Penyempurnaan Regulasi Penjaminan Mutu Pendidikan Kedokteran Pemerataan Pembangunan Kesehatan Keterjangkauan

Rancangan
Undang-Undang

Pendidikan
Kedokteran

Topik Pembahasan
Dasar Penggantian UU Dikdok no.20/2013
Inti Perubahan
Ruang Lingkup Perubahan
Penyempurnaan Regulasi
Penjaminan Mutu Pendidikan Kedokteran
Pemerataan Pembangunan Kesehatan

Keterjangkauan
Harmonisasi

Dasar Penggantian UU Dikdok
No.20/2013

Perkembangan

pelayanan kesehatan
abad 21

Globalisasi dan
Perjanjian Regional
(MEA, AFTA, dll)

Perkembangan
kebutuhan pelayanan
kesehatan di Indonesia
(JKN, dll)

Perubahan demografi
dan pola penyakit di
Indonesia

Perkembangan standar
global pendidikan
kedokteran (World
Federation for Medical

Education)

Inti Perubahan

Penguatan peran
dokter dan dokter
spesialis pada
sistem pelayanan
kesehatan abad 21

Penguatan sistem
pendidikan
kedokteran (BME,
PGME, CME)

Penguatan sistem
penjaminan mutu
pendidikan
kedokteran


Ruang Lingkup Perubahan

Continuing Medical
Education

Postgraduate
Medical Education
Basic Medical
Education (BME)

Penyempurnaan Regulasi

BME – PGE - CPD
Penelitian

Adaptasi
Beasiswa dan Pembiayaan
Pendirian dan Penutupan (+ Pendirian Insttusi Asing) dan Sanksi

RS Pendidikan dan Wahana

Hak dan Kewajiban Mahasiswa BME dan PGE (+ fokus perlindungan hukum)

Evaluasi, Akredetasi dan Sertifikasi
Pengawasan sebagai jaminan kualitas
Peranserta Pemerintah dan Masyarakat

KKI, OP, dan IP

Harmonisasi:
• Jenis dan
kewenanganProfesi
• Sertifikat dan Ijazah
• Standard, Internship
• Definisi di ketentuan
Umum
Tumpang Tindih dengan UU
Lain dan antar pasal atau
peraturan
(Contoh UU Dikdok
No.20/2013 Pasal 36 Ayat 1

dan Ayat 3 berbeda)

PERBANDINGAN UU DIKDOK
UU Pendidikan Kedokteran lama terdiri dari:

8 BAB dan 68 Pasal. Dengan ringkasan sebagai

Pengganti UU Pendidikan Kedokteran terdiri dari :

18 BAB dan 70 Pasal. Dengan ringkasan sebagai berikut:

berikut:
BAB I Ketentuan Umum; Dasar/ asas/ tujuan; prinsip PK; (Pasal 1 s.d 4)
BAB II Penyelenggaraan Pendidikan Kedokteran (Pendirian, Penyelengaraan dan
BAB I Ketentuan Umum (Pasal 1 s.d 4)
BAB II Penyelengaraan Pendidikan Kedokteran ( Pasal Penutupan Pendidikan Kedokteran) ( Pasal 5 s.d 19)
BAB III STANDAR (Pasal 20 sd 25)
5 s.d 51)
BAB IV PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER/ DOKTER GIGI ( Pasal 26 s.d 34)
BAB III Pendanaan dan Standar Satuan Biaya

BAB V PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS/ DOKTER GIGI SPESIALIS (
Pendidikan Kedokteran (Pasal 52 s.d 56)
Pasal 35 s.d 42)
BAB IV Dukungan Pemerintah dan Pemerintah
BAB VI PROGRAM MAGISTER DAN DOKTOR (Pasal 43 sd 44)
Daerah (Pasal 57 s.d 60)
BAB VII HAK DAN KEWAJIBAN MAHASISWA (Pasal 45 )
BAB V Partisipasi Masyarakat (Pasal 61)
BAB VIII PENDIDIKAN DOKTER SUB SPESIALIS (Pasal 46 )
BAB VI Sanksi Administratif (Pasal 62)
BAB IX PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PROFESI BERKELANJUTAN (Pasal 47 )
BAB VII Ketentuan Peralihan (Pasal 63 s.d 65)
BAB X ADAPTASI (Pasal 48)
BAB VIII Ketentuan Penutup (Pasal 66 s.d 68)
BAB XI Pendanaan dan Pembiayaan Pendidikan Kedokteran (Pasal 49 sd 57))
BAB XII Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Pasal 58 s.d 60)
BAB XIII Partisipasi Masyarakat (Pasal 61)
BAB XIV EVALUASI DAN AKREDITASI (Pasal 62 s.d 63)
BAB XV PENJAMINAN MUTU (Pasal 64)
BAB XII SANKSI ADMINISTRATIF (Pasal 65)

BAB XIII Ketentuan Peralihan (Pasal 66 s.67)

ISSUE POINTER

1.DLP
2.UKMPPD
3.SUB SPESIALIS

SIKON TERAKHIR DLP

• Kelompok DLP telah 4 kali memasukkan standar
kompetensi DLP untuk disahkan KKI dan semuanya
di tolak / tidak diterima karena standar yang
dimintakan :
* Tumpang tindih dengan standar kompetensi yang sudah ada
* GAGAL menunjukkan 70 persen kompetensi baru
sebagaimana amanah putusan MK membuat Prodi DLP sebagai
Profesi BARU

• Kelompok DLP TELAH MELEBUR dan GABUNG

dengan PDKI dan Menerima KIKKI sebagai Kolegium
nya.

SIKAP & PANDANGAN OP
TERKAIT DLP

PENDIDIKAN DOKTER INDONESIA
KURIKULUM
ilmu Biomedik, ilmu Kedokteran Klinik ,
ilmu Humaniora Kedokteran, dan ilmu
Kesehatan Masyarakat/Kedokteran
Pencegahan/Kedokteran Komunitas

PRODI

JENIS DAN TEMPAT
PELAYANAN

GELAR
AKADEMIK


KESETARAAN

SARJANA
KEDOKTERAN

S1

PROMOTIF/PREV
KURATIF
ENTIF (SEHAT
REHABILITATIF
(SAKIT ==> SEHAT) CEGAH SAKIT)

SEBUTAN
KOMUNITAS
PEMBERI
PELAYANAN

PENDIDIKAN DOKTER

AKADEMIK

Klinik,
Puskesmas

DOKTER

PROFESI

Keluarga,
Masyarakat

DOKTER LAYANAN
PRIMER (PRIMARY
CARE PHYSICIAN)

PENDIDIKAN SPESIALIS
Pendalaman KEDOKTERAN KLINIK untuk
Spesialis dan Pendalaman Sub bagian/Sub
Divisi Spesialis Kedokteran klinik. (Ilmu

Kedokteran Klinik meliputi ilmu penyakit
dalam dengan percabangannya, ilmu bedah
dengan percabangannya, ilmu kesehatan
anak, ilmu kebidanan dan penyakit
kandungan, ilmu penyakit syaraf ilmu
kesehatan jiwa, ilmu kesehatan kulit dan
kelamin, ilmu kesehatan mata, ilmu THT,
ilmu gizi klinik, radiologi, ilmu anestesi,
ilmu rehabilitasi medik, ilmu kedokteran
forensik dan medikolegal.)

Spesialis (Bedah, Obgyn,
Anak, Penyakit Dalam, Saraf,
Jiwa, Mata, THT, Radiologi,
Patologi Klinik, Kulit n
Kelamin dll)

Spesialis Bedah,
Spesialis Penyakit
Dalam, Spesialis
Anak, Spesialis
Mata, Spesialis
Saraf dll

S2

Rumah Sakit

DOKTER LAYANAN
SEKUNDER
(SECONDARY
CARE PHYSICIAN)

S3

Rumah sakit
Rujukan
tertinggi (Type
A)

DOKTER LAYANAN
TERSIER
(TERTIARY CARE
PHYSICIAN)

PENDIDIKAN Sub SPESIALIS
Contoh Spesialis Anak : Sub
Spesialis (Perinatologi, Ginjal
Anak, jantung Anak, Sosial
pediatri etc)

Konsultan Ginjal
Anak, Konsultan
Stroke dll

DI LUAR NEGERI
DLP = Primary Care Physician
Adalah Sebutan Bagi Komunitas
yang memberi layanan Kesehatan
di Tingkat Layanan Primer

BUKAN Gelar Akademik

Jurnal di atas sangat jelas menyebut
DOKTER UMUM DAN DOKTER KELUARGA
YANG BEKERJA
SEBAGAI DOKTER LAYANAN PRIMER

Dokter-dokter sebagai Dokter Layanan Primer pada USA

https://www.ahrq.gov/research/findings/factsheets/primary/pcwork1/index.html

• Tanggapan dan Telaah :

Catatan : 6 tahun kemudian, Spesialis Kebidanan dan Kandungan (Obstetrics &
Gynecology) sudah masuk dalam komunitas Dokter Layanan Primer (DLP) TANPA
PERLU KEMBALI ke kampus sekolah UNTUK MENDAPATKAN GELAR DLP

SIKAP & PANDANGAN OP
TERKAIT UKMPPD

PANDUAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA
PROGRAM PROFESI DOKTER (UKMPPD)

JANUARI 2015

1. Dari slide paparan dirbelmawa di atas terlihat bahwa UKMPPD
dalam pemahaman DIKTI dimaknai sebagai Uji lisensi untuk masuk
dunia kerja melakukan praktek kedokteran demi keselamatan
pasien pada pelayanan kesehatan; padahal senyatanya,
2. UKMPPD sebagai syarat lulus dari Fakultas kedokteran harusnya
meluluskan dokter yang bukan hanya akan melakukan praktek
kedokteran tapi harus juga bisa melanjutkan karir di dunia non
klinik sebagai peneliti, pegawai kemenkes, BPJS etc.;
3. Nanti kalau akan praktek baru Uji Lisebsi untuk mendapatkan
sertifikat kompetensi sebagai syarat dapat STR
4. KESIMPULAN : Pelaksanaan UKMPPD tidak sesuai dengan tujuan
Pendidikan kedokteran yang diatur dalam pasal 4 UU DIKDOK
(lama).

Uu dikdok no.20 tahun 2013

Hal. 191 dari 196 putusan mk atas yudisial review oleh pdui

1. Uji Kompetensi pada UU Dikdok pada pasal 36 ayat 3 menyebut Uji
Kompetensi DOKTER, bukan UKMPPD dan ini diperkuat oleh Putusan MK
seperti slide tersebut diatas pada hal 191 yang secara terang disebutkan
bahwa Uji kompetensinya adalah Uji Kompetensi Dokter.
2. Jadi seseorang hanya bisa ikut Uji Kompetensi Dokter bila telah bergelar
DOKTER dan ini dibuktikan dengan pemberian IJAZAH.
3. Defenisi IJAZAH pada UU Dikti diberikan bila telah menyelesaikan
program pendidikannya, tidak terkait dengan Uji kompetensi
4. KESIMPULAN :
A. Pelaksanaan UKMPPD selama ini TIDAK PUNYA Payung/ dasar Hukum.
B. IJAZAH Dokter adalah Hak konstitusional Mahasiswa Kedoketarn yang
telah Lulus seluruh mata pelajarannya di Fakultas Kedokteran dan SYARAT
untuk dapat ikut Uji Kompetensi Dokter sebagaimana amanat UU Dikdok
pasal 36 ayat 3 dan putusan MK hal 191.

KAJIAN BIDANG PENDIDIKAN
TERKAIT SUB SPESIALIS

SUBSPESIALIS : Penjenjangan atau Pendalaman
Sebagai Pendidikan Profesi dalam bentuk Program Pendidikan Subspesialis
(Draf Panja)  PENDALAMAN
(1)

Sebagai Pendidikan Akademik Profesi dalam bentuk Program Studi Sp. 2 
PENJENJANGAN dari Prodi Sp.1

pendidikan profesi untuk pengayaan dan pendalaman keahlian yang berbasis rumah (1) Pendidikan akademik dan profesi berbasis universitas. Ada persyaratan yang harus
sakit.
dipenuhi.

(2) memperoleh sertifikat profesi dengan sebutan profesi Konsultan

(2) memperoleh ijazah dengan gelar Dokter Subspesialis (Sesuai dengan nama PRODINYA)

(3) Lama pendidikan tergantung bidang ilmu antara 6 bulan sampai 3 tahun (Tidak

seragam)

(3) Sebagai prodi harus memenuhi persyaratan suatu program studi terkait SDM, lama masa
studi yang seragam (minimal 2 tahun), dan harus diakreditasi oleh LAM PTKES

(4) Penyelenggaranya kolegium

(4) Penyelenggara adalah Fakultas

(5) SERKOM UTAMA DAN STR serta SIP yang digunakan adalah sesuai bidang (5) SERKOM UTAMA DAN STR serta SIP yang digunakan sesuai dengan
spesialisasi pad Sp. 1
kompetensi pada standar Pendidikan subspesialisnya (Sp.2)
KONSULTAN yang diperoleh melengkapi dan menjadi SERKOM TAMBAHAN

(6) penyelenggaraan oleh departemen yang sesuai dengan bidang spesialisasinya

(6) Penyelenggaraan oleh departemen subspesialis ??

(7) Standar kompetensi dan standar pendidikan disusun oleh kolegium spesialis (UU
Pradok)

(7) Standar kompetensi dan standar pendidikan disusun oleh kolegium subspesialis ??

(8) Perhimpunan membentuk bidang spesialisasinya

(8) Membentuk perhimpunan baru dan kolegium baru sesuai bidang subspesialisnya ??

Terima Kasih