PERPUTARAN MODAL KERJA TINGKAT PERTUMBUH (1)

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, TINGKAT PERTUMBUHAN
PENJUALAN TERHADAP CURRENT RATIO PADA PERUSAHAAN ANEKA
INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2010-2013
Indyan Syahputra
090462201156
Akuntasi
Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRACT
This study aims to determine: 1) Is the Cash Turnover affect the Current
Ratio in Various Industries Company listed on the Stock Exchange the period
2010-2013, 2) Is the Inventory Turnover affect the Current Ratio in Various
Industries Company listed on the Stock Exchange from 2010 - 2013, 3) Is the
effect on Current Accounts Receivable Turnover Ratio in Various Industries
Company listed on the Stock Exchange the period from 2010 to 2013, 4) Is the
Sales Growth Rate affect the Company's Current Ratio on Various Industries is
listed on the Stock Exchange the period 2010-2013 and 5) Does Working
Capital Turnover, Sales Growth Rate Against the Current Ratio in Various
Industries Company listed on the Stock Exchange the period 2010-2013.
The population in this study is the Various Industries Company registered

in Indonesia Stock Exchange period 2010 - 2013 with a total population of 40
Company. The sample in this research is determined by purposive sampling. Of
the 40 companies, consists of 10 companies that meet the criteria for the
research sample data analysis using multiple linear regression analysis using
SPSS version 17.0 which consists of Classical Assumption Test, and Test
Hypothesis.
These results indicate that in partial Cash Turnover significant effect on
the Current Ratio. While Receivable Turnover, Inventory Turnover and Sales
Growth Rate does not significantly influence the Current Ratio. While
simultaneously variable Working Capital Turnover, Sales Growth Rate
significantly influential to the Current Ratio.
Keywords: Return on Equity, Return on Assets, Operating Cash Flow and Stock
Return.

Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

1

PENDAHULUAN
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban

jangka pendek nya secara tepat waktu (Irham Fahmi, 2012:65). Dan current
ratio adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek,
kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo
(Irham Fahmi,2012:66). Penggunaan rasio dalam menganalisis laporan
keuangan hanya mampu memberianalisa secara kasar. Karena perlu dukungan
analisa secara lebih komprehensif.
Modal kerja adalah modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan
operasi perusahaan (Kasmir, 2008 : 250). Modal kerja juga dapat diartikan
sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka
pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva
lancar lainnya. Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting
dalam perusahaan karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah
dan komposisi aktiva lancar dan bagaimana membiayai aktiva ini.
Semakin besar modal kerja yang dimiliki suatu perusahaan
mengindikasikan semakin baiklah kondisi perusahaan tersebut karena
perusahaan memiliki sumber daya yaitu aktiva lancar yang besar untuk
membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Namun keadaan ini
berbeda dengan perputaran modal kerja, modal kerja yang berlebih
menunjukkan perputaran modal kerja yang rendah yang disebabkan rendahnya
perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar yang

berarti adanya dana yang tidak produktif dan hal ini memberikan kerugian
karena dana yang tersedia tidak dipergunakan secara efektif dalam kegiatan
perusahaan.
Sebaliknya kekurangan modal kerja menunjukkan perputaran modal
kerja yang tinggi yang disebabkan tingginya perputaran persediaan, piutang
atau saldo kas yang terlalu kecil sehingga jumlah aktiva lancar tidak mampu
menutupi hutang lancar, hal inilah yang akan menimbulkan kerugian atau
hilangnya kesempatan untuk memperoleh laba karena perusahaan kekurangan
modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya.
Inilah yang menjadi pokok permasalahan bagi pihak manajemen selama ini,
seberapa besar sebaiknya modal kerja yang harus ditetapkan oleh perusahaan
dan bagaimana seharusnya perputaran modal kerja yang baik dalam suatu
perusahaan.
Dalam penetapan modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan
berbeda-beda, begitupun pula dengan perputaran modal kerja yang baik dalam
suatu perusahaan, salah satunya tergantung pada jenis perusahaan dan besar
kecilnya perusahaan itu sendiri. Kebijakan perusahaan dalam menetapkan
Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

2


jumlah modal kerja secara tepat akan menghasilkan keuntungan yang benarbenar diharapkan oleh perusahaan sedangkan akibat penetapan modal kerja
yang tidak tepat akan mengakibatkan kerugian. Kegiatan penetapan modal
kerja tersebut bersifat dinamis sehingga harus disesuaikan dengan
perkembangan perusahaan. Besarnya modal kerja suatu perusahaan
merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan perusahaan untuk
menyelesaikan masalah likuiditas.
Penjualan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan tunai dan
kredit yang disertai dengan persyaratan tertentu.Pada saat perusahaan menjual
barang dagangannya maka diperoleh pendapatan sejumlah yang dibebankan
kepada pembeli untuk barang dagangan yang diserahkan, dan itu merupakan
pendapatan bagi perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan tentunya akan
lebih menyukai transaksi penjualan yang dilakukan secara tunai karena akan
segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera digunakan untuk
mendatangkan pendapatan selanjutnya. Namun pada kenyataannya, penjualan
yang sering terjadi adalah penjualan kredit. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa alasan yaitu besarnya nilai penjualan sementara pembeli tidak
memiliki kecukupan kas dan ada juga yang memang dengan sengaja ingin
mengambil keuntungan dari penjualan kredit tersebut misalnya dengan
memanfaatkan diskon yang ditawarkan jika dapat membayar pada waktu yang

telah ditentukan. Disisi lain penjualan secara kredit juga akan menguntungkan
penjual karena akan memperluas pasar.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Perputaran Kas berpengaruh signifikan terhadap Current
Ratio pada perusahaan Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2013?
2. Apakah Perputaran Piutang berpengaruh signifikan terhadap Current
Ratio pada perusahaan Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2013
3. Apakah Perputaran Persedian berpengaruh signifikan terhadap
Current Ratio pada perusahaan Aneka Industri di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2013
4. Apakah Tingkat Pertumbuhan Penjualan berpengaruh signifikan
terhadap Current Ratio pada perusahaan Aneka Industri di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2013?
5. Apakah Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persedian
dan Tingkat Pertumbuhan Penjualan berpengaruh signifikan

Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)


3

terhadap Current Ratio pada perusahaan Aneka Industri di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2013
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Likuiditas
Menurut Subramanyam (2010 : 10) likuiditas merupakan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan kas dalam jangka pendek untuk memenuhi
kewajibannya dan bergantung pada arus kas perusahaan serta komponen asset
dan kewajiban lancarnya.
Menurut Munawir (2002 : 31) likuiditas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus dipenuhi,
atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih.
Likuiditas juga merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar, besarnya perbandingan atau rasio terbaik antara aktiva lancar dengan
hutang lancar adalah sekitar 2 : 1. Angka tersebut tidaklah mutlak, besarnya
ratio dapat ditentukan sesuai dengan jenis usaha dan kebijakan keuangan

masing-masing.

Rasio Likuiditas
Menurut Weston dalam bukunya Kasmir (2008 : 129) menyebutkan
bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi
utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.
Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah
jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan
usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang)
pada saat ditagih.
Adapun jenis-jenis rasio likuiditas yang dikemukakan oleh Kasmir (2008 :
134) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kemampuannya
yaitu:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio Lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

4

keseluruhan.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
3. Rasio cepat (Quick ratio) atau ratio sangat lancar (acid test ratio)
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang
jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa mempertimbangkan nilai
persediaan (inventory).
4. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas (cash ratio) merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang.
Beberapa rasio diatas yang digunakan untuk mengukur besarnya
likuiditas dalam penelitian ini yaitu dengn menggunakan current ratio.

Current ratio dihitung dengan rumus:

Modal Kerja
Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari
seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku atau
barang dagangan, membayar upah buruh dan gaji pegawai, dan biaya-biaya
lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai
operasi perusahaan tersebut, dan diharapkan akan dapat kembali lagi masuk
dalam perusahaan dalam jangka waktu pendek melalui hasil penjualan barang
dagangan atau hasil produksinya. Uang yang masuk yang bersumber dari hasil
penjualan barang, yang kemudian akan dikeluarkan kembali guna membiayai
operasi perusahaan selanjutnya, dengan kata lain uang atau dana tersebut
akan berputar secara terus menerus setiap periode sepanjang hidupnya
perusahaan.

Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja atau working capital turnover merupakan salah
satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan
selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama
suatu periode atau dalam suatu periode. Untuk mengukur rasio ini, kita

membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal
kerja rata-rata.
Dari hasil penelitian, apabila perputaran modal kerja yang rendah, dapat
diartikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Hal ini mungkin
Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

5

disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan atau piutang atau saldo
kas yang terlalu besar. Demikian pula sebaliknya jika perputaran modal kerja
tinggi, mungkin disebabkan tingginya perputaran persediaan atau perputaran
piutang atau saldo kas yang terlalu kecil.
Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah
sebagai berikut:

Perputaran Kas
Menurut Kasmir (2008 : 140) perputaran kas merupakan usaha untuk
mengukur tingkat ketersediaan kas dalam membayar tagihan (utang) dan
biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Tingkat perputaran kas
merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan

karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas dan
kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja. Dalam mengukur
tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam dalam
modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan.
Menurut Kasmir (2008 : 141), perputaran kas dalam satu periode dapat
dihitung dengan rumus:

Perputaran piutang
Menilai berhasil tidaknya kebijakan penjualan kredit suatu perusahaan
dapat dilakukan dengan cara melihat tingkat perputaran piutang.
Menurut Kasmir (2008) perputaran piutang merupakan usaha untuk
mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali
dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
Menurut Kasmir (2008 : 176) perputaran piutang dalam satu periode
dapat dihitung dengan rumus:

Perputaran persediaan
Menurut bringham (2004 : 97) perputaran persediaan merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam

Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

6

persediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode.
Perputaran persediaan dapat pula diartikan sebagai rasio yang
menunjukkan berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun.
Menurut bringham (2004 : 97) perputaran persediaan dalam satu
periode dapat dihitung dengan rumus:

Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode
masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan
datang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator permintaan dan daya
saing perusahaan dalam suatu industri. Laju pertumbuhan suatu perusahaan
akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam
menandai kesempatan-kesempatan pada masa yang akan datang.
Pertumbuhan penjualan tinggi,maka akan mencerminkan pendapatan
meningkat sehingga pembayaran deviden cenderung meningkat.
Secara keuangan tingkat pertumbuhan dapat ditentukan dengan
mendasarkan pada kemampuan keuangan perusahaan. Tingkat pertumbuhan
yang ditentukan dengan hanya melihat kemampuan keuangan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu tingkat pertumbuhan atas kekuatan sendiri dan tingkat
pertumbuhan berkesinambungan. Tingkat pertumbuhan atas kekuatan sendiri
merupakan tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai perusahaan
tanpa membutuhkan dana eksternal atau tingkatpertumbuhan yang hanya
dipicu
oleh
tambahan
atas
laba
ditahan.tingkat
pertumbuhan
berkesinambungan adahlah tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat
dicapai perusahaan tanpa melakukan pembiayaan modal tetapi dengan
memelihara perbandingan antara hutang dengan modal.
Swastha dan Handoko (2001), “Pertumbuhan atas penjualan merupakan
indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan atau jasa perusahaan
tersebut,dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat
digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan”. Berkaitan dengan
pertumbuhan penjualan, perusahaan harus mempunyai strategi yang tepat agar
dapat memenangkan pasar dengan menarik konsumen agar selalu memilih
produknya.untuk itu faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan harus benarbenar diperhatikan.dengan mengetahui faktor-faktor tersebut perusahaan akan
dapat menetapkan kebijaksanaan untuk mengantisipasi kondisi tersebut
sehingga perusahaan dapat menjual produk dalam jumlah besar dan volume
penjualan akan meningkat pula. Dengan meningkatnya laba perusahaan,maka
keuntungan yang diperoleh para investor akan meningkat.
Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

7

Menurut Huston dan Brigham (2006:260) berpendapat bahwa
perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh
lebih banyak pinjaman dan menangung beban tetap yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan dengan penjualannya yang tidak stabil. Home
dan Machowicz (2005) mengemukakan teori bahwa tingkat pertumbuhan
penjualan adalah hasil perbandingan antara selisih penjualan tahun berjalan
dan penjualan di tahun sebelumnya. Tingkat pertumbuhan penjualan dihitung
dengan rumus sebagai berikut:

Perputaran Kas (X1)

H1

Perputaran Piutang (X2)

H2

Perputaran Persediaan (X3)

H3

Tingkat Pertumbuhan
Penjualan (X4)

H4

LIKUIDITAS
(Rasio
Lancar)
(Y)

H5
Pengembangan Hioptesis
Pengaruh perputaran kas terhadap current ratio
Menurut Kasmir (2008 : 140) perputaran kas merupakan usaha untuk
mengukur tingkat ketersediaan kas dalam membayar tagihan (utang) dan
biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Tingkat perputaran kas
merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan
karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas dan
kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja. Dengan kata lain
semakin tinggi perputaran kas suatu perusahaan maka semakin efisian juga
tingkat penggunaan kas perusahaan tersebut untuk membayar hutang lancar
dalam jangka pendek.
Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

8

H1 : Di duga terdapat pengaruh Perputaran kas terhadap Current
Ratio
Pengaruh perputaran piutang terhadap current ratio
Menurut Supriyono (1986 : 71), piutang merupakan semua hak atau
klaim perusahaan untuk menerima sejumlah kas di masa yang akan datang
sebagai akibat kejadian pada masa lalu. Pengertian piutang seperti tersebut
diatas lebih sempit jika dibandingkan dengan pengertian piutang dalam bahasa
sehari-hari. Dalam bahasa sehari-hari pengertian piutang meliputi semua hak
atau klaim perusahaan untuk untuk menerima sejumlah kas, barang atau jasa
di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu.
H2 : Di duga terdapat pengaruh Perputaran Piutang terhadap Current
Ratio.
Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Current Ratio
Menurut Kasmir (2008 : 180) perputaran persediaan merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam
persediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode. Perputaran persediaan
dapat pula diartikan sebagai rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang
persediaan diganti dalam satu tahun. Persediaan sering kali merupakan bagian
aktiva lancar yang cukup besar. Persediaan merupakan investasi yang dibuat
untuk tujuan memperoleh pengembalian melalui penjualan kepada pelanggan.
Sebagian besar perusahaan mempertahankan tingkat persediaan tertentu. Jika
persediaan tidak cukup, volume penjualan akan turun di bawah tingkat yang
dapat dicapai. Sebaliknya, persediaan yang terlalu banyak menghadapkan
perusahaan pada biaya penyimpanan, asuransi, pajak, keusangan, dan
kerusakan fisik.
H3 : Di duga terdapat pengaruh Perputaran Persediaan terhadap
Current Ratio.
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan Terhadap Current Ratio
Menurut Brigham dan Houston (2004:260) berpendapat bahwa
perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh
lebih banyak pinjaman dan menangung beban tetap yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan dengan penjualannya yang tidak stabil.
H4 : Di duga terdapat pengaruh Tingkat Pertumbuhan terhadap
Current Ratio.
Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Tingkat Pertumbuhan
Penjualan Terhadap Current Ratio
Menurut fahmi (2012:100) perputaran modal kerja merupakan investasi
sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek kas, sekuritas,
persediaan dan piutang. Dalam rangka mewujudkan suatu konsep modal kerja
yang sesuai dengan pengharapan pihak perusahaan, maka harus diterapkan
Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

9

nya suatu ilmu manajemen yang bisa memberikan arah konsep sesuai yang
dimaksud dalam kaidah manajemen modal kerja. Cepat lambatnya perputaran
modal kerja mempengaruhi besar kecilnya jumlah modal kerja yang
diinvestasikan. Semakin cepat perputaran modal kerja menunjukkan semakin
efisien perusahaan menggunakan modal kerjanya, sehingga semakin besar
peluang perusahaan dalam mendapatkan laba atas dana yang ditanam
sehingga dapat meningkatkan likuiditas (current ratio). Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oktavia ( 2012) tentang Pengaruh Perputaran Modal Kerja
Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Makanan & Minuman Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia 2008-2009 menyatakan bahwa Perputaran modal kerja
atau working capital turnover merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau
menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Apabila
perputaran modal kerja yang rendah, dapat diartikan perusahaan sedang
kelebihan modal kerja. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya
perputaran persediaan atau piutang atau saldo kas yang terlalu besar. Demikian
pula sebaliknya jika perputaran modal kerja tinggi, mungkin disebabkan
tingginya perputaran persediaan atau perputaran piutang atau saldo kas yang
terlalu kecil.
H5 : Di duga terdapat pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang,
Perputaran Persedian dan Tingkat Pertumbuhan Penjualan terhadap
current ratio pada perusahaan Aneka Industri yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi Dan Sampel
Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa
orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang
berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang
berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2010-2013. Adapun perusahaan tersebut
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang
dianggap bias mewakili populasi. Penelitian ini menggunakan sampel yang
ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel dari populasi
berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Perusahaan Aneka Industri yang terdaftar di BEI selama periode 20102013.

Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

10

2. Laporan keuangan yang disajikan selama periode 2010 – 2013 dalam
Currency Rupiah (Rp).
3. Perusahaan tidak pernah rugi selama tahun 2010-2013.
METODE PENGUMPULAN DATA
Data yang dikumpul menggunakan studi dokumentasi yaitu
mengumpulkan data-data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan
serta informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Peneliti juga melakukan
penelitian kepustakaan dengan cara pengkajian dan pendalaman literaturliteratur, seperti buku, jurnal dan laporan penelitian yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
DEFINISI OPERASIONAL VARIABLE
Variabel – variable dalam penelitian ini menggunakan Empat (4) variable
bebas/indenpenden (X) yaitu, Perputaran kas, perputaran piutang, perputaran
persediaan, tingkat pertumbuhan penjualan dan 1 variable terikat/dependen (Y)
yaitu current ratio Masing-masing variabel penelitian secara operasional dapat
didefinisikan sebagai berikut :

Variable

Definisi

VARIABLE OPERASIONAL
Indikator

skal
a

Variabel
Dependen
(Y) current
ratio

Rasio untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
membayar
kewajiban
jangka
pendek

Rasio

Variabel
Independe
n (X1)
perputaran
kas

Rasio untuk
mengukur
tingkat
ketersediaan
kas dalam
membayar
tagihan
(utang)

Rasio

Variabel
Independe

Rasio untuk
mengukur

Rasio

Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

11

n (X2)
berapa lama
perputaran penagihan
piutang
piutang
selama satu
periode
Variabel
Independe
n (X3)
peputaran
persediaan

Rasio yang
digunakan
untuk
mengukur
berapa kali
dana yang
ditanam
dalam
persediaan

Rasio

Variable
Independe
n (X4)
Tingkat
Pertumbuh
an
penjualan

Tingkat
Pertumbuhan
Penjualan
untuk
perbandingan
selisih
penjualan
tahun
berjalan dan
penjualan di
tahun
sebelumnya

Rasio

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan populasi pada objek penelitian, diperoleh populasi sebanyak
40 data perusahaan. Berdasarkan kriteria maka didapat jumlah sampel
sebanyak 10 perusahaan selama periode 2010 - 2013 yang telah memenuhi
kriteria yang ditetapkan penulis.

Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

12

Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters

40
a,,b

Mean
Std. Deviation

Most Extreme Differences

.0000000
.48440618

Absolute

.145

Positive

.145

Negative

-.108

Kolmogorov-Smirnov Z

.916

Asymp. Sig. (2-tailed)

.370

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 0.916 dan signifikan pada 0.370. Nilai signifikansi
lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi
normal.

Grafik histogram pada gambar 4.2 menunjukkan pola distribusi normal karena
grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Data yang berdistribusi
normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik One-Sample KolmogorovSmirnov Test
.
Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

13

Ghozali (2009:112) menyatakan data normal dan tidak normal dapat
diuraikan sebagai berikut:
1.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola terdistribusi
normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal atau graik histogramnya, tidak menunjukkan pola
terdistribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Pada grafik PP Plots (gambar 4.1) terlihat titik-titik data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, yang menunjukkan
bahwa data berdistribusi normal.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi
Model summaryb

Model
1

R

R Square
.675a

Adjusted R
Square

.456

Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
.394

.51134

2.223

a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Piutang, Perputaran Kas,
Perputaran Persedian
b. Dependent Variable: Current Ratio

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 2.223. Nilai
ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi
Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

14

5%, jumlah sampel sebanyak 40 (n = 40) dan jumlah variabel independen
sebanyak 3 (k = 3), maka dari tabel statistik Durbin-Watson didapatkan nilai
batas bawah (DL) sebesar 1.2848 dan nilai batas atas (DU) sebesar 1.7209
Oleh karena itu, nilai (DW) lebih besar dari 1.7209 dan lebih kecil dari 4 –
1.7209 atau dapat dinyatakan bahwa 1.7209 < 2.2223 < 2.2791 (du < dw < 4
– du). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik
positif maupun negatif.
4.4

Pengujian Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model
1

Tolerance

VIF

(Constant)
Perputaran Kas

.940

1.064

Perputaran Piutang

.969

1.032

Perputaran Persedian

.899

1.113

Pertumbuhan Penjualan

.891

1.122

a. Dependent Variable: Current Ratio
Sumber : Output SPSS 17, diolah oleh penulis, 2014

Dari tabel 4.4 terlihat bahwa nilai VIF untuk Perputaran Kas 1.064, nilai
VIF untuk Perputaran Piutang 1.032, nilai VIF untuk Perputaran Persediaan
1.113, dan nilai VIF untuk Pertumbuhan Penjualan 1.122. Nilai tolerance untuk
Perputaran Kas 0.940, nilai tolerance untuk Perputaran Piutang 0.969, nilai
tolerance untuk Perputaran Persediaan 0.899, nilai tolerance untuk
Pertumbuhan Penjualan 0.891

Uji Heteroskedastisitas

Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

15

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)
Dari garfik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
Menurut Ghozali (2009) analisis dengan gafik plots memliki Kelemahan yang
cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting.
Semain sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterprestasikan hasil
garfik plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin
keakuratan hasil. Uji statistik yang di pakai dalam penelitian ini adalah uji
Sperman’s rho.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Sperman’s rho)
Correlations
Unstandardize Perputaran
d Residual
Kas
Spearman's
rho

Unstandardiz Correlation
ed Residual Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Perputaran
Kas

Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N

Perputaran
Piutang

Perputaran Pertumbuha
Persedian n Penjualan

1.000

-.292

.096

-.117

-.183

.

.068

.555

.473

.260

40

40

40

40

40

-.292

1.000

.264

.536**

.145

.068

.

.100

.000

.372

40

40

40

40

40

Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

16

Perputaran
Piutang

Correlation
Coefficient

.096

.264

1.000

.366*

.353*

Sig. (2-tailed)

.555

.100

.

.020

.026

40

40

40

40

40

-.117

**

*

1.000

.375*

N
Perputaran
Persedian

Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)

.366

.473

.000

.020

.

.017

40

40

40

40

40

-.183

.145

*

*

1.000

.260

.372

.026

.017

.

40

40

40

40

40

N
Pertumbuhan Correlation
Penjualan
Coefficient

.536

Sig. (2-tailed)
N

.353

.375

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Pengujian Hipotesis
Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression)
Untuk menguji hipotesis yang memperlihatkan pengaruh Perputaran
Modal Kerja, Tingkat Pertumbuhan Penjualan terhadap Current Ratio maka
digunakan analisis regresi berganda (multiple regression) dengan menggunakan
alat bantu SPSS 17 (Statistical Program for Social Science 17).
Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua
variable atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variable
dependen dengan variable independe
Hasil Analisis Regresi

Model
1

Unstandardized
Coefficients

Standardized
Coefficients

B

Beta

Std. Error

(Constant)

2.341

.185

Perputaran Kas

-.048

.010

.002

Perputaran Piutang
Perputaran Persedian
Pertumbuhan Penjualan

t

Sig.
12.644

.000

-.599

-4.656

.000

.011

.024

.186

.853

-.041

.022

-.245

-1.860

.071

.002

.003

.095

.721

.476

Berdasarkan tabel 4.7, maka didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 2.341 - 0.048X1 + 0.002X2 - 0.041X3 + 0.002X4 + ε
Keterangan :

Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

17

1. Nilai konstanta (a) sebesar 2.341 menunjukkan bahwa apabila variabel
independen bernilai 0 atau ditiadakan, maka nilai Current Ratio adalah
sebesar 2.341.
2. b1 sebesar -0.048 menunjukkan bahwa setiap penambahan Perputaran
Kas sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penurunan nilai Current Ratio
sebesar -0.048 dengan asumsi variabel lain tetap,
3. b2 sebesar 0.002 menunjukkan bahwa setiap penambahan Perputaran
Piutang sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penambahan nilai Current
Ratio sebesar 0.002 dengan asumsi variabel lain tetap,
4. b3 sebesar -0.041 menunjukkan bahwa setiap penambahan Perputaran
Persediaan sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh Penurunan Current
Ratio sebesar -0.041 dengan asumsi variabel lain tetap,
5. b4 sebesar 0.002 menunjukkan bahwa setiap penambahan Pertumbuhan
Penjualan sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh Penambahan Current
Ratio sebesar 0.002 dengan asumsi variabel lain tetap,
Pengujian Signifikan Simultan (Uji F)
Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

7.676

4

1.919

Residual

9.151

35

.261

16.827

39

Total

F

Sig.
7.339

.000a

a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Piutang, Perputaran Kas,
Perputaran Persedian

D

ari
uji
ANOVA atau F test pada tabel 4.8, diperoleh F-hitung sebesar 7.339 dengan
tingkat signifikansi 0.000, sedangkan F-tabel sebesar 2,64 dengan signifikansi
0,05.
Hal ini menujukan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persedian, Pertumbuhan
Penjualan berpengaruh secara simultan terhadap Current Ratio karena F-hitung
> F-tabel (7.339 > 2.64) dan nilai signifikansinya > 0.05 (0.000 < 0.05).
b. Dependent Variable: Current Ratio

Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

18

Pengujian Signifikan Parsial (Uji t)
Hasil Uji Partial (Uji t)

Model
1

Unstandardized
Coefficients

Standardized
Coefficients

B

Beta

Std. Error

(Constant)

2.341

.185

Perputaran Kas

-.048

.010

.002

Perputaran Piutang
Perputaran Persedian
Pertumbuhan Penjualan

t

Sig.
12.644

.000

-.599

-4.656

.000

.011

.024

.186

.853

-.041

.022

-.245

-1.860

.071

.002

.003

.095

.721

.476

Hasil pengujiian statistik uji t pada tabel 4.9 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Nilai t-hitung untuk variabel Perputaran Kas sebesar -4.656 sedangkan ttabel adalah 2.030 sehingga t-hitung > t-tabel (-4.656 > 2.030), maka H0
ditolak dan Ha diterima artinya Perputaran Kas secara individual
mempengaruhi Current Ratio. Signifikansi 0.000 menyimpulkan bahwa
signifikansinya < 0,05 (0.000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima,
artinya Perputaran Kas berpengaruh terhadap Current Ratio.
2) Nilai t-hitung untuk variabel Perputaran Piutang sebesar 0.186 sedangkan ttabel adalah 2.030 sehingga t-hitung < t-tabel (0.186 < 2.030), maka H0
diterima dan Ha ditolak artinya Perputaran Piutang secara individual tidak
mempengaruhi Current Ratio. Signifikansi 0.853 menyimpulkan bahwa
signifikansinya > 0,05 (0.853 > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak,
artinya Perputaran Piutang tidak berpengaruh terhadap Current Ratio.
3) Nilai t-hitung untuk variabel Perputaran Persedian sebesar -1.680
sedangkan t-tabel adalah 2.030 sehingga t-hitung < t-tabel (-1.680 <
2.030), maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya Perputaran Persediaan
secara individual tidak mempengaruhi Current Ratio. Signifikansi 0.071
menyimpulkan bahwa signifikansinya > 0,05 (0.071 > 0,05), maka H0
diterima dan Ha ditolak, artinya Perputaran Persediaan tidak berpengaruh
terhadap Current Ratio.
4) Nilai t-hitung untuk variabel Pertumbuhan Penjualan sebesar 0.721
sedangkan t-tabel adalah 2.030 sehingga t-hitung < t-tabel (0.721 <
2.030), maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya Pertumbuhan Penjualan
secara individual tidak mempengaruhi Current Ratio. Signifikansi 0.476
menyimpulkan bahwa signifikansinya > 0,05 (0.476 > 0,05), maka H0
Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

19

diterima dan Ha ditolak, artinya Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh
terhadap Current Ratio.
Uji Koefesien Determinasi (R2)
Hasil Koofisien Determinasi (R2)
Model Summaryb

Model
1

R

Std. Error of the
Adjusted R Square Estimate

R Square
.675a

.456

.394

.51134

Durbin-Watson
2.223

a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Piutang, Perputaran Kas, Perputaran
Persedian
b. Dependent Variable: Current Ratio

Dari hasil tabel 4.10, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan,
dimana nilai Adjusted R Square sebesar 0,394 yang menunjukkan bahwa
korelasi atau hubungan antara Current Ratio yang diukur dari (variabel
dependen) dengan Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persedian
dan Pertumbuhan Penjualan (variabel independen) mempunyai tingkat
hubungan yang kurang kuat yaitu sebesar 39,4%.
Nilai R-square dari tabel di atas adalah sebesar 0,456. Ini berarti bahwa variasi
dari variabel independen (Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran
Persedian dan Pertumbuhan Penjualan) hanya mampu menjelaskan variasi
variabel dependen (Current Ratio) sebesar 45.6%. Sisanya, sebesar 54.4%
dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F tingkat
signifikansi α = 5% menunjukkan hasil uji F test pada tabel 4.8 bahwa nilai Fhitung sebesar 7.339 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. dicari dengan
jumlah sampel (n) = 40; jumlah variabel (k) = 4; tingkat signifikansi α = 5%;
degree of freedom df1 = k = 4 dan df2 = n-k-1 = 40-4-1 = 35. Dari data
tersebut diperoleh nilai –F tabel sebesar 2.64 (taraf signifikansi α =5%).
Berdasarkan hasil tersebut F-hitung > F-tabel (7.339 > 2.64) maka H0 ditolak,
artinya secara simultan diketahui bahwa variabel Perputaran Kas, Perputaran
Piutang, Perputaran Persedian dan Pertumbuhan Penjualan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Current Ratio pada perusahaan aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 96%.
Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Perputaran Kas
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Current Ratio. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut menyatakan bahwa thitung sebesar -4.656 dan t-tabel untuk df = n-k-1 (40-4-1) dan α = 5 %
Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

20

diketahui sebesar 2.030. Dengan demikian nilai t-hitung lebih besar dari nilai ttabel (-4.656 > 2.030) dan nilai signifikansi sebesar 0.000 (lebih kecil dari 0,05)
artinya Ho ditolak, bahwa secara parsial Perputaran Kas mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Current Ratio pada Perusahaan Aneka Industri yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Erlangga (2011) yang menunjukkan bahwa
Perputaran Kas secara parsial tidak berpengaruh terhadap Current Ratio.
Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Perputaran
Piutang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Current Ratio. Hal
ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut menyatakan
bahwa t-hitung sebesar 0.186 dan t-tabel untuk df = n-k-1 (40-4-1) dan α = 5
% diketahui sebesar 2.030. Dengan demikian nilai t-hitung lebih kecil dari nilai
t- tabel (0.186 < 2.028) dan nilai signifikansi sebesar 0.853 (lebih besar dari
0,05) artinya Ho diterima, bahwa secara parsial Perputaran Piutang tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Current Ratio pada Perusahaan
Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nabila (2012). Yang menunjukan
bahwa Perputaran Piutang berpengaruh signifikan terhadap Current Ratio. Hal
ini mungkin disebabkan periode dan jumlah sampel yang digunakan berbeda
dengan penelitiaan terdahulu.
Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Perputaran
Persediaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Current Ratio.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut
menyatakan bahwa t-hitung sebesar -1.860 dan t-tabel untuk df = n-k-1 (40-41) dan α = 5 % diketahui sebesar 2.030. Dengan demikian nilai t-hitung lebih
kecil dari nilai t- tabel (-1.860 < 2.030) dan nilai signifikansi sebesar 0.071
(lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima, bahwa secara parsial Perputaran
Persediaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Current Ratio
pada Perusahaan Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erlangga (2011).
Hal ini mungkin terjadi karena bedanya objek penelitiaan dan periode yang
digunakan oleh peneliti.
Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Pertumbuhan
Penjualan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Current Ratio.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut
menyatakan bahwa t-hitung sebesar 0.721 dan t-tabel untuk df = n-k-1 (40-41) dan α = 5 % diketahui sebesar 2.030. Dengan demikian nilai t-hitung lebih
kecil dari nilai t- tabel (0.721 < 2.030) dan nilai signifikansi sebesar 0.476 (lebih
besar dari 0,05) artinya Ho diterima, bahwa secara parsial Pertumbuhan
Penjualan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Current Ratio
Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

21

pada Perusahaan Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktianda (2010).
Hal ini mungkin terjadi karena bedanya objek penelitiaan dan periode yang
digunakan oleh peneliti.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Penelitian
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan yang
telah dikemukakan dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian H1 menunjukan bahwa Perputaran Kas
berpengaruh terhadap Current Ratio pada perusahaan aneka industri
yang terdaftar di BEI 2010 - 2013
2. Berdasarkan hasil pengujian H2 menunjukan bahwa Perputaran Piutang
tidak berpengaruh terhadap Current Ratio pada perusahaan aneka
industri yang terdaftar di BEI 2010 - 2013
3. Berdasarkan hasil pengujian H3 menunjukan bahwa Perputaran
Persediaan tidak berpengaruh terhadap Current Ratio pada perusahaan
aneka industri yang terdaftar di BEI 2010 - 2013
4. Berdasarkan hasil pengujian H3 menunjukan bahwa Pertumbuhan
Penjualan tidak berpengaruh terhadap Current Ratio pada perusahaan
aneka industri yang terdaftar di BEI 2010 - 2013
5. Berdasarkan hasil pengujian H4 menunjukan bahwa Perputaran Kas,
Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan Pertumbuhan Penjualan
secara bersama-sama berpengaruh terhadap Current Ratio pada
perusahaan aneka industri yang terdaftar di BEI 2010 - 2013
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan baik dari jumlah sampel
yang digunakan, periode penelitian, maupun faktor-faktor yang diteliti.
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya
menganalisis perusahaan aneka industri dengan jumlah seluruh
perusahaan sebanyak 40 perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 10
perusahaan.
2. Peride penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun
2010 s/d 2013.
3. Penulis melakukan pengamatan terhadap Current Ratio hanya dengan
menggunakan perputaran kas, perputaran piutang, perputaran
persediaan dan pertumbuhan penjualan dengan mengabaikan faktorfaktor lain yang dapat mempengaruhi current ratio.

Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

22

Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian
ini bagi perusahaan, investor dan calon investor dan bagi penelitian
selanjutnya.
1. Bagi Perusahaan
Perusahaan disarankan untuk menggunakan rasio keuangan yang
berpengaruh terhadap profitabilitas sebagai bahan pertimbangan dalam
memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan
dalam mengukur kinerja perusahaan.
2. Bagi Investor dan Calon Investor
Investor atau calon investor disarankan untuk melakukan analisis
terhadap rasio keuangan terutama rasio-rasio keuangan yang berkaitan
dengan profitabilitas karena besarnya profitabilitas yang diperoleh
perusahaan akan menentukan besarnya pengembalian atas asset yang
dilakukan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang
lebih banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai
sektor dan memperpanjang periode penelitian.
b. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel
independen yang masih berbasis pada laporan keuangan selain yang
digunakan dalam penelitian ini dengan tetap berlandaskan pada
penelitian-penelitian sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F. and Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
Edisi 11. Erlangga : Jakarta.
Fahmi, Irham. 2012. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Bandung: Alfabeta
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat6e dengan Progam SPSS.
Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasan, M Iqbal, 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, Bumi Aksara,
Jakarta
Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT. Rajagrafindo
Persada, Jakarta.
Munawir, S, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Edisi ke Empat, Cetakan ke Empat
Belas, Liberty, Yogyakarta.
Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

23

Syahputra, Erlangga. 2011. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Current

Ratio Pada Perusahaan Real Estate dan Properti Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2007-2009. Jurnal. Universitas Sumatra Utara
Andina, Nabila. 2012. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan, Perputaran
Piutang Terhadap Current Ratio Pada Perusahaan Makanan dan Niuman
Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2010.
Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz, Jr.2009. Fundamentals of
Financial Management. Buku Satu Edisi Dua Belas. Jakarta: Salemba
Empat.
Sianturi , Asri , Lamriama, 2009. Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap

Likuiditas Pada Perusahaan Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
Silalahi Ade , Oktavia , 2012. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Likuiditas Pada
Perusahaan Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Swastha, Basu D.H. dan Hani Handoko, 2000. Manajemen Pemasaran : Analisa
Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, BPFE –Yogyakarta,
Yogyakarta
Swimimerta. 2010. Pengaruh Perputaran Kas dan Piutang Terhadap Likuiditas

Pada Perusahaan Otomotif Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 20062008
Supriyono, RA dan Suparwoto L, 1986. Pengantar Akuntansi Rekening-Rekening
Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Wild, Jhon J, Subramanyam, K R dan Halsey Robert. F, 2010. Financial
Statement Analysis, Edisi ke Sepuluh, Buku Satu, Diterjemahkan oleh
Dewi Yanti, Salemba Empat, Jakarta.
www.idx.co.id

Jurnal Akuntansi UMRAH Saputra Alinata (090462201321)

24