MAKALAH FARMASETIKA DASAR SERBUK II

MAKALAH
FARMASETIKA DASAR
SERBUK II

Oleh :

Alifia Nokamarta
Dwinidya Yunitami
Nursafitri Kanita
Rayana Jakasurya
Rizka Pratiwi
Yunia Ariani
1B
Kelompok 6
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
JURUSAN FARMASI
Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Pusat
2014

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat dan

limpahan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Berikut ini kami persembahkan sebuah makalah tentang “Serbuk II” yang menurut kami
dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari seluk - beluk
tentang sediaan serbuk.
Makalah ini dibuat guna memenuhi nilai Farmasetika Dasar. Melalui kata pengantar ini kami
lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila dalam isi makalah ini ada
kekurangan dan tulisan yang kurang tepat.Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kritik dan saran para pembaca akan kami terima
dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Jakarta, 10 November 2014

“Kelompok 6”

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Serbuk........................................................................................... 2
2.2 Cara Pengolahan Serbuk................................................................................. 2
2.3 Cara Mencampur Serbuk ............................................................................... 4
2.4 Cara Membungkus Serbuk.............................................................................. 5
2.5 Serbuk Menjadi Basah.................................................................................... 8
2.6 Serbuk-Serbuk Resmi..................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………....10
3.2 Saran………………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... …….11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat
mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Sediaan-sediaan yang telah beredar saat ini

umumnya dibredakan atas sediaan padat, sediaan cair, dan sediaan semi padat. Sediaan padat
merupakan sedian yang sudah popular di masyarakat, salah satunya ialah sediaan serbuk.
Sediaan serbuk memiliki keunggulan dibandingkan sediaan lainnya.
Sediaan serbuk biasanya diperuntukkan bagi anak-anak, orang tua, maupun orang-orang
yang sulit ataupun tidak dapat meminum obat dalam bentuk sediaan lain seperti tablet, pil,
ataupun kapsul.
Pulvis atau serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang di haluskan, di
tujukan untuk pemakaiam oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas
permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan
yang di padatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan
air minum.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari serbuk (pulvis) ?
2. Bagaimana cara pengolahan serbuk (pulvis) ?
3. Bagaimana cara mencampur serbuk (pulvis) ?
4. Bagaimana cara membungkus serbuk (pulvis) ?
5. Apa yang menyebabkan serbuk menjadi basah ?


1.3
1.
2.
3.
4.
5.

TUJUAN PENULISAN
Mengetahui definisi dari serbuk
Mengetahui cara pengolahan serbuk
Mengetahui tentang cara mencampur serbuk
Mengetahui cara membungkus serbuk
Mengetahui penyebab serbuk menjadi basah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan.
Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).

Menurut Farmakpoe Indonesia IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat
kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakain oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk
adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.
Serbuk mungkin juga merupakan bagian halus dari sediaa, himpunan suatu produk
yang kasar atau suatu produk dengan ukuran partikel menengah. Serbuk dapat dibuat dari
bahan tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah atau merupakan campuran dua
atau lebih unsur kimia murni yang dibuat serbuk dalam suatu perbandingan tertentu. Serbuk
dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara merata pada campuran
bahan padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk terdiri dari bahan padat yang kering.
Beberapa serbuk disiapkan untuk pemakaian dalam (internal), lainnya untuk
pemakaian luar (eksternal). Beberapa serbuk diberikan pada pasien oleh ahli farmasi dalam
jumlah besar dan ada juga yang dibagi dalam bagian-bagian terbungkus, pada dasarnya
tergantung pada dosis atau potensi dari serbuk tersebut.

2.2 CARA PENGOLAHAN SERBUK
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran ± 10.000
mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat hakus mencapai ukuran koloidal, 1
mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar maka USP
menggunakan suatu batasan dengan istilah “Very Coarse, Coarse, Moderately Coarse, Fine
dan Very Fine” (sangat kasar, kasar, cukup kasar, halus, dan sangat halus), yang dihubungkan


dengan bagian serbuk yang mampu melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi
yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan
pengadukan dan, biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis.
Berikut table yang menggambarkan Nomor Standar Ayakan dan masing-masing
lubang ayakannya dinyatakan dalam millimeter dan micrometer.

Ayakan untuk menguji dan mengukur bahan farmsi biasanya menggunakan ayakan
yang mungkin terbuat dari kawat kuningan, perunggu, atau kawat lain yang cocok atau tidak
diberi lapisan.
Serbuk oabat-obatan dari bahan tumbuh-tumbuhan atau hewan ditetapkan dengan
nomor sebagai berikut:
 Very Coarse powder (serbuk sangat kasar atau nomor 8), semua partikel serbuk dapat
melewato lubang ayakan nomor 8 dan tidak lebih dari 20% melewati lubnag ayakan No.60.
 Coarse powder (serbuk kasar atau nomor 20), semua partikel serbuk dapat melewati
lubang ayakan nomor 20 dan tidak lebih dari 40% yang melewati lubang ayakan nomor 60.
 Moderately coarse powder (serbuk cukup kasar atau nomor 40), semua partikel serbuk
dapat melewati lubang ayakan nomor 40 dan tidak lebih dari 40% melewati lubang ayakan
nomor 80.
 Fine powder (serbuk halus atau nomor 60), semua partikel serbuk dapat melewati

lubang ayakan nomor 60 dan tidak lebih dari 40% melewati lubang ayakan nomor 100.
 Very fine powder (serbuk sangat halus atau nomor 80), semua partikel serbuk dapat
melewati lubang ayakan nomor 80 dan tidak ada limitasi bagi yang lebih halus.
Kehalusan serbuk untuk bahan kimia ditentukan sebagai berikut :

 Serbuk kasar (nomor 20), semua partikel serbuk dapat melewati ayakan nomor 20 dan
tidak lebih dari 60% yang melewati ayakan nomor 40
 Serbuk cukup kasar (nomor 40), semua partikel serbuk dapat melewati ayakan nomor
40 dan tidak lebih dari 60% melewati ayakan nomor 60
 Serbuk halus (nomor 80), semua partikel serbuk dapat melewati ayakan nomor 80 dan
tidak ada limitasi bagi yang lebih halus
 Serbuk sangat halus (nomor 120), semua partikel serbuk melewati ayakan nomor 120
dan tidak ada limitasi bagi yang lebih halus.
Penentuan ukuran partikel dan percobaan pembagian serbuk dapat dikerjakan dengan
pengayakan; yaitu melewati serbuk dengan goncangan mekanis menembus suatu susunan
ayakan yang diketahui ukurannya dan berurutan dari ukuran yang besar ke ukuran yang lebih
kecil, serta penentuan bagian serbuk yang melewati atau tertahan pada masing-masing
ayakan.

2.3 CARA MENCAMPUR SERBUK

Apabila dua atau lebih bahan akan dicampurkan untuk membentuk suatu campuran
serbuk yang rata, maka yang paling baik menghaluskan partikel masing-masing bahan
sebelum ditimbang dan digerus. Tergantung pada sifat ramuan, jumlah serbuk yang akan
diolah dan alat yang tersedia, serbuk dapat diolah dengan memakai spatula, dengan
cara triturasi,dengan cara mengayak, mengguling-gulingkan (tumbling)atau dengan mikser
secara mekanik.
Spatulasi, suatu metode di mana sejumlah serbuk dapat digerus di atas selembar
kertas atau tatakan pembuat pil dengan gerakan spatula obat. Metode ini umumnya tidak
cocok untuk serbuk dalam jumlah besar atau serbuk yang mengandung satu atau lebih bahanbahan yang potensial sejauh homogenitas hasil gerusan tidak pasti sebagaimana metode
lainnya. Terjadi sedikit sekali tekanan dan pemampatan dari serbuk yang dihasilkan dengan
metode ini, yang khususnya cocok untuk zat-zat padat yang mencair dan membentuk
campuran eutectic bila satu dan lainnya tercampur dan bersentuhan dalam waktu yang lama.
Zat-zat ini meliputi fenol, kamper, mentol, timol, aspirin, fenil salisilat, fenasetin dan bahanbahan kimia lainnya yang sejenis. Untuk mengurangi sentuhan pengolahan serbuk semacam
ini biasanya dicampur dengan bahan pembawa yang inertseperti magnesium oksida ringan
atau magnesium karbonat untuk memisahkan unsure yang mengganggu secara fisik.
Triturasi dapat dikerjakan baik untuk menghaluskan atau untuk mencampur serbuk,
apabila penghalusan yang diinginkan maka lumpang porselen atau kayu yang permukaan
dalamnya kasar lebih disenangi daripada lumpang gelas yang permukaannya halus. Tetapi
untuk bahan-bahan kimia yang dapat menodai permukaan porselen atau kayu maka lumpang
gelas lebih disukai. Demikian juga apabila campuran sederhana yang diinginkan tanpa ada

kekhususan memerlukan penghalusan maka lumpang gelas biasanya lebih cocok, selama
lebih mudah dibersihkan sesuai pemakainnya. Untuk tujuan penting menimbulkan efek
pemempatan pada serbuk halus yang jumlahnya besar dapat dimanfaatkan pembentukan atau
penggerusan yang “berat”. Apabila bahan yang potensial akan dicampurkan dengan sejumlah
besar pembawa (seperti dalam sediaan dari10% triturasi obat berpotensial), maka metode
umum dikenal sebagaimetode pengenceran geometris yang digunakan agar obat yang
potensial menyebar merata.
Serbuk dapat juga dicampur dengan cara melewatkannya melalui ayakan seperti cara
yang dipakai didapur mengayak terigu. Prosesmengayak ini umumnya menghasilkan produk
yang agak halus. Umumnya proses ini tidak dapat diterima untuk mempersatukan obat-obat
potensial dengan bahan pembawa.

Metode pencampuran serbuk lainnya adalah mengguling-gulingkan serbuk yang
ditutup dalam suatu wadah besar, biasanya diputar oleh mesin.Penggiling serbuk khusus
dirancang untuk mencampur serbuk dengan gerakan jungkir-balik. Pencampuran dengan cara
ini merata tetapi memerlukan waktu. Alat penggiling semacam ini digunakan seacra luas
salam industri, demikian juga terdapat alat-alat pencampur/pengaduk serbuk dengan volume
besar dan pisau-pisaunya digerakkan oleh mesin untuk mengaduk serbuk dalam bejana
pencampur yang besar.


2.4 CARA MEMBUNGKUS SERBUK
Pembungkusan serbuk dan diedarkannya oleh ahli farmasi dalam 2 cara umum
tergantung pada pemakaiannya, dalam serbuk dengan jumlah besar yang tidak terbagibagi atau sebagai serbuk yang terbagi-bagi.
Serbuk curah. Setelah pengolahan campuran serbuk, seorang ahli farmasi dapat
menyimpannya dalam wadah curah baik untuk pemakaian internal atau eksternal. Di antara
serbuk-serbuk yang biasa disimpan dengan cara ini:
a. Serbuk antasid dan laksatif yang umumnya dipakai oleh pasien dengan cara
mencampurkan sejumlah tertentu (biasanya sesendok teh) dalam sejumlah air atau minuman
lainnya dan ditelan
b. Serbuk untuk disemprotkan umumnya dilarutkan dalam air hangat oleh si pasien untuk
dipakai melalui rahin (vagina)
c. Serbuk yang mengandung obat dan yang tidak untuk pemakaian luar (eksternal)yang
penggunaannya menjadi aman dikulit diberikan dalam kaleng yang berlubang-lubang
d. Serbuk untuk tapal gigi atau pembersih gigi dipakai pada kesehatan gigi
e. Serbuk untuk gigi palsu sebagian digunakan sebagai tapal gigi dan lainnya sebagai
perekat untuk menahan gigi palsu pada tempatnya.
Obat yang diberikan dalam bentuk serbuk curah umumnya terbatas pada bahan-bahan
obat yang tidak potensial. Serbuk yang mengandung bahan-bahan potensial atau bahan-bahan
yang harus ditata dalam dosis di bawah pengawsan, biasanya diberikan kepada pasien dalam
serbuk terbagi-bagi, sedang yang diperuntukkan bagi pemakaian luar harus dituliskan pada

labelnya UNTUK PEMAKAIAN LUAR SAJA.
Serbuk terbagi-bagi. (Latin, chartulae (jamak); singkatan charts). Setelah serbuk
dicampurkan (diaduk) sepenuhnya dengan memakai metode pengenceran geometri untuk
bahan-bahan potensial, serbuk ini dibagi-bagi kedalam unit-unit tersendiri sesuai dengan
dosis yang akan ditata atau kedalam jumlah untuk sekali pakai (minum). Masing-masing
bagian serbuk tadi ditempatkan di atas sepotong kertas kecil yang kemudian dilipat sebagai
pembungkus obat.
Tergantung pada potensial bahan obatnya, ahli farmasi menentukan apakah tiap-tiap
bagian serbuk tadi ditimbang sebelum dibungkus dalam kertas terpisah-pisah atau ditaksir
rata-ratanya saja per bagian dengan memakai metode yang disebut metode pembagian dan
blok. Metode ini hanya digunakan untuk obat yang tidak potensial, ahli farmasi menempatkan
seluruh serbuk yang telah diolah di atas suatu permukaan lempeng dari gelas atau porselen
atau tatakan pembuat pil atau selembar kertas yang lebar di atas meja untuk menyelesaikan
resep dan dengan spatula yang besar meratakan tumpukan serbuk tadi menjadi bentuk segi
empat ini dibagi-bagi (digaris-garis) menjadi segi empat kecil tadi merupakan satu unit dosis
obat. Lalu segi empat kecil ini masing-masing dipisahkan dengan spatula dan dipindahkan ke
atas kertas untuk dibungkus.
Kertas pembungkus serbuk ini mungkin dalam berbagai ukuran yang dapat
menampung sejumlah serbuk yang dibuat, tetapi yang umum dikenal dan terdapat di pasaran

anatar lain ukuran 23/4 x 33/4 inci, 3 x 41/2inci, 33/4 x5 inci dan 41/2 x 6 inci. Kertas-kertas ini
terdiri dari :
1. kertas surat sederhana putih atau berwarna
2. kertas perkamen sayuran, suatu kertas tipis semi buram dengan mutu-mutu tertentu tahan
kelembapan
3. glassine kertas transparan juga dengan mutu-mutu tertentu tahan kelembapan
4. kertas lilin, kertas berlilin transparah tahan air.
Penentuan jenis kertas sepenuhnya tergantung pada sifat serbuk, apabila mengandung
unsur-unsur higroskopis atau mudah mencair, maka kertas berlilin atau tahan air yang harus
dipakai. Dalam praktek serbuk semacam itu dibungkus rangkap, pertama dengan kertas lilin
lalu untuk penampilan estetikanya dibungkus lagi dengan kertas surat. Kertas glassine dan
perkamen mungkin hanya dipakai apabila ada keperluan menahan kelembapan pada batasbatas tertentu. Serbuk yang mengandung komponen-komponen mudah menguap harus
dibungkus dengan kertas lilin atau kertas glassine. Serbuk yang tidak mengandung komponen
mudah menguap dan juga tidak mengandung ramuan-ramuan yang mudah terganggu oleh
udara, biasanya serbuk semacam ini dibungkus dengan kertas surat.
Suatu tingkat keterampilan tertentu diperlukan untuk melipat kertas pembungkus
serbuk dan para mahasiswa harus melakukan praktek agar mendapatkan keahlian dalam
menyiapkan kertas-kertas yang bersih dan seragam. Pada dasarnya langkah-langkah melipat/
membungkus kertas pembungkus serbuk adalah sebagai berikut:
1. Letakkan kertas rata diatas permukaan yang keras dan lipatkan1/2 inci ke arahmu pada
garis memanjang dari kertas yang rata untuk menjaga keseragaman, langkah ini harus
dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama sebagai petunjuk.
2. Letakkan serbuk yang telah ditimbang atau dibagi-bagi ke tengah-tengah kertas yang
telah dilipat satu kali, lipatannya mengarah ke atas sebelah seberang di hadapanmu.
3. Tariklah sisi panjang yang belum dilipat ke atas dan letakkanlah pada kira-kira garis
lipatan pertama, ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak berceceran serbuknya.
4. Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertas dan lipatlah ke
hadapanmu setebal lipatan pertama (1/2 inci).
5. Ambillah kertas ke atas dengan lipatannya beradadi sebelah atas dan menghadap padamu,
hati-hati agar kedudukan serbuk di dalamnya tidak terganggu, letakkanlah kertas yang baru
sebagian dilipat ini pada kotak yang terbuka (yang kemudian akan menjadi wadahnya)
sedemikian rupa sehingga kedua sisi kertas pembungkus ini melewati kedua sisi kotak,
tekanlah ke bawah sehingga kedua ujung kertas melengkung ke bawah dan membentuk garis
pada kedua ujung kertas tersebut. Lalu lepaskan kertas ini dari kotak dan lipat kedua
ujungnya tepat pada tanda garis-garis tadi, sehingga serbuk tidak akan keluar.
6. Kertas pembungkus yang telah terlipat itu satu per satu diletakkan pada kotak tadi dalam
posisi lipatan berada di sebelah atas menghadapi si pembuat, sedang lipatan ujungnya
membelakangi si pembuatnya.
Kertas-kertas pembungkus yang terlipat harus cukup tepat dalam kotak dengan lipatan
yang seragam dan harus sama panjang dan tingginya. Pada lipatannya tidak boleh ada serbuk
dan tidak boleh ada yang mungkin berceceran oleh guncangan-guncangan ringan. Kotakkotak serbuk yang biasanya berengsel dengan cara ditempel dengan lem harus dapat dibuka
dengan mudah tanpa menyentuh puncak kertas bungkusan. Label serbuk ini bisa diletakkan
pada wadah/kotaknya, tetapi sebagian ahli farmasi membubuhkan label petunjuk pakai pada
setiap kertas pembungkus.
Untuk keserasian dan keseragaman penampilan, sebagian ahli farmasi menggunakan
sampul selofan atau plastik yang terdapat di pasaran sebagai dagangan untuk menutup atau

membungkus setiap dosis atau unit serbuk daripada membungkusnya dengan kertas. Sampul
ini biasanya tahan lembab dan pemakaiannya menghasilkan produk yang manjur dan indah.
Walaupun serbuk terbagi-bagi umumnya tidak digunakan lagi karena dosis tablet dan
kapsul banyak terdapat dan lebih cocok atau nyaman, tetapi tidak jarang terdapat penggunaan
serbuk terbagi-bagi ini yang mengandung obat-obat antasida atau sejumlah serbuk yang
belum ditakar untuk digunakan pada pembuatan larutan untuk disemprotkan pada vagina.
Lebih jelas lagi dalam perdagangan sejumlah sediaan untuk mengurangi rasa sakit seperti
serbuk analgesi stanbak dan serbuk kepala B.C. Semuanya dibungkus dalam kemasan satuan
dosis.

2.5 SERBUK MENJADI BASAH












Campuran serbuk menjadi basah atau mencair, suatu campuran serbuk menjadi basah atau
mencair karena adanya zat yang dapat menyerap air dari udara atau terbebasnya air kristal, hal ini
dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang meliputi:
Sifat dari bahan tersebut adalah higroskopis.
Terbebasnya air kristal, yang disebabkan terjadinya reaksi kimia membentuk senyawa garam
rangkap yang mengandung air kristal.
Terbentuknya senyawa baru yang higroskopis.
Turunnya titik lebur campuran serbuk, misalnya Kamfer dan Mentol.
Bila dua bahan yang dicampur akan membentuk campuran serbuk yang basah, maka untuk
mengatasinya dilakukan cara yaitu masing-masing bahan dicampur dengan bahan netral dahulu lalu
dicampur keduanya. Bahan netral yang digunakan misalnya, Lactosum, Kaolin, Liquiritae Radix, dll.
Campuran serbuk yang basah atau mencair disebabkan karena terbebasnya sebagian atau seluruh
air kristal dari tiap bahan, hal ini dapat diatasi dengan mengambil bahan yang sudah dikeringkan
(exsicatus), bila sekiranya bahan tersebut mempunyai garam exsicatus dengan perbandingan.
Perbandingan zat yang kering dengan zat yang mempunyai air kristal adalah :
Ferrosi Sulfas dengan eksikatus
= 100 : 67 (3:2)
Magnesii Sulfas dengan eksikatus
= 100 : 67 (3:2)
Natrii Sulfas dengan Eksikatus
= 100 : 50 (2:1)
Natrii Carbonas dengan Eksikatus
= 100 : 50 (2:1)
Tawas (Aluminii Et Kalii Sulfas ) dengan eksikatus
= 100 : 67 (3:2)

2.6

SERBUK-SERBUK RESMI

Berikut ini contoh-contoh serbuk resmi yang terdapat dalam USPXXI-NFXVI.
Compound Clioquinol Powder, USP – dipakai pada vagina insufflationsebagai antitrikomonas.
Methylbenzenethonium Chloride Powder, USP-antiinfeksi lokal terutama diguankan untuk ruam
atau pokok atau lukia pada anak kecil.

Nystatin Topical Powder, USP-digunakan sebagai serbuk bedak pada kulit khususnya untuk daerah
yang lembab-basah pada pengobatan infeksi mikotik.

Powered Cellulose, NF-bahan pembantu pada obat sebagai pengisis tablet, adsorbensia dan unsur
pensuspensi.

Tolnaftate Powder, USP dan Tolnaftate Topikal Aerosol Powder, USP-ini umumnya dipakai dalam
bentuk sediaan lainnya (sepeerti krim, larutan) pada pengobatan infeksi jamur yang kering (oleh
serbuk) dapat meningkatkan respons terapi.



BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN








Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakain oral atau untuk pemakaian luar.
Pengolahan serbuk dapat dikerjakan dengan pengayakan terlebih dahulu dengan tujuan
menghaluskan partikel masing-masing bahan sebelum ditimbang dan digerus
Serbuk dapat diolah dengan memakai spatula, dengan cara triturasi,dengan cara mengayak,
mengguling-gulingkan (tumbling) atau dengan mikser secara mekanik.
Pembungkusan dan diedarkannya serbuk terbagi dalam 2 cara umum tergantung pada
pemakaiannya, dalam serbuk dengan jumlah besar yang tidak terbagi-bagi atau sebagai serbuk yang
terbagi-bagi.
Penentuan jenis kertas sepenuhnya tergantung pada sifat serbuk, ada yang mengandung unsurunsur higroskopis atau mudah mencair, ada yang perlu untuk menahan kelembapan pada batasbatas tertentu, serbuk yang mengandung komponen-komponen mudah menguap dan serbuk yang
tidak mengandung komponen mudah menguap dan juga tidak mengandung ramuan-ramuan yang
mudah terganggu oleh udara.
Serbuk menjadi basah atau mencair karena adanya zat yang dapat menyerap air dari udara atau
terbebasnya air kristal.

3.2 SARAN
Dalam penggunaan bentuk sediaan serbuk kita harus lebih cermat dalam mengetahui serbuk
apa saja yang dapat dicampur dan yang tidak dapat dicampur (tak terbagi). Serta mengetahui faktorfaktor apa saja yang dapat membuat serbuk menjadi basah dan bagamaimana cara mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA
Howard C. Ansel, 1985, Pengantar Bentuk Sediaan

FARMAKOPE INDONESIA, 1979, Pulvis

http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/03/serbuk-pulvis-dan-pulveres.html

BAB I
PENDAHULUAN

http://miraagnestiamulawarni.blogspot.com/

1.1 LATAR BELAKANG
Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat
mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Sediaan-sediaan yang telah beredar saat ini
umumnya dibredakan atas sediaan padat, sediaan cair, dan sediaan semi padat. Sediaan padat
merupakan sedian yang sudah popular di masyarakat, salah satunya ialah sediaan serbuk.
Sediaan serbuk memiliki keunggulan dibandingkan sediaan lainnya.
Sediaan serbuk biasanya diperuntukkan bagi anak-anak, orang tua, maupun orang-orang
yang sulit ataupun tidak dapat meminum obat dalam bentuk sediaan lain seperti tablet, pil,
ataupun kapsul.
Pulvis atau serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang di haluskan, di
tujukan untuk pemakaiam oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas
permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan
yang di padatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan
air minum.

1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari serbuk (pulvis) ?
2. Bagaimana cara pengolahan serbuk (pulvis) ?
3. Bagaimana cara mencampur serbuk (pulvis) ?
4. Bagaimana cara membungkus serbuk (pulvis) ?
5. Apa yang menyebabkan serbuk menjadi basah ?

1.3
1.
2.
3.
4.
5.

TUJUAN PENULISAN
Mengetahui definisi dari serbuk
Mengetahui cara pengolahan serbuk
Mengetahui tentang cara mencampur serbuk
Mengetahui cara membungkus serbuk
Mengetahui penyebab serbuk menjadi basah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN

Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan.
Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).
Menurut Farmakpoe Indonesia IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat
kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakain oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk
adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.
Serbuk mungkin juga merupakan bagian halus dari sediaa, himpunan suatu produk
yang kasar atau suatu produk dengan ukuran partikel menengah. Serbuk dapat dibuat dari
bahan tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah atau merupakan campuran dua
atau lebih unsur kimia murni yang dibuat serbuk dalam suatu perbandingan tertentu. Serbuk
dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara merata pada campuran
bahan padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk terdiri dari bahan padat yang kering.
Beberapa serbuk disiapkan untuk pemakaian dalam (internal), lainnya untuk
pemakaian luar (eksternal). Beberapa serbuk diberikan pada pasien oleh ahli farmasi dalam
jumlah besar dan ada juga yang dibagi dalam bagian-bagian terbungkus, pada dasarnya
tergantung pada dosis atau potensi dari serbuk tersebut.

2.2 CARA PENGOLAHAN SERBUK
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran ± 10.000
mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat hakus mencapai ukuran koloidal, 1
mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar maka USP
menggunakan suatu batasan dengan istilah “Very Coarse, Coarse, Moderately Coarse, Fine
dan Very Fine” (sangat kasar, kasar, cukup kasar, halus, dan sangat halus), yang dihubungkan
dengan bagian serbuk yang mampu melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi
yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan
pengadukan dan, biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis.
Berikut table yang menggambarkan Nomor Standar Ayakan dan masing-masing
lubang ayakannya dinyatakan dalam millimeter dan micrometer.

Ayakan untuk menguji dan mengukur bahan farmsi biasanya menggunakan ayakan
yang mungkin terbuat dari kawat kuningan, perunggu, atau kawat lain yang cocok atau tidak
diberi lapisan.
Serbuk oabat-obatan dari bahan tumbuh-tumbuhan atau hewan ditetapkan dengan
nomor sebagai berikut:
 Very Coarse powder (serbuk sangat kasar atau nomor 8), semua partikel serbuk dapat
melewato lubang ayakan nomor 8 dan tidak lebih dari 20% melewati lubnag ayakan No.60.
 Coarse powder (serbuk kasar atau nomor 20), semua partikel serbuk dapat melewati
lubang ayakan nomor 20 dan tidak lebih dari 40% yang melewati lubang ayakan nomor 60.
 Moderately coarse powder (serbuk cukup kasar atau nomor 40), semua partikel serbuk
dapat melewati lubang ayakan nomor 40 dan tidak lebih dari 40% melewati lubang ayakan
nomor 80.
 Fine powder (serbuk halus atau nomor 60), semua partikel serbuk dapat melewati
lubang ayakan nomor 60 dan tidak lebih dari 40% melewati lubang ayakan nomor 100.
 Very fine powder (serbuk sangat halus atau nomor 80), semua partikel serbuk dapat
melewati lubang ayakan nomor 80 dan tidak ada limitasi bagi yang lebih halus.
Kehalusan serbuk untuk bahan kimia ditentukan sebagai berikut :
 Serbuk kasar (nomor 20), semua partikel serbuk dapat melewati ayakan nomor 20 dan
tidak lebih dari 60% yang melewati ayakan nomor 40
 Serbuk cukup kasar (nomor 40), semua partikel serbuk dapat melewati ayakan nomor
40 dan tidak lebih dari 60% melewati ayakan nomor 60
 Serbuk halus (nomor 80), semua partikel serbuk dapat melewati ayakan nomor 80 dan
tidak ada limitasi bagi yang lebih halus

 Serbuk sangat halus (nomor 120), semua partikel serbuk melewati ayakan nomor 120
dan tidak ada limitasi bagi yang lebih halus.
Penentuan ukuran partikel dan percobaan pembagian serbuk dapat dikerjakan dengan
pengayakan; yaitu melewati serbuk dengan goncangan mekanis menembus suatu susunan
ayakan yang diketahui ukurannya dan berurutan dari ukuran yang besar ke ukuran yang lebih
kecil, serta penentuan bagian serbuk yang melewati atau tertahan pada masing-masing
ayakan.

2.3 CARA MENCAMPUR SERBUK
Apabila dua atau lebih bahan akan dicampurkan untuk membentuk suatu campuran
serbuk yang rata, maka yang paling baik menghaluskan partikel masing-masing bahan
sebelum ditimbang dan digerus. Tergantung pada sifat ramuan, jumlah serbuk yang akan
diolah dan alat yang tersedia, serbuk dapat diolah dengan memakai spatula, dengan
cara triturasi,dengan cara mengayak, mengguling-gulingkan (tumbling)atau dengan mikser
secara mekanik.
Spatulasi, suatu metode di mana sejumlah serbuk dapat digerus di atas selembar
kertas atau tatakan pembuat pil dengan gerakan spatula obat. Metode ini umumnya tidak
cocok untuk serbuk dalam jumlah besar atau serbuk yang mengandung satu atau lebih bahanbahan yang potensial sejauh homogenitas hasil gerusan tidak pasti sebagaimana metode
lainnya. Terjadi sedikit sekali tekanan dan pemampatan dari serbuk yang dihasilkan dengan
metode ini, yang khususnya cocok untuk zat-zat padat yang mencair dan membentuk
campuran eutectic bila satu dan lainnya tercampur dan bersentuhan dalam waktu yang lama.
Zat-zat ini meliputi fenol, kamper, mentol, timol, aspirin, fenil salisilat, fenasetin dan bahanbahan kimia lainnya yang sejenis. Untuk mengurangi sentuhan pengolahan serbuk semacam
ini biasanya dicampur dengan bahan pembawa yang inertseperti magnesium oksida ringan
atau magnesium karbonat untuk memisahkan unsure yang mengganggu secara fisik.
Triturasi dapat dikerjakan baik untuk menghaluskan atau untuk mencampur serbuk,
apabila penghalusan yang diinginkan maka lumpang porselen atau kayu yang permukaan
dalamnya kasar lebih disenangi daripada lumpang gelas yang permukaannya halus. Tetapi
untuk bahan-bahan kimia yang dapat menodai permukaan porselen atau kayu maka lumpang
gelas lebih disukai. Demikian juga apabila campuran sederhana yang diinginkan tanpa ada
kekhususan memerlukan penghalusan maka lumpang gelas biasanya lebih cocok, selama
lebih mudah dibersihkan sesuai pemakainnya. Untuk tujuan penting menimbulkan efek
pemempatan pada serbuk halus yang jumlahnya besar dapat dimanfaatkan pembentukan atau
penggerusan yang “berat”. Apabila bahan yang potensial akan dicampurkan dengan sejumlah
besar pembawa (seperti dalam sediaan dari10% triturasi obat berpotensial), maka metode
umum dikenal sebagaimetode pengenceran geometris yang digunakan agar obat yang
potensial menyebar merata.
Serbuk dapat juga dicampur dengan cara melewatkannya melalui ayakan seperti cara
yang dipakai didapur mengayak terigu. Prosesmengayak ini umumnya menghasilkan produk
yang agak halus. Umumnya proses ini tidak dapat diterima untuk mempersatukan obat-obat
potensial dengan bahan pembawa.
Metode pencampuran serbuk lainnya adalah mengguling-gulingkan serbuk yang
ditutup dalam suatu wadah besar, biasanya diputar oleh mesin.Penggiling serbuk khusus
dirancang untuk mencampur serbuk dengan gerakan jungkir-balik. Pencampuran dengan cara
ini merata tetapi memerlukan waktu. Alat penggiling semacam ini digunakan seacra luas
salam industri, demikian juga terdapat alat-alat pencampur/pengaduk serbuk dengan volume

besar dan pisau-pisaunya digerakkan oleh mesin untuk mengaduk serbuk dalam bejana
pencampur yang besar.

2.4 CARA MEMBUNGKUS SERBUK
Pembungkusan serbuk dan diedarkannya oleh ahli farmasi dalam 2 cara umum
tergantung pada pemakaiannya, dalam serbuk dengan jumlah besar yang tidak terbagibagi atau sebagai serbuk yang terbagi-bagi.
Serbuk curah. Setelah pengolahan campuran serbuk, seorang ahli farmasi dapat
menyimpannya dalam wadah curah baik untuk pemakaian internal atau eksternal. Di antara
serbuk-serbuk yang biasa disimpan dengan cara ini:
a. Serbuk antasid dan laksatif yang umumnya dipakai oleh pasien dengan cara
mencampurkan sejumlah tertentu (biasanya sesendok teh) dalam sejumlah air atau minuman
lainnya dan ditelan
b. Serbuk untuk disemprotkan umumnya dilarutkan dalam air hangat oleh si pasien untuk
dipakai melalui rahin (vagina)
c. Serbuk yang mengandung obat dan yang tidak untuk pemakaian luar (eksternal)yang
penggunaannya menjadi aman dikulit diberikan dalam kaleng yang berlubang-lubang
d. Serbuk untuk tapal gigi atau pembersih gigi dipakai pada kesehatan gigi
e. Serbuk untuk gigi palsu sebagian digunakan sebagai tapal gigi dan lainnya sebagai
perekat untuk menahan gigi palsu pada tempatnya.
Obat yang diberikan dalam bentuk serbuk curah umumnya terbatas pada bahan-bahan
obat yang tidak potensial. Serbuk yang mengandung bahan-bahan potensial atau bahan-bahan
yang harus ditata dalam dosis di bawah pengawsan, biasanya diberikan kepada pasien dalam
serbuk terbagi-bagi, sedang yang diperuntukkan bagi pemakaian luar harus dituliskan pada
labelnya UNTUK PEMAKAIAN LUAR SAJA.
Serbuk terbagi-bagi. (Latin, chartulae (jamak); singkatan charts). Setelah serbuk
dicampurkan (diaduk) sepenuhnya dengan memakai metode pengenceran geometri untuk
bahan-bahan potensial, serbuk ini dibagi-bagi kedalam unit-unit tersendiri sesuai dengan
dosis yang akan ditata atau kedalam jumlah untuk sekali pakai (minum). Masing-masing
bagian serbuk tadi ditempatkan di atas sepotong kertas kecil yang kemudian dilipat sebagai
pembungkus obat.
Tergantung pada potensial bahan obatnya, ahli farmasi menentukan apakah tiap-tiap
bagian serbuk tadi ditimbang sebelum dibungkus dalam kertas terpisah-pisah atau ditaksir
rata-ratanya saja per bagian dengan memakai metode yang disebut metode pembagian dan
blok. Metode ini hanya digunakan untuk obat yang tidak potensial, ahli farmasi menempatkan
seluruh serbuk yang telah diolah di atas suatu permukaan lempeng dari gelas atau porselen
atau tatakan pembuat pil atau selembar kertas yang lebar di atas meja untuk menyelesaikan
resep dan dengan spatula yang besar meratakan tumpukan serbuk tadi menjadi bentuk segi
empat ini dibagi-bagi (digaris-garis) menjadi segi empat kecil tadi merupakan satu unit dosis
obat. Lalu segi empat kecil ini masing-masing dipisahkan dengan spatula dan dipindahkan ke
atas kertas untuk dibungkus.
Kertas pembungkus serbuk ini mungkin dalam berbagai ukuran yang dapat
menampung sejumlah serbuk yang dibuat, tetapi yang umum dikenal dan terdapat di pasaran
anatar lain ukuran 23/4 x 33/4 inci, 3 x 41/2inci, 33/4 x5 inci dan 41/2 x 6 inci. Kertas-kertas ini
terdiri dari :
1. kertas surat sederhana putih atau berwarna

2. kertas perkamen sayuran, suatu kertas tipis semi buram dengan mutu-mutu tertentu tahan
kelembapan
3. glassine kertas transparan juga dengan mutu-mutu tertentu tahan kelembapan
4. kertas lilin, kertas berlilin transparah tahan air.
Penentuan jenis kertas sepenuhnya tergantung pada sifat serbuk, apabila mengandung
unsur-unsur higroskopis atau mudah mencair, maka kertas berlilin atau tahan air yang harus
dipakai. Dalam praktek serbuk semacam itu dibungkus rangkap, pertama dengan kertas lilin
lalu untuk penampilan estetikanya dibungkus lagi dengan kertas surat. Kertas glassine dan
perkamen mungkin hanya dipakai apabila ada keperluan menahan kelembapan pada batasbatas tertentu. Serbuk yang mengandung komponen-komponen mudah menguap harus
dibungkus dengan kertas lilin atau kertas glassine. Serbuk yang tidak mengandung komponen
mudah menguap dan juga tidak mengandung ramuan-ramuan yang mudah terganggu oleh
udara, biasanya serbuk semacam ini dibungkus dengan kertas surat.
Suatu tingkat keterampilan tertentu diperlukan untuk melipat kertas pembungkus
serbuk dan para mahasiswa harus melakukan praktek agar mendapatkan keahlian dalam
menyiapkan kertas-kertas yang bersih dan seragam. Pada dasarnya langkah-langkah melipat/
membungkus kertas pembungkus serbuk adalah sebagai berikut:
1. Letakkan kertas rata diatas permukaan yang keras dan lipatkan1/2 inci ke arahmu pada
garis memanjang dari kertas yang rata untuk menjaga keseragaman, langkah ini harus
dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama sebagai petunjuk.
2. Letakkan serbuk yang telah ditimbang atau dibagi-bagi ke tengah-tengah kertas yang
telah dilipat satu kali, lipatannya mengarah ke atas sebelah seberang di hadapanmu.
3. Tariklah sisi panjang yang belum dilipat ke atas dan letakkanlah pada kira-kira garis
lipatan pertama, ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak berceceran serbuknya.
4. Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertas dan lipatlah ke
hadapanmu setebal lipatan pertama (1/2 inci).
5. Ambillah kertas ke atas dengan lipatannya beradadi sebelah atas dan menghadap padamu,
hati-hati agar kedudukan serbuk di dalamnya tidak terganggu, letakkanlah kertas yang baru
sebagian dilipat ini pada kotak yang terbuka (yang kemudian akan menjadi wadahnya)
sedemikian rupa sehingga kedua sisi kertas pembungkus ini melewati kedua sisi kotak,
tekanlah ke bawah sehingga kedua ujung kertas melengkung ke bawah dan membentuk garis
pada kedua ujung kertas tersebut. Lalu lepaskan kertas ini dari kotak dan lipat kedua
ujungnya tepat pada tanda garis-garis tadi, sehingga serbuk tidak akan keluar.
6. Kertas pembungkus yang telah terlipat itu satu per satu diletakkan pada kotak tadi dalam
posisi lipatan berada di sebelah atas menghadapi si pembuat, sedang lipatan ujungnya
membelakangi si pembuatnya.
Kertas-kertas pembungkus yang terlipat harus cukup tepat dalam kotak dengan lipatan
yang seragam dan harus sama panjang dan tingginya. Pada lipatannya tidak boleh ada serbuk
dan tidak boleh ada yang mungkin berceceran oleh guncangan-guncangan ringan. Kotakkotak serbuk yang biasanya berengsel dengan cara ditempel dengan lem harus dapat dibuka
dengan mudah tanpa menyentuh puncak kertas bungkusan. Label serbuk ini bisa diletakkan
pada wadah/kotaknya, tetapi sebagian ahli farmasi membubuhkan label petunjuk pakai pada
setiap kertas pembungkus.
Untuk keserasian dan keseragaman penampilan, sebagian ahli farmasi menggunakan
sampul selofan atau plastik yang terdapat di pasaran sebagai dagangan untuk menutup atau
membungkus setiap dosis atau unit serbuk daripada membungkusnya dengan kertas. Sampul
ini biasanya tahan lembab dan pemakaiannya menghasilkan produk yang manjur dan indah.

Walaupun serbuk terbagi-bagi umumnya tidak digunakan lagi karena dosis tablet dan
kapsul banyak terdapat dan lebih cocok atau nyaman, tetapi tidak jarang terdapat penggunaan
serbuk terbagi-bagi ini yang mengandung obat-obat antasida atau sejumlah serbuk yang
belum ditakar untuk digunakan pada pembuatan larutan untuk disemprotkan pada vagina.
Lebih jelas lagi dalam perdagangan sejumlah sediaan untuk mengurangi rasa sakit seperti
serbuk analgesi stanbak dan serbuk kepala B.C. Semuanya dibungkus dalam kemasan satuan
dosis.

2.5 SERBUK MENJADI BASAH












Campuran serbuk menjadi basah atau mencair, suatu campuran serbuk menjadi basah atau
mencair karena adanya zat yang dapat menyerap air dari udara atau terbebasnya air kristal, hal ini
dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang meliputi:
Sifat dari bahan tersebut adalah higroskopis.
Terbebasnya air kristal, yang disebabkan terjadinya reaksi kimia membentuk senyawa garam
rangkap yang mengandung air kristal.
Terbentuknya senyawa baru yang higroskopis.
Turunnya titik lebur campuran serbuk, misalnya Kamfer dan Mentol.
Bila dua bahan yang dicampur akan membentuk campuran serbuk yang basah, maka untuk
mengatasinya dilakukan cara yaitu masing-masing bahan dicampur dengan bahan netral dahulu lalu
dicampur keduanya. Bahan netral yang digunakan misalnya, Lactosum, Kaolin, Liquiritae Radix, dll.
Campuran serbuk yang basah atau mencair disebabkan karena terbebasnya sebagian atau seluruh
air kristal dari tiap bahan, hal ini dapat diatasi dengan mengambil bahan yang sudah dikeringkan
(exsicatus), bila sekiranya bahan tersebut mempunyai garam exsicatus dengan perbandingan.
Perbandingan zat yang kering dengan zat yang mempunyai air kristal adalah :
Ferrosi Sulfas dengan eksikatus
= 100 : 67 (3:2)
Magnesii Sulfas dengan eksikatus
= 100 : 67 (3:2)
Natrii Sulfas dengan Eksikatus
= 100 : 50 (2:1)
Natrii Carbonas dengan Eksikatus
= 100 : 50 (2:1)
Tawas (Aluminii Et Kalii Sulfas ) dengan eksikatus
= 100 : 67 (3:2)

2.6

SERBUK-SERBUK RESMI

Berikut ini contoh-contoh serbuk resmi yang terdapat dalam USPXXI-NFXVI.
Compound Clioquinol Powder, USP – dipakai pada vagina insufflationsebagai antitrikomonas.
Methylbenzenethonium Chloride Powder, USP-antiinfeksi lokal terutama diguankan untuk ruam
atau pokok atau lukia pada anak kecil.

Nystatin Topical Powder, USP-digunakan sebagai serbuk bedak pada kulit khususnya untuk daerah
yang lembab-basah pada pengobatan infeksi mikotik.

Powered Cellulose, NF-bahan pembantu pada obat sebagai pengisis tablet, adsorbensia dan unsur
pensuspensi.

Tolnaftate Powder, USP dan Tolnaftate Topikal Aerosol Powder, USP-ini umumnya dipakai dalam
bentuk sediaan lainnya (sepeerti krim, larutan) pada pengobatan infeksi jamur yang kering (oleh
serbuk) dapat meningkatkan respons terapi.



BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN








Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakain oral atau untuk pemakaian luar.
Pengolahan serbuk dapat dikerjakan dengan pengayakan terlebih dahulu dengan tujuan
menghaluskan partikel masing-masing bahan sebelum ditimbang dan digerus
Serbuk dapat diolah dengan memakai spatula, dengan cara triturasi,dengan cara mengayak,
mengguling-gulingkan (tumbling) atau dengan mikser secara mekanik.
Pembungkusan dan diedarkannya serbuk terbagi dalam 2 cara umum tergantung pada
pemakaiannya, dalam serbuk dengan jumlah besar yang tidak terbagi-bagi atau sebagai serbuk yang
terbagi-bagi.
Penentuan jenis kertas sepenuhnya tergantung pada sifat serbuk, ada yang mengandung unsurunsur higroskopis atau mudah mencair, ada yang perlu untuk menahan kelembapan pada batasbatas tertentu, serbuk yang mengandung komponen-komponen mudah menguap dan serbuk yang
tidak mengandung komponen mudah menguap dan juga tidak mengandung ramuan-ramuan yang
mudah terganggu oleh udara.
Serbuk menjadi basah atau mencair karena adanya zat yang dapat menyerap air dari udara atau
terbebasnya air kristal.

3.2 SARAN
Dalam penggunaan bentuk sediaan serbuk kita harus lebih cermat dalam mengetahui serbuk
apa saja yang dapat dicampur dan yang tidak dapat dicampur (tak terbagi). Serta mengetahui faktorfaktor apa saja yang dapat membuat serbuk menjadi basah dan bagamaimana cara mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA
Howard C. Ansel, 1985, Pengantar Bentuk Sediaan
FARMAKOPE INDONESIA, 1979, Pulvis

http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/03/serbuk-pulvis-dan-pulveres.html

http://miraagnestiamulawarni.blogspot.com/