Hukum Perdata Sistem Buku II dan pengert

Hukum Perdata : Sistem Buku II dan pengertian benda
Sistem dari pada buku II/ Hukum Perdata
Sistem yang dianut dalam Buku II/Hukum Benda adalah system tertutup.
Sistem tertutup artinya orang tidak dapat mengadakan/membuat hak-hak
kebendaan yang baru selain yang sudah ditetapkan dalam undang-undang. Jadi
hak-hak kebendaan yang diakui itu hanya hal-hak kebendaan yang sudah diatur
oleh undang-undang.
Kita tidak boleh misalnya mengadakan hak milik baru yang tidak sama dengan hak
milik yang sudah diatur oleh undang-undang.
Berbeda dengan sistem yang dianut oleh hukum perikatan dalam buku III, yaitu
sistem terbuka.
Sistem terbuka artinya setiap orang dapat bebas membuat perjanjian apa saja
selain apa yang telah ditetapkan oleh undang-undang asal tidak bertentangan
dengan undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban umum.
Sistem terbuka ini merupakan cerminan dari pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata yang
berbunyi sebagai berikut:
“semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya”
Jadi buku III/hukum perikatan menganut asas kebebasan berkontrak.

Pengertian Benda

Pengertian benda secara hukum dapat kita lihat dalam Pasal 499 KUHPerdata yang
berbunyi sebagai berikut:
“Menurut paham Undang-undang yang dinamakan kebendaan ialah tiap-tiap barang
dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak milik”.
Didalam KUHPerdata kita temukan dua istilah yaitu benda (zaak) dan barang (goed).
Pada umumnya yang diartikan dengan benda baik itu berupa benda yang berwujud,
bagian kekyaan, ataupun yang berupa hak ialah segala sesuatu yang dapat dikuasai
manusia dan dapat dijadikan obyek hukum.
Kata “dapat” dalam definisi tersebut mengandung arti/mempunyai arti yang
penting karena membuka berbagai kemungkinan yaitu pada saat-saat tertentu
sesuatu itu belum berstatus sebagai objek hukum namun pada saat-saat yang lain
merupakan obyek hukum seperti aliran listrik.

Jadi untuk dapat menjadi obyek hukum ada syarat yang harus dipenuhi
yaitupenguasaan manusia dan mempunyai nilai ekonomi dan karena itu
dapat dijadikan sebagai obyek hukum.
Misalnya:
 Jika seorang membuka hutan dan mengolahnya, maka lahir penguasaannya

terhadap tanah tersebut. Penguasaan itu menjadi pasti setelah pohon-pohon

yang ditanami pembuka hutan itu tumbuh berbuah sehingga hutan yang
dibuka tadi bukan lagi “res nullius” akan tetapi sudah ada pemiliknya.
Selain daripada itu di dalam KUHPerdata terdapat istilah Zaak yang tidak berarti
benda tetapi dipakai untuk arti yang lain, yaitu misalnya:
1. Pasal 1792 KUHPerdata: Lastgeving ialah suatu perjanjian yang disitu
seseorang memberikan kuasa kepada seorang lain danorang ini
menerimanya untuk melakukan suatu zaak lastgever itu.
Zaak disini berarti perbuatan hukum

2. Pasl 1354 KUHperdata: apabila seseorang dengan sukarela tanpa mendapat
pesanan untuk itu untuk menyelenggarakan zaak seorang lain dengan atau
tanpa diketahui orang lain…dan sebagainya
Zaak disini berarti kepentingan.

3. Pasal 1263 KUHPerdata : perutangan dengan syarat menunda ialah
perutangan yang tergantung daripada suatu kejadian yang akan datang dan
tidak pasti atau daripada suatu zaak yang sudah terjadi tetapi belum
diketahui oleh para pihak.
Zaak disini mempunyai arti kenyataan hokum
Hukum Perdata : Pengertian Hak Kebendaan

Sebelum memberikan definisi tentang hak kebendaan kita lihat dulu pembagian
daripada hak perdata
Hak perdata itu dibagi dua, yaitu:
1. Hak mutlak/absolute terdiri atas:
1. Hak kepribadian misalnya: hak atas namanya, kehormatannya, hidup,
kemerdekaan.

2. Hak yang terletak dalam hukum keluarga yaitu hak yang timbul karena
adanya hubungan antara suami istri, hubungan antara orang tua dan
anak.
3. Hak mutlak atas sesuatu benda yang biasa disebut dengan hak
kebendaan

2. Hak relatif/hak nisbi/hak persoonjilk yaitu suatu hak yang memberikan suatu
tuntutan/penagihan terhadap seseorang danhak itu hanya dapat
dipertahankan terhadap orang tertentu saja.
Hak kebendaan adalah hak mutlak atas sesuatu benda di mana hak itu memberikan
kekuasaan langsung atas benda tersebut dan dapat dipertahankan terhadap
siapapun juga.


Jadi dengan demikian apa perbedaan antara hak kebendaan dan hak perorangan
itu?

Perbedaannya adalah:
1. Hak mutlak dapat dipertahankan terhadap siapapun juga yang
melanggarnya.
Hak perorangan hanya dipertahankan terhadap orang tertentu saja.
2. Hak kebendaan memberikan kekuasaan mutlak atas sesuatu benda
Hak perorangan memberikan suatu tuntutan/penagihan terhadap seseorang.
3. Hak kebendaan mempunyai zaaksgevolg/droit de suit, yaitu hak
kebendaan tersebut selalu mengikuti terus di manapun benda itu
berada atau di tangan siapapun benda itu berada.
Hak perorangan tidak mempunyai droit de suit karena hak tersebut hanya dapat
dilakukan terhadap seorang tertentu saja. Dengan adanya pemindahan barang
tersebut maka hak perorangan lenyap karena hak penagihan lenyap.
Tapi dalam praktik pembedaan tersebut sangat sumier tidak mutlak lagi karena
adahak perorangan yang mempunyai sifat yang mutlak/absolute mempunyai droit
de suit dan mempunyai sifat prioritas yaitu:

 Hak penyewa dilindungi berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata, ia dapat


mempertahankan barang yang disewa terhadapnya setiap gangguan dari
pihak ketiga (adanya sifat absolute).
 Hak sewa senantiasa mengikuti bendanya walaupun barang yang disewanya

senantiasa berpindah tangan/dijual oleh pemiliknya/adanya sifat droit de suit.
 Pembeli/penyewa yang lebih dahulu mempunyai sifat prioritas/lebih

didahulukan daripada pembeli/penyewa yang kemudian.
Tapi walaupun demikian sebagai pedoman dapat disimpulkan bahwa hak kebendaan
tersebut mempunyai cirri-ciri/sifat-sifat secara umum apabila kita ingin
membedakan dengan hak perorangan.

Hukum Perdata : Ciri-ciri/sifat dan pembedaan hak kebendaan
Ciri-ciri/sifat-sifat hak kebendaan
1. Hak kebendaan merupakan hak yang bersifat mutlak yaitu dapat
dipertahankan terhadap siapapun juga
2. Hak kebendaan mempunyai zaaksgevolg/droit de suit yaitu hak it uterus
mengikuti bendanya di manapun berada atau di tangan siapapun berada.
3. Hak kebendaan yang lebih dulu terjadi mempunyai tingkatan yang lebih

tinggi daripada hak terjadi kemudian.
4. Hak kebendaan mempunyai sifat droit de preference yaitu hak yang lebih
didahulukan
5. Gugatan hak kebendaan disebut gugat kebendaan.
Apabila haknya ada yang menganggu maka ia dapat melakukan bermacam-macam
gugat/actie misalnya: penuntutan kembali.penggantian kerugian, pemulihan
keadaan semula
Dalam hak perorangan gugatan hanya dapat dilakukan terhadap pihak lawannya
saja/wederpartij.

Pembedaan Hak-hak Kebendaan
Seperti telah dijelaskan bahwa hak perdata itu dibagi menjadi dua yaitu: hak mutlak
dan hak nisbi.

Hak mutlak dibagi lagi menjadi tiga:
1. Hak kepribadian
2. Hak yang terletak dalam hukum keluarga
3. Hak kebendaan
Hak kebendaan dapat dibedakan:
1. Hak kebendaan yang memberikan kenikmatan baik atas bendanya sendiri

maupun benda milik orang lain/zakelij genotsrecht, missal nya : hak
eigendom/hak milik, bezit
2. Hak kebendaan yang bersifat jaminan/zakelijk zakerheidsrecht, misalnya:
hipotik, pand.

Hukum Perdata : Hak Kebendaan yang Bersifat Jaminan
Seperti telah disebutkan, hak kebendaan itu ada 2 macam, yaitu:
1. Hak kebendaan yang memberikan kenikmatan
Contohnya: bezit danhak milik yang telah dibahas terdahulu.
2. Hak kebendaan yang bersifat jaminan
Contohnya: Hak gadai, hak hipotik dan Fidusia.
Hak kebendaan yang bersifat jaminan akan dibahas secara garis besar karena
secara rincinya akan dibahas dalam hukum jaminan tersendiri.
Pasal 1131 KUHPerdata berisi sebagai berikut:
Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak baik
yang sudah ada maupun yang baru aka nada di kemudian hari menjadi tanggungan
untuk segala perikatan perseorangan.
Berdasarkan pasal 1131 tersebut KUHPerdata hanya mengatur dua macam jaminan,
yaitu jaminan terhadap benda bergerak yang disebut gadai dan jaminan benda
tidak bergerak yang disebut hipotik.

1. Gadai menurut Pasal 1150 KUHperdata adalah:
Suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang
diserahkan kepadanya oleh seorang yang berutang atau oleh seorang lain atas
namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk
mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang-

orang berpiutang lainnya, dengan kekecualian biaya untuk melelang barang
tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang
itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan. Dari pengertian gadai tersebut
dapat disimpulkan bahwa gadai mempunyai cirri-ciri antara lain;
1. Jaminan gadai benda-benda bergerak
2. Mempunyai sifat yang didahulukan
3. Mempunyai sifat droit de suite yaitu selalu mengikuti bendanya
dimanapun atau di tangan siapapun benda itu berada
4. Memberikan kekuasaan langsung terhadap benda jaminan dan dapat
dipertahankan terhadap siapapun juga.
5. Adanya pemindahan kekuasaan dari nemda yang dijadikan jaminan
(unsure inbezitstglling) dari pemberi gadai kepada pemegang gadai.
6. Gadai merupakan perjanjian accessoir yaitu perjanjian tambahan yang
tergantung dari perjanjian pokok

7. Gadai tidak dapat dibagi-bagi.
Unsur inbezitstelling ini dinyatakan dalam Pasal 1152 ayat (2) KUHPerdata yang
menyebutkan:
Tak sah adalah hak gadai atas segala benda yang dibiarkan tetap dalam kekuasaan
ini si berutang atau si pemberi gadai, ataupun yang kembali atas kemauan si
berpiutang.
Benda bergerak yang dapat menjadi jaminan gadai adalah:
1. Benda bergerak berwujud
2. Benda bergerak tak berwujud
·

Suarat piutang aan toonder

·

Surat piutang aan order

·

Surat piutang op naam


Hak-hak dan kewajiban pemegang gadai
Hak pemegang gadai adalah:
1. Pemegang gadai berhak menjual benda yang digadaikan atas kekuasaannya
sendir (eigenmachtige verkoop) apabila pemberigadai wanprestasi (Pasal
1155 ayat 1).

2. Pemegang gadai berhak mendapatkan pengembalian ongkos-ongkos untuk
menyelamatkan barang gadaiannya.
3. Pemegang gadai mempunyai hak retensi.
Kewajiban pemegang gadai:
1. Pemegang gadai bertanggung jawab atas hilangnya benda yang digadaikan
karena kelalaiannya (Pasal 1157 ayat(1)).
2. Pemegang gadai tidak boleh memakai barang yang digadaikannya untuk
kepentingan sendiri.
Hapusnya gadai:
1. Apabila hutangnya sudah dibayar lunas.
2. Apabila barang yang digadaikan keluar dari kekuasaan pemegang gadai
(Pasal 1152 ayat (3))


3. Hipotik
Jaminan terhadp benda tidak bergerak disebut hipotik.
Pasal 1162 KUHPerdata menyebutkan:
Hipotik adalah suatu hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak, untuk
mengambil penggantian daripadanya bagi pelunasan suatu perikatan.

Pada dasarnya ada persamaan ada persamaan cirri-ciri gadai dan hipotik, tapi ada
juga perbedaannya yaitu:
1. Gadai jaminan terhadap benda bergerak hipotik jaminan benda tak
bergerak.
2. Pada gadai ada unsur inbezitstelling pada hipotik tidak ada.
3. Perjanjian gadai dapat secara bebas, boleh lisan, boleh tertulis.
Perjanjian hipotik terikat oleh bentuk tertentu yaitu harus dibuat
dengan akte otentik.
4. Perjanjian biasanya hanya satu kali, perjanjian hipotik boleh lebih dari
satu kali.

5. Menjual atas kekuasaan sendiri benda gadai diatur dalam undangundang, dalam hipotik menjual benda yang dihipotikkan harus
dijanjikan terlebih dahulu.
Asas-asas Hipotik
Hipotik mengenal dua asas, yaitu:
1. Asas publiciteit
Asas ini menyebutkan bawha hipotik harus didaftarkan supaya diketahui umum.
2. Asas specialiteit
Hipotik harus dirinci secara jelas misalnya tanah: luas, letak, batas-batasnya harus
jelas disebutkan.
Isi akta Hipotik
Isi akta hipotik dibagi atas dua bagian, yaitu:
1. Isi yang wajib
Barang dibebani hipotik itu harus disebut/ditulis secara rinci danjelas.
2. Isi yang facultatief
Isi facultatief ini memuat janji-janji antara pemberi hipotik dan pemegang hipotik.
Janji-janji yang biasa dimuat dalam akta hipotik, antara lain:
1. Janji untuk menjual benda atas kekuasaannya sendiri apabila hutang
pokoknya tidak dilunasi (Pasal 1178 ayat 2).
2. Janji tentang sewa
Pemberi hipotik dibatasi dalam kekuasaannya untuk menyewakan benda yang
dibebani tanpa iji pemegang hipotik mengenai cara maupun waktunya (Pasal 1185
ayat 1).
3. Janji tentang asuransi
Apabila ada peristiwa yang tidak diduga-duga sebelumya misalnya: kebakaran,
banjir antara pemberi dan pemegang hipotik membuat perjanjian tentang asuransi
yang diberitahukan kepada perusahaan asuransi, supaya perusahaan asuransi
terikat dengan janji tersebut.
4. Janji untuk tidak dibersihkan

Janji ini diberikan kepada semua pemegang hipotik dengan syarat diadakan dalam
penjualan secara sukarela yang dikehendaki oleh pemilik bendanya. Janji untuk
tidak dibersihkan hanya dapat dilakukan oleh pemegang hipotik pertama (Pasl 1210
ayat 2).
Hapusnya Hipotik
Memuat Pasal 1209 KUHPerdata, hipotik hapus karena:
1. Hapusnya perikatan pokok
2. Pelepasan hipotiknya oleh si berpiutang
3. Penetapan tingkat oleh hakim karena adanya pembersihan tanahnya dari
beban-beban hipotik.
Hipotik terhadap benda tak bergerak, khususnya terhadap tanah sudah dihapus dan
diganti dengan hak tanggungan berdasarkan undang-undang No.4 tahun 1996
tentang hak tanggungan.
Fidusia
Pada mulanya lembaga jaminan Fidusia ini untuk menutupi kesulitan lembaga
jamian gadai, karena dalam gadai benda yang digadaikan itu berpindah
kekuasaannya kepada pemegang gadai.
Apabila seseorang hanya mempunyai satu-satunya barang untuk menopang
hidupnya dijadikan jaminan gadai, maka orang tersebut akan jatuh miskin. Oleh
karena itu kita mengadopsi bentuk jaminan baru dimana benda bergerak yang
dijadikan objek jaminan tidak diserahkan kekuasaannya kepada si berpiutang yaitu
bentuk “fiduciare eigendomsoverdracht” (penyerahan hak milik atas dasar
kepercayaan) berdasarkan Arrest Hoge Read 1929. Dalam perjalanannya Fidusia
semakin dibutuhkan untuk meningkatkan dunia usaha yang memerlukan dana
harus diimbangi dengan adnaya ketentuan hukum yang jelas dan lengkap yang
mengatur mengenai lembaga jaminan. Selain itu kita masih mempergunakan
yurisprudensi (Bagian menimbang UU No. 42/1999), maka dibentuklah undangundang No. 42 tahun 1999 tentang jaminan Fidusia.
Pengertian
Pasal 1 sub 1 menyebutkan:
Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan
dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam
penguasaan pemilik benda.

Jaminan Fidusia adalah jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun
tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat
dibebani hak tanggungan menurut UU No.4/1996 (Pasal 1 sub 2)
UU No 42 tahun 1999 tentang jaminan Fidusia tidak berlaku bagi:
1. Hak tanggungan yang berkaitan dengan tanah dan bangunan
2. Hipotik atas kapal yang terdaftar dengan isi kotor berukuran 20 m3 atau lebih
3. Hipotik atas pesawat terbang dan
4. Gadai (pasal 3)
Pembebanan benda dengan jaminan Fidusia harus dibuat dengan akta notaries
dalam bahasa Indonesia dan merupakan akta jaminan Fidusia (Pasal 5 ayat 1).
Benda yang dibebani dengan jaminan Fidusia wajib didaftarakan (Pasal 11 ayat 1).
Hapusnya Jaminan Fidusia
Menurut Pasal 25 UU No. 42 tahun 1999, Fidusia dapat hapus apabila:
1. Hapusnya utang yang dijamin dengan Fidusia.
2. Pelepasan hak atas jaminan Fidusia oleh Penerima Fidusia
3. Musnahnya benda yang menjadi obyek jaminan Fidusia.

. PENGERTIAN
Pengertian benda secara hukum dapat kita lihat dalam Pasal 499 KUHPerdata yang
berbunyi sebagai berikut: “Menurut paham Undang-undang yang dinamakan
kebendaan ialah tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak yang dapat dikuasai oleh hak
milik”. Didalam KUHPerdata kita temukan dua istilah yaitu benda (zaak) dan barang
(goed). Pada umumnya yang diartikan dengan benda baik itu berupa benda yang
berwujud, bagian kekyaan, ataupun yang berupa hak ialah segala sesuatu yang
dapat dikuasai manusia dan dapat dijadikan obyek hukum. Jadi untuk dapat menjadi
obyek hukum ada syarat yang harus dipenuhi yaitu penguasaan manusia dan
mempunyai nilai ekonomi dan karena itu dapat dijadikan sebagai obyek hukum.

Selain daripada itu di dalam KUHPerdata terdapat istilah Zaak yang tidak berarti
benda tetapi dipakai untuk arti yang lain, yaitu misalnya:
1. 1. Pasal 1792 KUHPerdata: Lastgeving ialah suatu perjanjian yang disitu
seseorang memberikan kuasa kepada seorang lain danorang ini
menerimanya untuk melakukan suatu zaak lastgever itu (Zaak disini berarti
perbuatan hukum)
2. 2. Pasal 1354 KUHperdata: apabila seseorang dengan sukarela tanpa
mendapat pesanan untuk itu untuk menyelenggarakan zaak seorang lain
dengan atau tanpa diketahui orang lain dan sebagainya (Zaak disini berarti
kepentingan).
3. 3. Pasal 1263 KUHPerdata : perutangan dengan syarat menunda ialah
perutangan yang tergantung daripada suatu kejadian yang akan datang dan
tidak pasti atau daripada suatu zaak yang sudah terjadi tetapi belum
diketahui oleh para pihak (Zaak disini mempunyai arti kenyataan hokum)

Sistem pengaturan hukum benda
1. a. Tertutup : orang tidak dapat mengadakan hak keendaan baru selain
yang sudah ditetapkan undang-undang.
2. b. Benda (zaak) : segala sesuatu yang dapat menjadi objek hak milik
dapat diperjualbelikan, diwariskan, dan dapat diperalihkan kepada pihak lain.

2. DASAR HUKUM
Pada masa kini, selain diatur di Buku II BWI, hukum benda juga diatur dalam:
1)
Undang Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960, dimana diatur hak hak
kebendaan yang berkaitan dengan bumi, air dan kekayaan yang terkandung
didalamnya. Dengan berlakunya UUPA ini maka berlakunya pasal-pasal dalam Buku
II KUHPerdata dapat dirinci sebagai berikut :
a)

Pasal-pasal yang masih berlaku penuh.

b)
Pasal-pasal yang tidak berlaku lagi, yaitu pasal-pasal yang mengatur tentang
bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
c)
Pasal-pasal yang masih berlaku tetapi tidak penuh, dalam arti bahwa
ketentuan-ketentuannya tidak berlaku sepanjang mengenai bumi,air an kekayaan

alam yang terkandung di dalamnya dan masih berlaku sepanjang mengenai bendabenda lainnya.
2)
Undang Undang Merek No.21 Tahun 1961, yang mengatur tentang hak atas
penggunaan merek perusahaan dan merek perniagaan .
3)
Undang Undang Hak Cipta No.6 Tahun 1982, yang mengatur tentang hak cipta
sebagai benda tak berwujud, yang dapat dijadikan obyek hak milik .
4)
Undang Undang tentang Hak Tanggungan tahun 1996, yang mengatur tentang
hakatas tanah dan bangunan diatasnya sebagai pengganti hipotik dan crediet
verband .
5)
UU No 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah dan Benda-benda
yang ada di atasnya
6)

UU No 42 Tahun 1999 tentang Fidusia

3. MACAM-MACAM BENDA
1. a.
Benda berwujud dan benda tidak berwujud arti penting
pembedaan ini adalah pada saat pemindah tanganan benda dimaksud,
yaitu :
o

Kalau benda berwujud itu benda bergerak, pemindah tanganannya
harus secara nyata dari tangan ke tangan.

o

Kalau benda berwujud itu benda tidak bergerak, pemindah
tanganannya harus dilakukan dengan balik nama. Contohnya, jual beli rokok
dan jual beli rumah.

Penyerahan benda tidak berwujud dalam bentuk berbagai piutang dilakukan
dengan:
a)

Piutang atas nama (op naam) dengan cara Cessie

b)
Piutang atas tunjuk (an toonder) dengan cara penyerahan surat dokumen yang
bersangkutan dari tangan ke tangan
c)
Piutang atas pengganti (aan order) dengan cara endosemen serta penyerahan
dokumen yang bersangkutan dari tangan ke tangan ( Ps. 163 BWI).

1. b.

Benda Bergerak dan Benda Tidak Bergerak

Benda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya dapat dipindahkan
(Ps.509BWI). Benda bergerak karena ketentuan undang undang adalah hak hak
yang melekat pada benda bergerak (Ps.511 BWI. Arti penting pembedaan benda
sebagai bergerak dan tidak bergerak terletak pada :
o

Penguasaannya (bezit), dimana terhadap benda bergerak maka orang yang
menguasai benda tersebut dianggap sebagai pemiliknya (Ps.1977 BWI); azas
ini tidak berlaku bagi benda tidak bergerak.

o

Penyerahannya (levering), yaitu terhadap benda bergerak harus dilakukan
secara nyata, sedangkan pada benda tidak bergerak dilakukandengan balik
nama ;

o

Dadaluwarsa (verjaaring), yaitu pada benda bergerak tidak dikenal
daluwarsa, sedangkan pada benda tidak bergerak terdapat kadaluwarsa :

1)

Dalam hal ada alas hak, daluwarsanya 20 tahun;

2)

Dalam hal tidak ada alas hak, daluwarsanya 30 tahun

3)
Pembebanannya (bezwaring), dimana untuk benda bergerak dengangadai,
sedangkan untuk benda tidak bergerak dengan hipotik.
4)
Dalam hal pensitaan (beslag), dimana revindicatoir beslah (penyitaan untuk
menuntut kembali barangnya),hanya dapat dilakukan terhadap barang barang
bergerak . Penyitaan untuk melaksanakan putusan pengadilan (executoir beslah)
harus dilakukan terlebih dahulu terhadap barang barang bergerak, dan apabila
masih belum mencukupi untuk pelunasan hutang tergugat, baru dilakukan executoir
terhadap barang tidak bergerak.

1. c.

Benda dipakai habis dan benda tidak dipakai habis

Pembedaan ini penting artinya dalam hal pembatalan perjanjian. Pada perjanjian
yang obyeknya adalah benda yang dipakai habis, pembatalannya sulit untuk
mengembalikan seperti keadaan benda itu semula, oleh karena itu harus diganti
dengan benda lain yang sama / sejenis serta senilai, misalnya beras, kayu bakar,
minyak tanah dan lain sebagainya.. Pada perjanjian yang obyeknya adalah benda
yang tidak dipakai habis tidaklah terlalu sulit bila perjanjian dibatalkan, karena
bendanya masih tetap ada, dan dapat diserahkan kembali, seperti pembatalan jual
beli televisi, kendaraanbermotor, perhiasan dan lain sebagainya. .
1. d.

Benda sudah ada dan benda akan ada

Arti penting pembedaan ini terletak pada pembebanan sebagai jaminan hutang,
atau pada pelaksanaan perjanjian. Benda sudah ada dapat dijadikan jaminan

hutang dan pelaksanaan perjanjiannya dengan cara menyerahkan benda tersebut.
Benda akan ada tidak dapat dijadikan jaminan hutang, bahkan perjanjian yang
obyeknya benda akan ada bisa terancam batal bila pemenuhannya itu tidak
mungkin dapat dilaksanakan (Ps.1320 btr 3 BWI) .
1. e.

Benda dalam perdagangan dan benda luar perdagangan

Arti penting dari pembedaan ini terletak pada pemindah tanganan benda tersebut
karena jual beli atau karena warisan. Benda dalam perdagangan dapat diperjual
belikan dengan bebas, atau diwariskan kepada ahli waris,sedangkan benda luar
perdagangan tidak dapat diperjual belikan atau diwariskan, umpamanya tanah
wakaf, narkotika, benda benda yang melanggar ketertiban dan kesusilaan
1. f.

Benda dapat dibagi dan benda tidak dapat dibagi

Letak pembedaannya menjadi penting dalam hal pemenuhan prestasi suatu
perjanjian, di mana terhadap benda yang dapat dibagi, prestasi pemenuhan
perjanjian dapat dilakukan tidak sekaligus, dapat bertahap, misalnya perjanjian
memberikan satu ton gandum dapat dilakukan dalambeberapa kali pengiriman,
yang penting jumlah keseluruhannya harus satu ton. Lain halnya dengan benda
yang tidak dapat dibagi, maka pemenuhan prestasi tidak dapat dilakukan sebagian
demi sebagian, melainkan harus secara seutuhnya, misalnya perjanjian sewa
menyewa mobil, tidak bisa sekarang diserahkan rodanya, besok baru joknya dan
lain sebagainya.

1. g.

Benda terdaftar dan benda tidak terdaftar

Arti penting pembeaannya terletak pada pembuktian kepemilikannya. Benda
terdaftar dibuktikan dengan bukti pendaftarannya, umumnya berupa
sertifikat/dokumen atas nama si pemilik, seperti tanah, kendaraan
bermotor,perusahaan, hak cipta, telpon, televisi dan lain sebagainya.. Pemerintah
lebih mudah melakukan kontrol atas benda terdaftar, baik dari segi tertib
administrasi kepemilikan maupun dari pembayaran pajaknya. Benda tidak terdaftar
sulit untuk mengetahui dengan pasti siapa pemilik yang sah atas benda itu, karena
berlaku azas ‘siapa yang menguasai benda itu dianggap sebagai pemiliknya’.
Contohnya, perhiasan, alat alat rumah tangga, hewan piaraan, pakaian dan lain
sebagainya.

1. 4.

HAK KEBENDAAN

1. A.

ASAS-ASAS HAK KEBENDAAN :
1. Asas hukum pemaksa (dwingendrecht)
2. Asas dapat dipindahtangankan
3. Asas individualitas
4. Asas totalitas
5. Asas tidak dapat dipisahkan
6. Asas prioritas
7. Asas percampuran
8. Pengaturan benda bergerak berbeda dengan benda tetap
9. Asas publisitas
10.Asas mengenai sifat perjanjian

1. B.

SIFAT / KARAKTER HAK KEBENDAAN

Perbedaan antara hak kebendaan yang diatur dalam Buku II BWI dengan hak
perorangan yang diatur dalam Buku III BWI adalah sebagai berikut :
a)
Hak kebendaan bersifat mutlak (absolut), karena berlaku terhadap siapa
saja, dan orang lain harus menghormati hak tersebut, sedangkan hak perorangan
berlaku secara nisbi (relatief), karena hanya melibatkan orang / pihak tertentu saja,
yakni yang ada dalam suatu perjanjian saja.
b)
Hak kebendaan berlangsung lama, bisa jadi selama seseorang masih
hidup, atau bahkan bisa berlanjut setelah diwariskan kepada ahli warisnya,
sedangkan hukum perorangan berlangsung relatif lebih singkat, yakni sebatas
pelaksanaan perjanjian telah selesai dilakukan.
c)
Hak kebendaan terbatas pada apa yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundangan yang berlaku, tidak boleh mengarang / menciptakan sendiri hak yang
llainnya, sedangkan dalam hak perorangan, lingkungannya amat luas, apa saja
dapat dijadikan obyek perjanjian, sepanjang tidak bertentangan dengan undangundang, kesusilaan dan ketertiban umum. Oleh karena itu sering dikatakan hukum
kebendaan itu bersifat tertutup, sedangkan hukum perorangan bersifat terbuka.

1. C.

CIRI CIRI HAK KEBENDAAN :

1. Mutlak / absolut mengikuti benda dimana hak itu melekat, misalnya
hak sewa tetap mengikuti benda itu berada, siapapun yang memiliki
hak diatasnya
2. Hak yang ada terlebih dahulu (yang lebih tua), kedudukannya lebih
tinggi; misalnya sebuah rumah dibebani hipotik 1 dan hipotik 2, maka
penyelesaian hutang atas hipotik 1 harus didahulukan dari hutang atas
hipotik 2
3. Memiliki sifat diutamakan, misalnya suatu rumah harus dijual untuk
4. Melunasi hutang, maka hasil penjualannya lebih diutamakan untuk
melunasi hipotik atas rumah itu.
5. Dapat dilakukan gugatan terhadap siapapun yang mengganggu hak
yang bersangkutan. Pemindahan hak kebendaan dapat dilakukan
kepada siapapun .

1. D.

PENGGOLONGAN HAK KEBENDAAN

Hak atas Kebendaan dibagi dalam 2 (dua) macam, yaitu :
1. 1.

Hak Kebendaaan yang memberi kenikmatan.
1. a.
Bezit, merupakan suatu keadaan dimana seseorang menguasai
suatu benda , baik sendiri maupun dengan perantaraan orang lain ,
seolah-olahnya benda itu miliknya sendiri
2. b.
Hak milik (hak eigendom), disebutkan dalam pasal 570 BW
menyatakan bahwa hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan
sesuatu benda dengan sepenuhnya dan untuk berbuat sebebasbebasnya terhadap benda itu
3. c.
Hak memungut hasil adalah hak untuk menarik hasil
(memungut) hasil dari benda orang lain , seolah-olah benda itu
miliknya sendiri dengan kewajiban untuk menjaga benda tersebut
tetap dalam keadaan seperti semula .
4. d.
Hak pakai dan mendiami, dalam BW hak pakai dan hak
mendiami ini diatur dalam buku II title XI dari pasal 818 s.d 829 .
dalam pasal 818 BW hanya disebutkan bahwa hak pakai dan hak
mendiami itu merupakan hak kebendaan yang terjadinya dan
hapusnya sama seperti hak memungut hasil (vruchtgebruik)

Dengan berlakunya UUPA, pengganti dari hak atas tanah yang
dihapusadalah :

1)

Hak Milik ; Hak Guna Usaha ; Hak Guna Bangunan ; Hak Pakai

2)

Hak Sewa untuk bangunan ; Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan

3)

Hak guna air, pemeliharaan dan penangkapan ikan

4)

Hak guna ruang angkasa

5)

Hak hak tanah untuk kepentingan keagamaan dan social

1. 2.

Hak Kebendaan Yang bersifat Memberi Jaminan
1. a.
Hak gadai (pasal 1150 BW) : hak yang diperoleh atas suatu
benda bergerak yang diberikan kepadanya oleh debitur obyek : benda
bergerak subyek : orang cakap
2. b.
Jaminan fidusia : hak jaminan atas benda bergerak baik
berwujud maupun tidak dan benda tidak bergerak dibebani hak
tanggungan. Subyek : orang yang membuat perjanjian
3. c.
Hypotheek : hak kebendaan yang bersifat memberikan jaminan
kepada kreditur bahwa piutangnya akan dilunasia debitur (dalam buku
II title XXI pasal 1162 s.d 1232, tidak semua berlaku )
4. d.

1. E.

Privilege (piutang –piutang yang di istimewakan)

PEROLEHAN HAK KEBENDAAN

Ada beberapa cara untuk memperoleh hak kebendaan, seperti :
1. Melaui Pengakuan Benda yang tidak diketahui siapa pemiliknya (res
nullius) kemudian didapatkan dan diakui oleh seseorang yang
mendapatkannya, dianggap sebagai pemiliknya. Contohnya, orang yang
menangkap ikan, barang siapa yang mendapat ikan itu dan kemudian
mengaku sebagai pemiliknya, dialah pemilik ikan tersebut. Demikian pula
halnya dengan berburu dihutan, menggali harta karun dan lain sebagainya.
2. 2.
Melalui Penemuan Benda yang semula milik orang lain akan tetapi
lepas dari penguasaannya, karena misalnya jatuh di perjalanan, maka barang
siapa yang menemukan barang tersebut dan ia tidak mengetahui siapa
pemiliknya, menjadi pemilik barang yang diketemukannya . Contoh ini adalah
aplikasi hak bezit.
3. 3.
Melalui Penyerahan Cara ini yang lazim, yaitu hak kebendaan
diperoleh melalui penyerahan berdasarkan alas hak (rechts titel) tertentu,

seperti jual beli, sewa menyewa, hibah warisan dan lain sebagainya. Dengan
adanya penyerahan maka titel berpindah kepada siapa benda itu diserahkan.
4. 4.
Dengan Daluwarsa Barang siapa menguasai benda bergerak yang dia
tidak ketahui pemilik benda itu sebelumnya (misalnya karena
menemukannya), hak milik atas benda itu diperoleh setelah lewat waktu 3
tahun sejak orang tersebut menguasai benda yang bersangkutan. Untuk
benda tidak bergerak, daluwarsanya adalah :
1. jika ada alas hak, 20 tahun
2. jika tidak ada alas hak, 30 tahun
3. 5.
Melalui Pewarisan Hak kebendaan bisa diperoleh melalui
warisan berdasarkan hukum waris yang berlaku, bisa hukum adat,
hukum Islam atau hukum barat.
4. 6.
Dengan Penciptaan Seseorang yang menciptakan benda baru,
baik dari benda yang sudah ada maupun samasekali baru, dapat
memperoleh hak milik atas benda ciptaannya itu. Contohnya orang
yang menciptakan patung dari sebatang kayu, menjadi pemilik patung
itu, demikian pula hak kebendaan tidak berwujud seperti hak paten,
hak cipta dan lain sabagainya.
5. Dengan cara ikutan / turunan Seseorang yang membeli seekor sapi
yang sedang bunting maka anak sapi yang dilahirkan dari induknya itu
menjadi miliknya juga. Demikian pula orang yang membeli sebidang
tanah, kemudian tumbuh pohon durian, maka pohon durian itu
termasuk milik orang yang membeli tanah tersebut.

1. F.

HAPUSNYA HAK KEBENDAAN

Hak kebendaan dapat hapus / lenyap karena hal hal :
1. 1.
Bendanya Lenyap / musnah Karena musnahnya sesuatu benda,
maka hak atas benda tersebut ikut lenyap, misalnya hak sewa atas sebuah
rumah yang habis/musnah ketimbun longsoran tanah gunung, menjadi
musnah juga. Atau, hak gadai atas sebuah sepeda motor, ikut habis apabila
barang tersebut musnah karena kebakara
2. 2.
Karena dipindah-tangankan Hak milik, hak memungut hasil atau hak
pakai menjadi hapus bila benda yang bersangkutan dipindah tangankan
kepada orang lain

3. 3.
Karena Pelepasan Hak Dalam hal ini pada umumnya pelepasan yang
bersangkutan dilakukan secara sengaja oleh yang memiliki hak tersebut,
seperti radio yang rusak dibuang ketempat sampah. Dalam hal ini maka halk
kepemilikan menjadi hapus dan bisa menjadi hak milik orang lain yang
menemukan radio tersebut.
4. 4.
Karena Kadaluwarsa Daluwarsa untuk barang tidak bergerak pada
umumnya 30 tahun (karena ada alas hak), sedangkan untuk benda bergerak
3 tahun.
5. 5.
Karena Pencabutan Hak Penguasa publik dapat mencabut hak
kepemilikan seseorang atas benda tertentu, dengan memenuhi syarat :
1. Harus didasarkan suatu undang undang
2. Dilakukan untuk kepentingan umum (dengan ganti rugi yang layak)

http://handsofthelaw.blogspot.co.id/2011/12/hukum-perdata-sistem-buku-ii-dan.html