PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA ADMINISTRASI_NEGARA ADMINISTRASI_NEGARA

PANCASILA SEBAGAI DASAR
NEGARA
Pengertian pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
sansekerta pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan
dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan
tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) undang –undang dasar 1945
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam
beberapa tahap selama masa perumusan pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati
sebagai hari lahirnya Pancasila.

I.1 Pengertian Pancasila secara etimologis
Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India (bahasa kasta Brahmana)
adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa
sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti secara leksikal yaitu :
“panca” artinya “lima”
“syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”
“syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang

senonoh”
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan “susila “
yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara etimologis kata “Pancasila”
yang dimaksudkan adalah adalah istilah “Panca Syilla” dengan vokal i pendek yang memilki
makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”.
Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang
penting.

I.2 Pengertian Pancasila Secara Historis
Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr. Radjiman
Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut.

Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan
dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad
Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan (tanpa teks)
mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama
“Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah seorang
temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian

keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk
Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip
sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila.
Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum.
Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang
dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal
ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar
negara, yang secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.

I.3 Pengertian Pancasila Secara Terminologis
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara Republik
Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negaranegara yang merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera
mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan
UUD negara Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri
atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1
aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum rumusan
Pancasila sebagai berikut :
1.
2.

3.
4.

Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang secara
konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI
yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.

I.4 Pengertian Pancasila Menurut Para Tokoh
1. Notonegoro
Menurut notonegoro pancasila adalah dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia sebagai dasar pemersatu,
lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara indonesia
2. Muhammad Yamin

Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi, asas, dasar
atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. dengan demikian pancasila
merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting
dan baik.
3. I.R Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa indonesia yang turun temurun yang sekian abad lamanya
terpendam bisu oleh kebudayaan barat. dengan demikian, pancasila tidak saja falsafah
negara. tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa indonesia
4. Panitia Lima
Pancasila ada lima asas yang merupakan ideologi Negara kelima itu merupakan kesatuan
yang tidak dapat di pisahkan satu sama lain. Hubungan antara lima asa erat
sekali,berangkaian dan tidak berdiri sendiri.

PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH BANGSA
Dalam memorandum DPRGR 9 Juli 1966, yang disahkan oleh MPRS dengan
ketetapannya Nomor XX/MPRS/1966, Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia yang
telah dimurnikan dan dipadatkan menjadi dasar falsafah negara RI. Pandangan hidup yaitu
pandangan dunia atau way of life, yaitu bagaimana cara menjalani kehidupan.
Sebagai falsafah hidup atau pandangan hidup, Pancasila mengandung wawasan dengan
hakikat, asal, tujuan, nilai, dan arti dunia seisinya, khususnya manusia dan kehidupannya, baik

secara perorangan maupun sosial. Falsafah hidup bangsa mencerminkan konsepsi yang
menyeluruh dengan menempatkan harkat dan martabat manusia sebagai faktor sentral dalam
kedudukannya yang fungsional terhadap segala sesuatu yang ada.
Ini berarti bahwa wawasan dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila secara
kultural diinginkan agar tertanam dalam hati sanubari, watak, kepribadian serta mewarnai
kebiasaan, perilaku dan kegiatan lembaga-lembaga masyarakat. Kelima nilai dasar yang tercakup
dalam Pancasila memberikan makna hidup dan menjadi tuntutan serta tujuan hidup. Dengan kata
lain Pancasila merupakan cita-cita moral bangsa Indonesia yang mengikat seluruh warga
masyarakat, baik secara perorangan maupun sebagai kesatuan bangsa.
Pancasila sebagai falsafah hidup dan cita-cita moral bangsa Indonesia merupakan inti
semangat bersama dari berbagai moral yang secara nyata terdapat di Indonesia. Seperti diketahui,
di tanah air kita terdapat berbagai ajaran moral sesuai dengan adanya berbagai agama dan
kepercayaan serta adat istiadat. Setiap moral itu mempunyai corak sendiri , berbeda satu sama
lain, dan hanya berlaku pada umatnya yang bersangkutan. Namun, dalam moral-moral itu
terdapat unsur bersama yang bersifat umum dan mengatasi segala paham golongan. Moral
Pancasila mampu mengatasi segala golongan dan bersifat nasional.

Pancasila sebagai falsafah hidup menginginkan agar moral Pancasila menjadi moral
kehidupan negara dalam arti menuntut penyelenggara dan penyelenggaraan negara menghargai
dan menaati prinsip-prinsip moral atau etika politik. Sebagai konsekuensinya, negara tunduk

kepada moral dan wajib mengamalkannya. Moral menjadi norma tindakan dan kebijaksanaan
negara sehingga perlu dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
Moral Pancasila memberikan inspirasi dan menjadi pembimbing dalam pembuatan
undang-undang yang mengatur kehidupan negara, menetapkan lembaga-lembaga negara dan
tugas mereka masing-masing, serta hubungan kerja sama diantara mereka, hak-hak dan
kedudukan warga negara, dan hubungan warga negara dan negara dalam iklim semangat
kemanusiaan.
Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti bahwa semua norma moral harus dijadikan norma
yuridis. Norma moral ditetapkan menjadi norma hukum positif selama norma itu mengatur

tindakan-tindakan lahiriah yang menyangkut masyarakat. Sementara itu, masalah yang sematamata batiniah merupakan urusan pribadi warga negara. Hal ini harus senantiasa diperhatikan
dalam pelaksanaan pembinaan dan pengaturan negara terhadap peri kehidupan bangsa.
Oleh karena itu, tampaklah bahwa materi perundang-undangan terbatas pada moral
bersama rakyat (Public morality). Sehubungan dengan pengamalan Pancasila dalam konteks
moral perorangan, negara wajib menciptakan suasana yang mampu memupuk budi pekerti luhur
dengan baik. Dalam penjelasan umum UUD 1945 dengan tepat ditandaskan bahwa “undangundang dasar harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral
rakyat yang luhur.’

PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA

SUMBER HUKUM
Sumber dari tertib hukum suatu negara atau yang biasa dinyatakan sebagai sumber dari
segala sumber hukum adalah pandangan hidup, kesadaran, dan cita-cita hukum serta cita cita
moral yang meliputi suasana kejiwaan dan watak dari rakyat dan negara yang bersangkutan.
Sumber dari tertib hukum RI adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta citacita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadialan sosial,
perdamaian nasional, cita-cita politik mengenai sifat-sifat, bentuk dan tujuan negara, serta citacita moral bangsa mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan. Pandangan hidup,
kesadaran, dan cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur yang meliput suasana kejiwaan serta
watak dari bangsa Indonesia itu pada tanggal 18 Agustus 1945 telah dimurnikan dan dipadatkan
oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi Dasar Negara Republik Indonesia yakni
Pancasila.
Pasal 2 Undang-undang No. 10 Tahun 2004 menyatakan bahwa Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum negara. Hal ini sesuai dengan kedudukannya sebagai dasar
(filosofis) negara sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945, Alinea IV.
Menurut UUD 1945 Pasal 1 Ayat 3 dinyatakan bahwa negara Indonesia adalah Negara
hukum. Hal tersebut mengandung makna bahwa setiap sendi kehidupan masyarakat harus

berdasarkan hukum yang berlaku. Maka dapat diartikan hukum sangat dibutuhkan oleh suatu
negara Indonesia yaitu :
1. untuk menjamin kepentingan dan hak asasi rakyat dari kemungkinan penindasan atau
kesewenangan-wenangan penguasa/pemerintah

2. memastikan tiap warga negara menjalankan hak dan kewajibannya.
3. menjamin pelaksanaan pembangunan nasional dan pencapaian tujuan nasional
4. membuat hubungan antar warga negara dan warga negara dengan pemerintahan selaras,
serasi, dan seimbang.
5. menciptakan kehidupan masyarakat yang tertib, teratur, adil, damai dan sejahtera.

Sebagai negara hukum Indonesia mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Mengakui dan melindungi hak asasi manusia
2. Memiliki lembaga peradilan yang bebas, tidak memihak, serta dalam melaksanakan
tugasnya tidak dipengaruhi oleh kekuasaan atau kekuatan manapun
3. Adanya peradilan, hukum, dan saksi hukum yang tidak memihak
4. Dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara, segala sesuatunya berdasarkan
hokum

5iu89Tujuan dari adanya hukum adalah untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang tertib
dan teratur.