ASET TAK BERWUJUD ias (2)

ASET TAK BERWUJUD

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 8
DELLA DAMARA RAHAYU

(1613130)

GRACIELLA A.M BAKKER

(16.13133)

ANASTHASIA DERBY

(16.13146)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR

2018


A.Pengertian Aktiva
FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut:
Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a
perticular entity as a result of past transactions or events.
(Aset adalah manfaat ekonomi masa datang yang cukup pasti atau diperoleh atau
dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu.)
Dengan makna yang sama, IASC mendefinisi aset sebagai berikut:
An assets is resource controlled by the enterprise as a result of past events and
from which future economic benefits are expected to flow to the enterprise.
Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting Standard
Board (AASB) mendefinisi aset sebagai berikut:
Assets are service potential or future economic benefits controlled by the
reporting entity as a result of past transaction or other past events.
Definisi FASB dan AASB cukup dibanding definisi yang lain luas karena aset
dinilai mempunyai sifat sebagai manfaat ekonomik (economic benefits) dan bukan
sebagai sumber ekonomik (resources) karena manfaat ekonomik tidak membatasi
bentuk atau jenis sumber ekonomik yang dapat dimasukkan sebagai aset.
AKTIVA ATAU ASSET adalah semua harta atau kekayaan yg dimiliki perusahaan
. Kekayaan yang dimiliki perusahaan tentu jumlahnya cukup banyak, oleh karena
aktiva dapat dikelompokan lagi kedalam pos-pos seperti berikut ini .

1.

Aktiva Lancar (Current Asset) adalah harta yang berupa uang tunai, yang
cepat menjadi uang atau yang cepat menjadi biaya dalam waktu kurang dari
satu tahun.

Contoh :
-Kas
-Surat surat berharga
-Piutang Dagang
-Piutang wesel
-Persediaan barang dagang
–Pendapatan yang masih harus di tagih
–Biaya dibayar dimuka :
a.Sewa dibayar dimuka
b.Iklan dibayar dimuka
c.Assuransi dibayar dimuka
2.

Aktiva Tetap adalah harta yg dimiliki oleh perusahan yang dapat dipakai

lebih dari setahun.

Aktiva tetap ada 3 macam :
a. Investasi jangka panjang
-Investasi dalam saham
– Investasi dalam obligasi
b. Aktiva tetap berwujud
–Tanah-Gedung/Bangunan

-Mesin-Peralatan
-Truk Pengangkutan
C. Aktiva tak berwujud
–Goodwill
-Patent
-Merk dagang
B.

Karakteristik Aktiva

Karakteristik aktiva berkaitan dengan kriteria yang dapat digunakan untuk

menentukan apakah transaksi tertentu diakui sebagai elemen aktiva dalam laporan
keuangan. Karakteristik tersebut berhubungan dengan definisi aktiva.
Karakteristik umum aktiva sebagai berikut :
1. Adanya karakteristik manfaat dimasa mendatang
2. Adanya pengorbanan ekonomi untuk memperoleh aktiva
3. Berkaitan dengan entitas tertentu
4. Menunjukkan proses akuntansi
5. Berkaitan dengan dimensi waktu
6. Berkaitan dengan karakteristik keterukuran
FASB mendefinisikan aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi
dimasa
mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai
akibat
transaksi atau peristiwa masa lalu.

Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa definisi aktiva memiliki 3 karakteristik
utama:
1.

Memiliki Manfaat Ekonomi Dimasa Mendatang


Sesuatu dikatakan sebagai aktiva apabila memiliki manfaat atau potensi jasa yang
cukup pasti dimasa mendatang. Artinya sesuatu tersebut memiliki kemampuan
baik secara individu maupun bersama-sama dengan aktiva lain untuk
menghasilkan aliran kas masuk dimasa mendatang, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
SFAC No 6 menyebutkan bahwa manfaat ekonomi merupakan esensi sebenarnya
dari aktiva. Artinya aktiva harus memiliki kemampuan bagi suatu entitas untuk
ditukar dengan sesuatu yang lain yang memiliki nilai, atau digunakan untuk
menghasilkan sesuatu yang bernilai atau digunakan untuk melunasi hutang. Jadi
manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada aktiva merupakan potensi
dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak
langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Manfaat ekonomi masa
mendatang dapat juga berhubungan dengan sumber-sumber ekonomi. Ada dua
karakteristik utama yang dapat digunakan untuk menunjukkan sumber-sumber
ekonomi yaitu kelangkaan dan kemanfaatan. APB dalam statement No 4
memberikan contoh sumber ekonomi perusahaan sebagai berikut:
1.

Sumber-sumber ekonomi yang produktif


1. Bahan baku, tanah, peralatan, paten, dan sumber-sumber lain yang digunakan
dalam produksi.
2. Hak kontrak untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi milik unit usaha lain
seperti hak guna bangunan dsb.
1.

Produk yaitu barang yang siap untuk dijual/ barang yang masih dalam
proses produksi.

2.

Uang

3.

Klaim untuk menerima uang

4.


Hak pemilikan pada perusahaan lain

Dikuasai Oleh Suatu Unit Usaha Sesuatu dapat dikatakan sebagai aktiva bila unit
usaha tertentu dapat menggunakan manfaat aktiva tersebut dan menguasainya
sehingga dapat mengendalikan akses pihak lain terhadap aktiva tersebut. Jadi
penguasaan terhadap suatu manfaat merupakan faktor yang sangat penting agar
suatu unit usaha dapat menghalangi akses pihak lain terhadap pemakaian aktiva.
Penguasaan dan pengendalian terhadap suatu ativa dapat diperoleh suatu unit
usaha melalui pembelian, pemberian, Penemuan, perjanjian, produksi, penjualan,
dan pertukaran. Perlu diperhatikan bahwa pemilikan bukan merupakan kriteria
utama untuk mengakui suatu aktiva. Pemilikan umumnya dibuktikan dengan
dokumen-dokumen yang sah menurut hukum terhadap suatu barang. Hal ini
disebabkan akuntansi tidak memusatkan pada masalah hukum. Akuntansi lebih
memusatkan pada substansi ekonomi suatu transaksi yang mempengaruhi posisi
keuangan/ hasil usaha suatu perusahaan. Pemilikan hanya merupakan karakteristik
pendukung untuk mengakui aktiva karena ada hak yuridis yang pasti untuk
menguasainya. Bentuk fisik bukan faktor penentu dari aktiva
1 Hasil Dari Transaksi Masa Lalu
Suatu unit usaha dapat mengakui suatu aktiva apabila telah terjadi transaksi atau
peristiwa lain yang menyebabkan suatu entitas memiliki hak atau pengendalian

terhadap manfaat dari aktiva tersebut. Meskipun definisi FASB tersebut dapat
diterima secara umum, banyak kritik yang ditujukan. Hal ini disebabkan dalam
definisinya, FASB mengabaikan faktor exchangeability. Mac Neal mengatakan
bahwa suatu barang kehilangan faktor exchangeability berarti kehilangan nilai
ekonomi karena pembelian atau penjualannya tidak memungkinkan untuk
dilakukan sehingga tidak ada nilai pasar yang melekat padabarang tersebut.
Meskipun demikian, FASB menolak ise tersebut karena pada dasarnya manfaat
dari suatu aktiva tidak terbatas pada unsur dapat saling dipertukarkan.
1. Mengukur dan Menentukan Kos Aset pada saat perolehan

KOS : Jumlah rupiah yang disepakati untuk barang dan jasa yang diperoleh atau
untuk surat surat berharga yang diterbitkan dalam transaksi keuangan antara dua
pihak yang bebas (independen)
Dalam transaksi tunai, kos ditentukan berdasarkan jumlah rupiah tunai pada saat
trasaksi, dalam transaksi kredit, kos ditetukan berdasarkan jumlah rupiah tunai
yang disepakati seandainya transaksi kredit tersebut dilakukan secara tunai
(implied cash cost)
Bila penghargaan (jumlah rupiah yang disepakati) tidakk berupa kas tetapi berupa
barang atau surat berharga yang nilainya tidak dapat ditentukan secara pasti, dasar
pengukurannya adalah jumlah rupiah setara tunai (cash equivalent) barang atau

surat berharga yang terlibat (yang diserahkan) dalam transaksi tersebut.
Standar/norma akuntnasi tentang kos berlaku untuk pasiva maupun untuk aktiva,
jumlah rupiah sebagai dasar untuk mencatat pertama kali utang atau modal adalah
jumlah rupiah tunai atau setara tunai (dalam hal transaksi nonkas) yang
ditanamkan atau disetor, bukannya jumlah nominal utang pada saat jatuh tempo
atau jumlah nilai nominal modal.
TAHAPAN PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP KOS :
1.

Pengukuran, pengakuan dan pengklasifikasian pertama kali pada saat
terjadinya

2.

Pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran proses pemecahan
dan penggabungan untuk kepentingan intern

3.

Pembebanan terhadap pendapatan untuk periode berjalan atau periode

yang akan datang

KOS = Jumlah rupiah kesepakatan = Q (kuantitas) x P (harga satuan)
Aktiva MONETER (kas, surat berharga dan piutang) kedudukannnya sebagai kos
tidak berbeda dengan aktiva lainnya sebagai suatu potensi jasa untuk
menghasilkan.

Dasar pengukuran kos : Jumlah rupiah uang tunai yang seharusnya dibayarkan
pada saat transaksi.
TRANSAKSI KHUSUS / ISTIMEWA :
1.

Barang/jasa bersifat khusus / nonstandar : harga yang disepakati dalam
tawar menawar yang bebas antara dua pihak yang berdiri sendiri.

2.

Transaksi sepihak : harga yang terjadi ddapat diterijma begitu saja sebagai
pengukur kos


3.

Transaksi nonkas : jumlah rupiah uang tunai yang akan diperoleh
seandainya barang atau kekayaan itu dijual dulu secara tunai kepada umum.

4.

Saham sebagai penghargaan : Jumlah rupiah uang tunai yang akan
diterima oleh perusahaan seandainya perusahaan menerbitkan saham yang
digunakan untuk penghargaan di atas.

5.

Penentuan kos dalam reorganisasi : didasarkan atas keadaan seakan-akan
perusahaan baru berdiri.

6.

Hadiah/hibah : nilai tunai implisitnya

7.

Temuan (mis: exploitasi sumber alam): jumlah rupiah uang tunai yang
pasti diperlukan untuk memperoleh sumber alam atau teknik pemrosesan
tersebut seandainya sumber tersebut sudah dalam keadaan siap pakai atau
dalam status siap dipasarkan atau dikomersialkan.

KOS DALAM TRANSAKSI KREDIT
1.

Potongan tunai & keringanan : harga tunai netto (net cash priced)

2.

Pembelian kredit dengan kontrak utang : jumlah rupiah uang yang akan
diperoleh bila surat tanda utang yang dipakai untuk pembelian tersebut
ditunaikan.

KOS HIPOTESIS :
Jumlah rupiah yang timbul bukan karena transaksi yang pasti dan jelas dan oleh
karenanya tidak mempunyai dasar penentuan kos yang objektif dan dapat diterima
umum.

Bunga hipotesis : dikurangkan terhadap pendapatan, alasannya :
1.

bunga adalah merupakan biaya produksi, maka harus dikurangkan
terhadap pendapatan untuk menghitung laba bersih

2.

pengakuan faktor bunga hipotesis sangat penting dalam pengambilan
keputusan dan perumusan kebijakan yang bersangkutan dengan operasi
perusahaan

KONSEP PENILAIAN AKTIVA :
Nilai keluaran : dasar penilaian ini digunakan jika aliran dana dapat diukur dengan
cukup pasti atau jelas
Nilai masukan : dasar penilaian ini digunakan jika aliran dana dapat diukur
dengan cukup pasti atau jelas
HUBUNGAN DASAR PENILAIAN DAN TRANSAKSI PERTUKARAN
DALAM UNIT USAHA :

NILAI KELUARAN (EXCHANGE OUTPUT VALUES) :
Didasarkan atas jumlah rupiah atau penghargaan lainnya (nonkas) yang diterima
suatu unit usaha apabila suatu aktiva atau potensi jasa akhirnya keluar dari
kesatuan usaha karena suatu pertukaran.
Dasar penilaiannya :
1.

Penerimaan kas atau potensi jasa di masa mendatang
diskontoan (discounted future cash receipts/service

potentials)
Digunakan jika : harapan penerimaan kas atau setaranya cukup pasti dan senggang
waktu sampai penerimaan cukup panjang tapi saat atau tanggal penerimaan pasti.

Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : investasi dalam obligasi,
piutang wesel jangka panjang, dan deposito berjangka.
1.

Harga jual sekarang (Current output price)

Digunakan jika : harga jual pada saat pelaporan mencerminkan harga di masa
mendatang bila pos bersangkutan keluar dari unit usaha.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : surat berharga dan beberapa
jenis persediaan barang tertentu.
1.

Nilai setara Tunai (Current cash equivalent)

Nilai ini menunjukkan jumlah rupiah kas yang dapat direalisasi dengan cara
menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan yang normal.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : pos-pos aktiva berwujud.
1.

Nilai Likuidasi (Liquidation Values)

Digunakan jika : unit usaha kemungkinan besar tidak akan dapat menjual produk
atau aktiva dalam saluran penjualan yang normal, syaratnya :
1.

bila produk /potensi jasa lainnya telah berkurang manfaat normalnya,
usang, atau tidak laku lagi dipasarkan.

2.

Bila unit usaha merencanakan untuk menutup usaha dalam waktu dekat
sehingga tidak dapat menjual seluruh potensi jasa unit usaha dalam pasar
yang normal

NILAI MASUKAN (EXCHANGE INPUT VALUES) :
Didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan /dikorbankan untuk
memperoleh aktiva atau objek jasa tertentu yang menjadi masukan dalam unit
usaha.
Dasar penilaiannya :
1. Kos Historis (Historical Costs)
Kos menunjukkan harga pertukaran pada saat terjadinya.

Keunggulan : dapat diuji (verifiable), dapat diandalkan (reliable)
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : pos-pos aktiva tetap
berwujud.
2. Kos masukan sekarang (Current input costs)
Digunakan jika : ada bukti pendukung yang kuat untuk verifikasi.
Istilah lain : kos ganti (replacement cost)
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : persediaan barang dan aktiva
lainnya.
3.

Kos masa mendatang diskontoan (discounted future costs)

Nilai ini menunjukkan nilai sekarang pengorbanan ekonomik di masa mendatang
seandainya potensi jasa tertentu tidak diperoleh/dibeli sekaligus pada saat
sekarang.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : pos-pos aktiva berwujud.
4. Kos standar (Standar costs)
Digunakan jika : jika kos tersebut menggambarkan kos pada saat sekarang dalam
kondisi perusahaan yang normal, yaitu pada tingkat efisiensi dan kapasitas yang
normal.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : fasilitas fisik yang dibangun
sendiri.
1.

Menyebutkan dan menjelaskan berbagai dasar atau atribut penilaian
asset.

Di dalam akuntansi, istilah pengukuran dan penilaian sering tidak dibedakan
karena adanya asumsi bahwa akuntansi menggunakan unit moneter untuk
mengukur makna ekonomik (economic attribute) suatu objek, pos, atau elemen.

Pengukuran biasanya digunakan dalam akuntansi untuk menunjuk proses
penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat untuk objek pada saat pemerolehan.
Penilaian biasanya digunakan untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah
yang harus dilekatkan pada tiap elemen atau pos statemen keuangan pada saat
penyajian.
Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi atribut pos-pos aset yang
berpaut dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian
yang sesuai. Sedangkan tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang dapat membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat, dan
ketidakpastian aliran kas bersih ke badan usaha. Singkatnya, tujuan penilaian aset
harus berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan.
FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi
berkaitan dengan aset, dasar penilaian menurut FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat
diringkas sebagai berikut:
a. Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan
kebanyakan sediaan dilaporkan atas dasar kos* historisnya yaitu jumlah rupiah
kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos historis ini
tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi atau
diamortisasi.
b. Current (replacement) cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang
atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang harus dikorbankan
kalau aset tertentu diperoleh sekarang.
c. Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan
atas dasar nilai pasar sekarang yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat
diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset tersebut dalam kondisi perusahaan
yang normal (tidak akan dilikuidasi). Nilai pasar sekarang juga digunakan untuk
aset yang kemungkinan akan laku dijual dibawah nilai bukunya.

d. Net realizable value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan barang
disajikan sebesar nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya
yang akan diterima (tanpa didiskun) dari aset tersebut dikurangi dengan
pengorbanan (kos) yang diperlukan untuk mengkonversi aset tersebut menjadi kas
atau setaranya.
e. Present (or discounted) value of future cash flows. Piutang dan investasi jangka
panjang disjikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang
sampai piutang terlunasi (dengan tarif diskun implisit) dikurangi dengan
tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut.
KOS DALAM TRANSAKSI KREDIT
1.

Potongan tunai & keringanan : harga tunai netto (net cash priced)

2.

Pembelian kredit dengan kontrak utang : jumlah rupiah uang yang akan
diperoleh bila surat tanda utang yang dipakai untuk pembelian tersebut
ditunaikan.

KOS HIPOTESIS :
Jumlah rupiah yang timbul bukan karena transaksi yang pasti dan jelas dan oleh
karenanya tidak mempunyai dasar penentuan kos yang objektif dan dapat diterima
umum.
Bunga hipotesis : dikurangkan terhadap pendapatan, alasannya :
1.

bunga adalah merupakan biaya produksi, maka harus dikurangkan
terhadap pendapatan untuk menghitung laba bersih

2.

pengakuan faktor bunga hipotesis sangat penting dalam pengambilan
keputusan dan perumusan kebijakan yang bersangkutan dengan operasi
perusahaan

KONSEP PENILAIAN AKTIVA :
Nilai keluaran : dasar penilaian ini digunakan jika aliran dana dapat diukur dengan
cukup pasti atau jelas
Nilai masukan : dasar penilaian ini digunakan jika aliran dana dapat diukur
dengan cukup pasti atau jelas
HUBUNGAN DASAR PENILAIAN DAN TRANSAKSI PERTUKARAN
DALAM UNIT USAHA :
NILAI KELUARAN (EXCHANGE OUTPUT VALUES) :
Didasarkan atas jumlah rupiah atau penghargaan lainnya (nonkas) yang diterima
suatu unit usaha apabila suatu aktiva atau potensi jasa akhirnya keluar dari
kesatuan usaha karena suatu pertukaran.
Dasar penilaiannya :
1.

Penerimaan kas atau potensi jasa di masa mendatang
diskontoan (discounted future cash receipts/service

potentials)
Digunakan jika : harapan penerimaan kas atau setaranya cukup pasti dan senggang
waktu sampai penerimaan cukup panjang tapi saat atau tanggal penerimaan pasti.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : investasi dalam obligasi,
piutang wesel jangka panjang, dan deposito berjangka.
1.

Harga jual sekarang (Current output price)

Digunakan jika : harga jual pada saat pelaporan mencerminkan harga di masa
mendatang bila pos bersangkutan keluar dari unit usaha.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : surat berharga dan beberapa
jenis persediaan barang tertentu.

1.

Nilai setara Tunai (Current cash equivalent)

Nilai ini menunjukkan jumlah rupiah kas yang dapat direalisasi dengan cara
menjual setiap jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan yang normal.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : pos-pos aktiva berwujud.
1.

Nilai Likuidasi (Liquidation Values)

Digunakan jika : unit usaha kemungkinan besar tidak akan dapat menjual produk
atau aktiva dalam saluran penjualan yang normal, syaratnya :
1.

bila produk /potensi jasa lainnya telah berkurang manfaat normalnya,
usang, atau tidak laku lagi dipasarkan.

2.

Bila unit usaha merencanakan untuk menutup usaha dalam waktu dekat
sehingga tidak dapat menjual seluruh potensi jasa unit usaha dalam pasar
yang normal

NILAI MASUKAN (EXCHANGE INPUT VALUES) :
Didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan /dikorbankan untuk
memperoleh aktiva atau objek jasa tertentu yang menjadi masukan dalam unit
usaha.
Dasar penilaiannya :
1. Kos Historis (Historical Costs)
Kos menunjukkan harga pertukaran pada saat terjadinya.
Keunggulan : dapat diuji (verifiable), dapat diandalkan (reliable)
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : pos-pos aktiva tetap
berwujud.
2. Kos masukan sekarang (Current input costs)
Digunakan jika : ada bukti pendukung yang kuat untuk verifikasi.
Istilah lain : kos ganti (replacement cost)

Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : persediaan barang dan aktiva
lainnya.
3.

Kos masa mendatang diskontoan (discounted future costs)

Nilai ini menunjukkan nilai sekarang pengorbanan ekonomik di masa mendatang
seandainya potensi jasa tertentu tidak diperoleh/dibeli sekaligus pada saat
sekarang.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : pos-pos aktiva berwujud.
4. Kos standar (Standar costs)
Digunakan jika : jika kos tersebut menggambarkan kos pada saat sekarang dalam
kondisi perusahaan yang normal, yaitu pada tingkat efisiensi dan kapasitas yang
normal.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : fasilitas fisik yang dibangun
sendiri.
1.

Menyebutkan dan menjelaskan berbagai dasar atau atribut penilaian
asset.

Di dalam akuntansi, istilah pengukuran dan penilaian sering tidak dibedakan
karena adanya asumsi bahwa akuntansi menggunakan unit moneter untuk
mengukur makna ekonomik (economic attribute) suatu objek, pos, atau elemen.
Pengukuran biasanya digunakan dalam akuntansi untuk menunjuk proses
penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat untuk objek pada saat pemerolehan.
Penilaian biasanya digunakan untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah
yang harus dilekatkan pada tiap elemen atau pos statemen keuangan pada saat
penyajian.
Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi atribut pos-pos aset yang
berpaut dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian
yang sesuai. Sedangkan tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

yang dapat membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat, dan
ketidakpastian aliran kas bersih ke badan usaha. Singkatnya, tujuan penilaian aset
harus berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan.
FASB mengidentifikasi lima makna atau atribut yang dapat direpresentasi
berkaitan dengan aset, dasar penilaian menurut FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat
diringkas sebagai berikut:
a. Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan
kebanyakan sediaan dilaporkan atas dasar kos* historisnya yaitu jumlah rupiah
kas atau setaranya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Kos historis ini
tentunya disesuaikan dengan jumlah bagian yang telah didepresiasi atau
diamortisasi.
b. Current (replacement) cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang
atau penggantinya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang harus dikorbankan
kalau aset tertentu diperoleh sekarang.
c. Current market value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan
atas dasar nilai pasar sekarang yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat
diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset tersebut dalam kondisi perusahaan
yang normal (tidak akan dilikuidasi). Nilai pasar sekarang juga digunakan untuk
aset yang kemungkinan akan laku dijual dibawah nilai bukunya.
d. Net realizable value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan barang
disajikan sebesar nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya
yang akan diterima (tanpa didiskun) dari aset tersebut dikurangi dengan
pengorbanan (kos) yang diperlukan untuk mengkonversi aset tersebut menjadi kas
atau setaranya.
e. Present (or discounted) value of future cash flows. Piutang dan investasi jangka
panjang disjikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang

sampai piutang terlunasi (dengan tarif diskun implisit) dikurangi dengan
tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut.
E. KONSEP PENILAIAN SUATU ASET
1.

Nilai Likuidasi (Liquidity Value)

Sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika aktiva atau sekelompok aktiva dijual
secara terpisah dari organisasi operasionalnya.
2. Nilai berkesinambungan (Going Concern Value)
Sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika perusahaan dijual sebagai suatu
bisnis operasi yang berkesinambungan.
3. Nilai buku dari aktiva (Book Value)
Nilai akuntansi dari aktiva dikurangi akumulasi penyusutan. Terdapat dua jenis
nilai buku, yaitu:
1.

Nilai buku dari perusahaan

Total aktiva perusahaan dikurangi kewajiban dan saham preferen yang tertera
dalam neraca.
2. Nilai pasar dari aktiva
Harga pasar dimana aktiva diperdagangkan pada dasar pasar bebas. Bagi
perusahaan, nilai pasar terkadang dipandang sebagai nilai tertinggi dibandingkan
nilai likuiditas atau nilai berkesinambungan.
3. Nilai intrinsik sekuritas
Harga sekuritas yang seharusnya, jika dihargai secara benar berdasarkan faktor –
faktor penunjang penilaian aktiva, pendapatan, prospek masa depan, manajemen,
dll atau berdasarkan fakta – fakta yaitu nilai sekarang (Present Value) dari arus kas
yang disediakan untuk investor, didiskontokan pada tingkat pengembalian yang
ditentukan sesuai dengan jumlah resiko yang menyertainya.