K8408059 Skripsi Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi - Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Oleh : SITI FATHUL JANAH K8408059

AS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MERET

SURAKARTA JULI 2012

H GURU GANYAR

STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN OLEH GURU PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh : SITI FATHUL JANAH K8408059

Skripsi Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi - Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MERET SURAKARTA Juli 2012

ABSTRAK

Siti Fathul Janah. K8408059. STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN OLEH GURU PADA KELAS AKDELERASI DI SMP

NEGERI 1 KARANGANYAR. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran kelas akselerasi di SMP Negeri 1 Karanganyar, (2) mengetahui strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, (3) mengetahui alasan guru memilih menggunakan strategi pembelajaran tersebut.

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data verbal yang diperoleh langsung dari wawancara dengan informan yang terdiri dari guru, siswa, waka kurikulum, ketua program akselerasi, dan observasi proses pembelajaran di kelas akselerasi. Data sekunder yaitu dokumen atau arsip mengenai kurikulum akselerasi. Teknik Sampling diambil melalui teknik Purposive dengan Snowball Sampling. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan teknik Analisis data model interaktif yakni dengan tahapan sebagai berikut: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Simpulan hasil penelitian yaitu: (1) Persoalan yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran yaitu guru menghadapi beberapa siswa yang masih kekanak-kanakan, kurang mandiri atau masih bergantung pada temannya, dan waktu penyelesaian semua materi pembelajaran yang dipercepat, (2) Strategi yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yaitu strategi pembelajaran pemecahan masalah dengan metode debat, strategi pembelajaran kooperatif dengan metode simulasi, dan strategi pembelajaran kooperatif dengan metode diskusi kelompok dilanjutkan presentasi, (3) Alasan para guru menggunakan strategi tersebut dikarenakan untuk strategi tersebut dapat melatih siswa akselerasi menjadi lebih mandiri dan mampu berfikir secara kritis serta untuk mensiasati waktu pembelajaran program akselerasi yang dipercepat, selain itu karena media pembelajaran yang digunakan cukup sederhana.

Kata kunci: Strategi pembelajaran, kelas akselerasi

MOTTO

“Kau bisa menjadi apa pun yang kau inginkan, jika keyakinanmu cukup besar dan tindakanmu sesuai dengan keyakinanmu, karena apa pun yang bisa diciptakan dan

diyakini oleh pikiran, hal itu bisa dicapai”.

(Napoleon Hill : penulis terlaris buku Think and grow rich)

“Segala sesuatu yang dilakukan dengan penuh keikhlasan, hasilnya pasti akan lebih indah dan mengesankan”. (Penulis)

“Sejarah telah memperlihatkan bahwa pemenang yang paling mengesankan biasanya menghadapi rintangan paling memilukan sebelum mencapai kemenangan. Mereka menang karena tidak mau dibuat patah semangat oleh kekalahan”.

(B.C Forbes : Pendiri majalah Forbes)

PERSEMBAHAN

Persembahan karya ini sebagai wujud bakti, cinta, dan terima kasih kepada:

 Alloh SWT yang telah melimpahkan rizki dan

hidayah-Nya  Ayahanda Moh. Ikhsan Waris Santoso dan Ibu Sujiati yang tiada lelah mencurahkan kasih

sayang serta doa di setiap hembusan nafas.  Kakak-kakak tersayang yang telah memberi

kasih sayang dan warna dalam hidupku.  Seseorang tercinta yang selalu menemani

hidupku.  Teman-teman Sos-Ant’08  Almamater

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi kenikmatandan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN OLEH

GURU PADA KELAS AKSELERASI DI SMP NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.

Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan serta Pembantu Dekan I,

II, dan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Drs. H Saiful Bachri, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Drs. H MH. Sukarno, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Dra. Hj. Siti Rochani, M.Pd, Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini

5. Siany Indria L. S.Ant M.Hum, Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Drs. Slamet Subagya, M.Pd, Pembimbing Akademik, serta Bapak dan ibu Dosen Program Pendidikan Sosiologi-Antropologi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru, Siswa, dan seluruh karyawan SMP Negeri 1 Karanganyar yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, sangat penulis harapkan demi perbaikan.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan serta bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan di kemudian hari. Terimakasih.

Surakarta, 19 Juli 2012

Penulis

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Perbandingan nilai rata-rata ujian nasional sekolah tersebut dengan nilai rata-rata tingkat nasional tahun 2010/2011……...................... 5

2. Tabel 2. Jadwal kegiatan penelitian............................................................. 49

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar.1 : Interaksi media kegiatan belajar dan bentuk pembelajaran.... 13

2. Gambar.2 : Kerangka Pemikiran............................................................... 47

3. Gambar.3 : Model Analisis Data Model Interaktif ................................... 60

DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrumen Penelitian (interview guide dan observasi) ............................. 110

2. Catatan Lapangan (Fieldnote)................................................................... 115

3. Kalender akademik program akselerasi .................................................... 149

4. Jadwal pelajaran program kelas VII akselerasi………………………….. 154

5. Dokumentasi Penelitian ........................................................................... 155

6. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi................................................ 158

7. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS .......................................................... 159

8. Surat Permohonan Izin Research .............................................................. 160

9. Surat Keterangan Ijin Penelitian .............................................................. 161

10. Surat Keterangan Melakukan Penelitian.................................................... 162

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya mewujudkan cita-cita pembangunan nasional salah satunya adalah menempatkan sektor pendidikan pada posisi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan. Namun, pendidikan di negara kita belum ditempatkan pada posisi yang sewajarnya. Kondisi seperti ini dapat dilihat dalam berbagai segi, di antaranya sistem sekolah masih terlalu panjang yang masing-masing memakan waktu yang cukup lama, diskriminatif, pelayanan yang masih di bawah rata-rata, bahkan sampai kepada masalah kurang memberikan masa depan yang lebih baik bagi peserta didik dan pengguna jasa pendidikan.

Di Indonesia, mutu pendidikan yang rendah akan membawa permasalahan yang krusial pada sumber daya manusia (SDM). Secara nasional Isjoni dan Firdaus (2007) menginformasikan data bahwa, “BPS Susenas (2003) menunjukkan bukti sebanyak 83,18% lulusan Perguruan Tinggi (PT) Indonesia bekerja sebagai buruh atau karyawan. Kemudian data dari Dikti (2005) menunjukkan prosentase pengagguran terbuka lulusan Perguruan Tinggi Indonesia untuk Diploma dan Sarjana, masing-masing 3,15% dan 3,61%. Kemudian data dari IMD (2005) menyatakan bahwa pada tataran global, kemampuan Indonesia bersaing di antara 60 negara adalah pada peringkat 59 di atas Venezuela”(hlm.57).

Rendahnya mutu pendidikan di negara kita yang berdampak pada rendahnya mutu SDM tersebut, dalam menghadapi globalisasi beserta dampak yang ditimbulkan dari globalisasi itu sendiri dapat dikatakan menjadi suatu tantangan yang cukup berat. Globalisasi pada umumnya ditandai dengan adanya kemajuan di segala bidang terutama di bidang teknologi. Keadaan seperti ini memaksa manusia untuk melakukan reevaluasi dan revolusi di bidang pendidikan agar tidak terjadi ketertinggalan pendidikan dari negara-negara lain, pada akhirnya akan berdampak pada lemahnya sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan untuk mampu bersaing dan mampu menghadapi tantangan global.

Salah satu strategi peningkatan kualitas SDM yang dilakukan ialah dengan upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Di dalam Undang- undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 4, yaitu “bahwa warga Negara yang memiliki kercerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus”. Hal senada juga dinyatakan dalam Undang-undang No.2 Tahun 1989 Pasal 24 ayat 1 dan 6 yang dimuat pada SMPN

1 Karanganyar (2012) pada info sekolah berbunyi bahwa, “Setiap peserta didik berhak mendapatkan perlakuan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya dan berhak menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang ditentukan”.

Sekolah yang memungkinkan adanya pemberian pelayanan pendidikan bagi peserta didik berpotensi kecerdasan dan bakat istimewa adalah sekolah- sekolah yang sudah bartaraf nasional (SSN) atau sekolah yang merintis pendidikan bertaraf internasional (RSBI). Pelayanan pendidikan khusus untuk peserta didik berpotensi kecerdasan dan bakat istimewa yaitu salah satunya dalam bentuk program akselerasi. Pada program akselerasi ini siswa diperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu lebih singkat. Pada program akselerasi ini, lama pendidikan SD dapat dipersingkat menjadi lima tahun, SMP menjadi dua tahun, demikian pula SMA/SMK hanya dua tahun.

Siswa yang harus mendapat perhatian khusus dalam pemberian pelayanan pendidikan ialah mereka yang memiliki potensi kecerdasan jauh dibawah normal (memiliki skor IQ dibawah 90) dan mereka yang memiliki potensi kecerdasan jauh di atas normal (memiliki skor IQ di atas 125) (Tirtonegoro, 2001:25). Mereka yang memiliki potensi kecerdasan jauh di bawah normal biasa disebut dengan anak abnormal, sedangkan mereka yang memiliki potensi kecerdasan di atas normal biasa disebut dengan anak supernormal. Anak supernormal cenderung lebih cepat menguasai materi pelajaran yang diberikan disekolah. Maka cara penanganan anak supernormal ialah dengan program akselerasi.

Jumlah sekolah yang menyelenggarakan program akselerasi di Negara Indonesia dapat dikatakan masih tergolong sedikit bila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan sekolah yang ada. Dibawah ini dapat kita lihat jumlah anak cerdas dan jumlah sekolah penyelenggara program akselerasi di Indonesia, pada mengenal program akselerasi menurut Aning Wulandari (2010) menunjukkan bahwa :

“…sekitar 9551 anak cerdas intelektual dan berbakat istimewa yang dapat mengikuti program akselerasi. Dari 260.471 sekolah, baru 311 sekolah yang memiliki program layanan bagi anak cerdas intelektual dan berbakat istimewa. Dari 42.756 madrasah, baru 7 madrasah yang menyelenggarakan program akselerasi”.

Dari data di atas menunjukkan bahwa program kelas akselerasi bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat intelektual penting dan perlu untuk diselenggarakan. SMP Negeri 1 Karanganyar merupakan Sekolah Menengah Pertama yang pertama kali menyelenggarakan program akselerasi untuk tingkat SLTP di daerah Karanganyar sejak tahun 2006. Selain terkenal karena para gurunya yang profesional juga prestasi para siswa disekolah tersebut juga sangat membanggakan. Pada website SMP N 1 Karanganyar (2012) pada prestasi kelulusan ditunjukkan tabel perbandingan nilai rata-rata UAN sekolah tersebut dengan nilai rata-rata tingkat nasional pada tahun pelajaran 2010/2011, hasilnya membuktikan nilai rata-rata ujian nasional SMP Negeri 1 Karanganyar jauh lebih tinggi dari nilai rata-rata tingkat nasional untuk semua mata pelajaran yang diujikan pada UAN yaitu dengan perincian sebagai berikut:

MATA PELAJARAN

SMP NEGERI 1

Bahasa Indonesia

8.60 7.12 Lebih Tinggi

Bahasa Inggris

8.78 7.52 Lebih Tinggi

Matematika

9.05 7.30 Lebih Tinggi

IPA

9.26 7.42 Lebih Tinggi

JUMLAH

35.69 29.36 Lebih Tinggi Rata-rata

8.92 7.34 Lebih Tinggi

Tabel 1 : Perbandingan nilai rata-rata ujian nasional sekolah tersebut dengan nilai rata-rata tingkat nasional tahun 2010/2011.

Prestasi yang membanggakan juga dapat kita lihat pada koran Suara Merdeka (Senin, 25 Juni 2007), dikabarkan bahwa pada UAN tahun 2007 terdapat 104 siswa memperoleh nilai 10 dan 4 siswa dari kelas akselerasi meraih nilai terbaik se-Kabupaten Karanganyar yakni 29,6. Tidak hanya siswa akselerasi saja yang menonjol dalam prestasi, namun siswa reguler juga tidak mau kalah. Hal ini dibuktikan dari perolehan juara dalam berbagai perlombaan. Antara lain seperti perolehan juara II tingkat Nasional dalam perlombaan Olimpiade sains RSBI pada tahun 2011, kemudian juara I Tingkat Nasional untuk perlombaan renang pada tahun 2009, juara II Tingkat Nasional untuk perlombaan Tae Kwon Do pada tahun 2010, dan lain sebagainya. Dimuat dalam SMP N 1 Karanganyar (2012) pada prestasi sekolah.

Harapan pemerintah dari adanya program akselerasi itu sendiri tidak lain ialah memberikan pelayanan bagi para siswa yang memiliki bakat dan kecerdasan tinggi untuk dapat menyelesaikan program pendidikannya lebih cepat dari yang ditentukan dan mampu berfikir komprehensif, optimal, serta kreatif. Selain itu, tujuan dari adanya program akselerasi ialah “Untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki seorang anak agar dapat mencapai prestasi seoptimal mungkin sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pendidik dan anak didik serta dapat berfaedah bagi masyarakat dan negara” (Tirtonegoro, 2001:102).

Namun pada kenyataannya, penyelenggaraan akselerasi dewasa ini belum berjalan sesuai dengan harapan pemerintah, baik dari manajemen, sistem penerimaan siswa (rekrutmen siswa), proses pembelajaran maupun output yang dihasilkan. Dimuat dalam LKAS (2010) pada strategi manajemen pembelajaran program akselerasi SMP swasta harapan 2 Medan, menyatakan bahwa:

Dari beberapa kali grand tour yang dilakukan, terlihat beberapa gejala- gejala umum antara lain:

1. Sistem pembelajaran belum sepenuhnya mengacu pada sistem akselerasi yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

2. Penyelenggaraan manajemen pembelajaran belum sepenuhnya

berlangsung secara efektif dan efisien;

3. Penyediaan guru khusus kelas akselerasi belum sepenuhnya

terpenuhi. Dari gejala-gejala umum yang muncul dalam penyelenggaraan program

akselerasi di atas merupakan suatu permasalahan dalam dunia pendidikan. Perlu akselerasi di atas merupakan suatu permasalahan dalam dunia pendidikan. Perlu

Dari permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melihat bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru serta persoalan- persoalan yang dihadapi ketika proses pembelajaran dilakukan, dan alasan para guru akselerasi memilih menggunakan strategi pembelajaran tersebut ketika mengajar dikelas akselerasi. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pembelajaran yang Digunakan Oleh Guru

Pada Kelas Akselerasi di SMP Negeri I Karanganyar, Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apa saja persoalan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran pada kelas

akselerasi di SMP Negeri I Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimana strategi yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran pada kelas akselerasi di SMP Negeri I Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012?

3. Mengapa guru menggunakan strategi tersebut dalam mengajar kelas

akselerasi di SMP Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa saja persoalan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran pada kelas akselerasi di SMP Negeri I Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran pada kelas akselerasi di SMP Negeri I Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Untuk mengetahui alasan mengapa guru menggunakan strategi tersebut dalam mengajar kelas akselerasi di SMP Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Setelah berbagai masalah yang dirumuskan di atas diperoleh jawabannya, maka diharapkan dari hasil penelitian ini bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang strategi pembelajaran khususnya pada kelas akselerasi.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pokok acuan

mata kuliah Strategi Belajar Mengajar di FKIP.

c. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai masukan atau

pedoman bagi penelitian lebih lanjut yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, dapat dijadikan acuan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa dan kelas yang diampunya.

b. Bagi sekolah, dapat dijadikan acuan bahan pertimbangan untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan pembelajaran pada program kelas akselerasi.

c. Bagi masyarakat, diharapkan mampu memberikan informasi bagi masyarakat terkait dengan kualitas pembelajaran kelas akselerasi yang diselenggarakan di sekolah tersebut.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Kajian Teori

a. Kajian Tentang Strategi Pembelajaran

Kata strategi berasal dari kata Strategos (Yunani) atau Strategus. Strategos berarti jenderal atau berarti pula perwira negara (state officer). Jenderal yang bertanggung jawab merencanakan suatu strategi dan mengarahkan pasukannya untuk mencapai kemenangan. Berhubungan dengan strategi, Sumantri dan Permana (mengutip simpulan J.Salusu, 1996) merumuskan bahwa, “Strategi sebagai suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan” (2001: 35).

Pendapat lain dikemukakan oleh Hamdani (2011) (mengutip simpulan Joni, 1983) bahwa, “Strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran” (hlm.18). Strategi memiliki arti yang berbeda dengan taktik. Strategi dalam dunia kemiliteran berkaitan dengan perang, yaitu suatu cara yang paling efektif untuk memperoleh kemenangan dalam perang, sedangkan taktik berhubungan dengan pertempuran yang harus dilakukan untuk melaksanakan peperangan itu. Dengan demikian dikatakan bahwa strategi adalah ilmu peperangan, dan taktik adalah ilmu pertempuran. Pengertian tersebut kemudian diterapkan dalam dunia pendidikan (W.Gulo, 2002:1).

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001) menyatakan bahwa, “Dalam perkembangannya, konsep strategi telah digunakan dalam berbagai situasi, termasuk untuk situasi pendidikan”. (hlm.35-36). Strategi kini sudah berkembang menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari. Strategi diartikan sebagai a plan of operation achieving something, artinya rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu. Sedangkan metode diartikan sebagai a way in Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001) menyatakan bahwa, “Dalam perkembangannya, konsep strategi telah digunakan dalam berbagai situasi, termasuk untuk situasi pendidikan”. (hlm.35-36). Strategi kini sudah berkembang menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari. Strategi diartikan sebagai a plan of operation achieving something, artinya rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu. Sedangkan metode diartikan sebagai a way in

Apabila dihubungkan dengan proses pembelajaran, maka Gerlach dan Ely dalam Hamdani (2011) menyatakan bahwa, “Strategi pembelajaran adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa” (hlm.19). Pendapat lain dikemukakan oleh Nasution (1999) menyatakan bahwa, “Strategi mengajar adalah pendekatan umum dan tidak begitu terinci dan bervariasi dibanding kegiatan belajar siswa seperti yang dicantumkan dalam rencana instruksional atau persiapan satuan pelajaran” (hlm.79).

Masih berhubungan dengan definisi strategi pembelajaran, Suradji (2008) juga mengemukakan bahwa, “Strategi pembelajaran berhubungan dengan pemilihan kegiatan belajar mengajar yang paling efektif dan efisien dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan instruksional yang ditetapkan” (hlm.1). Hal tersebut juga dikemukakan oleh Wena (mengutip simpulan Reigeluth, 1983 dan Dengeng, 1989) bahwa, “Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda” (2009: 5).

Pendapat lain dikemukakan oleh Prawiladilaga (2008) menyatakan bahwa, “Strategi pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh perancang dalam menentukan teknik penyampaian pesan, penentuan metode dan media, alur isi pembelajaran, serta interaksi antara pelajar dan peserta didik” (hlm.37). Begitu pula pernyataan Riyanto (mengutip Hamalik, 2000) bahwa, “Strategi pembelajaran adalah metode dan prosedur yang ditempuh oleh siswa dan guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan instruksional berdasarkan materi pengajaran tertentu dan dengan bantuan unsur penunjang tertentu pula”. (2009:134).

Dari uraian tentang pengertian-pengertian strategi pembelajaran di atas, dengan kata lain strategi yang diterapkan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu seni dan ilmu mengenai siasat guru untuk membawakan pengajaran di kelas serta mengoptimalkan interaksi Dari uraian tentang pengertian-pengertian strategi pembelajaran di atas, dengan kata lain strategi yang diterapkan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu seni dan ilmu mengenai siasat guru untuk membawakan pengajaran di kelas serta mengoptimalkan interaksi

“Pendekatan pembelajaran merupakan seperangkat asumsi yang berkenaan dengan hakikat pembelajaran” (Madjid, 2006:132). Suatu pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran tidak hanya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun juga sesuai dengan perkembangan dalam psikologi belajar sistemik, dilandasi oleh prinsip-prinsip psikologi behavioristik dan humanistik, serta kenyataan dalam masyarakat sendiri (Hamalik, 2001).

“Metode pembelajaran yaitu suatu rencana kegiatan menyeluruh tentang bagaimana penyajian materi ajar secara sistematis atau teratur dan berdasarkan pendekatan yang telah ditentukan” (Madjid, 2006:132). Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas antara lain : metode ceramah, metode tanya jawab, metode tulisan, metode diskusi, metode debat, metode kisah, metode perumpamaan atau simulasi, metode pemahaman dan penalaran, metode suri teladan, metode peringatan dan pemberian motivasi, metode praktik, metode karyawisata, dan metode pemberian ampunan dan bimbingan.

“Teknik pembelajaran adalah suatu kegiatan spesifik yang diwujudkan nyata dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan metode yang dirumuskan dan pendekatan yang dipilih” (Madjid, 2006:132). Teknik pembelajaran menurut Madjid dibagi menjadi tiga, yaitu: pertama, teknik pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan kecakapan kognitif, misalnya : teknik mnemonic yaitu menghafal bagian-bagian awal huruf atau suku kata dari beberapa hal yang hendak dihafalkan. Kedua , teknik pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan kecakapan psikomotor, misalnya : teknik drill and practice yaitu mempraktekkan materi yang sedang diajarkan, kemudian yang ketiga yaitu teknik pembelajaran yang berorientasi pada nilai (afektif), misalnya : teknik indoktrinasi, “Teknik pembelajaran adalah suatu kegiatan spesifik yang diwujudkan nyata dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan metode yang dirumuskan dan pendekatan yang dipilih” (Madjid, 2006:132). Teknik pembelajaran menurut Madjid dibagi menjadi tiga, yaitu: pertama, teknik pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan kecakapan kognitif, misalnya : teknik mnemonic yaitu menghafal bagian-bagian awal huruf atau suku kata dari beberapa hal yang hendak dihafalkan. Kedua , teknik pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan kecakapan psikomotor, misalnya : teknik drill and practice yaitu mempraktekkan materi yang sedang diajarkan, kemudian yang ketiga yaitu teknik pembelajaran yang berorientasi pada nilai (afektif), misalnya : teknik indoktrinasi,

Sehingga dengan demikian dapat dipahami bahwa pendekatan pembelajaran bersifat aksiomatis, metode pembelajaran bersifat prosedural, dan teknik pembelajaran bersifat operasional. Pendekatan pembelajaran bersifat aksiomatis mengandung arti bahwa suatu pendekatan pembelajaran dapat diterima sebagai kebenaran dan tanpa harus ada pembuktian yang menyatakan pendirian, filosofis dan keyakinan yang berkaitan dengan asumsi. Pendekatan pembelajaran masih ada pada angan-angan dan menjadi suatu kerangka pemikiran.

Komponen strategi pembelajaran lainnya yaitu metode pembelajaran, komponen ini bersifat prosedural yaitu masih berupa susunan proses yang memiliki pola kerja tetap dan teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan dalam melaksanakan dan memudahkan kegiatan. Sedangkan teknik pembelajaran dikatakan lebih bersifat operasional karena pada teknik ini akan terlihat suatu penerapan dalam mewujudkan apa yang masih menjadi kerangka pemikiran guru. Sehingga di dalam strategi pembelajaran, antara pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran tidak dapat dilepaskan. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan strategi pembelajaran, antara lain meliputi: variabel strategi pembelajaran, jenis-jenis dan klasifikasi strategi pembelajaran, serta bagaimana cara melakukan pemilihan strategi pembelajaran.

1) Variabel Strategi Pembelajaran

Sebelum mengajar, seorang pengajar hendaknya melakukan beberapa perencanaan. Di mana setiap melakukan perencanaan pembelajaran akan melibatkan beberapa komponen pembelajaran. Salah satu komponen dalam pembelajaran tersebut adalah strategi pembelajaran, yaitu merupakan komponen yang sangat penting dalam pembelajaran, karena pada strategi pembelajaran inilah yang nantinya akan membawa kemana arah pembelajaran dilakukan. Di dalam strategi pembelajaran terdapat beberapa variabel. Variabel strategi pembelajaran menurut Wena diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu strategi pengorganisasian, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan (2009). Berikut di bawah ini adalah rincian mengenai variabel-variabel dalam strategi pembelajaran.

Strategi pengorganisasian (organizational strategy) merupakan cara menata ulang isi suatu bidang studi, dan kegiatan ini berhubungn dengan tindakan pemilihan isi atau materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan sejenisnya. Strategi pengorganisasian pembelajaran dapat dipilih menjadi dua, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Menurut Wena (mengutip simpulan Reigeluth, 1983) bahwa, “Strategi makro merupakan strategi untuk menata urutan keseluruhan isi bidang studi (lebih dari satu ide), sedangkan strategi mikro adalah strategi untuk menata urutan sajian pada suatu ide tunggal antara lain konsep dan prinsip”. (2009:27).

Variabel selanjutnya yaitu strategi penyampaian (delivery strategy), merupakan suatu cara dalam menyampaikan pembelajaran pada siswa, serta cara untuk menerima serta merespons masukan dari siswa. Strategi penyampaian meliputi lingkungan fisik, guru, bahan pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran. Dalam hal ini media pembelajaran merupakan satu komponen penting dari strategi penyampaian pembelajaran. Maka dari itu, media pembelajaran merupakan bidang kajian utama dari strategi penyampaian (delivery strategy).

Menurut Wena mengutip dari Degeng (1989) secara lengkap ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam strategi penyampaian pembelajaran, antara lain sebagai berikut : (1) Media pembelajaran, merupakan komponen dari strategi penyampaian yang dapat berisi pesan yang hendak disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, ataupun bahan, (2) Interaksi siswa dengan media, komponen ini lebih mengarah pada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan belajar, (3) Bentuk (struktur) pembelajaran, komponen ini memperlihatkan apakah siswa belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan, ataukah belajar mandiri (2009). Berikut di bawah ini adalah gambar atau skema interaksi media kegiatan belajar dan bentuk pembelajaran.

Gambar 1 : Interaksi media kegiatan belajar dan bentuk pembelajaran (Degeng (1989) dikutip oleh Wena, 2009:11)

Variabel strategi pembelajaran yang ketiga yaitu strategi pengelolaan (management strategy), merupakan suatu cara dalam menata interaksi antara siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya (variable strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian). Strategi pengelolaan pembelajaran selalu berkaitan dengan pemilihan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian yang hendak digunakan selama dalam proses pembelajaran berlangsung. Strategi pengelolaan meliputi penetapan kapan suatu strategi atau komponen strategi tepat dipakai dalam situasi pembelajaran. Menurut Wena mengutip dari Degeng, setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam strategi pegelolaan, yaitu: penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, pengelolaan motivasional, dan kontrol belajar (2009).

Pada kegiatan penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran, seorang guru dituntut untuk mampu merancang tentang kapan, strategi apa, dan berapa kali suatu strategi pembelajaran digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kemudian pada kegiatan pembuatan catatan kemajuan belajar siswa merupakan suatu hal sangat penting dilakukan bagi guru, karena dengan melakukan kegiatan ini dapat digunakan untuk melihat seberapa efektif dan efisien pembelajaran yang dilakukan, sehingga dari sini guru dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya, seperti apakah strategi pembelajaran yang digunakan telah sesuai atau belum, apakah rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh faktor guru atau siswa, dan apakah penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran sudah sesuai atau belum.

Media Pembelajaran

Kegiatan belajar Bentuk belajar mengajar

Hal penting lainnya untuk diperhatikan adalah pengelolaan motivasional, kegiatan ini berkaitan dengan usaha untuk meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Wena mengutip dari Degeng (1989) bahwa, “Dalam peranan strategi penyampaian untuk meningkatkan motivasi belajar lebih nyata dibanding dengan strategi pengorganisasian” (2009:13). Sehingga dengan demikian dapat diartikan bahwa seni dan cara penjadwalan penggunan strategi penyampaian dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu maka seorang guru harus mampu mengembangkan kiat-kiat khusus dalam melakukan penjadwalan penggunaan strategi penyampaian.

Kontrol belajar merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam strategi pengelolaan. “Kegiatan ini terkait dengan kebebasan siswa untuk melakukan pilihan pada bagian isi yang dipelajari, kecepatan belajar, komponen strategi pembelajaran yang dipakai dan strategi kognitif yang digunakan” (Degeng (1989) dikutip oleh Wena, 2009:13). Agar siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat melakukan pilihan-pilihan tersebut, maka seorang guru harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan berbagai alternatif pilihan belajar bagi siswa.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa dalam strategi pembelajaran ada beberapa variabel-variabel yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pembelajaran antara lain bagaimana strategi yang dilakukan dalam mengorganisasikan pembelajaran, kemudian bagaimana strategi yang dilakukan dalam penyampaian isi pembelajaran, dan strategi apa yang digunakan dalam pengelolaan kedua variabel antara stretegi pengorganisasian dan strategi penyampaian.

Ketiga variabel tersebut diatas apabila benar-benar dilakukan sesuai dengan keadaan pembelajaran yang sebenarnya maka kegiatan pembelajaran akan dapat berjalan dengan baik serta akan tercipta suasana yang kondusif, sehingga dari variabel strategi pembelajaran di atas dapat dilihat bahwa strategi pembelajaran memiliki peranan yang paling menentukan keberhasilan dalam berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan merumuskan perencanaan yang matang dan pelaksanaan perwujudan pada masing-masing variabel, maka suatu kegiatan pembelajaran juga akan berhasil dengan baik.

2) Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Dalam strategi pembelajaran ada banyak macam atau jenis-jenisnya. Dari beberapa ahli pendidikan mengklasifikasikan jenis-jenis atau macam-macam strategi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dikarenakan strategi pembelajaran ada banyak jenisnya, maka seorang guru dapat memilih satu atau beberapa strategi sekaligus untuk digunakan dalam pembelajarannya, dan bahkan dapat pula strategi tersebut diterapkan secara bervariasi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, materi yang disampaikan, keadaan siswa, kondisi lingkungan, serta kemampuan pengajar itu sendiri dalam melaksanakannya. Aqib (2000) dikutip oleh Riyanto, mengelompokkan strategi pembelajaran berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, yaitu: berdasarkan proses pengelolaan pesan, berdasarkan pertimbangan pihak pengelola pesan, berdasarkan pertimbangan pengaturan guru, berdasarkan pertimbangan jumlah siswa, dan berdasarkan pertimbangan interaksi guru dengan siswa (2009). Berikut di bawah ini adalah rincian masing-masing jenis strategi pembelajaran.

a) Berdasarkan proses pengelolaan pesan. Ada dua macam yaitu: strategi deduktif dan strategi induktif. Strategi deduktif yaitu pengolahan materi atau bahan ajar dimulai dari umum ke khusus atau bagian-bagian. Menurut W.gulo (2002) bahwa, “Strategi pembelajaran deduktif yaitu pesan diolah mulai dari umum menuju kepada khusus, dari hal-hal yang abstrak menuju hal-hal yang konkret, dari konsep-konsep yang abstrak kepada contoh-contoh yang konkret” (hlm.11). Sedangkan strategi induktif yaitu pengolahan materi atau bahan ajar dimulai dari khusus ke umum. Menurut W.Gulo bahwa, “Strategi pembelajaran induktif yaitu pengolahan pesan yang dimulai dari hal-hal yang khusus menuju kepada hal-hal yang umum, dari peristiwa-peristiwa yang bersifat individual menuju kepada generalisasi, dari pengalaman-pengalaman empiris yang individual menuju kepada konsep yang bersifat umum” (hlm.12).

b) Berdasarkan pihak pengelola pesan. Ada dua macam yaitu strategi ekspositorik dan strategi heuristik atau kurioristik. Strategi ekspositorik yaitu seorang guru mencari dan mengolah bahan pengajaran, lalu disampaikan kepada siswa, dimana guru mengolah b) Berdasarkan pihak pengelola pesan. Ada dua macam yaitu strategi ekspositorik dan strategi heuristik atau kurioristik. Strategi ekspositorik yaitu seorang guru mencari dan mengolah bahan pengajaran, lalu disampaikan kepada siswa, dimana guru mengolah

c) Berdasarkan segi pengaturan guru, ada dua macam jenis yaitu strategi seorang guru dan strategi pengajaran beregu (team teaching). Strategi seorang guru artinya seorang guru melakukan pembelajaran kepada sejumlah siswa. Pada pembelajaran ini seorang guru membutuhkan tenaga yang ekstra, karena siswa yang dihadapi biasanya jumlahnya lebih besar dari pada pembelajaran secara beregu. Sedangkan strategi pengajaran beregu (team teaching) dilakukan dengan dua orang atau lebih guru mengajar sejumlah siswa, sehingga dapat dikatakan bahwa di dalam satu kelas atau ruang terdapat beberapa guru yang melakukan pembelajaran terhadap beberapa jumlah atau sebagian siswa.

d) Berdasarkan jumlah siswa, ada tiga yaitu strategi klasikal, kelompok kecil,dan individu. Pembelajaran klasikal dilakukan dengan jumlah siswa yang banyak dan pembelajaran ini dirasakan kurang begitu efektif, karena dalam melakukan pembelajaran seorang guru menangani banyak siswa, sehingga perhatiannya tidak penuh pada semua siswa. Strategi kelompok kecil yakni pembelajaran dilakukan hanya dengan sejumlah siswa, dan tidak sebanyak pada pembelajaran klasikal, namun juga tidak sesedikit seperti pembelajaran individual. Sedangkan pembelajaran individu yaitu pembelajaran yang dilakukan secara individual, dimana seorang guru mengajar seorang siswa saja. dalam pembelajaran ini perhatian guru dapat benar-benar terpusat pada siswanya, namun terkadang apabila pembelajarannya kurang menarik siswa akan cepat merasa bosan.

e) Berdasarkan interaksi guru dengan siswa, ada dua jenis yaitu strategi tatap muka dan melalui media.

Strategi tatap muka yaitu seorang guru dalam melakukan pembelajaran dengan bertemu langsung dengan para siswa, sehingga antara guru dan siswa dapat melakukan interaksi secara langsung tanpa melalui media ataupun perantara. Strategi pengajaran melalui media yakni guru tidak menjalin kontak langsung dengan siswa, sehingga siswa berinteraksi dengan media.

Pendapat lain dikemukakan oleh Gulo menerangkan bahwa, Strategi pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, tergantung dari segi apa kita mengelompokkannya. Dalam hal ini dikenal tiga macam strategi pembelajaran, yaitu: Strategi pembelajaran yang berpusat pada materi pelajaran, strategi pembelajaran yang berpusat pada guru, dan strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (2002).

a) Strategi pembelajaran yang berpusat pada materi pelajaran. Jenis strategi pembelajaran ini menurut Gulo bahwa, sering disebut dengan Material Centre Strategy . Dalam strategi ini perlu diperhatikan dua hal, yakni kecenderungan pada dominasi kognitif dimana pendidikan afektif dan keterampilan kurang mendapat perhatian yang memadai dalam kerangka peningkatan kualitas manusia seutuhnya, dan materi pelajaran yang disampaikan di kelas serta yang dimuat dalam buku teks, akan makin usang dengan makin pesatnya perkembangan dalam bidang pengetahuan dan teknologi. Materi pelajaran lebih berfungsi sebagai masukan (input) yang akan berbaur dalam proses pembelajaran (2002).

Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan materi informal. Materi formal adalah pelajaran yang terdapat dalam buku teks resmi di sekolah, sedangkan materi informal adalah bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah yang bersangkutan. Bahan-bahan yang bersifat informal ini dibutuhkan agar pengajaran lebih relevan dan aktual atau berdasarkan situasi nyata. Pendidikan yang berlangsung di lembaga pendidikan formal adalah pendidikan yang terarah pada tujuan tertentu. Salah satunya berorientasi pada disiplin ilmu pengetahuan, yang mengantar peserta didik pada penguasaan ilmu pengetahuan atau materi pengajaran.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, strategi pembelajaran yang berpusat pada materi dapat berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang disertai arus globalisasi yang berakibat guru tidak lagi menjadi sumber informasi. Sekolah juga bukan lagi menjadi satu-satunya sumber informasi, karena banyak media yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi, seperti melalui media massa dan elektronik.

b) Strategi pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered Learning /

TCL) . Teacher Centred Learning merupakan sebuah cara pandang mengenai proses pembelajaran berupa metode pembelajaran dalam dunia pendidikan di mana guru selaku pakar (expert) di bidangnya memfokuskan diri untuk menyampaikan (transfer) ilmu pengetahuan yang ia miliki kepada siswa- siswanya selaku orang awam (novice). Firdaus (2007) menyatakan bahwa, “Pola proses pembelajaran di mana dosen (guru) lebih aktif dibandingkan dengan mahasiswa (siswa). Dosen (guru) menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu” (hlm.62).

Pendapat lain juga dikemukakan oleh W.Gulo (2002) bahwa, “Teacher Centred Strategies adalah suatu strategi pembelajaran yang berpusat pada guru” (hlm.5). Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa, sebenarnya pembelajaran yang berpusat pada guru sudah cukup baik, namun ketika harus berhadapan dengan kondisi siswa-siswa yang berbeda- beda, guru akan banyak mengalami kesulitan karena sulitnya mengatur dan memfasilitasi seluruh potensi siswa. Guru yang berada dalam lingkungan TCL lebih memfokuskan dirinya dan siswa-siswanya untuk memahami materi-materi yang sudah ditetapkan di dalam kurikulum dari pada memperhatikan proses pembelajaran yang dialami oleh siswa-siswanya sendiri.

c) Strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Centered

Learning / SCL). “Student Centered Leearning (SCL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang lebih berpusat pada aktivitas belajar siswa atau mahasiswa” (Firdaus, 2007:60). Rasional dari efektivitas SCL dapat Learning / SCL). “Student Centered Leearning (SCL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang lebih berpusat pada aktivitas belajar siswa atau mahasiswa” (Firdaus, 2007:60). Rasional dari efektivitas SCL dapat

Dengan demikian Student Centered Learning merupakan metode pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran sehingga mendorong siswa untuk belajar lebih aktif (active learning) dan bermakna (experiental learning). Dimana guru dan penyelenggara pendidikan memberikan otonomi dan kendali lebih besar kepada siswa untuk menentukan materi pelajaran, model pembelajaran dan cepat atau lambat tahapan dalam pembelajaran. Guru lebih berperan sebagai fasilitator yang mendorong perkembangan siswa, dan bukan merupakan satu-satunya sumber belajar. Keaktifan siswa telah dilibatkan sejak awal dalam bentuk disain belajar yang memperhitungkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman belajar siswa yang telah didapatkan sebelumnya.

Dari uraian mengenai jenis-jenis strategi pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, strategi pembelajaran yang kita kenal dan ketahui ada banyak jenisnya, namun dalam melakukan kegiatan atau proses pembelajaran maka seorang guru harus mampu memilih salah satu atau beberapa jenis strategi sekaligus yang sesuai dengan keadaan kelas dan siswa yang dihadapi, serta seorang guru juga harus mampu menentukan jenis strategi apa yang harus digunakan dalam pembelajaran dengan mengingat bahwa kondisi sekarang ini yaitu globalisasi yang pengaruhnya sangat besar pada dunia pendidikan.

Sekian banyak jenis strategi pembelajaran di atas ada yang membawa pengaruh positif pada siswa, namun juga ada yang membawa pengaruh kurang baik pada siswa. Contoh jenis strategi pembelajaran yang membawa pengaruh baik pada siswa yaitu jenis pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana suatu pembelajaran dengan menggunakan jenis strategi ini siswa menjadi lebih aktif dan dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreatifitasnya dalam Sekian banyak jenis strategi pembelajaran di atas ada yang membawa pengaruh positif pada siswa, namun juga ada yang membawa pengaruh kurang baik pada siswa. Contoh jenis strategi pembelajaran yang membawa pengaruh baik pada siswa yaitu jenis pembelajaran yang berpusat pada siswa, dimana suatu pembelajaran dengan menggunakan jenis strategi ini siswa menjadi lebih aktif dan dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreatifitasnya dalam

3) Klasifikasi Strategi Pembelajaran Klasifikasi strategi pembelajaran disini berbeda dengan jenis strategi pembelajan. Apabila dilihat dari lingkup pemahamannya, klasifikasi strategi pembelajaran lebih luas dari jenis strategi pembelajaran. Pada klasifikasi strategi pembelajaran pembagiannya lebih condong pada isi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersama siswa. Menurut Yatim Riyanto bahwa pada umumnya strategi pembelajaran diklasifikasikan atas empat sistem pembelajaran atau proses pembelajaran, antara lain sebagai berikut : enquiry-discovery learning, expository learning, mastery learning, dan humanistic education (2009). Untuk lebih jelasnya masing-masing dapat dijabarkan maksudnya seperti di bawah ini.

Enquiry-Discovery Learning merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan mencari dan menemukan sendiri, maksudnya anak diberi peluang untuk mencari, memecahkan, hingga menemukan cara-cara penyelesaian dan jawaban- jawabannya sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach). Pendekatan ini lebih banyak mengandung proses mental. Secara garis besar prosedurnya adalah : simulation (mengajukan permasalahan), problem statement (penentuan hipotesis), data collection (mengumpulkan data), data processing (olah data), verification (pembuktian), dan generalization (penarikan kesimpulan).

Expository Learning, dalam sistem ini, guru telah menyiapkan bahan pelajaran secara rapi, lengkap, dan sistematis, siswa tinggal menyimak dan mencerna. Secara garis besar prosedurnya adalah : preparasi (persiapan bahan ajar), apersepsi, presentasi, resitasi tentang pokok-pokok permasalahan yang telah Expository Learning, dalam sistem ini, guru telah menyiapkan bahan pelajaran secara rapi, lengkap, dan sistematis, siswa tinggal menyimak dan mencerna. Secara garis besar prosedurnya adalah : preparasi (persiapan bahan ajar), apersepsi, presentasi, resitasi tentang pokok-pokok permasalahan yang telah

Dokumen yang terkait

Kata kunci : Model Pelatihan, Manajemen Mutu, Kerjasama Sekolah PENDAHULUAN - MANAJEMEN MUTU KERJASAMA KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PENINGKATAN KUALITAS DAN AKREDITASI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN-KOTA MAGELANG

0 0 8

PAKOM PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY Rita Pramujiyanti Khotimah, Masduki, N. Setyaningsih Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Muhammadiyah Surakarta Email: r

0 1 8

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF LECTORA INSPIRE SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN Norma Dewi Shalikhah, Ardhin Primadewi, Muis Sad Iman Universitas Muhammadiyah Magelang Email: normadewi75yahoo.co.id HP. 085643848777 Abstract - Media Pembelajaran Interaktif Lect

0 0 8

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PENELITIAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU MATEMATIKA SMASMK MUHAMMADIYAH DI KLATEN DAN SUKOHARJO Masduki dan Muhammad Noor Kholid Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta E

0 0 8

Kata Kunci: perangkat desa, teknologi komputer, Windows PENDAHULUAN - PAKOM PELATIHAN PENGOPERASIAN KOMPUTER BAGI PERANGKAT DESA DI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

0 0 9

PEMITRA BAGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA GURU DAN SISWA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS DI BOYOLALI Sutama, Sabar Narimo, dan Suyatmini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Email : sutamaums.ac.id Abstra

0 0 7

PAKOM DAUR ULANG SAMPAH ANORGANIK DI DESA NGADIREJO, KARTASURA, SUKOHARJO Ambarwati dan Sri Darnoto Prodi Kesehatan Masyarakat FIK UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Surakarta E mail: ambarwatiums.ac.id ABSTRAK - PAKOM PELATIHAN PENDAURULANGAN SAMPAH

1 2 11

PERANCANGAN ANIMASI TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BLENDER DI CABANG MUHAMMADIYAH KARTASURA Sukirman Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: sukirmanums.ac.id ABSTRAK - PERANC

0 0 7

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR - Perancangan Media Promosi Helleluyah Rock Shop Melalui Media Komunikasi Visual

0 0 77

Keterkaitan Antara Intensitas Pemakaian Facebook, Jam Belajar Dan Kinerja Akademik: Studi Pada Mahasiswa FE UNS

0 1 89