FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA KEPERAWATAN PADA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS DI RUMAH SAKIT UMUM ISLAM FAISAL MAKASSAR 2012

  FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN MAHASISWA KEPERAWATAN PADA TINDAKAN PEMASANGAN INFUS DI RUMAH SAKIT UMUM ISLAM FAISAL MAKASSAR 2012 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Keperawatan Jurusan Keperawatan Pada Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar Oleh MUHAMMAD RAMLI NIM 70300108053 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2012

  PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Makassar, Agustus 2012 Penyusun,

  Muhammad Ramli NIM: 70300108053

  ii PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan pada tindakan Pemasangan Infus Di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar 2012,” yang disusun oleh Muhammad Ramli, NIM :70300108053, Mahasiswa jurusan Keperawatan pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, telah diuji dalam sidang Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Rabu, 15 Agustus 2012, bertepatan dengan 26 Ramadhan 1433 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Kesehatan, Jurusan Keperawatan (dengan beberapa perbaikan).

  Makassar, 15 Agustus 2012 M

  26 Ramadhan 1433 H DEWAN PENGUJI

  Ketua : Dr. dr. H. Rasjidin Abdullah, MPH.,MH.Kes ( ) Sekertaris Muh. Anwar Hafid, S.Kep.,Ns.,M.Kes ( ) Pembimbing I Abd. Madjid,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB ( ) Pembimbing II : Arman, S.Kep.,Ns. ( ) Penguji I : Muhtar Sa’na, S.Kep.,Ns.,M.Kes ( ) Penguji II : Muhaimin, S.Ag.,M.TH.I.,M.Ed. ( )

  Diketahui oleh: Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar Dr. dr. H. Rasjidin Abdullah, MPH.,MH.,Kes.

  NIP. 19530119 198110 1 001

  i ii

KATA PENGANTAR

  

   

ﲔﻌﲨٔ ﻪﺒﲱو ٓ ﲆ و ﲅﺳو ﻪﯿﻠ ﷲ ﲆﺻ ﺪﶊ ﺎ ﺒﻧ , ﲔﻠﺳﺮﳌاو ءﺎ ﻧٔ ا فﴎٔ ﲆ مﻼﺴﻟو ةﻼﺼﻟاو , ﲔﳌﺎﻌﻟا بر ﺪﶵا

  Puji syukur penulis senantiasa panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat dan salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad Saw sebagai rahmatan lilalamin yang telah mengantarkan umatnya dari jalan kegelapan ke jalan yang terang benderang. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi pada program SI Keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih buat kedua orang tua dan saudara-saudaraku atas bantuan baik berupa materi maupun dukungannya, serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Prof.Dr.H.A.Qadir Gassing HT, MS selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

  2. Bapak Dr.dr.H.Rasyidin Abdullah, MPH., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

  3. Nur Hidayah, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku ketua prodi Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

  

iv v

  serta sebagai Ibu yang selalu memberikan motivasi dan pengetahuan yang luas kepada kami anak didiknya.

  4. Muh. Anwar Hafid,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku sekertaris prodi Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar serta sebagai Bapak yang selalu memberikan motivasi dan pengetahuan yang luas kepada kami anak didiknya.

  5. Abd. Majid, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.MB dan Arman, S. Kep., Ns, selaku pembimbing I dan II yang telah memberikan petunjuk, arahan, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Muhtar Sa’na, S.Kep., Ns., M. Kes dan Muhaemin, S. Ag., M. Ed selaku tim penguji sekaligus pembimbing dalam penyusunan skripsi ini.

  7. Kepala, Pegawai, dan seluruh Staf Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar dengan tangan terbuka menerima peneliti selama melakukan penelitian. Mahasiswa yang praktik klinik keperawatan yang bersedia menjadi responden dan berbagi pengalaman selama melakukan penelitian.

  8. Dosen serta staf Program Studi Keperawatan yang telah memberi bantuan dan bimbingan selama peneliti mengikuti pendidikan.

  9. Teristimewah buat seluruh keluargaku, khususnya ayahanda dan ibunda yang tercinta atas dukungan, jerih payah serta doa restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  10. Pemberi motivasi dan semangatku Ekha Indra Wati dan Keluarga. vi

  11. Sahabatku tercinta Mustaming, Amtsal Awaluddin, Ismail, Akbar Arifin, Aspar Ahmad, Muh. Alif Aulady, Rahmat, Imran, dan Burhanuddin dan seluruh rekan mahasiswa keperawatan yang tak sempat ku sebut namanya terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis bersedia menerima kritik dan saran yang sifatnya membangunsebagai upaya penyempurnaan skripsi ini.

  Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas segala kebaikan dan bantuan yang diberikan semoga mendapat balasan yang setimpal disisih Allah SWT. Amin.

  Wabillahitaufiq walhidayah wassalamu alaikum warahmatullhi wabarakatuh Makassar, Agustus 2012

  Penulis

  DAFTAR ISI SAMPUL

PENGESAHAN SKRIPSI .....................................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..........................................................ii

ABSTRAK .............................................................................................................................iii

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................iv

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................................x

  BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………........1 A. Latar Belakang ……………………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….5

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………………..6

  1. Tujuan Umum ……………………………………………………………........6

  2. Tujuan Khusus…………………………………………………………………6

  

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………........7

  

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………...8

A. Tinjauan Umum Keterampilan Mahasisiwa Praktek Keperawatan………………...8

  1. Defenisi ………………………………………………………………………..8

  2. Macam-macam keterampilan ………………………………………………...12

  B. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Pemasangan Infus ……........13

  1. Pengetahuan mahasiswa ………………………………………………………13

  2. Pendididkan mahasiswa ……………………………………………………….17

  3. Keterampilan mahasiswa ………………………………………………….......18

  viii

  D. Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Mahasiswa Dalam Pemasangan Infus …..………………………………………………………….....31

  6. Pengukuran tingkat kecemasan …………………………………………….…33

  5. Dukungan keluarga …………………………………………………………...32

  4. Status ekonomi …………………………………………………………….….32

  3. Tingkat pendidikan …………………………………………………………...31

  2. Jenis kelamin …………………………………………………………………31

  1. Usia …………………………………………………………………………...31

  7. Respon kecemasan ……………………………………………………………..29

  

C. Tinjauan Umum Kecemasan …………………………………………………........21

  6. Rentang respon kecemasan …………………………………………………….28

  5. Teori kecemasan ……………………………………………………………….27

  4. Tingkat kecemasan …………………………………………………………….25

  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ……………………………......23

  2. Faktor predisposisi ………………………………………………………….….22

  1. Defenisi kecemasan ……………………………………………………………21

  BAB III KERANGKA KONSEP... ………………………………………………………...39 A. Kerangka Konsep ……………………………………………………………….…39

B. Variabel Penelitian ………………………………………………………………...39

C. Defenisi Operasional ……………………………………………………………....40

D. Hipotesis Penelitian ……………………………………………………………......42

BAB IV METODE PENELITIAN... ………………………………………………….…….43

  ix

  

A. Desain Penelitian ……………………………………………………………….….43

  

B. Populasi dan Sampel …………………………………………………………….…43

  

C. Pengumpulan Data ……………………………………………………………........44

  

D. Etika Penelitian ………………………………………………………………........49

  BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………………….51 A. Hasil Penelitian……………………………………………………………………51

B. Pembahasan……………………………………………………………………….63

BAB VI PENUTUP…...…………………………………………………………………...71 A. Kesimpulan………………………………………………………………………..71

B. Saran………………………………………………………………………………73

DAFTAR PUSTAKA

  

DAFTAR TABEL

Tabel

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan kelompok umur di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar tahun 2012.Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar tahun 2012.Tabel 5.3 Distibusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar tahun 2012.Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama praktek di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar tahun 2012.Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan mahasiswa di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar tahun 2012.Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan keterampilan mahasiswa di Rumah Sakit Islam Umum Faisal Makassar tahun 2012.Tabel 5.7 Distribusi frekuensi berdasarkan kecemasan responden di ruang UGD di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar tahun 2012.Tabel 5.8 Hubungan antara pengetahuan mahasiswa dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan pada tindakan pemasangan infus di Ruang UGD di Rumah Sakit

  Umum Islam Faisal Makassar tahun 2012.

Tabel 5.9 Hubungan antara keterampilan mahasiswa dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan pada tindakan pemasangan infus di Ruang UGD di Rumah Sakit

  Umum Islam Faisal Makassar tahun 2012.

x xi

Tabel 6.0 Hubungan antara pendidikan mahasiswa dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan pada tindakan pemasangan infus di Ruang UGD di Rumah Sakit

  Umum Islam Faisal Makassar tahun 2012.

Tabel 6.1 Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen di Ruang UGD Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar Tahun 2012

  

ABSTRAK

Nama : Muhammad Ramli Nim : 70300108053

Judul Skripsi : Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat

Kecemasan Mahasiswa Keperawatan pada Tindakan

  Pemasangan Infus di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar 2012

  Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan cemas ini tidak mengenakan dan menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi setiap orang yang mengalaminya tidak terkecuali pada mahasiswa praktek di rumah sakit yang melakukan tindakan pemasangan infus. Dimana tindakan pemasangan infus merupakan salah satu pemberian penatalaksanaan asuhan keperawatan professional sebagai pendidikan dasar untuk melakukan penelitian.

  Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study, yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan pada tindakan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar. Metode sampel pada penelitian ini adalah Purposive sampling dimana sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa yang melakukan praktek klinik keperawatan yang memenuhi kriteria inklusi yaitu sebanyak 35 responden.

  Hasil analisa data statistik dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan didapatkan ρ = 0,008 < α = 0.05 maka Ho ditolak, dan hubungan antara keterampilan dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan didapatkan ρ = 0,000 < α = 0.05 maka Ho ditolak, dan adapun hubungan antara pendidikan dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan didapatkan ρ = 0,018 < α = 0.05 maka Ho ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa dari ketiga variabel diatas menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan pada tindakan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar 2012.

  Keyword: Keterampilan, Pendidikan, Pengetahuan, dan Tingkat Kecemasan Mahasiswa. Pustaka : 29 (1989-2011)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ajaran islam menganjurkan bahwa setiap memulai suatu

  pekerjaan kita dituntut untuk senantiasa mengucapkan basmalah. Sebagai perawat yang profesional dalam melakukan pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien harus dilakukan dengan benar dan mencari ridha Allah SWT. Pekerjaan sebagai profesi perawat dalam islam harus dijalani karena merasa bahwa itu adalah perintah Allah, dalam kenyataan pekerjaan itu dilakukan untuk orang lain, tetapi niat yang mendasarinya adalah perintah Allah. Dari sinilah kita mengetahui bahwa pekerjaan profesi sebagai perawat dalam islam dilakukan untuk sebagai pengabdian kepada Allah dan pengabdian kepada manusia. (Saripedia, 2010).

   Pada era globalisasi, pelayanan kesehatan yang berkualitas yang

  diberikan oleh tenaga kesehatan merupakan prioritas utama yang diharapkan oleh individu, keluarga dan masyarakat. Keperawatan sebagai bagian integral dan sistem kesehatan merupakan kunci keberhasilan pembangunan kesehatan, berupaya membenahi diri dengan meningkatkan profesionalisme dan pengembangan bentuk pelayanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhannya secara holistik dan berkesinambungan. (Bina Sehat PPNI, 2001). Keperawatan jiwa sebagai bagian dari kesehatan jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktek keperawatan yang menerapakan teori perilaku

  2 manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri sebagai kiatnya. Secara konseptual teori keperawatan juga mengungkapkan bahwa pelayanan keperawatan diberikan secara komprehensif, berkesinambungan dan utuh pada individu, keluarga serta masyarakat. (Suliswati, 2005). Masalah kesehatan merupakan masalah badaniah, mental dan sosial menjadi tantangan. Gangguan jiwa mengakibatkan bukan saja kerugian ekonomis, material dan tenaga kerja, akan tetapi juga penderitaan yang sukar dapat digambarkan besarnya bagi penderitanya, maupun bagi keluarganya dan orang yang dicintainya, yaitu seperti kegelisahan, kecemasan, keputusasaan, kekecewaan dan kekhawatiran. (Suliswati, 2005).

  Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang tidak luput dari perasaan cemas jika menghadapi suatu masalah. Keadaan cemas ini tidak mengenakan dan menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi setiap orang yang mengalaminya tidak terkecuali pada mahasiswa praktek di rumah sakit yang melakukan tindakan pemasangan infus (Payapo, 2005).

  Kecemasan berbeda dengan rasa takut, karakteristik rasa takut adalah adanya objek atau sumber yang spesifik dan dapat diidentifikasi dan dapat di jelaskan oleh individu sedangkan kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik. Hal tersebut ditandai dengan ketegangan, kekhawatiran, kebingungan pada sesuatu yang akan terjadi

  3 dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati, 2005).

  Kecemasan adalah suatu kondisi yang menandakan suatu keadaan yang mengancam keutuhan serta keberadaan dirinya dan dimanifestasikan dalam bentuk perilaku seperti rasa tidak berdaya, rasa tidak mampu, rasa takut, fobia tertentu (Hamid, 1997).

  Kecemasan muncul bila ada ancaman ketidakberdayaan, kehilangan kendali, perasaan kehilangan fungsi-fungsi dan harga diri, kegagalan pertahanan, perasaan terisolasi (Hudak dan Gallo, 1997). Mahasiswa yang melakukan praktek klinik keperawatan dituntut untuk mampu mengaplikasikan semua materi yang telah diajarkan seperti tindakan keperawatan dan tak terkecuali dalam pemberian asuhan keperawatan khusus pada penatalaksanaan pemberian asupan cairan seperti pada pemasangan infus. Kecemasan dalam pemasangan infus berkaitan dengan faktor internal seperti tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, tingkat keterampilan dan jenis kelamin. Hal tersebut berkaitan dengan mahasiswa yang baru pertama kali melakukan tindakan infus. Selain itu, dikarenakan juga perasaan tidak tenang, perasaan ragu dan perasaan bimbang, sehingga tindakan yang dilakukan kurang baik, sehingga dalam hal tersebut dilakukan berulang-ulang, dan akan menyebabkan trauma bagi pasien dan akan menolak bila dia akan diinfus lagi atau bila suatu saat nanti akan dirawat karena trauma dengan pengalaman tersebut.

  4 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan infus, seperti penusukan jarum infus pada intravena harus dilakukan dengan baik untuk menghindari daripada penusukan yang berulang-ulang. Oleh karena itu, sebelum melakukan tindakan keperawatan seperti pemasangan infus diperlukan adanya kerja sama atau komunikasi antara mahasiswa dengan pasien. Dan untuk mengurangi hal-hal tersebut mahasiswa juga harus cakap dan terampil serta tahu tentang tehnik atau prosedur yang tepat, tujuan tindakan tersebut.

  Tindakan pemasangan infus adalah pengetahuan eksperiensial yang dilakukan secara berulang dan terus-menerus secara terstruktur dalam pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh (Susianti, 2008).

  Tindakan pemasangan infus merupakan salah satu pemberian penatalaksanaan asuhan keperawatan professional sebagai pendidikan dasar untuk melakukan penelitian. Berdasarkan uraian diatas, adapun alasan memilih penelitian di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar yaitu karena banyak mahasiswa yang melakukan praktek keperawatan dari berbagai institusi di Makassar terutama di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar dan merupakan tempat yang strategis untuk dijangkau oleh mahasiswa yang melakukan praktek keperawatan.

  Berdasarkan data awal yang di peroleh peneliti di ruang Unit Gawat Darurat RSU Islam Faisal Makassar, bahwa jumlah mahasiswa yang praktek

  5 dari bulan Oktober – Desember berjumlah 180 orang dan jumlah pasien yang dipasangi infus 981 orang di mana jika dilihat dari rasio mahasiswa yang melakukan praktik di ruang unit gawat darurat jumlah mahasiswa terlalu banyak, hal tersebut akan mempengaruhi keterampilan mahasiswa yang melakukan tindakan pemasangan infus karena mahasiswa merasa cemas.

  Berdasarkan hasil wawancara peneliti saat pengambilan data awal di ruang Unit Gawat Darurat RSU Islam Faisal Makassar, peneliti menemukan beberapa mahasiswa yang kurang terampil dalam melakukan tindakan menginfus. Dan berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa mahasiswa mereka mengatakan bahwa mereka mengalami kecemasan karena takut salah atau mengalami kegagalan saat melakukan tindakan pemasangan infus, takut dimarahi pasien atau keluarga pasien.

  Berangkat dari fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian penelitian dengan judul “ Faktor – faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan pada tindakan pemasangan infus di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.”

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka kami dapat menarik rumusan masalah sebagai berikut : ”Adakah faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan pada tindakan pemasangan infus di RSU Islam Faisal Makassar?”

  .

  6 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian terdiri dari dua yaitu :

  1. Tujuan Umum Diketahuinya faktor-faktor yang yang berhubungan dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan pada tindakan pemasangan infus di

  RSU Islam Faisal Makassar.

  2. Tujuan Khusus

  a. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan dalam melakukan tindakan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar.

  b. Diketahuinya hubungan tingkat keterampilan dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan dalam melakukan tindakan pemasangan infus di Rumh Sakit Umum Islam Faisal Makassar.

  c. Diketahuinya hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan dalam melakukan tindakan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar.

  d. Diketahuinya hubungan variabel yang sangat berpengaruh dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan dalam melakukan tindakan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makassar.

  7 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari peneliti adalah sebagai berikut :

  1. Bagi Peneliti Bagi peneliti, kegiatan ini merupakan kegiatan yang menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pengalaman selama menyelesaiakan studi pendidikan.

  2. Bagi Institusi Pendidikan Mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan pada tindakan pemasangan infus di RSU IslamFaisal Makassar.

  3. Bagi Ilmu Keperawatan Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk lebih meningkatkan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan dalam melakukan tindakan dalam pemasangan infus.

  4. Bagi Institusi Kesehatan Sebagai sumber data bagi peneliti selanjutnya yang memerlukan masukan berupa data atau pengembangan penelitian dengan kasus yang sama demi kesempurnaan penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Keterampilan Mahasiswa Praktek Keperawatan

  1. Defenisi Keterampilan/skill berasal dari kata terampil yang berarti cekatan, cakap mengerjakan sesuatu. Jadi, keterampilan merupakan kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat (Hasbullah, 2001).

  Keterampilan merupakan keluaran akhir dari proses belajar yang paling tinggi nilainya, di mana dengan keahlian atau keterampilan yang dimiliki seorang perawat maka penyelesaian setiap masalah yang timbul akan lebih mudah untuk diatasi. Keterampilan khususnya di bidang kesehatan/tenaga kesehatan akan memberikan nilai tambah tersendiri bagi pemiliknya (Hasbullah, 2001).

  Keterampilan (skill) adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Pada dasarnya keterampilan dapat dikategorikan menjadi empat menurut Satria, 2011 yaitu:

a. Basic literacy skill

  Keahlian dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh kebanyakan orang, seperti membaca, menulis dan mendengar.

  9

  b. Technical skill

  Keahlian teknik merupakan keahlian seseorang dalam pengembangan teknik yang dimiliki, seperti menghitung secara tepat, mengoperasikan komputer.

  c. Interpersonal skill

  Keahlian interpersonal merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim.

  d. Problem solving

  Menyelesaikan masalah adalah proses aktivitas untuk menajamkan logika, beragumentasi dan penyelesaian masalah serta kemampuan untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternatif dan menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik.

  Di dalam ajaran agama Islam menganjurkan kepada umat Islam bahwa di dalam setiap memulai melakukan pekerjaan atau aktivitas keseharian kita agar senantiasa mendapat berkah dan perlindungan dari Allah SWT, untuk menekuni profesi secara optimal utamanya didalam melakukan praktek keperawatan, maka kita dituntut untuk senantiasa mengucapkan:

  10 Al-Qur’an Surah AL-Fatihah ayat 1:

      

  Terjemahnya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

  Maksudnya: saya memulai membaca basmalah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya (Q.S. Al-Fatihah:1).

  Mahasiswa yang melakukan praktik klinik keperawatan jika akan memulai melakukan suatu tindakan pemasangan infus dituntut untuk senantiasa membaca basmalah agar menghindarkan diri dari perasaan ragu, bimbang dan juga bisa merasa tenang dalam melakukan prosedur tindakan tersebut. Disamping itu, kita melakukan prosedur tindakan semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT. Mahasiswa yang memulai melakukan tindakan

  11 pemasangan infus yang membaca basmalah dengan tidak membaca basmalah, ada sedikit perbedaan dan juga perasaan cemas berkurang karena mahasiswa yang membaca basmalah akan lebih berhati-hati dan bersikap tenang dalam melakukan prosedur tindakan. Disamping itu juga terhindar dari perasaan ragu dan bimbang dibanding dengan mereka yang tidak membaca basmalah. jadi, mahasiswa yang membaca basmalah cenderung akan merasa tenang atau tidak cemas dalam melakukan tindakan pemasangan infus dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak membaca basmalah.

  Dalam melakukan prosedur tindakan pemasangan infus ditekankan agar senantiasa berhati-hati dan profesionalisme serta dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh keikhlasan dan menjaga komunikasi terhadap pasien untuk mencapai kerja sama agar dalam melakukan prosedur tindakan tidak terjadi kegagalan.

  Sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an Surah Al Maidah/32

                    

  , Terjemahnya : Barang siapa yang membunuh seseorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain atau bukan karena berbuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Dan Barang siapa yang

  12 memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Ayat ini sungguh luar biasa mengajarkan kepada kita bagaimana kita dapat memelihara lingkungan dengan baik.

  Berdasarkan ayat ini kita dapat mengambil hikmah, bahwa hukum qishas sebenarnya bukan hanya untuk orang-orang yang membunuh atau menghilangkan nyawa orang lain saja, akan tetapi seharusnya hukum qishas juga dapat dilakukan bagi orang-orang yang membuat kerusakan ekosistem/lingkungan (misalnya, illegal logging tanpa replanting, membuang limbah B3 tanpa menyaring sehingga membuat kerusakan di ekosistem, atau perbuatan- perbuatan yang merusak ekosistem). Sungguh orang-orang yang bertindak bijak pada lingkungan, senantiasa melindungi dan menanam pohon untuk penghijauan atau bahkan melakukan perbuatan sekecil apapun dengan tujuan menjaga lingkungan seperti tidak membuang sampah secara sembarangan Allah mengibaratkan orang-orang tersebut sebagai orang-orang yang menjaga keselamatan atau bahkan nyawa manusia seluruhnnya di muka bumi ini. (Romaidi, 2010)

  2. Macam-macam keterampilan

  a. Keterampilan tindakan pemasangan infus Tindakan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena (infus). Pemberian cairan infus dapat diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi

  13 yang berat. Tindakan ini membutuhkan kesterilan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah. Pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan ke dalam vena (pembuluh darah pasien) diantaranya vena lengan (vena safalika basilica dan mediana kubiti), pada tungkai (vena savena), atau pada vena yang ada di kepala, seperti vena temporalis, frontalis (khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infus pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami syok, intoksikasi berat, pra dan pascabedah, sebelum tranfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu (Yoedhas, 2010).

  b. Keterampilan Berkomunikasi Kemampuan berkomunikasi merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian keluaran. Pemimpin yang telah memahami secara mendalam dan spesifik tentang bawahannya akan mampu menciptakan dan memodifikasi materi komunikasi sehingga hasil komunikasi dapat menjadi lebih optimal. Disamping itu, ia juga sebagai pemimpin menjadi mampu mengembangkan strategi yang tepat dalam menggali ide dan pendapat orang lain serta bertukar ide dalam menyelesaikan masalah secara efektif. Keterampilan berkomunikasi juga diperlukan ketika pemimpin perawat melakukan lobi ke berbagai pihak terutama penentu kebijakan yang berhubungan dengan profesi keperawatan. Komunikasi yang dilakukan seyogyanya tidak menimbulkan ancaman atau ketidaknyamanan pihak yang sedang

  14 dilobi, sehingga kegiatan negosiasi dapat dilakukan tanpa disadari dan berpotensi menghasilkan sesuatu yang positif (Nuracmah, 2005).

B. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Pemasangan Infus

  1. Pengetahuan Pengetahuan juga dapat bersumber dari pengalaman, dan pengalaman dapat mempengaruhi kecemasan seseorang. Carpenito menganggap bahwa pengalaman mempengaruhi tingkat kecemasan. Pada cemas ringan individu dapat menginterprestasikan pengalaman masa lalu, saat ini dan masa datang. Pada cemas sedang memandang saat ini dengan arti masa lalu. Pada tingkat panik, individu tidak mampu mengintegrasikan pengalaman, dapat terfokus hanya pada hal saat ini.

  (Capernito, 2000). Hendric L. Bloom dalam buku Soekidjo Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

  Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan-tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi perilakunya (Notoatmodjo, 2003)).

  15 Miller dalam buku Soekidjo Notoatmodjo (2003), faktor internal merupakan dorongan dari proses belajar. Belajar merupakan proses yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku sebagai akibat latihan/training, praktek atau observasi. Oleh karena itu, kemahiran menyerap pengetahuan akan meningkat sesuai dengan meningkatnya pengetahuan seseorang dan kemampuan ini berhubungan erat dalam sikap seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya, sedangkan perilaku merupakan pernyataan seseorang.

  Pengetahuan dibagi menjadi dua bagian menurut Notoatmodjo, 2003 yaitu: a. Proses adopsi perilaku

  1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

  2) Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus. 3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik. 4) Trial, mulai mencoba perilaku baru. 5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

  b. Tingkat Pengetahuan di dalam domain kognitif Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

  16 1) Tahu (know), mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

  2) Memahami (comprehension), sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (application), kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

  4) Analisis, kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis, suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi, kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

  Mengenai pentingnya ilmu pengetahuan Allah SWT berfirman didalam surah Al-Mujadilah/58:11 (Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya):

                                 

  17 Terjemahnya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Departemen Agama RI, AL-Qur’an dan terjemahannya). Dari ayat tersebut diatas jelaslah perbedaan antara orang yang mempunyai pengetahuan dengan tidak, orang yang diberi ilmu pengetahuan akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Dalam hal kesehatan atau penyakit, semakin tinggi pengetahuan penderita akan membuat penderita tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Pengetahuan yang baik tersebut dapat pula mengalahkan penderita dalam menyikapi penyakitnya serta membangun persepsi yang baik tentang penyakitnya. Rasulullah Saw telah bersabda :

  “Barang siapa yang melakukan praktek kedokteran sedang dia tidak memahami sebelumnya maka dia bertanggung jawab.” (HR. Abu Dawud, Annasai dan Ibnu Majah). (Assiba’I, 1996)

  2. Pendidikan Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan agar terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka akan mengakibatkan kesadaran dasar akan pentingnya ilmu pengetahuan. Hal ini dapat memacu seseorang untuk bersifat aktif dalam meningkatkan pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

  18 Pendidikan merupakan persoalan asasi bagi manusia. Manusia sebagai makhluk yang dapat dididik dan harus dididik akan tumbuh menjadi manusia dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya. Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidupnya lebih tinggi dalam arti mental (Hasbullah, 2001).

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Nomor 2 Tahun 1989).

  1) Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. 2) Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

  Pendidikan di lingkungan ini memberikan bekal praktis dalam berbagai jenis pekerjaan kepada peserta didik yang tidak sempat