PENGARUH PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, DAN PENGAWASAN INTERNAL TERHADAP KINERJA UNIT SATUAN KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIMEULUE
PENGARUH PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN
DAERAH, KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, DAN PENGAWASAN
INTERNAL TERHADAP KINERJA UNIT SATUAN KERJA PEMERINTAH
DAERAH KABUPATEN SIMEULUE
1 3 1)Ori Darpito , Hasan Basri, Muhammad Arfan
2, 3)Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Staf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: This research aimed to examine the effect of regional financial accounting information
system using, human resources, and internal control (either simultaneously or partially) to the
working units performance of district Simeulue. This research is a hypothesis testing research by
using multiple linear regression tests of the data collected through questionnaires. The research
population has 28 respondents in the working unit on agencies/board/office at District Simeulue
Government. Data analysis was using SPSS (Statistical Package for Social Science) version 20. The
results showed that regional financial accounting information system using, human resources, and
internal control, either simultaneously or partially have effect to the performance of district Simeulue
working units.
Keywords: Regional Financial Accounting Information System, Human Resources, Internal
Control, Performance.Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
Abstrak: pemanfaatan sistem informasi
(baik
akuntansi keuangan daerah, kualitas sumber daya manusia, dan pengawasan internal
secara simultan maupun parsial) terhadap kinerja unit satuan kerja pemerintah daerah Kabupaten
Simeulue . Penelitian ini merupakan hypothesis testing research dengan pengujian
menggunakan regresi linier berganda dari data yang dikumpulkan melalui kuesioner . Populasi
penelitian yaitu 28
responden pada unit satuan kerja setingkat dinas/badan/kantor di Pemerintah
. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS (
Daerah Kabupaten Simeulue Statistical Package
for Social Science ) versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan sistem informasi
akuntansi keuangan daerah, kualitas sumber daya manusia, dan fungsi pengawasan interna ,
baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh terhadap kinerja unit satuan kerja .
pemerintah daerah Kabupaten Simeulue Kata Kunci:
Sistem Informasi Akuntansi, Sumber Daya Manusia, Pengawasan Internal, Kinerja .
PENDAHULUAN diperoleh suatu organisasi bukan hanya
dilakukan oleh perusahaan yang berorientasi Kinerja merupakan gambaran pencapaian profit, namun juga dilakukan oleh sektor suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam publik, dalam hal ini pemerintah (Bastian, mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi
2006:274). ). Hal tersebut juga berlaku di unit- organisasi. Sasaran pencapaian yang ingin di unit satuan kerja yang terdapat di pemerintah peroleh suatu organisasi dijabarkan ke dalam pusat, pemerintah tingkat provinsi, maupun perumusan perencanaan strategis (strategic pemerintah tingkat kabupaten/kota. planning). Sasaran pencapaian yang ingin sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh juga memiliki unit-unit satuan kerja. Upaya peningkatan kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Simeulue sangat terkait dengan upaya peningkatan kinerja masing-masing unit. Oleh karena itu, kinerja masing-masing unit satuan kerja perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak di Kabupaten Simeulue, terutama pihak instansi pemerintahan (Bupati dan jajarannya).
Kinerja satuan unit kerja suatu pemda dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu kinerja pelayanan publik dan kinerja keuangan (Mahsun et.al, 2006:31). Kinerja pelayanan publik merupakan salah satu indikator dalam menilai keberhasilan dalam menyelenggarakan kepemerintahan, sedangkan kinerja keuangan dapat diartikan sebagai tingkat efektivitas dan efisiensi pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya materiil untuk menghasilkan output yang produktif (Irwanto dan Khusaini, 2014:6).
Dilihat dari sisi kinerja keuangan, pencapaian kinerja unit satuan kerja di lingkungan Pemda Simeulue masih belum menggembirakan, hal tersebut dapat dicermati dari hasil pemeriksaan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) terhadap LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah) Kabupaten Simeulue tahun 2012 yang menginformasikan hal-hal sebagai berikut: koordinasi antar bagian di DPKKD (Dinas Pengelolaan Keuangan Kekayaan Daerah) maupun dengan SKPK (Satuan Kerja Pemerintah Kabupaten) lain tidak berjalan dengan baik. Bagian Akuntansi sebagai keuangan kurang berkoordinasi dengan Bidang Pendapatan terkait dengan pencatatan pendapatan daerah; ketiadaan database Wajib Pajak/Wajib Retribusi dan Nomor Pokok Wajib Pajak daerah melemahkan pengendalian dan menyulitkan pengawasan terhadap penerimaan PAD serta menghambat optimalisasi penerimaan PAD; Bidang Akuntansi Kabupaten Simeulue tidak dapat melakukan konsolidasi laporan keuangan SKPK; pengelolaan aset tetap belum tertib; adanya temuan kelebihan bayar terhadap pelaksanaan belanja modal pada SKPK; pengawasan intern belum memadai
Tujuan paper ini adalah untuk menguji pengaruh pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah (SIA), kualitas sumber daya manusia (SDM), dan pengawasan internal (secara simultan maupun parsial) terhadap kinerja unit satuan kerja pemerintah daerah.
Paper ini dimulai dengan membahas tinjauan pustaka yang berkaitan dengan pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah (SIA), kualitas sumber daya manusia (SDM), pengawasan internal dan kinerja unit satuan kerja pemerintah daerah. Setelah itu, dilanjutkan dengan membahas metode penelitian yang digunakan dan diskusi hasil temuan penelitian. Paper ini diakhiri dengan kesimpulan dan saran.
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dan kinerja kelompok (Mangkunegara, 2005). Kinerja perlu dinilai. Sehingga dengan demikian, penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekejaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut (Mathis dan Jackson, 2001). Menurut Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) (2003) kinerja instansi pemerintah merupakan “gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan peaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan”.
Adapun indikator kinerja menurut LAN RI tersebut terdiri dari masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome).
Indikator pengukuran kinerja sebaiknya digunakan secara spesifik dan jelas, dapat di ukur secara objektif, relevan dengan tujuan dan sasaran yang hendak di capai, dan tidak terdapat bias.
Sistem informasi akuntansi merupakan “suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi yang digunakan untuk
2006:6). Sistem informasi keuangan daerah menurut PP (Peraturan Pemerintah) Nomor 56 Tahun 2005 tentang SIKD (Sistem Informasi Keuangan Daerah) bab I pasal 1 ayat 15 yaitu “Suatu sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah
”. Komponen sistem informasi akuntansi keuangan daerah berdasarkan Sistem Informasi
Akuntansi (Romney dan Steinbart, 2006:3) yaitu: Orang-orang, yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi; Prosedur-prosedur , baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi; Data, tentang proses-proses bisnis organisasi; Software, yang dipakai untuk memproses data organisasi; serta Infrastruktur
teknologi informasi , termasuk komputer,
peralatan pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting di dalam menjalankan suatu organisasi. Menurut Gomes (2003) dalam Arsyiati (2008:17) menyatakan sumber daya manusia adalah salah satu sumber daya yang terdapat dalam organsasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Koswara (2001:266- manusia di era otonomi merupakan “kemampuan profesional dan keterampilan teknis para pegawai yang termasuk kepada unsur staf dan pelaksana di lingkungan pemerintah daerah”. Selanjutnya Ruky (2003:57) menyatakan kualitas sumber daya manusia memiliki pengertian “tingkat pengetahuan, kemampuan, dan kemauan yang dapat ditunjukkan oleh sumber daya manusia”.
Tingkat pengetahuan, kemampuan, dan kemauan itu dibandingkan dengan tingkat yang dibutuhkan dari waktu ke waktu oleh organisasi yang memiliki sumber daya manusia tersebut.
Menurut Matutina (2001:205), pengukuran kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari beberapa indicator, yaitu: Pengetahuan (Knowledge) merupakan kemampuan yang dimiliki pegawai yang lebih berorientasi pada intelejensi dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki pegawai; Keterampilan (Skill) adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional di bidang tertentu yang dimiliki pegawai; serta Kemampuan (Abilities) yaitu kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang karyawan yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerja sama, dan tanggung jawab.
Untuk mendeteksi bentuk pelayanan yang diberikan pemerintah kepada publik perlu dilaksanakan pengawasan internal untuk menjamin tercapainya tujuan pemerintah yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa Pengawasan Intern adalah “Seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik ”.
Selanjutnya, Romney dan Steinbart (2006:229) menyatakan terdapat tiga fungsi penting pengendalian internal yang dapat digunakan sebagai indikator dalam penelitian ini, yaitu: pengendalian untuk pencegahan
(preventive control) : mencegah timbulnya suatu
masalah sebelum mereka muncul; pengendalian untuk pemeriksaan (detective control) : dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu masalah tersebut muncul; dan pengendalian korektif (corrective control): memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan.
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, maka skema kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah
Kualitas Sumber Daya Manusia Pengawasan Internal
Kinerja Unit Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Simeulue
tersebut, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini yaitu pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, kualitas sumber daya manusia (SDM), dan pengawasan internal secara bersama-sama maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja unit satuan kerja pemerintah daerah Kabupaten Simeulue.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis yang bertujuan untuk menguji pengaruh variabel pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, kualitas sumber daya manusia, dan pengawasan internal terhadap kinerja unit satuan kerja pemerintah daerah Kabupaten Simeulue. Jenis penelitian yang digunakan adalah hyphotesis testing
research , unit analisis yang digunakan adalah
unit satuan kerja, dan horizon waktu yang digunakan adalah cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh unit satuan kerja setingkat dinas/badan/kantor di Pemerintah Daerah Kabupaten Simeulue, oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode sensus. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer, dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi lapangan dan studi kepustakaan.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan SPSS. Terhadap data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik. Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa masing-masing item dalam yang ditetapkan dalam penelitian, yang dilakukan dengan menggunakan koefisien Pearson Product-Moment. Ukuran data dianggap valid jika nilai korelasi yang dihasilkan lebih besar dari nilai kritis pada keyakinan 95%. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui hasil pengukuran relatif konsisten apabila dilakukan pengujian ulang. Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung besarnya nilai
cronbach’s alpha. Instrumen
dalam penelitian dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih besar dari 0,5. Semakin dekat
cronbach’s alpha dengan 1, semakin tinggi
keandalan konsistensi internal (Sugiyono, 2011:121). Uji asumsi klasik dilakukan untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten (Ghozali, 2011:105). Uji asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.
Teknik analisis data pada pengujian hipotesis menggunakan pengujian analisis regresi linier berganda yang merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh antara dua atau lebih variabel dan untuk melihat pengaruh secara parsial dan simultan. Persamaan model empiris yang digunakan dalam meneliti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu:
Y = α + β 1 X 1
- + β 2 X 2<
- + β 3 X 3<
- + ε
Dimana Y adalah kinerja unit satuan kerja pemerintah daerah , α adalah konstanta, β 1,2,3 adalah koefisien regresi,
X 1 adalah
3. Pemda 0,665 Kinerj dan adalah error.
(Y) a 3 4. 0,462
Kinerj a 4
HASIL PEMBAHASAN
5. 0,704 Kinerj a 5
Deskripsi Data Penelitian
6. 0,501 SIAK
1 Tabel 4.1 menunjukkan nilai stasistik deskriptif 7. 0,719
SIAK Sistem dari masing-masing variabel dalam penelitian.
2 Informasi
8. Akuntansi 0,637 0, Vali
Tabel 4.1 SIAK Statistik Deskriptif3 Keuangan 361 d Daerah
9. 0,587 SIAK
N Min Max Mean SD 4 (X 1 ) KINERJA 28 3.20 5.00 4.2714 .40447
10. SIAK 0,652 SIA 28 3.20 5.00 4.2357 .42183
5 SDM 28 3.40 5.00 4.2929 .44715
11. SDM 0,708 SPIP 28 3.00 5.00 4.0571 .52453
1 Valid N
28
12. SDM 0,649 (listwise)
2 Sumber: Data Primer diolah tahun 2015
13. SDM Kualitas 0,660 0, Vali Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat 2
3 SDM (X ) 361 d
14. SDM 0,669 bahwa nilai minimum, maksimum, rata-rata, 4 dan standar deviasi dari variabel yang diteliti
15. SDM 0,730
5 berjumlah 28 orang responden. Nilai standar
16.SPIP 1 0,616 deviasi dari semua variabel lebih kecil dari nilai
17.SPIP 2 0,611 rata-rata. Hal ini berarti bahwa semua variabel Pengawas tersebut memiliki sebaran data yang cukup an 0, Vali
18.SPIP 3 0,708 Internal 361 d baik, sehingga tidak terjadi outlier data yang 3
19.SPIP 4 (X ) 0,784 mengakibatkan tidak normalnya distribusi data.
20.SPIP 5 0,762
Uji Validitas
Sumber: Data Primer diolah tahun 2015 Hasil pengujian validitas secara rinci
Hasil pengujian validitas menunjukkan ditampilkan dalam tabel 4.2 bahwa koefisien korelasi pearson moment
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Datauntuk setiap item butir pernyataan variabel
Nilai
kinerja unit satuan kerja (Y), pemanfaatan SIA
Koefisie No Kriti n Ket
keuangan daerah (X 1 ), kualitas SDM (X 2 ), dan
Pernyata Variabel s 5% Korelas . an (N=6
pengawasan internal (X 3 ) berada di atas nilai
i 1) kritis korelasi product moment (> 0,361).
1. Kinerja 0,553 0,36 Vali Kinerj a 1 Unit
1 d Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa a,b
.24130872 Deviation valid pada tingkat signifikansi 0,05.
Absolute .112 Most Extreme
Positive .055 Differences
Negative -.112 Kolmogorov-Smirnov Z .592
Uji Reliabilitas
Asymp. Sig. (2-tailed) .875 Hasil pengujian reliabilitas secara rinci
Sumber: Data Primer diolah tahun 2015 ditampilkan dalam tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Data Nilai Rata- Item No Variabel alpha Ket. rata Variabelcronbach
1. Kinerja 4,271 5 0,611 Andal
2. SIA 4,235 5 0,613 Andal
3. SDM 4,292 5 0,711 Andal
4. SPIP 4,057 5 0,664 Andal Sumber: Data Primer diolah tahun 2015
Gambar 4.1 Grafik HistogramBerdasarkan Tabel 4.3, hasil perhitungan uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai
cronbach alpha untuk masing-masing variabel
lebih besar dari 0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item-item instrumen untuk masing-masing variabel adalah reliabel.
Gambar 4.2 Grafik Normal P-PlotUji Asumsi Klasik
Tabel 4.4 menunjukkan nilai ujiUji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,592. Nilai ini apakah dalam model regresi, variabel dependen tidak signifikan pada 0,05 karena nilai P = dan independen mempunyai distribusi normal 0,875 lebih besar dari 0,05, artinya sebaran data atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini tidak menunjukkan penyimpangan dari kurva dilakukan melalui analisis statistik (uji normal atau sebaran data telah memenuhi
Kolmogorov-Smirnov) dan analisis grafik asumsi normalitas. Selanjutnya grafik (Histogram dan Normal P-Plot) dengan hasil histogram pada Gambar 4.1 menunjukkan pola analisis secara rinci ditampilkan dalam tabel histogram berbentuk lonceng yang 4.4, Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. menunjukkan bahwa sebaran data telah
Tabel 4.4
terdistribusi normal dan grafik normal P-Plot
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pada Gambar 4.2 menunjukkan pola Unstandardiz penyebaran data mengikuti arah garis diagonal ed Residual
N
28 dan menyebar di sekitar garis diagonal, artinya Normal Mean
0E-7
Berdasarkan grafik scatterplot pada asumsi normalitas. Gambar 4.3, penyebaran data tidak membentuk
Uji Multikolinieritas
pola tertentu, titik-titik menyebar di atas dan di Hasil uji multikolinieritas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5. bawah angka nol pada sumbu Y. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam model regresi Tabel 4.5 tidak terjadi heteroskesdastisitas.
Hasil Uji Multikolinieritas
Hasil uji asumsi klasik menunjukkan Variabel Collinearity Ket. bahwa data yang digunakan terdistribusi
Independ Statistics en Toleran
VI
normal, tidak ada gejala multikolinieritas, dan
ce F
tidak terjadi heterokedastisitas sehingga data Sistem Informasi Tidak ada populasi dalam penelitian ini layak untuk
1,45 Akuntansi 0,686 multikolinieri
7 digunakan. Keuangan tas Daerah Kualitas Tidak ada
Hasil pengujian hipotesis
2,39 SDM 0,417 multikolinieri
7 Hasil pengujian hipotesis ditampilkan dalam tas Tabel 4.6. Pengawas Tidak ada
2,04 an 0,490 multikolinieri
Tabel 4.6
1 Internal tas
Hasil Pengujian Hipotesis
Sumber: Data Primer diolah tahun 2015
Unstandardized Variabel Coefficients
Hasil uji multikolinieritas menunjukkan nilai
Std. Error β
Konstanta 1,014 0,549
tolerance masing-masing variabel independen
SIA Keuangan 0,148 0,144 lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF masing-
Daerah Kualitas SDM
0,288 0,171 masing variabel lebih kecil dari 10. Dengan Pengawasan
0,344 0,134 demikian dapat disimpulkan bahwa dalam Internal Koefisien Korelasi (R) : 0,803 model regresi tidak terjadi multikolinieritas Koefisien Determinasi (R²) : 0,644 Adjusted R Square : 0,600 diantara variabel independen. F Hitung : 14,476 b Sig. F : 0,000
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Primer diolah tahun 2015 Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian
Berdasarkan tabel 4.6, persamaan regresi ini dapat dilihat pada gambar 4.3 linear berganda pada penelitian ini yaitu:
Y = 1,014 + 0,148X 1 + 0,288X 2 + 0,344X 3
- + ε
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa semua koefisien regresi (β) untuk masing-masing variabel independen tidak sama
Gambar 4.3 Grafik Scatterplotdengan nol, yaitu koefisien regresi pemanfaatan koefisien regresi kualitas SDM (β 2 ) sebesar 0,288, dan koefisien regresi pengawasan internal (β 3 ) sebesar 0,344. Dengan mempergunakan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis yaitu jika
1 = 2 = β 3 = 0 : H diterima dan jika paling sedikit ada satu i (i = 1,2,3
) ≠ 0 : H ditolak, maka dapat diinterpretasikan bahwa pemanfaatan SIA keuangan daerah (X 1 ), kualitas SDM (X 2 ) dan pengawasan internal (X 3 ) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja unit satuan kerja pemerintah daerah Kabupaten Simeulue (Y). Pengaruh secara bersama-sama ketiga variabel independen terhadap variabel dependen tersebut ditunjukkan melalui nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,644. Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa peningkatan unit satuan kerja pemerintah daerah Kabupaten Simeulue sebesar 64,4% disebabkan oleh perubahan yang terjadi bersama-sama pada pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, kualitas sumber daya manusia, dan pengawasan internal. Sedangkan selebihnya sebesar 35,6% disebabkan oleh faktor-faktor lain dari variabel yang tidak termasuk dalam model penelitian ini, seperti faktor kepemimpinan, iklim kerja, pelatihan, pengalaman kerja aparatur maupun latar belakang pendidikan. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,803 menunjukkan derajat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 80,3% (lebih besar dari 50%).
Hal ini berarti pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, kualitas sumber mempunyai hubungan yang kuat dengan kinerja unit satuan kerja pemerintah daerah Kabupaten Simeulue. Oleh karena itu, hasil penelitian ini menolak hipotesis nol (H ) dan menerima hipotesis alternatif (H A ).
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan nilai koefisien regresi 1 = 0,148
( β 1 ≠ 0). Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja unit satuan kerja pemerintah daerah Kabupaten Simeulue. Hasil penelitian ini sejalan dengan kesimpulan penelitian Rahayu et al. (2014) pada pemerintah Kabupaten Jembrana bahwa penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah.
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan nilai koefisien regresi 2 = 0,288
( β 2 ≠ 0). Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja unit satuan kerja pemerintah daerah Kabupaten Simeulue. Hal tersebut mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Azhar (2007) menyimpulkan bahwa sumber daya manusia secara signifikan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penerapan Permendagri 13 Tahun 2006 pada pemerintah Kota Banda Aceh.
Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan nilai koefisien regresi 3 = 0,344
( β 3 ≠ 0). Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa pengawasan internal berpengaruh terhadap kinerja unit satuan kerja pemerintah hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukmana dan Anggarsari (2009) di Kota Tasikmalaya yang membuktikan bahwa secara parsil pengawasan internal berpengaruh sigifikan terhadap kinerja pemerintah daerah. Penelitian lain yang dilakukan oleh Darmayani et al. (2014) menunjukkan bahwa pengendalian intern berpengaruh positif terhadap nilai laporan keuangan di Kabupaten Buleleng
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, kualitas sumber daya manusia, dan pengawasan internal baik secara bersama-sama maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja unit satuan kerja pemerintah daerah Kabupaten Simeulue.
Evaluasi Keberhasilan Kinerja Keuangan Daerah dan Pelayanan Publik pada Sektor Pendidikan dan Kesehatan di Provinsi Jawa Timur.
Refika Aditama.
Yogyakarta: BPFE. Mangkunegara, A.P. 2005. Evaluasi Kinerja SDM . Cetakan Pertama. Bandung: PT.
Akuntansi Sektor Publik . Edisi Ketiga.
Jakarta: LAN. Mahsun, Moh, Firma Sulistiyowati, dan Heribertus Andre Purwanurgraha. 2011.
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Dan Kinerja Instansi Pemerintah .
Lembaga Administrasi Negara. 2003. Pedoman
Era Global . Jakarta: CV. Rajawali.
Koswara, E. 2001. Dinamika Informasi dalam
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya , 2 (2): 1-15.
Jakarta: Salemba Empat. Irwanto, M. Aziz dan Moh Khusaini. 2014.
Saran-saran untuk penelitian selanjutnya yaitu untuk menggunakan teknik wawancara dalam rangka menggali lebih detail persoalan yang dihadapi dalam meningkatkan kinerja unit kerja dan menambahkan variabel-variabel lain yang mempengaruhi efektivitas penyusunan laporan seperti seperti pelatihan, pengalaman kerja aparatur maupun latar belakang pendidikan.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah .
Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi kelima. Semarang:
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
e-Jurnal Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha , 2 (1), 11-17.
Herawati, dan Anantawikrama Tungga Atmaja. 2014. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD), dan Pengendalian Intern Terhadap Nilai Laporan Keuangan Pada Bagian Keuangan Setda Kabupaten Buleleng.
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Darmayani, Made Ayu, Nyoman Trisna
Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pada Pemerintah Kota Banda Aceh . Tesis. Medan:
Tesis. Banda Aceh: Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Azhar. 2007. Faktor-faktor Yang
DAFTAR PUSTAKA
Daya Manusia Dalam Pengelolaan Keuangan Terhadap Kualitas Pertanggugjawaban Keuangan PNBP Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja
Arsyiati. 2008. Pengaruh Kualitas Sumber
Manajemen Sumber Daya Manusia .
Jakarta: Salemba Empat. Matutina. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia . Jakarta: Gramedia.
Rahayu, Ni Luh Sri, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, dan Ni Kadek Sinarwati.
2014. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kualitas Sumber Daya Manusia, dan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. e-Jurnal Akuntansi
, 2 (1),
Universitas Pendidikan Ganesha 186-193.