Langkah Langkah yang Pendidikan Interdisiplin

Langkah-Langkah Pendidikan Interdisipliner
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Interdisipliner
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I.

Jefri Andrian Rio Saputra
(16150225)

Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo
2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak kedatangan islam pada abad ke-13 M hingga saat ini, fenomena
pemahaman keislaman umat islam indonesia masih ditandai oleh keadaan
amat variatif. Sejalan dengan pembidangan ilmu dalam studi islam,
pendekatan studi islam pun mengalami perkembangan, sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam makalah ini, pemakalah akan
menjelaskan tentangStudi Islam Interdisipliner.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pendekatan Interdisipliner dalam Studi Islam
2. Langkah Mengintegrasi Keilmuan Pendidikan
3. Hakikat Integrasi Keilmuan Pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Interdisipliner Dalam Studi Islam
Pendekatan interdisliner yang dimaksud disini adalah kajian dengan
menggunakan sejumlah pendekatan atau sudut pandang ( perspektif ). Dalam
studi misalnya menggunakan pendektan sosiologis, historis dan normatif
secara bersamaan. Pentingnya penggunaan pendekatan ini semakin disadari
keterbatasan dari hasil-hasil penelitian yang hanya menggunakan satu
pendekatan tertentu. Misalnya, dalam mengkaji teks agama, seperti Al-Qur’an
dan sunnah Nabi tidak cukup hanya mengandalkan pendekatan tekstual, tetapi
harus dilengkapi dengan pendekatan sosiologis dan historis sekaligus, bahkan
masih perlu ditambah dengan pendekatan hermeneutik misalnya. Dari ulasan
diatas melahirkan beberapa catatan. :
1. Perkembangan pembidangan studi islam dan pendekatannya sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.

2. Adanya penekanan terhadap bidang dan pendekatan tetentu dimaksudkan
agar mampu memahami ajaran islam lebih lengkap ( komprehensif ) sesuai
dengan kebutuhan tuntutan yang semakin lengkap dan komplek.
3. Perkembangan tersebut adalah satu hal yang wajar dan seharusnya memang
terjadi, kalau tidak menjadipertanda agama semakin tidak mendapat
perhatian.
Contoh dalam penggunaan pendekatan interdispiner adalah dalam
menjawab status hukum aborsi. Untuk melihat status hukum aborsi perlu
dilacak nash Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Tentang larangan pembunuhan anak
dan proses atau tahap penciptaan manusia dihubungkan dengan teori
embriologi. Sebagai tambahan Leonard Binder secara implisit menawarkan
beberapa pendekatan studi islam, yakni:
1) Sejarah ( history )
2) Antropologi ( anthrophology )

3) Sastra islam dan arkeologi ( islamic art and archeology )
4) Ilmu politik ( political science )
5) Filsafat ( philosophy )
6) Linguistik
7) Sastra ( literature )

8) Sosiology ( sociology )
9) Ekonomi ( economics )
Dari pembahasan ringkas tentang pendekatan yang dapat digunakan
dalam studi islam ada beberapa catatan.
1. Sejumlah teori memang sudah digunakan sejak lama oleh para ilmuan
klasik, meskipun teori-teori tersebut mengalami perkembangan.
2. Ada beberapa teori yang mendapat penekanan pada beberapa dekade
terakhir.
Beberapa Pendekatan Interdisipliner :
1. Pendekatan Filsafat
Filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta dan kata shopos yang
berarti cinta dan kata shopos yang berarti ilmu atau hikmah secara etimologi
filsafat

berarti

cinta terhadap

ilmu atau


hikmah. Menurut istilah

( terminologi ) filsafat islam adalah cinta terhadap hikmah dan berusaha
mendapatkan falsafah dan menciptakan sikap positif terhadap falsafah islam.
Istilah filsafat dapat ditinjau dari dua segi berikut:
a) Segi semantik; filsafat berasal dari bahasa arab yaitu falsafah. Dari
bahasa Yunani yaitu philosophia yaitu pengetahuan hikmah (wisdom). Jadi
philosophia berarti cinta pengetahuan, kebijaksanaan, dan kebenaran.
Maksudnya adalah orang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya
dan mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.

b) Segi praktis; filsafat yaitu alam pikiran artinya berfilsafat itu
berpikir. Orang yang berpikir tentang filsafat disebut filosof. Yaitu orang yang
memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh di dalam
tugasnya filsafat merupakan hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan
sesuatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Jadi filsafat adalah ilmu yang
mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Ruang lingkup filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang terdiri dari
gabungan ilmu-ilmu khusus. Dalam perkembangan ilmu-ilmu khusussatu
demi satu memisahkan diri dari induknya yakni filsafat.

B. Langkah Mengintegrasi Keilmuan Pendidikan
1. Pendidikan Islam dan Membangun Integrasi Keilmuan di Indonesia
a. Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga pendidikan Islam di Indonesia merupakan realitas yang
kompleks. Pendidikan Islam adalah lembaga pendiidkan yang dikelola,
dilaksanakan, dan diperuntukkan bagi umat islam. Oleh sebab itu, lembaga
pendidikan Islam menurut bentuknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
lembaga pendidikan Islam di luar sekolah dan lembaga pendidikan Islam di
dalam sekolah.1
Pendidikan Islam memandang keluarga, masyarakat, dan tempattempat peribadahan ataupun lembaga pendidikan di luar sekolah, seperti TPA
sebagai bentuk pendidikan dalam sistem nasioanal adalah pendidikan di luar
sekolah. Sedangkan lembaga pendidikan Islam di dalam sekolah meliputi,
sekolah islam, madrasah, Lembaga Pendidikan Kejuruan (LPK) Islam, Balai
LatihanKerja (BLK), Perguruan Tinggi Islam, dan seterusnya.
b. Kurikulum
Pada umumnya, kurikulum madrasah di Indonesia baik negeri maupun
swasta merupakan kombinasi antara mata pelajaran agama dan umum.
Terdapat beberapa madrasah yang secara khusus hanya mengajarkan
1


Jasa Ungguh Muliawan,Pendidikan Islam Intergratif : Upaya
MengintergrasikannKembali Dikotomi Ilmu dan Pendidikan Islam (Yogyakarta:
Pustaka Belajar), hal, 154.

pengetahuan agama, yaitu madrasah diniyah, tetapi siswa madrasah diniyah
biasanya juga belajar di sekolah umum. Dengan dmeikian, masalah
kedudukan pengetahuan umum (sekuler) dan pengetahuan agama sudah tidak
menjadi persoalan dikalangan muslim Indonesia. Meskipun demikian,
identitas utama madrasah adalah lembaga pendidikan Islam. Karena alasan
identitasinilah madrasah dikelola oleh Departemen Agama bukan Departemen
Pendidikan.
Rumusan kurikulum dalam islamisasi ilmu pengetahuan dengan
memasukkan segala keilmuawan dalam kurikulum. Dengan demikian,
lembaga pendidikan memiliki kurikulum yang aktual, responsif terhadap
tuntutan permasalahan kontemporer. Artinya lembaga melahirkan lulusan
yang visioner, berpandangan integratif,proaktif dan tidak dikotomik dalam
keilmuwan.2
C. Hakikat Integrasi Keilmuan Pendidikan
Menyusun dan merumuskan konsep integrasi keilmuan tentulah tidak
mudah. Apalagi berbagai upaya yang selama ini dilakukan oleh beberapa

perguruan tinggi Islam, terutama di Indonesia, dengan cara memasukkan
beberapa program studi ke-Islam-an di klaim sebagai bagian dari proses
integrasi keilmuan. Dalam praktek kependidikan di beberapa negara,
termasuk di Indonesia, integrasi keilmuan juga memiliki corak dan jenis yang
beragam. Lagi pula merumuskan integrasi keilmuan secara konsepsional dan
filosofis, perlu melakukan kajian filsafat dan sejarah perkembangan ilmu,
khususnya di kalangan pemikir dan tradisi keilmuan Islam.
Untuk memberikan pemahaman yang memadai tentang konsep
integrasi keilmuan, yang pertama-tama perlu dilakukan adalah memahami
konteks munculnya ide integrasi keilmuan tersebut. Bahwa selama ini di
kalangan umat Islam terjadi suatu pandangan dan sikap yang membedakan
antara ilmu-ilmu ke-Islam-an di satu sisi, dengan ilmu-ilmu umum di sisi lain.
Ada perlakukan diskriminatif terhadap dua jenis ilmu tersebut. Umat Islam
seolah terbelah antara mereka yang berpandangan positif terhadap ilmu-ilmu
2

Samsul Nizar,Sejarah Pendidikan Islam : Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah Sampai Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2008) hal. 273

keislaman sambil memandang negatif yang lainnya, dan mereka yang

berpandangan positif terhadap disiplin ilmu-ilmu umum sembari memandang
negatif terhadap ilmu-ilmu ke-Islaman. Kenyataan itu telah melahirkan
pandangan dan perlakuan yang berbeda terhadap ilmuwan. Salah satu upaya
yang dilakukan oleh para pemikir Islam adalah pengintegrasian kembali ilmu
umum dan ilmu keislaman. Istilah yang populer dalam konteks integrasi
adalah islamisasi.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pendekatan interdisliner yang dimaksud disini adalah kajian dengan
menggunakan sejumlah pendekatan atau sudut pandang ( perspektif ). Dalam
studi misalnya menggunakan pendektan sosiologis, historis dan normatif
secara bersamaan.
2. Pendidikan Islam dan Membangun Integrasi Keilmuan di Indonesia :
a. Pendidikan Islam memandang keluarga, masyarakat, dan tempat-tempat
peribadahan ataupun lembaga pendidikan di luar sekolah, Sedangkan lembaga
pendidikan Islam di dalam sekolah meliputi, sekolah islam, madrasah,
Lembaga Pendidikan Kejuruan (LPK) Islam, Balai LatihanKerja (BLK),
Perguruan Tinggi Islam, dan seterusnya.

b. Lembaga pendidikan memiliki kurikulum yang aktual, responsif terhadap
tuntutan permasalahan kontemporer. Artinya lembaga melahirkan lulusan
yang visioner, berpandangan integratif,proaktif dan tidak dikotomik dalam
keilmuwan.
3. Memahami konteks munculnya ide integrasi keilmuan tersebut. Bahwa
selama ini di kalangan umat Islam terjadi suatu pandangan dan sikap yang
membedakan antara ilmu-ilmu ke-Islam-an di satu sisi, dengan ilmu-ilmu
umum di sisi lain.

DAFTAR PUSTAKA
Muliawan, Jasa Ungguh. 2005. Pendidikan Islam Intergratif : Upaya
Mengintergrasikan Kembali Dikotomi Ilmu dan Pendidikan
Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Nizar, Samsul. 2008. Sejarah Pendidikan Islam : Menelusuri
Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai
Indonesia.Jakarta: Kencana.