PENGAWASAN AKTIVITAS KAPAL PENANGKAP IKAN KARANGANTU DI SATUAN PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN SERANG - FISIP Untirta Repository
PENGAWASAN AKTIVITAS KAPAL PENANGKAP IKAN
KARANGANTU DI SATUAN PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN SERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsenterasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Publik
Oleh Lastri Kurniawati
6661140491
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTANG AGENG TIRTAYASA
SERANG, JUNI 2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb Dengan mengucapkan alhamdulillahirabil’alamin, peneliti mengucapkan syukur kepada
ALLAH SWT, serta shalawat dan salam yang senantiasa tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad SAW, sahabat beserta seluruh keluarganya, karena berkat ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengawasan
Aktivitas Kapal Penangkap Ikan Karangantu Di Satuan Pengawasan Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan Serang”.
Maksud dari skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada program Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten. Dengan selesai nya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang selalu mendukung peneliti.
Peneliti mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1.
Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, Drs., M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa 3. Rahmawati, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Iman Mukhrohman, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
ii iii 5. Kandung Sapto. N, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Listyaningsih, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Dr. Arenawati, M.Si, Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Riny Handayani, M.Si, Pembimbing I yang telah memberikan arahan selama penyusunan proposal penelitian ini.
9. Drs. H. Oman Supriyadi, M.Si, Pembimbing II yang telah memberikan arahan selama penyusunan proposal penelitian ini.
10. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
11. Seluruh Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Publik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
12. Seluruh Pihak Satwas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Serang yang telah mengizinkan dan membantu selama penelitian berlangsung.
13. Seluruh Pihak Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu yang telah mengizinkan dan membantu dalam penelitian ini.
14. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten yang telah mengizinkan dan membantu penulis dalam mengumpulkan data untuk penulisan penelitian ini.
15. Aparat Kepolisian Air Karangantu Polres Serang yang telah membantu peneliti dalam pengumpulan data selama penelitian berlangsung.
16. Ayahanda H. Wardi dan Almarhumah Ibunda Hj. Roemi, atas cinta kasih yang tulus tak terhingga dan merupakan motivator terbesar dalam penyusunan Skripsi ini.
17. Seluruh anggota keluargaku dari kakak nomor satu sampai tujuh yaitu Kang Mpi, Kang Oman, Kang Dedi, Kang Eli, Teteh Mul, Kang Ujang dan Teh Inah, yang telah memberikan dukungan moril dan materil selama penyusunan skripsi ini.
18. Sahabat-sahabatku Aan Sumarni, Siti Ida Aida dan Rizki Amilia berkat kebersamaan yang telah kita lewati bersama yang berkesan dan juga telah memberikan motivasi kepada saya dalam penyusunan skripsi ini.
19. Teman terdekatku, Tio Matoviami yang telah senantiasa membantu dan mendukung selama penelitian ini.
20. Teman-temanku Annisa Rizqiyah, Peri Supriatna, Teh Santi Nurmayanti, Kak Galih Ramadhan, dan Anggita Adeliani yang telah berjuang bersama selama bimbingan skripsi ini hingga selesai.
21. Seluruh teman-teman Administrasi Publik 2014, atas kebersamaan yang begitu besar selama empat tahun ini.
Akhirnya penulis mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga dengan terselesaikannya penyusunan skripsi ini. Penulis meyadari masih banyak kekurangan. Penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak. Semoga Skripsi ini bermafaat bagi semua pihak.
Serang, Mei 2018 Lastri Kurniawati iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
v
Motto: “Cara Mudah Merubah Dunia Adalah Dengan Merubah Diri Sendiri
Menjadi Lebih Baik” Persembahan:
“Skripsi ini aku persembahkan untuk Kedua Orang tuaku
Bapak Wardi dan Almh. Ibu Roemi, Berserta semua kakak- kakakku”
ABSTRAK
Lastri Kurniawati. 6661140491. Pengawasan Aktivitas Kapal Penangkap Ikan Karangantu
Di Satuan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Serang. Program Studi
Ilmu Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen Pembimbing I:
Riny Handayani, M.Si. Dosen Pembimbing II: Drs. Oman Supriyadi, M.Si.Karangantu merupakan wilayah potensi perikanan yang berada di Kota Serang sehingga banyak kapal perikanan nelayan yang melakukan kegiatan penangkapan ikan, akan tetapi banyak persoalan pengawasan pada aktivitas kapal penangkap ikan di karangantu. Persoalan yang ada yaitu masih adanya kapal perikanan tidak memiliki dokumen kapal lengkap, terdapat kapal perikanan menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan, serta kurangnya personil pengawas perikanan yang bertugas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengawasan perikanan yang dilakukan oleh Satwas SDKP Serang. Penelitian ini menggunakan teori Tahapan Proses Pengawasan dalam Usman Effendi (2014:212-213). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengawasan yang dilakukan Satwas SDKP Serang terkait aktivitas kapal perikanan di Karangantu masih kurang karena belum maksimalnya pelaksanaan program, SDM terbatas serta anggaran yang sedikit menimbulkan kurangnya pengamatan langsung sehingga masih banyak nelayan yang menggunakan alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan dan kapal perikanan yang tidak memiliki dokumen kapal yang lengkap. Saran yang diberikan oleh peneliti adalah mengusulkan penambahan personil pengawas perikanan, melakukan koordinasi yang baik dengan instansi pemerintah terkait masalah yang ada pada nelayan, selalu melakukan pemeriksaan teknis kapal perikanan, serta memberikan sanksi secara tegas kepada nelayan yang melakukan pelanggaran berdasarkan aturan undang-undang yang berlaku.
Kata Kunci : Pengawasan, SLO, Kapal Perikanan Karangantu
vi
ABSTRACT
Lastri Kurniawati. 6661140491. Supervision of Fishing Activity of Karangantu Fishing Vessel
At Marine Resources and Fishery Rescue Unit Serang. Public Administration Science
Program. Faculty of Social Science and Political Science. Supervisor I: Riny Handayani,
M.Si. Supervisor II: Drs. Oman Supriyadi, M.Si.
Karangantu is a potential fishery area located in Serang city so many fishing vessels fishermen
who do fishing activities, but many issues of supervision on the activity of fishing vessels in reefs.
The existing problem that is still the existence of fishery vessel do not have complete ship
document, there are fishing boats using environmentally friendly fishing gear, and lack of fishery
supervisory personnel on duty. The purpose of this study is to determine the supervision of
fisheries conducted by Satwas SDKP Serang. This research uses the Stage Process Monitoring
theory in Usman Effendi (2014: 212-213). The method used is qualitative descriptive.
Techniques of collecting data using interviews, observation and documentation. The result of the
research shows that the supervision done by Satwas SDKP Serang related to fishery vessel
activity in Karangantu is still lacking because the program implementation is not maximal,
limited human resources and budget causing the lack of direct observation so that there are
many fishermen who use fishing gear which is not environmentally friendly and fishing boat
which does not have complete ship documents. The suggestion given by the researcher is to
propose the addition of fishery supervisory personnel, do good coordination with government
institution related to fisherman problem, always conduct technical inspection of fishing vessel,
and give strict sanction to fisherman who commits violation based on rule of law applicable .Keywords: Supervision, SLO, Karangantu Fishing vessel
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUANCOVER …………………………………………………………………………..... i
KATA PENGABAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1.4.3 Pentingnya Pengawasan ……………………….…………………. 36
2.1.4.2 Jenis/Tip e Pengawasan ………………………...…………………. 35
2.1.4.1 Hakikat Penga wasan …………………………...…………………. 34
2.1.4 Definisi Pengawasan ……………………………...………………….. 32
2.1.3 Fungsi-fungs i Manajemen ………………………...…………………. 31
2.1.2 Pentingnya Manajemen ………………………..……….……………. 30
2.1.1 Definisi Manajemen ………………………..……………….……….. 28
2.1 Tinjauan Pu staka …………………………………..……………………… 28
1.7 Sistematika Pe nulisan …………………………….……………………….. 22
NTAR ……………………………………………………………. ii MOTTO DAN PERSEMBA HAAN …………………………………………........ iii
ABSTRAK …………………………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI1.6 Manfaat Penelitian ……………………………….………………………... 21
1.5 Tujuan Pene litian ……………………………………………….…………. 21
1.4 Rumusan Masalah …………………………………………….…………... 20
1.3 Batasan Ma salah ……………………………………………….……….…. 20
1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………………….…... 20
1.1 Latar Belaka ng Masalah……………………………………………………. 1
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………………….. v
2.1.4.4 Ciri-cir i Pengawasan yang Efektif …………….…………………. 38
2.1.4.5 Tahap-t ahap dalam proses Pengawasan …….……………………. 39
2.1.5.1.1 Tata Cara Pelaksanaan tugas Pengawas Perikanan …………..41
2.2 Penelitian Terdahulu ……………………………………………………….48
2.4 Asumsi Das ar ………………….…………………………………………...51
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….. 61
3.7 Teknik Pengumpulan da n Analisis Data …………………………………. 61
3.6 Informan Penel itian ………………………………………………………. 59
3.5 Instrumen Pene litian ……………………………………………………… 57
3.4.2 Definisi Ope rasional ………………………………………………… 56
3.4.1 Definisi Konseptual …………………………………………………. 54
3.4 Variabel Pene litian ……………………………………………………….. 54
3.3 Lokasi Pene litian …………………………………………………………. 54
3.2 Fokus Penelitian ………………………………………………………….. 53
3.1 Metode dan Pendekata n Penelitian ……………………………….….……52
2.3 Kerangka Pe mikiran ……………………………………………………….49
2.1.4.6 Cara-cara Meng awasi …………………….……………………… 39
2.1.6.1 Pelabuhan Per ikanan Nusantara ………………………….……….47
2.1.6 Pengertian Pelabuhan………………………………………………….45
2.1.5.2.2 Syarat dan Kete ntuan Penerbitan SLO ………………….…...44
2.1.5.2.1 Surat Laik Oper asi (SLO) Kapal Perikanan……………..……44
2.1.5.2 Teknis Pengawasan Kapal Perikanan ………………………..……..43
…….…………………………………..……..42
2.1.5.1.3 Pelaksanaan Tugas Pengawas Perikanan di Kapal Penangkap Ikan
. …………..………………………..…………..…...41
2.1.5.1.2 Pelaksanaan Tugas Pengawas Perikanan di Kapal Perikanan
2.1.5.1 Pelaksanaan Tugas Pengawas Perikanan …………… ……………40
………………………………….…………………………..40
2.1.5 Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
2.1.4.7 Tugas (Fun gsi) Pengawasan ……………….…………………….. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.7.2 Teknik Analisis Data ………………………………………………... 64
3.7.3 Uji Keabs ahan Data ……………………….………………………… 67
3.7.3.1 Triangulasi ………..…………………….……………………… 67
3.7.3.2 Membercheck ……………………………………………………69
3.8 Jadwal Pene litian …………………………………………………………..69
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ……………………………………………… 71 4.1.
1 Gambaran Umum Kota Serang ……………………………………... 71
4.1.2 Gambaran Umum Satwas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Serang
…………………………….…………………………………. 78
4.1.2.1 Wilayah Kerja Satwas SDKP Serang …………………...…… 80
4.1.2.2 Struktur Organisasi Satwas SDKP Serang …………………… 81
4.1.2.3 Visi, Misi Satwas SDKP Serang ………………………………84
4.1.2.4 Landasan Hukum pelaksanaan Kegiatan Pengawasan SDKP Serang
…………………………………………………. 85
4.1.2.5 Tugas Pokok dan Fung si Pengawas Perikanan ……..……….. 86
4.2 Informan Penelitian ……………………………………..……………….. 90
4.3 Deskripsi D ata ……………………………………..…………………….. 92
4.4 Analisis Data…………………………………..…………………………. 93
4.5 Reduksi D ata ……………………………..……………………………… 94
4.6 Pengawasan Aktivitas Kapal Penangkap Ikan Karangantu Di Satuan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan Serang………………… 96
4.7 Penyajian Data ……………………………………………………..……. 140
4.8 Pembahasan Hasil Penel itian ……………………………………………. 140
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………… 168
5.2 Saran …………………………………………………………………….. 170
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………. 172
LAMPIRAN
…………………………………………………………………… 174
DAFTAR ISTILAH KAPAL PERIKANAN
………………………………… 180
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Luas Wilayah Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Banten…….….….. 2Tabel 1.2 WPP-NRI ………………………………………………………….…..…. 4
Tabel 1.3 Jenis- jenis Pelabuhan di Provinsi Banten ………………………….…..… 5Tabel 1.4 Jumlah kapal perikanan yang wajib memiliki SLO di PPN Karangantu.. 12Tabel 1.5 Rekapitulasi penerapan HPK dan SLO Satwas SDKP Serang ………….. 13
Tabel 1.6 Jumlah SDM Satwas SDKP Serang ……………………………………. .17
Tabel 1.7 Jumlah HPK keberangkatan kapal berdasarkan jenis alat tangkap…… 19
Tabel 2.1 Fungsi- fungsi Manajemen ………………………………………………. 32Tabel 3.1 Daftar Informan Penelitian ……………………………………………. 60Tabel 3.2 Pedoman Wawancara…………………………………………………. 63 Tabel
3.3 Jadwal Penelitian ……………………………………………………… 70
Tabel 4.1 Jumlah Desa/kelurahan menu rut kecamatan di Kota Serang …..…….. 73Tabel 4.2 Produk unggulan di setiap kecamatan di Kota Serang …………………74Tabel 4.3 Luas wilayah ke lurahan di kecamatan kasemen ………………………. 75Tabel 4.4 Letak Geografis kelurahan di kecamatan kasemen…………..……….. 76
Tabel 4.5 Jumlah nelayan dan kategorisasi nelayan di kecamatan kasemen……. 77
Tabel 4.6 Infor man Penelitian ……………………………………………………. 91Tabel 4.7 Jumlah SDM Satwas SDKP Serang ………………………………….. 146
Tabel 4.8 Wilayah Operasional Kerja SatwasSDKP Serang …………………... 147
Tabel 4.9 Rekapitulasi penerbitan HPK dan SLO ……………………………... 150Tabel 4.10 Laporan hasil kegi atan Operasi Mandiri PSDKP …………………... 151Tabel 4.11 Jumlah HPK keberangkatan berdasarkan alat tangkap ikan 2016….. 154
Tabel 4.12 Jumlah HPK keberangkatan berd asarkan alat tangkap ikan 2017…… 155Tabel 4.13 Ha sil Penelitian …………………………………………...................... 162
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran …………………………………………………50Gambar 3.1 Analisis Data Menurut Miles & Huber man …………………………67Gambar 4.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan d Kota Serang ………………….72Gambar 4.2 Wilayah Operasional Kerja Satwas SDKP Serang ………………….80Gambar 4.3 Struktur Organiasasi Satwas SDKP Serang ………………………....82Gambar 4.4 SOP Pelayanan Penerbitan HPK & SLO…………………………....100
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Teluk Banten adalah teluk yang berada di Provinsi Banten, teluk ini berada di dekat ujung laut pulau jawa negara Indonesia. Jalur perairan Banten merupakan jalur penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Provinsi Banten secara topografi dibatasi oleh laut jawa disebelah utara, selat sunda disebelah barat, samudera indonesisa disebelah selatan, dan di sebelah timur dibatasi oleh daratan, laut provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat. Ibukota Provinsi Banten ialah Serang. Dahulu Banten merupakan salah satu tempat bersejarah yang terkenal, tempat bersejarah yang terkenal yaitu hanya 10 km dari Kota Serang. Wilayah di Banten yang dijadikan sebagai wilayah bersejarah banyak ditemui warisan dari kerajaannya yang didirikan abad 16 dan 18. Potensi daerah yang dimiliki oleh Banten yaitu salah satu nya pada sumber daya kelautan yang sangat melimpah diantaranya terumbu karang dan ikan laut nya. Adapun luas lautan yang ada di Provinsi Banten yaitu 11.486 km², provinsi banten sendiri wilayahnya terbagi dalam 8 Kota/Kabupaten, yaitu Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.
Tabel 1.1 Luas Wilayah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi BantenNo. Kabupaten/Kota Luas (Km²) Presentase
1. Kabupaten Pandeglang 2.746,89 28,43 %
2. Kabupaten Lebak 3.426,56 35,46 %
3. Kabupaten Tangerang 1.011,86 10,47 %
4. Kabupaten Serang 1.734,28 17,95 %
5. Kota Tangerang 153,93 1,59 %
6. Kota Cilegon 175,50 1.82 %
7. Kota Serang 266,71 2,76 %
8. Kota Tangerang Selatan 147,19 1,52 % Banten 9.662,92 100,00
(Sumber: http://dkp.bantenprov.go.id/upload/DKP/Statistik/2017)
Melihat luas wilayah yang sangat besar maka pentingnya untuk mengelola seluruh hasil laut yang nanti nya akan menjadi sumber pendapatan daerah, juga sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat. Jika masyarakat dan pemerintah setempat dapat mengelola dengan baik maka akan menjadi sumber perekonomian bagi masyarakat sekitar. Potensi yang dimiliki oleh Provinsi Banten di bidang kelautan dan perikanan yaitu hasil laut nya yang melimpah diantaranya terumbu karang dan ikan laut. Potensi pertama yang dapat dilihat yaitu terumbu karang banyak memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan dan lingkungan biota yang hidup disekitarnya dan juga bagi kehidupan manusia. Secara garis besar, fungsi dan manfaat terumbu karang bagi lingkungan dan manusia dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yakni manfaat secara ekologi, ekonomi, dan sosial. Manfaat secara ekologi mengandung arti sebagai peran terumbu karang dalam hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Potensi selanjutnya yang dimiliki di Provinsi Banten adalah di bidang perikanan. Potensi yang sangat besar ini mendukung kemajuan perikanan dan hasil pengolahan produk perikanan khususnya untuk pemasaran karena posisi Banten berbatasan langsung dengan daerah khusus Ibu Kota Jakarta dan wilayah lain di Sumatera sebagai pasar potensial produk perikanan Banten.
Jika dimanfaatkan dengan benar maka bisa menambah nilai ekonomi untuk masyarakat, seperti bertambah nya pendapatan. Memproduksi hasil ikan tangkapan di wilayah Indonesia salah satunya di Banten dapat mengurangi nilai impor ikan dari negara lain. Agar menjadi salah satu wilayah yang mandiri pada bidang kelautan. Jika pengelolaan di bidang kelautan dan perikanan tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan masalah baru selain menciptakan masyarakat yang tidak mandiri juga bisa mematikan nelayan-nelayan lokal yang hanya bisa mengandalkan hasil tangkapan laut dengan seadanya. Adapun Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia terbagi kedalam Sembilan bagian yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.2 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI)No. Perairan Indonesia Wilayah Perairan Provinsi di Indonesia 1. Selat Malaka Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Riau.
2. Laut Cina Provinsi Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat.
3. Laut Jawa Provinsi Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
4. Laut Flores Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara.
5. Laut Banda Provinsi Maluku
6. Laut Arafura Laut Aru, dan Laut Timur-timor meliputi Provinsi Papua.
7. Laut Sulawesi dan Samudera Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara, Pasifik Papua dan Kalimantan Timur
8. Laut Seram dan Teluk Tomini Teluk Tomini dan Laut Seram meliputi Provinsi Sulawesi Tengah, Maluku Utara dan Maluku Barat.
9. Samudra Hindia Provinsi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jogjakarta, Bali, NTT dan NTB.
(Sumber
Berdasarkan tabel 1.2 di atas Provinsi Banten termasuk kedalam Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI) ketiga yaitu wilayah Laut Jawa. WPP-NRI bagian laut jawa meliputi Provinsi Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Wilayah perairan yang memiliki potensi di bidang perikanan ini memberikan dampak positif bagi para nelayan yang ada di wilayah tersebut. Sumber daya perikanan yang dimiliki Indonesia merupakan salah satu sumber daya perikanan terbesar dunia.
Di Provinsi Banten sendiri pada abad ke-17 terkenal memiliki pelabuhan terbesar yaitu pelabuhan Karangantu. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan terbesar kedua setelah pelabuhan sunda kelapa pada masanya. Pelabuhan Karangantu merupakan tempat persinggahan para pedagang sebelum melanjutkan perjalanan ke benua Australia. Saat pertama kali Belanda singgah di Indonesia pun melalui pelabuhan ini. Provinsi Banten sendiri memiliki beberapa jenis pelabuhan yang terkenal yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.3 Jenis- – jenis Pelabuhan di Provinsi Banten
JENIS PELABUHAN KETERANGAN A.
Pelabuhan Umum 1.
Pelabuhan Nasional Merak 4 Dermaga Ro-ro 1 Dermaga Kapal Cepat 1 Dermaga Ro-ro, dijadwalkan beroperasi awal sptember 2009.
Generl Cargo, Bulk Cargo Pelindo II) Cabang Banten.
2. Pelabuhan Ciwandan (dikelola oleh PT.
3. Pelabuhan Regional Anyer General Cargo 4.
Pelabuhan Internasional Bojonegara Satu sistem dengan Tanjung Priok (DKI Jakarta) 5. Pelabuhan Regional Labuan General Cargo B.
Pelabuhan Khusus
40 Pelabuhan Dermaga untuk kepentingan sendiri 4 tidak beroperasi C.
Pelabuhan Perikanan 1.
Pelabuhan Perikanan Pantai Dijadwalkan oktober 2009 ditingkan menjadi Karangantu pelabuhan perikanan nusantara
2. Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan Proses pembentukan UPTD 3.
Pangkalan Pendaratan Ikan a.
Persiapan menjadi pelabuhan perikanan pantai Citulis b. Persiapan menjadi pelabuhan perikanan pantai
Kronjo c.
Persiapan menjadi pelabuhan perikanan samudera Binuangeun d. Persiapan menjadi pelabuhan perikanan pantai
Bayah
(Sumber: RTRW Banten Tahun 2010-2030)
Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No. Per.16/Men/2006 Tentang Pelabuhan Perikanan adalah sebagai berikut: Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan. Pelabuhan perikanan mempunyai fungsi pemerintahan dan pengusahaan guna mendukung kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran. Adapun klasifikasi Pelabuhan Perikanan Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor: PER.16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan, Pelabuhan Perikanan dibagi menjadi 4 kategori utama yaitu : PPS (Pelabuhan Perikanan Samudera), PPN (Pelabuhan Perikanan Nusantara), PPP (Pelabuhan Perikanan Pantai), dan PPI (Pangkalan Pendaratan Ikan).
Pelabuhan Perikanan Nusantara atau dikenal juga sebagai pelabuhan perikanan tipe B, atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang terutama untuk kapal perikanan berukuran 15-16 GT sekaligus. Terdapat beberapa fasilitas-fasilitas dalam pelabuhan perikanan nusantara, yaitu : 1. Pelindung, meliputi: Breakwater panjang, Revetment panjang, dan Groin panjang, 2.Tambat / labuh, meliputi: Dermaga panjang dan Jetty panjang, 3. Perairan, meliputi: Alur pelayaran panjang dan Kolam pelabuhan luas, 4. Penghubung, meliputi: Jalan panjang, Jembatan panjang, Drainase terbuka panjang dan Drainase tertutup panjang, 5. Pembatas lahan, meliputi: Pagar keliling panjang.
Kota Serang dipilih sebagai lokasi penelitian karena dilihat dari segi potensi kelautannya yang melimpah dan kecamatan kasemen merupakan salah satu kecamatan di Kota Serang yang memiliki potensi kelautan yang beragam. Kota Serang juga sebagai Ibukota dari Provinsi Banten yang menjadi central segala aktivitas baik perniagaan maupun pertaniannya. Di Kota Serang memiliki satu Pelabuhan perikanan yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu Kota Serang yang mempunyai tugas pokok yaitu memfasilitasi produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya, dan kelancaran kegiatan kapal perikanan, serta pelayanan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan.
Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu mempunyai beberapa fungsi yang harus dilaksanakan yaitu sebagai berikut: 1. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan dan evaluasi pelabuhan perikanan, 2. Pelaksanaan pengaturan keberangkatan, kedatangan dan keberadaan kapal perikanan di pelabuhan perikanan, 3. Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan dan Keberangakatan Kapal Perikanan, 4. Pelaksanaan pemeriksaan Log Book, 5. Pelaksanaan Pelayanan Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar, 6. Pelaksanaan Penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan, 7. Pelaksanaan pengawasan pengisian bahan bakar, 8. Pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pemeliharan, pendayagunaan dan pengawasan, serta pengendalian sarana dan prasarana, 9. Pelaksanaan fasilitasi penyuluhan, pengawasan dan pemantauan wilayah pesisir, wisata bahari, pembinaan mutu, serta pengolahan, pemasaran dan distribusi hasil perikanan, 10. Pelayanan jasa, pemanfaatan lahan dan fasilitas usaha, 11. Pelaksanaan pengumpulan data, informasi dan publikasi,
12. Pelaksanaan bimbingan teknis dan penerbitan Sertifikasi Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB), 13. Pelaksanaan inspeksi pembongkaran ikan, 14.
Pelaksanaan pengendalian lingkungan di pelabuhan perikanan, 15. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. (Sumber: Laporan Tahunan PPN
Karangantu 2016 ).
Di dalam pelabuhan perikanan tidak terlepas dari segala aktivitas nelayan. Salah satu aktivitas dari nelayan adalah aktivitas kapal perikanan nelayan. Aktivitas kapal perikanan sangat berpengaruh pada keberlangsungan hasil tangkapan ikan. Peran Pelabuhan Perikanan Nusanatara Karangantu dalam Pengawasan segala aktivitas nelayan sangatlah penting guna mendukung, mengendalikan, dan mengatur agar sesuai dengan apa yang menjadi program dan tugas pokok dari Pelabuhan Perikanan. Adapun di dalam pelabuhan ini dari segi pengawasan sumber daya kelautan dan perikanannya merupakan tanggung jawab dari Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, di Karangantu sendiri yang menjadi tugas pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan adalah Satuan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Serang atau disingkat menjadi Satwas SDKP Serang yang terletak di PPN Karangantu. Adapun jumlah nelayan yang melakukan kegiatan penangkapan ikan di Karangatu berjumlah sebagai berikut:
Pengawasan perikanan adalah kegiatan yang ditujukan untuk menjamin terciptanya tertib pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perikanan. Satwas SDKP sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Pengawas Sumber Daya Perikanan. Adapun Satwas SDKP yang teletak di Karangantu Kota Serang ini memiliki tugas untuk mengawasi segala aktivitas perikanan dan kelautan dari seluruh kabupaten dan kota yang ada di provinsi banten. Adapun wilayah operasional dari Satwas SDKP Serang ini yaitu Kabupaten Serang, Kota Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang Selatan. Tata cara pelaksanaan tugas pengawas perikanan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 17/PERMEN-KP 2014 Tentang Pelaksanaan Tugas Pengawas Perikanan yaitu sebagai berikut: pelaksanaan tugas pengawas perikanan di kapal perikanan sebagaimana dimaksud yaitu sebagai berikut:
Pengawas perikanan melaksanakan tugasnya di WPP-NRI, Kapal perikanan, pelabuhan perikanan/ pelabuhan yang ditunjuk, pelabuhan tangakahan, sentra kegiatan perikanan, area pembenihan ikan, area pembudidayaan ikan, UPI dan Konservasi perairan. Karena dalam penelitian kali ini peneliti hanya memfokuskan pada Pengawas perikanan sumber daya kelautan dan perikanan di bidang aktivitas kapal perikanan maka, pelaksaan tugas pengawas perikanan di kapal perikanan melakukan kegiatan pengawasan terhadap: kapal penangkapan ikan, kapal pengangkutan ikan, kapal pengolahan ikan, kapal latih perikanan, kapal penelitian atau eksplorasi perikanan, dan kapal pendukung operasi penangkapan ikan dan/atau budidaya ikan. Adapun pelaksaan tugasnya yaitu berupa pengawasan kapal perikanan dengan cara: 1. Memeriksa kelengkapan dan keabsahan SIPI/atau SIKPI, Surat Laik Kapal (SLO), dan Surat Persetujuan Berlayar, 2. Memeriksa kelengkapan dan keabsahan izin penelitian dan pengembangan perikanan, 3. Memeriksa peralatan dan keaktifan SPKP, 4.
Memeriksa kapal perikanan, alat penangkapan ikan, dan/atau alata bantu penangkapan ikan, 5. Memeriksa kesesuaian komposisi anak buah kapal perikanan dengan crew list, 6. Memeriksa keberadaan pemantau diatas kapal penangkap atau kapal pengangkut ikan untuk ukuran dan alat penangkapan ikan tertentu, 7. Memeriksa kesesuaian penanganan ikan diatas kapal perikanan, 8. Memeriksa kesesuaian ikan hasil tangkapan dengan alat penangkapan ikan, 9. Memeriksa kesesuaian jenis dan jumlah ikan yang diangkut, 10. Memeriksa kesesuaian pelabuhan muat/singgah bagi kapal pengangkut ikan hasil tangakapan dengan SIKPI, 11. Memeriksa kesesuaian pelabuhan muat/singgah dan check point terakhir bagi kapal pengangkut ikan hasil budidaya dengan SIKPI, 12.
Memeriksa kesesuaian daerah penangakapan ikan dengan SIPI, dan 13. Memeriksa penerapan log book penangkapan ikan.
Dalam segi pengawasan Satwas SDKP Serang memiliki tugas sebagai salah satu pemeriksa ketertiban administrasi dokumen kapal perikanan yang dimiliki nelayan. Seperti misalnya nelayan harus memiliki SIPI (Surat Izin Penangkapan Ikan). SIPI diterbitkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan terkait, dalam pelayanan penerbitan SIPI nelayan dilakukan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Dalam prosedur pelayanan perizinan SIPI nelayan dilakukan berdasarkan Standar Operasional Prosedur yang telah ditetapkan, SIPI merupakan salah satu syarat administrasi yang harus dimiliki setiap kapal perikanan yang selanjutnya untuk penerbitan Surat Laik Operasi (SLO). Bagi nelayan yang belum memiliki SIPI yang resmi dan lengkap, maka akan berakibat tidak bisa nya mereka melakukan penangkapan ikan. Oleh karena itu SIPI merupakan syarat administratif awal yang harus dimiliki oleh nelayan.
Di pelabuhan perikanan nusantara Karangantu setiap harinya banyak aktivitas kapal perikanan, baik bongkar muat hasil tangkapan ikan, penggunaan alat tangkap ikan dll. Dari segi perizinan administratif dokumen kapal perikanan yang ada di pelabuhan, ketaatan nelayan masih dibilang rendah karena masih banyaknya nelayan yang belum melengkapi dokumen resmi perizinan kapal perikanan. Salah satu perizinan administratif yang harus dilengkapi nelayan yaitu berupa SIPI, SIUP, SIKPI dan juga SLO (Surat Laik Operasi). SLO merupakan surat keterangan yang menyatakan bahwa kapal perikanan telah memenuhi persyaratan administrasi dan kelayakan teknis untuk melakukan kegiatan perikanan. Maksud dan tujuan diterbitkannya Peraturan Menteri ini adalah sebagai acuan bagi pengawas perikanan, nahkoda kapal, pemilik kapal perikanan, operator kapal perikanan dan penanggung jawab perusahaan perikanan dalam penerbitan SLO. Oleh karena itu setiap kapal perikanan yang akan melakukan kegiatan perikanan wajib memiliki SLO. Adapun kapal-kapal perikanan yang ada di Karangantu yang harus wajib memiliki SLO adalah sebagai berikut:
Tabel 1.4 Jumlah kapal perikanan yang wajib memiliki SLO No. Nama Kapal Pemilik Jenis alat tangkap Ukuran GT/NT13. KMN. Anugrah Ilahi
(Sumber: Laporan Penerbitan/Pencabutan/Penundaan SPB Kapal Perikanan PPN Karangantu 2017)