Gambaran Umum dan Analisis Transportasi
BAB X
GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS
10.1. GambaranUmum Eksternal Aspek Transportasi
10.1.1 Rencana Jaringan Transportasi Darat
Dalam merencanakan sistem jaringan transportasi darat di Kabupaten Subang, ada tiga
bagian yang direncanakan yaitu jaringan jalan dan jembatan, jaringan prasarana lalu lintas
angkutan jalan dan jaringan pelayanan lalu lintas angkutan jalan.
10.1.1.1. Rencana Jaringan Jalan dan Jembatan
Penataan sistem jaringan jalan menyangkut dua hal, yaitu melengkapi pola jaringan
yang sudah ada dan meningkatkan kualitas jaringan jalan yang kurang memenuhi syarat (perlu
studi lebih lanjut dan terpisah). Dasar-dasar yang digunakan dalam penataan pola
perhubungan ini adalah sebagai berikut:
1. Masing-masing Kawasan perkotaaan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Kawasan perkotaaan
Pusat Pelayanan Kawasan harus dapat berhubungan satu dengan yang lainnya tanpa
melalui
pusat
pelayanan
lainnya.
Hal
ini
adalah
untuk
meningkatkan
dan
mendayagunakan interaksi antar pusat permukiman perkotaan tanpa harus membebani
pusat kota dari segi lalu lintasnya.
2. Pada masing-masing PKL, PPK sedapat mungkin dapat berhubungan tanpa melalui pusat
kegiatan/pelayanan lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi fungsional
antar Kawasan pada tingkat yang lebih rendah.
3. Undang –Undang No 38 tahun 20010 dan peraturan Pemerintah N0 310 tahun 2006
tentang Jalan, dimana pada undang-undang dan peraturan perundanan tersebut
membahas tentang fungsi dan kelas jalan serta status jalan.
Berdasarkan hal di atas, maka harus dibuka beberapa jaringan jalan baru serta
peningkatan jalan yang ada. Adapun rencana jaringan jalan yang ada di Kabupaten Subang
meliputi:
a.
Jaringan jalan bebas hambatan
b.
Jaringan jalan nasional
c.
Jaringan jalan provinsi
d.
Jaringan jalan kabupaten dan
e.
Jembatan
1|Page
A. Jaringan jalan bebas hambatan
Adapun rencana pembangunan jaringan jalan bebas hambatan di Kabupaten
Subang adalah jalan bebas hambatan Jakarta – Cikampek – Palimanan.
B. Jaringan jalan nasional
Pemeliharaan jaringan jalan nasional di Kabupaten Subang berupa jaringan
jalan arteri meliputi:
1.
Ruas Batas Karawang – Pamanukan;
2.
Ruas Jalan Eyang Tirtayasa Kecamatan Pamanukan;
3.
Ruas Jalan H. Syahbana KecamatanPamanukan; dan
4.
Ruas Pamanukan – Sewo.
C. Jaringan jalanProvinsi
Pemeliharaan jaringan jalan provinsi di Kabupaten Subang berupa jaringan
jalan kolektor meliputi:
1.
Ruas Jalan Jend. A. Yani Kecamatan Subang;
2.
RuasSubang – Batas Bandung;
3.
Ruas Jalan H. Ikhsan Kecamatan Pamanukan;
4.
Ruas Jalan Ion Martasasmita Kecamatan Pamanukan;
5.
Ruas Pamanukan – Pagaden;
6.
Ruas Jalan Jend A. Yani Kecamatan Pagaden;
7.
Ruas Jalan Raya Kamarung Kecamatan Pagaden;
8.
Ruas Pagaden – Subang;
9.
Ruas Jalan Raya Sukamelang Kecamatan Subang;
10.
Ruas Jalan Oto Iskandardinata KecamatanSubang;
11.
Ruas Jalan Mesjid Agung KecamatanSubang;
12.
Ruas Jalan S. Parman KecamatanSubang;
13.
Ruas Batas Purwakarta – Subang;
14.
Ruas Jalan Dangdeur Kecamatan Subang;
15.
Ruas Jalan Kapten Tendean KecamatanSubang;
16.
Ruas Jalan Arief Rahman Hakim Kecamatan Subang;
17.
Ruas Jalan Mayjen. Sutoyo Kecamatan Subang;
18.
RuasJalancagak – Batas Sumedang atau Cikaramas;
2|Page
19.
RuasJalancagak – Batas Purwakarta ;
20.
Ruas Jalan Kapten Hanafiah Kecamatan Subang; dan
21.
RuasSubang – Bantarwaru atau Batas Kabupaten Indramayu.
D. Jaringan jalan kabupaten
Rencana pengembangan dan peningkatan jaringan jalan kabupaten di meliputi:
1.
2.
Pengembangan jaringan jalan Kabupaten berupa jalan lingkar meliputi:
a.
Cimanggu – Dangdeur; dan
b.
Gunungtua – Pasirkareumbi – Soklat – Cinangsi.
Peningkatan jaringan jalan Kabupaten meliputi:
a.
Ruas jalan menghubungkan Kecamatan Pagaden – Kecamatan Cipunagara –
Kecamatan Compreng – Kecamatan Pusakajaya;
b.
Ruas jalan menghubungkan Kecamatan Cipeundeuy – Kecamatan Pabuaran –
Kecamatan Patokbeusi;
c.
Ruas Jalan menghubungkan Kecamatan Kalijati – Kecamatan Purwadadi –
Kecamatan Ciasem;
d.
Ruas jalan menghubungkan jalan nasional (Pantura) – Pelabuhan Laut
Patimban; dan
e.
Ruas jalan Darmaga – Bukanagara.
E. Jembatan
Rencana peningkatan jembatan kabupaten yang berada di seluruh Kecamatan
Kabupaten Subang.
10.1.1.2. Rencana Jaringan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan
Rencana jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan di Kabupaten Subang
berupa pengembangan dan peningkatan terminal baik itu terminal penumpang maupun
terminal barang.
Untuk terminal penumpang, rencana pengembangan yang akan dilakukan
berupa:
1.
Peningkatan terminal penumpang tipe C menjadi terminal terpadu penumpang
dan barang yang berada di sekitar stasiun kereta api di Kecamatan Pagaden;
2.
Pengembangan terminal penumpang tipe B yang tersebar di 2 (dua) kecamatan
yaitu Kecamatan Subang dan Kecamatan Pamanukan;
3|Page
3.
Peningkatan terminal penumpang tipe C yang berada di 5 (lima) lokasi yaitu:
Kecamatan Ciasem, Kecamatan Binong, Kecamatan Cipeundeuy, Kecamatan
Cipunagara, dan Kecamatan Jalancagak.
Sedangkan untuk terminal barang yang ada di Kabupaten Subang, rencana
pengembangan pada masa yang akan datang adalah pengembangan terminal barang di 2
(dua) tempat yaitu Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Pagaden.
10.1.1.3. Rencana Jaringan Pelayanan Lalu Lintas Angkutan Jalan
Rencana jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan berupa penyediaan
angkutan umum yang melayani pergerakan antar PKL dalam Kabupaten Subang, antar
PKL dan PPK serta PPL dalam Kabupaten, antar PKL dalam wilayah Kabupaten Subang
dengan PKW yang ada di luar wilayah Kabupaten Subang, dan antar PKL dalam wilayah
Kabupaten Subang dengan PKN yang ada di luar wilayah Kabupaten Subang. Pada
operasionalisasinya, jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten
Subang meliputi :
1.
Angkutan penumpang; dan
2.
Angkutan barang
A. Angkutan penumpang
Jaringan trayek angkutan penumpang
Jaringan trayek angkutan penumpang yang dikembangkan di Kabupaten Subang
terdiri dari:
a.
4|Page
Optimalisasi trayek angkutan kota yang meliputi:
1)
Pasar Baru – Soklat – Tegal – Pasar Baru;
2)
Pasar Baru – Cibarola – RS Ciereng – Pasar Baru;
3)
Cibogo – Otista – Sutaatmaja – Cibogo;
4)
Pujasera – RA Kartini – Wanareja;
5)
Pujasera – Sembung;
6)
Pujasera – Lempar;
7)
Pujasera – Dawuan;
8)
Pujasera – Cidahu;
9)
Pujasera – Majasari;
10)
Pujasera – Cikalong; dan
11)
Pujasera – Pelabuan.
b.
c.
5|Page
Optimalisasi trayek angkutan perdesaan yang meliputi:
1)
Dawuan – Sagalaherang;
2)
Pamanukan – Legonkulon – Pondok Bali;
3)
Pamanukan – Pusakanagara – Compreng;
4)
Pamanukan – Pusakanagara – Tarumtum;
5)
Pagaden – Gambarsari – Kaligambir – Sinangsari – Purwadadi;
6)
Cikaum – Hambaro – Ciasem;
7)
Sukamandi – Pringkasap – Pabuaran;
8)
Pagaden – Cipunagara;
9)
Sukamandi – Blanakan – Rawameneng;
10)
Subang – Jalancagak;
11)
Subang – Warungkadu – Sagalaherang;
12)
Subang – Cidahu – Pagaden;
13)
Subang – Kalijati – Sukamandi;
14)
Subang – Cipeundeuy – Pabuaran;
15)
Subang – Pagaden – Cipunagara;
16)
Subang – Jalancagak – Tangkubanperahu;
17)
Subang – Pagaden – Pamanukan;
18)
Subang – Pamanukan – Sukamandi;
19)
Subang – Pamanukan – Pabuaran;
20)
Subang – Pamanukan – Pondokbali;
21)
Subang – Jalancagak – Tanjungsiang;
22)
Subang – Jalancagak – Ciater;
23)
Subang – Pringkasap – Purwadadi – Sukamandi;
24)
Pabuaran – Sarengseng – Ciasem – Blanakan;
25)
Subang – Kumpay – Kasomalang – Cibuluh – Tanjungsiang;
26)
Kalijati – Purwadadi – Sukamandi;
27)
Subang – Kalijati;
28)
Sukamandi – Ciasem – Dukuh – Hambaro – Tanjungsari; dan
29)
Ciasem – Sukamandi – Kp. Lambaran – Tegalkoneng – Sukahaji – Cilamaya.
Optimalisasi trayek angkutan perbatasan yang meliputi:
1)
Jalancagak – Sagalaherang – Wanayasa;
2)
Sadang – Cipeundeuy – Pabuaran; dan
3)
d.
Cilamaya – Blanakan – Ciasem.
Optimalisasi trayek angkutan kota dalam provinsi yang meliputi:
1)
PKL Subang – PKN Bandung;
2)
PKL Pamanukan – PKN Bandung;
3)
PKL Jalancagak – PKN Bandung;
4)
PKL Subang – PKW Cikampek;
5)
PKL Pamanukan – PKW Cikampek;
6)
PKN Bandung – PKW Indramayu melalui PKL Jalancagak – PKL Subang – PKL
Pagaden – PKL Pamanukan – PKL Pusakanagara;
7)
Rajagaluh di Kabupaten Majalengka – Cikarang di Kabupaten Bekasi melalui
PKL Subang – PKL Kalijati;
8)
Wado di Kabupaten Sumedang – Bekasi di PKN Jabodetabek melalui PKL
Jalancagak – PKL Subang – PKL Kalijati; dan
9)
PKW Tasikmalaya – Bekasi di PKN Jabodetabek melalui PKL Jalancagak –
PKL Subang – PKL Kalijati.
e.
Optimalisasi trayek angkutan kota antar provinsi yang meliputi:
1)
PKL Subang – Jakarta;
2)
PKL Pagaden – Jakarta;
3)
Jakarta – Kuningan melalui Kecamatan Patokbeusi – Kecamatan Ciasem –
Kecamatan Sukasari – Kecamatan Pamanukan – Kecamatan Pusakanagara;
dan
4)
Jakarta – Pekalongan melalui Kecamatan Patokbeusi – Kecamatan Ciasem –
Kecamatan Sukasari – Kecamatan Pamanukan – Kecamatan Pusakanagara.
Sarana angkutan penumpang
Sarana angkutan penumpang yang dikembangkan di Kabupaten
Subang berupa angkutan umum penumpang meliputi:
a. Penyediaan sarana angkutan dalam kota berupa minibus;
b. Optimalisasi sarana angkutan antar kota dalam provinsi berupa
minibus dan bus tiga per empat; dan
c. Optimalisasi sarana angkutan antar kota antar provinsi berupa bus
besar.
6|Page
B. Angkutan barang
Jaringan trayek angkutan barang
Selain angkutan penumpang, terdapat juga angkutan barang yang umumnya
melayani kecamatan – kecamatan yang ada di Kabupaten Subang. Pada saat ini, jaringan
trayek angkutan barang yang ada di Kabupaten Subang adalah sebagai berikut:
a.
Pamanukan – Cikampek;
b.
Pamanukan – Pusakanagara;
c.
Pamanukan – Binong;
d.
Pamanukan – Tambakdahan;
e.
Pagaden – Subang;
f.
Pagaden – Compreng;
g.
Pagaden – Cipunagara;
h.
Pagaden – Kalijati; dan
i.
Pagaden – Jalancagak.
Sarana angkutan barang
Untuk pengangkutan barang tersebut, digunakan 2 (dua) jenis
kendaraan yaitu truk dan mobil bak.
10.1.2. Rencana Jaringan Perkeretaapian
Kereta Api merupakan salah satu alternatif transportasi darat yang cukup banyak
dimanfaatkan penduduk Kabupaten Subang. Di wilayah ini terdapat 7 buah perhentian/halte
kecil angkutan kereta api. Jumlah penumpang yang terangkut pada tahun 2006 tercatat
sebanyak 310.297 orang penumpang. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 8,10 %
dibandingkan dengan jumlah penumpang tahun 2005. Sedangkan untuk jumlah angkutan
barang juga mengalami kenaikan yaitu dari 3.220 ton tahun 2005 menjadi 10.760 ton tahun
2006.
Rencana jaringan perkeretaapian di Kabupaten Subang terdiri atas:
1.
Rencana pengembangan prasarana kereta api; dan
2.
Rencana pengembangan pelayanan kereta api.
Rencana pengembangan prasarana kereta api di Kabupaten Subang meliputi:
a.
Peningkatan jalur ganda KA Jakarta – Cikampek – Cirebon; dan
b.
Pengembangan stasiun kereta api Pagaden dan Pabuaran.
7|Page
Sedangkan dalam rencana pengembangan pelayanan kereta api pada masa akan datang di
Kabupaten Subang, dilakukan dengan:
1)
Peningkatan akses terhadap layanan kereta api; dan
2)
Jaminan keselamatan dan kenyamanan penumpang.
10.1.3. Rencana Jaringan Transportasi Laut
Selain rencana pengembangan jaringan transportasi darat dan perkeretaapian,
juga dikembangkan jaringan transportasi laut. Seperti diketahui pada bagian Utara
Kabupaten Subang berbatasan langsung dengan daerah perairan, sehingga sangat
berpotensi untuk pengembangan transportasi perairan khususnya laut.
Pelabuhan laut yang akan dibangun di Kabupaten Subang adalah Pelabuhan
laut Patimban, dengan fungsi sebagai pelabuhan regional.
10.1.4 Rencana Jaringan Transportasi Udara
Di wilayah Kabupaten Subang terdapat pelabuhan udara Suryadarma.
Pelabuhan udara tersebut memiliki fungsi sebagai pangkalan militer dan bersifat
khusus. Pangkalan ini mampu didarati helikopter dan pesawat sayap tetap (fixed-wing)
dalam skala kecil seperti Casa 212 dan pesawat-pesawat latih milik TNI-AU. Potensi
pemanfaatannya sebagai sarana perangkutan umum di kemudian hari perlu dibahas
dengan pihak TNI-AU.
Pengembangan sistem transportasi udara di Kabupaten Subang diarahkan pada
pengembangan tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan.
Pengembangan tatanan kebandarudaraan di Kabupaten Subang ini lebih ditekankan
kepada optimalisasi fungsi Pangkalan Udara Suryadarma Kalijati.
Sedangkan pengembangan ruang udara untuk penerbangan adalah dengan
penetapan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbanganyang berada di Kecamatan
Kalijati.
Pembatasan pengembangan wilayah lebih diutamakan pada daerah Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas serta daerah Permukaan Horizontal Dalam yang harus
bebas terhadap halangan (obstacles) penerbangan.
8|Page
10.2.Gambaran Umum Internal Aspek Transportasi
10.2.1. Sistem Jaringan Transportasi Kawasan Perkotaan Jalancagak
Sistem jaringan ini merupakan sistem letak-letak gerak transportasi dan seluruh
jaringan-jaringan yang mempengaruhi, seperti jaringan jalan, lalu lintas, dll. Transportasi
merupakan permintaan turunan (derXed demand). Transportasi timbul karena adanya kegiatan
(utama), namun demikian selain berfungsi melayani kegiatan (serve), transportasi juga dapat
mendorong atau mempengaruhi kegiatan lain (bersifat mengembangkan atau menurunkan).
Oleh karena itu aspek transportasi memegang peranan penting dalam mengembangkan suatu
wilayah. Di Kawasan Perkotaan Jalancagak sarana dan prasarana transportasi sudah tersedia
namun belum tersebar secara merata pada setiap desanya dan masih banyak sekali jalan antar
desa yang rusak juga sarana transportasi yang masih kurang menunjang kebutuhan
masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatannya.
Jaringan transportasi yang ada di Kawasan Perkotaan Jalancagak yaitu : Jaringan jalan
yang menghubungkan antara Kawasan Perkotaan Jalancagak dan wilayah di sekitarnya serta
jaringan jalan yang menghubungkan antar desa di dalam Kawasan Perkotaan Jalancagak
tersebut
Kondisi jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak sudah cukup baik dan sebagian besar
sudah beraspal diseluruh desa pada Kawasan Perkotaan Jalancagak dan Kawasan Perkotaan
Jalancagak
memiliki terminal yaitu Terminal Jalancagak yang berfungsi untuk melayani
kebutuhan penduduk di Kawasan Perkotaan Jalancagak
dalam memajukan kondisi
perekonomian perkotaan tersebut.
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang sangat penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian dalam suatu wilayah. Dengan demikian semakin
meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan
untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah
ke daerah lainnya.
Berdasarkan hasil observasi lapangan di Kawasan Perkotaan Jalancagak
sebagian
besar terdapat kondisi jalan yang cukup baik dan sudah beraspal. jaringan pendukung jalan
seperti PJU untuk menerangi jaringan jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak sudah memadai
tetapi tidak adanya jaringan pendukung seperti halte dan tidak ada rambu lalu lintas(traffic
light) karena angkutan umum seperti angkot sangat jarang sekali melewati jalan di desa-desa
tersebut.
9|Page
10.2.1.1 Prasarana Transportasi
A. Jaringan Jalan
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomian. Dengan demikian semakin meningkatnya usaha pembangunan maka
akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lainnya.
Berdasarkan hasil observasi lapangan di Kawasan Perkotaan Jalancagak , kondisi jalan
lingkungan (jalan lokal) di 7 Desa di Kawasan Perkotaan Jalancagak sebagian besar sudah
beraspal dan perkerasan tanah. Jalan lingkungan tersebut sehari-harinya biasa dilalui oleh
kendaraan roda dua maupun roda empat, dan berfungsi sebagai jalan penghubung
(memberikan aksesibilitas). Jaringan jalan dibedakan menjadi tiga jenis jalan yaitu dilihat dari
jenis permukaan, status, dan fungsi jalan tersebut.
B. Panjang jalan
Panjang jalan di Kabupaten Subang secara keseluruhan yaitu 1.0510,50 Km, tidak
termasuk didalamnya jalan provinsi. Dari seluruh panjang jalan kabupaten Subang, 113,5 km
merupakan jalan dari Kawasan Perkotaan Jalancagak
. Walaupun begitu perkembangan
kualitas jalannya mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Gambar 10.1
Perbandingan Panjang Jalan kabupaten Subang dan Panjang Jalan
Kawasan Perkotaan Jalancagak
Subang
Jalancagak
10%
90%
Sumber : RTRW Kabupaten Subang
Pada tahun 2013 nampak ada upaya perbaikan permukaan jalan rigid/beton,
sehingga jalan dengan permukaan rigid/beton bertambah menjadi sebesar 8,310 persen,
jalan dengan permukaan diperkeras tetap 10,06 persen. Sedangkan jalan dengan kualitas
aspal sebesar 86,610 persen dan sisanya merupakan jalan tanah.
10 | P a g e
C. Lebar jalan
Lebar jalan yang berada di Kawasan Perkotaan Jalancagak untuk status jalan provinsi
rata-rata 6-7 meter, sedangkan untuk jalan kabupaten sendiri paling sempit berada di Desa
sarireja yang hanya mencapai 3 meter saja. Hal ini sangat menghawatirkan karena jalan
kabupaten tersebut sering digunakan lalu lalang kendaraan berat.
10.2.1.2. Jalan Menurut Jenis Permukaan
Di Kawasan Perkotaan Jalancagak
jenis jalan menurut jenis permukaan di lihat dari
jalan aspal/beton. Keadaan jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak belum sepenuhnya dalam
kondisi yang baik, di beberapa titik ada jalan yang kondisinya kurang baik atau rusak, dan
berikut adalah tabel jalan dan kondisinya :
Tabel X.1
Jenis Permukaan Jalan di Kawasan Perkotaan
Jalancagak tahun 2012
No
1
2
3
10
5
6
7
Desa
Curugrendeng
Sarireja
Kumpay
Tambakan
Jalancagak
Bunihayu
Tambakmekar
Aspal
(km)
15
30
8
6
21
9
13
Kerikil
(km)
1
3.5
2
1
1
2
1
Jumlah
Jumlah
(km)
16
33.5
10
7
22
11
110
113.5
Sumber : KCDA 2013
Gambar 10.2
Jenis Permukaan Jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak tahun 2012
35
Panjang Jalan (km)
30
25
20
15
Aspal (km)
Kerikil (km)
10
5
0
Curugrendeng kumpay
JalancagakTambakmekar
Nama Desa
11 | P a g e
Sumber : KCDA 2015
Dari Grafik di atas dapat dilihat bahwa desa yang memiliki jenis permukaan jalan yang
paling baik pada Kawasan Perkotaan Jalancagak
yaitu desa Sarireja dengan panjang jalan
sebesar 33.50 km sedangkan desa yang memiliki jenis permukaan jalan paling rendah yaitu
desa Tambakan dengan panjang sebesar 7 km.
12 | P a g e
Gambar 10.3
Kondisi Jalan Berdasarkan Permukaan
Visualisasi Jalan kabupaten diVisualisasi
desa
Jalan Lingkungan di desa
Curugrendeng
Curugrendeng
Sumber : Hasil observasi lapangan
10.2.1.3. Jalan menurut status
Pada Kawasan Perkotaan Jalancagak
jenis jalan menurut status dibedakan menjadi
jalan kabupaten. Berikut adalah tabel jalan menurut statusnya di Kawasan Perkotaan
Jalancagak .
Tabel X.2
Jalan Menurut Status
NO
DESA
STATUS JALAN
1
Curugrendeng
Kabupaten
2
Sarireja
Kabupaten
3
Kumpay
Kabupaten
10
Tambakan
Kabupaten
5
Jalancagak
Provinsi
6
Bunihayu
Kabupaten
Tambakmekar
Kabupaten
7
Sumber : TATRALOK Kabupaten Subang
10.2.1.10. Status dan Hirarki Jaringan Jalan
Status jalan yang berada di Kawasan Perkotaan Jalancagak
yaitu jalan lokal, jalan
lingkungan, jalan kabupaten dan jalan provinsi.
10.2.1.5. Jalan menurut fungsi
Di Kawasan Perkotaan Jalancagak memiliki tiga jenis jalan menurut fungsi yaitu jalan
kolektor primer dan kolektor sekunder.
13 | P a g e
10.2.1.6. Sarana Transportasi
Sarana transportasi adalah suatu fasilitas transportasi yang menunjang kegiatan
manusia. Sarana transportasi merupakan sarana penting untuk membuka keterisoliran sebuah
wilayah dan sangat berguna untuk akses orang dan barang dari suatu tempat ke tempat yang
lain. Salah satu faktor utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah ketersediaan
jaringan jalan berkualitas baik dan ketersediaan sarana transportasi. Dan adapun ketersediaan
sarana transportasi yang menjadi sarana inti di Kawasan Perkotaan Jalancagak ini adalah
angkot dan ojeg Serta kebanyakan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi. Namun
sarana yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di Kawasan Perkotaan Jalancagak
adalah angkutan umum dan ojeg.
A. Angkutan Umum
Angkutan umum yang
terdapat di
Kawasan Perkotaan Jalancagak
adalah
angkutan umum masstransit (trayek). Sedangkan ojeg merupakan sebuah angkutan yang
termasuk kedalam angkutan umum paratransit (non trayek). Berikut akan dijelaskan
kondisi masing-masing angkutan umum tersebut.
1. Angkutan Umum Masstransit (Trayek) / Angkutan umum (Angkot)
Angkutan umum massal atau masstransit (trayek) yaitu layanan jasa angkutan
yang memiliki trayek dan jadwal tetap ; contohnya adalah bus dan kereta api. Jenis
angkutan ini bukan melayani permintaan melainkan menyediakan layanan tetap, baik
jadwal, tarif, maupun lintasannya. Pelayanan angkutan umum berupa angkot di
Kawasan Perkotaan Jalancagak belum mencakup seluruh Perkotaannnya terdapat satu
trayek angkutan umum yang hanya menghubungkan antara Perkotaan ke Perkotaan
lainnya.
Di mana angkutan umum ini merupakan fasiltas umum masyarakat dalam
melakukan kegiatan dan sarana penunjang masyarakat untuk pergi ke desa – desa
lainnya bahkan ke Perkotaan lain. Dan berikut di bawah ini adalah tabel sarana
transportasi darat dan juga tabel rute angkutan umum.
Tabel X.3
Rute Angkutan Umum WilayahKawasan Perkotaan Jalancagak
14 | P a g e
Panjang
No
Kode trayek
Lintasan trayek
Lintasan
(km)
1
2
3
10
5
6
010.01.00100
B
010.01.00102
B
010.01.0050
B
010.01.0060
B
110.38.0370
B
010.01.00610
B
Jumlah kendaraan
Aktif
Non
Aktif
Total
Subang-Jalancagak
16
6
0
6
Subang-Jalancagak-Sagalaherang-cijalu
38
50
0
50
Subang-Jalancagak-ciater
25
56
0
56
Subang-Jalancagak-tanjungsiang
36
29
0
29
Jalancagak-sagalaherang-wanayasa
20
30
0
30
Pamanukan –Subang-Jalancagak
55
5
0
5
Sumber : Rute angkutan Umum Kabupaten Subang 2015
Gambar 10.4
Moda Angkutan Umum di Kawasan Perkotaan Jalancagak 2015
Visualisasi Jalan raya JalanCagak di Kawasan Perkotaan Jalancagak
PERKOTAAN JALANCAGAK
Sumber : Observasi lapangan 2015
Dari data di atas dapat dilihat bahwa di wilayah Kawasan Perkotaan Jalancagak
terdapat 6 rute angkutan umum. Rute dengan jumlah kendaraan yang terbanyak yaitu pada
rute Subang –Jalancagak Ciater dengan nomor trayek ( 010.01.0050) dan jumlah kendaraan 56
unit,
Sedangkan yang paling sedikit yaitu Pamanukan –Subang-Jalancagak(010.01.00610)
dengan jumlah kendaraan 5 unit.
Kecamatan yang paling sering dilewati oleh rute angkutan umum yaitu Desa
Jalancagak, karena Desa Jalancagak termasuk dalam Kawasan Perkebunan nanas dan teh serta
Kawasan pariwisata sehingga perlu sarana angkutan umum untuk menunjang kegiatan yang
ada di daerah Kawasan Perkotaan Jalancagak tersebut.
15 | P a g e
2. Angkutan Paratransit (Non Trayek)/Ojeg
Selain angkutan umum angkot, ojeg sangat berperan penting dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat diKawasan Perkotaan Jalancagak .
Ojeg merupakan sarana transportasi yang paling banyak digunakan di Kawasan
Perkotaan Jalancagak
. hasil observasi lapangan membuktikan bahwa seluruh Kawasan
Perkotaan Jalancagak menggunakan ojek sebagai moda transportasi/akses untuk melakukan
kegiatan perekonomian setiap harinya.
Gambar 10.5
Pangkalan Ojek di kawasan Perkotaan Jalancagak
Visualisasi Jalan raya JalanCagak di Kawasan Perkotaan Jalancagak
PERKOTAAN JALANCAGAK
Sumber : hasil observasi lapangan
10.2.1.7. Terminal
Terminal merupakan salah satu faktor prasarana yang terpenting, yang befungsi sebagai
tempat sekumpulan kendaraan umum mengawali dan mengakhiri lintasan operasionalnya.
Disini para pengguna atau penumpang angkutan umum dapat memulai dan mengakhiri
perjalanan serta dapat menyambung perjalanan dengan mengganti angkutan umum yang
mengakses ke tempat tujuan. Selain itu juga terminal berfungsi sebagai simpul fasilitas
pergantian antar moda (model kendaraan), tempat penyimpanan kendaraan dan simpul atau
tempat konsolidasi lalu-lintas (tempat orang berkumpul bersama-sama naik angkutan).
Terminal dipilah-pilah berdasarkan (PP No 103 Thn 1993).
a. Ketentuan terminal mengenai angkutan penumpang
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 31/1995, Terminal penumpang
berdasarkan fungsi pelayanannya dibagi menjadi :
Terminal Penumpang Tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
Terminal Penumpang Tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan.
16 | P a g e
Terminal Penumpang Tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan pedesaan.
Pangkalan, berfungsi sebagai tempat kapal atau perahu berlabuh, tepi laut (atau
tepi sungai) tempat berlabuh.
Hasil observasi lapangan mengungkapkan bahwa Kawasan Perkotaan Jalancagak
hanya memiliki terminal banyangan yaitu Terminal Jalancagak yang berfungsi untuk
membantu system pengembangan perekonomian dari 7 desa di wilayahnya serta menunjang
akses pergerakan pada setiap aktifitas penduduknya.
10.2.4. Sistem Kegiatan (Mobilitas)
Berdasarkan Undang-Undang RI 38 Tahun 20010 tentang jalan, bahwa peran jalan
sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting daam bidang ekonomi, sosial
budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Sistem ini merupakan pola kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari sistem pola
kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan lain-lain. Yang menjelaskan tentang keterkaitan
antara jaringan transportasi dengan tata guna lahan yang berada di beberapa koridor jalan
yang menjadi wilayah kajian.
Sesuai dengan arahan Pola Ruang Kabupaten Subang bahwa Kawasan Perkotaan
Jalancagak
merupakan daerah peruntukan Kawasan perkebunan dan pariwisata sehingga
penduduk Kawasan Perkotaan Jalancagak
lebih banyak berprofesi sebagai petani untuk
menunjang perekonomian keluarga dan menunjang perekonomian daerah.
Gambar 10.7
Kegiatan Perkebunan di Kawasan Perkotaan Jalancagak
Visualisasi Jalan raya JalanCagak di Kawasan Perkotaan Jalancagak
PERKOTAAN JALANCAGAK
Sumber : hasil observasi lapangan
17 | P a g e
Sistem kegiatan dilihat dari setiap desa yang ada di Kawasan Perkotaan Jalancagak
yang dapat memberikan pengaruh pada sistem kegiatan transportasi yang berlangsung di
Kawasan Perkotaan Jalancagak . Uraian Lebih lanjut bisa diliah pata tabel dibah ini.
Tabel X.4
Sistem Kegiatan diKawasan Perkotaan Jalancagak
No
Desa
Kegiatan
Checlist Foto
keterangan
Di desa
curugrendeng
Kawasan
Perumahan
terdapat
perumahan yang
sebagian terdiri
dari villa
1
Curugrendeng
Perkebunan Nanas
Kawasan
Perkebunan
dan teh
merupakan mata
pencaharian warga
desa curugrendeng
Di desa sarireja
sebagian besar
2
Sarireja
Kawasan
Perkebunan
wilayahnya
merupakan
perkebunan nanas
dan the
18 | P a g e
No
Desa
Kegiatan
Kawasan
Perumahan
3
Kumpay
10
Tambakan
Checlist Foto
keterangan
Di desa Kumpay
terdapat
perumahan dan
pemukiman warga
Kawasan
Perumahan
Terdapat Kawasan
perumahan
Desa Jalancagak
merupakan pusat
5
Jalancagak
Pusat Perdagangan
perbelanjaan bagi
seluruh warga
kecamatan
Jalancagak
Terdapat
Kawasan
Permukiman
Pemukiman
Penduduk di desa
Bunihayu
6
Bunihayu
Desa Bunihayu
Pusat
Perkebunan
merupakan Pusat
perkebunan
terbesar di
Kecamatan
JalanCagak
19 | P a g e
Pariwisata
No
Desa
Kegiatan
Checlist Foto
keterangan
Terdapat Kawasan
7
perumahan
Kawasan
Perumahan
Tambakmekar
terbangun di desa
tambakmekar
10.2.5. Sistem Pergerakan (Traffic Counting)
Sistem pergerakan ditimbulkan karena interaksi antara system kegiatan dan sistem
jaringan. Sistem pergerakan yang ada merupakan sistem pergerakan orang dan Barang. System
ini meliputi tujuan dari pengguna jalan dan factor penyebab kebanyakan orang menuju atau
berhenti ke wilayah tersebut.
Sistem pergerakan dilihat dari hasil traffic counting yang tersebar di Kawasan
Perkotaan Jalancagak , Kawasan Perkotaan Jalancagak memiliki potensi pergerakan masuk
dan keluar yaitu : Kawasan Perkotaan Jalancagak - Sumedang, Kawasan Perkotaan Jalancagak
– Purwakarta, Perkotaaan Jalancagak – Subang, dan Perkotaan Jalancagak – Bandung. Sesuai
dengan hasil traffic counting, Kawasan Perkotaan Jalancagak
yang besar karena Kawasan Perkotaan Jalancagak
memiliki potensi pergerakan
merupakan titik temu yang dilalui oleh
pekerja-pekerja pabrik yang berasal dari luar daerah Jalancagak baikyang berasal dari
Purwakarta, Sumedang dan Bandung. Untuk melihat pergerakannya dapat diketahui dari tabel
dibawah ini :
Tabel X.5
Jumlah Kendaraan Masuk Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang weekday
Per Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Titik Traffic Counting (TC)
Jalan Raya
Waktu
Pagi
Subang
Jalan Raya
Bandung
Sagalaherang
Kendaraan ringan
(Ciater)
820
768
Kendaraan Sedang
323
Kendaraan Berat
75
Klasifikasi Kendaraan
20 | P a g e
Jalan Raya
Jalancagak Arah
Jalan Raya
Subang
Jalancagak
791
11101
587
181
177
1005
335
30
88
109
166
Kasomalang –
Sumedang
Siang
Sore
Jumlah
1218
979
1056
1595
1088
Kendaraan ringan
667
8108
1032
1306
3103
Kendaraan Sedang
1011
99
223
5210
199
Kendaraan Berat
72
310
109
128
35
Jumlah
1150
981
7610
1958
577
Kendaraan ringan
809
7310
550
1292
585
Kendaraan Sedang
3810
91
1810
555
3106
Kendaraan Berat
75
20
53
88
26
1268
8105
787
1935
957
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis 2015
21 | P a g e
Tabel X.6
Jumlah Kendaraan keluar Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang weekday
Per Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Titik Traffic Counting (TC)
Jalan Raya
Subang
Waktu
Pagi
Bandung
Jalan Raya
Kasomalang –
Jalancagak Arah
Jalan Raya
Klasifikasi Kendaraan
(Ciater)
Sagalaherang
Sumedang
Subang
Jalancagak
Kendaraan ringan
729
717
1002
915
1696
Kendaraan Sedang
269
153
221
10106
579
Kendaraan Berat
102
310
103
110
310
Jumlah
Siang
Sore
Jalan Raya
10100
9010
726
1375
2309
Kendaraan ringan
611
689
351
858
1391
Kendaraan Sedang
323
197
156
611
617
Kendaraan Berat
71
108
118
8
109
Jumlah
1005
9310
625
11077
2117
Kendaraan ringan
991
692
772
1687
2297
Kendaraan Sedang
1035
227
312
586
11106
Kendaraan Berat
103
81
1010
10
910
11069
1000
1188
2277
3537
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis 2015
Tabel X.7
Jumlah Kendaraan keluar Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang weekend
Per Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Waktu
Klasifikasi Kendaraan
Jalan Raya Subang
Bandung (Ciater)
Pagi
Siang
Titik Traffic Counting (TC)
Jalan Raya
Jalan Raya
Kasomalang Sagalaherang
Sumedang
579
381
Jalancagak Arah
Jalan Raya
Subang
Jalancagak
2110
1378
Kendaraan ringan
771
Kendaraan Sedang
395
150
137
596
525
Kendaraan Berat
101
55
26
39
101
Jumlah
1207
7810
51010
27105
191010
Kendaraan ringan
Kendaraan Sedang
6106
367
708
155
10108
275
1218
635
1327
810
22 | P a g e
Kendaraan Berat
31
50
53
66
910
101010
913
776
1919
2231
Kendaraan ringan
1037
930
9107
17101
11085
Kendaraan Sedang
500
1510
236
791
738
Jumlah
Sore
Kendaraan Berat
Jumlah
35
57
210
55
510
1572
11101
1207
2587
2277
Sumber : Hasil Analisis 2015
Tabel X.8
Jumlah Kendaraan Masuk Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang weekend
Per Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Waktu
Klasifikasi Kendaraan
Jalan Raya Subang
Bandung (Ciater)
Pagi
Siang
Sore
Titik Traffic Counting (TC)
Jalan Raya
Jalan Raya
Kasomalang Sagalaherang
Sumedang
5610
1082
Jalancagak Arah
Jalan Raya
Subang
Jalancagak
Kendaraan ringan
10106
1258
7105
Kendaraan Sedang
576
160
103
508
31010
Kendaraan Berat
106
56
23
10
102
Jumlah
1668
780
1208
1776
1131
Kendaraan ringan
603
660
1055
760
365
Kendaraan Sedang
305
263
255
5105
306
Kendaraan Berat
27
77
1010
15
29
Jumlah
935
1000
110110
1320
700
Kendaraan ringan
1355
632
926
1116
605
Kendaraan Sedang
600
161
1106
1039
1013
Kendaraan Berat
103
86
26
7
66
1998
879
1098
1562
10810
Jumlah
23 | P a g e
10.3 Analisis Sistem Jaringan Transportasi Perkotaan Jalancagak
Jaringan jalan mempunyai pola jaringan sesuai dengan karakteristik kawasan/wilayah dan
rencana pengembangannya. Untuk daerah yang berkembang secara natural maka pola
jaringannya akan terbentuk dengan karakteristik alamiahnya.
10.3.1 Prasarana Transportasi Perkotaan Jalancagak
Sistem Jaringan JalanPerkotaan Jalancagak
Kondisi jaringan jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak dapat ditentukan
kondisi baik atau buruknya berdasarkan variabel-variabel yang dapat digunakan
sebagai penentu yaitu keselamatan, keamanan, kelancaran, dan kenyamanan.
Keselamatan. bisa dilihat dari kondisi jalan yang berlubang dimana sesuai
kondisi eksisting untuk ruas jalan yang dilalui oleh Jalan Provinsi tidak ada
lubang sehingga memberikan keselamatan berkendara ada waktu pagi, siang
dan malam hari, akan tetapi apabila masuk ke jalan-jalan lokal atau
lingkungan banyak ditemukan jalan yang masih berlubang sehingga
mengurangi indikator keselamatan pada ruas jalan tersebut.
Keamanan . bisa dilihat dari minimnya penerangan jalan umum sehingga
mengurangi keamanan berkendara saat malam hari karena mengurangi jarak
pandang pengendara.
Kenyamanan, bisa dilihat dari jenis permukaan jalan dimana pada Kawasan
Perkotaan Jalancagak kondisi jalan yang beraspal lebih dominan dengan
jumlah 31 km sehingga memeberikan kenyamanan saat berkendara , akan
tetapi untuk jalan lokal masih kurang baik karena kebanyakan masih dengan
kondisi kerikil.
Kelancaran . bisa dilihat dari jumlah volume lalu lintas yang didapatkan dari
hasil traffic counting dimana di Kawasan Perkotaan Jalancagak kondisXolume
lalu
lintas masih stabil artinya kondisi lalu lintasnya bebas antara satu
kendaraan dengan kendaraan lainnya,akan tetapi beberapa ruas jalan yang
kondisinya kurang stabil karena dipengaruhi oleh hambatan samping
sehingga mengurangi kelancaran volume lalu lintas di jalan tersebut.
10.3.2 Sarana Transportasi Perkotaan Jalancagak
a. Sistem angkutan umum
Sistem angkutan umum berdasarkan rute trayek yang telah ditentukan, untuk
rute trayek yang terdapat di Kawasan Perkotaan Jalancagak berpusat di Desa
jalancagak dengan penyebaran rute trayek ke Subang-Jalancagak, Jalancagaksagalaherang-wanayasa hanya terdapatpada jalan-jalan arteri dan kolektor akan
tetapi ada desa yang tidak terlewati oleh angkutan umum yaitu desa Bunihayu
sehingga Masyarakat sulit untuk melakukan aktifitas ataupun pergerakan.
b. Terminal
Terminal merupakan Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang
berfungsi sebagai pelayanan umum, Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan
dan pengoperasian lalu lintas atau Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari
sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang. Pada Perda No
3 Tahun 20110 Tentang RTRWN Kabupaten Subang tahun 2011-2031 Di Kawasan
Perkotaan Jalanacagak di rencanakan adanya pembangunan terminal tipe C, dengan
kriteria persayaratan lokasi sebagai berikut :
Terletak di dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II dan dalam jaringan trayek
angkutan pedesaan.
Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi IIIA. Tersedia
lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan.
Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal, sesuai
kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.
Pembangunan terminal diarahkan di Kecamatan Jalancagak tepatnya di Desa
Jalancagak setelah melihat kondisi eksisting yaitu di depan pasar maka ada beberapa
hal yang belum memenuhi syarat yaitu luas lahan 0,4 Ha yang digunakan untuk
pembangunan terminal tipe C masih terbatas karena idealnya untuk pembangunan
terminal tipe C luas lahan idealnya yaitu 1,5 Ha sehingga untuk fasilitas terminal tidak
Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995 tentang terminal
transportasi jalan dan pedoman teknis pembangunan terminal angkutan penumpang,
maka fasilitas terminal penumpang tipe C terdiri dari:
a. Fasilitas utama : fasilitas utama merupakan suatu fasilitas yang mutlak dimiliki
dalam suatu terminal meliputi :
1) Areal keberangkatan, 2) Area kedatangan, 3) Area menunggu, 10) Area lintas.
b. Fasilitas penunjang : selain fasilitas utama dalam sistem terminal terdapat pula
fasilitas penunjang sebagai fasilitas pelengkap yaitu :
1) Ruang kantor 2) Tower / menara pengawas 3) pos pemeriksaan KPS/TPR 10)
Musholla
5)
Kios
6)
WC/kamar
mandi
7)
Pelataran
parkir
kendaraan
pengatur/penjemput 8) Peron 9) Loket 10) Taman, dll.
Serta apabila lokasi Pembangunan terminal tipe C berada di Desa Jalancagak
maka tarikan di Desa Jalancagak akan semakin tinggi karena Desa Jalancagak juga
merupakan Pusat pedagangan di Kecamatan Jalancagak.
c. Moda transportasi
Moda transportasi di Kawasan Perkotaan Jalancagak terdiri dari moda
transportasi umum dan moda transportasi pribadi. Moda transportasi pribadi
meliputi kendaraan sepeda motor roda 2 dan kendaraan roda 10 seperti mobil.
Penggunaan motor terbanyak yaitu di Desa Jalancagak berjumlah 1503 buah dan
mobil dengan jumlah 37 karena merupakan pusat perdagangan sehingga pemakaian
kendaraan baik roda 2 ataupun roda 10 menjadi lebih tinggi. (Sumber KCDA Tahun
20110).
Sedangkan penggunaan kendaraan beroda 2 dan beroda 10 paling kecil yaitu di
desa kumpay dengan jumlah kendaraan beroda 2 yaitu 58 buah dan kendaraan
beroda 10 dengan jumlah 13 buah (Sumber KCDA Tahun 20110) karena saat observasi
lapangan diketahui bahwa masyarakat kebanyakan masih menggunakan ojek sebagai
transportasi utama.
10.4 Analisis Sistem Kegiatan Transportasi Perkotaan Jalancagak
Sistem ini merupakan pola kegiatan tataguna lahan. Sistem ini merupakan sistem pola
kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi kebudayaan dan
lain -lain. Besarnya pergerakan sangat berkaitan dengan jenis dan intensitas kegiatan yang
dengan jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan.
Kegiatan ekonomi di Kawasan Perkotaan Jalancagak di dominasi oleh kawasan perdagangan
dan Kawasan Perkebunan. Kawasan pusat perdagangan terdapat di Desa Jalancagakdan
perkebunan terdapat di Desa Sarireja dan Desa Bunihayu yang mana memberikan bangkitan
pergerakan yang cukup tinggi untuk manarik pergerakan.
Kegiatan sosial kebudayaan
Kegiatan sosial dapat dilihat dari Jumlah penduduk yang ada di Kawasan Perkotaan
Jalancagak mencapai jumlah 1010.3066 jiwa untuk tujuh desa. Dengan komposisi yaitu
22.718 jiwa laki – laki dan 22.7108 jiwa perempuan.
Tabel X.9
Jumlah Penduduk di Kawasan Jalancagak
Kecamatan
Desa
Curugrendeng
Sarireja
Kumpay
Tambakan
Jalancagak
Bunihayu
Tambakmekar
Jumlah
Jalancagak
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
8.123
3.797
10.180
6789
10.110
6.393
6.0105
1010.3066
Luas Kawasan
(km2)
7,90
7,99
1,30
3,90
3,06
8,08
10,60
19,610
Sumber : KCDA Jalancagak Dalam Angka Tahun 2015
Dari tabel jumlah penduduk di atas dapat diketahui bahwa di Desa Jalancagak memiliki
jumlah penduduk tertinggi dengan jumlah 10.110 jiwa dan juga Desa Jalancagak juga
merupakan pusat perdagangan sehingga volume lalu lintas di Desa Jalancagak cukup tinggi
atau ramai.
Kegiatan kebudayaan yang memberikan bangkitan pergerakan di Kawasan Perkotaan
Jalancagak yaitu seni calung dan sisingaan yang diadakan satu tahun sekali akan tetapi
memakan badan jalan sehingga membuat keramaian lalu lintas pada saat ada acara seni
calung dan sisingaan di Kawasan Perkotaan Jalancagak.
10.5 Sistem Pergerakan Transportasi Perkotaan Jalancagak
10.5.1 Analisis kapasitas jalan
Berdasarkan Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM, 1997) Kapasitas jalan
merupakan volume dimana lalu lintas dapat lewat sepanjang jalan tersebut pada keadaan
tertentu.Kapasitas jalan diperkotaan biasanya ditentukan oleh kemampuan keadaan yang
dilewatkan/dilepaskan oleh persimpangan, jaringan jalan terdiri dari persimpangan dan
link.
Masing-masing komponen mempunyai karakteristik fisik yang mempengaruhi arus
lalu-lintas maksimum yang dapat dilewatkan. Dalam analisis kapasitas di Raya Jalancagak,
Jalan Raya Jalancagak – Arah Subang, Jalan Raya Subang – Bandung, Jalan Raya
Sagalaherang dan Jalan Raya Kasomalang – Sumedang, dalam perhitungan Kapasitas Jalan
yang digunakan adalah sebagai berikut.
Kapasitas jalan : C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Keterangan :
C
: Kapasitas
Co
: Kapasitas dasar
FCw : Faktor koreksi untuk lebar jalan
FCsp
: Faktor koerksi kapasitas akibat pembagian arah (tidak berlaku
untuk satu arah)
FCsf
: Faktor koreksi kapasitas akibat hambatan samping
FCcs: Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota (jumlah penduduk)
Berikut ini adalah analisis perhitungan kapasitas jalan di Kawasan Perkotaan
Jalancagak yaitu Jalan Raya Jalancagak, Jalan Raya Jalancagak – Arah Subang, Jalan Raya
Subang– Bandung, Jalan Raya Sagalaherang dan Jalan Raya Kasomalang – Sumedang
yang dapat dilihat pada tabeldi bawah, namun sebelumnya kita harus mengidentifikasi
lebar dan lajur dari ruas jalan yang diamati sebagai berikut :
1. Jalan Raya Jalancagak, Jalan Raya Jancagak – Arah Subang, Jalan Raya
Jalancagak – Sumedang, dan Jalan Raya Subang – Bandung
o
Lebar Eksisting
:6 meter
o
Jumlah Lajur dan jalur : Jalan 2 lajur tanpa pembatas median
o
Lebar bahu jalan
: 0,5 meter
Tabel X.10
Hasil Perhitungan Kapasitas Jalan
Jalan Raya Jalancagak (Arah Subang) , Jalan Raya Kasomalang – Sumedang, dan Jalan Raya Subang
– Bandung, Jalan Raya Jalancagak
N
Parameter
Kondisi
Nilai
o
Jalan 2 lajur tanpa pembatas
median
2900
6 Meter
0,87
faktor penyesuaian pemisahan
arah (FCsp)
dua arah
1,00
10
Faktor penyesuaian hambatan
samping (FCsf)
Komersial dan aktXitas pinggir
jalan tinggi dengan bahu jalan 0,5
m
0,82
5
Faktor penyesuaian ukuran kota
(FCcs)
1
kapasitas dasar (Co)
2
faktor penyesuaian lebar jalur lalu
lintas (FCw)
3
Jumlah penduduk 1010.3066
jiwa
< 0.1 juta penduduk
Sumber : Hasil Analisis Traffic Counting Jalan A H Nasution Tahun 2015
C
= Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
= 2900 X 0,87 X 1,00 X 0,82 X 0,86
= 1779,22 smp/jam.
0,86
Kapasitas di Raya Jalancagak, Jalan Raya Jalancagak – Arah Subang, Jalan Raya Subang –
Bandung, dan Jalan Raya Kasomalang – Sumedang adalah 1779,22 smp/jam artinya volume
lalu lintas yang dapat lewat di jalan tersebut maksimal 1779,22 smp/jam. Kapasitas di Raya
Jalancagak, Jalan Raya Jalancagak – Arah Subang, Jalan Raya Subang – Bandung, dan Jalan
Raya Kasomalang – Sumedang dipengaruhi oleh beberapa indikator seperti Faktor hambatan
sampingnya yaitu daerah komersial dan aktXitas pinggir jalan yang tinggi dengan bahu jalan
0,5 dan faktor jumlah penduduk di Kawasan Perkotaan Jalancagak maka kapasitas di jalan
tersebut 1779,22 smp/jam.
2. Jalan Raya Sagalaherang
o
Lebar Eksisting
:6 meter
o
Jumlah Lajur dan jalur : Jalan 2 lajur tanpa pembatas median
o
Lebar bahu jalan
: 0,5 meter
Tabel X.11
Hasil Perhitungan Kapasitas Jalan Ruas Jalan Raya Sagalaherang
N
o
Parameter
Kondisi
Nilai
1
kapasitas dasar (Co)
Jalan 2 lajur tanpa pembatas
median
2900
2
faktor penyesuaian lebar jalur lalu
lintas (FCw)
3 meter per lajur
0,87
3
faktor penyesuaian pemisahan
arah (FCsp)
dua arah
1,00
10
Faktor penyesuaian hambatan
samping (FCsf)
Daerah industri dengan beberapa
toko di pinggir jalan dengan bahu
jalan 0,5 m
0.89
5
Faktor penyesuaian ukuran kota
(FCcs)
Jumlah penduduk 1010.3066
jiwa
0,86
< 0.1 juta penduduk
Sumber : Hasil Analisis Traffic Counting Jalan A H Nasution Tahun 2015
C
= Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
= 2900 X 0,87 X 1,00 X 0,89 X 0,86
= 1931,10 smp/jam.
Kapasitas di Jalan Raya Sagalaherang adalah 1931,10 smp/jam artinya volume lalu lintas
yang dapat lewat di jalan tersebut maksimal 1930,10 smp/jam. Kapasitas di Jalan Raya
Sagalaherank dipengaruhi oleh beberapa indikator seperti Faktor hambatan sampingnya
yaitu daerah industry dengan beberapa toko di pinggir jalan dengan bahu jalan 0,5 dan faktor
jumlah penduduk di Kawasan Perkotaan Jalancagak maka kapasitas di jalan tersebut 1779,22
smp/jam.
10.5.2 Analisis Volume Lalu Lintas
Analisis Volume Lalu Lintas diperoleh dariHasil traffic counting diperoleh dengan
melakukan survey primer di Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang. Traffic counting
yang dilakukan yaitu dengan menghitung jumlah kendaraan yang melintas di setiap titik traffic
counting yang dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 s/d 08.00 wib, siang hari pukul 11.00 s/d
13.00 wib dan sore hari pukul 16.00 s/d 18.00 wib dengan rentang waktu dua jam per lima
belas menit untuk satu kali traffic counting. Traffic counting dilakukan selama 2 hari, yaitu satu
hari kerja (week day) dan satu hari libur (week end), berikut ini merupahan hasil traffic
counting yang dilakukan di Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang.
1. Hasil Traffic Counting Masuk – keluar pada Weekday
Tabel X.12
Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Subang Bandung (Weekday)
Jalan Raya Subang-Bandung (Ciater) – Weekday
Masuk
Waktu
Jumlah
Ringan
Sedang
Berat
Ringan
Sedang
Berat
820
323
75
205
323
93,75
Pagi
Keluar
729
Waktu
Nilai SMP
269
Nilai SMP
102
182,25
Masuk
269
621,75
Jumlah
52,5
503,75
Nilai SMP
Ringan
Sedang
Berat
Ringan
Sedang
Berat
Jumlah
667
1011
72
166,75
1011
90
667,75
Siang
Keluar
611
323
Nilai SMP
71
152,75
Masuk
Waktu
323
Jumlah
56,8
Nilai SMP
Jumlah
Ringan
Sedang
Berat
Ringan
Sedang
Berat
809
3810
75
202,25
3810
93,75
Sore
Keluar
991
1035
Sumber : Hasil Analisis 2015
Nilai SMP
103
2107,75
1035
532,55
680
Jumlah
53,75
736,5
Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Subang Bandung (Weekday) memperlihatkan
bahwa volume lalu lintas yg lebih padat terdapat pada waktu pagi masuk ke arah
Jalan Raya Subang-Bandung (Ciater) dengan nilai SMP 621,75 karena didominasi
oleh kendaraan ringan dengan status jalan provinsi sehingga aksesibilitasnya tinggi
dan juga karena di dominasi kegiatan perkebunan sehingga menarik pergerakan ke
ruas jalan tersebut , Untuk Volume lalu lintas yg lebih padat terdapat pada waktu
siang masuk ke arah Jalan Raya Subang-Bandung (Ciater) dengan nilai SMP 667,75
karena didominasi oleh kendaraan sedang serta dengan status jalan provinsi
sehingga aksesibilitasnya tinggi dan juga karena didominasi kegiatan perkebunan
sehingga menarik pergerakan ke ruas jalan tersebut , Sedangkan Untuk Volume lalu
lintas yg lebih padat terdapat pada waktu sore keluar dari arah Jalan Raya SubangBandung (Ciater) dengan nilai SMP 736,5 karena didominasi oleh kendaraan
ringandengan status jalan provinsi sehingga aksesibilitasnya tinggi dan juga karena
didominasi kegiatan perkebunan sehingga menarik pergerakan ke ruas jalan
tersebut.
Tabel X.13
Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Sahalaherang (Weekday)
Jalan Raya Sagalaherang (Arah Purwakarta)
Waktu
Masuk
Ringan
Sedang
Berat
Ringan
Sedang
Berat
768
181
30
192
181
37,5
Pagi
Keluar
717
153
Nilai SMP
103
179,25
Masuk
Waktu
153
53,75
Nilai SMP
Berat
Ringan
Sedang
Berat
8108
99
310
212
99
102,5
689
197
Nilai SMP
108
172,25
Masuk
197
60
Nilai SMP
Sedang
Berat
Ringan
Sedang
Berat
7310
91
20
183,5
91
25
Masuk
692
Sumber : Hasil Analisis 2015
227
Nilai SMP
81
173
227
386
353,5
Jumlah
Ringan
Sore
1010,5
Jumlah
Sedang
Keluar
Jumlah
Jumlah
Ringan
Siang
Waktu
Nilai SMP
1029,25
Jumlah
299,5
Jumlah
101,25
501,25
Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Sagalaherang –Purwakarta (Weekday)
memperlihatkan bahwa volume lalu lintas yg lebih padat terdapat pada waktu pagi masuk
ke arah Jalan Raya Sagalaherang –Purwakarta dengan nilai SMP 1010,5 karena didominasi
oleh kendaraan ringan serta kegiatan industri dengan beberapa toko di pinggir jalan
sehingga menimbulkan tarikan pergerakan ke ruas jalan tersebut, Untuk Volume lalu
lintas yg lebih padat terdapat pada waktu siang keluar dari arah Jalan Raya Sagalaherang –
Purwakarta dengan nilai SMP 1029,25 karena didominasi oleh kendaraan ringan serta
kegiatan industri dengan beberapa toko di pinggir jalan sehingga menimbulkan tarikan
pergerakan ke ruas jalan tersebut, Sedangkan Untuk Volume lalu lintas yg lebih padat
terdapat pada waktu sore keluar dari arah Jalan Raya Sagalaherang –Purwakarta dengan
nilai SMP 501,25 karena didominasi oleh kendaraan ringan serta kegiatan industri dengan
beberapa toko di pinggir jalan sehingga menimbulkan tarikan pergerakan ke ruas jalan
tersebut
Tabel X.14
Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Kasomalang (Weekday)
Jalan Raya Kasomalang (arah Sumedang)
Masuk
Waktu
Jumlah
Ringan
Sedang
Berat
Ringan
Sedang
Berat
791
177
88
197,75
177
110
Pagi
Keluar
1002
Waktu
Nilai SMP
221
Nilai SMP
103
100,5
Masuk
221
Jumlah
128,75
Nilai SMP
Ringan
Sedang
Berat
Ringan
Sedang
Berat
1032
223
109
108
223
136,25
Siang
Keluar
351
156
Nilai SMP
118
87,75
Masuk
Waktu
156
1107,5
Nilai SMP
Berat
Ringan
Sedang
Berat
550
1810
53
137,5
1810
66,25
772
312
Nilai SMP
1010
193
312
Jumlah
1067,25
391,25
Jumlah
Sedang
Keluar
1050,25
Jumlah
Ringan
Sore
10810,75
387,75
Jumlah
390
895
Sumber : Hasil Analisis 2015
Hasil Traffic Counting di Jalan Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Kasomalang
(Weekday) memperlihatkan bahwa volume lalu lintas yg lebih padat terdapat pada waktu
pagi masuk ke arah Jalan Raya Kasomalang dengan nilai SMP 10810,75 karena didominasi
oleh kendaraan ringan serta kegiatan perdagangan dan perkebunan sehingga cukup
menatik pergerakan ke ruas jalan tersebut , Untuk Volume lalu lintas yg lebih padat
terdapat pada waktu siang masuk ke arah Jalan Raya Kasomalang dengan nilai SMP
1067,25 karena didominasi oleh kendaraan ringan serta kegiatan perdagangan dan
perkebunan sehingga cukup menatik pergerakan ke ruas jala
GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS
10.1. GambaranUmum Eksternal Aspek Transportasi
10.1.1 Rencana Jaringan Transportasi Darat
Dalam merencanakan sistem jaringan transportasi darat di Kabupaten Subang, ada tiga
bagian yang direncanakan yaitu jaringan jalan dan jembatan, jaringan prasarana lalu lintas
angkutan jalan dan jaringan pelayanan lalu lintas angkutan jalan.
10.1.1.1. Rencana Jaringan Jalan dan Jembatan
Penataan sistem jaringan jalan menyangkut dua hal, yaitu melengkapi pola jaringan
yang sudah ada dan meningkatkan kualitas jaringan jalan yang kurang memenuhi syarat (perlu
studi lebih lanjut dan terpisah). Dasar-dasar yang digunakan dalam penataan pola
perhubungan ini adalah sebagai berikut:
1. Masing-masing Kawasan perkotaaan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Kawasan perkotaaan
Pusat Pelayanan Kawasan harus dapat berhubungan satu dengan yang lainnya tanpa
melalui
pusat
pelayanan
lainnya.
Hal
ini
adalah
untuk
meningkatkan
dan
mendayagunakan interaksi antar pusat permukiman perkotaan tanpa harus membebani
pusat kota dari segi lalu lintasnya.
2. Pada masing-masing PKL, PPK sedapat mungkin dapat berhubungan tanpa melalui pusat
kegiatan/pelayanan lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi fungsional
antar Kawasan pada tingkat yang lebih rendah.
3. Undang –Undang No 38 tahun 20010 dan peraturan Pemerintah N0 310 tahun 2006
tentang Jalan, dimana pada undang-undang dan peraturan perundanan tersebut
membahas tentang fungsi dan kelas jalan serta status jalan.
Berdasarkan hal di atas, maka harus dibuka beberapa jaringan jalan baru serta
peningkatan jalan yang ada. Adapun rencana jaringan jalan yang ada di Kabupaten Subang
meliputi:
a.
Jaringan jalan bebas hambatan
b.
Jaringan jalan nasional
c.
Jaringan jalan provinsi
d.
Jaringan jalan kabupaten dan
e.
Jembatan
1|Page
A. Jaringan jalan bebas hambatan
Adapun rencana pembangunan jaringan jalan bebas hambatan di Kabupaten
Subang adalah jalan bebas hambatan Jakarta – Cikampek – Palimanan.
B. Jaringan jalan nasional
Pemeliharaan jaringan jalan nasional di Kabupaten Subang berupa jaringan
jalan arteri meliputi:
1.
Ruas Batas Karawang – Pamanukan;
2.
Ruas Jalan Eyang Tirtayasa Kecamatan Pamanukan;
3.
Ruas Jalan H. Syahbana KecamatanPamanukan; dan
4.
Ruas Pamanukan – Sewo.
C. Jaringan jalanProvinsi
Pemeliharaan jaringan jalan provinsi di Kabupaten Subang berupa jaringan
jalan kolektor meliputi:
1.
Ruas Jalan Jend. A. Yani Kecamatan Subang;
2.
RuasSubang – Batas Bandung;
3.
Ruas Jalan H. Ikhsan Kecamatan Pamanukan;
4.
Ruas Jalan Ion Martasasmita Kecamatan Pamanukan;
5.
Ruas Pamanukan – Pagaden;
6.
Ruas Jalan Jend A. Yani Kecamatan Pagaden;
7.
Ruas Jalan Raya Kamarung Kecamatan Pagaden;
8.
Ruas Pagaden – Subang;
9.
Ruas Jalan Raya Sukamelang Kecamatan Subang;
10.
Ruas Jalan Oto Iskandardinata KecamatanSubang;
11.
Ruas Jalan Mesjid Agung KecamatanSubang;
12.
Ruas Jalan S. Parman KecamatanSubang;
13.
Ruas Batas Purwakarta – Subang;
14.
Ruas Jalan Dangdeur Kecamatan Subang;
15.
Ruas Jalan Kapten Tendean KecamatanSubang;
16.
Ruas Jalan Arief Rahman Hakim Kecamatan Subang;
17.
Ruas Jalan Mayjen. Sutoyo Kecamatan Subang;
18.
RuasJalancagak – Batas Sumedang atau Cikaramas;
2|Page
19.
RuasJalancagak – Batas Purwakarta ;
20.
Ruas Jalan Kapten Hanafiah Kecamatan Subang; dan
21.
RuasSubang – Bantarwaru atau Batas Kabupaten Indramayu.
D. Jaringan jalan kabupaten
Rencana pengembangan dan peningkatan jaringan jalan kabupaten di meliputi:
1.
2.
Pengembangan jaringan jalan Kabupaten berupa jalan lingkar meliputi:
a.
Cimanggu – Dangdeur; dan
b.
Gunungtua – Pasirkareumbi – Soklat – Cinangsi.
Peningkatan jaringan jalan Kabupaten meliputi:
a.
Ruas jalan menghubungkan Kecamatan Pagaden – Kecamatan Cipunagara –
Kecamatan Compreng – Kecamatan Pusakajaya;
b.
Ruas jalan menghubungkan Kecamatan Cipeundeuy – Kecamatan Pabuaran –
Kecamatan Patokbeusi;
c.
Ruas Jalan menghubungkan Kecamatan Kalijati – Kecamatan Purwadadi –
Kecamatan Ciasem;
d.
Ruas jalan menghubungkan jalan nasional (Pantura) – Pelabuhan Laut
Patimban; dan
e.
Ruas jalan Darmaga – Bukanagara.
E. Jembatan
Rencana peningkatan jembatan kabupaten yang berada di seluruh Kecamatan
Kabupaten Subang.
10.1.1.2. Rencana Jaringan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan
Rencana jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan di Kabupaten Subang
berupa pengembangan dan peningkatan terminal baik itu terminal penumpang maupun
terminal barang.
Untuk terminal penumpang, rencana pengembangan yang akan dilakukan
berupa:
1.
Peningkatan terminal penumpang tipe C menjadi terminal terpadu penumpang
dan barang yang berada di sekitar stasiun kereta api di Kecamatan Pagaden;
2.
Pengembangan terminal penumpang tipe B yang tersebar di 2 (dua) kecamatan
yaitu Kecamatan Subang dan Kecamatan Pamanukan;
3|Page
3.
Peningkatan terminal penumpang tipe C yang berada di 5 (lima) lokasi yaitu:
Kecamatan Ciasem, Kecamatan Binong, Kecamatan Cipeundeuy, Kecamatan
Cipunagara, dan Kecamatan Jalancagak.
Sedangkan untuk terminal barang yang ada di Kabupaten Subang, rencana
pengembangan pada masa yang akan datang adalah pengembangan terminal barang di 2
(dua) tempat yaitu Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Pagaden.
10.1.1.3. Rencana Jaringan Pelayanan Lalu Lintas Angkutan Jalan
Rencana jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan berupa penyediaan
angkutan umum yang melayani pergerakan antar PKL dalam Kabupaten Subang, antar
PKL dan PPK serta PPL dalam Kabupaten, antar PKL dalam wilayah Kabupaten Subang
dengan PKW yang ada di luar wilayah Kabupaten Subang, dan antar PKL dalam wilayah
Kabupaten Subang dengan PKN yang ada di luar wilayah Kabupaten Subang. Pada
operasionalisasinya, jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten
Subang meliputi :
1.
Angkutan penumpang; dan
2.
Angkutan barang
A. Angkutan penumpang
Jaringan trayek angkutan penumpang
Jaringan trayek angkutan penumpang yang dikembangkan di Kabupaten Subang
terdiri dari:
a.
4|Page
Optimalisasi trayek angkutan kota yang meliputi:
1)
Pasar Baru – Soklat – Tegal – Pasar Baru;
2)
Pasar Baru – Cibarola – RS Ciereng – Pasar Baru;
3)
Cibogo – Otista – Sutaatmaja – Cibogo;
4)
Pujasera – RA Kartini – Wanareja;
5)
Pujasera – Sembung;
6)
Pujasera – Lempar;
7)
Pujasera – Dawuan;
8)
Pujasera – Cidahu;
9)
Pujasera – Majasari;
10)
Pujasera – Cikalong; dan
11)
Pujasera – Pelabuan.
b.
c.
5|Page
Optimalisasi trayek angkutan perdesaan yang meliputi:
1)
Dawuan – Sagalaherang;
2)
Pamanukan – Legonkulon – Pondok Bali;
3)
Pamanukan – Pusakanagara – Compreng;
4)
Pamanukan – Pusakanagara – Tarumtum;
5)
Pagaden – Gambarsari – Kaligambir – Sinangsari – Purwadadi;
6)
Cikaum – Hambaro – Ciasem;
7)
Sukamandi – Pringkasap – Pabuaran;
8)
Pagaden – Cipunagara;
9)
Sukamandi – Blanakan – Rawameneng;
10)
Subang – Jalancagak;
11)
Subang – Warungkadu – Sagalaherang;
12)
Subang – Cidahu – Pagaden;
13)
Subang – Kalijati – Sukamandi;
14)
Subang – Cipeundeuy – Pabuaran;
15)
Subang – Pagaden – Cipunagara;
16)
Subang – Jalancagak – Tangkubanperahu;
17)
Subang – Pagaden – Pamanukan;
18)
Subang – Pamanukan – Sukamandi;
19)
Subang – Pamanukan – Pabuaran;
20)
Subang – Pamanukan – Pondokbali;
21)
Subang – Jalancagak – Tanjungsiang;
22)
Subang – Jalancagak – Ciater;
23)
Subang – Pringkasap – Purwadadi – Sukamandi;
24)
Pabuaran – Sarengseng – Ciasem – Blanakan;
25)
Subang – Kumpay – Kasomalang – Cibuluh – Tanjungsiang;
26)
Kalijati – Purwadadi – Sukamandi;
27)
Subang – Kalijati;
28)
Sukamandi – Ciasem – Dukuh – Hambaro – Tanjungsari; dan
29)
Ciasem – Sukamandi – Kp. Lambaran – Tegalkoneng – Sukahaji – Cilamaya.
Optimalisasi trayek angkutan perbatasan yang meliputi:
1)
Jalancagak – Sagalaherang – Wanayasa;
2)
Sadang – Cipeundeuy – Pabuaran; dan
3)
d.
Cilamaya – Blanakan – Ciasem.
Optimalisasi trayek angkutan kota dalam provinsi yang meliputi:
1)
PKL Subang – PKN Bandung;
2)
PKL Pamanukan – PKN Bandung;
3)
PKL Jalancagak – PKN Bandung;
4)
PKL Subang – PKW Cikampek;
5)
PKL Pamanukan – PKW Cikampek;
6)
PKN Bandung – PKW Indramayu melalui PKL Jalancagak – PKL Subang – PKL
Pagaden – PKL Pamanukan – PKL Pusakanagara;
7)
Rajagaluh di Kabupaten Majalengka – Cikarang di Kabupaten Bekasi melalui
PKL Subang – PKL Kalijati;
8)
Wado di Kabupaten Sumedang – Bekasi di PKN Jabodetabek melalui PKL
Jalancagak – PKL Subang – PKL Kalijati; dan
9)
PKW Tasikmalaya – Bekasi di PKN Jabodetabek melalui PKL Jalancagak –
PKL Subang – PKL Kalijati.
e.
Optimalisasi trayek angkutan kota antar provinsi yang meliputi:
1)
PKL Subang – Jakarta;
2)
PKL Pagaden – Jakarta;
3)
Jakarta – Kuningan melalui Kecamatan Patokbeusi – Kecamatan Ciasem –
Kecamatan Sukasari – Kecamatan Pamanukan – Kecamatan Pusakanagara;
dan
4)
Jakarta – Pekalongan melalui Kecamatan Patokbeusi – Kecamatan Ciasem –
Kecamatan Sukasari – Kecamatan Pamanukan – Kecamatan Pusakanagara.
Sarana angkutan penumpang
Sarana angkutan penumpang yang dikembangkan di Kabupaten
Subang berupa angkutan umum penumpang meliputi:
a. Penyediaan sarana angkutan dalam kota berupa minibus;
b. Optimalisasi sarana angkutan antar kota dalam provinsi berupa
minibus dan bus tiga per empat; dan
c. Optimalisasi sarana angkutan antar kota antar provinsi berupa bus
besar.
6|Page
B. Angkutan barang
Jaringan trayek angkutan barang
Selain angkutan penumpang, terdapat juga angkutan barang yang umumnya
melayani kecamatan – kecamatan yang ada di Kabupaten Subang. Pada saat ini, jaringan
trayek angkutan barang yang ada di Kabupaten Subang adalah sebagai berikut:
a.
Pamanukan – Cikampek;
b.
Pamanukan – Pusakanagara;
c.
Pamanukan – Binong;
d.
Pamanukan – Tambakdahan;
e.
Pagaden – Subang;
f.
Pagaden – Compreng;
g.
Pagaden – Cipunagara;
h.
Pagaden – Kalijati; dan
i.
Pagaden – Jalancagak.
Sarana angkutan barang
Untuk pengangkutan barang tersebut, digunakan 2 (dua) jenis
kendaraan yaitu truk dan mobil bak.
10.1.2. Rencana Jaringan Perkeretaapian
Kereta Api merupakan salah satu alternatif transportasi darat yang cukup banyak
dimanfaatkan penduduk Kabupaten Subang. Di wilayah ini terdapat 7 buah perhentian/halte
kecil angkutan kereta api. Jumlah penumpang yang terangkut pada tahun 2006 tercatat
sebanyak 310.297 orang penumpang. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 8,10 %
dibandingkan dengan jumlah penumpang tahun 2005. Sedangkan untuk jumlah angkutan
barang juga mengalami kenaikan yaitu dari 3.220 ton tahun 2005 menjadi 10.760 ton tahun
2006.
Rencana jaringan perkeretaapian di Kabupaten Subang terdiri atas:
1.
Rencana pengembangan prasarana kereta api; dan
2.
Rencana pengembangan pelayanan kereta api.
Rencana pengembangan prasarana kereta api di Kabupaten Subang meliputi:
a.
Peningkatan jalur ganda KA Jakarta – Cikampek – Cirebon; dan
b.
Pengembangan stasiun kereta api Pagaden dan Pabuaran.
7|Page
Sedangkan dalam rencana pengembangan pelayanan kereta api pada masa akan datang di
Kabupaten Subang, dilakukan dengan:
1)
Peningkatan akses terhadap layanan kereta api; dan
2)
Jaminan keselamatan dan kenyamanan penumpang.
10.1.3. Rencana Jaringan Transportasi Laut
Selain rencana pengembangan jaringan transportasi darat dan perkeretaapian,
juga dikembangkan jaringan transportasi laut. Seperti diketahui pada bagian Utara
Kabupaten Subang berbatasan langsung dengan daerah perairan, sehingga sangat
berpotensi untuk pengembangan transportasi perairan khususnya laut.
Pelabuhan laut yang akan dibangun di Kabupaten Subang adalah Pelabuhan
laut Patimban, dengan fungsi sebagai pelabuhan regional.
10.1.4 Rencana Jaringan Transportasi Udara
Di wilayah Kabupaten Subang terdapat pelabuhan udara Suryadarma.
Pelabuhan udara tersebut memiliki fungsi sebagai pangkalan militer dan bersifat
khusus. Pangkalan ini mampu didarati helikopter dan pesawat sayap tetap (fixed-wing)
dalam skala kecil seperti Casa 212 dan pesawat-pesawat latih milik TNI-AU. Potensi
pemanfaatannya sebagai sarana perangkutan umum di kemudian hari perlu dibahas
dengan pihak TNI-AU.
Pengembangan sistem transportasi udara di Kabupaten Subang diarahkan pada
pengembangan tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan.
Pengembangan tatanan kebandarudaraan di Kabupaten Subang ini lebih ditekankan
kepada optimalisasi fungsi Pangkalan Udara Suryadarma Kalijati.
Sedangkan pengembangan ruang udara untuk penerbangan adalah dengan
penetapan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbanganyang berada di Kecamatan
Kalijati.
Pembatasan pengembangan wilayah lebih diutamakan pada daerah Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas serta daerah Permukaan Horizontal Dalam yang harus
bebas terhadap halangan (obstacles) penerbangan.
8|Page
10.2.Gambaran Umum Internal Aspek Transportasi
10.2.1. Sistem Jaringan Transportasi Kawasan Perkotaan Jalancagak
Sistem jaringan ini merupakan sistem letak-letak gerak transportasi dan seluruh
jaringan-jaringan yang mempengaruhi, seperti jaringan jalan, lalu lintas, dll. Transportasi
merupakan permintaan turunan (derXed demand). Transportasi timbul karena adanya kegiatan
(utama), namun demikian selain berfungsi melayani kegiatan (serve), transportasi juga dapat
mendorong atau mempengaruhi kegiatan lain (bersifat mengembangkan atau menurunkan).
Oleh karena itu aspek transportasi memegang peranan penting dalam mengembangkan suatu
wilayah. Di Kawasan Perkotaan Jalancagak sarana dan prasarana transportasi sudah tersedia
namun belum tersebar secara merata pada setiap desanya dan masih banyak sekali jalan antar
desa yang rusak juga sarana transportasi yang masih kurang menunjang kebutuhan
masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatannya.
Jaringan transportasi yang ada di Kawasan Perkotaan Jalancagak yaitu : Jaringan jalan
yang menghubungkan antara Kawasan Perkotaan Jalancagak dan wilayah di sekitarnya serta
jaringan jalan yang menghubungkan antar desa di dalam Kawasan Perkotaan Jalancagak
tersebut
Kondisi jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak sudah cukup baik dan sebagian besar
sudah beraspal diseluruh desa pada Kawasan Perkotaan Jalancagak dan Kawasan Perkotaan
Jalancagak
memiliki terminal yaitu Terminal Jalancagak yang berfungsi untuk melayani
kebutuhan penduduk di Kawasan Perkotaan Jalancagak
dalam memajukan kondisi
perekonomian perkotaan tersebut.
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang sangat penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian dalam suatu wilayah. Dengan demikian semakin
meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan
untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah
ke daerah lainnya.
Berdasarkan hasil observasi lapangan di Kawasan Perkotaan Jalancagak
sebagian
besar terdapat kondisi jalan yang cukup baik dan sudah beraspal. jaringan pendukung jalan
seperti PJU untuk menerangi jaringan jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak sudah memadai
tetapi tidak adanya jaringan pendukung seperti halte dan tidak ada rambu lalu lintas(traffic
light) karena angkutan umum seperti angkot sangat jarang sekali melewati jalan di desa-desa
tersebut.
9|Page
10.2.1.1 Prasarana Transportasi
A. Jaringan Jalan
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomian. Dengan demikian semakin meningkatnya usaha pembangunan maka
akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lainnya.
Berdasarkan hasil observasi lapangan di Kawasan Perkotaan Jalancagak , kondisi jalan
lingkungan (jalan lokal) di 7 Desa di Kawasan Perkotaan Jalancagak sebagian besar sudah
beraspal dan perkerasan tanah. Jalan lingkungan tersebut sehari-harinya biasa dilalui oleh
kendaraan roda dua maupun roda empat, dan berfungsi sebagai jalan penghubung
(memberikan aksesibilitas). Jaringan jalan dibedakan menjadi tiga jenis jalan yaitu dilihat dari
jenis permukaan, status, dan fungsi jalan tersebut.
B. Panjang jalan
Panjang jalan di Kabupaten Subang secara keseluruhan yaitu 1.0510,50 Km, tidak
termasuk didalamnya jalan provinsi. Dari seluruh panjang jalan kabupaten Subang, 113,5 km
merupakan jalan dari Kawasan Perkotaan Jalancagak
. Walaupun begitu perkembangan
kualitas jalannya mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Gambar 10.1
Perbandingan Panjang Jalan kabupaten Subang dan Panjang Jalan
Kawasan Perkotaan Jalancagak
Subang
Jalancagak
10%
90%
Sumber : RTRW Kabupaten Subang
Pada tahun 2013 nampak ada upaya perbaikan permukaan jalan rigid/beton,
sehingga jalan dengan permukaan rigid/beton bertambah menjadi sebesar 8,310 persen,
jalan dengan permukaan diperkeras tetap 10,06 persen. Sedangkan jalan dengan kualitas
aspal sebesar 86,610 persen dan sisanya merupakan jalan tanah.
10 | P a g e
C. Lebar jalan
Lebar jalan yang berada di Kawasan Perkotaan Jalancagak untuk status jalan provinsi
rata-rata 6-7 meter, sedangkan untuk jalan kabupaten sendiri paling sempit berada di Desa
sarireja yang hanya mencapai 3 meter saja. Hal ini sangat menghawatirkan karena jalan
kabupaten tersebut sering digunakan lalu lalang kendaraan berat.
10.2.1.2. Jalan Menurut Jenis Permukaan
Di Kawasan Perkotaan Jalancagak
jenis jalan menurut jenis permukaan di lihat dari
jalan aspal/beton. Keadaan jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak belum sepenuhnya dalam
kondisi yang baik, di beberapa titik ada jalan yang kondisinya kurang baik atau rusak, dan
berikut adalah tabel jalan dan kondisinya :
Tabel X.1
Jenis Permukaan Jalan di Kawasan Perkotaan
Jalancagak tahun 2012
No
1
2
3
10
5
6
7
Desa
Curugrendeng
Sarireja
Kumpay
Tambakan
Jalancagak
Bunihayu
Tambakmekar
Aspal
(km)
15
30
8
6
21
9
13
Kerikil
(km)
1
3.5
2
1
1
2
1
Jumlah
Jumlah
(km)
16
33.5
10
7
22
11
110
113.5
Sumber : KCDA 2013
Gambar 10.2
Jenis Permukaan Jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak tahun 2012
35
Panjang Jalan (km)
30
25
20
15
Aspal (km)
Kerikil (km)
10
5
0
Curugrendeng kumpay
JalancagakTambakmekar
Nama Desa
11 | P a g e
Sumber : KCDA 2015
Dari Grafik di atas dapat dilihat bahwa desa yang memiliki jenis permukaan jalan yang
paling baik pada Kawasan Perkotaan Jalancagak
yaitu desa Sarireja dengan panjang jalan
sebesar 33.50 km sedangkan desa yang memiliki jenis permukaan jalan paling rendah yaitu
desa Tambakan dengan panjang sebesar 7 km.
12 | P a g e
Gambar 10.3
Kondisi Jalan Berdasarkan Permukaan
Visualisasi Jalan kabupaten diVisualisasi
desa
Jalan Lingkungan di desa
Curugrendeng
Curugrendeng
Sumber : Hasil observasi lapangan
10.2.1.3. Jalan menurut status
Pada Kawasan Perkotaan Jalancagak
jenis jalan menurut status dibedakan menjadi
jalan kabupaten. Berikut adalah tabel jalan menurut statusnya di Kawasan Perkotaan
Jalancagak .
Tabel X.2
Jalan Menurut Status
NO
DESA
STATUS JALAN
1
Curugrendeng
Kabupaten
2
Sarireja
Kabupaten
3
Kumpay
Kabupaten
10
Tambakan
Kabupaten
5
Jalancagak
Provinsi
6
Bunihayu
Kabupaten
Tambakmekar
Kabupaten
7
Sumber : TATRALOK Kabupaten Subang
10.2.1.10. Status dan Hirarki Jaringan Jalan
Status jalan yang berada di Kawasan Perkotaan Jalancagak
yaitu jalan lokal, jalan
lingkungan, jalan kabupaten dan jalan provinsi.
10.2.1.5. Jalan menurut fungsi
Di Kawasan Perkotaan Jalancagak memiliki tiga jenis jalan menurut fungsi yaitu jalan
kolektor primer dan kolektor sekunder.
13 | P a g e
10.2.1.6. Sarana Transportasi
Sarana transportasi adalah suatu fasilitas transportasi yang menunjang kegiatan
manusia. Sarana transportasi merupakan sarana penting untuk membuka keterisoliran sebuah
wilayah dan sangat berguna untuk akses orang dan barang dari suatu tempat ke tempat yang
lain. Salah satu faktor utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah ketersediaan
jaringan jalan berkualitas baik dan ketersediaan sarana transportasi. Dan adapun ketersediaan
sarana transportasi yang menjadi sarana inti di Kawasan Perkotaan Jalancagak ini adalah
angkot dan ojeg Serta kebanyakan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi. Namun
sarana yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di Kawasan Perkotaan Jalancagak
adalah angkutan umum dan ojeg.
A. Angkutan Umum
Angkutan umum yang
terdapat di
Kawasan Perkotaan Jalancagak
adalah
angkutan umum masstransit (trayek). Sedangkan ojeg merupakan sebuah angkutan yang
termasuk kedalam angkutan umum paratransit (non trayek). Berikut akan dijelaskan
kondisi masing-masing angkutan umum tersebut.
1. Angkutan Umum Masstransit (Trayek) / Angkutan umum (Angkot)
Angkutan umum massal atau masstransit (trayek) yaitu layanan jasa angkutan
yang memiliki trayek dan jadwal tetap ; contohnya adalah bus dan kereta api. Jenis
angkutan ini bukan melayani permintaan melainkan menyediakan layanan tetap, baik
jadwal, tarif, maupun lintasannya. Pelayanan angkutan umum berupa angkot di
Kawasan Perkotaan Jalancagak belum mencakup seluruh Perkotaannnya terdapat satu
trayek angkutan umum yang hanya menghubungkan antara Perkotaan ke Perkotaan
lainnya.
Di mana angkutan umum ini merupakan fasiltas umum masyarakat dalam
melakukan kegiatan dan sarana penunjang masyarakat untuk pergi ke desa – desa
lainnya bahkan ke Perkotaan lain. Dan berikut di bawah ini adalah tabel sarana
transportasi darat dan juga tabel rute angkutan umum.
Tabel X.3
Rute Angkutan Umum WilayahKawasan Perkotaan Jalancagak
14 | P a g e
Panjang
No
Kode trayek
Lintasan trayek
Lintasan
(km)
1
2
3
10
5
6
010.01.00100
B
010.01.00102
B
010.01.0050
B
010.01.0060
B
110.38.0370
B
010.01.00610
B
Jumlah kendaraan
Aktif
Non
Aktif
Total
Subang-Jalancagak
16
6
0
6
Subang-Jalancagak-Sagalaherang-cijalu
38
50
0
50
Subang-Jalancagak-ciater
25
56
0
56
Subang-Jalancagak-tanjungsiang
36
29
0
29
Jalancagak-sagalaherang-wanayasa
20
30
0
30
Pamanukan –Subang-Jalancagak
55
5
0
5
Sumber : Rute angkutan Umum Kabupaten Subang 2015
Gambar 10.4
Moda Angkutan Umum di Kawasan Perkotaan Jalancagak 2015
Visualisasi Jalan raya JalanCagak di Kawasan Perkotaan Jalancagak
PERKOTAAN JALANCAGAK
Sumber : Observasi lapangan 2015
Dari data di atas dapat dilihat bahwa di wilayah Kawasan Perkotaan Jalancagak
terdapat 6 rute angkutan umum. Rute dengan jumlah kendaraan yang terbanyak yaitu pada
rute Subang –Jalancagak Ciater dengan nomor trayek ( 010.01.0050) dan jumlah kendaraan 56
unit,
Sedangkan yang paling sedikit yaitu Pamanukan –Subang-Jalancagak(010.01.00610)
dengan jumlah kendaraan 5 unit.
Kecamatan yang paling sering dilewati oleh rute angkutan umum yaitu Desa
Jalancagak, karena Desa Jalancagak termasuk dalam Kawasan Perkebunan nanas dan teh serta
Kawasan pariwisata sehingga perlu sarana angkutan umum untuk menunjang kegiatan yang
ada di daerah Kawasan Perkotaan Jalancagak tersebut.
15 | P a g e
2. Angkutan Paratransit (Non Trayek)/Ojeg
Selain angkutan umum angkot, ojeg sangat berperan penting dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat diKawasan Perkotaan Jalancagak .
Ojeg merupakan sarana transportasi yang paling banyak digunakan di Kawasan
Perkotaan Jalancagak
. hasil observasi lapangan membuktikan bahwa seluruh Kawasan
Perkotaan Jalancagak menggunakan ojek sebagai moda transportasi/akses untuk melakukan
kegiatan perekonomian setiap harinya.
Gambar 10.5
Pangkalan Ojek di kawasan Perkotaan Jalancagak
Visualisasi Jalan raya JalanCagak di Kawasan Perkotaan Jalancagak
PERKOTAAN JALANCAGAK
Sumber : hasil observasi lapangan
10.2.1.7. Terminal
Terminal merupakan salah satu faktor prasarana yang terpenting, yang befungsi sebagai
tempat sekumpulan kendaraan umum mengawali dan mengakhiri lintasan operasionalnya.
Disini para pengguna atau penumpang angkutan umum dapat memulai dan mengakhiri
perjalanan serta dapat menyambung perjalanan dengan mengganti angkutan umum yang
mengakses ke tempat tujuan. Selain itu juga terminal berfungsi sebagai simpul fasilitas
pergantian antar moda (model kendaraan), tempat penyimpanan kendaraan dan simpul atau
tempat konsolidasi lalu-lintas (tempat orang berkumpul bersama-sama naik angkutan).
Terminal dipilah-pilah berdasarkan (PP No 103 Thn 1993).
a. Ketentuan terminal mengenai angkutan penumpang
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 31/1995, Terminal penumpang
berdasarkan fungsi pelayanannya dibagi menjadi :
Terminal Penumpang Tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
Terminal Penumpang Tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan.
16 | P a g e
Terminal Penumpang Tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan pedesaan.
Pangkalan, berfungsi sebagai tempat kapal atau perahu berlabuh, tepi laut (atau
tepi sungai) tempat berlabuh.
Hasil observasi lapangan mengungkapkan bahwa Kawasan Perkotaan Jalancagak
hanya memiliki terminal banyangan yaitu Terminal Jalancagak yang berfungsi untuk
membantu system pengembangan perekonomian dari 7 desa di wilayahnya serta menunjang
akses pergerakan pada setiap aktifitas penduduknya.
10.2.4. Sistem Kegiatan (Mobilitas)
Berdasarkan Undang-Undang RI 38 Tahun 20010 tentang jalan, bahwa peran jalan
sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting daam bidang ekonomi, sosial
budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Sistem ini merupakan pola kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari sistem pola
kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan lain-lain. Yang menjelaskan tentang keterkaitan
antara jaringan transportasi dengan tata guna lahan yang berada di beberapa koridor jalan
yang menjadi wilayah kajian.
Sesuai dengan arahan Pola Ruang Kabupaten Subang bahwa Kawasan Perkotaan
Jalancagak
merupakan daerah peruntukan Kawasan perkebunan dan pariwisata sehingga
penduduk Kawasan Perkotaan Jalancagak
lebih banyak berprofesi sebagai petani untuk
menunjang perekonomian keluarga dan menunjang perekonomian daerah.
Gambar 10.7
Kegiatan Perkebunan di Kawasan Perkotaan Jalancagak
Visualisasi Jalan raya JalanCagak di Kawasan Perkotaan Jalancagak
PERKOTAAN JALANCAGAK
Sumber : hasil observasi lapangan
17 | P a g e
Sistem kegiatan dilihat dari setiap desa yang ada di Kawasan Perkotaan Jalancagak
yang dapat memberikan pengaruh pada sistem kegiatan transportasi yang berlangsung di
Kawasan Perkotaan Jalancagak . Uraian Lebih lanjut bisa diliah pata tabel dibah ini.
Tabel X.4
Sistem Kegiatan diKawasan Perkotaan Jalancagak
No
Desa
Kegiatan
Checlist Foto
keterangan
Di desa
curugrendeng
Kawasan
Perumahan
terdapat
perumahan yang
sebagian terdiri
dari villa
1
Curugrendeng
Perkebunan Nanas
Kawasan
Perkebunan
dan teh
merupakan mata
pencaharian warga
desa curugrendeng
Di desa sarireja
sebagian besar
2
Sarireja
Kawasan
Perkebunan
wilayahnya
merupakan
perkebunan nanas
dan the
18 | P a g e
No
Desa
Kegiatan
Kawasan
Perumahan
3
Kumpay
10
Tambakan
Checlist Foto
keterangan
Di desa Kumpay
terdapat
perumahan dan
pemukiman warga
Kawasan
Perumahan
Terdapat Kawasan
perumahan
Desa Jalancagak
merupakan pusat
5
Jalancagak
Pusat Perdagangan
perbelanjaan bagi
seluruh warga
kecamatan
Jalancagak
Terdapat
Kawasan
Permukiman
Pemukiman
Penduduk di desa
Bunihayu
6
Bunihayu
Desa Bunihayu
Pusat
Perkebunan
merupakan Pusat
perkebunan
terbesar di
Kecamatan
JalanCagak
19 | P a g e
Pariwisata
No
Desa
Kegiatan
Checlist Foto
keterangan
Terdapat Kawasan
7
perumahan
Kawasan
Perumahan
Tambakmekar
terbangun di desa
tambakmekar
10.2.5. Sistem Pergerakan (Traffic Counting)
Sistem pergerakan ditimbulkan karena interaksi antara system kegiatan dan sistem
jaringan. Sistem pergerakan yang ada merupakan sistem pergerakan orang dan Barang. System
ini meliputi tujuan dari pengguna jalan dan factor penyebab kebanyakan orang menuju atau
berhenti ke wilayah tersebut.
Sistem pergerakan dilihat dari hasil traffic counting yang tersebar di Kawasan
Perkotaan Jalancagak , Kawasan Perkotaan Jalancagak memiliki potensi pergerakan masuk
dan keluar yaitu : Kawasan Perkotaan Jalancagak - Sumedang, Kawasan Perkotaan Jalancagak
– Purwakarta, Perkotaaan Jalancagak – Subang, dan Perkotaan Jalancagak – Bandung. Sesuai
dengan hasil traffic counting, Kawasan Perkotaan Jalancagak
yang besar karena Kawasan Perkotaan Jalancagak
memiliki potensi pergerakan
merupakan titik temu yang dilalui oleh
pekerja-pekerja pabrik yang berasal dari luar daerah Jalancagak baikyang berasal dari
Purwakarta, Sumedang dan Bandung. Untuk melihat pergerakannya dapat diketahui dari tabel
dibawah ini :
Tabel X.5
Jumlah Kendaraan Masuk Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang weekday
Per Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Titik Traffic Counting (TC)
Jalan Raya
Waktu
Pagi
Subang
Jalan Raya
Bandung
Sagalaherang
Kendaraan ringan
(Ciater)
820
768
Kendaraan Sedang
323
Kendaraan Berat
75
Klasifikasi Kendaraan
20 | P a g e
Jalan Raya
Jalancagak Arah
Jalan Raya
Subang
Jalancagak
791
11101
587
181
177
1005
335
30
88
109
166
Kasomalang –
Sumedang
Siang
Sore
Jumlah
1218
979
1056
1595
1088
Kendaraan ringan
667
8108
1032
1306
3103
Kendaraan Sedang
1011
99
223
5210
199
Kendaraan Berat
72
310
109
128
35
Jumlah
1150
981
7610
1958
577
Kendaraan ringan
809
7310
550
1292
585
Kendaraan Sedang
3810
91
1810
555
3106
Kendaraan Berat
75
20
53
88
26
1268
8105
787
1935
957
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis 2015
21 | P a g e
Tabel X.6
Jumlah Kendaraan keluar Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang weekday
Per Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Titik Traffic Counting (TC)
Jalan Raya
Subang
Waktu
Pagi
Bandung
Jalan Raya
Kasomalang –
Jalancagak Arah
Jalan Raya
Klasifikasi Kendaraan
(Ciater)
Sagalaherang
Sumedang
Subang
Jalancagak
Kendaraan ringan
729
717
1002
915
1696
Kendaraan Sedang
269
153
221
10106
579
Kendaraan Berat
102
310
103
110
310
Jumlah
Siang
Sore
Jalan Raya
10100
9010
726
1375
2309
Kendaraan ringan
611
689
351
858
1391
Kendaraan Sedang
323
197
156
611
617
Kendaraan Berat
71
108
118
8
109
Jumlah
1005
9310
625
11077
2117
Kendaraan ringan
991
692
772
1687
2297
Kendaraan Sedang
1035
227
312
586
11106
Kendaraan Berat
103
81
1010
10
910
11069
1000
1188
2277
3537
Jumlah
Sumber : Hasil Analisis 2015
Tabel X.7
Jumlah Kendaraan keluar Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang weekend
Per Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Waktu
Klasifikasi Kendaraan
Jalan Raya Subang
Bandung (Ciater)
Pagi
Siang
Titik Traffic Counting (TC)
Jalan Raya
Jalan Raya
Kasomalang Sagalaherang
Sumedang
579
381
Jalancagak Arah
Jalan Raya
Subang
Jalancagak
2110
1378
Kendaraan ringan
771
Kendaraan Sedang
395
150
137
596
525
Kendaraan Berat
101
55
26
39
101
Jumlah
1207
7810
51010
27105
191010
Kendaraan ringan
Kendaraan Sedang
6106
367
708
155
10108
275
1218
635
1327
810
22 | P a g e
Kendaraan Berat
31
50
53
66
910
101010
913
776
1919
2231
Kendaraan ringan
1037
930
9107
17101
11085
Kendaraan Sedang
500
1510
236
791
738
Jumlah
Sore
Kendaraan Berat
Jumlah
35
57
210
55
510
1572
11101
1207
2587
2277
Sumber : Hasil Analisis 2015
Tabel X.8
Jumlah Kendaraan Masuk Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang weekend
Per Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Waktu
Klasifikasi Kendaraan
Jalan Raya Subang
Bandung (Ciater)
Pagi
Siang
Sore
Titik Traffic Counting (TC)
Jalan Raya
Jalan Raya
Kasomalang Sagalaherang
Sumedang
5610
1082
Jalancagak Arah
Jalan Raya
Subang
Jalancagak
Kendaraan ringan
10106
1258
7105
Kendaraan Sedang
576
160
103
508
31010
Kendaraan Berat
106
56
23
10
102
Jumlah
1668
780
1208
1776
1131
Kendaraan ringan
603
660
1055
760
365
Kendaraan Sedang
305
263
255
5105
306
Kendaraan Berat
27
77
1010
15
29
Jumlah
935
1000
110110
1320
700
Kendaraan ringan
1355
632
926
1116
605
Kendaraan Sedang
600
161
1106
1039
1013
Kendaraan Berat
103
86
26
7
66
1998
879
1098
1562
10810
Jumlah
23 | P a g e
10.3 Analisis Sistem Jaringan Transportasi Perkotaan Jalancagak
Jaringan jalan mempunyai pola jaringan sesuai dengan karakteristik kawasan/wilayah dan
rencana pengembangannya. Untuk daerah yang berkembang secara natural maka pola
jaringannya akan terbentuk dengan karakteristik alamiahnya.
10.3.1 Prasarana Transportasi Perkotaan Jalancagak
Sistem Jaringan JalanPerkotaan Jalancagak
Kondisi jaringan jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak dapat ditentukan
kondisi baik atau buruknya berdasarkan variabel-variabel yang dapat digunakan
sebagai penentu yaitu keselamatan, keamanan, kelancaran, dan kenyamanan.
Keselamatan. bisa dilihat dari kondisi jalan yang berlubang dimana sesuai
kondisi eksisting untuk ruas jalan yang dilalui oleh Jalan Provinsi tidak ada
lubang sehingga memberikan keselamatan berkendara ada waktu pagi, siang
dan malam hari, akan tetapi apabila masuk ke jalan-jalan lokal atau
lingkungan banyak ditemukan jalan yang masih berlubang sehingga
mengurangi indikator keselamatan pada ruas jalan tersebut.
Keamanan . bisa dilihat dari minimnya penerangan jalan umum sehingga
mengurangi keamanan berkendara saat malam hari karena mengurangi jarak
pandang pengendara.
Kenyamanan, bisa dilihat dari jenis permukaan jalan dimana pada Kawasan
Perkotaan Jalancagak kondisi jalan yang beraspal lebih dominan dengan
jumlah 31 km sehingga memeberikan kenyamanan saat berkendara , akan
tetapi untuk jalan lokal masih kurang baik karena kebanyakan masih dengan
kondisi kerikil.
Kelancaran . bisa dilihat dari jumlah volume lalu lintas yang didapatkan dari
hasil traffic counting dimana di Kawasan Perkotaan Jalancagak kondisXolume
lalu
lintas masih stabil artinya kondisi lalu lintasnya bebas antara satu
kendaraan dengan kendaraan lainnya,akan tetapi beberapa ruas jalan yang
kondisinya kurang stabil karena dipengaruhi oleh hambatan samping
sehingga mengurangi kelancaran volume lalu lintas di jalan tersebut.
10.3.2 Sarana Transportasi Perkotaan Jalancagak
a. Sistem angkutan umum
Sistem angkutan umum berdasarkan rute trayek yang telah ditentukan, untuk
rute trayek yang terdapat di Kawasan Perkotaan Jalancagak berpusat di Desa
jalancagak dengan penyebaran rute trayek ke Subang-Jalancagak, Jalancagaksagalaherang-wanayasa hanya terdapatpada jalan-jalan arteri dan kolektor akan
tetapi ada desa yang tidak terlewati oleh angkutan umum yaitu desa Bunihayu
sehingga Masyarakat sulit untuk melakukan aktifitas ataupun pergerakan.
b. Terminal
Terminal merupakan Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang
berfungsi sebagai pelayanan umum, Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan
dan pengoperasian lalu lintas atau Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari
sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang. Pada Perda No
3 Tahun 20110 Tentang RTRWN Kabupaten Subang tahun 2011-2031 Di Kawasan
Perkotaan Jalanacagak di rencanakan adanya pembangunan terminal tipe C, dengan
kriteria persayaratan lokasi sebagai berikut :
Terletak di dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II dan dalam jaringan trayek
angkutan pedesaan.
Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi IIIA. Tersedia
lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan.
Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal, sesuai
kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.
Pembangunan terminal diarahkan di Kecamatan Jalancagak tepatnya di Desa
Jalancagak setelah melihat kondisi eksisting yaitu di depan pasar maka ada beberapa
hal yang belum memenuhi syarat yaitu luas lahan 0,4 Ha yang digunakan untuk
pembangunan terminal tipe C masih terbatas karena idealnya untuk pembangunan
terminal tipe C luas lahan idealnya yaitu 1,5 Ha sehingga untuk fasilitas terminal tidak
Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995 tentang terminal
transportasi jalan dan pedoman teknis pembangunan terminal angkutan penumpang,
maka fasilitas terminal penumpang tipe C terdiri dari:
a. Fasilitas utama : fasilitas utama merupakan suatu fasilitas yang mutlak dimiliki
dalam suatu terminal meliputi :
1) Areal keberangkatan, 2) Area kedatangan, 3) Area menunggu, 10) Area lintas.
b. Fasilitas penunjang : selain fasilitas utama dalam sistem terminal terdapat pula
fasilitas penunjang sebagai fasilitas pelengkap yaitu :
1) Ruang kantor 2) Tower / menara pengawas 3) pos pemeriksaan KPS/TPR 10)
Musholla
5)
Kios
6)
WC/kamar
mandi
7)
Pelataran
parkir
kendaraan
pengatur/penjemput 8) Peron 9) Loket 10) Taman, dll.
Serta apabila lokasi Pembangunan terminal tipe C berada di Desa Jalancagak
maka tarikan di Desa Jalancagak akan semakin tinggi karena Desa Jalancagak juga
merupakan Pusat pedagangan di Kecamatan Jalancagak.
c. Moda transportasi
Moda transportasi di Kawasan Perkotaan Jalancagak terdiri dari moda
transportasi umum dan moda transportasi pribadi. Moda transportasi pribadi
meliputi kendaraan sepeda motor roda 2 dan kendaraan roda 10 seperti mobil.
Penggunaan motor terbanyak yaitu di Desa Jalancagak berjumlah 1503 buah dan
mobil dengan jumlah 37 karena merupakan pusat perdagangan sehingga pemakaian
kendaraan baik roda 2 ataupun roda 10 menjadi lebih tinggi. (Sumber KCDA Tahun
20110).
Sedangkan penggunaan kendaraan beroda 2 dan beroda 10 paling kecil yaitu di
desa kumpay dengan jumlah kendaraan beroda 2 yaitu 58 buah dan kendaraan
beroda 10 dengan jumlah 13 buah (Sumber KCDA Tahun 20110) karena saat observasi
lapangan diketahui bahwa masyarakat kebanyakan masih menggunakan ojek sebagai
transportasi utama.
10.4 Analisis Sistem Kegiatan Transportasi Perkotaan Jalancagak
Sistem ini merupakan pola kegiatan tataguna lahan. Sistem ini merupakan sistem pola
kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi kebudayaan dan
lain -lain. Besarnya pergerakan sangat berkaitan dengan jenis dan intensitas kegiatan yang
dengan jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan.
Kegiatan ekonomi di Kawasan Perkotaan Jalancagak di dominasi oleh kawasan perdagangan
dan Kawasan Perkebunan. Kawasan pusat perdagangan terdapat di Desa Jalancagakdan
perkebunan terdapat di Desa Sarireja dan Desa Bunihayu yang mana memberikan bangkitan
pergerakan yang cukup tinggi untuk manarik pergerakan.
Kegiatan sosial kebudayaan
Kegiatan sosial dapat dilihat dari Jumlah penduduk yang ada di Kawasan Perkotaan
Jalancagak mencapai jumlah 1010.3066 jiwa untuk tujuh desa. Dengan komposisi yaitu
22.718 jiwa laki – laki dan 22.7108 jiwa perempuan.
Tabel X.9
Jumlah Penduduk di Kawasan Jalancagak
Kecamatan
Desa
Curugrendeng
Sarireja
Kumpay
Tambakan
Jalancagak
Bunihayu
Tambakmekar
Jumlah
Jalancagak
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
8.123
3.797
10.180
6789
10.110
6.393
6.0105
1010.3066
Luas Kawasan
(km2)
7,90
7,99
1,30
3,90
3,06
8,08
10,60
19,610
Sumber : KCDA Jalancagak Dalam Angka Tahun 2015
Dari tabel jumlah penduduk di atas dapat diketahui bahwa di Desa Jalancagak memiliki
jumlah penduduk tertinggi dengan jumlah 10.110 jiwa dan juga Desa Jalancagak juga
merupakan pusat perdagangan sehingga volume lalu lintas di Desa Jalancagak cukup tinggi
atau ramai.
Kegiatan kebudayaan yang memberikan bangkitan pergerakan di Kawasan Perkotaan
Jalancagak yaitu seni calung dan sisingaan yang diadakan satu tahun sekali akan tetapi
memakan badan jalan sehingga membuat keramaian lalu lintas pada saat ada acara seni
calung dan sisingaan di Kawasan Perkotaan Jalancagak.
10.5 Sistem Pergerakan Transportasi Perkotaan Jalancagak
10.5.1 Analisis kapasitas jalan
Berdasarkan Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM, 1997) Kapasitas jalan
merupakan volume dimana lalu lintas dapat lewat sepanjang jalan tersebut pada keadaan
tertentu.Kapasitas jalan diperkotaan biasanya ditentukan oleh kemampuan keadaan yang
dilewatkan/dilepaskan oleh persimpangan, jaringan jalan terdiri dari persimpangan dan
link.
Masing-masing komponen mempunyai karakteristik fisik yang mempengaruhi arus
lalu-lintas maksimum yang dapat dilewatkan. Dalam analisis kapasitas di Raya Jalancagak,
Jalan Raya Jalancagak – Arah Subang, Jalan Raya Subang – Bandung, Jalan Raya
Sagalaherang dan Jalan Raya Kasomalang – Sumedang, dalam perhitungan Kapasitas Jalan
yang digunakan adalah sebagai berikut.
Kapasitas jalan : C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Keterangan :
C
: Kapasitas
Co
: Kapasitas dasar
FCw : Faktor koreksi untuk lebar jalan
FCsp
: Faktor koerksi kapasitas akibat pembagian arah (tidak berlaku
untuk satu arah)
FCsf
: Faktor koreksi kapasitas akibat hambatan samping
FCcs: Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota (jumlah penduduk)
Berikut ini adalah analisis perhitungan kapasitas jalan di Kawasan Perkotaan
Jalancagak yaitu Jalan Raya Jalancagak, Jalan Raya Jalancagak – Arah Subang, Jalan Raya
Subang– Bandung, Jalan Raya Sagalaherang dan Jalan Raya Kasomalang – Sumedang
yang dapat dilihat pada tabeldi bawah, namun sebelumnya kita harus mengidentifikasi
lebar dan lajur dari ruas jalan yang diamati sebagai berikut :
1. Jalan Raya Jalancagak, Jalan Raya Jancagak – Arah Subang, Jalan Raya
Jalancagak – Sumedang, dan Jalan Raya Subang – Bandung
o
Lebar Eksisting
:6 meter
o
Jumlah Lajur dan jalur : Jalan 2 lajur tanpa pembatas median
o
Lebar bahu jalan
: 0,5 meter
Tabel X.10
Hasil Perhitungan Kapasitas Jalan
Jalan Raya Jalancagak (Arah Subang) , Jalan Raya Kasomalang – Sumedang, dan Jalan Raya Subang
– Bandung, Jalan Raya Jalancagak
N
Parameter
Kondisi
Nilai
o
Jalan 2 lajur tanpa pembatas
median
2900
6 Meter
0,87
faktor penyesuaian pemisahan
arah (FCsp)
dua arah
1,00
10
Faktor penyesuaian hambatan
samping (FCsf)
Komersial dan aktXitas pinggir
jalan tinggi dengan bahu jalan 0,5
m
0,82
5
Faktor penyesuaian ukuran kota
(FCcs)
1
kapasitas dasar (Co)
2
faktor penyesuaian lebar jalur lalu
lintas (FCw)
3
Jumlah penduduk 1010.3066
jiwa
< 0.1 juta penduduk
Sumber : Hasil Analisis Traffic Counting Jalan A H Nasution Tahun 2015
C
= Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
= 2900 X 0,87 X 1,00 X 0,82 X 0,86
= 1779,22 smp/jam.
0,86
Kapasitas di Raya Jalancagak, Jalan Raya Jalancagak – Arah Subang, Jalan Raya Subang –
Bandung, dan Jalan Raya Kasomalang – Sumedang adalah 1779,22 smp/jam artinya volume
lalu lintas yang dapat lewat di jalan tersebut maksimal 1779,22 smp/jam. Kapasitas di Raya
Jalancagak, Jalan Raya Jalancagak – Arah Subang, Jalan Raya Subang – Bandung, dan Jalan
Raya Kasomalang – Sumedang dipengaruhi oleh beberapa indikator seperti Faktor hambatan
sampingnya yaitu daerah komersial dan aktXitas pinggir jalan yang tinggi dengan bahu jalan
0,5 dan faktor jumlah penduduk di Kawasan Perkotaan Jalancagak maka kapasitas di jalan
tersebut 1779,22 smp/jam.
2. Jalan Raya Sagalaherang
o
Lebar Eksisting
:6 meter
o
Jumlah Lajur dan jalur : Jalan 2 lajur tanpa pembatas median
o
Lebar bahu jalan
: 0,5 meter
Tabel X.11
Hasil Perhitungan Kapasitas Jalan Ruas Jalan Raya Sagalaherang
N
o
Parameter
Kondisi
Nilai
1
kapasitas dasar (Co)
Jalan 2 lajur tanpa pembatas
median
2900
2
faktor penyesuaian lebar jalur lalu
lintas (FCw)
3 meter per lajur
0,87
3
faktor penyesuaian pemisahan
arah (FCsp)
dua arah
1,00
10
Faktor penyesuaian hambatan
samping (FCsf)
Daerah industri dengan beberapa
toko di pinggir jalan dengan bahu
jalan 0,5 m
0.89
5
Faktor penyesuaian ukuran kota
(FCcs)
Jumlah penduduk 1010.3066
jiwa
0,86
< 0.1 juta penduduk
Sumber : Hasil Analisis Traffic Counting Jalan A H Nasution Tahun 2015
C
= Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
= 2900 X 0,87 X 1,00 X 0,89 X 0,86
= 1931,10 smp/jam.
Kapasitas di Jalan Raya Sagalaherang adalah 1931,10 smp/jam artinya volume lalu lintas
yang dapat lewat di jalan tersebut maksimal 1930,10 smp/jam. Kapasitas di Jalan Raya
Sagalaherank dipengaruhi oleh beberapa indikator seperti Faktor hambatan sampingnya
yaitu daerah industry dengan beberapa toko di pinggir jalan dengan bahu jalan 0,5 dan faktor
jumlah penduduk di Kawasan Perkotaan Jalancagak maka kapasitas di jalan tersebut 1779,22
smp/jam.
10.5.2 Analisis Volume Lalu Lintas
Analisis Volume Lalu Lintas diperoleh dariHasil traffic counting diperoleh dengan
melakukan survey primer di Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang. Traffic counting
yang dilakukan yaitu dengan menghitung jumlah kendaraan yang melintas di setiap titik traffic
counting yang dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 s/d 08.00 wib, siang hari pukul 11.00 s/d
13.00 wib dan sore hari pukul 16.00 s/d 18.00 wib dengan rentang waktu dua jam per lima
belas menit untuk satu kali traffic counting. Traffic counting dilakukan selama 2 hari, yaitu satu
hari kerja (week day) dan satu hari libur (week end), berikut ini merupahan hasil traffic
counting yang dilakukan di Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang.
1. Hasil Traffic Counting Masuk – keluar pada Weekday
Tabel X.12
Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Subang Bandung (Weekday)
Jalan Raya Subang-Bandung (Ciater) – Weekday
Masuk
Waktu
Jumlah
Ringan
Sedang
Berat
Ringan
Sedang
Berat
820
323
75
205
323
93,75
Pagi
Keluar
729
Waktu
Nilai SMP
269
Nilai SMP
102
182,25
Masuk
269
621,75
Jumlah
52,5
503,75
Nilai SMP
Ringan
Sedang
Berat
Ringan
Sedang
Berat
Jumlah
667
1011
72
166,75
1011
90
667,75
Siang
Keluar
611
323
Nilai SMP
71
152,75
Masuk
Waktu
323
Jumlah
56,8
Nilai SMP
Jumlah
Ringan
Sedang
Berat
Ringan
Sedang
Berat
809
3810
75
202,25
3810
93,75
Sore
Keluar
991
1035
Sumber : Hasil Analisis 2015
Nilai SMP
103
2107,75
1035
532,55
680
Jumlah
53,75
736,5
Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Subang Bandung (Weekday) memperlihatkan
bahwa volume lalu lintas yg lebih padat terdapat pada waktu pagi masuk ke arah
Jalan Raya Subang-Bandung (Ciater) dengan nilai SMP 621,75 karena didominasi
oleh kendaraan ringan dengan status jalan provinsi sehingga aksesibilitasnya tinggi
dan juga karena di dominasi kegiatan perkebunan sehingga menarik pergerakan ke
ruas jalan tersebut , Untuk Volume lalu lintas yg lebih padat terdapat pada waktu
siang masuk ke arah Jalan Raya Subang-Bandung (Ciater) dengan nilai SMP 667,75
karena didominasi oleh kendaraan sedang serta dengan status jalan provinsi
sehingga aksesibilitasnya tinggi dan juga karena didominasi kegiatan perkebunan
sehingga menarik pergerakan ke ruas jalan tersebut , Sedangkan Untuk Volume lalu
lintas yg lebih padat terdapat pada waktu sore keluar dari arah Jalan Raya SubangBandung (Ciater) dengan nilai SMP 736,5 karena didominasi oleh kendaraan
ringandengan status jalan provinsi sehingga aksesibilitasnya tinggi dan juga karena
didominasi kegiatan perkebunan sehingga menarik pergerakan ke ruas jalan
tersebut.
Tabel X.13
Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Sahalaherang (Weekday)
Jalan Raya Sagalaherang (Arah Purwakarta)
Waktu
Masuk
Ringan
Sedang
Berat
Ringan
Sedang
Berat
768
181
30
192
181
37,5
Pagi
Keluar
717
153
Nilai SMP
103
179,25
Masuk
Waktu
153
53,75
Nilai SMP
Berat
Ringan
Sedang
Berat
8108
99
310
212
99
102,5
689
197
Nilai SMP
108
172,25
Masuk
197
60
Nilai SMP
Sedang
Berat
Ringan
Sedang
Berat
7310
91
20
183,5
91
25
Masuk
692
Sumber : Hasil Analisis 2015
227
Nilai SMP
81
173
227
386
353,5
Jumlah
Ringan
Sore
1010,5
Jumlah
Sedang
Keluar
Jumlah
Jumlah
Ringan
Siang
Waktu
Nilai SMP
1029,25
Jumlah
299,5
Jumlah
101,25
501,25
Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Sagalaherang –Purwakarta (Weekday)
memperlihatkan bahwa volume lalu lintas yg lebih padat terdapat pada waktu pagi masuk
ke arah Jalan Raya Sagalaherang –Purwakarta dengan nilai SMP 1010,5 karena didominasi
oleh kendaraan ringan serta kegiatan industri dengan beberapa toko di pinggir jalan
sehingga menimbulkan tarikan pergerakan ke ruas jalan tersebut, Untuk Volume lalu
lintas yg lebih padat terdapat pada waktu siang keluar dari arah Jalan Raya Sagalaherang –
Purwakarta dengan nilai SMP 1029,25 karena didominasi oleh kendaraan ringan serta
kegiatan industri dengan beberapa toko di pinggir jalan sehingga menimbulkan tarikan
pergerakan ke ruas jalan tersebut, Sedangkan Untuk Volume lalu lintas yg lebih padat
terdapat pada waktu sore keluar dari arah Jalan Raya Sagalaherang –Purwakarta dengan
nilai SMP 501,25 karena didominasi oleh kendaraan ringan serta kegiatan industri dengan
beberapa toko di pinggir jalan sehingga menimbulkan tarikan pergerakan ke ruas jalan
tersebut
Tabel X.14
Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Kasomalang (Weekday)
Jalan Raya Kasomalang (arah Sumedang)
Masuk
Waktu
Jumlah
Ringan
Sedang
Berat
Ringan
Sedang
Berat
791
177
88
197,75
177
110
Pagi
Keluar
1002
Waktu
Nilai SMP
221
Nilai SMP
103
100,5
Masuk
221
Jumlah
128,75
Nilai SMP
Ringan
Sedang
Berat
Ringan
Sedang
Berat
1032
223
109
108
223
136,25
Siang
Keluar
351
156
Nilai SMP
118
87,75
Masuk
Waktu
156
1107,5
Nilai SMP
Berat
Ringan
Sedang
Berat
550
1810
53
137,5
1810
66,25
772
312
Nilai SMP
1010
193
312
Jumlah
1067,25
391,25
Jumlah
Sedang
Keluar
1050,25
Jumlah
Ringan
Sore
10810,75
387,75
Jumlah
390
895
Sumber : Hasil Analisis 2015
Hasil Traffic Counting di Jalan Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Kasomalang
(Weekday) memperlihatkan bahwa volume lalu lintas yg lebih padat terdapat pada waktu
pagi masuk ke arah Jalan Raya Kasomalang dengan nilai SMP 10810,75 karena didominasi
oleh kendaraan ringan serta kegiatan perdagangan dan perkebunan sehingga cukup
menatik pergerakan ke ruas jalan tersebut , Untuk Volume lalu lintas yg lebih padat
terdapat pada waktu siang masuk ke arah Jalan Raya Kasomalang dengan nilai SMP
1067,25 karena didominasi oleh kendaraan ringan serta kegiatan perdagangan dan
perkebunan sehingga cukup menatik pergerakan ke ruas jala