ANALISIS RUAS JALAN RAWAN KECELAKAAN LAL
SEMINAR NASIONAL SAINSTEK KE-3 UNDANA TAHUN 2016
Hotel Swiss-Belinn , Kupang – 28-29 Oktober 2016
ANALISIS RUAS JALAN RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS
DI KOTA KUPANG
(STUDI KASUS RUAS JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR)
Margareth Evelyn Bolla1
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Nusa Cendana Kupang, Jl. Adisucipto Kupang
Email:[email protected]
ABSTRAK
Kota Kupang merupakan daerah penyumbang angka kecelakaan terbesar di propinsi Nusa Tenggara
Timur, untuk itu tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis ruas jalan rawan kecelakaan
lalulintas di Kota Kupang, disertai analisis deskriptif karakteristik kecelakaan yang terjadi. Hasil
analisis menunjukkan terdapat 14 ruas jalan arteri dan 21 ruas jalan kolektor yang merupakan lokasi
kecelakaan dengan jumlah total korban sebanyak 1406 orang. Berdasarkan metode UCL didapatkan
9 ruas jalan, sedangkan dengan metode BKA didapat 7 ruas jalan yang tergolong ruas jalan rawan
lakalalin. Tiga besar ruas jalan dengan angka kecelakaan tertinggi adalah: 1) ruas jalan Timor Raya,
jumlah total lakalalin sebanyak 256 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan lalulintas terjadi
pada hari Minggu (18.75%), pukul 18.00 – 23.59 Wita (40.32%), dengan tipe tabrakan depan
(33.33%), melibatkan sepeda motor (63.82%), usia korban 18 tahun – 25 tahun (41.57%), berjenis
kelamin laki-laki (82.75%), jenis pekerjaan swasta (43.23%), pendidikan terakhir PT (43.07%), dan
korban yang tidak memiliki SIM sebanyak 71.46%. 2) Ruas jalan Frans Seda, jumlah total lakalalin
sebanyak 73 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan lalulintas terjadi pada hari Senin
(20.55%), pukul 18.00 – 23.59 Wita (33.33%), dengan tipe tabrakan hilang kendali (21.92%),
melibatkan sepeda motor (61.17%), usia korban 18 tahun – 25 tahun (34.92%), berjenis kelamin
laki-laki (72.22%), jenis pekerjaan swasta (34.40%), pendidikan terakhir PT (%%.41%), dan korban
yang tidak memiliki SIM sebanyak 62.17%. 3) Ruas jalan Pahlawan, jumlah total lakalalin sebanyak
49 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan lalulintas terjadi pada hari Selasa (25.00%), pukul
12.00 – 17.59 Wita (40.82%), dengan tipe tabrakan depan (28.57%), melibatkan sepeda motor
(58.23%), usia korban 18 tahun – 25 tahun dan 36 – 55 tahun masing-masing sebesar 29.47%,
berjenis kelamin laki-laki (81.05%), jenis pekerjaan swasta (47.31%), pendidikan terakhir SMA
(46.34%), dan korban yang tidak memiliki SIM sebanyak 75.51%.
Kata kunci: kecelakaan, jalan, APW, UCL, BKA
1.
PENDAHULUAN
Kecelakaan lalu lintas merupakan indikator utama tingkat keselamatan jalan raya. Di negara maju masalah
keselamatan jalan sangat diperhatikan untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas dan jumlah korban
kecelakaan lalu lintas yang terjadi.
Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang menyumbang angka kecelakaan terbesar di
Indonesia. Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Nusa Tenggara Timur, pada tahun 2011 tingkat kecelakan
lalu lintas di wilayah provinsi kepulauan ini berada pada urutan ketiga terbanyak di Indonesia (Surya Inside 2011).
Untuk kota Kupang sebagai ibu kota propinsi Nusa Tenggara Timur,berdasarkan data dari Direktorat Lalu Lintas
kota Kupang, kecelakaan lalu lintas (lakalantas) yang terjadi di jalan raya kota Kupang dalam sebulan mencapai 30
sampai 60 kasus kecelakaan. Hal ini menjadikan kota Kupang sebagai daerah penyumbang angka kecelakaan
terbesar di Nusa Tenggara Timur.
Mengutip Kapolda NTT Brigjen Polisi Endang Sunjaya (inilah.com), sepanjang tahun 2015 terjadi 1.053 kasus
kecelakaan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), jumlah ini naik dibanding data tahun 2014 yaitu 971 kasus.
lebih lanjut Kapolda mengatakan, umumnya kejadian lakalantas diakibatkan oleh "human error" atau kesalahan
manusia, mulai dari mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk, kebut-kebutan, sampai dengan kesengajaan
melanggar aturan-aturan lalu lintas. Selain itu juga kecelakaan juga dipicu kondisi jalanan yang berlubang dan
B-254
bertebaran material serta akibat galian pipa dan kabel telepon yang berserakan di jalan serta penerangan di malam
hari yang masih kurang.
Dengan tingginya angka kecelakaan yang ada maka dibutuhkan analisis untuk megetahui ruas-ruas jalan mana saja
yang merupakan ruas jalan rawan lakalalin sehingga program penanganan dapat dilakukan secara terarah dan tepat
sasaran. Untuk itu maka pada penelitian ini akan dilakukan analisis ruas jalan rawan kecelakaan lalulintas di Kota
Kupang, khususnya pada ruas jalan arteri dan kolektor, serta melakukan analisis deskriptif karakteristik kecelakaan
yang terjadi.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Kecelakaan lalu lintas menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2009 pasal 1 adalah suatu
peristiwa di jalan raya tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain
yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.
Jenis dan bentuk kecelakaan dapat diklasifikasikan menjadi lima, yaitu kecelakaan berdasarkan korban kecelakaan,
kecelakaan berdasarkan lokasi kejadian, kecelakaan berdasarkan waktu terjadinya kecelakaan, kecelakaan
berdasarkan posisi kecelakaan dan kecelakaan berdasarkan jumlah kendaraan yang terlibat (Wedasana, 2011).
Pembobotan kecelakaan atau weighting adalah suatu nilai yang digunakan untuk menghitung indeks kecelakaan
berdasarkan karakteristik masing-masing kecelakaan, yaitu analisis korban kecelakaan yang meliputi meningggal
dunia (MD), luka berat (LB), luka ringan (LR), dan kerugian material.
Berdasarkan pedoman Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas (Pd T-09-2004-B), pemeringkatan
dengan pembobotan tingkat kecelakaan menggunakan konversi biaya kecelakaan dilakukan sebagai berikut:
1.
Memanfaatkan perbandingan nilai moneter dari biaya kecelakaan dengan perbandingan:
M : B : R : K = 12 : 3 : 3 : 1
Dengan:
M = jumlah korban meninggal dunia
B = jumlah korban luka berat
R = jumlah korban luka ringan
K = jumlah kecelakaan dengan kerugian materi
2.
Menggunakan angka ekivalen kecelakaan dengan sistem pembobotan yang mengacu kepada biaya
kecelakaan yaitu:
MD : LB : LR : KM = 12 : 3 : 3 : 1
3.
(1)
Penentuan lokasi rawan kecelakaan lalulintas menggunakan statistik kendali mutu untuk jalan antar kota
sebagai control-chart UCL (Upper Control Limit), yaitu:
UCL = + Ψ x
+
m
0,829
m
+
1
2
×m
(2)
Dengan:
= angka kecelakaan rata-rata
Ψ = faktor probabilitas, untuk tingkat signifikansi 95%, Ψ = 1.645
m = nilai kecelakaan (APW) tiap-tiap ruas
jika nilai kecelakaan suatu ruas jalan lebih besar dari nilai batas kontrolnya (UCL) maka ruas jalan tersebut
ditetapkan sebagai ruas jalan rawan lakalalin.
4.
Jumlah nilai bobot kcelakaan melebihi suatu batas tertentu yaitu Batas Kontrol Atas (BKA) maka ruas jalan
tersebut ditetapkan sebagai ruas jalan rawan kecelakaan. Rumus BKA ditentukan sebagai berikut (Wheeler,
1992):
BKA = C + 3 C
(3)
Dengan:
B-255
C = rata-rata angka kecelakaan (sesuai angka kecelakaan yang ditinjau)
3.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rekapitulasi dan kompilasi data kecelakaan lalulintas di Kota Kupang periode tahun 2011–2015,
teridentifikasi 14 ruas jalan arteri dan 21 ruas jalan kolektor merupakan lokasi kecelakaan. Jumlah total korban
adalah sebanyak 1406 orang, terdiri dari 176 korban meninggal dunia, 173 korban luka berat, 1057 korban luka
ringan, sedangkan data jumlah kerugian material tidak tersedia.
Data selengkapnya jumlah korban kecelakaan untuk tiap-tiap ruas jalan arteri dan kolektor dapat dilihat pada Tabel
1. Rumus (1) digunakan untuk menghitung bobot kecelakaan tiap-tiap ruas jalan, sedangkan rumus (2) dan (3)
digunakan dalam penentuan ruas jalan rawan kecelakaan lalulintas.
Contoh analisis ruas jalan rawan kecelakaan untuk ruas jalan Adisucipto sebagai berikut:
Berdasarkan hasil rekapitulasi data kecelakaan lalu lintas tahun 2011 – 2015 maka dapat diketahui jumlah total
korban adalah sebanyak 59 orang, terdiri dari 10 korban meninggal dunia, 12 korban luka berat dan 37 korban
luka ringan, sedangkan untuk data kerugian materil tidak tersedia.
Dengan rumus (1) maka besar bobot kecelakaan:
APW = (12 x 10) + (3 x 12) + (3 x 37)
= 267
Batas kontrol UCL dihitung sebagai berikut:
Dengan = jumlah bobot kecelakaan seluruh ruas jalan yang ditinjau/ jumlah ruas jalan tinjauan
= 5802/ 35
= 165.77
Ψ = faktor probabilitas, untuk tingkat signifikansi 95%, Ψ = 1.645
m = APW = 267, maka
UCL = 165.77 + 1.645 x
165 .77
267
+
0,829
267
+
1
2
× 267
= 184.82
Nilai UCL merupakan nilai yang fluktuatif karena dipengaruhi besaran nilai kecelakaan masing-masing ruas
jalan yang berbeda-beda.
Berdasarkan Nilai Batas Kontrol Atas (BKA) adalah:
Dengan
C = 165.77
BKA = 165.77 + 3165.77
= 204.40
Nilai BKA merupakan nilai yang tetap (fixed) untuk keseluruhan ruas jalan tinjauan.
Karena nilai bobot kecelakaan ruas jalan Adisucipto lebih besar dari nilai kontrol, baik UCL (267 > 184.823)
maupun BKA (267 > 204.40), maka ruas jalan Adisucipto tergolong sebagai ruas jalan rawan kecelakaan lalu
lintas.
Dengan langkah kerja yang sama maka hasil analisis ruas jalan arteri dan kolektor rawan kecelakaan di Kota
Kupang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.
B-256
Tabel 1. Data Nama dan Fungsi Jalan, Jumlah Korban serta Angka Kecelakaan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
NAMA JALAN
A. Nisnoni
Adisucipto
Ahmad Yani
Amabi
Raya Bolok
U. Suropati
Bundaran PU
Cak Doko
Eltari
Frans Seda
H.R Koroh
Herewilla
Herman Johanes
Jalur 40
M. Praja
Moh Hatta
Pahlawan
Piet A. Tallo
Pulau Indah
R. Suprapto
W.R Mongonsidi
Sasando
Siliwangi
SK Lerik
Soeharto
Soekarno
Sudirman
Sumatra
Sumba
Tabun
Timor Raya
Tompello
Urip Sumoharjo
WJ Lalamentik
Yos Sudarso
FUNGSI JALAN
JUMLAH KORBAN
MD
Kolektor Sekunder
1
Arteri Sekunder
10
Arteri Primer
4
Kolektor Sekunder
5
Kolektor Sekunder
0
Kolektor Sekunder
0
Kolektor Primer
1
Kolektor Sekunder
3
Arteri Sekunder
4
Arteri Sekunder
16
Kolektor Primer
7
Kolektor Sekunder
0
Arteri Sekunder
1
Kolektor Primer
7
Arteri Primer
8
Kolektor Primer
4
Arteri Primer
8
Arteri Sekunder
8
Kolektor Sekunder
0
Kolektor Sekunder
0
Kolektor Sekunder
2
Kolektor Sekunder
0
Arteri Primer
0
Kolektor Sekunder
2
Kolektor Primer
2
Kolektor Primer
1
Kolektor Primer
6
Arteri Sekunder
0
Arteri Sekunder
0
Kolektor Sekunder
0
Arteri Primer
60
Kolektor Sekunder
0
Arteri Primer
4
Kolektor Sekunder
3
Arteri Primer
9
Jumlah = 176
LB
LR
3
20
12
37
6
16
8
27
0
8
1
9
1
9
3
31
6
36
15
77
11
58
2
0
0
1
12
39
0
15
3
14
5
66
10
54
1
6
0
2
2
10
0
2
0
2
1
5
2
58
1
13
2
32
0
2
0
2
1
6
62
334
1
1
0
7
0
35
2
23
173 1057
TOTAL
24
59
26
40
8
10
11
37
46
108
76
2
2
58
23
21
79
72
7
2
14
2
2
8
62
15
40
2
2
7
456
2
11
38
34
1406
APW
UCL
BKA
81.00
267.00
114.00
165.00
24.00
30.00
42.00
138.00
174.00
468.00
291.00
6.00
15.00
237.00
141.00
99.00
309.00
288.00
21.00
6.00
60.00
6.00
6.00
42.00
204.00
54.00
174.00
6.00
6.00
21.00
1908.00
6.00
69.00
141.00
183.00
5802
176.50
184.82
178.35
180.80
172.93
173.23
173.99
179.55
181.20
190.95
185.65
174.90
172.87
183.73
179.70
177.54
186.25
185.55
172.83
174.90
175.19
174.90
174.90
173.99
182.45
174.79
181.20
174.90
174.90
172.83
216.58
174.90
175.77
179.70
181.58
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
Dari hasil analisis pada Tabel 1, terlihat bahwa dengan menggunakan nilai batas kontrol metode UCL akan didapat
sembilan (9) ruas jalan yang tergolong ruas jalan rawan lakalalin yaitu berturut-turut ruas jalan Timor Raya, Frans
Seda, Pahlawan, H.R. Koroh, Piet A. Tallo, Adisucipto, Jalur 40, Soeharto, dan Yos Sudarso; Sedangkan jika
menggunakan metode BKA terdapat tujuh (7) ruas jalan yang tergolong ruas jalan rawan lakalalin yaitu ruas jalan
Timor Raya, Frans Seda, Pahlawan, H.R. Koroh, Piet A. Tallo, Adisucipto, serta Jalur 40.
Berdasarkan kedua metode tersebut, tiga (3) besar ruas jalan rawan lakalalin di Kota Kupang berturut-turut adalah
ruas jalan Timor Raya, ruas jalan Frans Seda, dan ruas jalan Pahlawan. Ruas jalan yang paling rawan adalah ruas
jalan Timor Raya yang memiliki nilai kecelakaan (APW) sebesar 1908, jauh diatas nilai UCL (216.58) maupun nilai
BKA (204.40). Hasil rekapitulasi dan kompilasi data kecelakaan untuk ketiga ruas jalan tersebut memberikan
gambaran karateristik kecelakaan sebagai berikut:
a.
Jalan Timor Raya
Jumlah total lakalalin sebanyak 256 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan lalulintas yang terjadi yaitu
pada kategori:
B-257
Hari Minggu (18.75%);
Pukul 18.00 – 23.59 Wita (40.32%);
Tipe tabrakan depan (33.33%);
Melibatkan sepeda motor (63.82%);
Usia korban 18 tahun – 25 tahun (41.57%);
Jenis kelamin korban laki-laki (82.75%);
Jenis pekerjaan korban adalah swasta (43.23%);
Pendidikan terakhir korban Perguruan Tinggi (43.07%);
Korban tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) (71.46%).
Dari data tersebut maka dapat dianalisis karakteristik kecelakaan pada ruas Jalan Timor Raya. Dengan fungsi
jalan arteri primer, yang menghubungkan Kota Kupang ke kabupaten-kabupaten lainnya di Pulau Timor,
bahkan ke Negara Timor Leste, juga tata guna lahan sepanjang ruas jalan Timor Raya yang bervariasi
mengakibatkan tingginya pergerakan kendaraan yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalulintas.
Persentase terbesar kecelakaan terjadi pada hari Minggu dan pada pukul 18.00-23.59 Wita, ditenggarai karena
pada waktu-waktu tersebut tidak ada lagi aparat kepolisian yang berjaga di jalan sehingga banyak pemakai jalan
yang kemudian sembrono, ugal-ugalan ataupun melanggar aturan lalulintas. Dengan mayoritas korban tidak
memiliki SIM juga mengindikasikan bahwa pengemudi tidak memahami tata tertib lalu lintas dengan baik. Usia
korban yang tergolong pemuda (18-25 tahun), berjenis kelamin laki-laki, dan menggunakan sepeda motor,
cenderung berkecepatan tinggi saat berkendara sehingga kurang memperhatikan kendaraan dari arah yang
berlawanan. Ditambah lebar jalan Timor Raya yang bervariasi dan tidak bermedian, menyebabkan seringnya
terjadi kecelakaan dengan posisi tabrak depan. Foto kondisi salah satu titik pada ruas jalan Timor Raya seperti
terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Salah Satu Titik Ruas Jalan Timor Raya
b.
Jalan Frans Seda
Jumlah total lakalalin sebanyak 73 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan lalulintas yang terjadi yaitu
pada kategori:
Hari Senin (20.55%);
Pukul 18.00 – 23.59 Wita (33.33%);
Tipe tabrakan hilang kendali (21.92%);
Melibatkan sepeda motor (61.17%);
Usia korban 18 tahun – 25 tahun (34.92%);
B-258
Jenis kelamin korban laki-laki (72.22%);
Jenis pekerjaan korban adalah swasta (34.40%);
Pendidikan terakhir korban Perguruan Tinggi (55.41%);
Korban tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) (62.17%).
Ruas jalan Frans Seda memiliki fungsi jalan arteri sekunder, merupakan ruas jalan yang menghubungkan
kawasan pemukiman ke kawasan-kawasan perkantoran dan pendidikan. Ruas jalan ini memiliki kondisi
perkerasan yang baik, bermedian dan secara umum berbentuk lurus (minim tikungan). Kondisi ini
menyebabkan seringnya terjadi kecelakaan pada malam hari akibat pengendara sepeda motor laki-laki yang
berusia muda, yang memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, kemudian tidak mampu mengontrol
kendaraannya dengan baik sehingga hilang kendali.
Faktor lain yang juga bisa menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan ini adalah kondisi penerangan
(lampu jalan) yang tidak semuanya berfungsi dengan baik sehingga berakibat pandangan pengendara pada
malam hari minim cahaya. Foto kondisi salah satu titik pada ruas jalan Frans Seda seperti terlihat pada Gambar
2 berikut ini.
Gambar 2. Salah Satu Titik Ruas Jalan Frans Seda
c.
Jalan Pahlawan.
Jumlah total lakalalin sebanyak 49 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan lalulintas yang terjadi yaitu
pada kategori:
Hari Selasa (25.00%);
Pukul 12.00 – 17.59 Wita (40.82%);
Tipe tabrakan depan (28.57%);
Melibatkan sepeda motor (58.23%);
Usia korban 18 tahun – 25 tahun, dan 36 – 55 tahun (masing-masing sebesar 29.47%);
Jenis kelamin korban laki-laki (81.05%);
Jenis pekerjaan korban adalah swasta (47.31%);
Pendidikan terakhir korban SMA (46.34%);
Korban tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) (75.51%).
Ruas jalan Pahlawan adalah ruas jalan yang menghubungkan kawasan pertokoan dan pusat kota, dengan
kawasan industri dan pergudangan serta pelabuhan laut. Hal ini menyebabkan semua jenis kendaraan baik dari
kendaraan roda dua hingga kendaraan-kendaraan berat pengangkut kontainer berada bersama-sama dijalanan,
B-259
yang kemudian akibat perbedaan jauh karakteristik kendaraan-kendaraan tersebut akan memperbesar
kemungkinan terjadinya kecelakaan. Kondisi ruas jalan Pahlawan yang tanpa median juga menjadi penyebab
tingginya jumlah kecelakaan dengan tipe tabrak depan.
Melihat waktu terjadinya kecelakaan pada siang hingga sore hari, dimana usia mayoritas korban yang selain
orang muda (18-25 tahun) juga terdapat kategori usia 36-55 tahun, berjenis kelamin laki-laki, megendarai
sepeda motor, dengan pendidikan terakhir SMA, mengidikasikan umumnya korban merupakan pegawai swasta
yang keluar untuk mencari makan siang ataupun pulang dari kantor di sore hari
Kecilnya jumlah kepemilikan SIM juga dapat menjadi faktor penyebab tingginya angka kecelakaan, karena
pengendara yang tidak memiliki SIM umumnya kurang memiliki pengetahuan berlalulintas yang baik dan
benar. Pengabaian terhadap rambu-rambu, marka jalan serta ketidakmampuan ‘berkomunikasi’ dengan pemakai
jalan lainnya merupakan pemicu terjadi kecelakaan lalulintas. Foto kondisi salah satu titik pada ruas jalan
Pahlawan seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Salah Satu Titik Ruas Jalan Pahlawan
4.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal berikut:
1.
Berdasarkan data kecelakaan lalulintas di Kota Kupang periode tahun 2011–2015, teridentifikasi 14 ruas
jalan arteri dan 21 ruas jalan kolektor yang merupakan lokasi kecelakaan. Jumlah total korban adalah
sebanyak 1406 orang, terdiri dari 176 korban meninggal dunia, 173 korban luka berat, 1057 korban luka
ringan, sedangkan data jumlah kerugian material tidak tersedia.
2.
Hasil analisis ruas jalan rawan lakalalin memberikan hasil:
3.
a.
Dengan menggunakan nilai batas kontrol metode UCL akan didapat sembilan (9) ruas jalan yang
tergolong ruas jalan rawan lakalalin yaitu berturut-turut ruas jalan Timor Raya, Frans Seda, Pahlawan,
H.R. Koroh, Piet A. Tallo, Adisucipto, Jalur 40, Soeharto, dan Yos Sudarso;
b.
Dengan menggunakan metode BKA terdapat tujuh (7) ruas jalan yang tergolong ruas jalan rawan
lakalalin yaitu ruas jalan Timor Raya, Frans Seda, Pahlawan, H.R. Koroh, Piet A. Tallo, Adisucipto,
serta Jalur 40.
Karakteristik kecelakaan pada tiga (3) besar ruas jalan rawan lakalalin adalah sebagai berikut:
a.
Jalan Timor Raya, jumlah total lakalalin sebanyak 256 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan
lalulintas terjadi pada hari Minggu (18.75%), pukul 18.00 – 23.59 Wita (40.32%), dengan tipe
tabrakan depan (33.33%), melibatkan sepeda motor (63.82%), usia korban 18 tahun – 25 tahun
(41.57%), berjenis kelamin laki-laki (82.75%), jenis pekerjaan swasta (43.23%), pendidikan terakhir
PT (43.07%), dan korban yang tidak memiliki SIM sebanyak 71.46%.
B-260
b.
Jalan Frans Seda, jumlah total lakalalin sebanyak 73 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan
lalulintas terjadi pada hari Senin (20.55%), pukul 18.00 – 23.59 Wita (33.33%), dengan tipe tabrakan
hilang kendali (21.92%), melibatkan sepeda motor (61.17%), usia korban 18 tahun – 25 tahun
(34.92%), berjenis kelamin laki-laki (72.22%), jenis pekerjaan swasta (34.40%), pendidikan terakhir
PT (%%.41%), dan korban yang tidak memiliki SIM sebanyak 62.17%.
c.
Jalan Pahlawan, jumlah total lakalalin sebanyak 49 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan
lalulintas terjadi pada hari Selasa (25.00%), pukul 12.00 – 17.59 Wita (40.82%), dengan tipe tabrakan
depan (28.57%), melibatkan sepeda motor (58.23%), usia korban 18 tahun – 25 tahun dan 36 – 55
tahun masing-masing sebesar 29.47%, berjenis kelamin laki-laki (81.05%), jenis pekerjaan swasta
(47.31%), pendidikan terakhir SMA (46.34%), dan korban yang tidak memiliki SIM sebanyak
75.51%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2009) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalulintas dan Angkutan
Jalan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Puslitbang Prasarana Transportasi. (2004). Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalulintas PD T-09-2004-B.
Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah. Jakarta.
Wedasana, A.S. (2011). Analisis Daerah Rawan Kecelakaan Dan Penyusunan Database Berbasis Sistem Informasi
Geografis (Studi Kasus Kota Denpasar). Universitas Udayana.
Wheeler, Donald J.; Chambers, David S. (1992). Understanding Statistical Process Control. 2nd edition. Knoxville,
Tennessee: SPC Press.
inilahcom.
(2016).
Sepanjang
2015,
Terjadi
1.053
Kecelakaan
http://m.inilah.com/news/detail/2264244/sepanjang-2015-terjadi-1053-kecelakaan-di-ntt
Surya
Inside.
(2011).
NTT
Kecelakaan
Lalu
Lintas
http://www.suryainside.com/index.php/plugin/?mod=3&idb=967.
B-261
Terbesar
Ketiga
di
Di
NTT.
Indonesia.
Hotel Swiss-Belinn , Kupang – 28-29 Oktober 2016
ANALISIS RUAS JALAN RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS
DI KOTA KUPANG
(STUDI KASUS RUAS JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR)
Margareth Evelyn Bolla1
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Nusa Cendana Kupang, Jl. Adisucipto Kupang
Email:[email protected]
ABSTRAK
Kota Kupang merupakan daerah penyumbang angka kecelakaan terbesar di propinsi Nusa Tenggara
Timur, untuk itu tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganalisis ruas jalan rawan kecelakaan
lalulintas di Kota Kupang, disertai analisis deskriptif karakteristik kecelakaan yang terjadi. Hasil
analisis menunjukkan terdapat 14 ruas jalan arteri dan 21 ruas jalan kolektor yang merupakan lokasi
kecelakaan dengan jumlah total korban sebanyak 1406 orang. Berdasarkan metode UCL didapatkan
9 ruas jalan, sedangkan dengan metode BKA didapat 7 ruas jalan yang tergolong ruas jalan rawan
lakalalin. Tiga besar ruas jalan dengan angka kecelakaan tertinggi adalah: 1) ruas jalan Timor Raya,
jumlah total lakalalin sebanyak 256 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan lalulintas terjadi
pada hari Minggu (18.75%), pukul 18.00 – 23.59 Wita (40.32%), dengan tipe tabrakan depan
(33.33%), melibatkan sepeda motor (63.82%), usia korban 18 tahun – 25 tahun (41.57%), berjenis
kelamin laki-laki (82.75%), jenis pekerjaan swasta (43.23%), pendidikan terakhir PT (43.07%), dan
korban yang tidak memiliki SIM sebanyak 71.46%. 2) Ruas jalan Frans Seda, jumlah total lakalalin
sebanyak 73 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan lalulintas terjadi pada hari Senin
(20.55%), pukul 18.00 – 23.59 Wita (33.33%), dengan tipe tabrakan hilang kendali (21.92%),
melibatkan sepeda motor (61.17%), usia korban 18 tahun – 25 tahun (34.92%), berjenis kelamin
laki-laki (72.22%), jenis pekerjaan swasta (34.40%), pendidikan terakhir PT (%%.41%), dan korban
yang tidak memiliki SIM sebanyak 62.17%. 3) Ruas jalan Pahlawan, jumlah total lakalalin sebanyak
49 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan lalulintas terjadi pada hari Selasa (25.00%), pukul
12.00 – 17.59 Wita (40.82%), dengan tipe tabrakan depan (28.57%), melibatkan sepeda motor
(58.23%), usia korban 18 tahun – 25 tahun dan 36 – 55 tahun masing-masing sebesar 29.47%,
berjenis kelamin laki-laki (81.05%), jenis pekerjaan swasta (47.31%), pendidikan terakhir SMA
(46.34%), dan korban yang tidak memiliki SIM sebanyak 75.51%.
Kata kunci: kecelakaan, jalan, APW, UCL, BKA
1.
PENDAHULUAN
Kecelakaan lalu lintas merupakan indikator utama tingkat keselamatan jalan raya. Di negara maju masalah
keselamatan jalan sangat diperhatikan untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas dan jumlah korban
kecelakaan lalu lintas yang terjadi.
Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang menyumbang angka kecelakaan terbesar di
Indonesia. Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Nusa Tenggara Timur, pada tahun 2011 tingkat kecelakan
lalu lintas di wilayah provinsi kepulauan ini berada pada urutan ketiga terbanyak di Indonesia (Surya Inside 2011).
Untuk kota Kupang sebagai ibu kota propinsi Nusa Tenggara Timur,berdasarkan data dari Direktorat Lalu Lintas
kota Kupang, kecelakaan lalu lintas (lakalantas) yang terjadi di jalan raya kota Kupang dalam sebulan mencapai 30
sampai 60 kasus kecelakaan. Hal ini menjadikan kota Kupang sebagai daerah penyumbang angka kecelakaan
terbesar di Nusa Tenggara Timur.
Mengutip Kapolda NTT Brigjen Polisi Endang Sunjaya (inilah.com), sepanjang tahun 2015 terjadi 1.053 kasus
kecelakaan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), jumlah ini naik dibanding data tahun 2014 yaitu 971 kasus.
lebih lanjut Kapolda mengatakan, umumnya kejadian lakalantas diakibatkan oleh "human error" atau kesalahan
manusia, mulai dari mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk, kebut-kebutan, sampai dengan kesengajaan
melanggar aturan-aturan lalu lintas. Selain itu juga kecelakaan juga dipicu kondisi jalanan yang berlubang dan
B-254
bertebaran material serta akibat galian pipa dan kabel telepon yang berserakan di jalan serta penerangan di malam
hari yang masih kurang.
Dengan tingginya angka kecelakaan yang ada maka dibutuhkan analisis untuk megetahui ruas-ruas jalan mana saja
yang merupakan ruas jalan rawan lakalalin sehingga program penanganan dapat dilakukan secara terarah dan tepat
sasaran. Untuk itu maka pada penelitian ini akan dilakukan analisis ruas jalan rawan kecelakaan lalulintas di Kota
Kupang, khususnya pada ruas jalan arteri dan kolektor, serta melakukan analisis deskriptif karakteristik kecelakaan
yang terjadi.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Kecelakaan lalu lintas menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2009 pasal 1 adalah suatu
peristiwa di jalan raya tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain
yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.
Jenis dan bentuk kecelakaan dapat diklasifikasikan menjadi lima, yaitu kecelakaan berdasarkan korban kecelakaan,
kecelakaan berdasarkan lokasi kejadian, kecelakaan berdasarkan waktu terjadinya kecelakaan, kecelakaan
berdasarkan posisi kecelakaan dan kecelakaan berdasarkan jumlah kendaraan yang terlibat (Wedasana, 2011).
Pembobotan kecelakaan atau weighting adalah suatu nilai yang digunakan untuk menghitung indeks kecelakaan
berdasarkan karakteristik masing-masing kecelakaan, yaitu analisis korban kecelakaan yang meliputi meningggal
dunia (MD), luka berat (LB), luka ringan (LR), dan kerugian material.
Berdasarkan pedoman Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas (Pd T-09-2004-B), pemeringkatan
dengan pembobotan tingkat kecelakaan menggunakan konversi biaya kecelakaan dilakukan sebagai berikut:
1.
Memanfaatkan perbandingan nilai moneter dari biaya kecelakaan dengan perbandingan:
M : B : R : K = 12 : 3 : 3 : 1
Dengan:
M = jumlah korban meninggal dunia
B = jumlah korban luka berat
R = jumlah korban luka ringan
K = jumlah kecelakaan dengan kerugian materi
2.
Menggunakan angka ekivalen kecelakaan dengan sistem pembobotan yang mengacu kepada biaya
kecelakaan yaitu:
MD : LB : LR : KM = 12 : 3 : 3 : 1
3.
(1)
Penentuan lokasi rawan kecelakaan lalulintas menggunakan statistik kendali mutu untuk jalan antar kota
sebagai control-chart UCL (Upper Control Limit), yaitu:
UCL = + Ψ x
+
m
0,829
m
+
1
2
×m
(2)
Dengan:
= angka kecelakaan rata-rata
Ψ = faktor probabilitas, untuk tingkat signifikansi 95%, Ψ = 1.645
m = nilai kecelakaan (APW) tiap-tiap ruas
jika nilai kecelakaan suatu ruas jalan lebih besar dari nilai batas kontrolnya (UCL) maka ruas jalan tersebut
ditetapkan sebagai ruas jalan rawan lakalalin.
4.
Jumlah nilai bobot kcelakaan melebihi suatu batas tertentu yaitu Batas Kontrol Atas (BKA) maka ruas jalan
tersebut ditetapkan sebagai ruas jalan rawan kecelakaan. Rumus BKA ditentukan sebagai berikut (Wheeler,
1992):
BKA = C + 3 C
(3)
Dengan:
B-255
C = rata-rata angka kecelakaan (sesuai angka kecelakaan yang ditinjau)
3.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rekapitulasi dan kompilasi data kecelakaan lalulintas di Kota Kupang periode tahun 2011–2015,
teridentifikasi 14 ruas jalan arteri dan 21 ruas jalan kolektor merupakan lokasi kecelakaan. Jumlah total korban
adalah sebanyak 1406 orang, terdiri dari 176 korban meninggal dunia, 173 korban luka berat, 1057 korban luka
ringan, sedangkan data jumlah kerugian material tidak tersedia.
Data selengkapnya jumlah korban kecelakaan untuk tiap-tiap ruas jalan arteri dan kolektor dapat dilihat pada Tabel
1. Rumus (1) digunakan untuk menghitung bobot kecelakaan tiap-tiap ruas jalan, sedangkan rumus (2) dan (3)
digunakan dalam penentuan ruas jalan rawan kecelakaan lalulintas.
Contoh analisis ruas jalan rawan kecelakaan untuk ruas jalan Adisucipto sebagai berikut:
Berdasarkan hasil rekapitulasi data kecelakaan lalu lintas tahun 2011 – 2015 maka dapat diketahui jumlah total
korban adalah sebanyak 59 orang, terdiri dari 10 korban meninggal dunia, 12 korban luka berat dan 37 korban
luka ringan, sedangkan untuk data kerugian materil tidak tersedia.
Dengan rumus (1) maka besar bobot kecelakaan:
APW = (12 x 10) + (3 x 12) + (3 x 37)
= 267
Batas kontrol UCL dihitung sebagai berikut:
Dengan = jumlah bobot kecelakaan seluruh ruas jalan yang ditinjau/ jumlah ruas jalan tinjauan
= 5802/ 35
= 165.77
Ψ = faktor probabilitas, untuk tingkat signifikansi 95%, Ψ = 1.645
m = APW = 267, maka
UCL = 165.77 + 1.645 x
165 .77
267
+
0,829
267
+
1
2
× 267
= 184.82
Nilai UCL merupakan nilai yang fluktuatif karena dipengaruhi besaran nilai kecelakaan masing-masing ruas
jalan yang berbeda-beda.
Berdasarkan Nilai Batas Kontrol Atas (BKA) adalah:
Dengan
C = 165.77
BKA = 165.77 + 3165.77
= 204.40
Nilai BKA merupakan nilai yang tetap (fixed) untuk keseluruhan ruas jalan tinjauan.
Karena nilai bobot kecelakaan ruas jalan Adisucipto lebih besar dari nilai kontrol, baik UCL (267 > 184.823)
maupun BKA (267 > 204.40), maka ruas jalan Adisucipto tergolong sebagai ruas jalan rawan kecelakaan lalu
lintas.
Dengan langkah kerja yang sama maka hasil analisis ruas jalan arteri dan kolektor rawan kecelakaan di Kota
Kupang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.
B-256
Tabel 1. Data Nama dan Fungsi Jalan, Jumlah Korban serta Angka Kecelakaan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
NAMA JALAN
A. Nisnoni
Adisucipto
Ahmad Yani
Amabi
Raya Bolok
U. Suropati
Bundaran PU
Cak Doko
Eltari
Frans Seda
H.R Koroh
Herewilla
Herman Johanes
Jalur 40
M. Praja
Moh Hatta
Pahlawan
Piet A. Tallo
Pulau Indah
R. Suprapto
W.R Mongonsidi
Sasando
Siliwangi
SK Lerik
Soeharto
Soekarno
Sudirman
Sumatra
Sumba
Tabun
Timor Raya
Tompello
Urip Sumoharjo
WJ Lalamentik
Yos Sudarso
FUNGSI JALAN
JUMLAH KORBAN
MD
Kolektor Sekunder
1
Arteri Sekunder
10
Arteri Primer
4
Kolektor Sekunder
5
Kolektor Sekunder
0
Kolektor Sekunder
0
Kolektor Primer
1
Kolektor Sekunder
3
Arteri Sekunder
4
Arteri Sekunder
16
Kolektor Primer
7
Kolektor Sekunder
0
Arteri Sekunder
1
Kolektor Primer
7
Arteri Primer
8
Kolektor Primer
4
Arteri Primer
8
Arteri Sekunder
8
Kolektor Sekunder
0
Kolektor Sekunder
0
Kolektor Sekunder
2
Kolektor Sekunder
0
Arteri Primer
0
Kolektor Sekunder
2
Kolektor Primer
2
Kolektor Primer
1
Kolektor Primer
6
Arteri Sekunder
0
Arteri Sekunder
0
Kolektor Sekunder
0
Arteri Primer
60
Kolektor Sekunder
0
Arteri Primer
4
Kolektor Sekunder
3
Arteri Primer
9
Jumlah = 176
LB
LR
3
20
12
37
6
16
8
27
0
8
1
9
1
9
3
31
6
36
15
77
11
58
2
0
0
1
12
39
0
15
3
14
5
66
10
54
1
6
0
2
2
10
0
2
0
2
1
5
2
58
1
13
2
32
0
2
0
2
1
6
62
334
1
1
0
7
0
35
2
23
173 1057
TOTAL
24
59
26
40
8
10
11
37
46
108
76
2
2
58
23
21
79
72
7
2
14
2
2
8
62
15
40
2
2
7
456
2
11
38
34
1406
APW
UCL
BKA
81.00
267.00
114.00
165.00
24.00
30.00
42.00
138.00
174.00
468.00
291.00
6.00
15.00
237.00
141.00
99.00
309.00
288.00
21.00
6.00
60.00
6.00
6.00
42.00
204.00
54.00
174.00
6.00
6.00
21.00
1908.00
6.00
69.00
141.00
183.00
5802
176.50
184.82
178.35
180.80
172.93
173.23
173.99
179.55
181.20
190.95
185.65
174.90
172.87
183.73
179.70
177.54
186.25
185.55
172.83
174.90
175.19
174.90
174.90
173.99
182.45
174.79
181.20
174.90
174.90
172.83
216.58
174.90
175.77
179.70
181.58
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
204.40
Dari hasil analisis pada Tabel 1, terlihat bahwa dengan menggunakan nilai batas kontrol metode UCL akan didapat
sembilan (9) ruas jalan yang tergolong ruas jalan rawan lakalalin yaitu berturut-turut ruas jalan Timor Raya, Frans
Seda, Pahlawan, H.R. Koroh, Piet A. Tallo, Adisucipto, Jalur 40, Soeharto, dan Yos Sudarso; Sedangkan jika
menggunakan metode BKA terdapat tujuh (7) ruas jalan yang tergolong ruas jalan rawan lakalalin yaitu ruas jalan
Timor Raya, Frans Seda, Pahlawan, H.R. Koroh, Piet A. Tallo, Adisucipto, serta Jalur 40.
Berdasarkan kedua metode tersebut, tiga (3) besar ruas jalan rawan lakalalin di Kota Kupang berturut-turut adalah
ruas jalan Timor Raya, ruas jalan Frans Seda, dan ruas jalan Pahlawan. Ruas jalan yang paling rawan adalah ruas
jalan Timor Raya yang memiliki nilai kecelakaan (APW) sebesar 1908, jauh diatas nilai UCL (216.58) maupun nilai
BKA (204.40). Hasil rekapitulasi dan kompilasi data kecelakaan untuk ketiga ruas jalan tersebut memberikan
gambaran karateristik kecelakaan sebagai berikut:
a.
Jalan Timor Raya
Jumlah total lakalalin sebanyak 256 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan lalulintas yang terjadi yaitu
pada kategori:
B-257
Hari Minggu (18.75%);
Pukul 18.00 – 23.59 Wita (40.32%);
Tipe tabrakan depan (33.33%);
Melibatkan sepeda motor (63.82%);
Usia korban 18 tahun – 25 tahun (41.57%);
Jenis kelamin korban laki-laki (82.75%);
Jenis pekerjaan korban adalah swasta (43.23%);
Pendidikan terakhir korban Perguruan Tinggi (43.07%);
Korban tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) (71.46%).
Dari data tersebut maka dapat dianalisis karakteristik kecelakaan pada ruas Jalan Timor Raya. Dengan fungsi
jalan arteri primer, yang menghubungkan Kota Kupang ke kabupaten-kabupaten lainnya di Pulau Timor,
bahkan ke Negara Timor Leste, juga tata guna lahan sepanjang ruas jalan Timor Raya yang bervariasi
mengakibatkan tingginya pergerakan kendaraan yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalulintas.
Persentase terbesar kecelakaan terjadi pada hari Minggu dan pada pukul 18.00-23.59 Wita, ditenggarai karena
pada waktu-waktu tersebut tidak ada lagi aparat kepolisian yang berjaga di jalan sehingga banyak pemakai jalan
yang kemudian sembrono, ugal-ugalan ataupun melanggar aturan lalulintas. Dengan mayoritas korban tidak
memiliki SIM juga mengindikasikan bahwa pengemudi tidak memahami tata tertib lalu lintas dengan baik. Usia
korban yang tergolong pemuda (18-25 tahun), berjenis kelamin laki-laki, dan menggunakan sepeda motor,
cenderung berkecepatan tinggi saat berkendara sehingga kurang memperhatikan kendaraan dari arah yang
berlawanan. Ditambah lebar jalan Timor Raya yang bervariasi dan tidak bermedian, menyebabkan seringnya
terjadi kecelakaan dengan posisi tabrak depan. Foto kondisi salah satu titik pada ruas jalan Timor Raya seperti
terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Salah Satu Titik Ruas Jalan Timor Raya
b.
Jalan Frans Seda
Jumlah total lakalalin sebanyak 73 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan lalulintas yang terjadi yaitu
pada kategori:
Hari Senin (20.55%);
Pukul 18.00 – 23.59 Wita (33.33%);
Tipe tabrakan hilang kendali (21.92%);
Melibatkan sepeda motor (61.17%);
Usia korban 18 tahun – 25 tahun (34.92%);
B-258
Jenis kelamin korban laki-laki (72.22%);
Jenis pekerjaan korban adalah swasta (34.40%);
Pendidikan terakhir korban Perguruan Tinggi (55.41%);
Korban tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) (62.17%).
Ruas jalan Frans Seda memiliki fungsi jalan arteri sekunder, merupakan ruas jalan yang menghubungkan
kawasan pemukiman ke kawasan-kawasan perkantoran dan pendidikan. Ruas jalan ini memiliki kondisi
perkerasan yang baik, bermedian dan secara umum berbentuk lurus (minim tikungan). Kondisi ini
menyebabkan seringnya terjadi kecelakaan pada malam hari akibat pengendara sepeda motor laki-laki yang
berusia muda, yang memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, kemudian tidak mampu mengontrol
kendaraannya dengan baik sehingga hilang kendali.
Faktor lain yang juga bisa menjadi pemicu kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan ini adalah kondisi penerangan
(lampu jalan) yang tidak semuanya berfungsi dengan baik sehingga berakibat pandangan pengendara pada
malam hari minim cahaya. Foto kondisi salah satu titik pada ruas jalan Frans Seda seperti terlihat pada Gambar
2 berikut ini.
Gambar 2. Salah Satu Titik Ruas Jalan Frans Seda
c.
Jalan Pahlawan.
Jumlah total lakalalin sebanyak 49 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan lalulintas yang terjadi yaitu
pada kategori:
Hari Selasa (25.00%);
Pukul 12.00 – 17.59 Wita (40.82%);
Tipe tabrakan depan (28.57%);
Melibatkan sepeda motor (58.23%);
Usia korban 18 tahun – 25 tahun, dan 36 – 55 tahun (masing-masing sebesar 29.47%);
Jenis kelamin korban laki-laki (81.05%);
Jenis pekerjaan korban adalah swasta (47.31%);
Pendidikan terakhir korban SMA (46.34%);
Korban tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) (75.51%).
Ruas jalan Pahlawan adalah ruas jalan yang menghubungkan kawasan pertokoan dan pusat kota, dengan
kawasan industri dan pergudangan serta pelabuhan laut. Hal ini menyebabkan semua jenis kendaraan baik dari
kendaraan roda dua hingga kendaraan-kendaraan berat pengangkut kontainer berada bersama-sama dijalanan,
B-259
yang kemudian akibat perbedaan jauh karakteristik kendaraan-kendaraan tersebut akan memperbesar
kemungkinan terjadinya kecelakaan. Kondisi ruas jalan Pahlawan yang tanpa median juga menjadi penyebab
tingginya jumlah kecelakaan dengan tipe tabrak depan.
Melihat waktu terjadinya kecelakaan pada siang hingga sore hari, dimana usia mayoritas korban yang selain
orang muda (18-25 tahun) juga terdapat kategori usia 36-55 tahun, berjenis kelamin laki-laki, megendarai
sepeda motor, dengan pendidikan terakhir SMA, mengidikasikan umumnya korban merupakan pegawai swasta
yang keluar untuk mencari makan siang ataupun pulang dari kantor di sore hari
Kecilnya jumlah kepemilikan SIM juga dapat menjadi faktor penyebab tingginya angka kecelakaan, karena
pengendara yang tidak memiliki SIM umumnya kurang memiliki pengetahuan berlalulintas yang baik dan
benar. Pengabaian terhadap rambu-rambu, marka jalan serta ketidakmampuan ‘berkomunikasi’ dengan pemakai
jalan lainnya merupakan pemicu terjadi kecelakaan lalulintas. Foto kondisi salah satu titik pada ruas jalan
Pahlawan seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Salah Satu Titik Ruas Jalan Pahlawan
4.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal berikut:
1.
Berdasarkan data kecelakaan lalulintas di Kota Kupang periode tahun 2011–2015, teridentifikasi 14 ruas
jalan arteri dan 21 ruas jalan kolektor yang merupakan lokasi kecelakaan. Jumlah total korban adalah
sebanyak 1406 orang, terdiri dari 176 korban meninggal dunia, 173 korban luka berat, 1057 korban luka
ringan, sedangkan data jumlah kerugian material tidak tersedia.
2.
Hasil analisis ruas jalan rawan lakalalin memberikan hasil:
3.
a.
Dengan menggunakan nilai batas kontrol metode UCL akan didapat sembilan (9) ruas jalan yang
tergolong ruas jalan rawan lakalalin yaitu berturut-turut ruas jalan Timor Raya, Frans Seda, Pahlawan,
H.R. Koroh, Piet A. Tallo, Adisucipto, Jalur 40, Soeharto, dan Yos Sudarso;
b.
Dengan menggunakan metode BKA terdapat tujuh (7) ruas jalan yang tergolong ruas jalan rawan
lakalalin yaitu ruas jalan Timor Raya, Frans Seda, Pahlawan, H.R. Koroh, Piet A. Tallo, Adisucipto,
serta Jalur 40.
Karakteristik kecelakaan pada tiga (3) besar ruas jalan rawan lakalalin adalah sebagai berikut:
a.
Jalan Timor Raya, jumlah total lakalalin sebanyak 256 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan
lalulintas terjadi pada hari Minggu (18.75%), pukul 18.00 – 23.59 Wita (40.32%), dengan tipe
tabrakan depan (33.33%), melibatkan sepeda motor (63.82%), usia korban 18 tahun – 25 tahun
(41.57%), berjenis kelamin laki-laki (82.75%), jenis pekerjaan swasta (43.23%), pendidikan terakhir
PT (43.07%), dan korban yang tidak memiliki SIM sebanyak 71.46%.
B-260
b.
Jalan Frans Seda, jumlah total lakalalin sebanyak 73 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan
lalulintas terjadi pada hari Senin (20.55%), pukul 18.00 – 23.59 Wita (33.33%), dengan tipe tabrakan
hilang kendali (21.92%), melibatkan sepeda motor (61.17%), usia korban 18 tahun – 25 tahun
(34.92%), berjenis kelamin laki-laki (72.22%), jenis pekerjaan swasta (34.40%), pendidikan terakhir
PT (%%.41%), dan korban yang tidak memiliki SIM sebanyak 62.17%.
c.
Jalan Pahlawan, jumlah total lakalalin sebanyak 49 kasus, dengan persentase tertinggi kecelakaan
lalulintas terjadi pada hari Selasa (25.00%), pukul 12.00 – 17.59 Wita (40.82%), dengan tipe tabrakan
depan (28.57%), melibatkan sepeda motor (58.23%), usia korban 18 tahun – 25 tahun dan 36 – 55
tahun masing-masing sebesar 29.47%, berjenis kelamin laki-laki (81.05%), jenis pekerjaan swasta
(47.31%), pendidikan terakhir SMA (46.34%), dan korban yang tidak memiliki SIM sebanyak
75.51%.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2009) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalulintas dan Angkutan
Jalan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Puslitbang Prasarana Transportasi. (2004). Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalulintas PD T-09-2004-B.
Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah. Jakarta.
Wedasana, A.S. (2011). Analisis Daerah Rawan Kecelakaan Dan Penyusunan Database Berbasis Sistem Informasi
Geografis (Studi Kasus Kota Denpasar). Universitas Udayana.
Wheeler, Donald J.; Chambers, David S. (1992). Understanding Statistical Process Control. 2nd edition. Knoxville,
Tennessee: SPC Press.
inilahcom.
(2016).
Sepanjang
2015,
Terjadi
1.053
Kecelakaan
http://m.inilah.com/news/detail/2264244/sepanjang-2015-terjadi-1053-kecelakaan-di-ntt
Surya
Inside.
(2011).
NTT
Kecelakaan
Lalu
Lintas
http://www.suryainside.com/index.php/plugin/?mod=3&idb=967.
B-261
Terbesar
Ketiga
di
Di
NTT.
Indonesia.