Rantai Agribisnis Dari Hulu ke Hilir

  Pandangan Holistik Rantai Pertanian Produk pertanian bergulir dari hulu ke hilir

  ( land-to-table ) secara berantai melibatkan simpul-simpul proses ( actors ) yang mengkonversi aliran input menjadi produk antara hingga menjadi produk akhir. Kudang B. Seminar e-mail: kseminar@apps.ipb.ac.id Head of Informatics Engineering Lab. FATETA IPB Honorary Member of AFITA Honorary Member HIPI Member of ASICTA & PERTETA Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Land (hulu) Table (hilir) Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan

  Pandangan Holistik Rantai Pertanian Rantai Agribisnis Dari Hulu ke Hilir Sumber: http://batikyogya.wordpress.com/2008/08/19/sistem-rantai-pasok-produk-

   Terjadinya cacat atau gagal proses di salah satu hortikultura/ simpul akan berpengaruh pada proses berikutnya secara berantai hingga simpul yang terakhir pada rantai proses.

   Berlaku prinsip GIGO=Garbage In Garbage Out Land (hulu) Table (hilir) Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan

  Pertanian Presisi Falsafah Pertanian Presisi

  Sistem industri pertanian yang memberikan  perlakuan presisi pada semua mata rantai Pertanian holistik dari hulu ke hilir. agribisnis dari hulu ( on-farm ) ke hilir ( off farm )

   Adanya heterogenitas dan dinamika (lahan, obyek bio, dengan memaksimumkan food productivity, food iklim, geografi, kultur, pasar & konsumen) & tidak security, food quality, food safety, & sustainability seharusnya diasumsikan homogen & statis. dan meminimumkan food loss, food waste, &

   Mendayagunakan teknologi yang memungkinkan environmental damage.

  ` pengamatan dan perlakuan presisi & bukan pada pengamatan secara umum dan kasar.

   Berbasis fakta (data), ilmu dan pengetahuan; bukan berbasis pada kebiasaan, pengalaman, intuisi dan asumsi semata.

  Land (hulu) Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Table (hilir) Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan

  Teknologi Informasi (TI) Teknologi informasi (TI) adalah teknologi elektronik untuk akuisisi, pengolahan, penyimpanan, produksi dan distribusi informasi. ( Gunton, T., 1993 ) Teknologi Komputer Teknologi Telekomunikasi TI Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Performance Control System Data Info Process Data Store N E T W A R E Sistem Informasi (Computer-Based Information System/CBIS)

     CROP REQ.

  BOOLEAN METHOD LANDUSE ATTRIBUTE MF LANDUSE JMF LANDUSE FOREST ATTRIBUTE MF FOREST JMF FOREST FORMULASI KALKULASI KESEUAIAN LAHAN

    n i S i i MF JMF 1 ) ( 

  

  MF SOIL MF SLOPE JMF SOIL JMF SLOPE

     CROP REQ.

  d b x MF x i i

  1 ) ( 2

  ] } / ) {( 1 [

  SOIL ATTRIBUTE SLOPE ATTRIBUTE

  Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015

  BOOLEAN METHOD LANDUSE ATTRIBUTE MF LANDUSE JMF LANDUSE FOREST ATTRIBUTE MF FOREST JMF FOREST FORMULASI KALKULASI KESEUAIAN LAHAN

    n i S i i MF JMF 1 ) ( 

  

  MF SOIL MF SLOPE JMF SOIL JMF SLOPE

  d b x MF x i i

  Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Source: o’Brien, & Marakas (2005)

  4

  Dari Hilir: Memilih Lahan Produksi  Media Tumbuh: tanah, air (hydroponic), udara (aeroponic), serat (fibreponic)

   Lokasi: dataran tinggi, dataran sedang, dataran rendah, lokasi terbuka, lokasi tertutup

   Iklim: Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

  1

  2

  3

  5

  1 ) ( 2

  6 Analisa Kesesuaian Lahan Untuk Jagung & Padi

  Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

  Padi Jagung

  Lahay, R.J., Seminar, K.B., Mulyana, A.K. 2009

  SOIL ATTRIBUTE SLOPE ATTRIBUTE

  ] } / ) {( 1 [

  Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015

  LAHAN POTENSIAL UNTUK PADI Lahan Potensial Untuk Jagung Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Lahay, R.J., Seminar, K.B., Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Mulyana, A.K. 2009 Memilih Lokasi Produksi Ayam Broiler

  Methodology dengan Kandang Tertutup

  Study Area A R I F K U R NI A W I JAYA NTO K U D A NG B . S E M IN A R, R U D I A F NA N BERKELANJUTAN, 07 OKTOBER 2015 POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI, st SEMINAR NASIONAL KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor

  Graduate School Seminar October 1 2015 PAYAKUMBUH Methodology Methodology

  Method

A. Building the Suitability Map

  A. Building the Suitability Map Factors and Constraints considered to build suitability map Class Factors and Constraints considered to build suitability map (cont..) No Factor Very unsuitable Unsuitable Moderate Suitable Very suitable (score: 1) (score: 2) (score: 3) (score: 4) (score: 5) Class No Factor Very unsuitable Unsuitable Moderate Suitable Very suitable

  1 Distance from < 50 m 50 > 200 m

  • – 100 m 100 - 150 m 150 – 200 m (score: 1) (score: 2) (score: 3) (score: 4) (score: 5) settlement
  • o o o o o o o o

      10 Land slope > 25 9 - 25 6 - 9 1 - 6 < 1

      2 Distance from river < 50 m 50 125 - 150 > 150 m

    • – 100 m 100 - 125 m

      11 Land use type settlement/ Ricefield plantation Tegalan or bush

      3 Distance from road > 250 m 200 125 - 200 m 75 < 75 m

    • – 250 – 125 m built area,

      ladang m waterbody

      4 Distance from > 200 m 150 100 - 150 m 50 < 50 m

    • – 200 – 100 m o o o o

      12 Maximum >30 C

      25 C C <25 C

    • – 30 electricity network m temperature

      13 Maximum humidity

      5 Storm vulnerability high medium low >80% 70-80% <70%

      6 Flooding high medium low vulnerability

      7 Land slide high medium low vulnerability

      8 Earthquake high medium low vulnerability Methodology SUB-FACTOR FACTOR GOAL Determining suitable location for broiler farm in Parung Ecology and environmental impact 1. Distance from waterbody 2. Distance from settlement Natural condition 1. Land slope 2. Average temperature 3. Average humidity 4. Land use Natural disaster vulnerability 1. Flood 2. Fire 3. Land slide 4. Earthquake 5. Puting beliung Economic and infrastructure 1. Distance from road access 2. Distance from electricity network

      Method Result and Discussion Spatial Analysis

      1. Ecology and Environmental Impact weight: 0.25 weight: 0.75

    AHP HIERARCHY

      Result and Discussion Spatial Analysis

      2. Natural Conditions weight: 0.10 weight: 0.25 weight: 0.32 weight: 0.33

      Result and Discussion Spatial Analysis

      3. Natural Disaster Vulnerability weight: 0.13 weight: 0.19 weight: 0.21 weight: 0.12 weight: 0.35

      Result and Discussion Spatial Analysis

      4. Economic and Infrastructure weight: 0.27 weight: 0.73

      Result and Discussion Spatial Analysis

      5. Overlaying All Factors weight: 0.34 weight: 0.40 weight: 0.12 Result and Discussion Spatial Analysis

      Series1 301.0 1265.7 841.2 163.5 very unsuitable unsuitable moderate suitable 0.0 200.0 400.0 600.0 800.0 1000.0 1200.0 1400.0 A re a ( h a) suitability Total area for each suitability class Result and Discussion

      Detect location by using GPS

      Suitability based on spatial input

      Suitability based on form input (for area outside Parung)

      Location recommender based on farm capacity

      Other animal industry field information

      System Building Application Features

    6. Summary

      Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh 6/14/2016

      Di Hulu: Pengolahan Lahan, Penentuan Masa Taman, Penyiraman dan Penyemprotan dan Budidaya PENJADWALAN PENYEMPROTAN GULMA SECARA REAL-TIME Rizky Mulya Sampurno, Kudang Boro Seminar, Yuli Suharnoto, Mohamad Solahudin, Tofael Ahamed, Ryozo Noguchi Collaborative Research Bogor Agric. Univ (IPB) & Tsukuba University 2013 Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

      Percikan Semprot & Pola Cuaca

      1. Karakteristik cuaca yang diperoleh dari analisis pola temporal jangka panjang faktor cuaca (angin, suhu, kelembaban dan curah hujan).

      2. Lintasan terjadi ketika kecepatan tinggi angin, suhu tinggi (> 25 ° C), Spray drift (a); Environment pollution by unsuitable weather (b); Spray application using boom sprayer (c); Boom sprayer configuration (d) Pattern of temperature and humidity during last 10 years Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan Jadwal Penyemprotan Gulma

      Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan

      Indeks Vegetasi Tanaman Padi Menunjukkan Fase Tumbuh

      1. Indeks vegetasi digunakan untuk mengidentifikasi waktu tanam padi. Hal ini menjadi acuan untuk penyemprotan. gulma Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan

      2. Pengendalian gulma dilakukan dua kali, yaitu pra-tanam dan pasca-munculnya, Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh maka waktu penyemprotan adalah sekitar Desember-Februari dan Mei-Juli.

      Metoda Presisi Pembasmian Gulma: Aplikasi untuk Meminimalkan

      Debit Semprotan Berbasis Populasi Gulma Penyimpangan Semprot

      1. Aplikasi ini dibangun untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan Metoda Presisi Pembasmian Gulma keamanan bagi herbisida semprot yang meminimalkan percikan (penyimpangan).

      2. Aturan dasar untuk menentukan ukuran tetesan diperoleh dari penelitian sebelumnya Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan ke pohon keputusan. yang ditafsirkan pertama Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Astika 2012 Solahudin,Seminar, K.B., Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Metoda Presisi Pembasmian Gulma: Debit Semprotan Berbasis Populasi Gulma

      Pemupukan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) Untuk Padi Sawah

      Batas pemisah antara daun gulma Zulkifli Zaini dengan latar belakang yang lain

      IRRI Representative for Indonesia

      Keuntungan:

    • Penghematan herbisida Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan
    • Minimisasi polusi Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015
    • Peningkatan efektivitas & efisiensi Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015

    • 20 -10
    • 10 20 30 40 50 60 70
      • -20 -10 80 90 100 HST
      • 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 HST Varietas umur s

        • +NPK +PK +NK +NP
          • Jumlah pupuk yang diperlukan didasarkan atas

        musim yang dipilih oleh petani. Hasil padi yang dapat dicapai didasarkan atas musim tanam, umur varietas padi, dan ketersediaan air. Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Diseminasi PHSL dilakukan melalui :

        Indonesia, Jawa, Sunda, Bugis, dan Bali

        3 . Aplikasi HAPE (melalui SMS) Anjuran pemupukan dapat segera diterima dalam bentuk SMS

        Isi SMS: Untuk mendapatkan 3700-3900 kg GKP pada luas lahan 350 bata di musim kemarau, berikan 1½ karung phonska pada umur 0-14 hari setelah tanam (HST), 1 karung urea pada umur 24-28 HST, dan 1 karung urea pada umur 35-39 HST. Tidak perlu internet !! Kontak nomor bebas pulsa … ( perlu segera tersedia ) dan ikuti petunjuk yang terdengar di HAPE .

        Aplikasi Android (melalui Smartphone) Setelah ada akses ke internet, anjuran pemupukan dapat langsung dikirim melalui SMS ke Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015

        2 .

         Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Cara ini cocok untuk penyuluh yang mewawancarai petani padi tanpa akses ke internet. Setelah wawancara, informasi dari petani tersimpan dalam Smartphone.

        Anjuran pemupukan dapat segera diterima dalam bentuk tercetak

        1 . Aplikasi Web (Petani mendatangi penyuluh yang memiliki akses internet atau PPL mendatangi petani menggunakan kuesioner)

        2. Pilih musim tanam yang akan memerlukan rekomendasi pupuk

        luas sawah yang ditunjukkan oleh pengguna/petani. Petani diberi pilihan untuk menyatakan luas sawahnya dalam bata, tumbak, ru, are, hektar, rante, atau bahu.

        1. Tunjukkan ukuran/luas lahan sawah anda

        Pilihan Bahasa Tersedia dalam 5 (lima) pilihan Bahasa : Indonesia, Jawa, Sunda, Bugis, dan Bali

        Varietas umur genjah Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Pertanyaan dan Penjelasan PHSL aplikasi HAPE, Web, Smartphone

        1. Mengatur waktu pemberian pupuk sesuai dengan stadia pertumbuhan kritis dari suatu varietas padi Panen Pertum- buhan Awal Berbu-nga Anakan Aktif Inisiasi Malai

        Bagaimana PHSL bisa memberikan keuntungan bagi petani padi?

        Salah waktu  Salah dosis  Salah jenis Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

        Mengapa PHSL diperlukan? Problema Petani Dalam Pemupukan 

      • Rekomendasi pupuk akan disesuaikan dengan
      • Tersedia dalam 5 (lima) pilihan Bahasa :

        Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015

        PHSL bertujuan untuk meningkatkan The Supervised keuntungan petani padi sekitar USD 100 per hektar per MT Multi-Agent Target hasil dengan menggunakan PHSL Systems for Senjang Greenhouse- hasil

        Based Crop Industry Kudang B. Seminar Herry Suhardiyanto UIJI Seminar, 23-25 July 2011, Ehime University Hasil yang dapat dicapai Tingkat hasil Target hasil Dept. of Mechanical & Biosystem Eng. dengan pemupukan petani saat ini dengan PHSL Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan optimal dan teknik Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Bogor Agricultural University budidaya yang baik Industri Tanaman Skala Menengah ke Atas Problems with Greenhouse Control

        Kompleksitas industri tanaman berbasis green- house: skala besar: tersebar di >1 lokasi, jumlah greenhouse, jenis tanaman, faktor lingkungan, kontrol

        Kudang B. Seminar & Herry Suhardiyanto 6/14/2016

      45 Arsitektur Sistem Multi-Agen Industri

        Tanaman Mentimun Mini di Greenhouse Tanaman Berbasis Greenhouse SUPERVISORY USER AGENT Greenhouse U S E R I N T E R F A C E s USER’S PREFERENCE SELECTION MODULE Modes Parameters Optimality of of control Criteria Array of control Controller Supervisory Control Engine s Greenhouse Controllers Supervised Greenhouse Control Climatic Agents Controllers Knowledg Knowledge e Greenhouse I/O Controllers Crop Knowledg Knowledg

        Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian e e Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian

      • s te m d ia m e te r( c m
      • 2 /c m )

          Ir ra d ia ti o n ( w /m 2 )

          Inhibition of transpiration caused by water stress increases the leaf temperature Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian

          Stressed Healthy Thermal camera

          Plant diagnosis Before After water stress treatment

          Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Water stress detection with thermal imaging technique

          Healthy Slightly damaged Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian

          Current plant diagnosis techniques Early detection of damages caused by tomato

          Healthy Slightly damaged Severely damaged Early detection of tomato russet mite damage

          The observed values of ration canopy-stem diameter with 9 treatments for 15 days.

          Treat 1 Treat 2 Treat 3 Treat 4 Treat 5 Treat 6 Treat 7 Treat 8 Treat 9

          5 10 15 Days R a ti o c a n o p y

          200 400 600 800

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

          Temperature Humidity Irradiation

          100 200 300 400 500 600 700

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

          ), H u m id it y ( % )

          Te m p ( o C

          15 Days

          10

          5

          80 100

          60

          40

          20

          Negeri, Payakumbuh Temperature, humidity and irradiation observation within greenhouse for 15 days

          Optimization of controlled variables Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

          Identification of Crop Canopy Area Tamrin, Seminar, Hardjoamidjojo, Suhardiyanto 2002

          Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Plant diagnosis Current plant diagnosis techniques Detection of water stressed plant Quantification of water stress under greenhouse condition by monitoring the wilting of tomato plant

          Digital still camera

          °

          90 60 °

          Tomato plant

          30 °

          Horizontal

          0 °

          Center

          [100%] [45%] Continuous monitoring of the projected area of

          Seminar Nasional Ketahanan Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian tomato plants is useful to evaluate the extent of Pangan Dan Pertanian Water stressed plant is detectable

          Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, water stress Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

          Payakumbuh Imaging In the intelligent greenhouse located at agricultural faculty

          Current plant diagnosis techniques Current plant diagnosis techniques Irrigation control system Detection of abnormal flowers for high sugar content tomato production with neural-network

          Abnormal Malformed fruit

          2.6 m Normal Moderate water stress increases sugar content

          Seminar Nasional Ketahanan Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Pangan Dan Pertanian in tomato fruits

          Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

          Payakumbuh Imaging

          Diagnosis with with neural-network Collaboration researches Collaboration researches Tomato production in summer: Tomato production in summer: Root zone cooling system Root zone cooling system

          Tomato plant Effect of root zone cooling on the total yield of tomato

          Keeping the root zone Polystyrene foam Control (No-cooling) -2 temperature at 25 °C )

          Rockwool cube

          m increases the total yield kg ( of tomato fruits ld

          Rockwool slab

          yie

          Thickness (Root zone cultivation material) al

          2cm

          ot

          The number of physiological

          T

          disordered fruit was smallest in the 25 °C treatment

          Seminar Nasional Ketahanan Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Week Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Berkelanjutan, 07 Oktober 2015

          Pipelines for cooled water Politeknik Pertanian Negeri, Politeknik Pertanian Negeri, Pemanenan tomat : manual, mekanikal, robotikal

          http://www.farmdoc.illinois.edu http://www.antaranews.com http://media.viva.co.id/

          manual mekanikal robotikal Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Jejaring Sensor Nir Kabel Untuk Aplikasi Pertanian

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Source: Ojha, Misra, Raghuwanshi 2015

          Kegiatan Pasca Panen

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

          Alat Pemutu Teh Hitam

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh JST utk Deteksi Kelas

          JST utk Deteksi Grade Konstruksi Alat Pemutu

          Alat Pemutu Teh Hitam

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Kelebihan Alat: Portable, Small Size, Ekonomis Akurasi: Untuk Kelas 1 98%

          

        Sortasi

        Buah

        Tomat

          Sortasi berbasis TI Sortasi

          Standar Mutu Green Breakers Turning Pink Light Red Red Fase Hijau Fase Masak Hijau Fase Pecah Warna Fase Matang

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Teknologi Kemasan Daging Pencucian & Pemutuan Tomat Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh http://www.packworld.com/ Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan

          http://sdhuayu.en.alibaba.com

          Hari, xx September 2015

        SIDANG AKHIR

          Berbagai Variasi Kemasan Tomat SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN KEMASAN PRODUK DAGING Prof Dr Ir Kudang Boro Seminar, MSc Irman Hermadi, SKom MS PhD

          Dr Nugraha Edhi Suyatma, STP DEA T. Khairil Ahsyar (G651130441)

          Departemen Ilmu Komputer Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan tengkukhairil@apps.ipb.ac.id /tengkukhairil@gmail.com Institut Pertanian Bogor 2015 Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan www.tengkukhairil.com Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

          Pendahuluan

          Sulit & lambatnya menentukan pilihan

          Identifikasi Masalah

          kemasan yang sesuai

          1. Banyaknya parameter produk dan varian jenis-jenis kemasan yang menjadi FUNGSI KEMASAN faktor-faktor penentu kualitas.

        • Protection - Communication

          3. Butuh waktu lama dan

        • Convenience

          biaya yang mahal untuk

        • Containment - Attribut (Robertson 2010)

          mengetahui pemilihan Lawrie (2003) Yam et al. 2005 kemasan yang sesuai. Red-Oks, warna, kadar asam (pH), pemberlakuan

          1 . Daging segar

          garam/gula, aktivitas air (Aw),

          2. Tidak banyak pengusaha yang memiliki mikrobiologi, temperatur,

          2 . Daging olahan minimal pengetahuan mengenai jenis kemasan &

          pengawet, tekanan osmose, pengemasan yang baik. dan atmosfer.

          3 . Daging olahan Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan

          Weka versi 3.6.11 Pohon Keputusan

          Analisis Produk Daging dan Kemasan

        ATRIBUT PARAMETER NILAI ATRIBUT

          suhu

          Keasaman (pH) Rendah, Sedang, Tinggi

          ruang

          Temperatur (suhu) Ruang (normal), Dingin, Beku

          dingin beku

          Aktivitas Air (Aw) Kering, Sedikit Basah, Basah Target Umur Simpan < 1 Minggu, 1 Minggu s/d 1 Bulan, > 1 Bulan s/d 6

          vacuum kadaluarsa kadaluarsa

          Bulan, > 6 Bulan

          > 6 bln

          Pemberian Zat Ya, Tidak

          can < 1 mggu > 6 bln

          Pengawet JENIS KEMASAN SUB KEMASAN

          1 mggu – 1 bln > 1 bln – 6 bln

          Kaleng (Can) Can 1 mggu – 1 bln

          vacuum aw

          Plastik Film (Film) Overwrapped Trays, Shrink Film

          MAP aw pouch

          Kantong (Pouch) Standup, Flat, Side Gusseted, Three Side Sealed,

          > 1 bln – 6 bln Block Buttom, kering / sedikit basah basah sedikit basah / basah kering

          Modified Atmosphere MAP Flexible, MAP Rigid Packaging (MAP) Vakum Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Vacuum Rigid, Vacuum Skin, Vacuum Flexible film pouch Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan pouch alfoil alfoil Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Alumunium Foil (Alfoil) Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Wrinkled Walled Tray, Smooth Walled Tray Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

          Jenis-jenis Kemasan Implementasi Sistem

          Plastik Kaca MAP

          Tabung Film Kaleng Vakum Flex.

          Alumunium Foil

          Skin

          Intelligent

        Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Kantong Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Active

        Edible

          Vakum Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Kertas

          No Nama Alat Produksi Fungsi Jumlah Membelah kayu gelondongan menjadi

          1 Band Saw 4 unit papan Penjadwalan Kerja Berbasis TI

          2 Rip Saw Memotong papan (vertikal) 4 unit Data

          3 Cross-cut Saw Memotong papan (horisontal) 2 unit PT. Sinar Bakti Utama, lokasi: Cimanggis, Bogor.

          Produ

          4 Thicknessing Planner Pembuatan komponen kecil 2 unit ksi

          5 Tennoner Pembuatan komponen sambungan kayu 4 unit

        • Produk berupa meubel kayu (meja, kursi, lemari, daun

          6 Morticer Pembuatan komponen sambungan kayu 4 unit pintu, dll) untuk permintaan dalam negeri dan ekspor

          7 Spidle Moulder Pembuatan komponen kecil 2 unit

          8 Router Pembuatan komponen kecil 4 unit

        • Jumlah Jenis Mesin = 17 buah (2-8 buah/jenis mesin)

          Jumlah Jenis Produk = 82 buah Problem:

           Banyak mesin idle Pekerja mengeluhkan ketidakpastian jadwal

           Keterlambatan pesanan Seminar Nasional Ketahanan Pangan Seminar Nasional Ketahanan Pangan

        OBSERVED CONDITIONS

          Output Penjadwalan Produksi Mebel critical

          Global World Food crisis issues collective to cope problems & with challenges

          Smart collective Many Solutions response Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Countries

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Sumber: Seminar, Arkeman, Lahay 2014. Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Oktober 2015 Politeknik Pertanian THE PROPOSED SOLUTION EWS of Food Crisis

        • Early Warning

          System (EWS) Curative of Food Crisis

        • DSS for Land

          Evaluation for Preventive Food Production Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

          Logical Flow of EWS

          INPUT VARIABLES System

        • Normative consumption ratio (X1)

          Dinamic Crisis Factual

        • % of infant weight below standard (X2)

          Paramaters Data

        • Infant mortality (X3)
        • Procentage of population under poverty line (X4)

          Crisis

        • Procentage of crop failure (X5)

          Variables

        • Potential rice production area (x6)

        SCORE LEVEL

          1 : Highly Vulnarable • Annual Rate (X7) 2: Vulnarable Crisis

        • Price of rice (X8)

          3: Caution Status

        • Exchane Rate (X9)

          4: Safe

          ANN

          5: Highly Save

        • Composite stock price index (X10)

          Crisis Status (score 1-5) Accuracy 96.9% (MSE 0.11) 20 testing data & 208 training data TRAINING & TESTING Data Coverage: 28 provinces with 265 regencies Crisis Status

          Level krisis Aman

           1 ( to n /y e a rs ) Paddy Maize

          Scenario1 Scenario2 x

          100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00

          S1 (ha) S2 (ha) S3 (ha) N1 (ha) N2 (ha) TOTAL 9.355,50 9.396,00 5.438,34 25.355,43 34.301,07 83.846,34 HASIL KALKULASI LUASAN LAHAN POTENSIAL S1 (ha) S2 (ha) S3 (ha) N1 (ha) N2 (ha) TOTAL 19.307,01 16.093,08 6.707,61 7.436,61 34.301,07 83.846,34 Luasan Lahan Padi: Luasan Lahan Jagung: HASIL KALKULASI ESTIMASI PRODUKSI 154,42 308,83 188,07 188,07 0,00 50,00

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

          1. Satellite Images (downloaded freely): Landsat 7 ETM & Digital Elevation Model 2. Digital Maps: RBI Map (from Bakosurtanal), Soil Map (from Puslitbangtanak), Forest Map

          Spatial Database of Land Suitability FOOD PRODUCTION ESTIMATION Scenario of harvest time Crop Productivity Crop Production Database FOOD AVAILABILITY ESTIMATION POPULATION FOOD AVAILABILITY FOR CONSUMPTION Sistem Estimasi Produksi & Ketersediaan Pangan

          IMPLEMENTATION Test Case (2007) : Indramayu, West Java Crisis Status

          IHSG 2087.59

          IMPLEMENTATION Test Case (2007) : Manokwari Papua Barat Parameter Krisis 2007

          Perubahan kurs dolar 9179.55

          Harga beras 5255.83

          77.00 Curah hujan 1519.00

          25.14 Daerah tanpa hutan

          20.96 Padi puso

          39.00 Penduduk dibawah garis kemiskinan

          18.80 Angka kematian bayi

          0.31 Berat badan balita dibawah standar

          Rasio konsumsi normatif

          Skenario 1 : Padi dan jagung dipanen 1x dalam setahun. Skenario 2 : Padi panen 2x dan jagung 1x Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

          HASIL KALKULASI KETERSEDIAAN PANGAN 2200 kcal/day Kecukupan Energi Widya Karya Pangan & Gizi VIII 2004 Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

          HASIL KALKULASI KETERSEDIAAN PANGAN 2200 kcal/day Kecukupan Energi Widya Karya Pangan & Gizi VIII 2004

          Sub district Population in 2007 Scenario 1 Scenario 2 Rice Maize Rice Maize (kcal/day) (kcal/day) kcal/day) kcal/day) Batudaa 27.978 5.688,64 8.663,84 11.445,59 8.663,84 Bongomeme 34.438 3.810,31 6.859,60 7.674,31 6.859,60 Tibawa 35.916 7.351,50 12.316,22 14.794,24 12.316,22 Pulubala 23.605 6.960,81 13.437,36 14.014,88 13.437,36 Limboto 39.261 881,85 1.315,85 1.772,11 1.315,85 Limboto Barat 22.122 5.076,17 7.406,25 10.200,18 7.406,25 Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh JARINGAN PELAYANAN INFORMASI DAN PENGETAHUAN KEMENTERIAN PERTANIAN Intranet/ Internet Basisdata Pertanian ( sharable ) Kantor Menteri:

        • Manajemen Data/Informasi
        • Manajemen Pengetahuan Manajemen Jaringan Manajemen Sistem Informasi
          • - INFORMASI & - PENGETAHUAN Petani/Masyarakat - akses info - komplain - kirim data SMS Gateway PETANI/MASYARAKAT/LSM akses info komplain Forum Sharing Desa (Pos Penyuluhan): -Pengisian formulir -Akses Info

          Pusat:

        • -

          Akses Data/Info
        • - Update data/info Propinsi:

        • Akses Data/Informasi

          Kabupaten: -Estimasi -Rekapitulasi -Tabulasi -Entri data -Akses Info Kecamatan (Balai): -Pengisian formulir -Akses Info

        • Entri Data Akses Data/Informasi
        • Update data/info

          Sumber: Kementan 2013 e-Petani: Mendekatkan Teknologi dan Informasi Pertanian Kepada Petani Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian

        • Cyber Extension

          Fungsi Kritis CBIS pada Transparansi Rantai Pangan 

          Rantai Produksi Ikan/Udang

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015

          Penyambung dan integrator antar simpul aktor pada rantai pangan Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Rantai Produksi Tuna Loin

          Penyedia penyimpanan data masif dalam berbagai bentuk digital (text, video, audio) 

          Penyedia akuisisi data real-time, objektif dan presisi 

          Penyedia berbagai skenario komputasi 

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

           Bertujuan untuk mendukung efektifitas penyelenggaraan penyuluhan pertanian

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Integrasi Hulur-Hilir dengan Sistem Informasi Berbasis Komputer (CBIS/Computer Based Information System)

          Inisiatif Terkait Lainnya lanjutan

           Portal Multimedia

           Portal Berita  Portal Agribisnis

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh  Pengembangan Portal-portal lainnya yang terkait Pertanian

          Inisiatif Terkait Lainnya lanjutan

           Memfasilitasi penyuluh dengan 1 komputer dan akses internet

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 KESIMPULAN (1) 

          Pertanian Presisi adalah pilar utama dalam perwujudan ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan

           Kompleksitas pertanian presisi dalam dari hulu ke hilir yang bersinergi dan terpadu mutlak memerlukan inovasi dan dukungan TI (Teknologi Informasi) & CBIS ( Computer-Based Information System ) dan Sistem Komputasi Cerdas ( Intelligent Computing Systems )

           Data, informasi, pengetahuan & pakar untuk mendukung pertanian presisi tersebar di berbagai lokasi geografis sehingga diperlukan inter-, extra-, intra-net technology, web, mobile & cloud computing technology. Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh

          KESIMPULAN (2)  Interaksi & kolaborasi lintas keilmuan sangat diperlukan untuk mendukung aplikasi pertanian presisi berbasis TI

           Kondisi petani yang marjinal dari segi pendidikan, kesempatan akses ekonomi, keterisolasian geografis sangat mengharapkan solusi berbasis TI untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam bertani dengan praktik terbaik (best practices) Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh Terimakasih...

          Kudang B. Seminar kseminar@staff.ipb.ac.id

          Lab. Teknik Bioinformatika Dept Teknik Mesin & Bio Sistem

          Fateta IPB

          Seminar Nasional Ketahanan Pangan Dan Pertanian Berkelanjutan, 07 Oktober 2015 Politeknik Pertanian Negeri, Payakumbuh