Gambaran Umum dan Analisis Transportasi

BAB X
GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS
10.1. GambaranUmum Eksternal Aspek Transportasi
10.1.1 Rencana Jaringan Transportasi Darat
Dalam merencanakan sistem jaringan transportasi darat di Kabupaten Subang, ada tiga
bagian yang direncanakan yaitu jaringan jalan dan jembatan, jaringan prasarana lalu lintas
angkutan jalan dan jaringan pelayanan lalu lintas angkutan jalan.
10.1.1.1. Rencana Jaringan Jalan dan Jembatan
Penataan sistem jaringan jalan menyangkut dua hal, yaitu melengkapi pola jaringan
yang sudah ada dan meningkatkan kualitas jaringan jalan yang kurang memenuhi syarat (perlu
studi lebih lanjut dan terpisah). Dasar-dasar yang digunakan dalam penataan pola
perhubungan ini adalah sebagai berikut:
1. Masing-masing Kawasan perkotaaan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Kawasan perkotaaan
Pusat Pelayanan Kawasan harus dapat berhubungan satu dengan yang lainnya tanpa
melalui

pusat

pelayanan

lainnya.


Hal

ini

adalah

untuk

meningkatkan

dan

mendayagunakan interaksi antar pusat permukiman perkotaan tanpa harus membebani
pusat kota dari segi lalu lintasnya.
2. Pada masing-masing PKL, PPK sedapat mungkin dapat berhubungan tanpa melalui pusat
kegiatan/pelayanan lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi fungsional
antar Kawasan pada tingkat yang lebih rendah.
3. Undang –Undang No 38 tahun 20010 dan peraturan Pemerintah N0 310 tahun 2006
tentang Jalan, dimana pada undang-undang dan peraturan perundanan tersebut

membahas tentang fungsi dan kelas jalan serta status jalan.
Berdasarkan hal di atas, maka harus dibuka beberapa jaringan jalan baru serta
peningkatan jalan yang ada. Adapun rencana jaringan jalan yang ada di Kabupaten Subang
meliputi:
a.

Jaringan jalan bebas hambatan

b.

Jaringan jalan nasional

c.

Jaringan jalan provinsi

d.

Jaringan jalan kabupaten dan


e.

Jembatan

1|Page

A. Jaringan jalan bebas hambatan
Adapun rencana pembangunan jaringan jalan bebas hambatan di Kabupaten
Subang adalah jalan bebas hambatan Jakarta – Cikampek – Palimanan.

B. Jaringan jalan nasional
Pemeliharaan jaringan jalan nasional di Kabupaten Subang berupa jaringan
jalan arteri meliputi:

1.

Ruas Batas Karawang – Pamanukan;

2.


Ruas Jalan Eyang Tirtayasa Kecamatan Pamanukan;

3.

Ruas Jalan H. Syahbana KecamatanPamanukan; dan

4.

Ruas Pamanukan – Sewo.

C. Jaringan jalanProvinsi
Pemeliharaan jaringan jalan provinsi di Kabupaten Subang berupa jaringan
jalan kolektor meliputi:
1.

Ruas Jalan Jend. A. Yani Kecamatan Subang;

2.

RuasSubang – Batas Bandung;


3.

Ruas Jalan H. Ikhsan Kecamatan Pamanukan;

4.

Ruas Jalan Ion Martasasmita Kecamatan Pamanukan;

5.

Ruas Pamanukan – Pagaden;

6.

Ruas Jalan Jend A. Yani Kecamatan Pagaden;

7.

Ruas Jalan Raya Kamarung Kecamatan Pagaden;


8.

Ruas Pagaden – Subang;

9.

Ruas Jalan Raya Sukamelang Kecamatan Subang;

10.

Ruas Jalan Oto Iskandardinata KecamatanSubang;

11.

Ruas Jalan Mesjid Agung KecamatanSubang;

12.

Ruas Jalan S. Parman KecamatanSubang;


13.

Ruas Batas Purwakarta – Subang;

14.

Ruas Jalan Dangdeur Kecamatan Subang;

15.

Ruas Jalan Kapten Tendean KecamatanSubang;

16.

Ruas Jalan Arief Rahman Hakim Kecamatan Subang;

17.

Ruas Jalan Mayjen. Sutoyo Kecamatan Subang;


18.

RuasJalancagak – Batas Sumedang atau Cikaramas;

2|Page

19.

RuasJalancagak – Batas Purwakarta ;

20.

Ruas Jalan Kapten Hanafiah Kecamatan Subang; dan

21.

RuasSubang – Bantarwaru atau Batas Kabupaten Indramayu.

D. Jaringan jalan kabupaten

Rencana pengembangan dan peningkatan jaringan jalan kabupaten di meliputi:
1.

2.

Pengembangan jaringan jalan Kabupaten berupa jalan lingkar meliputi:
a.

Cimanggu – Dangdeur; dan

b.

Gunungtua – Pasirkareumbi – Soklat – Cinangsi.

Peningkatan jaringan jalan Kabupaten meliputi:
a.

Ruas jalan menghubungkan Kecamatan Pagaden – Kecamatan Cipunagara –
Kecamatan Compreng – Kecamatan Pusakajaya;


b.

Ruas jalan menghubungkan Kecamatan Cipeundeuy – Kecamatan Pabuaran –
Kecamatan Patokbeusi;

c.

Ruas Jalan menghubungkan Kecamatan Kalijati – Kecamatan Purwadadi –
Kecamatan Ciasem;

d.

Ruas jalan menghubungkan jalan nasional (Pantura) – Pelabuhan Laut
Patimban; dan

e.

Ruas jalan Darmaga – Bukanagara.

E. Jembatan

Rencana peningkatan jembatan kabupaten yang berada di seluruh Kecamatan
Kabupaten Subang.

10.1.1.2. Rencana Jaringan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan
Rencana jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan di Kabupaten Subang
berupa pengembangan dan peningkatan terminal baik itu terminal penumpang maupun
terminal barang.
Untuk terminal penumpang, rencana pengembangan yang akan dilakukan
berupa:
1.

Peningkatan terminal penumpang tipe C menjadi terminal terpadu penumpang
dan barang yang berada di sekitar stasiun kereta api di Kecamatan Pagaden;

2.

Pengembangan terminal penumpang tipe B yang tersebar di 2 (dua) kecamatan
yaitu Kecamatan Subang dan Kecamatan Pamanukan;

3|Page

3.

Peningkatan terminal penumpang tipe C yang berada di 5 (lima) lokasi yaitu:
Kecamatan Ciasem, Kecamatan Binong, Kecamatan Cipeundeuy, Kecamatan
Cipunagara, dan Kecamatan Jalancagak.
Sedangkan untuk terminal barang yang ada di Kabupaten Subang, rencana

pengembangan pada masa yang akan datang adalah pengembangan terminal barang di 2
(dua) tempat yaitu Kecamatan Pamanukan dan Kecamatan Pagaden.

10.1.1.3. Rencana Jaringan Pelayanan Lalu Lintas Angkutan Jalan
Rencana jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan berupa penyediaan
angkutan umum yang melayani pergerakan antar PKL dalam Kabupaten Subang, antar
PKL dan PPK serta PPL dalam Kabupaten, antar PKL dalam wilayah Kabupaten Subang
dengan PKW yang ada di luar wilayah Kabupaten Subang, dan antar PKL dalam wilayah
Kabupaten Subang dengan PKN yang ada di luar wilayah Kabupaten Subang. Pada
operasionalisasinya, jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten
Subang meliputi :

1.

Angkutan penumpang; dan

2.

Angkutan barang

A. Angkutan penumpang
 Jaringan trayek angkutan penumpang
Jaringan trayek angkutan penumpang yang dikembangkan di Kabupaten Subang
terdiri dari:
a.

4|Page

Optimalisasi trayek angkutan kota yang meliputi:
1)

Pasar Baru – Soklat – Tegal – Pasar Baru;

2)

Pasar Baru – Cibarola – RS Ciereng – Pasar Baru;

3)

Cibogo – Otista – Sutaatmaja – Cibogo;

4)

Pujasera – RA Kartini – Wanareja;

5)

Pujasera – Sembung;

6)

Pujasera – Lempar;

7)

Pujasera – Dawuan;

8)

Pujasera – Cidahu;

9)

Pujasera – Majasari;

10)

Pujasera – Cikalong; dan

11)

Pujasera – Pelabuan.

b.

c.

5|Page

Optimalisasi trayek angkutan perdesaan yang meliputi:
1)

Dawuan – Sagalaherang;

2)

Pamanukan – Legonkulon – Pondok Bali;

3)

Pamanukan – Pusakanagara – Compreng;

4)

Pamanukan – Pusakanagara – Tarumtum;

5)

Pagaden – Gambarsari – Kaligambir – Sinangsari – Purwadadi;

6)

Cikaum – Hambaro – Ciasem;

7)

Sukamandi – Pringkasap – Pabuaran;

8)

Pagaden – Cipunagara;

9)

Sukamandi – Blanakan – Rawameneng;

10)

Subang – Jalancagak;

11)

Subang – Warungkadu – Sagalaherang;

12)

Subang – Cidahu – Pagaden;

13)

Subang – Kalijati – Sukamandi;

14)

Subang – Cipeundeuy – Pabuaran;

15)

Subang – Pagaden – Cipunagara;

16)

Subang – Jalancagak – Tangkubanperahu;

17)

Subang – Pagaden – Pamanukan;

18)

Subang – Pamanukan – Sukamandi;

19)

Subang – Pamanukan – Pabuaran;

20)

Subang – Pamanukan – Pondokbali;

21)

Subang – Jalancagak – Tanjungsiang;

22)

Subang – Jalancagak – Ciater;

23)

Subang – Pringkasap – Purwadadi – Sukamandi;

24)

Pabuaran – Sarengseng – Ciasem – Blanakan;

25)

Subang – Kumpay – Kasomalang – Cibuluh – Tanjungsiang;

26)

Kalijati – Purwadadi – Sukamandi;

27)

Subang – Kalijati;

28)

Sukamandi – Ciasem – Dukuh – Hambaro – Tanjungsari; dan

29)

Ciasem – Sukamandi – Kp. Lambaran – Tegalkoneng – Sukahaji – Cilamaya.

Optimalisasi trayek angkutan perbatasan yang meliputi:
1)

Jalancagak – Sagalaherang – Wanayasa;

2)

Sadang – Cipeundeuy – Pabuaran; dan

3)
d.

Cilamaya – Blanakan – Ciasem.

Optimalisasi trayek angkutan kota dalam provinsi yang meliputi:
1)

PKL Subang – PKN Bandung;

2)

PKL Pamanukan – PKN Bandung;

3)

PKL Jalancagak – PKN Bandung;

4)

PKL Subang – PKW Cikampek;

5)

PKL Pamanukan – PKW Cikampek;

6)

PKN Bandung – PKW Indramayu melalui PKL Jalancagak – PKL Subang – PKL
Pagaden – PKL Pamanukan – PKL Pusakanagara;

7)

Rajagaluh di Kabupaten Majalengka – Cikarang di Kabupaten Bekasi melalui
PKL Subang – PKL Kalijati;

8)

Wado di Kabupaten Sumedang – Bekasi di PKN Jabodetabek melalui PKL
Jalancagak – PKL Subang – PKL Kalijati; dan

9)

PKW Tasikmalaya – Bekasi di PKN Jabodetabek melalui PKL Jalancagak –
PKL Subang – PKL Kalijati.

e.

Optimalisasi trayek angkutan kota antar provinsi yang meliputi:
1)

PKL Subang – Jakarta;

2)

PKL Pagaden – Jakarta;

3)

Jakarta – Kuningan melalui Kecamatan Patokbeusi – Kecamatan Ciasem –
Kecamatan Sukasari – Kecamatan Pamanukan – Kecamatan Pusakanagara;
dan

4)

Jakarta – Pekalongan melalui Kecamatan Patokbeusi – Kecamatan Ciasem –
Kecamatan Sukasari – Kecamatan Pamanukan – Kecamatan Pusakanagara.

 Sarana angkutan penumpang
Sarana angkutan penumpang yang dikembangkan di Kabupaten
Subang berupa angkutan umum penumpang meliputi:
a. Penyediaan sarana angkutan dalam kota berupa minibus;
b. Optimalisasi sarana angkutan antar kota dalam provinsi berupa
minibus dan bus tiga per empat; dan
c. Optimalisasi sarana angkutan antar kota antar provinsi berupa bus
besar.

6|Page

B. Angkutan barang
 Jaringan trayek angkutan barang
Selain angkutan penumpang, terdapat juga angkutan barang yang umumnya
melayani kecamatan – kecamatan yang ada di Kabupaten Subang. Pada saat ini, jaringan
trayek angkutan barang yang ada di Kabupaten Subang adalah sebagai berikut:
a.

Pamanukan – Cikampek;

b.

Pamanukan – Pusakanagara;

c.

Pamanukan – Binong;

d.

Pamanukan – Tambakdahan;

e.

Pagaden – Subang;

f.

Pagaden – Compreng;

g.

Pagaden – Cipunagara;

h.

Pagaden – Kalijati; dan

i.

Pagaden – Jalancagak.
 Sarana angkutan barang
Untuk pengangkutan barang tersebut, digunakan 2 (dua) jenis
kendaraan yaitu truk dan mobil bak.

10.1.2. Rencana Jaringan Perkeretaapian
Kereta Api merupakan salah satu alternatif transportasi darat yang cukup banyak
dimanfaatkan penduduk Kabupaten Subang. Di wilayah ini terdapat 7 buah perhentian/halte
kecil angkutan kereta api. Jumlah penumpang yang terangkut pada tahun 2006 tercatat
sebanyak 310.297 orang penumpang. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 8,10 %
dibandingkan dengan jumlah penumpang tahun 2005. Sedangkan untuk jumlah angkutan
barang juga mengalami kenaikan yaitu dari 3.220 ton tahun 2005 menjadi 10.760 ton tahun
2006.
Rencana jaringan perkeretaapian di Kabupaten Subang terdiri atas:
1.

Rencana pengembangan prasarana kereta api; dan

2.

Rencana pengembangan pelayanan kereta api.
Rencana pengembangan prasarana kereta api di Kabupaten Subang meliputi:

a.

Peningkatan jalur ganda KA Jakarta – Cikampek – Cirebon; dan

b.

Pengembangan stasiun kereta api Pagaden dan Pabuaran.

7|Page

Sedangkan dalam rencana pengembangan pelayanan kereta api pada masa akan datang di
Kabupaten Subang, dilakukan dengan:
1)

Peningkatan akses terhadap layanan kereta api; dan

2)

Jaminan keselamatan dan kenyamanan penumpang.

10.1.3. Rencana Jaringan Transportasi Laut
Selain rencana pengembangan jaringan transportasi darat dan perkeretaapian,
juga dikembangkan jaringan transportasi laut. Seperti diketahui pada bagian Utara
Kabupaten Subang berbatasan langsung dengan daerah perairan, sehingga sangat
berpotensi untuk pengembangan transportasi perairan khususnya laut.
Pelabuhan laut yang akan dibangun di Kabupaten Subang adalah Pelabuhan
laut Patimban, dengan fungsi sebagai pelabuhan regional.

10.1.4 Rencana Jaringan Transportasi Udara
Di wilayah Kabupaten Subang terdapat pelabuhan udara Suryadarma.
Pelabuhan udara tersebut memiliki fungsi sebagai pangkalan militer dan bersifat
khusus. Pangkalan ini mampu didarati helikopter dan pesawat sayap tetap (fixed-wing)
dalam skala kecil seperti Casa 212 dan pesawat-pesawat latih milik TNI-AU. Potensi
pemanfaatannya sebagai sarana perangkutan umum di kemudian hari perlu dibahas
dengan pihak TNI-AU.
Pengembangan sistem transportasi udara di Kabupaten Subang diarahkan pada
pengembangan tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan.
Pengembangan tatanan kebandarudaraan di Kabupaten Subang ini lebih ditekankan
kepada optimalisasi fungsi Pangkalan Udara Suryadarma Kalijati.
Sedangkan pengembangan ruang udara untuk penerbangan adalah dengan
penetapan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbanganyang berada di Kecamatan
Kalijati.
Pembatasan pengembangan wilayah lebih diutamakan pada daerah Kawasan
Pendekatan dan Lepas Landas serta daerah Permukaan Horizontal Dalam yang harus
bebas terhadap halangan (obstacles) penerbangan.

8|Page

10.2.Gambaran Umum Internal Aspek Transportasi
10.2.1. Sistem Jaringan Transportasi Kawasan Perkotaan Jalancagak
Sistem jaringan ini merupakan sistem letak-letak gerak transportasi dan seluruh
jaringan-jaringan yang mempengaruhi, seperti jaringan jalan, lalu lintas, dll. Transportasi
merupakan permintaan turunan (derXed demand). Transportasi timbul karena adanya kegiatan
(utama), namun demikian selain berfungsi melayani kegiatan (serve), transportasi juga dapat
mendorong atau mempengaruhi kegiatan lain (bersifat mengembangkan atau menurunkan).
Oleh karena itu aspek transportasi memegang peranan penting dalam mengembangkan suatu
wilayah. Di Kawasan Perkotaan Jalancagak sarana dan prasarana transportasi sudah tersedia
namun belum tersebar secara merata pada setiap desanya dan masih banyak sekali jalan antar
desa yang rusak juga sarana transportasi yang masih kurang menunjang kebutuhan
masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatannya.
Jaringan transportasi yang ada di Kawasan Perkotaan Jalancagak yaitu : Jaringan jalan
yang menghubungkan antara Kawasan Perkotaan Jalancagak dan wilayah di sekitarnya serta
jaringan jalan yang menghubungkan antar desa di dalam Kawasan Perkotaan Jalancagak
tersebut
Kondisi jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak sudah cukup baik dan sebagian besar
sudah beraspal diseluruh desa pada Kawasan Perkotaan Jalancagak dan Kawasan Perkotaan
Jalancagak

memiliki terminal yaitu Terminal Jalancagak yang berfungsi untuk melayani

kebutuhan penduduk di Kawasan Perkotaan Jalancagak

dalam memajukan kondisi

perekonomian perkotaan tersebut.
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang sangat penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian dalam suatu wilayah. Dengan demikian semakin
meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan
untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah
ke daerah lainnya.
Berdasarkan hasil observasi lapangan di Kawasan Perkotaan Jalancagak

sebagian

besar terdapat kondisi jalan yang cukup baik dan sudah beraspal. jaringan pendukung jalan
seperti PJU untuk menerangi jaringan jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak sudah memadai
tetapi tidak adanya jaringan pendukung seperti halte dan tidak ada rambu lalu lintas(traffic
light) karena angkutan umum seperti angkot sangat jarang sekali melewati jalan di desa-desa
tersebut.
9|Page

10.2.1.1 Prasarana Transportasi
A. Jaringan Jalan
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomian. Dengan demikian semakin meningkatnya usaha pembangunan maka
akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lainnya.
Berdasarkan hasil observasi lapangan di Kawasan Perkotaan Jalancagak , kondisi jalan
lingkungan (jalan lokal) di 7 Desa di Kawasan Perkotaan Jalancagak sebagian besar sudah
beraspal dan perkerasan tanah. Jalan lingkungan tersebut sehari-harinya biasa dilalui oleh
kendaraan roda dua maupun roda empat, dan berfungsi sebagai jalan penghubung
(memberikan aksesibilitas). Jaringan jalan dibedakan menjadi tiga jenis jalan yaitu dilihat dari
jenis permukaan, status, dan fungsi jalan tersebut.

B. Panjang jalan
Panjang jalan di Kabupaten Subang secara keseluruhan yaitu 1.0510,50 Km, tidak
termasuk didalamnya jalan provinsi. Dari seluruh panjang jalan kabupaten Subang, 113,5 km
merupakan jalan dari Kawasan Perkotaan Jalancagak

. Walaupun begitu perkembangan

kualitas jalannya mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Gambar 10.1
Perbandingan Panjang Jalan kabupaten Subang dan Panjang Jalan
Kawasan Perkotaan Jalancagak
Subang

Jalancagak

10%

90%

Sumber : RTRW Kabupaten Subang

Pada tahun 2013 nampak ada upaya perbaikan permukaan jalan rigid/beton,
sehingga jalan dengan permukaan rigid/beton bertambah menjadi sebesar 8,310 persen,
jalan dengan permukaan diperkeras tetap 10,06 persen. Sedangkan jalan dengan kualitas
aspal sebesar 86,610 persen dan sisanya merupakan jalan tanah.
10 | P a g e

C. Lebar jalan
Lebar jalan yang berada di Kawasan Perkotaan Jalancagak untuk status jalan provinsi
rata-rata 6-7 meter, sedangkan untuk jalan kabupaten sendiri paling sempit berada di Desa
sarireja yang hanya mencapai 3 meter saja. Hal ini sangat menghawatirkan karena jalan
kabupaten tersebut sering digunakan lalu lalang kendaraan berat.

10.2.1.2. Jalan Menurut Jenis Permukaan
Di Kawasan Perkotaan Jalancagak

jenis jalan menurut jenis permukaan di lihat dari

jalan aspal/beton. Keadaan jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak belum sepenuhnya dalam
kondisi yang baik, di beberapa titik ada jalan yang kondisinya kurang baik atau rusak, dan
berikut adalah tabel jalan dan kondisinya :

Tabel X.1
Jenis Permukaan Jalan di Kawasan Perkotaan
Jalancagak tahun 2012
No
1
2
3
10
5
6
7

Desa
Curugrendeng
Sarireja
Kumpay
Tambakan
Jalancagak
Bunihayu
Tambakmekar

Aspal
(km)
15
30
8
6
21
9
13

Kerikil
(km)
1
3.5
2
1
1
2
1
Jumlah

Jumlah
(km)
16
33.5
10
7
22
11
110
113.5

Sumber : KCDA 2013

Gambar 10.2
Jenis Permukaan Jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak tahun 2012
35

Panjang Jalan (km)

30
25
20
15
Aspal (km)
Kerikil (km)

10
5
0
Curugrendeng kumpay

JalancagakTambakmekar

Nama Desa

11 | P a g e

Sumber : KCDA 2015

Dari Grafik di atas dapat dilihat bahwa desa yang memiliki jenis permukaan jalan yang
paling baik pada Kawasan Perkotaan Jalancagak

yaitu desa Sarireja dengan panjang jalan

sebesar 33.50 km sedangkan desa yang memiliki jenis permukaan jalan paling rendah yaitu
desa Tambakan dengan panjang sebesar 7 km.

12 | P a g e

Gambar 10.3
Kondisi Jalan Berdasarkan Permukaan

Visualisasi Jalan kabupaten diVisualisasi
desa
Jalan Lingkungan di desa
Curugrendeng
Curugrendeng
Sumber : Hasil observasi lapangan

10.2.1.3. Jalan menurut status
Pada Kawasan Perkotaan Jalancagak

jenis jalan menurut status dibedakan menjadi

jalan kabupaten. Berikut adalah tabel jalan menurut statusnya di Kawasan Perkotaan
Jalancagak .
Tabel X.2
Jalan Menurut Status
NO

DESA

STATUS JALAN

1

Curugrendeng

Kabupaten

2

Sarireja

Kabupaten

3

Kumpay

Kabupaten

10

Tambakan

Kabupaten

5

Jalancagak

Provinsi

6

Bunihayu

Kabupaten

Tambakmekar

Kabupaten

7

Sumber : TATRALOK Kabupaten Subang

10.2.1.10. Status dan Hirarki Jaringan Jalan
Status jalan yang berada di Kawasan Perkotaan Jalancagak

yaitu jalan lokal, jalan

lingkungan, jalan kabupaten dan jalan provinsi.

10.2.1.5. Jalan menurut fungsi
Di Kawasan Perkotaan Jalancagak memiliki tiga jenis jalan menurut fungsi yaitu jalan
kolektor primer dan kolektor sekunder.

13 | P a g e

10.2.1.6. Sarana Transportasi
Sarana transportasi adalah suatu fasilitas transportasi yang menunjang kegiatan
manusia. Sarana transportasi merupakan sarana penting untuk membuka keterisoliran sebuah
wilayah dan sangat berguna untuk akses orang dan barang dari suatu tempat ke tempat yang
lain. Salah satu faktor utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah ketersediaan
jaringan jalan berkualitas baik dan ketersediaan sarana transportasi. Dan adapun ketersediaan
sarana transportasi yang menjadi sarana inti di Kawasan Perkotaan Jalancagak ini adalah
angkot dan ojeg Serta kebanyakan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi. Namun
sarana yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di Kawasan Perkotaan Jalancagak
adalah angkutan umum dan ojeg.

A. Angkutan Umum
Angkutan umum yang

terdapat di

Kawasan Perkotaan Jalancagak

adalah

angkutan umum masstransit (trayek). Sedangkan ojeg merupakan sebuah angkutan yang
termasuk kedalam angkutan umum paratransit (non trayek). Berikut akan dijelaskan
kondisi masing-masing angkutan umum tersebut.

1. Angkutan Umum Masstransit (Trayek) / Angkutan umum (Angkot)
Angkutan umum massal atau masstransit (trayek) yaitu layanan jasa angkutan
yang memiliki trayek dan jadwal tetap ; contohnya adalah bus dan kereta api. Jenis
angkutan ini bukan melayani permintaan melainkan menyediakan layanan tetap, baik
jadwal, tarif, maupun lintasannya. Pelayanan angkutan umum berupa angkot di
Kawasan Perkotaan Jalancagak belum mencakup seluruh Perkotaannnya terdapat satu
trayek angkutan umum yang hanya menghubungkan antara Perkotaan ke Perkotaan
lainnya.
Di mana angkutan umum ini merupakan fasiltas umum masyarakat dalam
melakukan kegiatan dan sarana penunjang masyarakat untuk pergi ke desa – desa
lainnya bahkan ke Perkotaan lain. Dan berikut di bawah ini adalah tabel sarana
transportasi darat dan juga tabel rute angkutan umum.

Tabel X.3
Rute Angkutan Umum WilayahKawasan Perkotaan Jalancagak

14 | P a g e

Panjang
No

Kode trayek

Lintasan trayek

Lintasan
(km)

1
2
3
10
5
6

010.01.00100
B
010.01.00102
B
010.01.0050
B
010.01.0060
B
110.38.0370
B
010.01.00610
B

Jumlah kendaraan
Aktif

Non
Aktif

Total

Subang-Jalancagak

16

6

0

6

Subang-Jalancagak-Sagalaherang-cijalu

38

50

0

50

Subang-Jalancagak-ciater

25

56

0

56

Subang-Jalancagak-tanjungsiang

36

29

0

29

Jalancagak-sagalaherang-wanayasa

20

30

0

30

Pamanukan –Subang-Jalancagak

55

5

0

5

Sumber : Rute angkutan Umum Kabupaten Subang 2015

Gambar 10.4
Moda Angkutan Umum di Kawasan Perkotaan Jalancagak 2015

Visualisasi Jalan raya JalanCagak di Kawasan Perkotaan Jalancagak
PERKOTAAN JALANCAGAK
Sumber : Observasi lapangan 2015

Dari data di atas dapat dilihat bahwa di wilayah Kawasan Perkotaan Jalancagak
terdapat 6 rute angkutan umum. Rute dengan jumlah kendaraan yang terbanyak yaitu pada
rute Subang –Jalancagak Ciater dengan nomor trayek ( 010.01.0050) dan jumlah kendaraan 56
unit,

Sedangkan yang paling sedikit yaitu Pamanukan –Subang-Jalancagak(010.01.00610)

dengan jumlah kendaraan 5 unit.
Kecamatan yang paling sering dilewati oleh rute angkutan umum yaitu Desa
Jalancagak, karena Desa Jalancagak termasuk dalam Kawasan Perkebunan nanas dan teh serta
Kawasan pariwisata sehingga perlu sarana angkutan umum untuk menunjang kegiatan yang
ada di daerah Kawasan Perkotaan Jalancagak tersebut.
15 | P a g e

2. Angkutan Paratransit (Non Trayek)/Ojeg
Selain angkutan umum angkot, ojeg sangat berperan penting dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat diKawasan Perkotaan Jalancagak .
Ojeg merupakan sarana transportasi yang paling banyak digunakan di Kawasan
Perkotaan Jalancagak

. hasil observasi lapangan membuktikan bahwa seluruh Kawasan

Perkotaan Jalancagak menggunakan ojek sebagai moda transportasi/akses untuk melakukan
kegiatan perekonomian setiap harinya.
Gambar 10.5
Pangkalan Ojek di kawasan Perkotaan Jalancagak

Visualisasi Jalan raya JalanCagak di Kawasan Perkotaan Jalancagak
PERKOTAAN JALANCAGAK
Sumber : hasil observasi lapangan

10.2.1.7. Terminal
Terminal merupakan salah satu faktor prasarana yang terpenting, yang befungsi sebagai
tempat sekumpulan kendaraan umum mengawali dan mengakhiri lintasan operasionalnya.
Disini para pengguna atau penumpang angkutan umum dapat memulai dan mengakhiri
perjalanan serta dapat menyambung perjalanan dengan mengganti angkutan umum yang
mengakses ke tempat tujuan. Selain itu juga terminal berfungsi sebagai simpul fasilitas
pergantian antar moda (model kendaraan), tempat penyimpanan kendaraan dan simpul atau
tempat konsolidasi lalu-lintas (tempat orang berkumpul bersama-sama naik angkutan).
Terminal dipilah-pilah berdasarkan (PP No 103 Thn 1993).

a. Ketentuan terminal mengenai angkutan penumpang
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No 31/1995, Terminal penumpang
berdasarkan fungsi pelayanannya dibagi menjadi :


Terminal Penumpang Tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.



Terminal Penumpang Tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan.

16 | P a g e



Terminal Penumpang Tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan pedesaan.



Pangkalan, berfungsi sebagai tempat kapal atau perahu berlabuh, tepi laut (atau
tepi sungai) tempat berlabuh.

Hasil observasi lapangan mengungkapkan bahwa Kawasan Perkotaan Jalancagak
hanya memiliki terminal banyangan yaitu Terminal Jalancagak yang berfungsi untuk
membantu system pengembangan perekonomian dari 7 desa di wilayahnya serta menunjang
akses pergerakan pada setiap aktifitas penduduknya.

10.2.4. Sistem Kegiatan (Mobilitas)
Berdasarkan Undang-Undang RI 38 Tahun 20010 tentang jalan, bahwa peran jalan
sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting daam bidang ekonomi, sosial
budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Sistem ini merupakan pola kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari sistem pola
kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan lain-lain. Yang menjelaskan tentang keterkaitan
antara jaringan transportasi dengan tata guna lahan yang berada di beberapa koridor jalan
yang menjadi wilayah kajian.
Sesuai dengan arahan Pola Ruang Kabupaten Subang bahwa Kawasan Perkotaan
Jalancagak

merupakan daerah peruntukan Kawasan perkebunan dan pariwisata sehingga

penduduk Kawasan Perkotaan Jalancagak

lebih banyak berprofesi sebagai petani untuk

menunjang perekonomian keluarga dan menunjang perekonomian daerah.
Gambar 10.7
Kegiatan Perkebunan di Kawasan Perkotaan Jalancagak

Visualisasi Jalan raya JalanCagak di Kawasan Perkotaan Jalancagak
PERKOTAAN JALANCAGAK
Sumber : hasil observasi lapangan

17 | P a g e

Sistem kegiatan dilihat dari setiap desa yang ada di Kawasan Perkotaan Jalancagak
yang dapat memberikan pengaruh pada sistem kegiatan transportasi yang berlangsung di
Kawasan Perkotaan Jalancagak . Uraian Lebih lanjut bisa diliah pata tabel dibah ini.

Tabel X.4
Sistem Kegiatan diKawasan Perkotaan Jalancagak
No

Desa

Kegiatan

Checlist Foto

keterangan
Di desa
curugrendeng


Kawasan
Perumahan

terdapat
perumahan yang
sebagian terdiri
dari villa

1

Curugrendeng
Perkebunan Nanas

Kawasan
Perkebunan

dan teh
merupakan mata
pencaharian warga
desa curugrendeng

Di desa sarireja
sebagian besar
2

Sarireja

Kawasan
Perkebunan

wilayahnya
merupakan
perkebunan nanas
dan the

18 | P a g e

No

Desa

Kegiatan


Kawasan
Perumahan
3

Kumpay

10

Tambakan

Checlist Foto

keterangan

Di desa Kumpay
terdapat
perumahan dan
pemukiman warga

Kawasan
Perumahan

Terdapat Kawasan
perumahan
Desa Jalancagak
merupakan pusat

5

Jalancagak

Pusat Perdagangan

perbelanjaan bagi
seluruh warga
kecamatan
Jalancagak

Terdapat

Kawasan
Permukiman

Pemukiman
Penduduk di desa
Bunihayu

6

Bunihayu
Desa Bunihayu

Pusat
Perkebunan

merupakan Pusat
perkebunan
terbesar di
Kecamatan
JalanCagak



19 | P a g e

Pariwisata

No

Desa

Kegiatan

Checlist Foto

keterangan

Terdapat Kawasan
7

perumahan

Kawasan
Perumahan

Tambakmekar

terbangun di desa
tambakmekar

10.2.5. Sistem Pergerakan (Traffic Counting)
Sistem pergerakan ditimbulkan karena interaksi antara system kegiatan dan sistem
jaringan. Sistem pergerakan yang ada merupakan sistem pergerakan orang dan Barang. System
ini meliputi tujuan dari pengguna jalan dan factor penyebab kebanyakan orang menuju atau
berhenti ke wilayah tersebut.
Sistem pergerakan dilihat dari hasil traffic counting yang tersebar di Kawasan
Perkotaan Jalancagak , Kawasan Perkotaan Jalancagak memiliki potensi pergerakan masuk
dan keluar yaitu : Kawasan Perkotaan Jalancagak - Sumedang, Kawasan Perkotaan Jalancagak
– Purwakarta, Perkotaaan Jalancagak – Subang, dan Perkotaan Jalancagak – Bandung. Sesuai
dengan hasil traffic counting, Kawasan Perkotaan Jalancagak
yang besar karena Kawasan Perkotaan Jalancagak

memiliki potensi pergerakan

merupakan titik temu yang dilalui oleh

pekerja-pekerja pabrik yang berasal dari luar daerah Jalancagak baikyang berasal dari
Purwakarta, Sumedang dan Bandung. Untuk melihat pergerakannya dapat diketahui dari tabel
dibawah ini :

Tabel X.5
Jumlah Kendaraan Masuk Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang weekday
Per Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Titik Traffic Counting (TC)
Jalan Raya
Waktu

Pagi

Subang

Jalan Raya

Bandung

Sagalaherang

Kendaraan ringan

(Ciater)
820

768

Kendaraan Sedang

323

Kendaraan Berat

75

Klasifikasi Kendaraan

20 | P a g e

Jalan Raya

Jalancagak Arah

Jalan Raya

Subang

Jalancagak

791

11101

587

181

177

1005

335

30

88

109

166

Kasomalang –
Sumedang

Siang

Sore

Jumlah

1218

979

1056

1595

1088

Kendaraan ringan

667

8108

1032

1306

3103

Kendaraan Sedang

1011

99

223

5210

199

Kendaraan Berat

72

310

109

128

35

Jumlah

1150

981

7610

1958

577

Kendaraan ringan

809

7310

550

1292

585

Kendaraan Sedang

3810

91

1810

555

3106

Kendaraan Berat

75

20

53

88

26

1268

8105

787

1935

957

Jumlah

Sumber : Hasil Analisis 2015

21 | P a g e

Tabel X.6
Jumlah Kendaraan keluar Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang weekday
Per Satuan Mobil Penumpang (SMP)

Titik Traffic Counting (TC)
Jalan Raya
Subang
Waktu
Pagi

Bandung

Jalan Raya

Kasomalang –

Jalancagak Arah

Jalan Raya

Klasifikasi Kendaraan

(Ciater)

Sagalaherang

Sumedang

Subang

Jalancagak

Kendaraan ringan

729

717

1002

915

1696

Kendaraan Sedang

269

153

221

10106

579

Kendaraan Berat

102

310

103

110

310

Jumlah
Siang

Sore

Jalan Raya

10100

9010

726

1375

2309

Kendaraan ringan

611

689

351

858

1391

Kendaraan Sedang

323

197

156

611

617

Kendaraan Berat

71

108

118

8

109

Jumlah

1005

9310

625

11077

2117

Kendaraan ringan

991

692

772

1687

2297

Kendaraan Sedang

1035

227

312

586

11106

Kendaraan Berat

103

81

1010

10

910

11069

1000

1188

2277

3537

Jumlah

Sumber : Hasil Analisis 2015

Tabel X.7
Jumlah Kendaraan keluar Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang weekend
Per Satuan Mobil Penumpang (SMP)

Waktu

Klasifikasi Kendaraan

Jalan Raya Subang
Bandung (Ciater)

Pagi

Siang

Titik Traffic Counting (TC)
Jalan Raya
Jalan Raya
Kasomalang Sagalaherang
Sumedang
579
381

Jalancagak Arah

Jalan Raya

Subang

Jalancagak

2110

1378

Kendaraan ringan

771

Kendaraan Sedang

395

150

137

596

525

Kendaraan Berat

101

55

26

39

101

Jumlah

1207

7810

51010

27105

191010

Kendaraan ringan
Kendaraan Sedang

6106
367

708
155

10108
275

1218
635

1327
810

22 | P a g e

Kendaraan Berat

31

50

53

66

910

101010

913

776

1919

2231

Kendaraan ringan

1037

930

9107

17101

11085

Kendaraan Sedang

500

1510

236

791

738

Jumlah
Sore

Kendaraan Berat
Jumlah

35

57

210

55

510

1572

11101

1207

2587

2277

Sumber : Hasil Analisis 2015

Tabel X.8
Jumlah Kendaraan Masuk Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang weekend
Per Satuan Mobil Penumpang (SMP)

Waktu

Klasifikasi Kendaraan

Jalan Raya Subang
Bandung (Ciater)

Pagi

Siang

Sore

Titik Traffic Counting (TC)
Jalan Raya
Jalan Raya
Kasomalang Sagalaherang
Sumedang
5610
1082

Jalancagak Arah

Jalan Raya

Subang

Jalancagak

Kendaraan ringan

10106

1258

7105

Kendaraan Sedang

576

160

103

508

31010

Kendaraan Berat

106

56

23

10

102

Jumlah

1668

780

1208

1776

1131

Kendaraan ringan

603

660

1055

760

365

Kendaraan Sedang

305

263

255

5105

306

Kendaraan Berat

27

77

1010

15

29

Jumlah

935

1000

110110

1320

700

Kendaraan ringan

1355

632

926

1116

605

Kendaraan Sedang

600

161

1106

1039

1013

Kendaraan Berat

103

86

26

7

66

1998

879

1098

1562

10810

Jumlah

23 | P a g e

10.3 Analisis Sistem Jaringan Transportasi Perkotaan Jalancagak
Jaringan jalan mempunyai pola jaringan sesuai dengan karakteristik kawasan/wilayah dan
rencana pengembangannya. Untuk daerah yang berkembang secara natural maka pola
jaringannya akan terbentuk dengan karakteristik alamiahnya.
10.3.1 Prasarana Transportasi Perkotaan Jalancagak
Sistem Jaringan JalanPerkotaan Jalancagak
Kondisi jaringan jalan di Kawasan Perkotaan Jalancagak dapat ditentukan
kondisi baik atau buruknya berdasarkan variabel-variabel yang dapat digunakan
sebagai penentu yaitu keselamatan, keamanan, kelancaran, dan kenyamanan.


Keselamatan. bisa dilihat dari kondisi jalan yang berlubang dimana sesuai
kondisi eksisting untuk ruas jalan yang dilalui oleh Jalan Provinsi tidak ada
lubang sehingga memberikan keselamatan berkendara ada waktu pagi, siang
dan malam hari, akan tetapi apabila masuk ke jalan-jalan lokal atau
lingkungan banyak ditemukan jalan yang masih berlubang sehingga
mengurangi indikator keselamatan pada ruas jalan tersebut.



Keamanan . bisa dilihat dari minimnya penerangan jalan umum sehingga
mengurangi keamanan berkendara saat malam hari karena mengurangi jarak
pandang pengendara.



Kenyamanan, bisa dilihat dari jenis permukaan jalan dimana pada Kawasan
Perkotaan Jalancagak kondisi jalan yang beraspal lebih dominan dengan
jumlah 31 km sehingga memeberikan kenyamanan saat berkendara , akan
tetapi untuk jalan lokal masih kurang baik karena kebanyakan masih dengan
kondisi kerikil.



Kelancaran . bisa dilihat dari jumlah volume lalu lintas yang didapatkan dari
hasil traffic counting dimana di Kawasan Perkotaan Jalancagak kondisXolume
lalu

lintas masih stabil artinya kondisi lalu lintasnya bebas antara satu

kendaraan dengan kendaraan lainnya,akan tetapi beberapa ruas jalan yang
kondisinya kurang stabil karena dipengaruhi oleh hambatan samping
sehingga mengurangi kelancaran volume lalu lintas di jalan tersebut.

10.3.2 Sarana Transportasi Perkotaan Jalancagak
a. Sistem angkutan umum
Sistem angkutan umum berdasarkan rute trayek yang telah ditentukan, untuk
rute trayek yang terdapat di Kawasan Perkotaan Jalancagak berpusat di Desa
jalancagak dengan penyebaran rute trayek ke Subang-Jalancagak, Jalancagaksagalaherang-wanayasa hanya terdapatpada jalan-jalan arteri dan kolektor akan
tetapi ada desa yang tidak terlewati oleh angkutan umum yaitu desa Bunihayu
sehingga Masyarakat sulit untuk melakukan aktifitas ataupun pergerakan.
b. Terminal
Terminal merupakan Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang
berfungsi sebagai pelayanan umum, Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan
dan pengoperasian lalu lintas atau Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari
sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang. Pada Perda No
3 Tahun 20110 Tentang RTRWN Kabupaten Subang tahun 2011-2031 Di Kawasan
Perkotaan Jalanacagak di rencanakan adanya pembangunan terminal tipe C, dengan
kriteria persayaratan lokasi sebagai berikut :
 Terletak di dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II dan dalam jaringan trayek

angkutan pedesaan.
 Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi IIIA. Tersedia

lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan.
 Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal, sesuai

kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.
Pembangunan terminal diarahkan di Kecamatan Jalancagak tepatnya di Desa
Jalancagak setelah melihat kondisi eksisting yaitu di depan pasar maka ada beberapa
hal yang belum memenuhi syarat yaitu luas lahan 0,4 Ha yang digunakan untuk
pembangunan terminal tipe C masih terbatas karena idealnya untuk pembangunan
terminal tipe C luas lahan idealnya yaitu 1,5 Ha sehingga untuk fasilitas terminal tidak
Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995 tentang terminal
transportasi jalan dan pedoman teknis pembangunan terminal angkutan penumpang,
maka fasilitas terminal penumpang tipe C terdiri dari:
a. Fasilitas utama : fasilitas utama merupakan suatu fasilitas yang mutlak dimiliki
dalam suatu terminal meliputi :
1) Areal keberangkatan, 2) Area kedatangan, 3) Area menunggu, 10) Area lintas.

b. Fasilitas penunjang : selain fasilitas utama dalam sistem terminal terdapat pula
fasilitas penunjang sebagai fasilitas pelengkap yaitu :
1) Ruang kantor 2) Tower / menara pengawas 3) pos pemeriksaan KPS/TPR 10)
Musholla

5)

Kios

6)

WC/kamar

mandi

7)

Pelataran

parkir

kendaraan

pengatur/penjemput 8) Peron 9) Loket 10) Taman, dll.
Serta apabila lokasi Pembangunan terminal tipe C berada di Desa Jalancagak
maka tarikan di Desa Jalancagak akan semakin tinggi karena Desa Jalancagak juga
merupakan Pusat pedagangan di Kecamatan Jalancagak.
c. Moda transportasi
Moda transportasi di Kawasan Perkotaan Jalancagak terdiri dari moda
transportasi umum dan moda transportasi pribadi. Moda transportasi pribadi
meliputi kendaraan sepeda motor roda 2 dan kendaraan roda 10 seperti mobil.
Penggunaan motor terbanyak yaitu di Desa Jalancagak berjumlah 1503 buah dan
mobil dengan jumlah 37 karena merupakan pusat perdagangan sehingga pemakaian
kendaraan baik roda 2 ataupun roda 10 menjadi lebih tinggi. (Sumber KCDA Tahun
20110).
Sedangkan penggunaan kendaraan beroda 2 dan beroda 10 paling kecil yaitu di
desa kumpay dengan jumlah kendaraan beroda 2 yaitu 58 buah dan kendaraan
beroda 10 dengan jumlah 13 buah (Sumber KCDA Tahun 20110) karena saat observasi
lapangan diketahui bahwa masyarakat kebanyakan masih menggunakan ojek sebagai
transportasi utama.
10.4 Analisis Sistem Kegiatan Transportasi Perkotaan Jalancagak
Sistem ini merupakan pola kegiatan tataguna lahan. Sistem ini merupakan sistem pola
kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari sistem pola kegiatan sosial, ekonomi kebudayaan dan
lain -lain. Besarnya pergerakan sangat berkaitan dengan jenis dan intensitas kegiatan yang
dengan jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan.
 Kegiatan ekonomi di Kawasan Perkotaan Jalancagak di dominasi oleh kawasan perdagangan
dan Kawasan Perkebunan. Kawasan pusat perdagangan terdapat di Desa Jalancagakdan
perkebunan terdapat di Desa Sarireja dan Desa Bunihayu yang mana memberikan bangkitan
pergerakan yang cukup tinggi untuk manarik pergerakan.
 Kegiatan sosial kebudayaan
Kegiatan sosial dapat dilihat dari Jumlah penduduk yang ada di Kawasan Perkotaan
Jalancagak mencapai jumlah 1010.3066 jiwa untuk tujuh desa. Dengan komposisi yaitu
22.718 jiwa laki – laki dan 22.7108 jiwa perempuan.

Tabel X.9

Jumlah Penduduk di Kawasan Jalancagak
Kecamatan

Desa
Curugrendeng
Sarireja
Kumpay
Tambakan
Jalancagak
Bunihayu
Tambakmekar
Jumlah

Jalancagak

Jumlah Penduduk
(Jiwa)
8.123
3.797
10.180
6789
10.110
6.393
6.0105
1010.3066

Luas Kawasan
(km2)
7,90
7,99
1,30
3,90
3,06
8,08
10,60
19,610

Sumber : KCDA Jalancagak Dalam Angka Tahun 2015

Dari tabel jumlah penduduk di atas dapat diketahui bahwa di Desa Jalancagak memiliki
jumlah penduduk tertinggi dengan jumlah 10.110 jiwa dan juga Desa Jalancagak juga
merupakan pusat perdagangan sehingga volume lalu lintas di Desa Jalancagak cukup tinggi
atau ramai.
Kegiatan kebudayaan yang memberikan bangkitan pergerakan di Kawasan Perkotaan
Jalancagak yaitu seni calung dan sisingaan yang diadakan satu tahun sekali akan tetapi
memakan badan jalan sehingga membuat keramaian lalu lintas pada saat ada acara seni
calung dan sisingaan di Kawasan Perkotaan Jalancagak.
10.5 Sistem Pergerakan Transportasi Perkotaan Jalancagak
10.5.1 Analisis kapasitas jalan
Berdasarkan Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM, 1997) Kapasitas jalan
merupakan volume dimana lalu lintas dapat lewat sepanjang jalan tersebut pada keadaan
tertentu.Kapasitas jalan diperkotaan biasanya ditentukan oleh kemampuan keadaan yang
dilewatkan/dilepaskan oleh persimpangan, jaringan jalan terdiri dari persimpangan dan
link.
Masing-masing komponen mempunyai karakteristik fisik yang mempengaruhi arus
lalu-lintas maksimum yang dapat dilewatkan. Dalam analisis kapasitas di Raya Jalancagak,
Jalan Raya Jalancagak – Arah Subang, Jalan Raya Subang – Bandung, Jalan Raya
Sagalaherang dan Jalan Raya Kasomalang – Sumedang, dalam perhitungan Kapasitas Jalan
yang digunakan adalah sebagai berikut.
Kapasitas jalan : C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs

Keterangan :
C

: Kapasitas

Co

: Kapasitas dasar

FCw : Faktor koreksi untuk lebar jalan
FCsp

: Faktor koerksi kapasitas akibat pembagian arah (tidak berlaku

untuk satu arah)
FCsf

: Faktor koreksi kapasitas akibat hambatan samping

FCcs: Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota (jumlah penduduk)
Berikut ini adalah analisis perhitungan kapasitas jalan di Kawasan Perkotaan
Jalancagak yaitu Jalan Raya Jalancagak, Jalan Raya Jalancagak – Arah Subang, Jalan Raya
Subang– Bandung, Jalan Raya Sagalaherang dan Jalan Raya Kasomalang – Sumedang
yang dapat dilihat pada tabeldi bawah, namun sebelumnya kita harus mengidentifikasi
lebar dan lajur dari ruas jalan yang diamati sebagai berikut :
1. Jalan Raya Jalancagak, Jalan Raya Jancagak – Arah Subang, Jalan Raya
Jalancagak – Sumedang, dan Jalan Raya Subang – Bandung
o

Lebar Eksisting

:6 meter

o

Jumlah Lajur dan jalur : Jalan 2 lajur tanpa pembatas median

o

Lebar bahu jalan

: 0,5 meter

Tabel X.10
Hasil Perhitungan Kapasitas Jalan
Jalan Raya Jalancagak (Arah Subang) , Jalan Raya Kasomalang – Sumedang, dan Jalan Raya Subang
– Bandung, Jalan Raya Jalancagak
N
Parameter
Kondisi
Nilai
o
Jalan 2 lajur tanpa pembatas
median

2900

6 Meter

0,87

faktor penyesuaian pemisahan
arah (FCsp)

dua arah

1,00

10

Faktor penyesuaian hambatan
samping (FCsf)

Komersial dan aktXitas pinggir
jalan tinggi dengan bahu jalan 0,5
m

0,82

5

Faktor penyesuaian ukuran kota
(FCcs)

1

kapasitas dasar (Co)

2

faktor penyesuaian lebar jalur lalu
lintas (FCw)

3

Jumlah penduduk 1010.3066
jiwa
< 0.1 juta penduduk

Sumber : Hasil Analisis Traffic Counting Jalan A H Nasution Tahun 2015

C

= Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
= 2900 X 0,87 X 1,00 X 0,82 X 0,86
= 1779,22 smp/jam.

0,86

Kapasitas di Raya Jalancagak, Jalan Raya Jalancagak – Arah Subang, Jalan Raya Subang –
Bandung, dan Jalan Raya Kasomalang – Sumedang adalah 1779,22 smp/jam artinya volume
lalu lintas yang dapat lewat di jalan tersebut maksimal 1779,22 smp/jam. Kapasitas di Raya
Jalancagak, Jalan Raya Jalancagak – Arah Subang, Jalan Raya Subang – Bandung, dan Jalan
Raya Kasomalang – Sumedang dipengaruhi oleh beberapa indikator seperti Faktor hambatan
sampingnya yaitu daerah komersial dan aktXitas pinggir jalan yang tinggi dengan bahu jalan
0,5 dan faktor jumlah penduduk di Kawasan Perkotaan Jalancagak maka kapasitas di jalan
tersebut 1779,22 smp/jam.
2. Jalan Raya Sagalaherang
o

Lebar Eksisting

:6 meter

o

Jumlah Lajur dan jalur : Jalan 2 lajur tanpa pembatas median

o

Lebar bahu jalan

: 0,5 meter

Tabel X.11
Hasil Perhitungan Kapasitas Jalan Ruas Jalan Raya Sagalaherang
N
o

Parameter

Kondisi

Nilai

1

kapasitas dasar (Co)

Jalan 2 lajur tanpa pembatas
median

2900

2

faktor penyesuaian lebar jalur lalu
lintas (FCw)

3 meter per lajur

0,87

3

faktor penyesuaian pemisahan
arah (FCsp)

dua arah

1,00

10

Faktor penyesuaian hambatan
samping (FCsf)

Daerah industri dengan beberapa
toko di pinggir jalan dengan bahu
jalan 0,5 m

0.89

5

Faktor penyesuaian ukuran kota
(FCcs)

Jumlah penduduk 1010.3066
jiwa

0,86

< 0.1 juta penduduk

Sumber : Hasil Analisis Traffic Counting Jalan A H Nasution Tahun 2015

C

= Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
= 2900 X 0,87 X 1,00 X 0,89 X 0,86
= 1931,10 smp/jam.

Kapasitas di Jalan Raya Sagalaherang adalah 1931,10 smp/jam artinya volume lalu lintas
yang dapat lewat di jalan tersebut maksimal 1930,10 smp/jam. Kapasitas di Jalan Raya
Sagalaherank dipengaruhi oleh beberapa indikator seperti Faktor hambatan sampingnya

yaitu daerah industry dengan beberapa toko di pinggir jalan dengan bahu jalan 0,5 dan faktor
jumlah penduduk di Kawasan Perkotaan Jalancagak maka kapasitas di jalan tersebut 1779,22
smp/jam.
10.5.2 Analisis Volume Lalu Lintas
Analisis Volume Lalu Lintas diperoleh dariHasil traffic counting diperoleh dengan
melakukan survey primer di Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang. Traffic counting
yang dilakukan yaitu dengan menghitung jumlah kendaraan yang melintas di setiap titik traffic
counting yang dilakukan pada pagi hari pukul 06.00 s/d 08.00 wib, siang hari pukul 11.00 s/d
13.00 wib dan sore hari pukul 16.00 s/d 18.00 wib dengan rentang waktu dua jam per lima
belas menit untuk satu kali traffic counting. Traffic counting dilakukan selama 2 hari, yaitu satu
hari kerja (week day) dan satu hari libur (week end), berikut ini merupahan hasil traffic
counting yang dilakukan di Kawasan Perkotaan Jalancagak Kabupaten Subang.
1. Hasil Traffic Counting Masuk – keluar pada Weekday
Tabel X.12
Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Subang Bandung (Weekday)
Jalan Raya Subang-Bandung (Ciater) – Weekday
Masuk

Waktu

Jumlah

Ringan

Sedang

Berat

Ringan

Sedang

Berat

820

323

75

205

323

93,75

Pagi

Keluar
729

Waktu

Nilai SMP

269

Nilai SMP
102

182,25

Masuk

269

621,75
Jumlah

52,5

503,75

Nilai SMP

Ringan

Sedang

Berat

Ringan

Sedang

Berat

Jumlah

667

1011

72

166,75

1011

90

667,75

Siang

Keluar
611

323

Nilai SMP
71

152,75

Masuk

Waktu

323

Jumlah
56,8

Nilai SMP

Jumlah

Ringan

Sedang

Berat

Ringan

Sedang

Berat

809

3810

75

202,25

3810

93,75

Sore

Keluar
991

1035

Sumber : Hasil Analisis 2015

Nilai SMP
103

2107,75

1035

532,55

680
Jumlah

53,75

736,5

Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Subang Bandung (Weekday) memperlihatkan
bahwa volume lalu lintas yg lebih padat terdapat pada waktu pagi masuk ke arah
Jalan Raya Subang-Bandung (Ciater) dengan nilai SMP 621,75 karena didominasi
oleh kendaraan ringan dengan status jalan provinsi sehingga aksesibilitasnya tinggi
dan juga karena di dominasi kegiatan perkebunan sehingga menarik pergerakan ke
ruas jalan tersebut , Untuk Volume lalu lintas yg lebih padat terdapat pada waktu
siang masuk ke arah Jalan Raya Subang-Bandung (Ciater) dengan nilai SMP 667,75
karena didominasi oleh kendaraan sedang serta dengan status jalan provinsi
sehingga aksesibilitasnya tinggi dan juga karena didominasi kegiatan perkebunan
sehingga menarik pergerakan ke ruas jalan tersebut , Sedangkan Untuk Volume lalu
lintas yg lebih padat terdapat pada waktu sore keluar dari arah Jalan Raya SubangBandung (Ciater) dengan nilai SMP 736,5 karena didominasi oleh kendaraan
ringandengan status jalan provinsi sehingga aksesibilitasnya tinggi dan juga karena
didominasi kegiatan perkebunan sehingga menarik pergerakan ke ruas jalan
tersebut.
Tabel X.13
Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Sahalaherang (Weekday)
Jalan Raya Sagalaherang (Arah Purwakarta)
Waktu

Masuk
Ringan

Sedang

Berat

Ringan

Sedang

Berat

768

181

30

192

181

37,5

Pagi

Keluar
717

153

Nilai SMP
103

179,25

Masuk

Waktu

153

53,75

Nilai SMP
Berat

Ringan

Sedang

Berat

8108

99

310

212

99

102,5

689

197

Nilai SMP
108

172,25

Masuk

197

60

Nilai SMP

Sedang

Berat

Ringan

Sedang

Berat

7310

91

20

183,5

91

25

Masuk
692

Sumber : Hasil Analisis 2015

227

Nilai SMP
81

173

227

386

353,5
Jumlah

Ringan

Sore

1010,5

Jumlah

Sedang

Keluar

Jumlah

Jumlah

Ringan

Siang

Waktu

Nilai SMP

1029,25
Jumlah
299,5
Jumlah

101,25

501,25

Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Sagalaherang –Purwakarta (Weekday)
memperlihatkan bahwa volume lalu lintas yg lebih padat terdapat pada waktu pagi masuk
ke arah Jalan Raya Sagalaherang –Purwakarta dengan nilai SMP 1010,5 karena didominasi
oleh kendaraan ringan serta kegiatan industri dengan beberapa toko di pinggir jalan
sehingga menimbulkan tarikan pergerakan ke ruas jalan tersebut, Untuk Volume lalu
lintas yg lebih padat terdapat pada waktu siang keluar dari arah Jalan Raya Sagalaherang –
Purwakarta dengan nilai SMP 1029,25 karena didominasi oleh kendaraan ringan serta
kegiatan industri dengan beberapa toko di pinggir jalan sehingga menimbulkan tarikan
pergerakan ke ruas jalan tersebut, Sedangkan Untuk Volume lalu lintas yg lebih padat
terdapat pada waktu sore keluar dari arah Jalan Raya Sagalaherang –Purwakarta dengan
nilai SMP 501,25 karena didominasi oleh kendaraan ringan serta kegiatan industri dengan
beberapa toko di pinggir jalan sehingga menimbulkan tarikan pergerakan ke ruas jalan
tersebut
Tabel X.14
Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Kasomalang (Weekday)
Jalan Raya Kasomalang (arah Sumedang)
Masuk

Waktu

Jumlah

Ringan

Sedang

Berat

Ringan

Sedang

Berat

791

177

88

197,75

177

110

Pagi

Keluar
1002

Waktu

Nilai SMP

221

Nilai SMP
103

100,5

Masuk

221

Jumlah
128,75

Nilai SMP

Ringan

Sedang

Berat

Ringan

Sedang

Berat

1032

223

109

108

223

136,25

Siang

Keluar
351

156

Nilai SMP
118

87,75

Masuk

Waktu

156

1107,5

Nilai SMP
Berat

Ringan

Sedang

Berat

550

1810

53

137,5

1810

66,25

772

312

Nilai SMP
1010

193

312

Jumlah
1067,25

391,25
Jumlah

Sedang

Keluar

1050,25

Jumlah

Ringan

Sore

10810,75

387,75
Jumlah

390

895

Sumber : Hasil Analisis 2015

Hasil Traffic Counting di Jalan Hasil Traffic Counting di Jalan Raya Kasomalang
(Weekday) memperlihatkan bahwa volume lalu lintas yg lebih padat terdapat pada waktu

pagi masuk ke arah Jalan Raya Kasomalang dengan nilai SMP 10810,75 karena didominasi
oleh kendaraan ringan serta kegiatan perdagangan dan perkebunan sehingga cukup
menatik pergerakan ke ruas jalan tersebut , Untuk Volume lalu lintas yg lebih padat
terdapat pada waktu siang masuk ke arah Jalan Raya Kasomalang dengan nilai SMP
1067,25 karena didominasi oleh kendaraan ringan serta kegiatan perdagangan dan
perkebunan sehingga cukup menatik pergerakan ke ruas jala

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65