CONTOH KAJIAN PUSTAKA KARYA TULIS ILMIAH

KAJIAN PUSTAKA
1. Daun paitan
Daun paitan dengan nama latin Tithonia diversifolia merupakan jenis tanaman
berbunga dengan warna kuning keemasan memesona yang keluar pada akhir musim
penghujan dengan penampilan mirip dengan bunga matahari. Sebagai anggota suku
asteraceae. Spesies ini juga dijuluki The Tree Marigold, Mexican tournesol, Mexsican
sunflower, Japanese sunflower ataupun Nitobe chrysanthemum. Diduga berasal dari
Meksiko dan kini tersebar hampir di semua belahan dunia. Memiliki berbagai julukan
lokal semisal paitan di daerah Jawa (paitan berasaln dari kata pahit). Tanama ini dapat
bersifat emusim maupun tahunandengan ketinggian, 2-3 m membentuk semak.
Tanaman ini jarang dibudidayakan secara sengaja sehingga sering dikategorikan
sebagai gulma paitan.
Di beberapa negara tanaman ini digunakan sebagai obat tradisional semisal sebagai
pengurang rasa sakit, didukung hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal
Ethnopharmacol kandungan asam chlorogenik dalam ekstrak daunnya patut diteliti
lebih lanjut efektivitasnya. Juga ditengarai sebagai obat anti malaria maupun diare.
Mengingat farmakologi diluar kompetensi, seyogyanya diperiksa ulang pada tautan
terkait.
Tithonia diversifolia memiliki pertumbuhan yang sangat cepat cepat dengan kerapatan
tajuk dan perakaran yang dalam, sehingga titonia dapat dijadikan sebagai tanaman
pengendali erosi dan sekaligus sebagai sumber bahanorganik penyubur tanah

pertanian. Batangnya berkayu dengan kandungan lignin yang cukup tinggi sering
dipergunakan sebagai kayu bakar. Tajuknya mudah dipangkas dan rimbun kembali,
hasil pangkasan untuk pakan maupun dikembalikan ke lahan untuk proses daur ulang
menjadi pupuk.
Perkembangan tanaman paitan berasal dari biji dan stek batang. Tumbuhan ini
banyak ditemukan pada lahan terbuka, pada lahan kosong yang tidak dipergunakan,
tumbuh disekitar lahan pertanian, disekitar rumah dan disepanjang tepi jalan. Tanaman
paitan adalah tanaman semak dengan kandungan N (nitrogen), P (fosfor) dan K
(kalium). Tanaman paitan mempunyai kandungan nutrisi dan dikenal sebagai sumber
potensi nutrisi bagi tanaman. Dalam 100 g ekstrak tanaman paitan mempunyai
kandungan unsur hara, diantaranya 3,5% nitrogen, 0,37% fosfor dan 4,1% kalium.
Tanaman ini mengandung bahan beracun yang disebut asam palminat. Senyawa asam
palminat bersifat repellent (penolak serangga) serta berpengaruh terhadap saraf dan
metabolisme serangga. Cara masuk pestisida ini kedalam tubuh serangga bisa secara
kontak maupun perut (oral) (Nugroho, 2005). Tukimin (2002) menyebutkan bahwa
pada konsentrasi 50 – 60 gr/l sudah efektif dalam mengendalikan serangga hama.
2. Hama Serangga
Sudah lama disadari bahwa “gangguan pada tanaman”. Kini dan seterusnya
akan tetap merupakan masalah dalam persaingan pemenuhan kebutuhan antara umat
manusia dengan organisme lain berupa “pengganggu tanaman” baik yang berstatus

hama, patogen penyebab penyakit maupun gulma. Sebagai contoh dapat dikemukakan

bahwa persaingan antara manusia dengan serangga hama sesungguhnya sudah mulai
jauh sebelum dimulainya peradaban, seperti dicatat dalam sejarah pada tahun 1400
sebelum masehi, di Mesir dilaporkan bahwa ulat – ulat telah merusak separuh tanaman
gandum, dan banyak lagi contoh – contoh kerusakan yang ditimbulkan oleh berbagai
jenis hama.
Serangga merupakan kelompok organisme yang paling beragam jenis dan
selalu mendominasi populasi mahkluk hidup di muka bumi, baik yang hidup di bawah
maupun diatas permukaan tanah. Oleh karena itu hampir semua jenis tanaman baik
yang dibudidayakan maupun yang berfungsi sebagai gulma selalu diganggu oleh
kehadiran hama serangga. Dengan demikian dalam proses produksi, masalah hama
tersebut tidak bisa diabaikan, karena akan memengaruhi produksi secara kualitatif
maupun kuantitatif dan mampu menurunkan produksi sebesar 20,7%, bahkan
menyebabkan gagal panen, secara efektif. Oleh karena itu petani selalu melakukan
upaya pengendalian terhadap gangguan hama tersebut dengan berbagai teknik
pengendalian yang umumnya masih mengandalkan pestisida kimia. Demikian juga
halnya pada tanaman tomat terdapat berbagai jenis hama serangga dari berbagai ordo
dari tingkat gangguannya berbeda pada tiap fase pertumbuhan.
Misalnya penggerek batang, sudah dikenal di Indonesia sebagai hama utama

pada tanaman padi karena larvanya memakan dan mematikan tunas. Selama fase
vegetatif (stadia muda) larva penggerek batang merusak padi dengan cara memakan
bagian dalam. Hal ini akan mematikan tunas tanaman dan gejala kematian tanaman
pada fase ini umumnya disebut “sundep”. Pengajian yang dilakukan menunjukkan
bahwa adanya sundep yang terjadi pada fase vegetatif awal sampai mencapai 30%
tidak akan menyebabkan kehilangan hasil terutama bagi varitas yang mampu
membentuk anakan banyak selama fase vegetatif dan selanjutnya menjadi anakan
produktif.
Sedangkan kerusakan yang terjadi pada fase reproduktif disebut dengan gelaja
“beluk”. Sering dilkupakan bahwa dalam upaya pengendalian hama perlu
memperhatikan bioteknologi hama serangga tersebut agar dicapai hasil yang maksimal
dengan metode pengendalian yang tepat.
3. Tomat (Solanum lycopersicum)
Tomat (solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah
tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari
Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat
tumbuh setinggi satu sampai tiga meter. Tomat merupakan keluarga dekat kentang.
Terdapat ratusan kultivar tomat yang dibudayakan dan diperdagangkan.
Pengelompokan hampir selalu didasarkan pada penampilan atau kegunaan buahnya.
a. Berdasarkan penampilan

Terdapat buah tomat dengan kisaran warna dar hijau ketika masak, kuning,
jingga, merah, ungu (hitam), serta belang – belang. Dari ukuran dan bentuk, orang
mengenal kelompok tomat :
 Granola yang berbentuk bulat dengan pangkal buah mendatar dan
mencakup yang biasanya dikenal sebagai tomat buah (karena dapat
dimakan langsung)

 Gondol yang bisa dibuat saus dengan bentuk lonjong oval (biasanya yang
ditanam di Indonesia adalah kultivar “Gondol Hijau” dan “Gondol Putih”,
dan keturunan dari kultivar impor “Roma”) dan termasuk pula tomat buah
 Sayur adalah tomat dengan buah biasanya padat dan dipakai untuk diolah
dalam masakan
 Ceri (tomat ranti) yang berukuran kecil dan tersusun berangkai pada
tangkai buah yang panjang.
b. Berdasarkan kegunaan
Orang mengenal tomat buah, tomat sayur, serta tomat lalapan. Berdasarkan hal
ini, fungsi tomat merupakan klasifikasi dari buah maupun sayuran, walaupun
struktur tomat adalah struktur buah.
Perkembangan pengetahuan, sekarang tomat tidak hanya sebagai pelengkap untuk
makanan melainkan juga sudah dikenal luas untuk kecantikan. Manfaat tomat

untuk kecantikan antara lain adalah untuk mengecilkan pori – pori dan
mencerahkan kulit karena tomat kaya dengan kandungan vitamin C.
Kandungan vitamin buah tomat sangat banyak, seprti vitamin A dan vitamin B
yang mencapai 1600 IU sehingga dapat mencegah penyakit mata. Ada pula
vitamin C dengan kadar 35 mg sebagai antioksidan yang mampu meningkatkan
kekebalan tubuh. Kandungan gizi dan vitamin buah tomat sangat bermanfaat bagi
kesehatan tubuh. Tomat terdiri atas lima sampai sepuluh persen berat kering tanpa
air serta satu persen kulit dan biji.
Tomat memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan jeruk.
Berdasarkan pada penelitian diketahui bahwa tanaman tomat yang berwarna merah
sarat akan kandungan vitamin C dan vitamin A. Semakin matang buah tomat,
semakin banyak kandungan vitaminnya. Tomat tidak hanya kaya akan vitamin C
dan vitamin A saja, ternyata juga mengandung Lycopene, yaitu semacam
antioksidan yang berguna untuk menghancurkan radikal bebas akibat polusi
kendaraan, asap rokok, dan zat berbahaya lainnya yang masuk ke dalam tubuh.
Lycopene juga diketahui berperan aktif dalam mencegah rusaknya sel yang bisa
mengakibatkan kanker, seperti kanker prostat, kanker mulut rahim, dan
sebagainya. Gel yang terdapat di luar biji tomat juga berguna untuk mencegah
pembekuan darah yang bisa menyebabkan sakit jantung dan stroke.


BAB III
Metode Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis kualitatif ekperimental atau uji coba. Termasuk ke dalam
kualitatif karena menitikberatkan pada kualitas hasil penelitian. Eksperimen
dilakukan secara bertahap pada objek yang sama dengan cara yang berbeda.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium terbuka, yaitu taman rumah. Penelitian
dilakukan dalam waktu delapan hari, dimulai tanggal 22 Agustus 2014 sampai
tanggal 30 Agustus 2014.
3.3 Data dan Sumber Data
Data penelitian ini adalah hasil perkembangan tanaman berhama yang disemprot
ekstrak daun paitan
3.4 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen atau uji coba
terhadap dua buah tanaman berhama. Tanaman pertama disemprot dengan
campuran dua sendok makan bubuk ekstrak daun paitan dan tiga sendok makan
bubuk ekstrak daun paitan. Instrumen yang digunakan adalah tabel hasil
pengamatan terhadap objek eksperimen.
3.5 Langkah-langkah Penelitian

1. Menyiapkan dua buah tanaman berhama
2. Mengeringkan daun paitan
3. Menumbuk daun paitan yang sudah kering
4. Mencampur dua sendok makan bubuk daun paitan dengan 300 ml air
5. Mencampur tiga sendok makan bubuk daun paitan dengan 300 ml air
6. Menyemprotkan larutan pertama (dua sendok) ke tanaman I dan larutan kedua
(tiga sendok) ke tanaman II
7. Penyemprotan dilakukan setiap hari selama lima hari
8. Melakukan pengamatan terhadap dua buah tanaman tersebut dan menuliskan
hasilnya dalam tabel hasil pengamatan
9. Menganalisis data yang telah didapat
10. Menyimpulkan hasil analisis data cv

BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan variabel bebas berupa Ekstrak Daun Paitan (Tithonia diversifolia)
dan variabel terikat berupa tanaman Tomat (Solanum lycopersicum).
2 Sendok Bubuk Daun Paitan
Hari keHasil
1

Belum terjadi perubahan.
2
3
4
5
Cabuk pada tanaman sudah hilang
6
dan tumbuh bunga.

3 Sendok Bubuk Daun Paitan
Hari keHasil
1
Belum terjadi perubahan.
2
3
4
5
Cabuk pada tanaman sudah
6
hilang.


Berdasarkan tabel diatas, perubahan terjadi setiap harinya. Lha aku binuuun