Analisis Dynamic Usrah Sebagai Model Pen
Analisis Dynamic Usrah Sebagai Model Pengembangan Sdi Dalam
Penguatan Ekonomi Global
Ihsan Dwitama
Pimgi Nugeraha
Rizma Riyandi Rahman
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran, Bandung
Jalan Dipati Ukur Nomer.35, Bandung
dwitamaihsan@gmail.com
Abstrak
Sistem pengembangan sumber daya insani saat ini dirasa belum berhasil dalam membentuk
karakter manusia yang berkualitas dari segi etis maupun kompetensi, karena sifatnya yang
temporer. Dari itu, melalui makalah ini penulis hendak merumuskan solusi bagi permasalahan
tersebut. Metode penulisan yang digunakan adalah studi pustaka dan experience survey.
Berdasarkan hasil dari kajian yang dilakukan, penulis merumuskan Dinamic Usrah sebagai
metode pengembagan SDI. Usrah adalah metode pembinaan islami yang dirancang sebagai wadah
pengembangan insani berkelanjutan. Sedangkan Dinamic Usrah sendiri merupakan pembinaan
islami dengan dua sasaran utama, yaitu etika (ahlak) dan kompetensi. Selain itu, makalah ini akan
menjelaskan bagaimana analisis korelasi antara ketercapaian Dinamic Usrah dalam pengembangan
SDI dengan perekonomian global. Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah
sebagai landasan dalam pengambilan kebijakan, bagi para pelaku bisnis, serta akademisi dan
peneliti sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut.
Kata kunci: Dinamic Usrah, Sumber Daya Insani, Ekonomi Global
PENDAHULUAN
Indonesia kini mulai gencar memasuki ekonomi global. Saat ini, Indonesia
menempati urutan ekonomi terbesar ke-17 di dunia. Tak jarang, Indonesia terlibat
dalam berbagai forum global dan regional seperti ASEN, APEC, dan G-20,
Berikut adalah volume ekspor-impor Indonesia.
Data Ekspor - Impor Indonesia
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Total Nilai
Ekspor
114 100 890 751
137 020 424 402
116 510 026 081
157 779 103 470
203 496 620 060
190 031 845 244
Total Nilai
Impor
74 473 430 118
129 197 306 224
96 829 244 981
135 663 284 048
177 435 555 736
191 691 001 109
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia
Sistem perdagangan global tersebut menuntut Indonesia untuk menciptakan
sumber daya insani yang berkualitas, baik dari segi etis maupun kompetensi.
1
Sayangnya, berbagai jenis pelatihan dan pengembangan SDM saat ini belum dapat
dikatakan efektif dalam mencapai target sumber daya insani yang berkualitas dari
segi etis dan kompetensi. Hal tersebut dikarenakan sifatnya yang masih temporer
dan cenderung berorientasi pada persiapan sumber daya insani yang cepat saji.
Alhasil tidak sedikit output yang dihasilkan pun hanyalah insan-insan yang
berkualitas karbitan.
Padahal Indonesia merupakan negara ke-4 dengan jumlah penduduk terbesar di
dunia. Bagaimana tidak, menginjak awal tahun 2011 jumlah penduduk di
Indonesia lebih dari 237.641.3261. Jumlah tersebut merupakan angka yang sangat
potensial jika saja sumber daya insani yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik.
Terlebih, Indonesia saat ini tengah berada dalam periode transisi struktur
penduduk usia produktif.
Tabel 1. Jumlah penduduk Indonesia (ribu), 2005-2010
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Penduduk
219 852
222 747
225 642
228 523
231 370
237 641
Sumber : data diolah dari informasi di BPS, Sensus Penduduk dan Proyeksi
Penduduk
Tabel 2. Jumlah penduduk kelompok umur dan jenis kelamin Indonesia,
2010
1
Kelompok
Umur
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki dan
Perempuan
0-4
11 662 369
11 016 333
22 678 702
5-9
11 974 094
11 279 386
23 253 480
10-14
11 662 417
11 008 664
22 671 081
15-19
10 614 306
10 266 428
20 880 734
20-24
9 887 713
10 003 920
19 891 633
25-29
10 631 311
10 679 132
21 310 443
30-34
9 949 357
9 881 328
19 830 685
www.bps.go.id diakses pada 13 Oktober 2013
2
35-39
9 337 517
9 167 614
18 505 131
40-44
8 322 712
8 202 140
16 524 852
45-49
7 032 740
7 008 242
14 040 982
50-54
5 865 997
5 695 324
11 561 321
55-59
4 400 316
4 048 254
8 448 570
60-64
2 927 191
3 131 570
6 058 761
65-69
2 225 133
2 468 898
4 694 031
70-74
1 531 459
1 924 872
3 456 331
75-79
842 344
1 135 561
1 977 905
80-84
481 462
661 708
1 143 170
85-89
182 432
255 529
437 961
90-94
63 948
106 951
170 899
95+
36 095
68 559
104 654
Jumlah
119 630 913 118 010 413
237 641 326
Sumber : data diolah dari informasi di BPS dan sensus penduduk 2010
Namun, pada kenyataanya Badan Pusat Statistik mencatat bahwa persentase
jumlah wirausahawan di Indonesia per Januari 2012 hanya mencapai 3,75 juta
orang atau 1,56 persen dari total jumlah penduduk, bahkan pada tahun 2010 silam
hanya tercatat 0,24 persen. Angka ini masih kalah jauh jika dibandingkan dengan
negara Asia lainnya, seperti Cina dan Jepang yang memiliki persentase
wirausahawan lebih dari 10 persen. Padahal, parameter global yang digunakan
untuk menunjukkan keberhasilan pembangunan dalam suatu negara adalah jumlah
wirausaha sebesar 2% atau lebih.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa pelatihan-pelatihan yang ada saat ini
dinilai gagal dalam mencetak sumber daya insani yang berkualitas untuk
berkompetisi dalam persaingan ekonomi global. Islam sendiri mengenal metode
pembinaan berkelanjutan, yaitu usrah. Metode ini memiliki sistem yang
berkesinambungan dan continue. Namun disamping itu, dibutuhkan pula
pengayaan kompetensi bagi sumber daya insani yag tersedia. Dari itu, dibutuhkan
suatu metode baru yang mampu menggali dan mengembangkan potensi sumber
daya insani di Indonesia secara efektif dan berkelanjutan dalam persfektif islam,
yaitu Dynamic Usrah.
3
Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah; 1) Bagaimana solusi untuk
permasalahan gagalnya pelatihan-pelatihan SDI yang ada saat ini; 2) Bagaimana
korelasi antara ketercapaian metode Dynamic Usrah dalam pengembangan SDI
terhadap perekonomian global. Sehingga, tujuannya adalah; 1) merumuskan dan
memaparkan solusi permasalahan atas kegagalan pelatihan-pelatihan SDI yang
ada saat ini; 2) Menjelaskan analisis korelasi antara ketercapaian metode Dynamic
Usrah dalam pengembangan SDI terhadap perekonomian global
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat kepada, pertama
: para pelaku ekonomi dan bisnis usaha . Makalah ini dapat digunakan sebagai
metode pengembangan diri bagi para pelaku ekonomi dan bisnis usaha sebagai
subjek utama dalam perekonomian. Kedua : pemerintah. Makalah ini dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi
lembaga yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya insani sehingga
dapat mencetak sumber daya insani dalam negeri yang berkualitas dan mampu
bersaing secara global. Ketiga : akademisi. Makalah ini dapat digunakan oleh
kalangan akademisi untuk kepentingan akademik seperti referensi untuk studi
literature dan lain sebagainya. Keempat : peneliti. Makalah ini dapat digunakan
sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya dalam bidang sumber daya insani.
METODE PENULISAN
Karya tulis ini disusun dengan menggunakan jenis penulisan deskriptif2, yaitu
metode penulisan yang difokuskan pada pengkajian masalah dengan
mengumpulkan data serta informasi terkait, disertai oleh analisis mendalam
(termasuk uji hipotesis sederhana dalam statistik) mengenai korelasi faktor yang
terjadi pada masalah yang sedang dikaji. Selain itu penulis menambahkan
pendapat dan analisis pribadi yang berkaitan dengan masalah (intuitif-subjektif).
Hasil dari teknik analisis deskriptif berupa laporan kualitatif yang terangkai dalam
uraian penjelasan non-angka. Metode penelitian ini cukup fleksibel, sebab
prosedur penelitian formal tidak digunakan secara ketat, sehingga penulis mudah
melakukan perubahan atau penyesuaian pada hasil analisis baru yang ditemukan.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan jenis data sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder yang
digunakan berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip (data dokumenter). penulis menggunakan sumber berupa Al-Quran, AlHadis, buku ilmiah, data lembaga, dan informasi yang diperoleh melalui internet.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan karya tulis
ini adalah sebagai berikut:
1. Studi pustaka, yaitu kegiatan dalam bentuk pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.
2
Suryabrata, Metodologi Penelitian , Jakarta: Raja Grafindo, 2003: 75-76
4
2. Dokumenter3, dalam bentuk studi dokumentasi yang dilakukan dengan
jalan membaca laporan-laporan penulisan sebelumnya serta artikel yang
diakses dari internet, buku maupun jurnal yang sesuai dengan
permasalahan. Pada metode ini penulis hanya memindahkan data yang
relevan dari suatu sumber atau dokumen yang diperlukan.
Adapun teknik analisis yang dilakukan adalah metode study literature dan
experience survey. Analisis dengan metode study literature atau studi pustaka
adalah metode mengurai-uraikan teori ilmiah terkait masalah yang sedang dikaji
lalu diambil kesimpulan korelasi setiap faktor yang ada si dalamnya. Metode ini
lebih difokuskan pada aktivitas analisis sumber-sumber literature secara
sistematis. Sedangkan experience survey adalah metode analisis lanjutan dari studi
pustaka, yaitu melakukan analisis melalui diskusi untuk mengkaji formulasi solusi
yang ditawarkan melalui berbagai pendekatan kekinian4. Proses analisa data yang
dilakukan dalam penulisan ini terjadi secara sistematik dan berkesinambungan,
yang terdiri dari: 1) Pengumpulan data; 2) Analisis data; 3) Penyajian data; 4)
Penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Formulasi Solusi
Indonesia memiliki jumlah sumber daya manusia yang sangat besar. Hal ini
memberikan peluang yang memungkinkan, bagi Indonesia untuk muncul sebagai
negara berdaya saing tinggi dalam perekonomian global. Namun pada
kenyataannya posisi HDI (Human Development Indeks) Indonesia saat ini adalah
peringkat ke-121 dari 187 negara5, yang menunjukkan rendahnya kualitas SDM.
Setelah dianalisis, hal ini terjadi karena pengelolaan SDM yang cenderung instan
dan temporer.
Pengelolaan sumber daya manusia yang cenderung instan –dapat kita lihat dalam
bentuk-bentuk pendidikan kilat dan pelatihan yang sekarang sering muncul– dapat
menimbulkan ketidakefektivan, yaitu;
1) Tidak membentuk karakter atau paradigma sumber daya manusia itu
sendiri, karena pelatihan hanya memberikan dampak pada aspek luaran
manusia saja berupa pengetahuan. Padahal hal yang menentukan kualitas
human capital adalah aspek dalam diri manusia, berupa karakter, sudut
pandang, dan kebiasaan6. Sehingga jangkauan pengelolaan SDM yang
instan sama sekali tidak memberikan dampak yang besar terhadap
perubahan mental, seperti kepercayaan diri dan keberanian.
3
4
5
6
Satori Djam’an dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2009, hal.152
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Pendekatan Kuantitatif, Raja Grafindo, Jakarta, 2008,
hal. 84
http://m.voaindonesia.com/a/1624179.html diakses pada tanggal 27 Oktober 2013
Spencer, Signe M. Competence Work Models for Superior Performance . John Wiley and Sons,
Inc, Canada, 1993, hal.11
5
2) Hanya bersifat lahiriah, yaitu hanya terfokus dalam pembenahan dan
pembaharuan kemampuan tanpa menyertakan aspek ruhani. Hal ini dapat
menimbulkan ketidakseimbangan dalam diri seseorang.
Sedangkan pengembangan sumber daya insani yang bersifat temporer –tanpa ada
keberlangsungan program– hanya akan memberikan manfaat jangka pendek, dan
menyebabkan terputusnya potensi SDM dalam jangka panjang.
Oleh itu diperlukan sistem pengembangan SDI yang berkesinambungan dan
berkelanjutan. Sistem yang berkesinambungan diperlukan untuk mencapai;
1) Pembentukan karakter SDI yang berdaya saing, sehingga kualitas mental
yang bagus dapat dicapai dalam mendukung penguatan ekonomi global.
2) Membangun aspek lahiriah dan ruhiah untuk mencapai keseimbangan diri
dalam sumber daya manusia Indonesia.
Adapun sistem pengembangan yang berkelanjutan dilaksanakan untuk mencapai
kualitas sumber daya manusia yang baik dalam jangka panjang. Kondisi ini dapat
menghilangan ketidakefektivan dalam pengembangan sumber daya insani negara.
Gambar 1. Analisis Formulasi Solusi
Sumber: Olahan Mandiri
Mengenai sistem pengembangan sumber daya insani yang berkesinambungan dan
berkelanjutan, Islam sudah mengenal sistem usrah. Sistem ini dijalankan oleh
Rsulullah SAW sejak 14 abad yang lalu. Tujuan dari pelaksanaan sistem ini
adalah tercapainya keimanan dan ketakwaan yang stabil dalam pribadi seorang
6
muslim7, sehingga dari situ munculah ahlak yang baik. Usrah memiliki bentuk
pengembangan SDI dalam kerangka mentoring yang terdiri dari tujuh hingga dua
belas orang dalam satu kelompok yang dipimpin oleh seorang pementor.
Sistem ini dilaksanakan secata berkelanjutan, sebab islam telah menyadari fitrah
manusia yang harus selalu diingatkan dalam kebaikan8. Begitu pun Allah
memerintah untuk senantiasa melakukan pembinaan dan pendidikan pada manusia
dengan cara yang baik, sebagaimana firman berikut;
“Serulah (manusia) ke jalan tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik. Dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dan Dialah yang mengetahui siapa
yang mendapat petunjuk”. (An-Nahl: 125)
Sebab pada hakikatnya manusia berada dalam dua pilihan, yaitu ketakwaan dan
kejahatan9. Dalam kondisi inilah manusia harus sering diingatkan agar
kecenderungannya terhadap ketakwaan (kebaikan) bisa lebih dominan. Maka dari
itu diperlukan pengembangan sumber daya insani yang berkelanjutan agar
kualitas kebaikan manusia dapat terjaga kestabilannya.
Islam sudah memiliki jawaban terkait masalah ketidakberlanjutan pengembangan
sumber daya insani dengan usrah. Namun tidak cukup hanya sampai di sini,
kurang realistis jika dalam meningkatkan daya saing SDI dan memperkuat
perekonomian hanya ditopang oleh pengembangan yang bersifat ruhiah (iman dan
takwa) saja10. Oleh itu ddiperlukan pengembangan sumber daya insani yang
bersifat holistic, yaitu mampu mencakup aspek lahiriah dan ruhiah.
1. Aspek lahiriah yang dimaksud adalah aspek luaran diri manusia yang
teraplikasikan dalam hardskill individu. Dalam tantangan kekinian, salah
satu masalah hardskill SDI Indonesia dalam sistem perekonomian,
khususnya perdagangan adalah kendala bahasa dan pengetahuan. Selain
itu aspek lahiriah pun bermakna softskill indvidu dalam menghadapi
masalah dan membuat keputusan.
2. Sedangkan aspek ruhiah merupakan dimensi spiritual yang mampu
membentuk karakter dan mental sumber daya manusia secara menyeluruh.
Capaian aspek ini adalah keimanan dan ketakwaan yang merupakan tujuan
utama dari usrah, agar pencapaian terhadap ahlak yang baik (ethics) dapat
terlaksana.
Oleh itu diperlukan sebuah konsep pengembangan sumber daya insani yang
mampu mengombinasikan kedua aspek tersebut. Untuk menyolusikan masalah
7
Izzuddin, Solikhin Abu. Quantum Tarbiyah . Bina Insani Press, Solo, 2006, hal.150-179
QS. Al-Asr: 3, “…. Serta saling menasihati untuk jalan kebenaran dan saling menasihati
kesabaran”.
9
QS. As-Syams: 8, “Maka Ia mengilhamkan kepadanya jalan kejahatan dan ketakwaan”.
10
Umer Chapra, The Future of Economics an Islamic Perpective , SEBI, Bogor, 2001, hal.127
8
7
tersebut, penulis merumuskan konsep Dynamic Usrah, yaitu pengembangan
secara berkelanjutan yang memadukan aspek ruhiah dan lahiriah secara
berkesinambungan.
Model Dynamic Usrah
Menurut Irawan Febianto, kinerja islamic human resource setidaknya memiliki
tiga hal, yaitu islamic personality, skill, dan knowledge11. Dalam model dynamic
usrah ketiga hal tersebut diejawantahkan ke dalam tiga bentuk sasaran pembinaan,
yaitu hardskill (pengetahuan), softskill (skill), dan spiritual (islamic personality).
Sehingga bentuk model dynamic usrah adalah sebagai berikut;
11
Gambar 2. Model Dynamic Usrah
Sumber: Olahan mandiri
Dimensi pembinaan
Dimensi pembinaan terdiri dari; 1) Pembinaan hardskill yang meliputi
pengetahuan dan kompetensi; 2) Pembinaan spiritual yang bertujuan untuk
menstabilkan keimanan dan ketakwaan; 3) Softskill dengan mengasah
kemanpuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah.
Dimensi maqashid syariah
Model pengembangan sumber daya manusia yang baik harus mampu
mencakup kebutuhan dasar secara menyeluruh, dalam hal ini maqashid
syariah. Sehingga ketiga bentuk pembinaan sebelumnya harus memenuhi
Irawan Febianto, Shariah Compliant Model of Business Entities, World Journal of Social
Sciences Vol. 1. No. 4. September 2011. Pp.130-149
8
kebutuhan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Sebagaimana
hubungannya dijelaskan dalam gambar.
Capaian
Pada dasarnya tujuan utama dari pembinaan berkelanjutan ini (dynamic
usrah) adalah tercapainya islamic man, yaitu individu-individu muslim
yang mampu mengaplikasikan nilai-nilai islam secara syamil dalam
kehidupannya.
Analisis Korelasi Dynamic Usrah terhadap Perekonomian Global
Dynamic usrah memiliki tujuan untuk menciptakan islamic man yang syumul
(menyeluruh). Pencapaian terhadap tujuan tersebut dilaksanakan melalui
pembinaan yang terus berkesinambungan dan berkelanjutan. Adapun analisis
pencapaian dynamic usrah terhadap perekonomian adalah sebagai berikut;
Gambar 3. Analisis Korelasi Dynamic Usrah terhadap Perekonomian Global
Sumber: olahan mandiri
Islamic man merupakan individu yang memiliki tiga komponen, yaitu akidah,
ahlak, dan kompetensi. Dimana akidah menjadi komponen utama yang
selanjutnya memberi pengaruh terhadap terciptanya karakter ahlak (ethics) da
kompetensi. Sebagaimana Allah menjelaskan bahwa aqidah yang baik akan
menberikan kebaikan secara keseluruhan dalam diri seseorang12. Adapun dari
masing-masing komponen tersebut akan menciptakan beberapa karakter, yaitu;
12
Akidah dapat menciptakan karakter muslim yang lurus secara pandangan
terhadap Tuhan, sehingga ia akan terus bergantung kepada Allah SWT.
Karakter ini terefleksikan dalam sifat tawakal, ihlas, dan ihsan.
QS. Ibrahim: 24-25
9
Ahlak yang muncul dari karakter sebelumnya terefleksikan dalam sifat
jujur, amanah, dan itqan (profesional) yang muncul secara langsung karena
merasa terus diawasi oleh Allah SWT dalam setiap tindakan.
Setelah akidah dan ahlak berkolaborasi dalam keperibadian islamic man,
ia akan berusaha mencapai kompetensi yang mumpuni untuk menjalankan
aktivitasnya. Dari sini terciptalah sumber daya insani yang berdaya saing.
Kondisi tersebut berefek pada sumber daya insani secara keseluruhan dalam dua
hal, yaitu terciptanya stabilitas entrepreuneurship dan sumber daya manusia yang
berperilaku secara efektif dan efisien dalam menggunakan sumber daya lainnya 13.
Sehingga dari dua kondisi ini terciptalah peningkatan pertumbuhan ekonomi
dalam jangka menengah, dan kestabilan ekonomi dalam jangka panjang.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis yang telah kami lakukan, maka penulis menyimpulkan bahwa
pengembangan sumber daya insani yang diperlukan adalah pengembangan SDI
yang berkesinambungan dan berkelanjutan, yaitu dynamic usrah. Dinamic usrah
merupakan model pengembangan SDI yang memadukan pengayaan softskill,
hardskill, dan spiritual secara berkelanjutan. Tujuan dari usrah sendiri adalah
tercapainya islamic man, yang kemudian akan berdampak positif terhadap
perekonomian.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
Al-Hadis
Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo, 2003.
Satori Djam’an dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta,
Bandung, 2009.
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam; Pendekatan Kuantitatif,
Jakarta: Raja Grafindo, 2008.
Spencer, Signe M. Competence Work Models for Superior Performance. Canada:
John Wiley and Sons, Inc, 1993.
Izzuddin, Solikhin Abu. Quantum Tarbiyah. Solo: Bina Insani Press, 2006.
Umer Chapra, The Future of Economics an Islamic Perpective, Bogor: SEBI,
2001.
Musa, Muhammad bin Hasan bin Aqil, Manajemen tawazun dalam kehidupan
muslim. Jakarta: Al-Iatishom Cahaya Umat, 2008.
Natadipurba, Chandra, Pengantar Ekonomi Islam. Bandung: Islamic Studies of
Economics Group, 2008.
Natadipurba, Chandra. 2008. Fiqh Muamalah. Bandung: Islamic Studies of
Economics Group, 2008.
13
Chapra, Umar. The Future of Economics an Islamic Perpective . Bogor, SEBI, 2001, hal.125.
10
Natadipurba, Chandra. 2008. Teori Ekonomi Islam. Bandung: Islamic Studies of
Economics Group, 2008.
Irawan Febianto, Shariah Compliant Model of Business Entities, World Journal
of Social Sciences Vol. 1. No. 4. September 2011. Pp.130-149
VOA Indonesia, “Human Development Indeks”, http://m.voaindonesia.com/a/
162417.html diakses pada tanggal 27 Oktober 2013.
BPS RI, “Data Kependudukan”, www.bps.go.id diakses pada 13 Oktober 2013.
BPS RI, “Data Ekspor-Impor”, www.bps.go.id diakses pada 13 Oktober 2013.
11
Penguatan Ekonomi Global
Ihsan Dwitama
Pimgi Nugeraha
Rizma Riyandi Rahman
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran, Bandung
Jalan Dipati Ukur Nomer.35, Bandung
dwitamaihsan@gmail.com
Abstrak
Sistem pengembangan sumber daya insani saat ini dirasa belum berhasil dalam membentuk
karakter manusia yang berkualitas dari segi etis maupun kompetensi, karena sifatnya yang
temporer. Dari itu, melalui makalah ini penulis hendak merumuskan solusi bagi permasalahan
tersebut. Metode penulisan yang digunakan adalah studi pustaka dan experience survey.
Berdasarkan hasil dari kajian yang dilakukan, penulis merumuskan Dinamic Usrah sebagai
metode pengembagan SDI. Usrah adalah metode pembinaan islami yang dirancang sebagai wadah
pengembangan insani berkelanjutan. Sedangkan Dinamic Usrah sendiri merupakan pembinaan
islami dengan dua sasaran utama, yaitu etika (ahlak) dan kompetensi. Selain itu, makalah ini akan
menjelaskan bagaimana analisis korelasi antara ketercapaian Dinamic Usrah dalam pengembangan
SDI dengan perekonomian global. Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah
sebagai landasan dalam pengambilan kebijakan, bagi para pelaku bisnis, serta akademisi dan
peneliti sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut.
Kata kunci: Dinamic Usrah, Sumber Daya Insani, Ekonomi Global
PENDAHULUAN
Indonesia kini mulai gencar memasuki ekonomi global. Saat ini, Indonesia
menempati urutan ekonomi terbesar ke-17 di dunia. Tak jarang, Indonesia terlibat
dalam berbagai forum global dan regional seperti ASEN, APEC, dan G-20,
Berikut adalah volume ekspor-impor Indonesia.
Data Ekspor - Impor Indonesia
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Total Nilai
Ekspor
114 100 890 751
137 020 424 402
116 510 026 081
157 779 103 470
203 496 620 060
190 031 845 244
Total Nilai
Impor
74 473 430 118
129 197 306 224
96 829 244 981
135 663 284 048
177 435 555 736
191 691 001 109
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia
Sistem perdagangan global tersebut menuntut Indonesia untuk menciptakan
sumber daya insani yang berkualitas, baik dari segi etis maupun kompetensi.
1
Sayangnya, berbagai jenis pelatihan dan pengembangan SDM saat ini belum dapat
dikatakan efektif dalam mencapai target sumber daya insani yang berkualitas dari
segi etis dan kompetensi. Hal tersebut dikarenakan sifatnya yang masih temporer
dan cenderung berorientasi pada persiapan sumber daya insani yang cepat saji.
Alhasil tidak sedikit output yang dihasilkan pun hanyalah insan-insan yang
berkualitas karbitan.
Padahal Indonesia merupakan negara ke-4 dengan jumlah penduduk terbesar di
dunia. Bagaimana tidak, menginjak awal tahun 2011 jumlah penduduk di
Indonesia lebih dari 237.641.3261. Jumlah tersebut merupakan angka yang sangat
potensial jika saja sumber daya insani yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik.
Terlebih, Indonesia saat ini tengah berada dalam periode transisi struktur
penduduk usia produktif.
Tabel 1. Jumlah penduduk Indonesia (ribu), 2005-2010
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Penduduk
219 852
222 747
225 642
228 523
231 370
237 641
Sumber : data diolah dari informasi di BPS, Sensus Penduduk dan Proyeksi
Penduduk
Tabel 2. Jumlah penduduk kelompok umur dan jenis kelamin Indonesia,
2010
1
Kelompok
Umur
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki dan
Perempuan
0-4
11 662 369
11 016 333
22 678 702
5-9
11 974 094
11 279 386
23 253 480
10-14
11 662 417
11 008 664
22 671 081
15-19
10 614 306
10 266 428
20 880 734
20-24
9 887 713
10 003 920
19 891 633
25-29
10 631 311
10 679 132
21 310 443
30-34
9 949 357
9 881 328
19 830 685
www.bps.go.id diakses pada 13 Oktober 2013
2
35-39
9 337 517
9 167 614
18 505 131
40-44
8 322 712
8 202 140
16 524 852
45-49
7 032 740
7 008 242
14 040 982
50-54
5 865 997
5 695 324
11 561 321
55-59
4 400 316
4 048 254
8 448 570
60-64
2 927 191
3 131 570
6 058 761
65-69
2 225 133
2 468 898
4 694 031
70-74
1 531 459
1 924 872
3 456 331
75-79
842 344
1 135 561
1 977 905
80-84
481 462
661 708
1 143 170
85-89
182 432
255 529
437 961
90-94
63 948
106 951
170 899
95+
36 095
68 559
104 654
Jumlah
119 630 913 118 010 413
237 641 326
Sumber : data diolah dari informasi di BPS dan sensus penduduk 2010
Namun, pada kenyataanya Badan Pusat Statistik mencatat bahwa persentase
jumlah wirausahawan di Indonesia per Januari 2012 hanya mencapai 3,75 juta
orang atau 1,56 persen dari total jumlah penduduk, bahkan pada tahun 2010 silam
hanya tercatat 0,24 persen. Angka ini masih kalah jauh jika dibandingkan dengan
negara Asia lainnya, seperti Cina dan Jepang yang memiliki persentase
wirausahawan lebih dari 10 persen. Padahal, parameter global yang digunakan
untuk menunjukkan keberhasilan pembangunan dalam suatu negara adalah jumlah
wirausaha sebesar 2% atau lebih.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa pelatihan-pelatihan yang ada saat ini
dinilai gagal dalam mencetak sumber daya insani yang berkualitas untuk
berkompetisi dalam persaingan ekonomi global. Islam sendiri mengenal metode
pembinaan berkelanjutan, yaitu usrah. Metode ini memiliki sistem yang
berkesinambungan dan continue. Namun disamping itu, dibutuhkan pula
pengayaan kompetensi bagi sumber daya insani yag tersedia. Dari itu, dibutuhkan
suatu metode baru yang mampu menggali dan mengembangkan potensi sumber
daya insani di Indonesia secara efektif dan berkelanjutan dalam persfektif islam,
yaitu Dynamic Usrah.
3
Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah; 1) Bagaimana solusi untuk
permasalahan gagalnya pelatihan-pelatihan SDI yang ada saat ini; 2) Bagaimana
korelasi antara ketercapaian metode Dynamic Usrah dalam pengembangan SDI
terhadap perekonomian global. Sehingga, tujuannya adalah; 1) merumuskan dan
memaparkan solusi permasalahan atas kegagalan pelatihan-pelatihan SDI yang
ada saat ini; 2) Menjelaskan analisis korelasi antara ketercapaian metode Dynamic
Usrah dalam pengembangan SDI terhadap perekonomian global
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat kepada, pertama
: para pelaku ekonomi dan bisnis usaha . Makalah ini dapat digunakan sebagai
metode pengembangan diri bagi para pelaku ekonomi dan bisnis usaha sebagai
subjek utama dalam perekonomian. Kedua : pemerintah. Makalah ini dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi
lembaga yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya insani sehingga
dapat mencetak sumber daya insani dalam negeri yang berkualitas dan mampu
bersaing secara global. Ketiga : akademisi. Makalah ini dapat digunakan oleh
kalangan akademisi untuk kepentingan akademik seperti referensi untuk studi
literature dan lain sebagainya. Keempat : peneliti. Makalah ini dapat digunakan
sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya dalam bidang sumber daya insani.
METODE PENULISAN
Karya tulis ini disusun dengan menggunakan jenis penulisan deskriptif2, yaitu
metode penulisan yang difokuskan pada pengkajian masalah dengan
mengumpulkan data serta informasi terkait, disertai oleh analisis mendalam
(termasuk uji hipotesis sederhana dalam statistik) mengenai korelasi faktor yang
terjadi pada masalah yang sedang dikaji. Selain itu penulis menambahkan
pendapat dan analisis pribadi yang berkaitan dengan masalah (intuitif-subjektif).
Hasil dari teknik analisis deskriptif berupa laporan kualitatif yang terangkai dalam
uraian penjelasan non-angka. Metode penelitian ini cukup fleksibel, sebab
prosedur penelitian formal tidak digunakan secara ketat, sehingga penulis mudah
melakukan perubahan atau penyesuaian pada hasil analisis baru yang ditemukan.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan jenis data sekunder.
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder yang
digunakan berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip (data dokumenter). penulis menggunakan sumber berupa Al-Quran, AlHadis, buku ilmiah, data lembaga, dan informasi yang diperoleh melalui internet.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan karya tulis
ini adalah sebagai berikut:
1. Studi pustaka, yaitu kegiatan dalam bentuk pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.
2
Suryabrata, Metodologi Penelitian , Jakarta: Raja Grafindo, 2003: 75-76
4
2. Dokumenter3, dalam bentuk studi dokumentasi yang dilakukan dengan
jalan membaca laporan-laporan penulisan sebelumnya serta artikel yang
diakses dari internet, buku maupun jurnal yang sesuai dengan
permasalahan. Pada metode ini penulis hanya memindahkan data yang
relevan dari suatu sumber atau dokumen yang diperlukan.
Adapun teknik analisis yang dilakukan adalah metode study literature dan
experience survey. Analisis dengan metode study literature atau studi pustaka
adalah metode mengurai-uraikan teori ilmiah terkait masalah yang sedang dikaji
lalu diambil kesimpulan korelasi setiap faktor yang ada si dalamnya. Metode ini
lebih difokuskan pada aktivitas analisis sumber-sumber literature secara
sistematis. Sedangkan experience survey adalah metode analisis lanjutan dari studi
pustaka, yaitu melakukan analisis melalui diskusi untuk mengkaji formulasi solusi
yang ditawarkan melalui berbagai pendekatan kekinian4. Proses analisa data yang
dilakukan dalam penulisan ini terjadi secara sistematik dan berkesinambungan,
yang terdiri dari: 1) Pengumpulan data; 2) Analisis data; 3) Penyajian data; 4)
Penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Formulasi Solusi
Indonesia memiliki jumlah sumber daya manusia yang sangat besar. Hal ini
memberikan peluang yang memungkinkan, bagi Indonesia untuk muncul sebagai
negara berdaya saing tinggi dalam perekonomian global. Namun pada
kenyataannya posisi HDI (Human Development Indeks) Indonesia saat ini adalah
peringkat ke-121 dari 187 negara5, yang menunjukkan rendahnya kualitas SDM.
Setelah dianalisis, hal ini terjadi karena pengelolaan SDM yang cenderung instan
dan temporer.
Pengelolaan sumber daya manusia yang cenderung instan –dapat kita lihat dalam
bentuk-bentuk pendidikan kilat dan pelatihan yang sekarang sering muncul– dapat
menimbulkan ketidakefektivan, yaitu;
1) Tidak membentuk karakter atau paradigma sumber daya manusia itu
sendiri, karena pelatihan hanya memberikan dampak pada aspek luaran
manusia saja berupa pengetahuan. Padahal hal yang menentukan kualitas
human capital adalah aspek dalam diri manusia, berupa karakter, sudut
pandang, dan kebiasaan6. Sehingga jangkauan pengelolaan SDM yang
instan sama sekali tidak memberikan dampak yang besar terhadap
perubahan mental, seperti kepercayaan diri dan keberanian.
3
4
5
6
Satori Djam’an dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2009, hal.152
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Pendekatan Kuantitatif, Raja Grafindo, Jakarta, 2008,
hal. 84
http://m.voaindonesia.com/a/1624179.html diakses pada tanggal 27 Oktober 2013
Spencer, Signe M. Competence Work Models for Superior Performance . John Wiley and Sons,
Inc, Canada, 1993, hal.11
5
2) Hanya bersifat lahiriah, yaitu hanya terfokus dalam pembenahan dan
pembaharuan kemampuan tanpa menyertakan aspek ruhani. Hal ini dapat
menimbulkan ketidakseimbangan dalam diri seseorang.
Sedangkan pengembangan sumber daya insani yang bersifat temporer –tanpa ada
keberlangsungan program– hanya akan memberikan manfaat jangka pendek, dan
menyebabkan terputusnya potensi SDM dalam jangka panjang.
Oleh itu diperlukan sistem pengembangan SDI yang berkesinambungan dan
berkelanjutan. Sistem yang berkesinambungan diperlukan untuk mencapai;
1) Pembentukan karakter SDI yang berdaya saing, sehingga kualitas mental
yang bagus dapat dicapai dalam mendukung penguatan ekonomi global.
2) Membangun aspek lahiriah dan ruhiah untuk mencapai keseimbangan diri
dalam sumber daya manusia Indonesia.
Adapun sistem pengembangan yang berkelanjutan dilaksanakan untuk mencapai
kualitas sumber daya manusia yang baik dalam jangka panjang. Kondisi ini dapat
menghilangan ketidakefektivan dalam pengembangan sumber daya insani negara.
Gambar 1. Analisis Formulasi Solusi
Sumber: Olahan Mandiri
Mengenai sistem pengembangan sumber daya insani yang berkesinambungan dan
berkelanjutan, Islam sudah mengenal sistem usrah. Sistem ini dijalankan oleh
Rsulullah SAW sejak 14 abad yang lalu. Tujuan dari pelaksanaan sistem ini
adalah tercapainya keimanan dan ketakwaan yang stabil dalam pribadi seorang
6
muslim7, sehingga dari situ munculah ahlak yang baik. Usrah memiliki bentuk
pengembangan SDI dalam kerangka mentoring yang terdiri dari tujuh hingga dua
belas orang dalam satu kelompok yang dipimpin oleh seorang pementor.
Sistem ini dilaksanakan secata berkelanjutan, sebab islam telah menyadari fitrah
manusia yang harus selalu diingatkan dalam kebaikan8. Begitu pun Allah
memerintah untuk senantiasa melakukan pembinaan dan pendidikan pada manusia
dengan cara yang baik, sebagaimana firman berikut;
“Serulah (manusia) ke jalan tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik. Dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dan Dialah yang mengetahui siapa
yang mendapat petunjuk”. (An-Nahl: 125)
Sebab pada hakikatnya manusia berada dalam dua pilihan, yaitu ketakwaan dan
kejahatan9. Dalam kondisi inilah manusia harus sering diingatkan agar
kecenderungannya terhadap ketakwaan (kebaikan) bisa lebih dominan. Maka dari
itu diperlukan pengembangan sumber daya insani yang berkelanjutan agar
kualitas kebaikan manusia dapat terjaga kestabilannya.
Islam sudah memiliki jawaban terkait masalah ketidakberlanjutan pengembangan
sumber daya insani dengan usrah. Namun tidak cukup hanya sampai di sini,
kurang realistis jika dalam meningkatkan daya saing SDI dan memperkuat
perekonomian hanya ditopang oleh pengembangan yang bersifat ruhiah (iman dan
takwa) saja10. Oleh itu ddiperlukan pengembangan sumber daya insani yang
bersifat holistic, yaitu mampu mencakup aspek lahiriah dan ruhiah.
1. Aspek lahiriah yang dimaksud adalah aspek luaran diri manusia yang
teraplikasikan dalam hardskill individu. Dalam tantangan kekinian, salah
satu masalah hardskill SDI Indonesia dalam sistem perekonomian,
khususnya perdagangan adalah kendala bahasa dan pengetahuan. Selain
itu aspek lahiriah pun bermakna softskill indvidu dalam menghadapi
masalah dan membuat keputusan.
2. Sedangkan aspek ruhiah merupakan dimensi spiritual yang mampu
membentuk karakter dan mental sumber daya manusia secara menyeluruh.
Capaian aspek ini adalah keimanan dan ketakwaan yang merupakan tujuan
utama dari usrah, agar pencapaian terhadap ahlak yang baik (ethics) dapat
terlaksana.
Oleh itu diperlukan sebuah konsep pengembangan sumber daya insani yang
mampu mengombinasikan kedua aspek tersebut. Untuk menyolusikan masalah
7
Izzuddin, Solikhin Abu. Quantum Tarbiyah . Bina Insani Press, Solo, 2006, hal.150-179
QS. Al-Asr: 3, “…. Serta saling menasihati untuk jalan kebenaran dan saling menasihati
kesabaran”.
9
QS. As-Syams: 8, “Maka Ia mengilhamkan kepadanya jalan kejahatan dan ketakwaan”.
10
Umer Chapra, The Future of Economics an Islamic Perpective , SEBI, Bogor, 2001, hal.127
8
7
tersebut, penulis merumuskan konsep Dynamic Usrah, yaitu pengembangan
secara berkelanjutan yang memadukan aspek ruhiah dan lahiriah secara
berkesinambungan.
Model Dynamic Usrah
Menurut Irawan Febianto, kinerja islamic human resource setidaknya memiliki
tiga hal, yaitu islamic personality, skill, dan knowledge11. Dalam model dynamic
usrah ketiga hal tersebut diejawantahkan ke dalam tiga bentuk sasaran pembinaan,
yaitu hardskill (pengetahuan), softskill (skill), dan spiritual (islamic personality).
Sehingga bentuk model dynamic usrah adalah sebagai berikut;
11
Gambar 2. Model Dynamic Usrah
Sumber: Olahan mandiri
Dimensi pembinaan
Dimensi pembinaan terdiri dari; 1) Pembinaan hardskill yang meliputi
pengetahuan dan kompetensi; 2) Pembinaan spiritual yang bertujuan untuk
menstabilkan keimanan dan ketakwaan; 3) Softskill dengan mengasah
kemanpuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah.
Dimensi maqashid syariah
Model pengembangan sumber daya manusia yang baik harus mampu
mencakup kebutuhan dasar secara menyeluruh, dalam hal ini maqashid
syariah. Sehingga ketiga bentuk pembinaan sebelumnya harus memenuhi
Irawan Febianto, Shariah Compliant Model of Business Entities, World Journal of Social
Sciences Vol. 1. No. 4. September 2011. Pp.130-149
8
kebutuhan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Sebagaimana
hubungannya dijelaskan dalam gambar.
Capaian
Pada dasarnya tujuan utama dari pembinaan berkelanjutan ini (dynamic
usrah) adalah tercapainya islamic man, yaitu individu-individu muslim
yang mampu mengaplikasikan nilai-nilai islam secara syamil dalam
kehidupannya.
Analisis Korelasi Dynamic Usrah terhadap Perekonomian Global
Dynamic usrah memiliki tujuan untuk menciptakan islamic man yang syumul
(menyeluruh). Pencapaian terhadap tujuan tersebut dilaksanakan melalui
pembinaan yang terus berkesinambungan dan berkelanjutan. Adapun analisis
pencapaian dynamic usrah terhadap perekonomian adalah sebagai berikut;
Gambar 3. Analisis Korelasi Dynamic Usrah terhadap Perekonomian Global
Sumber: olahan mandiri
Islamic man merupakan individu yang memiliki tiga komponen, yaitu akidah,
ahlak, dan kompetensi. Dimana akidah menjadi komponen utama yang
selanjutnya memberi pengaruh terhadap terciptanya karakter ahlak (ethics) da
kompetensi. Sebagaimana Allah menjelaskan bahwa aqidah yang baik akan
menberikan kebaikan secara keseluruhan dalam diri seseorang12. Adapun dari
masing-masing komponen tersebut akan menciptakan beberapa karakter, yaitu;
12
Akidah dapat menciptakan karakter muslim yang lurus secara pandangan
terhadap Tuhan, sehingga ia akan terus bergantung kepada Allah SWT.
Karakter ini terefleksikan dalam sifat tawakal, ihlas, dan ihsan.
QS. Ibrahim: 24-25
9
Ahlak yang muncul dari karakter sebelumnya terefleksikan dalam sifat
jujur, amanah, dan itqan (profesional) yang muncul secara langsung karena
merasa terus diawasi oleh Allah SWT dalam setiap tindakan.
Setelah akidah dan ahlak berkolaborasi dalam keperibadian islamic man,
ia akan berusaha mencapai kompetensi yang mumpuni untuk menjalankan
aktivitasnya. Dari sini terciptalah sumber daya insani yang berdaya saing.
Kondisi tersebut berefek pada sumber daya insani secara keseluruhan dalam dua
hal, yaitu terciptanya stabilitas entrepreuneurship dan sumber daya manusia yang
berperilaku secara efektif dan efisien dalam menggunakan sumber daya lainnya 13.
Sehingga dari dua kondisi ini terciptalah peningkatan pertumbuhan ekonomi
dalam jangka menengah, dan kestabilan ekonomi dalam jangka panjang.
KESIMPULAN
Dari hasil analisis yang telah kami lakukan, maka penulis menyimpulkan bahwa
pengembangan sumber daya insani yang diperlukan adalah pengembangan SDI
yang berkesinambungan dan berkelanjutan, yaitu dynamic usrah. Dinamic usrah
merupakan model pengembangan SDI yang memadukan pengayaan softskill,
hardskill, dan spiritual secara berkelanjutan. Tujuan dari usrah sendiri adalah
tercapainya islamic man, yang kemudian akan berdampak positif terhadap
perekonomian.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran
Al-Hadis
Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo, 2003.
Satori Djam’an dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Alfabeta,
Bandung, 2009.
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam; Pendekatan Kuantitatif,
Jakarta: Raja Grafindo, 2008.
Spencer, Signe M. Competence Work Models for Superior Performance. Canada:
John Wiley and Sons, Inc, 1993.
Izzuddin, Solikhin Abu. Quantum Tarbiyah. Solo: Bina Insani Press, 2006.
Umer Chapra, The Future of Economics an Islamic Perpective, Bogor: SEBI,
2001.
Musa, Muhammad bin Hasan bin Aqil, Manajemen tawazun dalam kehidupan
muslim. Jakarta: Al-Iatishom Cahaya Umat, 2008.
Natadipurba, Chandra, Pengantar Ekonomi Islam. Bandung: Islamic Studies of
Economics Group, 2008.
Natadipurba, Chandra. 2008. Fiqh Muamalah. Bandung: Islamic Studies of
Economics Group, 2008.
13
Chapra, Umar. The Future of Economics an Islamic Perpective . Bogor, SEBI, 2001, hal.125.
10
Natadipurba, Chandra. 2008. Teori Ekonomi Islam. Bandung: Islamic Studies of
Economics Group, 2008.
Irawan Febianto, Shariah Compliant Model of Business Entities, World Journal
of Social Sciences Vol. 1. No. 4. September 2011. Pp.130-149
VOA Indonesia, “Human Development Indeks”, http://m.voaindonesia.com/a/
162417.html diakses pada tanggal 27 Oktober 2013.
BPS RI, “Data Kependudukan”, www.bps.go.id diakses pada 13 Oktober 2013.
BPS RI, “Data Ekspor-Impor”, www.bps.go.id diakses pada 13 Oktober 2013.
11