KOMUNIKASI INTERPERSONAL DRIVER ONLINE GRABCAR DAN GOCAR DI YOGYAKARTA PADA TAHUN 2018 ( Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Komunikasi Interpersonal dalam Transportasi Online: Komunikasi Interpersonal Driver Online GrabCar dan GoCar di Yogyakarta pada T

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian sebelumnya pernah dilaksanakan oleh Mirca Madianou dari Universitas Leichester Inggris dan Daniel Miller dari Perguruan Tinggi London, Inggris, yang berjudul Polimedia: Menuju teori baru media digital

8 Komunikasi Interpersonal . Penelitian ini menggunakan pendekatan

  etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan karibia. Dijabarkan dalam hasil penelitian tersebutpengaruh media komunikasi digital dalam konteks komunikasi interpersonal. Bagaimana pengguna menggariskan media baru sebagai alat komunikasi, dengan beragam media komunikasi yang ada, kendala komunikasi berubah dari beban media individual menjadi tekanan sosial, emosional dan konsekuensi moral dari pemilihan media yang berbeda karena perubahan media komunikasi tidak hanya merupakan perubahan teknologi namun merupakan relasi baru antara kondisi sosial dan teknologi. Masyarakat tidak lagi hanya melihat dari segi biaya dan kemudahan, namun juga alasan pemilihan media sebagai sebuah aksi yang membentuk relasi sosial. Maka itu terdapat istilah polimedia sebagai kondisi dimana terdapat beragam media komunikasi yang dapat dipilih sesuai kondisi sosial pengguna.

  Dalam penelitian lain yang disusun oleh Novilah yang dimuat pada jurnal Visi Komunikasi, Mei 2017 dengan judul Aktivitas Customer

  Relations dalam Layanan Pengemudi Gojek Srikandi Terhadap Pengguna

9 Jasa . Penelitian deskriptif kualitatif ini mencermati aktivitas komunikasi

  pengemudi Gojek Srikandi dengan pelanggan dengan menggunakan landasan teori kepuasan pelanggan (customer satisfactios). Penelitian dilaksanakan dengan pengamatan dan interaksi langsung dengan objek penelitian yaitu para pengemudi gojek Srikandi. Komunikasi pengemudi gojek srikandi dalam melayani pelanggan meliputi 3 momentum yang pertama ketika mengawali komunikasi saat bertemu dengan pelanggan, kedua saat melayani pelanggab, dan ketiga setelah melayani pelanggan, setiap pengemudi gojek srikandi harus mampu berkomunikasi dan menciptakan hubungan pelanggan yang baik.

  Sedangkan penelitian lain oleh Apsari Wahyu Kurnianti dari Universitas Tidar yang dimuat pada Jurnal Komunikasi dan Kajian Media Oktober 2017

  10 dengan judul Komunikasi Pemasaran Transportasi Online Nguberjek .

  Dalam penelitian tersebut dipelajari mengenai komunikasi pemasaran aplikasi Nguberjek dalam menarik perhatian pasar. Penelitian menggunakan teori strategi bauran pemasaran dengan metode deskriptif kualitatif. Informasi dan data yang digunakan diperoleh dari wawancara dan pengamatan. Berbagai strategi dijalankan untuk mengambil hati pasar agar menggunakan aplikasi Nguberjek, komunikasi pemasaran yang baik serta pengembangan untuk menciptakan inovasi canggih diperlukan agar strategi tersebut berhasil.

  Penelitian lain oleh Ahsani Amalia Anwar pada Etnosia:Jurnal Etnografi Indonesia Desember 2017 dengan judul Online vs konvensional:

  11 Keunggulan dan Konflik Antar Moda Transportasi di Kota Makassar .

  Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan wawancara dan pengamatan dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini dibahas mengenai keberadaan dan konflik antara moda transportasi konvensional dan online. Kepraktisan, transparansi, keterpercayaan, keamanan, kenyamanan, asuransi, ragam fitur, diskon dan promo serta ketersediaan lahan kerja baru merupakan ragam alasan yang dikemukakan konsumen untuk memilih moda transportasi online, sedangkan disisi lain moda transportasi konvensional menjadi termarginalkan dan menimbulkan konflik diantara pengemudi kedua moda transportasi tersebut.

B. Komunikasi Interpersonal

  Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu, merubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.

  Dalam komunikasi ini memerlukan adanya hubungan timbal balik antara penyampain pesan dan penerimanya yaitu komunikator dan komunikan. Setiap bentuk komunikasi setidaknya dua orang saling mengirimkan lambang-lambang yang memiliki makna tertentu. Lambang- lambang tersebut bisa bersifat verbal berupa kata-kata, atau bersifat nonverbal berupa ekspresi atau ungkapan tertentu dan gerakan tubuh

  Komunikasi interpersonal dapat berlangsung melalui tiga bentuk yaitu percakapan, dialog, serta wawancara. Percakapan merupakan bentuk komunikasi dalam suasana bersahabat dan informal. Dialog lebih kepada situasi yang lebih intim, lebih dalam serta lebih personal. Sedangkan wawancara lebih kepada bersifat lebih serius yaitu dengan adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan yang lain pada posisi menjawab.

  Komunikasi interpersonal menurut Devito (2007-29) Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjadi diantra dua orang atau lebih yang saling berhubungan, meliputi dyadic primacy (dua orang dalam kepentingan yang berpusat), dyadic coalitions (grup- grup dari dua orang bahkan kelompok yang lebih besar), dyadic

  consciounesss (dua orang yang menyatakan bahwa mereka adalah

  sesama rekan) Komunikasi interpersonal dapat berpengaruh pada hubungan, jika hubungan dan komunikasi terjalin baik, maka akan terjadi jalinan yang panjang jalinan yang panjang karena satu sama lain saling memberikan perhatian. Komunikasi interpersonal merupakn hal untuk mempertahankan efektif dan kerjasama bisa ditingkatkan maka perlu bersikap terbuka, sikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap yang paling memahami, menghargai, dan saling mengembangkan kualitas. Hubungan interpersonal perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak. Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan.

C. Ciri- ciri Komunikasi Interpersonal

  Ciri –ciri Komunikasi interpersonal menurut Joseph A Devito (2007).

  Pertama, adanya keterbukaan lalu yang kedua, empati, yang ketiga sikap

  mendukung, yang keempat, adanya rasa positif dan yang kelima, adanya kesetaraan

1. Keterbukaan (openness)

  Keterbukaan adalah kemauan orang untuk mengungkapkan informasi tentang dirinya yang mungkin secara normal disembunyikan, asalkan saja beberapa pengungkapan tepat (Devito, 2007: 112). Keterbukaan juga termasuk kemauan untuk mendengarkan secara terbuka dan bereaksi secara jujur terhadap pesan orang lain. Untuk mempunyai keterbukaan, seseorang harus:

  a. Mengungkapan diri ketika waktu tepat b. Merespon mereka yang berinteraksi dengan kita secara spontan dan dengan kejujuran tepat, tetapi juga dengan kesadaran apa yang kita katakan dan apa yang mungkin berakibat dari pesan kita

  c. Memiliki pikiran dan perasaan kita. Bertanggung jawab atas apa yang kita katakan.

  2. Empati (empathy)

  Empati adalah merasakan apa yang orang lain rasakan dari sudut pandang seseorang tanpa kehilangan identitas kita (Devito, 2007: 248).

  Empati memampukan kita untuk mengerti seperti apa orang lain secara emosional

  3. Sikap mendukung (supportiveness)

  Sikap mendukung dalam komunikasi adalah perilaku yang lebih mendeskripsikan daripada mengevaluasi dan sementara daripada pasti (Devito, 2007: 266). Pesan deskriptif menyatakan kondisi objek secara relatif apa yang kita lihat atau apa yang kita rasa. Pesan deskriptif mungkin membuat orang lain merasa didukung, di sisi lain menghakimi atau menilai pesan, mungkin membela diri. Ini tentu saja tidak berarti semua komunikasi evaluatif bertemu dengan tanggapan membela diri. Untuk mempunyai sikap mendukung, seseorang harus:

  a. Menghindari tuduhan atau menyalahkan

  b. Menghindari kondisi mengevaluasi secara negatif c. Mengekspresikan kemauan untuk mendengar dengan pikiran terbuka dan kesiapan untuk mempertimbangkan kembali perubahan cara kita berpikir dan melakukan sesuatu

  d. Menanyakan pendapat orang lain, dan tunjukkan ini sangat penting untuk kita. Tolak godaan untuk terlalu fokus pada cara kita memandang sesuatu

  4. Sikap positif (positiveness)

  Sikap positif dalam komunikasi interpersonal harus dilakukan dengan penggunaan pesan positif daripada negatif (Devito, 2007: 224).

  Contohnya, pesan negatif “Saya berharap anda tidak mengabaikan pendapat saya,” dengan mempertimbangkan alternatif positif, “Saya merasa baik ketika anda menanyakan pendapat saya.”

  Pesan positif suatu yang penting untuk menciptakan dan mempertahankan kepuasan suatu hubungan

  5. Kesetaraan (equality)

  Istilah kesetaraan mengacu kepada tingkah laku atau pendekatan yang mengajarkan setiap orang sebagai kontributor yang penting dan sangat penting kepada interaksi dalam berbagai situasi, tentu saja akan ada ketidaksetaraan, satu orang akan lebih tinggi dalam hirarki organisasional lebih berpengalaman atau lebih efektif secara interpersonal (Devito, 2007: 291). Tetapi meskipun ini kenyataan, secara umum lebih efektif ketika itu terjadi pada kesetaraan. Untuk mempunyai kesetaraan, seseorang harus: a.

  Menghindari pernyataan “seharusnya, pokokonya” karena pernyataan tersebut meletakkan pendengar di posisi bawah b. Membuat permintaan dan menghindari tuntutan

  c. Menghindari menginterupsi; ini adalah sinyal ketidaksetaraan dan menyiratkan bahwa apa yang ingin kita katakan lebih penting daripada yang orang lain katakan

  d. Mengakui kontribusi orang lain sebelum mengekspresikan pesan kita e. Mengakui bahwa perbedaan budaya mengajarkan kesetaraan yang sangat berbeda. Dalam budaya low-power-distance, ada kesetaraan yang lebih besar daripada budaya high-power-distance, status besar perbedaan mempengaruhi interaksi interpersonal

D. Fungsi Komunikasi Interpersonal

  Dalam komunikasi interpesonal tidak hanya terfokus pada pengertian melainkan ada fungsi yang berasal dari komunikasi interpersonal itu sendiri.

  Fungsi komunikasi interpersonal merupakan suatu usaha untuk meningkatkan hubungan antarmanusia, menghindari dan mengatasi konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan

  Komunikasi interpersonal bertujuan menyampakan pesan/informasi dari seseorang kepada orang lain berupa gagasan, fakta, pemikiran serta perasaan. Karena itu komunikasi interpersonal merupakan suatu jembatan bagi setiap individu, untuk dapat berbagi pengalaman pribadi, pengetahuan serta mempererat hubungan antara sesama individu pada masyarakat dilingkungannya. Dalam kegiatan apapun komunikasi interpersonal tidak hanya memiliki ciri tertentu, tetapi juga memiliki tujuan agar komunikasi interpersonal tetap berjalan dengan baik. Adapun tujuan dari komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut menurut Joseph A. Devito (2011:268) fungsi komunikasi Interpersonal

  1. Untuk belajar tentang diri sendiri, tentang orang lain, bahkan tentang dunia. Melalui kegiatan komunikasi interpersonal dengan seseorang, kita bisa mengetahui siapa dia dan juga mengetahui bagaimana pendapat dia tentang kita, sehingga kita pun menjadi tahu seperti apa kita.

  Semakin banyak kita berkomunikasi dengan orang lain, semakin banyak mengenal orang dan kita juga semakin mengenal diri kita sendiri.

  Semakin banyak kita berkenalan dengan orang maka semakin banyak pengetahuan kita tentang lingkungan di sekitar kita dan bahkan tentang dunia.Tujuan komunikasi interpersonal.

  2. Untuk berhubungan dengan orang lain dan untuk membangun suatu ikatan (relationship). Melalui komunikasi interpersonal kita dapat komunikasi interpersonal ikatan kekeluargaan tetap bisa pelihara dengan baik.

  3. Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain. Dalam hal ini kegiatan komunikasi ditujukan untuk memengaruhi atau membujuk agar orang lain memiliki sikap, pendapat, dan atau perilaku yang sesuai dengan tujuan kita.

  4. untuk hiburan atau menenangkan diri sendiri. Banyak komunikasi interpersonal yang kita lakukan yang sepertinya tidak memiliki tujuan yang jelas, hanya mengobrol kesana-kemari, untuk sekedar melepas kelelahan setelah bekerja atau hanya mengisi waktu. Sepertinya hal inimerupakan sepele, tapi komunikasi seperti ini pun penting bagi keseimbangan emosi dan kesehatan mental.

  5. Untuk membantu orang lain. Hal ini terjadi misalnya ketika seorang klien berkonsultasi dengan psikolog atau seseorang yang sedang berkonsultasi dengan pengacara, atau kita yang mendengarkan seorang teman yang mengeluhkan sesuatu (curhat). Proses komunikasi interpersonal yang demikian merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk menolong orang lain memecahkan masalah yang dihadapinya dengan bertukar pikiran.

E. Unsur-unsur Komunikasi Interpersonal

  Komunikasi interpersonal melibatkan paling sedikit dua orang. Unsur sumber-penerima ini menekankan bahwa kedua fungsi ini dilakukan oleh setiap individu dalam komunikasi tersebut. Individu yang melakukan fungsi sumber (merumuskan dan mengirimkan pesan) dan juga melakukan fungsi penerima (mempersepsikan dan memahami pesan).

  2. Encoding-Decoding

  Encoding merupakan tindakan yang menghasilakan pesan seperti

  berbicara atau menulis, sedangkan decoding merupakan tindakan memahami pesan seperti mendengar atau membaca. Dengan penekan kedua aktivitas dilakukan dalam kombinasi oleh setiap partisipan.

  3. Pesan Pesan adalah sinyal yang dilihat sebagai stimuli untuk penerima, mungkin bisa didengar, dilihat, disentuh, berbau, dirasakan, atau kombinasi apapun. seperti berbicara, berjabat tangan, duduk, tersenyum, adalah sinyal dari pesan komunikasi interpersonal tentang diri kita. Komunikasi interpersonal dapat terjadi melalui telepon, tatap muka, dan bahkan melalui komputer (Devito, 2007: 12).

  4. Media Media adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang menghubungkan sumber dan penerima. Komunikasi jarang terjadi mendengar, tetapi kita juga bergerak dan menerima sinyal secara visual, dan kita mengeluarkan bau serta mencium bau orang lain. Media lainnya adalah kontak tatap muka, telepon, e-mail, surat biasa yang lambat, grup chat, pesan instant, postingan berita, film, televisi, radio, sinyal asap, atau fax. Perlu diingat bahwa media membebankan pembatasan yang berbeda dalam penafsiran pesan kita (Devito, 2007: 15).

  5. Gangguan Gangguan dalam komunikasi dapat mendistorsi pesan. Dengan kata lain ganguan merupakan halangan penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirim pesan (Devito, 2007: 15). Gangguan dapat berupa ganguan fisik( seperti ada orang lain yang berbicara), psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala kita) atau semantik (salah mengartikan makna ).

  6. Konteks Konteks adalah secara fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan sementara di mana komunikasi terjadi (Devito, 2007: 331).

  7. Etika Etika dalam komunikasi adalah moralitas dari tingkah laku pesan (Devito, 2007: 332).

  8. Kompetensi Dalam komunikasi interpersonal, artinya pengetahuan tentang

Dokumen yang terkait

Teknologi Komunikasi Dan Proses Interpersonal 1

0 0 16

Komunikasi Interpersonal Dan Motivasi Kesembuhan

0 0 16

Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Kelompok terhadap Kohesivitas Kelompok pada Supporter Persebaya Korwil Suramadu

0 0 21

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PEMAIN GAME ONLINE DotA DI SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Pemain Game Online DotA di Surabaya )

0 0 23

APLIKASI INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PEMASARAN ONLINE SHOP (Studi Deskriptif Kualitatif Aplikasi Instagram Sebagai Media Komunikasi Pemasaran Online Shop)

0 1 21

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN SISWA TPA ALISLAMIYAH SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Interpersonal Guru Dan Siswa TPA AL-Islamiyah Dalam Meningkatkan Kompetensi Membaca dan Menghafal juz-amma Di Surabaya)

0 0 20

MAINTENANCE RELATIONSHIP DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL ( Studi Deskriptif Kualitatif Maintenance Relationship dalam Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami Istri Long Distance Marriage )

0 0 22

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA( Studi Kasus Hubungan Komunikasi Interpersonal Antara Perawat dan Pasien)

1 5 100

STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap Anak Penyandang Tunanetra dalam Membentuk Kemandirian dan Penanaman Nilai-Nilai Agama Islam di Madrasah T

0 1 16

AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN ONLINE HEXAIMAGES SURABAYA (Studi Deskriptif Kualitatif mengenai Aktivitas Komunikasi Pemasaran Online Instagram @hexaimages) - UNS Institutional Repository

0 0 16