Analisis Faktor Sosial Ekonomi dan Demog

ANALISIS FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI
PEKERJA LANJUT USIA DI WILAYAH JAWA TENGAH
(STUDI KASUS : DATA SAKERNAS 2015)
Annisa Dewita Nugrahani
Sutomo
Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS
Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan nasional terutama di bidang kesehatan
adalah meningkatnya angka harapan hidup penduduk.Peningkatan angka harapan hidup
tersebut mencerminkan makin bertambah panjangnya masa hidup penduduk.Implikasi
ekonomi dari meningkatnya jumlah penduduk tersebut adalah angka beban ketergantungan
lanjut usia akan semakin besar. Namun pada kenyataannya, masih banyak penduduk lanjut
usia yang masih bekerja dapat menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia masih aktif di pasar
kerja. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi jam kerja
pekerja lanjut usia di Jawa Tengah. Data yang digunakan adalah data mentah Sakernas 2015
dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut kemudian di analisis dengan Model Regresi
Linear Berganda.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tempat tinggal, pendidikan, dan
umur berpengaruh signifikan dan negatif terhadap jam kerja pekerja lanjut usia di Jawa
Tengah. Variabel pendapatan berpengaruh signifikan dan positif terhadap jam kerja pekerja
lanjut usia di Jawa Tengah. Sedangkan variabel jenis kelamin dan status perkawinan tidak
berpengaruh terhadap jam kerja pekerja lanjut usia di Provinsi Jawa Tengah.
Kata Kunci : pekerja lanjut usia, jam kerja, tempat tinggal, jenis kelamin, umur, pendapatan,

status perkawinan, pendidikan, population ageing

PENDAHULUAN

Pembangunan

merupakan

salah

suatu

upaya

untuk

mencapai

pertumbuhan


kesejahteraan sosial yaitu berupa kegiatan - kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat (Arsyad, 2004). Salah satu
cara pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang dilaksanakan adalah dengan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat seperti tercukupinya kebutuhan dasar yaitu
pangan, sandang, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja. Apabila kebutuhan dasar
masyarakat terpenuhi dengan baik maka hal tersebut dapat mencerminkan keberhasilan dari
suatu pembangunan nasional.
Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan khususnya dalam bidang kesehatan
adalah kualitas pelayanan kesehatan yang semakin membaik. Kualitas pelayanan kesehatan
yang membaik artinya bahwakesehatan penduduk juga akan semakin baik juga. Hal itu
berdampak pada angka harapan hidup yang meningkat. Peningkatan angka harapan hidup
dari tahun ke tahun mencerminkan makin bertambah panjangnya usia penduduk. Angka
harapan hidup yang meningkat pada suatu wilayah mengindikasikan terjadinya ageing
population(Heryanah, 2015). Ageing population di tandai dengan laju pertumbuhan
penduduk muda lebih lambat dibandingkan pertumbuhan penduduk usia tua. Lambatnya
pertumbuhan penduduk usia muda disebabkan oleh penurunan tingkat kelahiran, sedangkan
percepatan pertumbuhan penduduk usia tua disebabkan karena angka harapan hidup.Dengan
bertambah panjangnya umur penduduk secara keseluruhan menimbulkan dampak
peningkatan proporsi penduduk lanjut usia.
Peningkatan laju penduduk lanjut usia di Indonesia akan menggeser struktur penduduk

dari muda ke struktur penduduk tua. Strukstur usia muda memiliki alas yang relatif lebar
dalam piramida penduduknya. Pada tahap selanjutnya, dimana tingkat kelahiran turun secara
cukup berarti, maka strukstur usia penduduk berubah menjadi strukstur usia tua yang
memiliki alas yang menyempit atau sama dengan batang piramida yang diatasnya. Suatu
daerah dapat disebut berstruktur penduduk tua apabila persentase penduduk lanjut usia di atas
tujuh persen. Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia saat ini melebihi tujuh persen(BPS,
2011). Hal ini dapat dilihat dari data Sensus Penduduk menunjukkan persentase lanjut usia di
Indonesia tahun 1990 mencapai 6,33 persen dan pada 1995 meningkat menjadi 6,93 persen.
Pada tahun 2000 mengalami kenaikan menjadi 7,2 persen. Hasil Sensus Penduduk tahun
2010 memperlihatkan persentase lansia kembali mengalami kenaikan menjadi 7,56 persen.
Selain itu, dampak dari peningkatan proporsi lanjut usia adalah peningkatan dalam
rasio ketergantungan lanjut usia (old age ratio dependency). Rasio ketergantungan lanjut usia
merupakan perbandingan antara jumlah penduduk lanjut usia terhadap jumlah penduduk

produktif(Kartika, 2014). Angka tersebut mencerminkan beban ekonomi yang harus
ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai penduduk lanjut usia dengan
asumsi bahwa lanjut usia tersebut secara ekonomi bukanlah lanjut usia yang produktif.
Semakin tinggi angka rasio ketergantungan lanjut usia, semakin langka tenaga kerja
produktif. Rasio ketergantungan lanjut usia di Jawa Tengah sebesar 18,56 artinya bahwa
setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 18 orang penduduk lanjut usia.

Hal yang menarik untuk dibahas dengan terjadinya peningkatan penduduk lanjut usia
ini adalah masih adanya pandangan bahwa lanjut usia bergantung kepada bagian penduduk
yang lain (Affandi, 2009). Hal ini karena dengan semakin menurunnya kondisi fisik dan
psikis menyebabkan mereka kurang mampu terlibat dan menghasilkan pekerjaan yang
produktif. Namun, pada kenyataannya masih banyak lanjut usia yang masih mampu bekerja
untuk mencari nafkah. Data BPS Provinsi Jawa Tengah tahun 2015menunjukan jumlah
penduduk usia 60 tahun keatas yang bekerja sebesar 2.039.498 jiwa. Hal tersebut
menunjukkan bahwa umumnya lanjut usia masih dapat melakukan berbagai aktivitas dan
masih banyak berperan dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat.
Banyak penelitian sebelumnya menjelaskan faktor - faktor yang mempengaruhi
penduduk lanjut usia bekerja antara lain pertama, penelitian dari Affandi (2009) menjelaskan
bahwa lanjut usia bekerja ditunjang dengan kesehatan yang baik memungkinkan lanjut usia
bekerja dan tidak sedikit lanjut usia masih menghidupi anak dan cucunya yang tinggal
bersamanya karena lanjut usia memiliki status sebagai kepala rumah tangga. Kedua,
penelitian dari Fitri dan Basri (2012) menjelaskan bahwa lanjut usia bekerja karena mereka
hidup dalam keluarga dengan ekonomi yang rendah sehingga mereka harus bekerja untuk
menambah penghasilan keluarga. Ketiga, penelitian dari Mandayanti (2012) menjelaskan
bahwa selain faktor ekonomi dan faktor kesehatan, lanjut usia bekerja karena faktor
pemuasan diri artinya ada perasaan puas tersendiri bagi lanjut usia untuk melakukan
aktivitasnya secara mandiri.

Banyaknya lanjut usia yang masih bekerja di satu pihak dapat menunjukkan bahwa
lanjut usia memang masih aktif di pasar kerja dan berusaha untuk tidak tergantung pada
penduduk lainnya, tetapi di sisi lain dapat menjadi masalah jika mereka tidak diperhatikan
sebagaimana mestinya karena seharusnya lanjut usia yang bekerja mempunyai pekerjaan
yang sesuai dengan kondisi fisik mereka.Oleh karena itu, dilihat dari uraian latar belakang
yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah
(1)Bagaimana pengaruh sosial ekonomi dan demografi terhadapjam kerja pekerja lanjut usia
di Jawa Tengah secara parsial dan bersama - sama?

METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang
berbentuk asosiatif, dalam penelitian ini metode asosiatif digunakan untukmenganalisis
pengaruh dari variabel sosial demografi dan sosial ekonomi terhadap jam kerja pekerja lanjut
usia. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda untuk melihat
pengaruh variabel yang digunakan.
Penelitian ini menggunakan dua macam variabel yaitu variabel terikat dan variabel
bebas. variabel terikat dalam penelitian ini adalah jam kerja pekerja lanjut usia (Y)
sedangkan, yang menjadi variabel bebas, yaitu: Tempat tinggal (X1), Jenis Kelamin (X2),
Pendidikan (X3), Status Perkawinan (X4), Umur (X5), dan Pendapatan (X6).
Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah, yang pertama

Jam Kerja adalah besarnya waktu yang di gunakan oleh pekerja untuk melakukan pekerjaan
utama yang diukur dengan jumlah jam kerja yang digunakan dalam satu minggu. Selanjutnya,
Tempat Tinggal menunjukkan daerah tempat tinggal yang ditempati oleh lanjut usia yang
dikelompokkan dalam variabel dummy yaitu, 1 = Perkotaan dan 0 = Pedesaan. Jenis
Kelaminyang dikelompokkan dalam variabel dummy yaitu, 1 = Laki - laki dan 0 =
Perempuan. Pendidikan merupakan tamatan pendidikan terakhir lanjut usia. Status
Perkawinan yang dikelompokkan dalam variabel dummy yaitu, 1 = Kawin dan 0 =
Tidak/Belum

Kawin.

Umur

yaitu

usia

lanjut

usia


yang

di

lihat

dari

tahun.

Terakhir,Pendapatan menggambarkan besarnya penghasilan yang diperoleh lanjut usia yang
dinyatakan dalam satuan rupiah.
Dalam penelitian ini menggunakan data mentah dari hasil Survei Angkatan Kerja
Nasional (SAKERNAS) tahun 2015 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh responden yang memiliki usia lebih besar
atau sama dengan 60 tahun sejumlah 8066 responden. Dalam penelitian ini yang menjadi
sampel adalah seluruh responden yang memiliki usia lebih besar atau sama dengan 60 tahun
yang bekerja dan menerima upah sejumlah 1578 responden. Penelitian ini menggunakan
teknik penentuan sampelpurposive sampling.

Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dimana, selanjutnya
dilakukan Uji Signifikansi Koefisien Regresi yang terdiri dari Uji Koefisien Regresi Secara
Serempak (Uji-F), Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji-t). Analisis regresi linear

berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel yang digunakan, yang dapat
dinyatakan:
JAMKER = α0 + α1AREA + α2JK + α3PNDD+ α4STAT + α5UMUR + α6Y + ei...........(1)
Keterangan :
JAMKER

= Jam kerjadalam seminggu

AREA

= Variabel dummy tempat tinggal

JK

= Variabel dummy jenis kelamin


PNDD

= Tingkat Pendidikan terakhir

STAT

= Variabel dummy status perkawinan

UMUR

= Umur (tahun)

Y

= Pendapatan (rupiah)

α

= Intersep


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Deskriptif
Untuk mengetahui karakteristik pekerja lanjut usia, maka digunakan analisis crosstab
analisis crostabb adalah analisis deskriptif dengan menggunakan tabulasi silang.Hasil dari
analisis deskriptif menggambarkan bahwa sebagian besar pekerja lanjut usia di Provinsi Jawa
Tengah menurut sampel Data Sakernas 2015 di dominasi oleh pekerja lanjut elderly (60 - 74
tahun) dan bekerja pada jam kerja yaitu dibawah jam kerja normal (

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65