

Mengingat kembali 1,000** 0,000 Mengambil 1,000** 0,000

2 Memahami

Menafsirkan 0,841** 0,000

Valid Mencontohkan 0,648** 0,000

Mengklasifikasikan 0,755** 0,000 Menjelaskan 0,802** 0,000

3 Megaplikasi

Mengeksekusi 0,693** 0,000

Valid Mengimplementasikan 0,926** 0,000

Menggunakan 0,951** 0,000 Melaksanakan 0,948** 0,000

4 Menganalisis

Membedakan 0,841** 0,000

Valid Memilih 0,841** 0,000

Mengorganisasi 0,882** 0,000 Mengatribusikan 0,430** 0,007

5 Mengevaluasi

Memeriksa 0,905** 0,000

Valid Mengkritik 0,903** 0,000

Menguji 0,846** 0,000 Menilai 0,904** 0,000

6 Mencipta

Merumuskan 0,907** 0,000

Valid Mendesain 0,892** 0,000

Memproduksi 0,840** 0,000 Membuat hipotesis 0,862** 0,000

Yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel mengingat dengan nilai Sig.(2-tailed ) = 0,002 ( p < 0,05) sehingga dinyatakan valid dan variabel memahami dengan nilai Sig. (2-tailed) = 0 ,000 ( p < 0,05) sehingga dinyatakan valid.

Selain uji validitas instrumen dilakukan juga uji reliabilitas instrumen untuk mengetahui taraf keajegan instrumen. Menurut Nunnally (dalam Ghozali, 2009:46) suatu konstruk dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60. Dari hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil (lampiran 8):


(47)

30

Tabel 7: Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Alpha Cronbach Kategori 1. Mengingat 1,000 Reliabel

2. Memahami 0,737 Reliabel

3. Mengaplikasi 0,893 Reliabel 4. Menganalisis 0,708 Reliabel 5. Mengevaluasi 0,912 Reliabel 6. Mencipta 0,898 Reliabel

Teknik pengujian reliabilitas yang digunakan adalah teknik konsistensi internal. Dari hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil Alpha Cronbach sebesar 1,00 untuk variabel mengingat dan 0,74 untuk variabel memahami. Harga

Alpha Cronbach untuk variabel mengingat dan memahami menunjukkan nilai

>,60. Sehingga instrumen tersebut dikatakan reliabel.

Setelah melalui uji validitas dan reliabilitas diperoleh kesimpulan bahwa instrumen yang digunakan untuk penelitian dinyatakan valid dan reliabel.

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif atau payung, sehingga yang digunakan oleh peneliti hanya bagian kognitif mengingat dan memahami.

3.8Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes. Tes menurut Ary (dalam Sukardi, 2008:138) merupakan satu set stimuli yang diberikan kepada subjek atau objek yang hendak diteliti. Kerlinger (dalam Sukardi, 2008:138) menerjemahkan tes sebagai prosedur sistematik di mana individu yang dites direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban mereka yang dapat menunjukkan ke dalam angka. Tes pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan pretest dan posttest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tidak ada perbedaan soal antara kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Kedua kelas awalnya diberi soal pretest untuk mengukur kemampuan awal pada masing-masing kelas. Setelah diperoleh data pretest, kemudian data tersebut dihitung menggunakan uji normalitas data. Setelah pengujian data selesai kemudian dilakukan proses pembelajaran dengan memberikan treatment pada kelas eksperimen menggunakan metode inkuiri. Kelas kontrol pembelajaran dilakukan seperti biasa tanpa adanya treatment. Setelah proses pemberian


(48)

31

treatment berjalan selama beberapa kali dan dianggap cukup, masing-masing

kelas diberi soal posttest. Posttest diberikan untuk mengukur ada atau tidak pengaruh yang signifikan dari kelas yang diberi treatment dengan yang tidak. Dari hasil pretest dan posttest akan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 8: Pemetaan Instrumen

No Kelompok Variabel Data yang diperoleh

Pengukuran data

Instrumen yang digunakan 1 Kontrol

Mengingat

Skor Pretest Pretest Soal essai no 2 Skor posttest Posttest

2 Eksperimen Skor Pretest Pretest Skor posttest Posttest

3 Kontrol

Memahami

Skor Pretest Pretest Soal essai no 1 Skor posttest Posttest

4 Eksperimen Skor Pretest Pretest Skor posttest Posttest

3.9Teknik Analisis Data

3.9.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi datanya normal dan untuk menentukan jenis teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data selanjutnya. Distribusi data dikatakan normal atau data terdistribusi dalam kurva normal jika harga Sig. (2-tailed) dengan uji

Kolmogorov-Smirnov > 0,05 (Priyatno, 2012:136). Jika distribusi data normal, uji

statistik inferensial selanjutnya menggunakan uji statistik parametrik, dalam hal ini uji t atau one way ANOVA. Jika distribusi data tidak normal, uji statistik inferensial selanjutnya menggunakan statistik non parametrik, dalam hal ini

Mann-Whitney atau Wilcoxon (Priyatno, 2012:141).

3.9.2 Uji Statistik

3.9.2.1 Menguji Perbedaan Skor Pretest

Uji perbedaan skor pretest dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika nilai Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 (p < 0,05), terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua skor pretest dan nilai Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05 (p > 0,05), tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua skor pretest.


(49)

32

Pengujian perbedaan skor pretest menggunakan statistik parametrik independent samples t-test apabila data yang diperoleh masuk kategori normal dan menggunakan statistik non-parametrik Mann-Whitney apabila data yang diperoleh termasuk kategori tidak normal.

3.9.2.2 Menguji Perbedaan Skor Pretest dan Postest

Uji perbedaan skor pretest dan posttest dilakukan untuk melihat apakah ada kenaikan skor pretest kelompok eksperimen dengan skor posttest kelompok eksperimen, begitu juga untuk kelompok kontrol. Kriterianya, jika nilai Sig

(2-tailed) kurang dari 0,05 (p < 0,05), ada kenaikan yang signifikan, sedangkan

apabila nilai Sig (2-tailed) lebih dari 0,05 (p > 0,05), tidak ada kenaikan yang signifikan. Teknik statistik yang digunakan adalah paired samples t-test jika data terdistribusi secara normal atau Wilcoxon jika data terdistribusi secara tidak normal.

3.9.2.3 Menguji Selisih Skor Pretest dan Postest

Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif adalah analisis statistik dengan membandingkan selisih skor pretest ke postest baik dari kelompok eksperimen maupun dari kelompok kontrol untuk mengetahui apakah skor kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dari skor kelompok kontrol (Johnson & Christensen, 2008:312,330). Uji selisih ini dilakukan dengan menghitung selisih rata-rata dari skor pretest dan skor posttest kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Kriteria yang digunakan, jika nilai Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 (p < 0,05), terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua selisih skor

pretest dan posttest. dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh

secara signifikan terhadap kemampuan mengingat atau kemampuan memahami. Jika nilai Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05 (p > 0,05), tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest.dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat atau memahami. Teknik statistik yang digunakan adalah independent


(50)

33

samples t-test jika data terdistribusi secara normal dan Mann-Whitnry jika data tidak normal.

3.9.2.4 Menguji Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat dan Memahami

Uji besar pengaruh ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode yang digunakan terhadap kemampuan mengingat dan memahami, baik metode ceramah maupun metode inkuiri. Jika distribusi data normal, uji besar pengaruh dihitung dengan menggunakan rumus (Field, 2009:57,179):

Keterangan:

r = besar pengaruh (effect size)dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson t = harga uji t

df = harga derajad kebebasan = koefisien determinasi

Jika distribusi data tidak normal digunakan rumus (Field, 2009:550):

Keterangan:

r = besar pengaruh (effect size)dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Z = harga konversi dari Standar Deviasi (diperoleh dari SPSS uji Wilcoxon) N = jumlah total observasi (= 2x jumlah siswa)

Kriteria yang digunakan adalah r = 0,10 (efek kecil), r = 0,30 (efek menengah), dan r = 0,50 (efek besar). Untuk mengetahui persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat atau kemampuan memahami, digunakan koefisien determinasi (Field, 2009:179).


(51)

34

3.9.2.5 Menguji Retensi Pengaruh

Pengujian ini dilakukan setelah 2 bulan sesudah treatment diberikan yang bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh yang ditimbulkan masih sekuat seperti pada posttest I. Digunakan uji perbedaan untuk mengetahui apakah posttest II berbeda secara signifikan dengan posttest I. Dengan kriteria, jika harga Sig

(2-tailed) < 0,05 , ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest

II. Dengan kata lain ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara posttest I dan posttest II. Sedangkan, jika harga Sig (2-tailed) > 0,05 , tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II. Dengan kata lain, tidak ada penurunan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II.


(52)

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif mengingat dan memahami. Akan dijelaskan diskripsi data dan analisis data yang dilakukan.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang dilakukan dalam satu kelompok payung IPA. Penelitian ini dilakukan pada siswa SD untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif siswa yang meliputi: mengingat, memahami, menganalisis, mengaplikasi, mengevaluasi dan mencipta. Pada penelitian ini, peneliti lebih mengkhususkan diri pada kemampuan kognitif mengingat dan memahami. Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan dengan metode inkuiri, sedangkan kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan, yaitu metode inkuiri.

Tahap-tahap penelitian yang dilakukan yaitu: 1) kedua kelompok diberikan pretest yang berupa enam soal uraian yang mencakup enam kemampuan kognitif untuk mengetahui kemampuan awal antara kedua kelompok, 2) kelompok kontrol dan eksperimen diberi materi pembelajaran yang sama, hanya saja perlakuan yang dilakukan berbeda. Kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah yaitu metode pembelajaran tradisional, sedangkan kelompok eksperimen menggunakan metode pembelajaran inkuiri yaitu metode pembelajaran inovatif. Metode inkuiri merupakan perlakuan yang membedakan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, 3) pada akhir pertemuan dan semua materi sudah tersampaikan, kedua kelompok kemudian diberi posttest


(53)

36

yang terdiri dari enam soal yang sama seperti dalam pretest. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan dan untuk membandingkan hasil yang diperoleh antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan mengingat berupa 1 soal essay dari enam soal essay. Soal tersebut sudah dikonsultasikan dengan ahli yaitu dosen pembimbing, serta telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Soal tersebut digunakan sebagai instrumen pokok dalam memperoleh data penelitian melalui pretest dan posttest.

Data yang diperoleh dari pretest dan posttest untuk kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis dengan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer SPSS 20 for

Windows. Uji normalitas tersebut untuk menentukan jenis uji statistik yang

digunakan dalam analisis data responden dengan kriteria:

1. Jika nilai signifikansi atau harga Sig (2-tailed) > 0,05, distribusi data dikatakan normal.

2. Jika nilai signifikansi atau harga Sig (2-tailed) < 0,05, distribusi data dikatakan tidak normal.

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh data hasil pengujian normalitas seperti tabel dibawah ini (lampiran 11a):

Tabel 9: Uji normalitas data kemampuan mengingat

No Aspek Nilai

Signifikansi Keterangan 1 Rerata skor Pretest kelompok kontrol 0,075 Normal 2 Rerata skor Posttest kelompok kontrol 0,079 Normal 3 Rerata skor Pretest kelompok eksperimen 0,094 Normal 4 Rerata skor Posttest kelompok eksperimen 0,057 Normal 5 Rerata skor Posttest IIkelompok kontrol 0,071 Normal 6 Rerata skor Posttest IIkelompok eksperimen 0,058 Normal

Dari analisis statistik di atas, aspek pretest dan posttest baik untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen memiliki distribusi data yang normal, karena memiliki harga Sig (2-tailed) yang berada di atas 0,05. Semua data pada aspek mengingat termasuk data yang normal, data pada aspek mengingat baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen akan dianalisis dengan


(1)

(2)

171 Lampiran 20 : Surat Ijin Penelitian


(3)

172 Lampiran 21 : Surat Keterangan Penelitian


(4)

173 Lampiran 22 : Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Silvia Erawati merupakan anak pertama dari pasangan Bernadictus Ngatija dan Theresia Sukartini. Lahir di Gunungkidul, 17 Desember 1990. Pendidikan awal dimulai di SD Kanisius II Wonosari, Wonosari, Gunungkidul tahun 1998-2003. Dilanjutkan ke jenjang pendidkan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta pada tahun 2003-2006. Tahun 2006-2009 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Wonosari. Kemudian menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma pada Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2009. Selama menempuh pendidikan sudah banyak kegiatan organisasi yang telah diikuti oleh penulis, antara lain saat SMP penulis mengikuti OSIS dan pengurus Dewan Penggalang SMP Negeri 1 Wonosari, dan dan aktif dalam kegiatan putra-putri altar. Saat SMA penulis mengikuti OSIS Saat di Perguruan Tinggi banyak kegiatan organisasi yang sudah diikuti, antara lain menjadi panitian dalam seminar HIBAH, menjadi cofasilitator PPKM 1, serta


(5)

viii ABSTRAK

Erawati, Silvia. 2013. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap

Kemampuan Mengingat Dan Memahami Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas sanata Dharma.

Kata kunci: inkuiri, kemampuan mengingat, kemampuan memahami, mata pelajaran IPA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana terhadap kemampuan kognitif mengingat dan memahami pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe

non-equivalent control design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA (kelompok

eksperimen) dan siswa kelas VB (kelompok kontrol). Pengumpulan data dilakukan dengan memberi soal pretest dan posttest, dan diolah menggunakan program SPSS 20 for Windows dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok yaitu: 1) uji perbedaan pretest, 2) uji kenaikan skor pretest ke posttest, 3) uji selisih skor posttest, 4) uji besar pengaruh, 5) uji beda posttest Idan posttest

IIbaik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) kemampuan mengingat > 0,05, yaitu 0,210 dengan nilai M = 0,60, SE = 0,24, untuk kelompok kontrol dan nilai M = 0,19, SE = 0,22 untuk kelompok eksperimen. Sehingga Hnull diterima dan Hi

ditolak. Dengan kata lain, metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat. Begitu juga untuk kemampuan memahami, hasil analisis statistik menunjukkan signifikansi data harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,073 dengan nilai M = 0,099, SE = 0,11 untuk kelompok kontrol dan nilai M = 0,38 SE = 0,11 , t(70) = -1,82 untuk kelompok eksperimen.


(6)

ix ABSTRACT

Erawati, Silvia. 2013. Influence of the Use Inquiry method toward the ability to remember and understand for science subject in 5th grade Kanisius Sorowajan Elementary.Yogyakarta: Sanata Dharma University

Keywords: inquiry methods, remember ability, understand ability, science.

The purpose of this research is to find out the effect of inquiry method of science about matter of simple aircraft which connected with cognitif ability include : remembering and understaning the students’ class V SDK Sorowajan Yogyakarta in academic year 2012/2013.

The type of this research is quasi eksperimental type non-experimental research design equivalent control. The subjecs of this research are learners in 5th grade in Kanisius Sorowajan elementary School grouped into experimental group from VA and control group from VB. Data collection is done by giving a matter of pretest and posttest, and processed using SPSS 20 for Windows by using the stage for the two groups, namely: 1) test pretest differences, 2) increase in test scores pretest to posttest, 3) test the difference in posttest scores, 4) test the influence, 5) different test posttest 1 and posttest 2 both the control group and the experimental group.

The results showed that the method of inquiry does not significantly affect the ability to remember and understand. This is indicated by the price Sig. (2-tailed) ability to remember > 0.05, is 0.210 with a value of M = 0.60, SE = 0.24, for the control group and the value of M = 0.19, SE = 0.22 for the experimental group. Hi Hnull so accepted and rejected. In other words, the method of inquiry does not significantly influence the ability to remember. So also for the ability to understand, the statistical analysis showed significance Sig price data. (2-tailed)> 0.05 is 0.073 with a value of M = 0.099, SE = 0.11 for the control group and the value of M = 0.38 SE = 0.11, t (70) = -1.82 for the experimental group .


Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan mengingat dan memahami kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

1 3 182

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 3 146

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.

3 69 161

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 170

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 173

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta

0 2 190

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

0 2 159

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta

0 0 144

Pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta - USD Repository

0 0 144

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta - USD Repository

0 0 168