DETERMINAN EFISIENSI PERBANKAN (BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH) TAHUN 2015-2017

DETERMINAN EFISIENSI PERBANKAN (BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH) TAHUN 2015-2017

Putri Zanufa Sari Rudi Harianto Bayu Nurcahyo Andini Universitas Narotama Surabaya

ABSTRAK

Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) semua sektor mempersiapkan diri untuk dapat bersaing secara bebas tidak terkecuali sektor perbankan. Dalam kondisi persaingan ketat atau tajam, maka dibutuhkan pengelolaan aktivitas pada sektor perbankan dalam menekan biaya seefisien mungkin agar dapat mencapai target yang diharapkan dengan meningkatkan efisiensi kinerja yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui tingkat efisiensi antara bank umum konvensional dengan bank umum syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2015-2017 untuk mengetahui bank mana yang paling efisien dalam meningkatkan kinerjanya, selain itu juga mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakefisienan perbankan tersebut yang diproksikan oleh ROA, Size, CAR, NPL. Metode penelitian ini menggunakan program software winDEA versi 1.03 ditahap pertama dan pada tahap kedua akan dilanjutkan menggunakan analisis regresi tobit dengan menggunakan EVIEWS versi 9. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa score rata-rata secara keseuruhan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 mengalami hasil yang beragam. Pada tahun 2015 sebanyak 31 bank telah efisien, tahun 2016 naik menjadi 32 bank yang telah efisien, sedangkan pada tahun 2017 menurun menjadi 31 bank yang terbukti efisien dalam menjalankan usahanya. Sedangkan untuk proksi ROA, Size, CAR, dan NPL berpengaruh positif terhadap efisiensi suatu perbankan.

Kata kunci : Efisiensi, Kinerja, Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, DEA, ROA, Size, CAR, dan NPL

110 Media Mahardhika Vol. 17 No. 1 September 2018

PENDAHULUAN

Bank konvensional dan bank Indonesia dan beberapa negara di

syariah adalah dua jenis bank yang ASEAN telah memasuki Masyarakat

beroperasi di Indonesia. Bank Ekonomi ASEAN (MEA) sejak Januari

konvensional di Indonesia lebih lama 2016, berbeda dengan sektor keuangan

keberadaannya dibandingkan dengan dan perbankan di Indonesia. Sektor

bank syariah. Bank konvensional perbankan akan mulai bergabung

pertama kali berdiri pada tahun 1992 dengan pasar bebas ASEAN pada tahun

dan disusul dengan bank umum syariah 2020, walaupun masih beberapa tahun

dan unit-unit usaha syariah lainnya. lagi tetapi kalangan perbankan sudah

Walaupun usia bank syariah lebih muda memiliki beberapa strategi untuk

dengan bank memasuki pasar bebas tersebut. Tidak

dibandingkan

konvensional, bank syariah harus hanya bank konvensional saja yang akan

memiliki strategi agar tetap bisa bersaing dengan pasar bebas, bank

bersaing dengan bank konvensional. syariah juga akan bersaing dengan pasar

Selain itu, juga agar bisa terus dipercaya bebas dunia. Fungsi dari perbankan di

oleh masyarakat (Amalia, 2013). Indonesia juga sebagai penghimpun dan

Amalia (2013) melanjutkan bahwa penyalur dana masyarakat yang

sesuatu yang cukup penting bagi bank, memiliki tujuan untuk mendukung

baik bank konvensional maupun bank pelaksanaan pembangunan nasional,

syariah adalah bagaimana bank tersebut pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas

menjaga kualitas kinerja bank juga nasional yakni untuk meningkatkan

tingkat kesehatan bank. kehidupan masyarakat. Manajemen

Pada saat dalam situasi atau tidak hanya mengelola tingkat

kondisi persaingan ketat atau tajam, keuntungan tertentu, tetapi juga

maka yang dibutuhkan untuk mengelola memperhatikan dan mengaitkan

aktivitas suatu perbankan dalam pengelolaan sumber daya dengan

menekan biaya seefisien mungkin agar efisiensi agar kinerja suatu perbankan

dapat mencapai target yang diharapkan menjadi efisien. salah satu strategi

yakni dengan meningkatkan efisiensi perbankan agar bisa bersaing dalam

kinerja yang diharapkan (Mulyono, menghadapi persaingan MEA adalah

2015). Pengukuran efisiensi yang dengan meningkatkan tingkat efisiensi

lainnya sebagai salah satu parameter perbankan itu sendiri.

kinerka berdasarkan dari total seluruh kinerja suatu perusahaan. Kemampuan untuk dapat menghasilkan output secara maksimal dengan total input yang ada atau dengan mendapatkan tingkat input secara minimal

untuk dapat menghasilkan tingkat output tertentu. Identifikasi alokasi antara input dan output dapat dianalisa lebih jauh untuk mengetahui sebenarnya apa penyebab ketidakefisienan suatu perbankan tersebut (Hadad, Santoso, Ilyas dan Mardanugraha, 2003).

111 Media Mahardhika Vol. 17 No. 1 September 2018

Suatu bank dikatakan sehat atau tidak dapat diketahui dari kinerja keuangannya, terutama dari kinerja profitabilitas pada industri perbankan. Pengukuran efisiensi kinerja perbankan umumnya menggunakan analisis BOPO (biaya operasional terhaadap pendapatan operasional). Analisis BOPO digunakan jika peneliti ingin mengetahui bahwa bank tersebut efisien atau tidak, jika peneliti ingin mengetahui bank tersebut efisien atau tidak efisien dan ingin membandingkan antar satu bank dengan bank yang lainnya, maka pengukuran yang digunakan yakni dengan metode non parametrik atau dengan Data

Envelopment Analysis (DEA).

(Hadad,et al. 2003) menjelaskan bahwa hasil yang diperoleh dengan menggunakan DEA akan lebih akurat jika dibandingkan dengan analisis yang menggunakan rasio keuangan.

Konsep pengukuran efisiensi dengan metode DEA berbeda dengan efisiensi pada umumya. Pengukuran efisiensi bersifat teknis bukan ekonomis,

yang berarti anaisis dengan

menggunakan DEA hanya akan memperhitungkan nilai absolut dari variabel. Metode DEA mulai diperkenalkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes (CCR) pada tahun 1978, yang merupakan metode nonparametric dengan menggunakan model program linier untuk menghitung perbandingan dari rasio output dan input dari decision making unit (DMU) untuk semua unit sejenis yang akan dibandingkan. Seperti pengukuran efisiensi dibidang industri manufaktur, rumah sakit, pendidikan, dan perbankan.

Determinan internal dan eksternal dapat mempengaruhi tingkat efisiensi kinerja perbankan. Determinan internal berasal dari akun-akun bank seperti kinerja pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi, sedangkan yang tidak memiliki hubungan dengan manajemen bank namun dapat mencerminkan kondisi perekonomian dan dapat mempengaruhi kinerja keuangan sebagai determinan eksternal (Delis dan Papanikolaou, 2009). Return On Asset (ROA) digunakan oleh bank untuk mengukur kemampuan dalam menghasilkan laba. Jika dipandang dari segi penggunaan aset, semakin tinggi ROA dalam suatu bank, maka akan semakin baik juga posisi bank tersebut. Hal itu terjadi karena, dengan ROA kemampuan suatu perusahaan untuk dapat memperoleh laba dalam kegiatan operasi perusahaan menjadi lebih fokus. Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral juga lebih mengutamakan profitabilitas suatu bank jika diukur dengan aset, yang dimana aset tersbut berasal dari simpanan masyarakat sehingga untuk mengukur tingkat profitabilitas bank akan diwakilkan dengan ROA (Sahriani, 2015).

Kecukupan modal yang dimiliki oleh suatu bank dapat diukur dengan menggunakan CAR (Capital Adequacy Ratio). Ketika kecukupan modal tidak dimiliki oleh suatu bank, itu artinya bahwa rasio bank tersebut tidak sehat dan masuk dalam kriteria bank yang tidak sehat. Suatu bank akan masuk dalam pengawasan khusus jika bank tersebut masuk dalam kriteria yang tidak sehat, yakni jika nilai CAR yang dimiliki bank tersebut masih dibawah 8% (sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia). Jika dalam suatu bank nilai CAR yang dimiliki tinggi, maka bank tersebut mampu membiayai operasi perusahaan dan mampu untuk memberikan kontribusi bagi profitabilitas bank tersebut (Lukman, 2005 dalam Defri, 2012).

Determinan Efisiensi ................. (Putri-Rudi-Bayu) hal. 110 - 130 112

Ukuran bank memiliki pengaruh Motivasi Penelitian terhadap kinerja efisiensi kelompok

Berdasarkan uraian diatas peneliti bank domestik dan asing (Ismail, Majid,

tertarik untuk meneliti atau mengkaji Rahim, 2013) dan Fathony (2012).

ulang tentang efisiensi perbankan yang Fathony (2012) menambahkan bahwa,

ada di Indonesia, hanya saja yang faktor yang dapat mempengaruhi bank

berbeda dengan penelitian sebelumnya dan menggambarkan hubungan antara

yakni, pada penelitian kali ini yang tingkat efisiensi dengan tingkat resiko

menjadi objek penelitian yakni bank adalah modal bank. Jika modal pada

umum konvensional (BUK) dan bank suatu bank dikatakan cukup, bahkan

umum syariah(BUS) yang ada di tinggi, maka kinerja suatu bank akan

Indonesia selama tahun 2015-2017. membaik. Hal ini disebabkan karena adanya tingkat kepercayaan masyarakat

Permasalahan Penelitian yang meningkat untuk menitipkan

Perbankan memiliki peranan yang dananya, walaupun tingkat suku bunga

sangat penting bagi pertumbuhan dan yang ditawarkan oleh pihak ketika lebih

pembangunan ekonomi. Adanya analsiis rendah (Sparta, 2017).

efisiensi kinerja pada industri Sahriani (2015) menjelaskan

perbankan, yakni bank umum bahwa Non Performing Loans (NPL)

konvensional dan bank umum syariah yang tinggi akan berakibat buruk pada

akan memberikan informasi faktor- kinerja suatu bank. Hal tersebut juga

faktor yang menyebabkan bank tersebut akan membuat Profitabilitas bank

efisien atau tidak.

menjadi rendah. Pengelolaan terhadap Berdasarkan latar belakang yang kredit bermasalah dalam sebuah

telah diatas, maka rumusan masalah

yang diajukan peneliti sebagai berikut: mengingat penyumbang terbesar dalam

perbankan sangat dibutuhkan,

1. Apakah tingkat profitabilitas suatu bank terdapat dalam fungsi kredit.

berpengaruh terhadap efisiensi Fathony (2012) menambahkan bahwa

bank umum konvensional dan ketika rasio NPL tinggi, maka resiko

bank umum syariah? kredit juga akan menjadi semakin tinggi.

2. Apakah ukuran bank berpengaruh Hal ini dikarenakan ketika ketika resiko

terhadap efisiensi bank umum kredit tinggi otomatis jumlah kredit

konvensional dan bank umum yang bermasalah pun juga akan menjadi

syariah?

semakin tinggi. Ketika NPL tinggi,

3. Apakah CAR berpengaruh maka biaya-biaya seperti biaya untuk

terhadap efisiensi bank umum mendapatkan kepercayaan baik dari

konvensional dan bank umum manajemen maupun masyarakat akan

syariah?

4. Apakah NPL berpengaruh adalah biaya tambahan untuk

timbul, selain itu biaya lain yang timbul

terhadap efisiensi bank umum mengawasi kualitas kredit. Biaya-biaya

konvensional dan bank umum yang tidak bernilai tambah tersebut akan

syariah?

menurunkan efisiensi sehingga ketika

5. Apakah kelompok kepemikan NPL menjadi semakin tinggi, maka

bank berpengaruh terhadap efisiensinya akan menjadi semakin

bank umum rendah (Karim, Chan, dan Hassan,

efisiensi

konvensional dan bank umum 2010).

syariah? Tujuan dan Kontribusi Penelitian

Tujuan penelitian pada penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yang telah diajukan oleh peneliti, dan kontribusi yang diberikan

113 Media Mahardhika Vol. 17 No. 1 September 2018 113 Media Mahardhika Vol. 17 No. 1 September 2018

faktor apa yang daqpat mempengaruhi efisiensi perbankan. Bank yang belum

Tujuan Penelitian efisien terbukti belum efektif untuk Sesuai dengan pertanyaan dan

meningkatkan kinerjanya dan mengelola permasalahan penelitian di atas, maka

sumber daya perusahaan. Dengan tujuan yang akan dicapai dalam

menggunakan tingkat input yang penelitian ini sebagai berikut :

minimum untuk menghasilkan tingkat

1. Untuk menganalisis pengaruh output tertentu, atau untuk menghasilkan tingkat profitabilitas terhadap

tingkat output secara maksimal dengan efisiensi bank konvensional dan

tingkat input yang ada. bank syariah di Indonesia

2. Untuk menganalisis pengaruh

TINJAUAN PUSTAKA

ukuran bank terhadap efisiensi Agency Theory (Teori Keagenan) efisiensi bank konvensional dan

Agency relationship atau bank syariah di Indonesia

hubungan keangenan timbul dan dapat

3. Untuk menganalisis pengaruh berkembang pada perusahaan yang CAR terhadap efisiensi efisiensi

mengalami perubahan bank konvensional dan bank

telah

kepemilikan, sehingga menyebabkan syariah di Indonesia.

pemisahan antara pengawasan dan

4. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan. Hal tersebutlah yang NPL terhadap efisiensi efisiensi

menjadi sumber masalah dari keagenan bank konvensional dan bank

(agency problem). Jensen dan Meckling syariah di Indonesia.

pada tahun 1976 pertama kalinya

5. Untuk menganalisis pengaruh mencetuskan teori agensi (agency kelompok kepemilikan bank pada

theory), yang dimana teori ini

adanya teori konvensional dan bank syariah di

efisiensi efisiensi bank

menerangkan

ketidaksamaan kepentingan antara Indonesia

principal dengan agent. Teori ini mendasarkan dari hubungan antara

Kontribusi Penelitian pemegang saham dengan pemilik serta Kontribusi penelitian adalah sebagai

menejemen atau manajer. Pertentangan berikut:

antar kepentingan ini yang akan Kontribusi teori pada hasil

menjadikan hubungan antara pemilik

dengan manajer menjadi tidak sejalan perbankan di Indonesia merupakan

penelitian determinan efisiensi

atau tidak sesuai dengan yang penerapan dari teori akuntansi

diharapkan disebabkan karena adanya manajemen yang diperoleh mengenai

kepentingan pribadi dari masing-masing tingkat efisiensi perbankan di Indonesia

pihak, yakni antara agent dengan dengan menggunakan metode DEA

principal.

Agency problem akan dapat Menjelang Masyarakat Ekonomi

(Data Envelopment Analysis).

muncul karena adanya kontrak agen dan ASEAN (MEA) industri perbankan

principal antara kinerja perusahaan diharapkan lebih efisien kinerjanya,

dengan corporate governance. Dengan karena dengan begitu perbankan di

adanya agency theory akan mencoba Indonesia tidak akan kalah dengan

mengurangi agency problem tersebut. perbankan asing lainnya

Industri perbankan di Indonesia adalah Kontribusi praktek pada hasil

salah satu industri yang diawasi oleh

pemerintah, karena bank sebagai agent perbankan di Indonesia digunakan untuk

penelitian determinan efisiensi

of development, yakni bank memiliki mengetahui tingkat kinerja perbankan

fungsi utama sebagai intermediasi antara baik bank konvensional dan bank

pemilik dana dengan pihak yang syariah di Indonesia yang efisien dan

memerlukan dana.

Determinan Efisiensi ................. (Putri-Rudi-Bayu) hal. 110 - 130 114

Signaling Theory (Teori Sinyal)

Brigham dan Houston

menjelaskan signal atau isyarat adalah tindakan yang diyakini oleh perusahaan untuk memberikan pentunjuk bagi investor tentang bagaimana cara manejemen melihat prospek dari perusahaan tersebut. Sinyal yang dimaksud adalah informasi penting yang diambil oleh perusahaan karena memiliki pengaruh penting terhadap keputusan investasi dari pihak luar perusahaan yakni para investor dan pelaku bisnis. Informasi tersebut mengandung keterangan atas gambaran baik keadaan masa ini dan masa lalu, dan masa depan yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan efek pada perusahaan.

Tearney, et al (2000) menjelaskan teori sinyal adalah teori yang menjelaskan tentang adanya asimetri informasi anatara pihak manajemen perusahaan dengan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan dengan informasi tersebut. Dalam teori ini juga dijelaskan bahwa alasan perusahaan memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak eksternal. Informasi yang dimaksud bisa berupa informasi tentang laporan keuangan, informasi tentang kebijakan perusahaan dan informasi lainnya yang masih ada hubungannya dengan manajemen perusahaan. Brigham dan Houston (2017) mengatakan bahwa sinyal yang baik adalah ketika perusahaan melaporkan labanya dapat meningkat secara tidak langsung kondisi perusahaan tersebut juga dalam keadaan baik. Sebaliknya, dikatakan sebagai sinyal yang kurang bagus jika laba yang dilaporkan perusahaan mengalami penurunan atau tidak baik, maka kondisi perusahaan juga berada dalam kondisi yang tidak baik.

Dalam penelitan ini teori sinyal yang dimaksud menjelaskan bahwa manajemen perusahaan yang berperan sebagai pemberi sinyal memberikan informasi pihak eksternal yakni pemegang saham, karena ketika sebuah

perbankan dikatakan baik atau memiliki kinerja yang baik, maka ini akan menjadi informasi yang diberikan kepada calon investor atau calon pemegang saham agar investor dan pemegang saham dapat mempercayakan dananya kepada bank tersebut karena bank itu lebih efisien atau lebih baik dibandingkan dengan bank lainnya.

Bank

Undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang merupakan perubahan dari undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan mengatakan bahwa : “Bank adalah sebuah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat (dalam bentuk simpanan) dan menyalurkan dana kepada masyarakat (dalam bentuk kredit atau yang lainnya) untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Undang-undang No. 10 Tahun 1998 menjelaskan lebih lanjut tentang perbankan bahwa terdapat empat jenis perbankan di Indonesia, yaitu:

1. Melihat dari Segi Fungsi Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 menurut fungsinya jenis bank terdiri sebagai berikut:

a. Bank umum, yakni bank yang bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (giro, deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lainnya yang disamakan dengan hal itu)

maupun dalam bentuk pemberian kredit.

b. Bank Perkreditan Rakyat, yakni bank yang bertugas melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional maupun dalam prinsip syariah dalam bentuk simpanan (giro, deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lainnya yang disamakan dengan hal itu)

maupun dalam bentuk pemberian kredit.

115 Media Mahardhika Vol. 17 No. 1 September 2018

2. Melihat dari Sisi Kepemilikan Jenis

b. Bank nondevisa adalah Bank bank berdasarkan kepemilikannya

nondevisa yang belum dibedakan sebagai berikut:

memmiliki izin untuk

a. Bank milik pemerintah bertransaksi dengan pihak luar adalah Bank yang dimiliki

negeri, sehingga tidak dapat oleh pemerintah yang akte

melaksanakan transaksi yang pendiriannya maupun modal

berhubungan dengan luar dari bank ini sepenuhnya telah

negeri.

dimiliki oleh pemerintah,

4. Melihat dari Segi Cara Menentukan sehingga keuntungannya juga

Harga Berdasarkan cara akan dimiliki oleh pemerintah.

menentukan harga, bank dapat

b. Bank milik swasta nasional dibedakan dalam dua jenis, yaitu: adalah Bank yang dimiliki

a. Bank yang berdasarkan oleh pihak swasta nasional

prinsip konvensional. Sebagian yang seluruh atau sebagian

besar bank yang ada di besar sahamnya dimiliki oleh

Indonesia memiliki prinsip pihak swasta nasional,

kerja konvensional. Bank sehingga keuntungannyapun

konvensional mendapatkan juga akan menjadi milik

keuntungan dengan cara swasta.

menetapkan bunga sebagai

c. Bank milik koperasi adalah harga, baik untuk simpanan Bank yang dimiliki oleh pihak

seperti giro, tabungan maupun koperasi dan merupakan bank

deposito. Harga untuk yang kepemilikan saham-

pinjaman (kredit) juga sahamnya oleh perusahaan

ditentukan berdasarkan tingkat yang berbadan

suku bunga sedangkan koperasi.

hukum

penetapan keuntungan untuk

d. Bank milik asing adalah Bank jasa bank lainnya ditetapkan yang dimiliki oleh pihak asing

biaya dalam nominal atau yang merupakan cabang dari

persentase tertentu. bank yang ada di luar negeri,

b. Bank yang berdasarkan prinsip atau seluruh sahamnya dimiliki

syariah (Islam) memiliki oleh pihak asing (luar negeri).

perbedaan pokok antara bank

e. Bank milik campuran adalah syariah dengan bank Bank yang dimiliki oleh pihak

konvensional yang terletak campuran yang merupakan

pada falsafah yang dianut. bank yang sahamnya dimiliki

syariah tidak oleh pihak asing dan pihak

Bank

melaksanakan sistem bunga, swasta nasional dan mayoritas

sedangkan bank konvensional sahamnya dipegang oleh

dengan sistem bunga. Bagi warga Negara Indonesia.

bank syariah penentuan harga

3. Melihat dari Segi Status Jenis bank atau pencarian keuntungan dapat dilihat dari segi status sebagai

didasarkan pada prinsip bagi berikut:

hasil.

a. Bank devisa adalah yang dapat melaksanakan transaksi

Perbedaan Antara Bank Syariah dengan ke luar negeri atau yang

Bank Konvensional memiliki hubungan dengan

Bank umum atau biasa yang mata uang asing. Misalnya

disebut dengan bank konvensional transfer ke luar negeri, inkaso

dengan bank syariah memiliki ke luar negeri, travellers

persamaan dalam beberapa hal seperti, cheque, dan pembayaran L/C.

dalam sisi penerimaan uang, mekanisme transfer, dalam penggunaan teknologi

Determinan Efisiensi ................. (Putri-Rudi-Bayu) hal. 110 - 130 116 Determinan Efisiensi ................. (Putri-Rudi-Bayu) hal. 110 - 130 116

dibiayai, dan lingkungan kerja. Seperti persamaan terdapat juga perbedaan,

yang akan dijelaskan dalam tabel 1 perbedaan antara bank konvensional dan

dibawah ini :

bank syariah yakni menyangkut aspek Tabel 1. Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

No Bank Syariah

Bank Konvensional

1 Melakukan investasi-investasi Investasi yang halal dan haram yang halal saja

2 Berdasarkan prinsip bagi hasil, Memakai perangkat bunga jual beli, atau sewa

3 Berorientasi pada keuntungan

Profit oriented

(profit oriented) dan kemakmuran dan kebahagian dunia akhirat

4 Hubungan dengan nasabah Hubungan dengan nasabah dalam dalam bentuk kemitraan

bentuk kreditur-debitur

5 Penghimpunan dan penyaluran Tidak terdapat dewan sejenis dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

Sumber : Saragih, 2011 Kinerja dan Efisiensi

efisiensiyakni, jika dengan meng- Kinerja sering disebut sebagai

gunakan input yang sama akan dapat kemampuan yang dimiliki untuk dapat

menghasilkan output yang lebih besar, mencapai tingkat pencapaian tertentu.

atau dengan input yang lebih kecil akan Basama (2017) berpendapat bahwa,

dapat menghasilkan output yang sama, kinerja keuangan adalah gambaran dari

dan dengan menggunakan input yang setiap hasil ekonomi yang mampu

besar akan menghasilkan menghasilkan nuntuk diraih oleh perusahaan

output yang lebih besar. Hadad, et al (perbankan) dalam periode tertentu

(2003) menambahkan efisiensi sebagai melalui aktivitas-aktivitas untuk dapat

salah satu dari parameter kinerja yang menghasilkan keuntungan secara efektif

didasarkan dari total keseluruhan kinerja dan efisien. Penilaian kinerja perusahaan

pada sebuah perusahaan Adanya sering diukur dengan proksi rasio

pengidentifikasian alokasi input dan keuangan yang diatur dalam regulasi

output, maka akan dapat menganalisa perbankan untuk mengetahui tingkat

lebih jauh untuk dapat mengetahui apa kesehatan pada suatu bank. Bikker dan

saja penyebab ketidakefisienan tersebut. Bos (2008) menjelaskan bahwa dalam

Pada industri perbankan industri perbankan, kinerja umumnya

pengukuran efisiensi memiliki tiga sering dikaitkan dengan kompetisi,

pendekatan. Pendekatan yang biasa konsentrasi, efisiensi, produktivitas dan

digunakan adalah pendekatan asset, kemampuan untuk menghasilkan laba,

pendekatan produksi, dan pendekatan yang biasa dikenal dengan ROA, ROE,

intermediasi. Pada pendekatan aset Net Interest Margin (NIM), Rasio Biaya

(The Assets Approach), mencerminkan Operasional

fungsi pimer dari sebuah lembaga Operasional (BOPO).

dan

Pendapatan

keuangan sebagai pencipta dari kredit Efisiensi dapat diartikan sebagai

pinjaman. Dalam pendekatan ini, ouput rasio antara output dengan input (Kost

benar-benar didefinisikan sebagai dan Rosenwig, 1979:41). Tiga faktor

bentuk aset. Pada pendekatan produksi yang diketahui dapat menyebabkan

(The Production Approach), lembaga

117 Media Mahardhika Vol. 17 No. 1 September 2018 117 Media Mahardhika Vol. 17 No. 1 September 2018

pendekatan intermediasi

(The

Intermediation Approach )yakni dapat merubah dan rnentransfer asset – asset financial dari unit-unit yang surplus dan menjual unit-unit yang defisit. Dalam hal ini yang digolongkan sebagai input- input institusional yakni biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga pada deposit, sedangkan output yang diukur yakni dalam bentuk kedit pinjaman (loans) dan investasi financial. Pada akhirnya pendekatan intermediasi melihat fungsi pimer dari sebuah institusi finansial yakni sebagai pencipta dari kredit pinjaman (Hadad, et al, 2003).

Determinan faktor penentu pada efisiensi operasional dapat dibedakan menjadi 2 faktor, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal di antaranya adalah industry affiliation, location, year effects, dan market shares. Sedangkan yang termasuk dalam faktor internal diantaranya adalah

karakteristik perusahaan yang

diproksikan dengan ukuran perusahaan dan biaya RnD, kegiatan outsourcing, dan ownership & legal form (Badunenko,et al. 2006). Return on Asset (ROA)

Hamdi dan Lestari (2015) berpendapat bahwa Return on Asset atau yang dikenal dengan ROA merupakan salah satu dari rasio profitabilitas bank. ROA dikatakan sebagai kemampuan menginvestasikan modal dalam seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Putri (2015) menjelaskan bahwa dalam penelitiannya ROA adalah kemampuan bank dalam menghasikan laba dengan memanfaatkan keselurah modal yang ada. ROA yang ditunjukkan oleh bank konvensional diketahui akan jauh lebih baik jika dibandingkan pada bank syariah. ROA pada bank syariah jauh lebih kecil jika dibandingkan pada konvensional, yakni 1,36% untuk

syariah sedangkan untuk bank konvensional sebesar 3,15%. Ketika ROA pada suatu perbankan menjadi semakin tinggi, maka diasumsikan bahwa kinerja bank tersebut menjadi semakin baik untuk dapat mengelola

ekuitasnya. Pambuko

(2016) menjelaskan bahwa ROA berpengaruh positif, signifikan yang artinya bahwa semakin besar keuntungan yang diperoleh dari aset akan membuat industri perbankan menjadi semakin efisien dalam mengelola sumber dayanya. Penelitian yang sejalan dengan penelitian Pambuko (2016) adalah penelitian Firdaus dan Hosen (2013) dan Hamdi dan Lestari (2015). Sedangkan Fathony (2012) berpendapat lain yakni, ROA dinilai tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi. Untuk menggunakan rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

ROA =

100 x 100

Total Aktiva

Laba Bersih

Ukuran Bank Sparta (2017) menjelaskan bahwa yang digunakan sebagai acuan untuk ukuran perusahaan adalah total aset dan total dari penjualan. Semakin tinggi ukuran perusahaan, maka semakin besar aset yang perusahaan miliki dan semakin besar juga jumlah penghasilan perusahaan tersebut. Masita (2014) menambahkan bahwa, bank yang memiliki ukuran yang besar umumnya juga memiliki keunggulan daripada bank yang memiliki ukuran yang sedang atau kecil. Misalnya, seperti jumlah modal yang lebih besar, jumlah tenaga kerja dan reputasi yang lebih baik, Pada penelitian kali ini ukuran bank menggunakan total aset.

Capital Adequancy Ratio (CAR) Kecukupan Modal yang diproksikan melalui CAR (Capital Adequancy Ratio) menunjukkan bahwa seberapa besar modal yang bank miliki telah memadahi untuk dapat menjunjang kebutuhan bank tersebut. Selain itu, juga untuk menilai prospek kelanjutan dari usaha bank yang bersangkutan

Determinan Efisiensi ................. (Putri-Rudi-Bayu) hal. 110 - 130 118

(Sahriani, 2015). Modal juga dipercaya penting. Karena jika tidak ditangani sebagai salah satu faktor yang penting

dengan baik maka, akan menjadi sumber bagi sektor perbankan, karena sebagai

kerugian yang akan merugikan bank upaya untuk tetap menjaga kepercayaan

tersebut. Standart NPL berdasarkan masyarakat atau nasabah. Modal bank

Bank Indonesia dapat dikatan baik jika adalah dana yang diinvestasikan oleh

NPF berada dibawah 5%. NPL dapat pemilik yang dimaksudkan untuk dapat

diukur dengan rumus : membiayai kegiatan usaha bank yang

NPL = kredit yang diberikan x 100% sudah ditetapkan pada saat bank tersebut

Total Kredit yang diberikan didirikan. Berdasarkan penelitian

Pambuko (2016) menyebutkan bahwa Data Envelopment Analysis (DEA) CAR memiliki pengaruh positif,

Data Envelopment Analysis signifikan yang artinya bahwa semakin

(DEA) merupakan sebuah alat ukur besar kemampuan pemodalan dari

kinerja efisiensi dengan menggunakan perbankan dalam mengcover resiko akan

sejumlah input untuk menghasilkan dapat menyebabkan perbankan tersebut

sejumlah output sehingga menghasilkan menjadi semakin efisien dalam

keputusan untuk dapat meningkatkan mengelola seumber dayanya. Penelitian

efisiensi suatu bank tersebut. DEA yang mendukung hasil penelitian

adalah metode non parametrik yang Pambuko (2016) adalah penlitian dari

diperkenalkan oleh Charles Cooper pada Fathony (2012) dan Chang dan Ciu

tahun 1978 untuk mengukur tingkat (2006). Sedangkan hasil penelitian yang

efisiensi bagi perusahaan yang berbeda dilakukan oleh Adjei-Frimpong

berorientasi laba (profit oriented), dkk (2014) yang menjelaskan bahwa

perusahaan yang tidak berorientasi pada CAR memiliki pengaruh negatif

laba (non profit oriented), perusahaan terhadap efisiensi perbankan. Tingkat

yang memiliki proses produksi atau kecukupan modal dapat dirumuskan

yang aktivitasnya melibatkan sebagai berikut :

penggunaan input-input tertentu untuk

Capital Adequacy Ratio = Modal x 100%

dapat menghasilkan output-output

ATMR

tertentu juga. DEA adalah sebuah metode frontier dan berbasis non

Noan Performing Loan (NPL) parametrik yang menggunakan program NPL (Noan Performing Loan)

linier. Tujuan DEA yakni untuk adalah pembiayaan yang masuk dalam

mengukur tingkat efisiensi decision golongan khusus, diragukan, dan macet.

making units (DMU’s) yang relatif Status NPL prinsipnya hanya

dengan DMU yang sejenis (Sari , 2014). berdasarkan pada ketepatan waktu bagi

Model CCR akan lebih tepat jikat nasabah untuk dapat membayar

digunakan untuk menganalisis kinerja kewajiban, baik berupa bunga ataupun

perusahaan-perusahaan pengembalian pokok pinjaman (Putri,

pada

manufaktur, karena pendekatan CCR 2016). Puspita (2014) berpendapat

lebih mengikuti konsep constant returns bahwa, proses pengelolaan kredit dapat

yang artinya bahwa diharapkan untuk menekan NPL sampai

to scale,

penambahan satu input harus menambah sekecil mungkin. Sebenarnya tidak

satu output juga atau perbandingan nilai hanya pada proses pengelolaan kredit

output bersifat konstant. Kelemahan saja, tindak pemantauan (monitoring)

pada asumsi CCR menimbulkan asumsi setelah penyaluran kredit dan tindakan

alternatif yakni variabel return to scale, pengendalian

yang lebih dikenal dengan model BCC penyimbangan kredit juga sangat

jika

terdapat

(Banker, Charnes, dan Choopers). Masimasi :

h s = = ∑ U i Y is

119 Media Mahardhika Vol. 17 No. 1 September 2018

Dengan fungsi batasan :

∑ U i Y is − ∑ V j x jr ≤ 0 , r = 1 , ....... N

∑ U j x js = 1 & U t danVj ≥ 0

Efisiensi pada masing-masing Perbedaan antara CCR dengan BCC bank dihitung dengan menggunakan

adalah pada model BCC akan programasi

memisahkan antara technical efficiency memaksimumkan jumlah output yang

linier

dengan

dengan scale efficiency, sedangkan pada dibobot dari bank s. Kendala jumlah

CCR akan mengevaluasi keseluruhan input yang dibobot harus sama dengan

efisiensinya.Variabel return to scale satu untuk bank s, sedangkan kendala

diartikan bahwa peningkatan inputdan untuk semua bank yaitu output yang

output tidak berproporsi sama. dibobot dikurangi jumlah input yang

Peningkatan proporsi bisa bersifat dibobot harus kurang atau sama dengan

increasing return to scale (IRS) atau

0. Hal berarti bahwa semua bank akan bisa juga bersifat decreasing return to berada atau dibawah referensi kinerja

scale (DRS). Model BCC ini lebih tepat frontier yang merupakan garis lurus

juga digunakan untuk menganalisis yang memotong sumbu origin

efisiensi kinerja pada perusahaan jasa, (Insukirdo, 2000).

karena faktor yang seperti sumber daya manusianya lebih signifikan perannya

Model DEA BCC jika dibandingkan dengan faktor Pada model BCC ini merupakan

lainnya, seperti kas, modal, dan lain- penggembangan dari model CCR untuk

lain.

dapat memenuhi kebutuhan penelitian. Maksimasi :

h s = ∑ U i Y is + U o

Dengan fungsi batasan :

∑ U t Y ir / ∑ V j x jr ≤ 0 , r = 1 , ..... N

∑ V j x js = 1 & U t dan V j ≥ 0

Uo bernilai positif atau negatif. CCR (Charnes-Cooper-Rhodes) dan Seperti yang telah dikemukakan diatas,

BCC (Banker-Charnes Cooper). CCR bahwa terdapat dua model DEA yang

mengasumsikan adanya CRS, CRS yang sering digunakan untuk mengukur

dimaksud adalah ketika terdapat efisiensi, yaitu CCR dan BCC. Charnes,

perubahan proporsional pada semua

tingkat input, hal itu akan menghasilkan mengembangkan model DEA dengan

Cooper dan Rhodes (1978)

perubahan proporsional yang sama pada metode constant return to scale (CRS)

tingkat output. BCC mengasumsikan dan selanjutnya dikembangkan oleh

adanya VRS yang dimaksud adalah Banker, Charnes dan Cooper dengan

bahwa semua unit yang diukur akan metode variable return to scale (VRS)

menghasilkan perubahan pada berbagai yang akhirnya ter kenal dengan model

tingkat output dan adanya anggapan

Determinan Efisiensi ................. (Putri-Rudi-Bayu) hal. 110 - 130 120 Determinan Efisiensi ................. (Putri-Rudi-Bayu) hal. 110 - 130 120

penggunaan input-output yang

dikonstankan. Kedua adalah orientasi output yang artinya melakukan maximize pada input-output yang dikonstankan.

Penelitian Terdahulu Analis pengujian efisiensi kinerja perbankan sudah dilakukan sejak 16 tahun yang lalu hingga sekarang. Seperti yang dilakukan oleh Putri (2016) yang meneliti tentang “Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah

(periode 2010-2015),

dalam

penelitiannya menjelaskan bahwa, proksi-proksi yang

dianggap

berpengaruh terhadap kinerja keuangan adalah rasio CAR, ROA, NPL, LDR, dan BOPO. Pada rasio CAR pada bank umum konvensional terbukti lebih baik jika dibandingkan dengan bank umum syariah. Jika berpedoman pada ketentuan BI untuk standar terbaik CAR yakni 8%, maka dari kedua kelompok bank ini masih dalam kondisi ideal. ROA pada bank konvensioanal lebih baik jika dibandingkan dengan bank syariah, untuk rasio NPL bank konvensional juga masih terbukti lebih baik dibandingkan dengan bank syariah, hal itu juga terjadi pada analsis dengan rasio BOPO. Hanya pada rasio LDR bank syariah dinyatakan lebih baik dibandingkan

dengan

bank

konvensional. Tidak jauh berbeda dengan penelitian Putri (2015) diatas. Penelitian Putri (2016) dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah”

menyimpulkan bahwa,

bank

konvensional lebih unggul jika dibandingkan dengan bank syariah. Hasil tersbut adalah hasil uji dari proksi LDR, ROE, CAR, NPL, dan BOPO. Hasil penelitian selanjutnya adalah penelitian Fitrianingsih (2017) dengan judul “ Analisis Perbanidngan Efisiensi Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Periode 2010-2014” yakni, selama tahun penelitian 2010-2014 baik bank konvensional dengan bank syariah

sama-sama pernah mengalami inefisiensi, untuk kelompok bank konvensional yang mengalami inefisiensi pada tahun 2010 nyakni bank BNI sedangkan pada bank syariah yang mengalami inefisiensi adalah Bank Mandiri Syariah pada tahun 2012.

Hasil penelitian selanjutnya adalah penilitian milik Noor (2013) yakni antara Bank Umum Konvensional dengan Bank Umum Syariah yang memiliki tingkat efisiensi lebih baik adalah Bank Umum Konvensional jika dibandingkan dengan Bank Umum Syariah selama tahun 2008-2011. Berbeda dengan hasil penelitian Noor (2013), penelitian Novandra (2014) menjelaskan bahwa selama periode penelitian 2008-2013 (pasca krisis global) menunjukkan bahwa secara global Bank Umum Syariah (BUS) dinyatakan lebih efisien jika dibandingkan dengan Bank Umum Konvensional (BUK). BUK hanya mengalami tingkat ketidak efusienan atau inefsien sepanjang tahun 2009-2012 sedangkan untuk BUS mengalami inefisien pada tahun 2009 saja.

Berdasarkan kajian teori diatas, dengan ini hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian adalah :

H1 : Tingkat Profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat efisiensi H2 : Ukuran bank berpengaruh positif pada efisiensi H3 : Rasio Kecukupan Modal berpengaruh positif terhadap efisiensi

121 Media Mahardhika Vol. 17 No. 1 September 2018

H4 : Tingkat Kredit Bermasalah menjalankan usahanya pada berpengaruh negatif terhadap

periode tahun 2015 sampai efisiensi

dengan 2017.

2. Bank yang memiliki variabel

METODE PENELITIAN

input, output secara lengkap Berdasarkan tujuan dari

pada periode tahun 2015 sampai penelitian ini, yaitu selain menganalisis

dengan 2017.

tingkat efisiensi dari bank umum konvensional dan bank umum syariah.

Metode Pengumpulan Data Tujuan lainnya yakni mengetahui faktor-

Penelitian ini menggunakan data faktor apa saja yang berperan dalam

sekunder yang dianggap valid, yakni menentukan tingkat efisiensi. Penelitian

sumber data yang diperoleh secara tidak ini menggunakan pendekatan penelitian

langsung, yakni melalui media perantara kuantitatif dan yang menjadi objek

dan melalui kegiatan dokumentasi penelitian ini adalah perusahaan di

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). industri perbankan, yakni bank umum

Data yang dikumpulkan melalui konvensional dan bank umum syariah

observasi non-partisipan yang diakses yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

melalui www.bei.go.id

(BEI) periode 2015-2017. Pengambilan sampel menggunakan penyampelan

Definisi Operasional Variabel dan bersasaran (purposive sampling).

Pengukuran Variabel Kriteria yang dugunakan sebagai dasar

Pada penelitian kali ini, Variabel pemilihan sampel adalah sebagai

yang akan digunakan yakni terdiri dari berikut:

variabel independen dan variabel

1. Bank yang telah beroperasi di depende. Variabel tersebut akan Indonesia dan memperoleh izin

dijelaskan sebagai berikut :

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian yakni :

1. Kelompok perusahaan termasuk :

a. Kelompok Bank Umum Konvensional

b. Kelompok Bank Umum Syariah

2. Determinan termasuk :

a. Return on Asset (ROA) Laba Bersih

ROA =

x 100 %

TotalAktiv a

b. Ukuran bank (SIZE) SIZE = Log n Total Asset

c. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal Bank

CAR =

x 100 %

Aktiva Tertimbang Menurut Re siko

d. Non-Performing loan (NPL) NPL=

Kredit dalam Kualitas Kurang Lancar , Diragukan , dan Macet x 100 %

Total Kredit yang diberikan

Envelopment Analysis (DEA). Untuk digunakan dalam penelitian ini adalah

Variabel dependen yang

menentukan input dan output yang tingkat efisiensi teknis perbankan yang

digunakan dalam menghitung efisiensi diukur dengan menggunakan Data

yang berdasar pada pendekatan

Determinan Efisiensi ................. (Putri-Rudi-Bayu) hal. 110 - 130 122 Determinan Efisiensi ................. (Putri-Rudi-Bayu) hal. 110 - 130 122

intermediasi. Pendekatan yang

kredit yang diberikan), simpanan di intermediasi, pendekatan ini digunakan

bank Indonesia (bunga simpanan), karena bank yang terdapat di Indonesia

pendapatan bunga dari valuta asing, menjalankan fungsi intermediasi, yakni

dan sebagainya, saatuan ukurnya antara penabung (savers) dengan

adalah rupiah. peminjam (borrowers). Efisiensi teknis

2. Pendapatan Operasional lainnya pada penelitian ini diperoleh dengan

(POL) Adalah semua pendapatan menggunakan asumsi Constant Return

yang didapat dari operasional to Scale (CCR). Pada model CCR setiap

perbankannya tetapi diluar Decision Making Unit (DMU) akan

pendapatan bunga (misalnya : dibandingkan dengan seluruh DMU

pendapatan dari provisi, komisi, fee lainnya yang terdapat pada sampel

jual valas, dan sebagainya) satuan dengan asumsi bahwa kondisi setiap

ukurnya adalah rupiah DMU itu sama. Disumsikan bahwa yang

3. Pendapatan Non Operasional digunakan m input dan s output untuk

(PNO) Adalah semua pendapatan tiap n DMU. Untuk DMU ke-i

yang diperoleh pihak bank diluar dipresentasikan oleh vektor xi dan yi. X

pendapatan bunga dan pendapatan yang merupakan matrix output (m x n)

operasional lainnya. Satuan dan adalah matrix output(s x n).

ukurnya adalah rupiah. adalah efisiensi teknis, dan l adalah (n x

Metode analisis data yang akan

1) vektor dari konstan. Nilai q selalu digunakan untuk menguji hipotesis kurang atau sama dengan 1. DMU yang

dalam penelitian ini dibantu dengan memiliki nilai θ < 1 berarti DMU

menggunakan program software tersebut dikatakan tidak efisien,

winDEA versi 1.03 ditahap pertama dan sedangkan DMU yang memiliki nilai θ

pada tahap kedua akan dilanjutkan = 1 berarti DMU tersebut efisien.

menggunakan analisis regresi tobit dengan menggunakan EVIEWS versi 9.

Input BUK terdiri atas : Pada penelitian ini fungsi dari metode

1. Beban Tenaga Kerja (BTK) Adalah Data Envelopment Anaysis (DEA) total keseluruhan biaya untuk

adalah untuk menganalisis efisiensi pada membayar karyawan seperti gaji,

industri perbankan, dan data yang upah, bonus, tunjangan, dan seluruh

digunakan yakni data dari laporan unsur pendapatan yang diterima

keuangan bank umum dan syariah yang oleh karyawan. Satuan ukur adalah

ada di Indonesia pada tahun 2015- rupiah.

2017.Untuk memudahkan pengolahan

2. Fixed Asset Adalah keseluhan dari data dengan menggunakan metode DEA total aset yang dimiliki oleh suatu

digunakanlah software winDEA versi perusahaan

1.03. Keuntungan software winDEA

3. Simpanan Adalah total dana pihak versi 1.03, selain memunculkan hasil ketiga yang disimpan oleh suatu

analisis efisiensi tiap-tiap DMU secara bank dimana simpanan tersebut

cepat juga akan dimunculkannya target meliputi giro, tabungan, simpanan

achieve, dan selisih nilai output dan berjangka, sertifikat deposito, dan

input data yang dicapai tiap-tiap DMU simpanan dari bank lain yang

agar menjadi efisien. sampai dengan akhir tahun satu

Berbagai penelitian telah bank

membuktikan bahwa model Tobit sangat tepat digunakan pada second-stage

Output terdiri atas : analisis efisiensi dengan metode DEA

1. Pendapatan Bunga (PB) Adalah seperti pada penelitian sebelumnya semua pendapatan yang diperoleh

yakni penelitian Pambuko (2016) yang menggunakan metode Tobit karena data

123 Media Mahardhika Vol. 17 No. 1 September 2018 123 Media Mahardhika Vol. 17 No. 1 September 2018

X 1 : ROA

yang censored, yakni nilai dari variabel

X 2 : SIZE

dependennya yaitu efsisiensi yang

X 3 : CAR

terbatas pada kisaran 0 sampai dengan

X 4 : NPL

100. Jika metode Ordinary Least Square

e : error

(OLS) yang digunakan maka hasil dari regresinya akan menjadi bias atau tidak

Pembahasan

konsisten (Fathony, 2012). Persamaan Penelitian kali ini menggunakan regresi linear berganda sebagai berikut

populasi yakni bank-bank umum

konvensional dengan bank syariah yang Keterangan :

Y =a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +e

beroperasi di Indonesia pada tahun 2015 Y : Efisiensi DEA (Data Envelopment

sampai dengan tahun 2017. Sampel yang Analysis)

digunakan dengan metode purposive

a : Konstanta sampling. Pemilihan sampel berdasarkan

b 1 –b 4 : Koefisien Regresi kriteria yang digunakan, yakni : Tabel 2. Prosedur Pemilihan Sampel

1 Bank-bank yang telah beroperasi di Indonesia (bank

43 umum konvensional dengan bank syariah menurut BEI)

2 Bank yang tidak memiliki salah satu inputan variabel

37 Sumber : data diolah penulis

Total Sampel

Data Envelopment Analysis maka output juga akan meningkat (DEA) merupakan sebuah metode

sebesar x kali. Asumsi lain yang optimasi program matematika yang

digunakan dalam model ini yaitu bahwa mengukur efisiensi teknik suatu