STUDI STATUS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (PB) DI PERAIRAN SEKITAR PELABUHAN KOTA GORONTALO

  

STUDI STATUS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (PB)

DI PERAIRAN SEKITAR PELABUHAN KOTA GORONTALO

  1

  2

  2 Ayisman Taguge, DR. Abd Hafidz Olii S.Pi, M.Si dan Citra Panigoro S.Pi, M.Si

ayiz_taguge@yahoo.co.id

  Universitas Negeri Gorontalo

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kandungan logam berat timbal (Pb) di perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo, dengan menentukan 5 stasiun yaitu stasiun I, II,

  III, IV dan V. Parameter yang di amati adalah parameter fisika-kimia perairan dan konsentrasi kandungan logam berat timbal (Pb) yang di analisis dengan menggunakan atomic

  

absorphbtion spectrophotometer (AAS) Varian. Analisis yang dipakai adalah analisis statistik

  deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi timbal pada lapisan permukaan air berada pada kisaran 0,0054-0,00294 mg/l dan konsentrasi timbal pada lapisan dasar air berada pada kisaran 0,0028-0,0259 mg/l. Berdasarkan KEPMENLH No. 51 Tahun 2004 konsentrasi timbal yang ada di perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo belum tercemar.

  Kata kunci: pelabuhan, status, kandungan, logam berat, timbal (Pb)

  Pembuangan limbah cair dari aktivitas-aktivitas pelayaran mampu menurunkan kualitas perairan serta lingkungan hidup. Seperti halnya aktivitas-aktivitas pelayaran yang ada di sekitar Pelabuhan Gorontalo. Perairan Gorontalo terletak di Perairan Teluk Tomini, telah lama dijadikan sebagai areal jalur pelayaran kapal bermotor, perahu nelayan, kapal perikanan tangkap serta pelabuhan untuk kapal tongkang.

  Tingginya aktivitas tersebut secara langsung atau tidak langsung, dapat menghasilkan limbah cair berupa buangan minyak di perairan. Buangan tersebut bisa berasal dari pergantian air balast (air penyeimbang kapal), serta aktifitas bongkar muat kapal bermotor. Disamping itu minyak dari aktivitas pelayaran yang dihasilkan dari perahu atau kapal motor mengandung logam berat timbal.

  Timbal merupakan logam berat yang memiliki toksisitas (daya racun) tinggi. Menurut Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990) dalam Marganof (2003) menyatakan bahwa sifat toksisitas logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok, yaitu bersifat toksisitas tinggi yang terdiri atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu dan Zn. Bersifat toksik sedang terdiri dari unsur-unsur Cr, Ni, dan Co dan yang bersifat toksik rendah terdiri atas unsur Mn dan Fe. Dalam jumlah yang sangat kecil logam diperlukan oleh makhluk hidup seperti Mn, Fe, Cu, dan Zn.

  Logam berat timbal (Pb) tidak diharapkan keberadaannya dalam tubuh mahluk hidup meskipun dalam jumlah yang sangat kecil, hal ini karena sifatnya yang sangat toksik atau beracun. Disisi lain logam berat timbal merupakan logam-logam yang banyak membantu kehidupan manusia sehari-hari. Lu (1994) menyatakan bahwa logam berat timbal diperlukan untuk perindrustrian sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, pabrik kertas, pabrik kayu, pelelehan baja, pembuatan cat, dan aki mobil. Darmono (1995) menyatakan bahwa timbal dapat mencemari lingkungan perairan, juga mempengaruhi kehidupan organisme yang hidup didalamnya.

  Penelitian tentang kandungan logam berat di perairan pernah dilakukan di kawasan perairan Pelabuhan Lakban Teluk Totok Universitas Sam Ratulangi Manado. Namun penelitian tentang studi status kandungan logam berat timbal (Pb) di perairan sekitar Pelabuhan Kota Gorontalo belum pernah dilakukan. Dalam penelitian ini bertujuan mengetahui parameter fisika-kimia di perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo dan mengetahui kandungan logam berat timbal di perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo.

  Penelitian dilaksanakan selama empat pekan dari bulan November sampai bulan Desember 2013. Lokasi penelitian ini dilakukan di sekitar perairan pelabuhan Kota Gorontalo. Penelitian dilaksanankan di perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo bertempat di Desa Talumolo Kota Gorontalo, dan di laboratorium dengan menggunakan beberapa alat dan bahan yang dapat dilihat pada tabel 1.

  Wadah simpan sampel sementara

  3 10% (asam nitrat)

  Air laut Objek penelitian HNO

  Bahan Kegunaan

  Kompas Garmin Menentukan posisi saat arus

  Salinintas Hanna Mengukur waktu kecepatan arus Untuk mengukur kadar garam terlarut di air

  Sechii disk Mengukur kecerahan air laut Global Positioning system (GPS) Garmin Alat penentu lokasi Stop watch Rugger

  Alat untuk menyelam Kertas tissue joly Membersihkan alat Layangan arus Mengukur kecepatan arus

  Scuba (self contain under water breathing aparatus)

  Cool box Marinna cooler

  Tabel 1 Alat dan Bahan Penelitian Nama Alat Kegunaan

  Varian Menganalisis Pb terlarut

  Atomic Absorpbtion Spectrophotometer (AAS)

  Whatman 0,45 µm (mikron) Kertas untuk menyaring sampel

  H1942 Hanna Mengukur DO

  Portable waterproof dissolved oxigen meter

  Mengambil sampel dipermukaan pH meter H196107 Hanna Mengukur pH

  Untuk menyaring sampel sebanyak tiga liter Ember

  Kapal Tomini Diving Club Menuju lokasi pengambilan sampel Sarung tangan karet Pelindung tangan Botol sampel Wadah sampel air Kertas label Pemberian tanda pada sampel Alat penyaring

  Pengawet sampel Aquades Membersihkan alat saring

  Gambar 1 Lokasi penelitian (Sumber: Data Landsat OLI Lokasi penelitian (Sumber: Data Landsat OLI-S dan Badan Pusat S dan Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo).

  Kegiatan penelitian meliputi pengukuran parameter kualitas air yaitu arus, kecerahan, iatan penelitian meliputi pengukuran parameter kualitas air yaitu arus, kecerahan, iatan penelitian meliputi pengukuran parameter kualitas air yaitu arus, kecerahan, pH, dan DO. Kemudian pengambilan sampel air pada masing-masing stasiun dilakukan pH, dan DO. Kemudian pengambilan masing stasiun dilakukan dengan menggunakan alat scuba scuba. Pengambilan sampel air dilakukan dengan mengambil air dengan mengambil air yang berada tepat 5 meter dari permukaan air dan dasar air ari permukaan air dan dasar air. Air tersebut diambil diambil dan simpan dalam botol plastik berukuran 340 ml kemudian tambahakan HNO dalam botol plastik berukuran

  3 10%, 10%, ditutupi/gulungi

  dengan menggunakan alumunium foil kemudian sampel air disimpan dalam dengan menggunakan alumunium foil mpan dalam cool box. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan air yang murni tanpa campuran sehingga akan sangat bertujuan untuk mendapatkan air yang murni tanpa campuran sehingga akan sangat bertujuan untuk mendapatkan air yang murni tanpa campuran sehingga akan sangat memudahkan dalam proses penyaringan dan analisis sampel. Setelah itu dilaksankanan memudahkan dalam proses penyaringan dan analisis sampel. Setelah itu dilaksankanan preparasi sampel air laut selama dua hari preparasi sampel air laut selama dua hari di laboratorium pembinaan dan pengujian mutu di laboratorium pembinaan dan pengujian mutu hasil perikanan Kota Gorontalo. Sampel air kemudian dianalisis untuk mencari hasil perikanan Kota Gorontalo. Sampel air kemudian dianalisis untuk mencari hasil perikanan Kota Gorontalo. Sampel air kemudian dianalisis untuk mencari Pb terlarut denganmenggunakan alat spektrofotometer varian serapan atom yang mempunyai panjang menggunakan alat spektrofotometer varian serapan atom yang mempunyai panjang menggunakan alat spektrofotometer varian serapan atom yang mempunyai panjang gelombang 283,3 nm dan lebar celah 0, gelombang 283,3 nm dan lebar celah 0,5 nm serta telah dikalibrasi sebelum digunakan 5 nm serta telah dikalibrasi sebelum digunakan seperti disajikan pada Gambar 2.

  Sampel air Pengawet HNO 10% 3 untuk 340 ml air Disaring dengan kertas whatman 0,45 µm

  Atomic AbsorPbtion Spectrophotometer (AAS) Alat Penyaring Varian dengan panjang gelombang 283 nm, dan lebar celah 0,5 nm.

  Gambar 2. Bagan pengujian timbal (Pb) terlarut. Analisis data yang di pakai dalam penelitian yaitu analisis statistik secara deskriptif. Statistik deskriptif adalah jenis statistik yang menganalisis data populasi dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Menurut Suciyanti (2013), statistik deskriptif adalah statistika yang berkaitan dengan bagaimana data dapat (digambarkan/dideskripsikan) atau disimpulkan, baik secara numerik atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik). Setyowati et al (2010) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan lokasi

  Penentuan lokasi pengambilan data dilakukan dengan cara menetapkan satu titik pengamatan pada dua lapisan yaitu lapisan permukaan dan lapisan dasar. Lokasi pengambilan sampel dibagi menjadi 5 (lima) stasiun I dengan titik koordinat pada GPS Garmin yaitu N 00

  '' ' ''

  29'749 E 123 03 758 . Stasiun II dengan titik koordinat pada GPS Garmin yaitu N 00 30'

  '' ' '' ''

  483 E 123 03 640 . Stasiun III dengan titik koordinat pada GPS Garmin yaitu N 00 30' 613

  ' '' '' ' ''

  E 123 03 667 , dengan titik koordinat pada GPS Garmin yaitu N 00 30'493 E 123 03 731 ,

  '' ' ''

  titik koordinat pada GPS Garmin yaitu N 00 30'765 E 123 03 734 . Dalam penelitian ini air merupakan obyek pengamatan penelitian, sedangkan pengukuran parameter penunjang seperti arus, suhu, kecerahan air, pH dan DO, dilakukan secara in situ (langsung di lokasi).

  Parameter Fisika dan Kimia

  Parameter perairan yang diamati pada penelitian ini meliputi arus, suhu, kecerahan, pH, dan DO. Hasil pengamatan kondisi fisika dan kimia perairan yang dilakukan selama penelitian di perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo seperti disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Parameter Fisika dan Kimia perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo Parameter

  Stsn Arus Suhu Kecerahan DO pH

  (m/dtk) (

  C) (m) (mg/l) I 0,11 26,3 0,76 7,5 8,5

  II 0,27 29,6 0,7 8,8 7,5

  III 0,26 29,8 0,65 8,7 6,8

  IV 0,26 29,7 0,75 8,5 8,5 V 0,29 29,8 0,4 8,5 8,5

  Arus adalah gerakan air yang di sebabkan oleh angin. Pengukuran kecepatan arus di perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo dilakukan sebanyak tiga kali pengukuran dan tiga kali ulangan pada setiap stasiun dengan menggunakan layangan arus. Kecepatan arus pada stasiun I, 0,11 m/dtk. Pengukuran arus pada stasiun II, 0,27 m/dtk. Kecepatan arus pada stasiun III, 0,26 m/dtk. Pengukuran arus untuk stasiun IV, 0,26 m/dtk dan pengukuran arus pada stasiun V yaitu 0,29 m/dtk.

  Suhu merupakan salah satu faktor fisika yang sangat penting dalam lingkungan perairan. Perubahan suhu perairan akan mempengaruhi proses fisika, kimia perairan, demikian pula bagi biota perairan. Menurut Effendi (2003) menjelaskan bahwa peningkatan suhu dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi biota air dan selanjutnya meningkatkan konsumsi oksigen. Hutaggalung (1984) dalam Sarjono (2009) menyatakan bahwa kenaikan suhu tidak hanya meningkatkan metabolisme biota perairan, namun juga dapat meningkatkan toksisitas logam berat di perairan. Menurut Sarjono (2009) kisaran suhu mampu ditoleransi suatu biota laut yaitu 20-35 oC, dan menurut KEPMENLH No. 51 Tahun 2004 untuk biota laut berkisar 28 - 30 oC.

  Kecerahan merupakan ukuran transparansi dan sangat mempengaruhi daya penetrasi cahaya yang masuk ke perairan. Sedangkan derajat keasaman (pH) adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion hidrogen dan menunjukan kondisi air. Dengan mengetahui nilai pH perairan kita dapat mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan dalam perairan. Nilai pH suatu perairan memiliki ciri yang khusus, adanya keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan yang diukur adalah konsentrasi ion hidrogen.

  Hal ini karena dengan adanya asam-asam mineral bebas dan asam karbonat menaikan pH, sementara adanya karbonat dapat menaikan kebasaan air, Alaerts dan Santika (1998). Berdasarkan kisaran nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo masih tergolong baik menurut baku mutu KEPMENLH No. 51 Tahun 2004 yang berkisar pada 6,5 – 8,5. Pada pH rendah, ion bebas logam berat dilepaskan kedalam kolom air. Selain hal tersebut nilai pH juga mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kedalam kolom air. Selain hal tersebut nilai pH juga mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kedalam kolom air. Selain hal tersebut nilai pH juga mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia. Seperti yang dinyatakan oleh Olem (1994) yang dinyatakan oleh Olem (1994) dalam Effendi (2003) nilai pH sangat Effendi (2003) nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah, toksisitas logam memperlihatkan peningkatan-peningkatan pada pH rendah. Hasil rendah, toksisitas logam memperlihatkan peningkatan peningkatan pada pH rendah. Hasil pengukuran yang didapatkan menunjukan bahwa nilai pH di perairan sekitar pelabuhan Kota n yang didapatkan menunjukan bahwa nilai pH di perairan sekitar pelabuhan Kota n yang didapatkan menunjukan bahwa nilai pH di perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo masih dalam keadaan normal alo masih dalam keadaan normal.

  Konsentrasi oksigen terlarut (DO), adalah kandungan oksigen yang terlarut dalam suatu Konsentrasi oksigen terlarut (DO), adalah kandungan oksigen yang terlarut dalam suatu Konsentrasi oksigen terlarut (DO), adalah kandungan oksigen yang terlarut dalam suatu perairan. Konsentrasinya dipengaruhi dipengaruhi oleh suhu, salinitas, turbulensi air dan tekanan itas, turbulensi air dan tekanan atmosfer. Konsentrasi juga berfluktuasi secara harian dan musiman, tergantung pada atmosfer. Konsentrasi juga berfluktuasi secara harian dan musiman, tergantung pada atmosfer. Konsentrasi juga berfluktuasi secara harian dan musiman, tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan pergerakan massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi dan limbah massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi dan limbah yang masuk perairan, (Effendi, 2003). yang masuk perairan, (Effendi, 2003).

   Konsentrasi Kandungan Timba Kandungan Timbal (Pb)

  1.1 mg/l 0.05

  0.05

  0.04

0.0294

0.0259

  0.03 0.0158

  0.02 0.0067 0.0118 0.0137 0.0137 0.0099 Permukaan 0.0054 Dasar

  0.01 0.0078 0.0028 St. 1 St. 2 St. 3 St. 4 St. 5 Baku Mutu air

  

Gambar 3 Konsentrasi kandungan logam berat timbal (Pb) mg/l terlarut di perairan sekitar Konsentrasi kandungan logam berat timbal (Pb) mg/l terlarut di perairan sekitar Konsentrasi kandungan logam berat timbal (Pb) mg/l terlarut di perairan sekitar

  pelabuhan Kota Gorontalo dan standar baku mutu menurut SK Menteri Negara pelabuhan Kota Gorontalo dan standar baku mutu menurut SK Menteri Negara pelabuhan Kota Gorontalo dan standar baku mutu menurut SK Menteri Negara Lingkungan Hidup. No 51 Tahun Lingkungan Hidup. No 51 Tahun 2004. Gambar 3 menunjukan bahwa kandungan timbal (Pb) yang ada di perairan sekitar menunjukan bahwa kandungan timbal (Pb) yang ada di perairan sekitar menunjukan bahwa kandungan timbal (Pb) yang ada di perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo pada setiap stasiun adalah sebagai berikut: stasiun I 0,0067 mg/l & pelabuhan Kota Gorontalo pada setiap stasiun adalah sebagai berikut: stasiun I 0,0067 mg/l & pelabuhan Kota Gorontalo pada setiap stasiun adalah sebagai berikut: stasiun I 0,0067 mg/l &

  0,0078 mg/l, stasiun II 0,0118 mg/l & 0,0137 mg/l, sta 0,0078 mg/l, stasiun II 0,0118 mg/l & 0,0137 mg/l, stasiun III 0,0054 mg/l & 0,0028 mg/l, siun III 0,0054 mg/l & 0,0028 mg/l, stasiun IV 0,0294 mg/l & 0,0158 mg/l, stasiun V 0,0099 mg/l & 0,0259 mg/l. Hasil analisis stasiun IV 0,0294 mg/l & 0,0158 mg/l, stasiun V 0,0099 mg/l & 0,0259 mg/l. Hasil analisis stasiun IV 0,0294 mg/l & 0,0158 mg/l, stasiun V 0,0099 mg/l & 0,0259 mg/l. Hasil analisis melalui spectrophotometer varian serapan atom terdeteksi kandungan logam berat timbal (Pb) varian serapan atom terdeteksi kandungan logam berat timbal (Pb) varian serapan atom terdeteksi kandungan logam berat timbal (Pb) pada keseluruhan stasiun I, II, III, IV, V pada lapisan permukaan berkisar antara 0,0054 pada keseluruhan stasiun I, II, III, IV, V pada lapisan permukaan berkisar antara 0,0054 pada keseluruhan stasiun I, II, III, IV, V pada lapisan permukaan berkisar antara 0,0054- 0,0294 mg/l dan pada lapisan dasar berkisar antara 0,0028 0,0294 mg/l dan pada lapisan dasar berkisar antara 0,0028-0,0259 mg/l. Berdasarkan hal 0,0259 mg/l. Berdasarkan hal tersebut, apabila ditinjau dari ketetapan baku mutu air untuk pelabuhan, dengan Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 yaitu 0,05 mg/l untuk perairan pelabuhan, maka kondisi perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo belum tergolong perairan yang tercemar kandungan logam berat khususnya timbal (Pb).

  Hasil penelitian kandungan logam berat timbal (Pb) yang diperoleh lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian yang sama di perairan Indonesia, seperti yang dilakukan oleh (Djau, 2005) di perairan Teluk Totok. Menurut Widowati et al (2008) timbal (Pb) adalah logam berat yang secara alami tedapat di dalam kerak bumi dan tersebar melalui proses alami dan berasal dari berbagai kegiatan manusia. Marguarat et al (1999) dalam Djau (2005) menyatakan bahwa timbal (Pb) yaitu jenis logam yang lunak yang berwarna cokelat kehitam- hitaman.

  Kegiatan yang berlangsung badan perairan (marina) di sekitar pelabuhan Kota Gorontalo baik kegiatan di pelabuhan barang maupun di depot pertamina secara langsung memberikan pengaruh yang nyata terhadap keberadaan kandungan timbal (Pb) diperairan ini. Namun berdasarkan hasil analisis perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo belum tergolong perairan yang tercemar kandungan logam berat timbal (Pb) pada sampel lapisan permukaan walaupun mempunyai nilai yang lebih tinggi di lapisan permukaan dibandingkan dengan kisaran nilai yang ada di dasar perairan.

  Budiarti et al (2010) menyatakan bahwa logam-logam berat yang terlarut dalam badan perairan pada konsentrasi tertentu akan berubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan. Meskipun daya racun yang ditimbulkan oleh suatu logam berat terhadap semua biota perairan tidak sama, namun kehancuran dari suatu kelompok dapat menjadikan terputusnya suatu mata rantai kehidupan. Pada tingkat lanjutnya, keadaan ini tentu saja dapat menghancurkan suatu tatanan ekosistim perairan.

  Selanjutnya menurut Fardiaz (1992); Palar (1994) dalam Wulandari et al (2012) logam berat dapat mengumpul didalam tubuh organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi. Untuk perairan yang tercemar logam berat berupa timbal (Pb), kemungkinan besar organisme yang berada di perairan tersebut berpotensi terkontaminasi kandungan timbal (Pb) dan sudah tidak bisa lagi dimanfaatkan dan logam berat masuk ke dalam tubuh organisme laut sebagian besar melalui rantai makanan.

  Fitoplankton merupakan awal rantai makanan yang akan dimangsa oleh zooplankton, zooplankton dimangsa oleh ikan-ikan besar dan akhirnya ikan dimakan oleh manusia (Darmono 2001 dalam Arifin et al 2012). Pemanfaatan biota yang terkontaminasi kandungan Pb bisa berpengaruh pada kesehatan, karena timbal merupakan logam berat yang memiliki toksititas (daya racun) tinggi. Menurut Widowaty et al (2008) efektosik dari logam berat mampu menghalangi kerja enzim sehingga menggangu metabolisme tubuh bagi manusia.

  Lebih lanjut, menurut Palar (2004) dalam Ika et al (2012) logam berat secara langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan manusia seperti timbal (Pb) dapat mengakibatkan penghambataan sistem pembentukan hemoglobin (Hb) sehingga menyebabkan anemia, terganggunya sistem syaraf pusat dan tepi, sistem ginjal, sistem reproduksi, idiot pada anak-anak, cacat rangka dan merusak sel-sel somatik. Walaupun jumlah timbal (Pb) yang diserap oleh tubuh hanya sedikit, logam ini ternyata menjadi sangat berbahaya. Hal ini disebabkan senyawa–senyawa timbal (Pb) dapat memberikan efek racun terhadap banyak organ yang terdapat dalam tubuh.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa parameter fisika- kimia perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo masih mendukung untuk kehidupan organisme perairan selain itu perairan sekitar pelabuhan Kota Gorontalo belum tercemar kandungan logam berat timbal (Pb).

  SARAN

  Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah pencemaran logam berat timbale (pb) perlu diperhatikan yang serius, karena mengingat akan timbulnya akibat buruk bagi keseimbangan lingkungan hidup dan perlu adanya penelitian lanjutan tentang kandungan logam berat timbale (Pb) di perairan terhadap biota, yang ada disekitar perairan pelabuhan Kota Gorontalo.

  DAFTAR PUSTAKA Alaerts G. dan Santika, S. 1998. Metode Penelitian Air. Usaha nasional surabaya.

  Budiarti. et al. 2010. Analisis Kandungan Logam Berat timbal (Pb), dan Kadnium (Cd) dalam udang putih (Litopenaecus vannamei). Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Fakultas Farmasi. Universitas Wahid Hasyim Semarang. 2010. di akses pada tanggal 08 Oktober 2013.

  Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Hubunganya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Universitas Indonesia. (UI-Press). Jakarta

  Djau MS. 2005. Konsentrasi klorofil a, b dan c di perairan Belang. Skripsi. [tidak dipublikasikan]. UNSRAT. Manado.

  Djau MS. 2005. Konsentrasi Timbal (Pb) Terlarut di Pelabuhan Lakban Teluk Totok.

  UNSRAT. Manado. Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan.

  Bagi Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan Perairan. Kanisius.Yogyakarta. Ika. et al. 2012. Analisis Logam Berat Timbal (Pb) dan Besi (Fe) dalam Air Laut di

  Wilayah Pesisir pelabuhan Ferry Taipa Kecamatan Palu Utara. J/ Akad. Kim. 1(4): 181-186. ISSN 2302-6030. Pendidikan Kimia/FKIP Universitas Tadulako. Palu. di akses pada tanggal 27 Desember 2013.

  Lu F.C. 1994. Toksikologi Dasar: Asas Organ Sasaran dan Penilaian Resiko. Edisi Kedua.

  Press-UI. Jakarta. Palar H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta.

  Sarjono A. 2009. Analisis Kandungan Logam Berat Cd, Pb, dan Hg pada air dan sedimentasi Kamal Muara Jakarta Utara Skripsi. [tidak dipublikasikan]. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. [IPB]. Bogor. Setyowati W. et al. 2010. Analisis Data Penelitian Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.

  Universitas Negeri Yogyakarta. UNY. di akses pada tanggal 17 Januari 2014. Suciyanti U. 2013. Statistika Pendidikan. http://statistikapendidikan.com/wp- content/uploads/2013/09/STATISTIKA-ARTIKEL-2.pdf. di akses pada tanggal 17

  Januari 2014. Widowati W. et al. 2008 . Efektoksik Logam. Pencegahan Dan Penanggulangan.

  Pencemaran. Andi. Yogyakarta.