FAKTOR PENENTU KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI DUSUN COKROBEDOG DESA SIDOARUM SLEMAN Yana Luthfiyati1 , Inayati Ceria2

  

FAKTOR PENENTU KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI

DUSUN COKROBEDOG DESA SIDOARUM SLEMAN

  

1

  2 Yana Luthfiyati , Inayati Ceria 1.

  Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO, [email protected]

  2. Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO, [email protected]

  

ABSTRAK

Pendahuluan : Lansia secara fisiologis akan mengalami penurunan akibat proses degeneratif

  (penuaan) . Penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut dan masalah degenerative akan menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular. Pemerintah merumuskan kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk lansia agar tetap sehat dan produktif. Salah satu program pemerintah dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup lansia adalah dengan kegiatan Posyandu Lansia. Lansia yang aktif berkunjung ke Posyandu Lansia maka kesehatannya akan terpantau secara baik dibandingkan yang tidak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor penentu kepatuhan lansia dalam kunjungan ke posyandu lansia di dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman.

  

Metode : Penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian

  dilaksanakan bulan September 2017 di Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman. Jumlah sampel sebanyak 53 lansia, teknik pengambilan sampel accidental

  

sampling . Analisis data bivariat dengan Chi-Square dan analisis multivariat dengan regresi

logistik.

  

Pembahasan: Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara

  dukungan keluarga dengan kunjungan lansia (OR : 0,792 p : 1,000) dan tidak ada hubungan yang bermakna antara peran kader dengan kunjungan lansia ke Posyandu Lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman (OR : 0,816 p: 1,000). Analisis multivariat tidak dilakukan karena seleksi multivariat tidak memenuhi syarat.

  

Kesimpulan : Tidak ada hubungan bermakna antara dukungan keluarga dan peran kader

  dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman. Kata Kunci : Penentu, kunjungan, lansia, posyandu

  

DETERMINANTS OF ELDERLY TO VISIT ELDERLY OF INTEGRATED

HEALTH CARE SERVICE IN COKROBEDOG

SUB-VILLAGE, SIDOARUM VILLAGE OF SLEMAN

  

1

  2 Yana Luthfiyati , Inayati Ceria 1.

  Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO, [email protected]

  2. Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UNRIYO, [email protected]

  

ABSTRACT

Introduction: The elderly physiologically will decline due to degenerative processes (ageing).

  

The disease is not contagious many appear on old age and degenerative problems will reduce

the durability of the body so that the vulnerable exposed to infectious disease infection. The

Government formulates policies and programs geared to groups of elderly residents to stay

healthy and productive. One of the programs of the Government in improving the health and

quality of life of the elderly is Integrated Health Care Service activities with the elderly. The

active elderly visiting Elderly of Integrated Health Care Service then his health will be tracked

properly. The purpose of this research was aimed to know the determinants of compliance in

elderly visits to Elderly Integrated Health Care Service in Cokrobedog Sub-village, Sidoarum

Village, Godean, Sleman.

  

Methods: This research design was cross sectional. The research was carried out in September

2017 at Elderly of Integrated Health Care Service Cokrobedog Sub-village, Sidoarum Village,

Godean, Sleman. The number of samples as much as 53 elderly, accidental sampling

techniques. Bivariat analysis with Chi-Square and multivariate analysis with logistic

regression.

  

Discussion: The results showed no relationship between family support with visits elderly (OR:

0.792 p: 1.000) and no relationship between the role of community health volunteer or cadres

with a visit to the Elderly of Integrated Health Care Service in Cokrobedog Sub-village,

Sidoarum village of Sleman (OR: 0.816 p: 1.000). Multivariate analysis was not performed due

to the multivariate selection were not eligible.

  

Conclusion: There was no relationship between family support and the role of community

health volunteer or cadres with a visit to the Elderly of Integrated Health Care Service in

Cokrobedog Sub-village, Sidoarum Village, Godean, Sleman.

  Keywords: determinants, visits, elderly, Integrated Health Care Service

PENDAHULUAN tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan

  UHH menjadi 71,7 tahun Berdasarkan Seiring meningkatnya derajat laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, kesehatan dan kesejahteraan penduduk pada tahun 2000-2005 UHH adalah 66,4 berpengaruh pada peningkatan Usaha tahun (dengan persentase populasi lansia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia. tahun 2000 adalah 7,74%), angka ini akan Berdasarkan laporan World Health meningkat pada tahun 2045-2050 yang

  

Organization (WHO) pada Tahun 1980 diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun

  UHH adalah 55,7 tahun, angka ini (dengan persentase populasi lansia tahun meningkat pada tahun 1990 menjadi 59,5 2045 adalah 28,68%). Begitu pula dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%) (Kemenkes RI, 2013).

  Pada Lansia dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut. Selain itu masalah degeneratif menurunkan daya tahan tubuh sehingga ren-tan terkena infeksi penyakit menular. Meningkatnya populasi lansia ini mengakibatkan pemerintah perlu merumuskan kebijakan dan program yang ditujukan kepada kelompok penduduk lansia sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi masyarakat yaitu dengan tetap sehat dan produktif. Salah satu program pemerintah dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup lansia adalah dengan kegiatan Posyandu Lansia.

  Posyandu atau pos pelayanan terpadu merupakan program Puskesmas melalui kegiatan peran serta masyarakat yang ditujukan pada masyarakat setempat, khususnya balita, wanita usia subur, maupun lansia. Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut usia metiputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman salah satu kesehatan yang dihadapi. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan di posyandu lansia antara lain pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari, pemeriksaan status inental, pemeriksaan status gizi, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan hemoglobin, kadar gula dan protein dalam urin, pelayanan rujukan ke puskesmas dan penyuluhan kesehatan. Kegiatan lain yang sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi lanjut usia dan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran (Wahono,

  2010).

  Lansia yang aktif berkunjung ke Posyandu Lansia maka kesehatannya akan terpantau secara baik sedangkan yang tidak rutin datang ke Posyandu Lansia kesehatannya tidak dapat terpantau secara optimal. Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (Susenas) tahun 2012, jika dilihat sebaran penduduk lansia menurut provinsi, persentase penduduk lansia di atas 10% sekaligus paling tinggi ada di Provinsi DI Yogyakarta (13,04%), Jawa Timur (10,40%) dan Jawa Tengah (10,34%).

  Hasil penelitian Wahono (2010) berjudul

  Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Gantungan Makamhaji Surakarta menyatakan bahwa hanya 48,1%

  responden yang aktif berkunjung ke Posyandu Lansia. Dari faktor dukungan sosial, sikap, dan peran kader yang mempengaruhi kunjungan ke posyandu lansia adalah faktor dukungan sosial.

  Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah variabel bebasnya. Selain itu penulis tertarik untuk meneliti tentang posyandu lansia kembali karena pemanfaatan posyandu lansia yang semakin menurun. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Lansia Cokrobedog, jumlah lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman adalah 70 orang. Lansia yang aktif kunjungan posyandu sebanyak 90%. Hal ini menunjukkan angka kunjungan posyandu yang cukup baik. Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang faktor penentu kunjungan lansia ke posyandu lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman Yogyakarta.

METODE PENELITIAN

  Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kedua variabel dengan melakukan pengamatan pada sampel yang banyak (Riwidikdo, 2013). Penelitian ini adalah studi kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu

  HASIL

  periode waktu tertentu dan setiap subyek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan

  1. Karakteristik Responden selama penelitian (Machfoedz, 2010). Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia

  Tabel 1 Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman

  Karakteristik Responden di Posyandu pada Bulan September 2017. Lansia Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum

  Populasi pada penelitian ini adalah lansia Godean Sleman yang mengikuti posyandu lansia di Dusun

  Cokrobedog Desa Sidoarum Godean

  Frekuensi Persentase Karakteristik

  Sleman sejumlah 60 orang dan hanya 53

  (f) (%)

  orang yang digunakan sebagai sampel

  Umur

  berdasarkan hasil perhitungan. Dalam

  Usia pertengahan

  20

  37.7

  penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling. Lanjut usia

  27

  50.9 Berdasarkan sampel yang sudah ditetapkan, Lanjut usia tua

  6

  11.3

  maka dapat ditentukan kriteria inklusi dan

  Jenis Kelamin

  ekslusi. Jenis data dalam penelitian ini

  Laki-laki

  3

  5.7

  menggunakan data primer yang diambil

  Perempuan

  50

  94.3

  menggunakan kuesioner pada lansia yang

  Pendidikan

  hadir saat keiatan Posyandu Lansia di

  Tidak sekolah

  20

  37.7 Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman. Tamat SD

  22

  41.5 Data primer dalam penelitian ini adalah

  data tentang karakteristik

  Tamat SMP

  4

  7.5

  responden,variabel bebas dan variabel

  Tamat SMA

  6

  11.3 terikat yang diperoleh melalui kuesioner. PT

  1

  1.9 Data sekunder dalam penelitian ini adalah Pekerjaan

  data jumlah lansia dan jumlah kunjungan ke

  Bekerja

  11

  20.8 posyandu selama 11 bulan terakhir. Tidak bekerja

  42

  79.2 Analisis data meliputi analisis univariat,

  dan bivariat menggunakan chi square. Status Tinggal

  Dengan suami/istri

  27

  50.9 dan anak dengan suami/istri

  13

  24.5 dengan anak

  13

  24.5 Total 53 100.0

  Sebagian besar responden di Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Sidoarum Sleman sebesar (50,9%) berada pada rentang usia lanjut atau 60 tahun sampai 74 tahun

2. Peran Kader

  Tabel 3 Peran Kader di Posyandu Lansia

  Peran Kader Frekuensi (f) Persentase(%) Baik

  49

92.5 Sedang

  4

  7.5 PEMBAHASAN Total 53 100.0

  Hasil dari tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden di

3. Frekuensi Kunjungan ke Posyandu

  Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Lansia

  Sidoarum Sleman sebesar (50,9%) berada Tabel 4 pada rentang usia lanjut atau 60 tahun

  Frekuensi Kunjungan Responden Ke sampai 74 tahun, dimana pada usia ini Posyandu Lansia lansia masih dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan

  Frekuensi

  orang lain namun pada usia tersebut juga

  Frekuensi (f) Persentase (%) Kunjungan

  sangat membutuhkan pemeriksaan dan

  Aktif

  44

  83.0

  pelayanan kesehatan karena penurusan

  Tidak aktif

  9

  17.0 fungsi tubuh (Hardywinoto, 2005). Total 53 100.0 Mayoritas responden (94,3%)

  berjenis kelamin perempuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardywinoto (2005) yang

  4. Hubungan antara Dukungan Keluarga mengatakan bahwa angka harapan hidup dengan Kunjungan Lansia Ke perempuan lebih tinggi dibandingkan Posyandu Lansia dengan laki-laki. Sebagian besar responden,

  Tabel .5 sebanyak 41,5% memiliki pendidikan tamat Tabel Silang Hubungan antara

  SD. Mayoritas responden (79, 2%) tidak Dukungan Keluarga dengan bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa untuk

  Kunjungan Lansia Ke Posyandu memenuhi kebutuhan hidupnya sebagian Lansia besar lansia bergantung pada keluarga.

  Sebagian besar (50,9%) tinggal bersama pasangan(suami/istri) dan anak serta tidak ada yang tinggal sendiri.

  Hasil tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan keluarga mendukung untuk datang ke Posyandu Lansia di Dusun Cokrobedog Sidoarum Sleman sebesar 86,8%. Dukungan keluarga merupakan hal yang sangat penting karena

  5. Hubungan antara Peran Kader dengan mempengaruhi perilaku seseorang. Hasil Kunjungan Lansia penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian

Tabel 5.6 Tabel Silang Hubungan antara

  Handayani dan Wahyuni (2012) yang Peran Kader dengan Kunjungan Lansia Ke mendapatkan hasil dukungan keluarga

  Posyandu Lansia berada pada katagori rendah sebanyak 60%.

  Peran kader posyandu dari tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai peran kader dalam memberikan pelayanan di Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Sidoarum Sleman berada pada katagori baik sebesar 92,5%. Peran kader yang baik akan membuat lansia mau untuk berkunjung secara rutin ke Posyandu Lansia. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Wahono (2010) yang menyatakan bahwa peran kader sebagian besar berada pada katagori kurang sebesar 57,4%.

  Hasil frekuensi kunjungan lansia pada tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebesar 83% aktif untuk berkunjung ke Posyandu Lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman. Lansia yang aktif berkunjung ke Posyandu Lansia akan meningkat derajat kesehatan dan mutu kehidupannya sehingga mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan (Depkes, 2006). Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Wahono (2010) yang menyatakan bahwa sebagian besar lansia berada pada kategori tidak aktif mengikuti Posyandu Lansia sebayak 51,9%. Penelitian ini juga tidak sesuai dengan hasil penelitian Handayani dan Wahyuni (2012) yang menyatakan bahwa sebanyak 71% lansia tidak patuh berkunjung ke Posyandu Lansia.

  Hasil tabulasi silang pada tabel 5 menunjukkan bahwa responden yang aktif dalam melakukan kunjungan ke Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman sebagian besar (82,6%) mendapatkan dukungan dari keluarga, tetapi dari 7 orang yang tidak didukung oleh keluarganya sebanyak 6 orang (85,7%) yang aktif melakukan kunjungan ke Posyandu Lansia. Hasil uji chi-square, didapatkan nilai p = 1,000, maka hipotesis nol diterima sehingga tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke Posyandu Lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman.

  Dukungan keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan perilaku seseorang, namun ada hal lain yang mempengaruhi Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman. Walaupun keluarga tidak memberikan dukungan tetapi jika lansia sudah memiliki tekad untuk datang ke Posyandu Lansia maka lansian akan tetap melakukan kunjungan ke Posyandu Lansia .Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan Wahyuni (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia mengikuti Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo.

  Hasil tabulasi silang pada tabel 6 menunjukkan responden yang menilai peran kader di Posyandu Lansia pada kategori baik sebesar 81,6% aktif dalam melakukan kunjungan ke Posyandu Lansia, namun lansia yang menilai peran kader sedang sebanyak 100% aktif dalam melakukan kunjungan ke Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman. Hasil uji chi-square didapatkan nilai p = 1,000, maka hipotesis nol diterima sehingga tidak ada hubungan yang bermakna antara peran kader dengan kunjungan lansia ke Posyandu Lansia Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Sleman. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Wahono (2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan atara peran kader dengan pemanfaatan posyandu lansia di Desa Gantungan Makamhaji Sukoharjo.

  KESIMPULAN

  Sebagian besar karakteristik lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman berumur lanjut usia (60-74 tahun), jenis kelamin perempuan, pendidikan SD, tidak bekerja, dan tinggal bersama suami/istri dan anak. Dukungan keluarga terhadap kunjungan lansia ke posyandu lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman sebagian besar mendukung. Peran Kader posyandu pada kunjungan lansia ke posyandu lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman sebagian besar baik. Tidak ada hubungan bermakna antara dukungan keluarga dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman Tidak ada hubungan yang bermakna antara peran kader dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman. Tidak ada pengaruh bersaman antara dukungan keluarga dan peran kader dengan kunjungan lansia ke posyandu lansia di dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman.

  SARAN 1.

  Edisi 2 Penerbit buku Kedokteran. Jakarta : EGC. Ruwaida, A. 2006. Hubungan Antara

  Wahono, H. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Gantungan Makamhaji. Skripsi. Universitas Muhamadiyah Surakarta

  Sopiyudin, D. 2009. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta : Salemba Medika

  Sunyoto, D & Setiawan, A. 2013. Statistik Kesehatan, Yogyakarta : Nuha Medika

  Sukarni, M. 2002. Kesehatan Keluarga Dan Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius

  Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, Yogyakarta : Graha Ilmu

  Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan, Rohima Press, Yogyakarta

  Indigenous, Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi, vol. 8, No.2, Nopember 2006

  Kepercayaan Diri dan Dukungan Keluarga dengan Kesiapan Menghadapi Masa Menopause.

  Miller, C. A. 2012. Nursing for Wellness in Older Adults. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Nugroho, 2000. Keperawatan Gerontik.

  Bagi Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman. Karena masih ada lansia yang belum aktif mengikuti posyandu, Kepala Dusun dan warga agar selalu memotifasi lansia datang ke posyandu dan keluarga lansia untuk memberikan dukungan lebih demi terpantaunya kesehatan lansia.

  Jakrata: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

  Jakarta : Gramedia Puataka Utama. Kemenkes RI, 2013. Buletin Lansia.

  Hardywinoto. 2005. Panduan Gerontologi: Tinjauan Dari Berbagai Aspek.

  Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Lansia dalam Mengikuti Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Gaster Vol 9 No 1 Februari 2012.

  Efendi, F., 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika Handayani, D. dan Wahyuni, 2012.

  Effendi, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta : EGC Erfandi. 2008. Pengelolaan Posyandu Lansia. http://Puskesmas oke.blogspot.com.

  Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta. Depkes RI. 2006. Pedoman pelatihan kader kelompok usia lanjut bagi petugas kesehatan. Jakarta: Direktorat kesehatan keluarga

  3. Bagi Puskesmas Godean Dengan jumlah lansia yang cukup banyak, Puskesmas agar lebih rutin melakukan kunjungan ke posyandu untuk memberikan pemantauan kesehatan lansia dan memberikan informasi melalui penyuluhan rutin pada lansia.

  2. Bagi Kader Posyandu lansia Dusun Cokrobedog Desa Sidoarum Godean Sleman. Kader harus selalu meningkatkan kualitas pelayanan, meningkatkan wawasan pengetahuan yang berhubungan dengan lansia agar pada saat tidak ada petugas kesehatan dari puskesmas yang datang ada materi yang bisa disampaikan kepada lansia.