Analisis dan Perancangan Sistem Informas (2)

TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

SISTEM TRANSIT PADA PENERBANGAN

AHMAD MUSTAQIM

(12.6999)

RIZA FAUZI RAMADHAN

(12.7353)

KOMPUTASI STATISTIK
SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK
2015

Latar Belakang

Sering kita temukan orang mengalami kebingungan ketika pertama kali ada dalam suatu
prosedur administrasi, baik itu prosedur administrasi menaiki kendaraan maupun administrasi

pembuatan seperti KTP, SIM, dan lain sebagainya. Kebingungan ini menjadi hal-hal sepele dan
mungkin bisa diatasi dengan bertanya. Pada pembuatan KTP atau SIM, kebingungan tidak terlalu
menjadi masalah yang besar. Akan tetapi, hal-hal seperti ini bisa membuahkan dampak yang
besar bagi orang yang ada dalam prosedur administrasi menaiki kendaraan, dampaknya seperti
tertinggal bis, kereta, pesawat, dan kendaraan lainnya. Orang akan mengalami kerugian waktu
dan biaya yang sangat besar.
Ketertinggalan kendaraan lebih sering terjadi pada tahapan transit, karena waktu yang
diperlukan untuk berganti kendaraan dari kendaraan pertama pada kendaraan kedua cenderung
sebentar.
Jika kita melihat pada kerugian yang ditimbulkan dari ketertinggalan kendaraan maka
yang paling besar kerugiannya adalah pada penerbangan. Rugi yang ditimbulkan berupa waktu
dan biaya. Seperti tiket penumpang yang tertinggal pesawat akan hangus dan tidak bisa
dipergunakan, penumpang yang mengejar waktu untuk sampai ke daerah tujuan mengalami
kesulitan mengganti pesawat ataupun mensubtitusi dengan kendaraan lain.
Hal itulah yang mendorong kami ingin memperbaiki sistem transit yang ada pada
penerbangan.
Ruang Lingkup
Lingkup yang dianalasis adalah sistem penerbangan pada bagian transit. Transit yang
dimaksud mencakup : 1. Transit pada penerbangan satu maskapai yang sudah tertera keterangan
transit pada tiket penerbangannya. 2. Transit yang dibuat sendiri oleh penumpang pada

penerbangan berbeda maskapai.

Tujuan Proyek

-

Memberi alur yang jelas pada prosedur transit, untuk mengurangi kebingungan orang yang
pertama kali melakukan perjalanan transit.
Memberikan prosedur yang effisien dan mudah dilakukan oleh penumpang
Mengurangi penumpang tertinggal pesawat.

Analisis Masalah

4.1 Analisis Masalah
Tahap analisis masalah dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan dari sistem
yang sudah ada, kemudian akan dipaparkan pada diagram dan tabel supaya lebih mudah
dipahami untuk dianalisis. Diantaranya; WorkFlow Diagram, Business Process Diagram,
Fishbone/Ishikawa Diagram, dan Problem Statement (Matriks Permasalahan).
a. WorkFlow Diagram


Pada Sistem Transit yang ada sekarang;
Langkah 1 : Penumpang turun dari pesawat untuk transit.

Langkah 2 : Penumpang membawa tiket lama, mencari teller atau tempat penukaran tiket
Langkah 3 : Penumpang antri kemudian menukarkan tiket di teller mengganti tiket lama
dengan tiket baru
Langkah 4 : Penumpang mendapatkan tiket baru, kemudian mencari ruang tunggu
Langkah 5 : Tiket penumpang di cek oleh petugas airport tax sebelum masuk ruang tunggu
Langkah 6 : Penumpang menunggu keberangkatan pesawat di ruang tunggu.
Langkah 7 : Penumpang diperiksa oleh petugas boardingpass sebelum naik pesawat
Langkah 8 : Setelah Penumpang diperiksa, diperbolehkan masuk ke dalam pesawat.
Catatan: untuk segala bentuk ke tidak sesuaian pada tiket, penumpang masuk ke ruang
informasi lalu kemudian mendapatkan solusi.
b. Business Process Diagram

Proses
Penumpang turun

Keterangan
Proses pertama, yaitu penumpang turun dari

pesawat dan kemudian akan dipandu oleh
petunjuk arah.

Pemeriksaan (Airport tax)

Input: struk airport tax (PSC) yang belum
diperiksa
Output: struk airport tax (PSC) yang telah
diperiksa

Menunggu
Memberikan Instruksi

Pemeriksaan (boarding pass)

Proses disini yaitu pemeriksaan pembayaran
(airport tax) oleh pihak angkasa pura dengan
memberikan input struk airport tax dan
kemudian pihak bandara akan memverifikasi
struk tersebut apakah valid atau tidak. Jika

Struk valid, maka penumpang dapat masuk
ke ruang tunggu dan mendapatkan kembali
tiket yang telah diverifikasi sebagai output.
Penumpang menunggu untuk dipanggil dan
diarahkan keruang tunggu keberangkatan
pesawat.
Input: database jadwal keberangkatan
pesawat
Output: informasi kepada penumpang
Pihak angkasa pura memberikan instruksi
(informasi) kepada penumpang mengenai
keberangkatan pesawat sebagai outputnya
dan
kemudian
akan
mengarahkan
penumpang kemana ia harus menunggu
untuk keberangkatan pesawat.
Input: tiket pesawat
Output: tiket pesawat yang telah diperiksa

Penumpang melakukan pemeriksaan tiket
sebelum masuk kedalam pesawat. Jika tiket
yang diperiksa valid maka penumpang akan
diizikan masuk, jika tidak maka penumpang
perlu ke ruang informasi untuk menanyakan
keabsahan pada tiketnya.

c. Fishbone / Ishikawa Diagram

Kepala Permasalahan yang ada di sistem saat ini adalah Sistem transit pada
penerbangan belum terintegrasi dengan baik.
Adapun kategori penyebabnya dari segi Manusia, Metode, Mesin, dan Lingkungan.

d. Problem Statement (Matriks Permasalahan)

Tabel 1 – Tabel Problem Statement
Matriks Permasalahan Sistem Transit pada Penerbangan

Tingkat
Urgensi

2 Bulan

Visibilitas

Prioritas

High

1

Membuat sistem efisien.

6 Bulan

Low

3

Petunjuk arah yang kurang jelas


2 Minggu

High

1

Lama antrian pada penukaran tiket

5 Bulan

Med

2

Diadakan angkutan
khusus pemindah
barang automatis untuk
pengguna transit
Pembaharuan petunjuk
arah yang lebih mudah

dipahami.
Antrian dihilangkan,
dengan pembuatan tiket
fix yang tidak perlu
ditukar.

Malas Bertanya

1 Minggu

High

1

Tidak teliti mengecek tiket

1 Minggu

High


1

Kurang mendapatkan Informasi

2 Minggu

High

1

Tidak tersedia angkutan yang
dipersiapkan khusus transit jika
pindah terminal

6 Bulan

Med

2


Pesawat Delay
(Selain Masalah Cuaca)

2 tahun
(Teknis)

Low

3

Cuaca Buruk

-

Low

3

Masalah
Terlalu banyak prosedur yang
rumit
Memindahkan barang bawaan
secara manual

Metode

Manusia

Mesin

Lingkungan

Solusi

Penyediaan informasi
pada layar monitor
Penyediaan pengingat
pada layar monitor
Pengadaan brosur
prosedur transit di tiap
kursi penumpang
pesawat, diinformasikan
pramugari.
Pengadaan angkutan
khusus untuk membawa
penumpang sekaligus
barang bawaannya jika
transit pindah terminal.
Dialihkan penerbangan

Kembali Uang
penerbangan
selanjutnya.

4.2 Analisis Kebutuhan Sistem
a. Tabel Analisis: PIECES

Tabel 2 – Tabel Analisis
Kerangka Pieces pada Sistem Lama dan Sistem Baru

Kerangka PIECES

Performance
(kinerja)

Resiko
penumpang
gagal sampai tujuan
sangat tinggi karena
sistem
birokrasinya
rumit.

Resiko gagal sampai
tujuan dapat ditekan
karena proses yang
mudah. Proses transit
sama halnya dengan
proses
penerbangan
umum lainnya.
Dengan
adanya
penggunaan satu tiket,
maka penumpang tidak
perlu
repot
untuk
mencari dan menukar
tiket baru.

Penggantian
tiket
berarti mencetak tiket
baru yang tentunya
hanya
akan
membuang-buang
resource.
 Pemborosan
dalam
segi
operasional
karyawan,
karena
harus mempekerjakan
karyawan di lokasi
transit.
Kontrol akan semakin
susah jika tidak ada
pengarahan dari pihak
maskapai maupun pihak
angkasa
pura.
Penumpang bisa saja
tersesat saat mencari
lokasi penukaran tiket.


Control
(pengendalian)

Sistem baru

Informasi
mengenai
lokasi penukaran tiket
(transit)
membingungkan
penumpang
(kurang
jelas).

Information
(Informasi)

Economic
(Ekonomi)

Sistem lama

Maskapai tidak perlu
mencetak tiket yang
tidak
berguna
serta
mempekerjakan
karyawan
yang
seharusnya tidak perlu,
sehingga biaya bisa
dipangkas.

Kontrol
dapat
lebih
mudah
dengan
memberikan
petunjuk
arah yang jelas seperti
pada umumnya.

Kerangka PIECES

Efficiency
(efisiensi)

Service
(pelayanan)

Sistem lama

Sistem baru

Perlu
melakukan
penukaran tiket dengan
yang baru, Sehingga
akan menyita banyak
waktu.

Proses transit akan lebih
cepat
dan
Tidak
merepotkan Karena tiket
yang digunakan hanya
satu (fix).

Service
dapat
sulitnya
kontrol.

Penumpang tidak perlu
repot karena pelayanan
yang diberikan pihak
maskapai
maupun
angkasa
pura
memuaskan.

yang
buruk
menyebabkan
melakukan

b. Tabel Solusi Alternatif Candidate Matrix
Tahap

ini

dilalui

untuk

mencari

suatu

solusi

terbaik

untuk

menyelesaikan

permasalahan yang ada. Solusi yang terbaik akan dipilih dari beberapa alternatif solusi yang
telah diperoleh pada tahap – tahap sebelumnya. Analisa penentuan alternatif solusi yang
akan digunakan ditentukan dengan menggunakan Candidate System Matrix dan Feasibility
Matrix.

Identifikasi Alternatif Solusi

Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi disertai dengan perbandingan dari beberapa
alternatif solusi yang mungkin untuk diterapkan berdasarkan karakteristiknya masing –
masing. Ada dua alternatif solusi alternatif yang mungkin untuk diterapkan dalam sistem
transit pada penerbangan ini, yaitu:


Menggunakan cara manual dengan meningkatan alur jelas pada saat transit.
Penumpang tetap harus menyelesaikan administrasi menukar tiket lama dan mengganti
dengan tiket yang baru seperti halnya penumpang biasa yang akan naik pesawat hanya
saja disertai dengan peningkatan sistem administrasi baik dari segi efisiensi maupun
kenyamanan dalam hal alur seperti petunjuk arah.



Menggunakan sistem pencetakan tiket terpadu.
Penumpang bisa memesan pencetakan tiket fix dari daerah asal ke daerah tujuan yang
menggunakan transit meskipun berbeda maskapai. Sebelumnya, Maskapai telah bekerja

sama terlebih dahulu dalam hal ini. Penumpang yang turun dari pesawat pertama, tidak
harus lagi menukar tiket dan mengganti dengan yang baru. Cukup melihat nomor
penerbangan yang tertera tiket untuk kemudian menuju tempat ruang tunggu pada
pemberangkatan selanjutnya.

Perbandingan antara dua alternatif solusi yang ada akan lebih diperjelas dalam tabel
candidate system matrix. Sebagai catatan, tabel ini hanya menyajikan identifikasi dari
masing – masing alternatif solusi melalui karakteristik yang dimilikinya, tanpa memberikan
analisa dari efektifitas dan efisiensinya. Analisa dari alternatif solusi yang ada akan dibahas
dalam tabel feasibility matrix.
Berikut ini disajikan tabel candidate system matrix dari kedua alternatif solusi yang
mungkin untuk diterapkan dalam sistem transit pada penerbangan.

Tabel 3 – Tabel Solusi Candidat Alternatif
Karakteristik dari Solusi Kandidat Pertama dan Kandidat Kedua
Karakteristik
Tickets

Benefits

Kandidat 1

Kandidat 2

Tiket lama harus diganti dengan tiket

Tiket fix dari awal naik pesawat,

baru di bagian teller. Pemborosan

adapun keterangan transit sudah

bahan membuat tiket(kertas)

tertera pada tiket.

Penumpang tidak kebingungan dalam

Penumpang tidak akan

prosedur transit, control lebih mudah.

kebingungan dalam transit, Tidak
harus mengantri menukar tiket,
Biaya lebih murah, lebih cepat,
mengurangi karyawan yang
dipekerjakan pada bagian
penukaran tiket.

Loss

Tidak ada peningkatan pelayanan di

Tidak ada.

sisi penumpang, Resiko penumpang
gagal sampai tujuan tinggi karena
prosedur yang rumit,
Employee

Hardware

Karyawan pada teller untuk

Tidak diperlukan karyawan pada

penukaran tiket lama dengan yang

angkutan khusus dan karyawan

baru.

teller penukaran tiket.

Komputer workstation dengan

Sama dengan kandidat 1

spesifikasi minimal prosesor dengan

ditambahkan monitor LCD 30 inci

kecepatan 2GHz, memori 1GB,

yang dipasang disepanjang jalan

harddisk drive 200 GB

dimana orang akan melaluinya

Komputer server dengan spesifikasi

ketika transit.

minimal prosesor dengan kecepatan
4GHz, memori 16 GB, harddisk drive
1 PetaByte.
Software tools

Sistem manajemen database,

Sama dengan kandidat 1, dengan

needed

MySQL, Apache. Sistem manajemen

tambahan java dan gui yang

web.

membangun program dengan
format .exe untuk dashboard dan
informasi pada monitor-monitor

Application software

Belum ada

Aplikasi Web dan program yang
terintegrasi terhadap web.

Method of data

Penumpang(mencari tahu sendiri).

processing

Penumpang terintegrasi informasi
transit.

Input devices and

Mengambil dari database jadwal

implications

penerbangan, dan reservasi tiket

Sama dengan kandidat 1

Storage devices and

Harddisk drive dengan kapasitas 200

Harddisk drive dengan kapasitas

implications

GB.

400 GB.

OS

Windows 8

Windows 8

Analisa dan Perbandingan Alternatif Solusi
c. Tabel Solusi Alternatif Candidate Matrix
Analisa perbandingan dari alternatif solusi yang ada sangat diperlukan untuk membantu
dalam membuat keputusan alternatif solusi yang akan digunakan dalam sistem. Adapun
analisa perbandingan yang dilakukan mencakup empat macam uji kelayakan, yaitu:



Operational feasibility, mencakup seberapa jauh solusi yang digunakan dapat menjawab
kebutuhan, menyelesaikan permasalahan, dan meningkatkan performa dari sistem
pencetakan mahasiswa yang telah berjalan.



Technical feasibility, seberapa sesuai teknologi yang digunakan dengan kebutuhan dan
resource yang ada.



Economic feasibility, mencakup seberapa efisien sumber daya yang digunakan dalam
membangun dan mengoperasikan alternatif solusi.



Schedule feasibility,

mencakup seberapa tinggi atau mendesak tingkat kebutuhan dari

sistem apabila disesuaikan dengan jadwal pengerjaan sistem. Semakin mendesak maka
semakin tinggi nilai dari kandidat yang akan digunakan dalam hal ini.

Berikut ini adalah tabel feasibility matrix yang berisi perbandingan dari dua alternatif solusi
yang ada berdasarkan empat macam uji kelayakan yang telah disebutkan di atas.

Tabel 4 – Tabel Feasibility Matrix

Feasibility
Criteria
Operational
feasibility:

Bobot
35 %

- Functionality

Kandidat 1

Kandidat 2

Functionality:

Functionality:

Memudahkan penumpang dalam
menemukan lokasi penukaran tiket.

Memberikan kemudahan untuk
penumpang dengan penggunaan tiket
tunggal.

- Political

Political:

Political:
Penumpang akan lebih senang dengan
informasi danpelayanan jelas.

Penumpang tidak perlu repot lagi
dengan urusan tiket.

Score: 65
Score: 95

Feasibility
Criteria
Technical
feasibility:
- Technology

Bobot
25 %

Kandidat 1

Kandidat 2

Technology:

Technology:

Sistem yang ada ditambah alur
petunjuk yang jelas.

Sama informasi terpadu

- Expertise

Expertise:
Expertise:
Memerlukan banyak pegawai yang
dapat memberikan service yang baik

Sama dengan kandidat 1, akan tetapi
pegawai teller dikurangi karena
khusus transit tanpa tukar tiket.

Score: 50
Score: 80
Economic
feasibility:

35 %

Cost to develop:

Cost to develop:

+/- 100 juta rupiah

+/- 150 juta rupiah

Pay back period:

Pay back period:

+/- 5,5 tahun.

+/- 1.5 tahun.

Net present value:

Net present value:

+/- 5 rupiah.

+/- 25 juta rupiah

- Cost to
develop
- Pay back
period
- Net present
value
- Detailed
calculations

Detailed calculations:
Detailed calculations:
Lihat lampiran.
Lihat lampiran.

Score: 75
Score: 75
Schedule
feasibility

Ranking

5%

100 %

2 – 3 tahun

1,5 tahun

Score: 75

Score: 80

65,25

83,5

Bobot dari tiap feasibility criteria dalam tabel candidate system matrix, didasarkan pada
penekanan atau prioritas dari kebutuhan sistem. Segi ekonomis dan operasional mendapat
persentasi

paling

besar

karena

pengembangan sistem.

4.3 Perancangan Sistem Usulan

keduanya

merupakan

hal

yang

terpenting

dalam

Tahap ini adalah usulan terpilih yang akan dibangun menjadi sebuah sistem baru. Mekanisme
sistem yang diusulkan akan ditampilkan melalui beberapa diagram diantaranya; WorkFlow Diagram,
Business Process Diagram, DFD / use case Diagram, ERD (tabel struktur data), dan Perancangan -->
input, output, interface

a. WorkFlow Diagram

Pada Sistem Transit yang Diusulkan;
Langkah 1 : Penumpang turun dari pesawat untuk transit, kemudian diarahkan oleh petugas
Langkah 2 : Penumpang membawa tiket fix, tidak mengantri dan langsung ke tempat ruang
tunggu penerbangan selanjutnya.
Langkah 3 : Tiket penumpang di cek oleh petugas airport tax sebelum masuk ruang tunggu

Langkah 4 : Penumpang menunggu keberangkatan pesawat di ruang tunggu.
Langkah 5 : Penumpang diperiksa oleh petugas boardingpass sebelum naik pesawat
Langkah 6 : Setelah Penumpang diperiksa, diperbolehkan masuk ke dalam pesawat.
Catatan: untuk segala bentuk ke tidak sesuaian pada tiket, penumpang masuk ke ruang
informasi lalu kemudian mendapatkan solusi.

b. Business Process

Proses
Penumpang turun

Keterangan
Proses pertama, yaitu penumpang turun dari pesawat dan
kemudian akan dipandu oleh petunjuk arah. Jika penumpang
kelamaan atau karena sesuatu hal maka penumpang bisa
terancam gagal melanjutkan perjalanan. Pada proses inilah
yang menjadi problem dalam sistem transit dimana jika service
yang dilakukan oleh pihak angkasa pura maupun maskapai
tidak optimal.

Menukar tiket dengan
yang baru
Memproses tiket baru

Pemeriksaan (Airport tax)

Menunggu
Memberikan Instruksi

Pemeriksaan (boarding
pass)

Disini Penumpang menukar tiket yang lama dengan tiket yang
baru dengan memberikan tiket yang lama sebagai input untuk
teller pihak maskapai.
Input: tiket lama
Output: tiket baru
Pihak maskapai akan mencetak tiket yang baru untuk
penumpang dengan mengambil tiket yang lama dari
penumpang dan kemudian akan memprosesnya. Jika tiket yang
diberikan valid maka tiket yang baru akan dicetak, jika tidak
maka tiket tidak akan diproses.
Input: struk airport tax (PSC) yang belum diperiksa
Output: struk airport tax (PSC) yang telah diperiksa
Proses disini yaitu pemeriksaan pembayaran (airport tax) oleh
pihak angkasa pura dengan memberikan input struk airport tax
dan kemudian pihak bandara akan memverifikasi struk tersebut
apakah valid atau tidak. Jika Struk valid, maka penumpang
dapat masuk ke ruang tunggu dan mendapatkan kembali tiket
yang telah diverifikasi sebagai output.
Penumpang menunggu untuk dipanggil dan diarahkan keruang
tunggu keberangkatan pesawat.
Input: database jadwal keberangkatan pesawat
Output: informasi kepada penumpang
Pihak angkasa pura memberikan instruksi (informasi) kepada
penumpang mengenai keberangkatan pesawat sebagai
outputnya dan kemudian akan mengarahkan penumpang
kemana ia harus menunggu untuk keberangkatan pesawat.
Input: tiket pesawat
Output: tiket pesawat yang telah diperiksa
Penumpang melakukan pemeriksaan tiket sebelum masuk
kedalam pesawat. Jika tiket yang diperiksa valid maka
penumpang akan diizikan masuk, jika tidak maka penumpang
perlu ke ruang informasi untuk menanyakan jadwal pada
tiketnya.

c. DFD / use case

d. ERD (tabel struktur data)

Penumpang
No
1

Field Name
*noKTP

Type
Varchar

Length
16

2
3
4

namaPenumpang
telepon
Alamat

Varchar
Number
Varchar

30
10
30

Description
Merupakan no KTP untuk setiap
penumpang yang jenisnya primary key
Nama penumpang
No telepon untuk setiap penumpang
Alamat penumpang

Penerbangan
No
1

Field Name
*noPenerbangan

Type
Varchar

Length
6

2

namaPesawat

Varchar

10

Description
Merupakan no penerbangan untuk setiap
pesawat yang jenisnya primary key
Nama untuk setiap pesawat

3

namaPramugara/i

Varchar

30

4

namaPenumpang

Varchar

30

5

namaPilot

Varchar

30

Nama pramugara/i pada setiap
penerbangan pesawat
Nama penumpang pada setiap
penerbangan pesawat
Nama pilot pada setiap penerbangan
pesawat

AngkasaPura
No
1

Field Name
*kodePerusahaan

Type
Varchar

2

Length

2
3
4
5

namaPegawai
telepon
Alamat
maskapai

Varchar
Number
Varchar
Varchar

30
10
30
15

Description
Merupakan kode perusahaan pada setiap
cabang yang jenisnya primary key
Nama untuk setiap pegawai
No telepon
Alamat perusahaan
Nama untuk setiap maskapai

e. Perancangan --> input, output, interface

-

input

Proses input secara keseluruhan terjadi pada Sistem Pemesanan Tiket Penerbangan, maka
pada Sistem Transit ini hanya mengambil dari data yang sudah ada yaitu dari Sistem Pemesanan
Tiket Penerbangan dan dari Sistem Jadwal Penerbangan. Data master yang diambil adalah data
Penumpang, data Pesawat, data Maskapai, data AngkasaPura, dan data Bandara.
Input yang masuk untuk mengetahui transit dilihat dari jadwal penerbangan, karena tidak
semua penerbangan memerlukan transit. Misal dari kota asal A ingin ke kota tujuan D. Akan
tetapi tidak ada satu pesawat pun yang langsung menuju kota D. jadwal penerbangan hanya
mencantumkan kota A-B kemudian B-D, A-C kemudian C-D. Dengan demikian penumpang
harus memilih cara transit di salah satu kota yaitu kota B atau kota C. Maka hal tersebut menjadi
input penumpang bisa menggunakan sistem ini, ketika status transit aktif. Input selanjutnya
adalah penumpang memilih maskapai, dan kota transit. Semua input diambil dari data awal
penumpang ketika memesanan tiket.

-

output

Ada dua jenis tipe transit. Pertama transit pada penerbangan satu maskapai yang sudah
tertera keterangan transit pada tiket penerbangannya. Kedua Transit yang dibuat sendiri oleh
penumpang pada penerbangan berbeda maskapai (turun dari satu pesawat kemudian membeli
tiket baru dan naik pesawat yang lain).

Maka output yang ada pada Sistem ini adalah tiket terpadu, jika transit yang dilakukan
penumpang merupakan tipe 1. Maka penumpang akan mendapatkan satu tiket fix dengan rincian
yang jelas tentang harus melakukan transit yang tertera pada tiket. Tidak harus melakukan
pertukaran tiket lama diganti tiket baru.
Kemudian, jika transit yang dilakukan penumpang merupakan tipe 2. Maka penumpang
akan mendapatkan dua tiket berbeda maskapai, namun seolah-olah menjadi satu tiket fix dengan
rincian jelas termasuk no penerbangan selanjutnya. Tidak harus melakukan pembelian tiket baru
untuk naik pesawat yang berbeda.
c. Interface

Interface ketika Pemesanan Tiket diberikan tambahan Status Transit untuk usulan Sistem Transit,
Status dilihat dari penerbangan asal ke tujuan apakah memerlukan transit atau tidak. Jika memerlukan
transit maka statusnya aktif, jika tidak maka status transit tidak aktif.

Ketika status transit aktif, maka terlebih dahulu penumpang bisa memilih maskapai pertama.
Kemudian kota transit. Setelah kota transit dipilih penumpang bisa memilih maskapai yang berbeda atau
maskapai yang sama untuk penerbangan selanjutnya. Kemudian Cari Penerbangan. Sistem akan
menelusuri penerbangan yang tersedia kemudian menampilkannya, dan penumpang bisa memilih.
Ketika status transit tidak aktif maka hanya akan menampilkan maskapai pertama saja.
Kemudian Cari Penerbangan. Sistem akan menelusuri penerbangan yang tersedia kemudian
menampilkannya, dan penumpang bisa memilih.

Tiket transit Fix (2 penerbangan 1 tiket)

Dashboard pada monitor

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65