laporan pengambilan Nomor Pokok Anggota

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang
bernilai sangat tinggi. Sumber daya alam itu berupa lautan dengan
kekayaanya, hutan-hutan tropis yang diakui sebagai paru-paru dunia, sungai sungai, danau alami dan gunung-gunung.
Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah
sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit.
Sebuah gunung biasanya terbentuk dari gerakan tektonik lempeng, gerakan
orogenik atau gerakan epeirogenik. Pegunungan merupakan kumpulan atau
barisan gunung.1 Sedangkan gunungapi atau sering disebut gunung berapi
adalah bukit atau gunung yang mempunyai lubang kepundan sebagai tempat
keluarnya magma dan atau gas ke permukaan bumi.
Mendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan
membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang
tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada
hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan
diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang
sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap
perjuangan melawan diri sendiri.
Sebagai pecinta alam kita dituntut untuk lebih mengetahui kondisi

alam, hal tersebut selain untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap alam juga
dapat memenuhi rasa keingin tahuan yang mendorong rasa keberanian serta
ketabahan dalam menghadapi tantangan alam.
Perencanaan yang matang merupakan hal yang penting dalam rangka
mengorganisir sebuah perjalanan, terlebih lagi kegiatan tersebut merupakan
aktivitas yang penuh resiko seperti pendakian gunung yang sering dilakukan
oleh para pencinta alam.

1

http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung/.01,Juli,2013,20.00wib

1

Bila berbicara tentang risiko dalam sebuah pendakian, maka tidak bisa
dilepaskan dari unsur keamanan dan keselamatan. Hal ini sangat berkaitan
karena menyangkut hukum sebab-akibat, tidak jarang kasus kasus kecelakaan
yang terjadi, disebabkan oleh kelengahan dan ketidaksadaran penggiatnya
akan risiko-risiko yang dihadapi, sehingga tidak melakukan persiapan dengan
maksimal, kurangnya pengetahuan maupun keterampilan penggiatnya juga

merupakan faktor penyebab terjadinya kecelakaan dalam berkegiatan di alam
terbuka. Bahkan pendaki yang telah berpengalaman dan telah melakukan
persiapan dengan matang pun dapat mengalami kecelakaan dilapangan,
apalagi pendaki-pendaki pemula yang tidak mempersiapkan dirinya dengan
baik. Tentu saja ini sangat berbahaya dan mengancam nyawa penggiatnya.
“Banyak kejadian kecelakaan dalam kegiatan di alam terbuka yang
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan maupun keterampilan yang dimiliki
oleh para penggiatnya, hal ini merupakan hasil evaluasi dari berbagai operasi
SAR (Search And Rescue) yang pernah dilakukan.” (Atlas Medical PioneerWanadri, 2000:3). Sedangkan dari faktor persiapan, perencanaan, mental,
fisik, personil tim, medan, lokasi kegiatan, perlengkapan, perbekalan, etika
perjalanan, menjadi hal yang mutlak untuk diperhatikan agar tidak ada lagi
kasus-kasus kecelakaan dalam berkegiatan di alam terbuka, faktor-faktor
tersebut hanya sebagian dari seluruh faktor yang harus diperhatikan dalam
manajemen perjalanan yang aman. Kegiatan yang didasari pada hobi ini
memang mengandung banyak resiko, sehingga seluruh persiapan harus
dilakukan dengan serius dan teliti.Setiap melaksanakan kegiatan lapangan,
manajemen perjalanan sangatlah penting karena jika kita telah memanajemen
perjalanan maka kita hanya tinggal mengaplikasikannya dilapangan saja,
walaupun terkadang apa yang kita rencanakan tidak selalu sesuai dengan apa
yang terjadi dilapangan.


B. MAKSUD
Maksud dari penulis membuat laporan kegiatan Pengambilan Nomor
Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) ini yaitu

2

sebagai salah satu bentuk kewajiban penulis sebagai anggota muda
MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) untuk mengikuti proses
pengkaderan yang ada di MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
yang dimuat dalam Anggaran Rumah Tangga yang terletak pada BAB IV
Pasal 8 tentang

keanggotaan

dan masa keanggotaan MAHUPALA

(Mahasiswa Hukum Pencinta Alam), sehingga dapat mengikuti proses
pengkaderan yang ada di MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam).
C. TUJUAN

Adapun tujuan penulis membuat laporan kegiatan Pengambilan Nomor
Pokok Anggota MAHUPALA ini yaitu untuk menambah kapasitas penulis
dalam dunia kepencintaalaman serta menambah wawasan penulis mengenai
Gunung Di Indonesia. Serta untuk memberikan informasi dan gambaran
tentang kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA
(Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) yang telah penulis laksanakan.
D. MANFAAT
Adapun manfaat penulis membuat laporan kegiatan Pengambilan
Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ini yaitu :
1. Manfaat Praktis yaitu untuk menambah Materi Kepencintaalaman.
2. Manfaat Teoritis yaitu :
a. Untuk mengenal situasi Gunung di Indonesia terkhususnya
Gunung Semeru.
b. Untuk mengenal jalur di Gunung Semeru.
c. Untuk menambah wawasan mengenai Gunung Semeru.
E. MASALAH
Dari penjelasan diatas, maka munculah beberapa permasalahan antara lain :
1. Bagaimanakah manajemen perjalanan di Gunung Semeru ?

BAB II

DESKRIPSI

3

A. DESKRIPSI UMUM
Gunung Semeru dengan puncaknya yang bernama Mahameru
merupakan gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa. Dengan ketingian
mencapai 3676 mdpl membuat gunung ini menyerupai sebuah kerucut
raksasa yang sangat indah. Jonggring Saloko adalah nama kawah dari
Gunung Semeru. Sampai saat ini kawah tersebut masih aktif dan terus
mengeluarkan letusan-letusan kecil setiap 15-30 menit. Bagi para pendaki
moment wedhus gembel inilah yang menjadi sensasi tersendiri bagi mereka.
Lokasi Gunung Semeru secara administratif berada di antara dua
wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.
Secara geografi Gunung Semeru terletak diantara 8°06' LS dan 120°55' BT.2
Kawah yang terdapat di puncak Gunung Semeru terdiri dari kawah
Mahameru yang sudah tidak aktif dan kawah Jonggring Seloko yang masih
aktif, kawah Jonggring Seloko terletak di sebelah tenggara puncak.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak
gunung Semeru yang masih aktif.(3) Diperlukan waktu sekitar empat hari

untuk mendaki puncak gunung Semeru pulang-pergi. Untuk menuju kedesa
ranu pani sebagai desa terakhir digunung semeru bisa melalui dua jalur yaitu
jalur tumpang (Kabupaten Malang) dan jalur Senduro (Kabupaten Lumajang)
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor.

B. DESKRIPSI KHUSUS
1. Flora dan Fauna
a. Flora
Flora yang berada di wilayah gunung semeru dan sekitarnya masuk
dalam zona sub Alpin, yang didominasi dengan jenis cemara gunung
(Casuarina junghuniana), jamuju (Podocarpus sp), mentigi (Vacinium
2

3

http://www.gunungsemeru.com/2013/02/lokasi-gunung-semerumalang-tempat.html, selasa,02,Juli,2013,20.05wib
http://id.wikipedia.org/wiki/Semeru/,rabu,03,juli,2013,20.00wib


4

varingifolium), kemlandingan (Albizia lophanta) dan akasia (Accasia
decurents). Untuk tumbuhan bawah didominasi oleh alang-alang
(Imperata cylindrica), kirinyuh (Euphatorium odoratum), tembelekan
(Lantana camara), harendong (Melastoma malabathicum) dan
Edelwiss putih (Anaphalis javanica). Pada lereng-lereng yang curam
menuju puncak semeru sekitar daerah Arcopodo terdapat janis pakupakuan seperti Gleichenia volubilis, Gleichnia longisumus dan
beberapa jenis anggrek endemik semeru.
Adapun flora yang penulis temui ketika sedang melaksanakan
pengembaraan yaitu cemara gunung, akasia, alang-alang, edelwiss,
strowberry hutan.
b. Fauna
Kehidupan fauna yang disekitar semeru sangat terbatas, baik jenis
maupun jumlahnya. Satwa yang terdapat di sekitar gunung semeru
diantaranya beberapa jenis burung seperti belibis (Anas superciliosa)
dan Elang, primata, dan mamalia, seperti macan kumbang (Panthera
pardusi), kijang (Muntiacus muntjak), kancil (Tragulus javanica).
Sedangkan fauna yang penulis temui yaitu burung.
2. Cuaca dan Suhu

a. Cuaca
Cuaca saat itu cerah baik ketika berada di kota Malang maupun
setelah tiba di Ranu Pani hinggga di puncak Mahameru.
b. Suhu
Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 - 4 derajat celsius.
Sedangkan suhu rata-rata sebelum puncak berkisar antara 3°c - 8°c
pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara
15°c - 21°c.
3. Daya Tarik Wisata Gunung Semeru
Adapun beberapa tempat yang memiliki daya tarik di Gunung Semeru
adalah :

5

a. Danau Ranu Pani
Ranu Pani adalah desa terakhir di kaki Gunung Semeru yang
menjadi entry point para pendaki. Di desa ini terdapat danau
bernama Ranu Pani seluas satu hektar, “ranu” berarti “danau” dalam
bahasa setempat. Pada zaman penjajahan, desa seluas 225 hektar ini
disewa oleh orang Belanda bernama A. Gisius. A. Gisius yang juga

merupakan anggota “Nederlandsch-Indische Vereeniging voor
Bergsport” atau Perkumpulan Pendaki Gunung Hindia-Belanda ini
mempunyai “boerderij” yaitu ladang pertanian dan perkebunan di
Ranu Pane yang diberi nama “de Semeroehoeve”. Selain itu, A.
Ginius juga memiliki pondokan di Ranu Kumbolo dan di Arcopodo.
Setelah Jepang datang mengusir Belanda, keluarga pemilik
“boerderij de Semeroehoeve” ini tidak lagi diketahui keberadaannya.
Aktivitas yang biasa dilakukan didanau ranu pani ini selain
berkemah yaitu memancing dan berjalan mengelilingi danau yang
merupakan pengalaman yang tidak kalah mengesankan . Dari Ranu
Pani bila kita berjalan menyusuri jalan setapak lurus akan sampai di
Ranu Regulo.
b. Danau Ranu Kumbolo
Ranu Kumbolo yang luasnya mencapai 14 hektar dan berada
di ketinggian 2.400 mdpl. Ranu Kumbolo terbentuk dari kawah
Gunung Jambangan yang memadat sehingga air hujan tertampung di
kawah tersebut. Ranu Kumbolo merupakan danau terbesar di antara
danau-danau lain di kawasan Gunung Semeru.
Dari Ranu Pani untuk menuju ke danau ranu kumbolo
jalurnya cenderung landai, bahkan menjelang Ranu Kumbolo justru

menurun.
Sekitar 3 km dari Watu Rejeng, keindahan Ranu Kumbolo
sudah nampak dari kejauhan. Memberikan semangat ekstra dikala
lelah mulai mendera. Banyak pendaki menyempatkan diri untuk
mengabadikan panorama Ranu Kumbolo atau sekedar narsis didepan
kamera.

6

Di sini umumnya pendaki mendirikan tenda, menikmati
dinginnya udara malam yang bisa mencapai minus 0 derajat, juga
menanti keindahan sunrise diatas danau dan melanjutkan trekking ke
Kalimati. Kondisi air di danau ini jernih dan terbebas dari polusi
udara. Pada saat perayaan HUT RI, Ranu Kumbolo juga dijadikan
sebagai salah satu tempat upacara para pendaki yang tidak sampai ke
puncak atau karena quota untuk puncak sudah habis. Adapun
kedalamannya tidak begitu jelas berapa meter, sehingga pengunjung
dilarang keras mandi dan berenang di sini. Di danau ini pendaki atau
porter yang singgah hanya diperbolehkan untuk memancing atau
mencuci piring. Itupun dilarang menggunakan sabun.

Fasilitas yang terdapat disini berupa Pondok Pendaki dan
MCK untuk istirahat dan memasak serta berkemah. Di daerah ini
terdapat Prasasti peninggalan jaman purbakala dn diduga merupakan
peninggalan Kerajaan Majapahit.
Ranu Kumbolo merupakan tempat peristirahatan yang
memiliki pemandangan dan ekosistem dataran tinggi asli. Panorama
alam di pagi hari akan lebih menakjubkan berupa sinar matahari
yang terbit dari celah-celah bukit yang menyebabkan sekitar danau
berwarna kemerah-merahan dan kekuningan, di tambah uap air dari
danau seakan-akan keluar dari danau tersebut.
Dari Ranu Kumbolo, medan trekking langsung dihadapkan
dengan tanjakan yang cukup menguras energi. Tanjakan ini cukup
fenomenal karena mitosnya, siapapun yang melewati tanjakan ini
tanpa berhenti hingga atas bukit dan tidak menengok kebelakang,
jika sedang jatuh cinta maka akan berakhir bahagia dan berjodoh.
Karenanya tanjakan ini disebut tanjakan cinta. Tapi rasanya sayang
jika sampai atas tanjakan cinta tidak dilihat kembali keelokan
indahnya panorama Ranu Kumbolo.
c. Oro – Oro Ombo
Oro-oro Ombo memiliki arti padang rumput yang luas karena
Oro-oro Ombo ini luasnya mencapai 100 hektar. Setelah kita

7

merasakan lelah menyusuri Tanjakan Cinta, segera mata kita akan
melihat hamparan padang savana luas. Oro-oro Ombo memiliki
lereng-lereng yang ditumbuhi pohon-pohon pinus. Oro-oro Ombo
dikelilingi bukit dan gunung sehingga padang rumput ini memiliki
panorama yang sangat indah. Salah satu gunung itu adalah Gunung
Kepolo, dari balik gunung ini bisa terlihat puncak Gunung Semeru
yang selalu menyemburkan asap.
Apabila pendakian pendakian dilakukan tepat pada saat
musim penghujan, Oro - Oro Ombo menghampar indah. Jauh lebih
indah dibanding yang pernah Anda lihat di foto atau yang Anda
bayangkan. Oro - Oro Ombo sedang 'ungu'. Bunga lavender
bermekaran, betapa cantiknya. Silahkan kagumi ciptaan Tuhan yang
satu ini. Di mana lagi ada panorama seperti ini, hamparan padang
Lavender atau Verbena brasiliensis vell, begitu nama latinnya.
Bunga ungu nan indah ini sebenarnya adalah tanaman invasif.
d. Puncak Mahameru
Puncak Mahameru, Gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Kawahnya yang dikenal dengan sebutan Jonggring Saloka berada di
sebelah

selatan

puncak

Mahameru.

Setiap

15-30

menit

menyemburkan asap vulkanik disertai dentuman yang menggelegar.
Momen ini sering dimanfaatkan pendaki untuk berfoto-foto selain
berfoto di samping sang saka Merah Putih.
Hamparan pasir serta bebatuan berserakan di atas puncak. Di
sebelah selatan tampak terlihat laut selatan pesisir Lumajang, di sisi
utara terlihat pegunungan Tengger serta Bromo, agak ke barat Anda
juga melihat bentuk mungil Gunung Arjuna dan Welirang.
Sementara, di sisi Barat ada Gunung Kawi dan Panderman.
Pendaki juga dilarang mendekati kawah Jonggring Saloka
karena sangat berbahaya. Waktu berada di puncak memang terbatas
karena semakin siang berkabut serta angin cenderung mengarah ke
utara atau mengarah ke puncak Mahameru. Asap beracun bisa
terbawa ke puncak sehingga membahayakan para pendaki.

8

Sebaiknya kita turun kembali setelah agak siang dan mulai
banyak kabut. Selama perjalanan turun, sebaiknya tetap konsentrasi
dan tetap berkelompok. Sebab, pendaki yang hilang, tersesat, atau
jatuh sering terjadi ketika perjalanan turun.
Perjalanan turun memang cukup singkat, biasanya dua jam
Anda sudah sampai Kalimati. Namun cukup membahayakan,
disamping karena faktor kelelahan, konsentrasi juga sering
berkurang. Tak heran jika banyak pendaki yang terpeleset ketika
turun dari puncak.
4. Akses Menuju Puncak Gunung Semeru
Untuk mendaki puncak gunung semeru dapat ditempuh
lewat Kota Lumajang dan Kota Malang.

Untuk kota Lumajang,

dikenal dengan Jalur Senduro, jalur ini relatif sepi bagi pendakian
karena belum begitu terkenal di kalangan pendaki, Akses transportasi
juga masih agak susah dijumpai untuk menuju ke Ranu Pani dari
Senduro. Bila kita melewati jalur sini kita bisa menikmati hutan hutan
yang masih relatif alami dan tempat persembahyangan agama hindu di
Senduro yang merupakan pura terbesar di Jawa. Dari Senduro ke
Ranupani membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan bermotor.
Sedangkan untuk jalur Tumpang – Malang, merupakan jalur
favorit karena ketersedian akses tranportasi dan akomodasi yang mudah di
dapat. Kota malang yang merupakan kota yang memiliki banyak
panorama alam yang indah serta tempat tujuan wisata yang mudah
dicapai. Kota yang dijuluki sebagai tempat belajar yang nyaman ini
memungkinkan kita berkunjung ke pencinta alam salah satu perguruan
tinggi yang terdapat di kota ini. Dari terminal kota malang kita naik
angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau
Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang
dengan biaya Rp. 400.000,- per truk hingga Pos Ranu Pani.
Setelah tiba didesa ranu pani untuk menuju ke puncak mahameru
kita juga dapat melalui dua jalur,antara lain:

9

1. JALUR WATU REJENG
Bagi pendaki yang baru pertama kali mungkin akan
bingung menemukan jalur pendakian, dan hanya berputar-putar
di Ranu Pani, untuk itu setelah sampai di gapura selamat
datang, perhatikan terus ke kiri ke arah bukit jangan mengikuti
jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang
biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga ada
jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Jalur awal yang kita lalui landai, menyusuri lereng bukit
yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada
tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak
pada setiap 100m, kita ikuti saja tanda ini. Banyak terdapat
pohon tumbang dan ranting-ranting diatas kepala, sehingga kita
harus sering merundukkan kepala.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang
banyak ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng.
Kita akan melihat batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan
pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukitbukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala
kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru.
Untuk menuju Ranu Kumbolo kita masih harus menempuh
jarak sekitar 4,5 Km.
2. JALUR GUNUNG AYEK-AYEK
Dari desa Ranu Pane perjalanan dimulai dengan melintasi
kebun sayuran penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol
(kubis). Melintasi kawasan kebun sayuran di siang hari terasa
panas dan berdebu sehingga akan lebih baik jika pendaki
mengenakan kacamata dan masker penutup hidung. Ranu Pane
adalah salah satu desa yang dihuni oleh masyarakat suku

10

Tengger, selain desa Ngadas, Cemoro Lawang, Ngadisar.
Masyarakat Tengger hidup dengan menanam sayur-sayuran.
Selanjutnya akan dijumpai sebuah pondok yang dipakai
untuk keperluan penghijauan gunung Semeru. Jalur agak landai
dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang didominasi
oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu
punggungan gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini
kadangkala dapat ditemukan jejak-jejak kaki dan kotoran
binatang. Burung dan aneka satwa seringkali terlihat berada
disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara
tumbuh agak berjauhan sehingga pendaki dapat melihat ke
bawah ke arah desa ranu pane. Desa Ngadas juga nampak
sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah gunung untuk
berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung
Bromo, kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari
gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu
pendaki harus menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak
melingkar ke arah kanan. Di samping kiri adalah jurang terbuka
yang menghadap ke bukit-bukit yang ditumbuhi rumput, bila
pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat panas. Di
kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak
gunung Semeru menyemburkan asap wedus gembel.
Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap waspada karena
rawan longsor. Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara
yag diselingin Edelweis. Masih dalam posisi menyusuri tebing
terjal sekitar 30 menit kita akan tiba di tempat yang agak datar,
celah yang cukup luas pertemuan dua gunung. Di sini pendaki

11

dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah. Beberapa tanaman
Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan untuk
berteduh dari sengatan matahari.
Setelah puas beristirahat perjalanan dilanjutkan dengan
menyusuri tebing terjal yang agak melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal,
beberapa pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang
jalur. Di sepanjang jalur ini pendaki tidak bisa saling
mendahului sehingga harus berjalan satu persatu. Sekitar 30
menit menyusuri tepian tebing terjal akan tampak di depan kita
bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang
disebut Pangonan Cilik. Pemandangan di pagi hari dan sore
hari di tempat ini sangat indah luar biasa, kita tidak akan bosan
memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi rumput. Padang
rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi pohon
cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang
rumput selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita
di sebuah danau yang sangat luas yang disebut danau Ranu
Kumbolo.
Danau Ranu Kumbolo setelah berjalan 4,5 KM yang berada
diketinggian 2.400 mdpl, setelah melewati Danau Ranu Kumbolo kita
akan tiba di Pos Cemoro Kandang, dari Cemoro Kandang perjalanan lalu
dilanjutkan kembali ke Jambangan lalu setelah tiba di Jambangan kita
akan tiba di Kalimati yang berada di ketinggian 2.700 mdpl, di dekat Pos
Kalimati ini terdapat sumber mata air yaitu di Sumber Mani yang
memerlukan waktu satu jam untuk pulang pergi kesana. Sebaiknya isilah
semua tempat air minum yang anda miliki karen ini merupakan sumber
mata air terakhir. Perjalanan dilanjutkan kembali menuju Arcopodo yang
berada diketinggian 2.900 mdpl Pos Arcopodo ini merupakan tempat
perkemahan terakhir tetapi, kondisi tanahnya kurang stabil dan sering

12

longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung ketika
melanjutkan perjalanan ini karena banyak debu dan abu beterbangan.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam,
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua
barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali karena siang hari angin
cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari
Kawah Jonggring Saloka.
5. Tata Cara serta Perizinan Gunung Semeru
Cara Booking Online Pendakian Gunung Semeru :
1. Untuk pendakian tanggal 2 Mei 2013dan seterusnya, harus booking

online dulu di www.bromotengger.semeru.com.
2. Setelah tanggal 1 Mei 2013, semua calon pendaki Gunung Semeru

tidak perlu repot-repot menelepon kesana-kemari, tidak perlu
booking-bookingan atau titip salam tempel dengan mendatangi kantor
BBTN BTS di Malang maupun kantor Resort Ranupani, tapi cukup
mendaftar di www.bromotenggersemeru.com.
3. Para calon pendaki tidak perlu pusing-pusing dan tidak perlu repotrepot memikirkan kuota, karena tidak lama setelah Anda mendaftar di
website TNBTS, Anda (penanggung jawab/ketua kelompok yang
mendaftar di website tersebut) secara otomatis akan menerima e-mail,
apakah Anda boleh atau tidak boleh mendaki pada tanggal T1 rencana
pendakian & tanggal T2 kepulangannya.
4. Ketika Anda booking online & mengisi rencana tanggal T1 pendakian
(Berangkat) & tanggal T2 kepulangnya (Pulang), kemudian berlanjut
(untuk proses selanjutnya) dengan pengisian jumlah anggota (sekali
booking online minimal untuk 3 orang & maximal utk 10 orang, jika
lebih dari 10 orang maka harus booking lagi untuk grup berikutnya
dengan nama ketua/penanggung jawab yg berbeda), nama-nama yang
akan mendaki, nomor HP/telepon, alamat masing-masing pendaki,

13

berarti Anda boleh/bisa mendapat jatah pendakian pada tanggal T1 &
T2 tersebut.
5. Jika Anda booking online & mengisi rencana tanggal T1 pendakian &
tanggal T2 kepulangnya, namun tidak bisa berlanjut pada proses
selanjutnya, itu berarti Anda harus segera mengganti rencana tanggal
T1 pendakian & taggal T2 kepulangan Anda, sampai ke proses
selanjutnya muncul & bisa berlanjut ke pengisian jumlah anggota,
nama-nama yang akan mendaki, nomor HP/telepon, alamat masingmasing pendaki.
6. Bagi yang sudah berhasil mengisi jumlah anggota, nama2 yg akan
mendaki, nmr HP/tlp, alamat masing2 pendaki, ketua/penanggung
jawab kelompok tinggal menunggu balasan e-mail dari TN BTS &
kode booking izin pendakian yg menyatakan anda sdh bisa mendaki
dgn seluruh anggota kelompok anda pada tgl & hari H yg anda
rencanakan tersebut.
7. Jika Anda (ketua/penanggung jawab kelompok yang booking online)
menerima e-mail yang menyatakan Anda/rombongan Anda boleh
mendaki pada hari H yang Anda tentukan tersebut, jangan lupa
memprint out e-mail tersebut (karena ada kode bookingnya) untuk
dibawa & diperlihatkan kepada petugas Ranupani TN BTS di loket
pembelian tiket.
8. Bagi yang sudah dibolehkan mendaki, maka pada tanggal T1, Anda
langsung datang ke Loket Tiket Ranupani (jangan & tidak boleh ke
kantor BBTN BTS di Malang atau kantor SPTN II Tumpang), untuk
membayar tiket mendaki dan menyerahkan :
a. Print out e-mail yg menyatakan Anda dibolehkan untuk mendaki
Gunung Semeru.
b. Surat Keterangan Dokter (dibuat di tempat asal masing-masing)
untuk masing-masing pendaki (bukan untuk kelompok).
c. Foto copy KTP/Kartu Mahasiswa/Kartu Pelajar untuk masingmasing pendaki (bukan untuk kelompok).
d. Satu helai meterai Rp. 6.000,-

14

9. Setelah point 1 – 8 terpenuhi, Anda dipersilakan menyewa PORTER
jika Anda memang memerlukannya (kalau tidak perlu ya tadak usah
karena hal ini bukan paksaan). Porter Anda selain bisa Anda tugaskan
untuk membawa barang2 bawaan Anda, juga bisa digunakan sebagai
guide Anda. Upah seorang porter adalah Rp. 150.000,- per hari, tapi
jika akan digunakan untuk kegiatan pendakian & bermalam
(berkemah), biasanya minimal untuk 2 hari.
Jika Anda menyewa porter, berarti Anda sudah membantu
meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitar TNBTS, khususnya
masyarakat Desa Ranupani (karena mereka umumnya dari Desa
Ranupani).4
Adapun ketika penulis melakukan pendakian kegunung semeru sistem
perizinannya masih menggunakan cara manual yaitu penulis beserta
rombongan mendatangi pos ranupani dan mendaftarkan diri sebelum
melakukan pendakian tanpa harus booking terlebih dahulu. Kewajiban
mengurus surat ijin ini dimaksudkan untuk memudahkan monitoring dan
pengawasan lalu lintas pendakian serta antisipasi menghubungi pihak
organisasi/keluarga pada saat terjadi musibah. Persyaratan yang harus
dilengkapi oleh calon pendaki sebagai berikut :
1.

Fotocopy identitas diri sebanyak 2 rangkap untuk masingmasing calon pendaki.

2. Mengisi Biodata Semua Pengikut : Nama lengkap, umur,
alamat beserta nomor telpon keluarga yang bisa dihubungi
masing-masing.
3. Membayar karcis masuk,asuransi, dan surat ijin pendakian per
orang/pendaki.
a. bagi umum Rp. 7.000 ,- (tujuh ribu rupiah)
4

SoraTemplateshttp://www.gunungsemeru.com/2013/04/carabooking-pendakian-gunung-semeru-onlinetnbts.html.10.0ktober.2013

15

Dengan rincian karcis masuk Rp. 2.500,-, surat ijin
pendakian Rp. 2.500,-, dan asuransi Rp. 2.000,-),
b. bagi pelajar/mahasiswa Rp. 5.750,Dengan rincian karcis masuk Rp. 1.250,-, surat ijin
pendakian Rp. 2.500,-, dan asuransi Rp. 2.000,-).
c. bagi Warga Negara Asing Rp 24.500
Dengan rincian karcis masuk Rp. 20.000,-, surat ijin
pendakian Rp. 2.500,-, dan asuransi Rp. 2.000,-).
Bila membawa kendaraan pribadi akan dikenakan
tambahan biaya lagi Rp 3.000 per sepede motor, dan Rp
6.000 per mobil. Bagi yang naik kendaraan umum/charter
maka biaya karcis kendaraan ditanggung oleh masingmasing sopir kendaraan tersebut.
4.

Pendakian dilakukan berkelompok/beregu, minimal 3 (tiga)
orang. Bila ingin mendaki sendirian maka petugas tidak akan
memberikan pelayanan perijinan untuk melakukan pendakian.

5.

Membawa perlengkapan pendakian seperti tenda, bekal
makanan, P3K, dan lainnya yang dibutuhkan selama
melakukan pendakian. Jangan lupa bawalah kantong plastik
untuk membawa sampah turun kembali.

BAB III
METODE PENYUSUNAN
A. METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam metode pengumpulan data disini penulis menggunakan studi
lapangan dan studi kepustakaan.
Dimana studi lapangan yang penulis dapatkan yaitu data-data yang
penulis dapat secara langsung ketika berada dilapangan, data ini yang disebut

16

data primer. Dan studi kepustakaan dimana disini penulis memperoleh data
dari situs-situs internet, peraturan-peraturan seperti anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga MAHUPALA (Mahasiswa Hukum pencinta Alam)
tahun 2012/2013 serta laporan-laporan kegiatan yang ada di perpustakaan
MAHUPALA (Mahasiswa Hukum pencinta Alam) baik itu laporan wajib
gunung maupun laporan pengambilan nomor pokok anggota MAHUPALA
(Mahasiswa Hukum pencinta Alam) yang disebut dengan data sekunder .
B. METODE PENGOLAHAN DATA
Dalam metode pengolahan data, disini penulis menggunakan pengolahan
data kualitatif. Pengolahan data kualitatif dalam penelitian akan melalui tiga
kegiatan analisis yakni sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan. Jadi dalam kegiatan reduksi data dilakukan: penajaman data,
penggolongan data, pengarahan data, pembuangan data yang tidak perlu,
pengorganisasian data untuk bahan menarik kesimpulan. Kegiatan reduksi
data ini dapat dilakukan melalui: seleksi data yang ketat, pembuatan
ringkasan, dan menggolongkan data menjadi suatu pola yang lebih luas
dan mudah dipahami.
Jadi, disini saya telah mengelompokkan data-data dan membuang
yang mana yang saya anggap tidak perlu.
2. Penyajian Data
Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang
tersusun

sehingga

memberikan

kemungkinan

adanya

penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan
adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.
Dalam penyajian data saya menggunakan dalam bentuk naratif
dimana saya lebih sering menceritakan tentang perjalanan saya.
3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

17

Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai
mencari arti tentang segala hal yang telah dicatat atau disusun menjadi
suatu konfigurasi tertentu.
Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara
tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan
perkembangan pengolahan data.
Jadi disini penulis menarik kesimpulan dengan memperhatikan
hal-hal lain yang ada dalam perkembangan mengolah data tersebut.5

BAB IV
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN MATERI
1. Manajemen Perjalanan
a. Pengertian Manajemen Perjalanan
Manajemen perjalanan adalah merencanakan segala sesuatu yang
diperlukan dalam perjalanan baik keadaan fisik, mental, perlengkapan
maupun perizinan yang diperlukan dalam perjalanan. Perjalanan
5

http://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/teknik-pengolahandata./html.kamis.04.Juli.
2013.20.05wib

18

dilakukan dengan beberapa tujuan mulai dari eksplorasi, survey,
ekspedisi maupun hanya untuk berjalan-jalan. Semua perjalanan tersebut
memerlukan persiapan yang baik, mengingat kegiatan di alam bebas
seperti ini menghadapkan kita pada berbagai kondisi alam, yang apabila
tidak kita ketahui dengan baik akan menghadapkan kita pada keadaan
yang dapat membahanyakan jiwa kita, dan sebaiknya bila kita pahami
akan memberikan kenikmatan berpetualang pada penggiatnya.
Untuk merencanakan suatu kegiatan ke alam bebas harus ada
persiapan dan penyusunan secara matang. Ada rumusan yang umum
digunakan yaitu 4W & 1 H, yang kepanjangannya adalah Where, Who,
Why, When dan How.6 Berikut ini aplikasi dari rumusan tersebut :
a.

Where (Dimana)
Untuk melakukan suatu Kegiatan alam kita harus
mengetahui dimana yang akan kita digunakan, Contoh:
Pendakian Gunung Semeru.

b.

Who (Siapa)
Apakah

anda akan melakukan Kegiatan alam tersebut

sendiri atau dengan berkelompok contoh: dalam pendakian ini
kami

melakukan

pendakian

secara

kelompok,

dimana

dikelompok ini terdiri dari 4 anggota.
c.

Why (Mengapa)
Ini adalah pertanyaan yang cukup panjang dan bisa
bermacam-macam jawaban, Contoh : Untuk melakukan kegiatan
Ekspedisi

dan

MAHUPALA

Pengambilan
(Mahasiswa

Nomor
Hukum

Pokok
Pencinta

Anggota
Alam)

Pengembaraan.
d.

When (Kapan)
Waktu pelaksanaan Kegiatan tersebut, Contoh: 3 september
2012 sampai dengan 19 september 2012.

e.
6

How/Bagaimana

www.belantaraindonesia.org/2010/02/manajemen-perjalanan.html.rabu,06,februari,
2013,22.47wib

19

Merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif
dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kondisi Tempat
2. Bagaimana cuaca disana
3. Bagaimana perizinannya
4. Bagaimana mendapatkan air
Keberhasilan perjalanan di alam bebas ditentukan juga oleh
perencanaan perlengkapan dan perbekalan yang tepat. Beberapa hal yang
harus diperhatikan antara lain :
1. Menentukan

tujuan

perjalanan,

misal

:

untuk

melakukan

Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa
Hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Gunung Semeru.
2. Mengetahui informasi dan data tentang jenis medan yang akan
dihadapi misal : landai, berbatu, berpasir, menanjak.
3. Mengetahui lama perjalanan contoh 4 hari 3 malam.
4. Keterbatasan kemampuan membawa.
5. Memperhatikan hal-hal khusus misal : obat-obatan tertentu.
Setelah mengetahui hal-hal tersebut, maka kita dapat memiih
perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, tetapi
bebannya tidak melebihi kemampuan membawanya. Perlengkapan
perjalanan di alam bebas dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Perlengkapan dasar
Meliputi : Perlengkapan memasak, makan, minum,
perlengkapan untuk MCK, perlengkapan pribadi.
2. Perlengkapan khusus
Yang disesuaikan dengan perjalanan : Perlengkapan
penelitian, (kamera, buku,alat tulis) perlengkapan pendakian
tebing (Karmentel, karabiner).
3. Perlengkapan tambahan

20

Perlengkapan ini dapat di bawa atau tidak misal : Syal dan
flysheet.
Sebaiknya perlengkapan disusun terlebih dahulu pada sebuah
checklist, pisahkan antara perlengkapan kelompok dengan individu, serta
diskripsikan siapa saja yang membawa perbekalan, apakah semua
perlengkapan dan perbekalan kita bawa sejak awal atau diperoleh dalam
perjalanan.
b. Materi Manajemen Peralatan
Manajemen peralatan ialah merencanakan semua peralatan yang
akan digunakan dalam suatu perjalanan. Dalam melakukan kegiatan di
alam bebas, peralatan dan perlengkapan adalah hal yang sangat penting
untuk menunjang proses berlangsungnya kegiatan, meskipun peralatan
dan perlengkapan bukanlah satu satunya faktor. Manajemen peralatan
meliputi perencanaan, persiapan alat dan teknik packing.
a. Perencanaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
peralatan dan perbekalan untuk suatu kegiatan alam bebas adalah:
1. Durasi atau lamanya kegiatan
Lamanya kegiatan berkaitan erat dengan jumlah
peralatan dan perbekalan yang akan dibawa. Sebagai
contoh, kegiatan yang berdurasi 1 minggu akan
mebutuhkan perbekalan yang lebih banyak ketimbang
kegiatan yang berdurasi 3 hari,begitu juga pendakian
yang akan kita lakukan kali ini selama 4 hari 3 malam.
2. Jenis kegiatan
Jenis kegiatan akan menentukan jenis alat yang
dibawa. Contoh: alat yang kita bawa dalam pendakian
Gunung Semeru misalnya headlamp, kupluk, sarung
tangan,trekking pole.
3. Karakteristik wilayah

21

Jenis wilayah juga menentukan jenis alat yang
dibawa, Contoh: sepatu untuk pendakian gunung es
tentu berbeda dengan sepatu untuk pendakian gunung
tropis.
4. Jumlah peserta kegiatan
Semakin banyak jumlah peserta maka jumlah
peralatan dan perbekalan yang dibutuhkan akan lebih
besar.
b.

Peralatan
Peralatan dalam kegiatan alam bebas pada dasarnya adalah
untuk menunjang berjalannya kegiatan, meningkatkan keamanan
dan

keselamatan,

serta

memberikan

kenyamanan

dalam

berkegiatan. Secara umum jenis peralatan dapat kita bagi menjadi
tiga:
1. Peralatan dasar
Yaitu peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat.
Berikut adalah daftar peralatan dasar yang harus dibawa
dalam berkegiatan dialam bebas:
a. Backpack
Misalnya: Carrier dan daypack.
b. Shelter
Misalnya: Tenda, Flysheet.
c. Perlengkapan masak dan makan
Misalnya: Nesting, Kompor, Bahan bakar,
tempat air.
d. Perlengkapan tidur
Misalnya: Sleeping bag, matras, baju, kaos kaki,
sarung tangan.
e. Pakaian
Misalnya: Pakaian jalan, pakaian tidur, pakaian
hangat, pakaian ganti, topi lapangan, kaos kaki.

22

f. First aid kit
Misalnya: Obat obatan, plester, kain kassa.
g. Survival kit
Misalnya: Benang, jarum, peniti.
h. Peralatan penerangan
Misalnya: Senter, headlamp, lilin, dan baterai
cadangan.
i. Perlengkapan sanitasi
Misalnya: Alat mandi, kantong sampah, tissu
gulung.
j. Perlengkapan jalan
Misalnya: Golok tebas (hutan tropis rapat),
webbing, karabiner, jam tangan.
k. Alat komunikasi
Misalnya: Handy Talky, Hand Phone.
l. Peralatan Navigasi
Misalnya: Peta, Kompas, GPS.
m. Peralatan Dokumentasi
Misalnya: Kamera, Handycam, Alat tulis dan
buku catatan.

2. Peralatan khusus
Yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan
jenis aktifitas dan tujuan kegiatan, Contoh: peralatan
yang dibutuhkan untuk kegiatan panjat tebing yaitu
harness, karabiner, webbing, tali kernmantel,dan lainlain.
3. Peralatan tambahan
Yaitu peralatan yang dibawa dengan tujuan
menambah kenyamanan dan bersifat pelengkap saja.
Contoh: Bantal udara, alat musik,dan lain-lain.

23

c.

Packing
Packing adalah proses pengepakan barang barang yang
akan dibawa selama berkegiatan kedalam ransel. Packing yang
baik akan membuat perjalanan menjadi lebih nyaman. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan ketika packing:
a. Perhatikan pusat gravitasi. Isilah objek yang padat dan berat
pada bagian ransel yang paling dekat dengan pusat gravitasi.
b. Bagi beban yang seimbang di bagian kiri dan kanan.
c. Kelompokkan peralatan sesuai kegunaannya.
d. Maksimalkan tempat yang ada.
e. Tempatkan barang yang sering digunakan pada bagian yang
mudah di jangkau saat dibutuhkan contoh: peta, kompas,
senter, kotak first aid kit diletakkan di bagian atas carrier.
f. Hindari menggantung barang diluar carrier/backpack karena
akan

mengganggu perjalanan dan memperbesar resiko

kehilangan peralatan.
g. Perhatikan karakteristik sebuah benda karena hal ini
menentukan bagaimana caranya benda tersebut di packing.
h. Lindungi semua peralatan yang mudah basah dengan plastik
packing,
i. Perhatikan berat beban yang anda bawa. Idealnya,kita mampu
mengangkat beban dengan berat 1/3 dari berat badan kita
sendiri.
Kecakapan packing adalah hal mutlak yang dibutuhkan oleh
para penggiat alam bebas. Kecakapan ini meliputi kecepatan dan
kerapian packing. Kondisi alam yang mudah berubah membuat
penggiat alam bebas harus mampu packing dengan cepat.
Sedangkan

kerapian

packing

menunjukkan

siapa

anda

sebenarnya. Seorang penggiat alam bebas berpengalaman tidak
akan pernah bermasalah dengan kerapian packingnya. Packing

24

adalah gabungan ilmu, teknik, dan seni. Dari packing, kecakapan
dan pengalaman anda akan dapat terukur.7
c. Manajemen Waktu
Dalam manajemen waktu dialam bebas maka waktu telah berubah
menjadi segalanya. Secara umum, pengembangan waktu mengacu pada
pengembangan proses dan alat untuk meningkatkan efisiensi dan
produktifitas.
Manajemen waktu ialah mengelola waktu secara efisien dan
sistematis untuk meningkatkan produktifitas yang efektif yaitu dengan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pemantauan, analisis
waktu yang dihabiskan, penjadwalan waktu dan tujuan untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan atau meningkatkan keuntungan bagi
pendaki.
Informasi lengkap mengenai jalur harus betul-betul dipahami,
mulai dari waktu tempuh antar pos, hingga titik mana yang memadai
untuk bermalam. Semua itu bisa didapat dari internet atau tanya teman
yang sudah pernah ke sana.
Ketika kita ingin mencapai puncak dan melihat matahari terbit
maka kita harus memperkirakan perjalanan, berapa waktu yang
dibutuhkan rata-rata untuk sampai di puncak tepat waktu, di bandingkan
dengan kecepatan kita sesuai kemampuan fisik kita. Hal ini sangat
penting karena mempertimbangkan juga waktu naik dan turun. Karena
tidak semua gunung mempunyai waktu yang fleksibel dan sewaktuwaktu bisa naik ke puncak kapanpun kita inginkan misalnya semeru, kita
tidak boleh berada di puncak setelah jam 9 pagi karena (katanya) ada gas
beracun yang akan keluar.
d. Manajemen Logistik
Logistik adalah sesuatu yang vital untuk setiap pendakian. Sukses
tidaknya pendakian kita, logistik juga yang menentukannya. Jika
7

http://ilmupendakigunung.blogspot.com/2012/10/manajemenperjalanan.html.10.oktober.2013

25

seandainya ditengah perjalanan kita kehabisan logistik maka perjalanan
kita pun harus dihentikan karena sangat tidak mungkin memaksakan diri,
jika dipaksa pun akan besar resikonya.
Kadang sekalipun setelah makan kita tetap merasa lapar sehingga
membuat kita merasa tidak memiliki energi untuk meneruskan perjalanan
apalagi ditambah dengan cuaca yang tidak bersahabat, medan yang
extreme dan track yang licin semakin membuat kita ciut untuk
meneruskan perjalanan, bahkan dalam kondisi ini ada beberapa orang
yang memilih untuk turun.
Idealnya, untuk mengetahui jumlah kalori yang kita butuhkan prharinya ada rumus simple sebagai berikut:
1. (Berat Tubuh/kg) x 2 x 15 – 500 = *untuk anda dengan aktifitas
santai
2. (Berat Tubuh/Kg) x 2 x 18 – 500 = *untuk anda dengan aktifitas
full
3. (Berat Tubuh/Kg) x 2 x 25 – 500 = *untuk anda deengan
aktifitas sport
Contohnya,
Berat Tubuh Saya 50 Kg, maka dalam aktifitas pendakian.
Saya membutuhkankalori sebesar (50) x 2 x 25 – 500 = 2000
kalori.
Perlu diingat jumlah diatas bukanlah angka minimal melainkan
angka tersebut merupakan jumlah yang dibutuhkan tubuh untuk
mendukung aktifitas rutin kita. Pemikiran akan lamanya perjalanan maka
membutuhkan bahan makanan

yang mudah diolah, efisien dalam

packingnya, bernilai gizi tinggi serta ekonomis agar tas kita tidak terlalu
besar dan belanja logistik kita tidak membengkak, inilah yang saya
namakan “Management Logistik”.
Manajemen logistik ini harus perhatikan, manajemen ini mengacu
kepada bagaimana cara kita untuk mengelola logistik atau perbekalan
(makanan ataun air). Agar selama kita melakukan pendakian, kita tidak
sampai kehabisan makanan atau minuman. Jumlah hari sangat

26

berpengaruh dalam penentuan berapa banyak makanan yang harus kita
bawa. Kita juga harus membawa logistik se-efektif mungkin.
Tetapi alangkah baiknya jika kita sudah mempersiapkan menunya
sejak awal. Pagi hari pertama kita akan makan Nasi dan Sarden, Siang
hari pertama kita akan makan Mie Instan, Malam hari pertama kita akan
makan Nasi dan Sosis.
Jadi kita tahu apa saja yang akan kita bawa beserta jumlahnya.
Jangan lupa bawa logistik cadangan untuk menghadapi kemungkinan
terburuk. Kita juga harus pintar pintar menyusun menu. Kita harus
makan nasi sebagai penghasil tenaga utama sebelum melakukan Summit
Attack ( Perjalanan terakhir menuju puncak dan biasanya perjalanan
paling berat ). Jika kita tidak akan melakukan perjalanan yang berat
mungkin makan mie atau roti saja sudah cukup. Usahakan menunya
variatif, Jika pagi kita makan nasi mungkin siang kita bisa makan mie
atau roti lalu kembali makan nasi pada malam harinya agar gizi kita
terjaga.
Begitu juga dengan jumlah air kita tidak akan membawa air
sebanyak 15 liter jika kita hanya membutuhkan air 5 liter saja. Kita juga
harus menyediakan air untuk berjaga jaga dari kemungkinan terburuk
tetapi bukan sebanyak 10 liter. Seperti di Gunung semeru ini hanya ada 2
sumber mata air yaitu Danau Ranu Kumbolo dan Sumbermani jadi ketika
meninggalkan 2 tempat tersebut ada baiknya kita membawa air
seperlunya.
B. HASIL PEMBAHASAN MATERI
1. Pembahasan Materi Manajemen Perjalanan
a. Pembahasan Materi manajemen perjalanan
Perencanaan perjalanan yang pertama kali penulis lakukan adalah
mencari informasi tentang gunung semeru
pengembaraan

dalam

Pengambilan

yang menjadi tempat

Nomor

Pokok

Anggota

MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) saya. Data-data
tersebut penulis peroleh dari internet. Informasi tersebut sangatlah

27

penting bagi saya karena untuk bekal pendakian sehingga saya dapat
mengerti tentang gambaran medan lokasi yang akan kami daki.
Selanjutnya kami membuat ROP ( Rencana Operasi Perjalanan )
yang mana dari hari keberangkatan yaitu hari senin tanggal 3 september
2012 sampai dengan hari rabu tanggal 19 september 2012. kegiatan
Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa
Hukum Pencinta Alam) ini merupakan sekaligus rangkaian Ekspedisi
Putri Rafflesia yang dilaksanakan di gunung Gede, Gunung Pangrango
jawa Barat dan Gunung Semeru Jawa Timur. Kegiatan Pengambilan
Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta
Alam) ini berlangsung selama 4 hari 3 malam. Peralatan dan logistik
yang saya bawak merupakan peralatan yang standar yang biasanya
dibawak pada saat pendakian dan dibutuhkan. Medan

yang akan

ditempuh berbukit, berbatu, tebing terjal, berpasir.
Untuk Pedoman Perjalanan Alam Terbuka saya merencanakan suatu
perjalanan kealam bebas harus ada penyusunan dan persiapan secara
matang. Ada rumusan yang umum digunakan yaitu 4W+1H, yang
kepanjangannya adalah Where,Who,Why,When, dan How.
a.

where (dimana) penulis melakukan kegiatan Pengambilan Nomor
Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
pengembaraan ini ? penulis melakukan Pengambilan Nomor Pokok
Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
pengembaraan di Gunung Semeru Jawa Timur.

b.

Who (siapa) yang ikut dalam Pengambilan Nomor Pokok Anggota
MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) pengembaraan
di Gunung Semeru Jawa Timur itu ? yang ikut dalam kegiatan
Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa
Hukum Pencinta Alam) pengembaraan di Gunung Semeru Jawa
Timur adalah penulis sendiri yaitu Jaka Sari, dan pendamping
saudari Eni Irma Yunita, saudara Riyan Franata dan saudara
Dekcini.

28

c.

Why (mengapa) melakukan kegiatan Pengambilan Nomor Pokok
Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam)
pengembaraan di Gunung Semeru Jawa Timur ini ? Kegiatan
Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA ( Mahasiswa
Hukum Pencinta Alam) pengembaraan di Gunung Semeru Jawa
Timur ini dilakukan dalam rangka mengikuti salah satu proses
pengkaderan di MAHUPALA (Mahasiswa Hukum Pencinta Alam).

d.

When (kapan)

kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota

MAHUPALA ( Mahasiswa Hukum Pencinta Alam) pengembaraan
di Gunung Semeru Jawa Timur ini dilakukan ? dilakukan dari
tanggal 06 september 2012 sampai dengan tanggal 19 september
2012.
e.

How

(bagaimana)

merupakan

suatu

pembahasan

yang

komprehensif dari pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana kondisi lokasi ? berbukit, tebing, berbatu dan
berpasir.
2. Bagaimana cuaca disana ? cuaca di Gunung Semeru pada
saat itu Cerah.
3. Bagaimana perizinanya ? untuk perizinan semua calon
pendaki terlebih dahulu harus mengurus perijinan di kantor
TN. Bromo Tengger Semeru. Kewajiban mengurus surat
ijin ini dimaksudkan untuk memudahkan monitoring dan
pengawasan

lalu

lintas

pendakian

serta

antisipasi

menghubungi pihak organisasi / keluarga pada saat terjadi
musibah.

Sekarang

mulai

diterapkan

sistem

kuota

pendakian.
Persyaratan yang wajib dilengkapi oleh setiap calon
pendaki sebagai berikut :
b. Fotocopy identitas diri yang masih berlaku sebanyak
2 lembar.

29

c. Mengisi Biodata semua peserta pendakian: Nama
lengkap, umur, alamat beserta nomor telpon keluarga
yang bisa dihubungi.
d. Surat keterangan sehat dari dokter/ rumah sakit.
e. Membayar karcis masuk, asuransi dan surat ijin
pendakian.
f. Mengisi buku tamu (nama ketua kelompok, alamat,
jumlah pengikut, nomor surat ijin, tanggal naik dan
tanggal turun sesuai yang ada di surat ijin)
g. Mengisi formulir daftar barang bawaan setiap anggota
tim.
4.

Bagaimana mendapatkan air disana ? pada saat pendakian sumber
air terdapat di Ranu Kumbolo, dan Sumber Mani yang berada tidak
jauh dari Kalimati.

2. Pembahasan Materi Manajemen Peralatan
Perlengkapan dalam melakukan kegiatan alam bebas merupakan
kegiatan yang penuh resiko dan memerlukan perhitungan yang cepat. Jika
salah maka bukan mustahil

musibah akan mengancam setiap saat.

Perjalanan dialam pasti akan bersentuhan langsung dengan cuaca, situasi
mean dan waktu yang kadang tidak bersahabat baik malam maupun siang
hari oleh karena itu diperlukan persiapan perlengkapan yang memadai.
Berikut adalah peralatan yang saya bawa ketika melaksanakan
Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA (Mahasiswa Hukum
Pencinta Alam) Pengembaraan di Gunung Semeru :
A. Peralatan Pribadi
1. Topi lapangan

1 buah

2. Sarung Tangan

1 pasang

3. Trekking

1 pasang

4. Baju lapangan

5 buang

5. Celana lapangan

2 buah

6. Handuk

1 buah

30

7. Sleeping bag

1 buah

8. Perlengkapan mandi
a. Sabun

1 buah

b. Sikat gigi

1 buah

c. Pasta gigi

1 buah

9. Survival kit
a. Jarum

1 buah

b. Benang

1 buah

B. Peralatan Kelompok
1. Peralatan memasak
a. Nesting

3 buah

b. Gas
c. Kompor kupu-kupu

2 buah

d. Trangia

1 buah

e. Sendok

4 buah

f. Piring

4 buah

g. Gelas

4 buah

2. Carrier

2 buah

3. Daypack

2 buah

4. Tenda

1 buah

5. Bendera MAHUPALA

1 buah

6. Bendera Merah Putih

1 buah

7. Webing

4 buah

8. Head lamp

4 buah

9. Kompas

1 buah

10. Matras

4 buah

11. Flyshit

1 buah

12. Lilin

10 buah

Adapun peralatan yang tidak penulis bawa ketika melakukan
kegiatan ini yaitu trekking pole dan geiters. Kedua alat ini sama penting

31

dengan peralatan lainnya namun ketika dilapangan trekking pole penulis
ganti dengan tongkat yang terbuat dari kayu.
3.

Pembahasan Materi Manajemen Waktu
Berikut adalah hasil dari manajemen waktu dari pra kegiatan
sampai pasca kegiatan Pengambilan Nomor Pokok Anggota MAHUPALA
(Mahasiswa hukum Pencinta Alam) Pengembaraan Di Gunung Semeru.
a. Pra Kegiatan
Pra

Kegiatan

Pengambilan

Nomor

Pokok

Anggota

MAHUPALA (Mahasiswa hukum Pencinta Alam) Pengembaraan
Di Gunung Semeru adalah sebagai berikut :
N

Kegiatan

Waktu Kegiatan

0

Mengurus Proposal

0

Mengajukan Surat

O.
1.
2.

permohonan kepada Ketua

1 Juni 2012-30
Agustus 2012
Jum`at, 31 Agustus
2012

Umum MAHUPALA
Karantina Alat

0
3.

Minggu, 02
september 2012

b. Kegiatan
Kegiatan

Pengambilan

Nomor

Pokok

Anggota

MAHUPALA (Mahasiswa hukum Pencinta Alam) Pengembaraan
Di Gunung Semeru adalah sebagai berikut :
N

Kegiatan

Waktu kegiatan

0

Bangun pagi dan

Senin, 03

o.
1.

persiapan

september 2012
Pukul 06.00 wib-

0

Upacara pelepasan

0

Berangkat

08.00 wib
Pukul 09.00 wib

2.
Pukul 10.00 wib

32

3.

Meninggalkan sekretariat
0

4.

Pukul 10.15 wib

Raya
0

5.

MAHUPALA
Tiba di P.O Family
Meninggalkan kota

Pukul 11.00 wib

Bengkulu
0
Tiba di jakarta utara

6.
0
7.
0

Persiapan pendakian
dirumah bibi saudari ita
Prepare

8.

Selasa, 04
september 2012
Rabu, 05
september 2012
Kamis, 06
september 2012
Pukul 07.00 wib -

0
9.

Beran