Anak, Perempuan, dan Sustainable

Anak, Perempuan,
dan Sustainable
DeYelopment Goals
(SDGs)

Anek, Perempuan,
dan Sustainable
Development Goals
(SDGs)

Dr. Noverman Duadji
Unang Mulkhan, MBA., Ph.D.
Dr. Novita Tresiana

SirrMndiu

ANAK, PEREMPUAN, DAN SUSTAINABLE DEVELOPMEI{T GOALS (SDGS)
Editors: Dr. Novermal Duadji; Unang Mulkhan, MBA,.Ph.D.; Dr. Novita Tresiana

Hak Cipta O 2077 pada penulis


Suior,ffis*ia
Ruko Jambusari 7A Yoguakarta 55283
Telp : 02 74 -88

9 39 B

; O27 I -882262 ;

F

ax: O27 4 - BB9 O 57 ;

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbalyak atau memindahkan sebagian
atau seiuruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk
memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari
penerbit.

Tajuk Entri Utama: Duadji,

Noverman


ANAK, PEREMPUAN, DAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGS)
Duadji; Unang Mulkhani Novita Treslana

- Edisi Pertama. Cet. Ke-1.
x + 108 hlm.,' 25 cm

Yogyakarta: Sufuh Media,

/NOVCTMAN

2017

Brnlraorall-:

lSBN';

E-ISBlii :

9aE-el?-a,.:-43-8

91a-€a:?-aa:--=:-a

352

PENGANTAR
Ketua PuslitbangWanita, Anak dan Pembangunan Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Lampung

udah lebih dari}} tahun isu gender di Indonesia termasuk perempuan
dan anak dalam pembangunan diwacanakary didiskusikan, dan
implementasikan oleh berbagai kaiangary mulai dari akademisi,
aktifis, pengambil kebijakan, bahkan masyarakat tingkat lokal, regional, dal
nasional. Terlebih, komitmen global terkait isu gender, perempuan dan anak
sudah ada dalarnMillennium Dezte.lopmtnt Goals (MDGs), yang teiah berakhir
pada September 2015, dan dilanjutkan dengan agenda Pembangunan
Berkelanju tanf S u st nin nble D e,t elop nrent Goals (SDGs).
Persoalan khusus perempuan akibat diskrirninasi berbasis gender di
tingkat internasional pun telah menghadirkan Conaention on tLrc Elintinntion
of All Fornts of Disuintinntion AgninstWonten (CEDAW), yang diterjemahkan
menjadi Konvensi Penghapusan segala Bentuk Diskrirninasi Terhadap

Perempuan. Konvensi tersebut telah disahkan oleh PBB pada tahun1979,
dan diratifikasi oleh pemerintah Indonesia melalui UU No 7 tah:un 1981.
CEDAW menetapkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, dan
menekankan tiga prinsip penting, yakni (a) Prinsip kesetaraan/persamaan
substantif ; (b) prinsip non - diskrirninasi dan (c) Prinsip kewajiban negara.
Sementara itu, terkait kekerasan terhadap perempuan, pada tahun 1993,
PBB mengadopsi Deklarasi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan.
Sementara itu, berbagai perlakuan buruk yang menghambat tumbuh
kembang anak secara optimal telah menghadirkan Konvensi Hak Anak,
yang diadopsi oleh PBB pada tahun 7989, Ada4 prinsip dasar hak anak yang

Anak, Perentpunn, dnn Sustninttble Deztelopntent Gonls (SDCs)

lilimltlul,,'rlruiml;

-ll'

Udlll$fiilfllil*ldlll

terkandung di dalam Konvensi Hak,{nak, yaitu (a) Prinsip non-Ciskriminasi

- tidak ada pembenaran terhadap diskrirninasi atas alasan apapun; (b)
Prinsip kepentingan terbaik anak; (c) Hak atas untuk hidup, kelangsungan
hidup, dan perkemb arrgarL; serta (d) Penghargaan terhadap pendapat anak'
Di tingkat nasional telah diperjuangkan berbagai undang-undang untuk
melindungi anak dan perempuary antara lain UU tentang Perlindungan
Anak (no 23 tahun 2002) dan uU perubahannya (uLT no 35 tahun 2U'\;UU
tentang Penghapusan Kekerasan cialam Rumahtangga (No 23 Tahun 2A04);
IJU tentang Penghapusan Tindak Pidana Perdagangan Orang (no 21 tahun
2007), uU tentang Anti Pornografi (no M tahun 2008), serta uu tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak (no 11 thn 2012).

lffi[@

Meski demikian, berbagai persoalan diskriminasi atau perlakuan
buruk clan kekerasan terus terjadi pada perempuan dan anak. Persoalan

,ffi*mn*"i.-u
i&ntNuim m
MU$ UmrLmU


kekerasan terhadap peremPuan dan anak tidak kunjung bera&hir, sebaliknya
justru muncul dalam bentuk yang sangat bervariatif dan kompleks' Hal ini

]ffiltr8flffil1ij,.t!

!I@'

i

nElmuulfillldlul

il'rstlftri]E

m

#l*Xill

rr.ntr

ryg


di.ffiill!!

]Iqffirfu

liMl

.4iT]i,ft{r11!1

rum,ryro

Mlffilllll'

u

UnmllffUnnm rne

r.ll,lm,rq;:

menunjukan bahwa strategi MDGs masih meninggalkan persoalan ;'ang

harus cliakomoclasi dalam agenda pembangunan berkelanjutan (SDGs)'
Kerangka clasar t1a1am MDGs pada mulanya ddak mengandung Sen'ml nrul
Reprorhtctit;eHenlthntdRigltts(SRHR), tetapi sejalar.denganimplementasinva,
kem-r-rdian dimasukkan akses universal atas SRHR sebagai bagian dari
ukuran perr.bangunan sejak tahun 2000, yaitu dengan memasukkan angka
kematian ibu melahirkan.

ilil@lilllrd- Jr"
fflritiltr h\ufi

As ian-P ncific Re source and Re sesrch Centre for Women

ryNm T,m
@tlt$s fine

Catatan dan monitor

(AI{ROW) dalam ICPD+15 monitoring mengungkapkan bahwa Indonesia
termasuk dalam l2negara Asia yang belum menunjukkan kemajuan dalam
perihal indeks SRHR. Rasio kematian ibu melahirkan di Indonesia di tahun

2005 masih tinggr sampai dengan sekarang dan secara keseluruhan di Asia
Tenggara dan Asia umurnnya, yaitu rata-nta 420 (Arrow Report, 2013:
http: / / www.arrow.or g.rn,t' f ?p:about-indonesia).
Dengan pencluduk kuralg lebJr rr8.5 juta, perfumbuhan populasi
1.36% per tahun dan kepadatan pendudukan 723 orang/ km, di Indonesia
masih tercatat tingkat aborsi r-a-r-rg cukuF lingg, yattu 15% dari kematian
1bu (89% c1i kalangan perempuan r.enikah dan 11.% di kalangan single).
Permasalahan tersebut di-seb'abkan t-Ieh akses hak dan pendidikan SRHR
tidak diclapatkan dengan cu-kur b'ark. Di sarnping kematian ibu karena

UiUryMii
lffiilSffi&

l

,r, Ii;;il

lMilllru'nu:nq,
,tltlrLUrjgllln


ntuumrmnlnrum

qrmrln

&m
@

gryj,1fr

mro,mryry
Jfriliillf

Pertsnrttnr

oit

rnelahirkan dan aborsi, tercl-apat pula kasus infeksi HII,i/AIDS karena
buruknya akses atas SRHR. Indeks SRHR di Indonesia menunjukkan ratarata rendah dari 0.116 pada tahun 2007 sampai dengan sekarang.
Perubahan iklim kemudian juga rr.emperparah kondisi akses dan
hak SRHR dengan adanya banjir di musim penghujan, kelangkaan air di

musim kemarau, kelangkaan pangan, tingginya prevalensi kanker yang
lirggi karena pola konsumsi makanan berubah, dan resiko bencana alam
vang selalu mengintai seiring dengan buruknya konservasi lingkungan.
Hal esensial lainnya yang muncul ada beberapa bulan terakhir ini adalah
maraknya kekerasan seksual yang disertai dengan pembunuhan pada
korban. Selain kekerasan seksual dan pembunuhan terhadap perempuan
dan anak-anak, persoalan traffiking, perbudakan manusia, dan narkoba juga
semakin marak, tersistem, sulit dilacak, dan memberikan dampak berantai
vang merusak kehidupan masyarakat secara umllrn.

Pelsoalan peningkatan kapasitas politik perempuan juga masih
memiliki persoalan yang cukup besar. Rendahnya keterwakilan peren-rpuan
dalam bidang-bidang keputusan, baik di lembaga eksekutif, yudikatif
terutama lembaga legisiatif yang juga perlu adanya peningkatan, baik
secara kuaniitas maupun kualitas, khususnya dalam menghadapi pemilu
2079 yang akan datang.

Melihatkompleksitas persoalan di atas dan arus agenda Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs), Pusat Penelitian dan Pengembangan Wanita, Anak
dalam Pembangunan, memandang perlu adanya kolaborasi dari beberapa
penulis baik akademisi maupun pegiat isu gender, perempuan dan anak
untuk terlibat dalam memberikan informasi dan pengetahuan tentang isu
perlindurrgan wanita dan anak, sekaligus menemukan roadmap penelitian
dan pengerrrbangan yang diarahkan pada penvelesain persoalan gender,
wanita dan anak di atas.
Bandar Lampung, Oktober 2017

Dr Novita Tresiana
Ketua Pusat Studi Wanita, Anak cian Pembangrrnan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Lampung

DAFTAR ISI

PENGANTAR
DAFTAR ISI

v
ix

Bagian 1
Anak, Perempuan, dan EDITORS: Sustainable Development Goals
(SDGs)

Noaerntan Duadji dnn Unang lv4tilklan

Bagian 2
Pemetaan Kondisi dan Model Ketahanan (Resilience)untuk Anak di
Daerah Rawan Bencana
Dicth Utnnd Ningsih dan Budi Kndaryanto
Bagian 3
Budaya Damai Tanpa Kekerasan MeIaIui berbagai Media
dalam Kesetaraan Gender
YuliNugrahani, S.T.P.

29

Bagian 4
Menyusui Sebagai Implementasi dari Pencapaian
Su s tainable Development Gaals (SDGs)
Ritma Fathi Klutlidn, S.Si.

41

Bagian 5
Harapan dan Kenyataan Tentang Jaminan Fasilitas Khusus pekerja
Perempuan
Rindn Gusaitn, S.T.P., M.Sc,

55

Deuelopment Gosls (SDGs)
Artck, Petentpttnn, dnn SustahLable

Bagian

KampungTaman Baca Masyarakat (TBM)
Galih AditYa B VirrtYas EkaD
BagianT
Tuiturrgurl dan Upaya Mengurangi
EniMuslihalt

i::;Ti,"rga,

Rokok

partisipasi KB vasektomi Pria
Kesetaraan Gender dan

Noaerntan Duadji

Bagian 9

danNoaitaTresiancr

antangan Perlindungan dan
dan Anak di Era SDGs
Mulkhnn
Nouernnn DtLndii dan LInnng

Penutup

:T

r,r^-r^1,o
}"4erdeka

69

77

87

Pember dayaan Perernpuan

-oo0oo-

105

BAStAlt

1

EDITORS: ANAK, PEREMPUAN,
DAN SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GOALS (SDGS)
Noaerman Duadji dan Unang MtLlklan
Peneliti Puslitbang Wanita, Anak dan Pembangunan LPPM Unila

ra Millenium Deueloptrrcnt Goals (MDGs) yang berakhir di tahun
2015 telah menciptakan beberapa tonggak penting dalam konteks
kesetaraan gender, pernberdayaan dan perlindungan anak dan
perempuan. Namun cialam realitasnya masih bany ak perenpuan mengalarni
kesenjangan yang signifikan dalarn ekonomi, pendidikary kesehatan, pasar
keria dan upah, partisipasi daiam pengambilan keputusan publik, serta isuisu lingkungan. Begif"rpun juga, masih terdapat ban;'ak kekerasan yarrg
dialarni oleh anak. Isu kekerasan pacla anak dan perempuan belum terinci
dalam MDGs (Duflo, 2072), padahal cii banyak rlegara termasuk Indonesia,
kekerasan terhadap anak dan perempuan serta diskrirninasi gender masih
ada pada ranah ekonomi, politik, hukum dan sosial. Sehingga perlu ditangani
dengan berbagai pendekatan (Alexander & Welzel, 2011; Rad et al., 2012;
Kiran & Basnett, 20L4).

tr-i7l/lL-

Sustrdnnble Detelopment Gonls (SDGs) sebagai pengganti MDGs,
rnemiliki cakupan vang lebih luas, lengkap dan sistematis daiam tujuan
pembangunan global yang berkelanjutan untuk periode 2016 - 2030. Lebih
khusus, tujuan SDGs yang ke 5 " gender eqtLnlity" fokus pada: (1) mengakhiri
kekerasan terhaclap perempuan dananak, (2) kesetaraan gender dalamposisi
pengambilan keputusan di pemerintah, instrtusi publik dan swasta, dan (3)
kesetaraan gender dalam distribusi kemampuan. Dengan target yang leblh
rinci dalam perlindungan anak dan perempuan, SDGs diharapkan mampu

BAGIAlI

g

PENUTUP
TANTANGAN PERLINDUNGAN
DAN PEMBERDAYA{N
PEREMPUAN DANANAK DI ERA
SDGS
Norterntnn Dtndji dat Lhnng Mrilklnn
Penelili Puslitbang Wanita, Anak dan pembangunan
LppM

Unila

dan

rt

mendapat perhatian yan.g serius
E:"-i"il
-Anak
Sttstnhutltlc De.eiopme.nt

clalam

Meskipun isu kesataraan gencler,
peran atau partisipasi perempuan
berdiri sendiri di tujuan,/a.genda
Gonrs.

ot beberapa tujuanSDGs yang lain,
perempuan cian aruk

_::-1iliT:3_".'l
:-.rnirikiperanr""Tr*ifl

:JiH;ffi il::r#lfl",ffi;ffi

",ffi'::

2),layanan kesehatan cla. perarrrata'(fujuan
ke 3), penclidikan anak dan
' =um perempuan (tujuan ke 4),
pertumbuhan aur-r p".,g"mbangan
ekonomi
"-rjuan ke B), perubahan iklim (tujuan
ke 13), konseirasi dan pelestarian
:'asyarakat dari keanekaragaman
hayati (tujuan ke 14), pembangunan
:=rdamaian (tujuan ke 16). penelitian
.1an pemb".auyuu', rintas sektoral
:Lam koridor sDGs tentang isu
perempuan dan u.uk uthirnya memainkan
" =ran penting.
'

[,

=

Dalam konteks pendidikan kebencanaan,
inovasi
-:tuk dapat memberikan pengetahuan dan kesiapankurikulum penting
ketahanan dalam
::nghadapi bencana- alam. Artinya
terdapat irisan yang kuat antara
': pendidikan, lingk"lqor't. peningkatan pendiclikan untuk kesiapan
perubahan iklim sangar
i"r-rrir-rg untuk diberikan kepada anak
,i|Lfo"oi

ls