KATA PENGANTAR - Panduan Pengembangan Media Pembelajaran PAUD
KATA PENGANTAR
Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran
bergantung kepada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat
mempengaruhi kebehasilan pencapaian kompetensi, yaitu cara tutor
dalam melaksanakan pembelajaran.Kecenderungan yang terjadi pada proses pembelajaran di
Indonesia adalah kegiatan belajar masih berpusat pada tutor, yaitu
tutor lebih banyak bercerita atau berceramah. Peserta didik tidak
banyak aktif terlibat dalam proses pembelajaran, tutor tidak/jarang
menggunakan media pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
menjadi pasif dan kurang bermanfaat. Oleh karena itu paradigma
lama di mana orientasi belajar lebih berpusat pada tutor harus mulai
ditinggalkan dan diganti dengan orientasi belajar lebih berpusat pada
peserta didik dengan cara tutor menjadi fasilitator dengan
menyediakan media.Dengan menjadi fasilitator, tutor akan dapat menciptakan
pembelajaran yang aktif, yaitu merupakan proses pembelajaran di
mana seorang tutor harus dapat menciptakan suasana yang
sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya,
mempertanyakan dan juga mengemukakan gagasannya.Keaktifan peserta didik ini sangat penting untuk membentuk
generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan juga orang lain. Dan juga tutor harus dapat
membuat proses pembelajaran yang menyenangkan, yaitu berkaitan
erat dengan suasana belajar yang menyenangkan sehingga peserta
didik dapat memusatkan perhatianya secara penuh pada belajarnya.Hal ini membutuhkan kreativitas tutor untuk dapat
menghidupkan suasana belajar mengajar sehingga menjadi tidak
membosankan bagi para peserta didiknya.Semarang, Mei 2014 Kepala Dr.H. AdeKusmiadi, M.Pd.
NIP. 195512291983 1001
DAFTAR ISI
Halaman SampulKATA PENGANTAR .......................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................
PENDAHULUAN ............................................................................
1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik Peserta Didik ....................................................................................... 2
2. Merumuskan tujuan intruksional (Instructional Objective) dengan operasional dan khas ............................... 4 3.
Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan ............................................. 6
4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan ...................... 7 5.
Menulis naskah media ........................................................... 9 6. Mengadakan tes dan revisi .................................................. 30
PENDAHULUAN Secara garis besar kegiatan pengembangan media
pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar yang harus dilalui,
yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian. Sementara
itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan
pengembangan program media. Arief Sadiman, dkk,
memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam
pengembangan program media menjadi 6 (enam) langkah
sebagai berikut:1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik Peserta Didik Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang dimiliki Peserta Didik dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan Peserta Didik dapat menjadi orang tua yang baik dan benar, maka mereka harus mengetahui juga baigaimana merawat kehamilan, mendidik anak, tumbuh kembang anak dan lain- lain.
Setelah kita menganalisis kebutuhan Peserta Didik, maka kita juga perlu menganalisis karakteristik Peserta Didiknya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki Peserta Didik sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa dengan tes atau dengan yang lainnya. Langkah ini dapat disederhanakan dengan cara mengenalisa topic-topik materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk rangsangan indera mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam). contoh melakukan identifikasi kebutuhan dan karakteristik Peserta Didik: Peserta Didik diklat keorangtuaan diharapkan dapat memahami tentang tugas dan fungsi dari masing-masing baik sebagai suami maupun sebagai isteri. Namun kenyataannya tidak sesuai dengan harapan. dengan demikian terjadi kebutuhan bagaimana meningkatkan sikap dan pengetahuan Peserta Didik dalam kehidupan berumah tangga.
Adanya kebutuhan tersebut sebaiknya menjadi dasar pijakan dalam membuat media pembelajaran, sebab dengan dorongan kebutuhan inilah media dapat berfungsi dengan baik. dan media yang digunakan Peserta Didik, haruslah relevan dengan kemampuan yang dimiliki Peserta Didik.
2. Merumuskan tujuan intruksional (Instructional Objective) dengan operasional dan khas Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa ketentuan yang harus diingat, yaitu:
a. Tujuan instruksional harus berorientasi kepada Peserta
Didik. Artinya tujuan instruksional itu benar-benar harus menyatakan adanya prilaku Peserta Didik yang dapat dilakukan atau diperoleh setelah proses belajar dilakukan.
b. Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja yang
operasional, artinya kata kerja itu menunjukkan suatu prilaku/perbuatan yang dapat diamati atau diukur. Beberapa contoh dari kategori kata operasional adalah sebagai berikut:Kata Kerja tidak Kata Kerja Operasional Operasional Mengidentifikasikan Mengerti
Menyebutkan Memahami Menunjukkan Menghargai Memilih Menyukai Menjelaskan Mempercayai Menguraikan Dan lain-lain Merumuskan Menyimpulkan Mendemostrasikan Membuat Menghitung Menunjukkan Menemukan Membedakan, dll Sebuah tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat
unsur pokok yang dapat kita akronimkan dalam ABCD
(Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Penjelasan dari
masing-masing komponen tersebut sebagai berikut:Audience adalah menyebutkan sasaran/audien A = yang dijadikan sasaran pembelajaran
Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik
B = yang diharapkan atau yang dapat dilakukan
setelah pembelajaran berlangsungCondition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau dimana sasaran dapat C = mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan
D =
minimal yang diharapkan dapat dicapai.
Contoh Rumusan Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti diklat keorangtuaan (C), Peserta (A)
dapat memahami dan mempraktekkan (B) kesetaraan
gender dalam rumah tangga dengan benar (D).
Peserta Diklat Keorangtuaan (A) dapat Menyebutkan (B)
hak dan kewajiban suami isteri dalam rumah tangga
dengan benar (D).3. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya Tujuan.
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar tersebut.
Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka langkah selanjutnya adalah membuatnya dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkrit kepada yang abstrak.
Contoh Rumusan Butir-butir Materi dari Rumusan Tujuan Pembelajaran di atas:
1. Kesetaraan Gender
2. Hak dan Kewajiban Suami Isteri dalam Rumah
Tangga4. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum naskah program ditulis. Dan alat pengukur ini harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang
disajikan. Bentuk alat pengukurnya bisa dengan tes,
pengamatan, penugasan atau cheklist prilaku.Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang
media, ketika melakukan tes uji coba dari program media
yang dikembangkannya. Misalkan alat pengukurnya tes, maka
Peserta Didik nanti akan diminta mengerjakan materi tes
tersebut. Kemudian dilihat bagaimana hasilnya. Apakah
Peserta Didik menunjukkan penguasaan materi yang baik
atau tidak dari efek media yang digunakannya atau dari
materi yang dipelajarinya melalui sajian media. Jika tidak
maka dimanakah letak kekurangannya. Dengan demikian,
maka Peserta Didik dimintai tanggapan tentang media
tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas
penyajiannya.Sebagai salah satu contoh tentang alat pengukur
keberhasilan dari media yang dikembangkan oleh Pendidik
adalah sebagai berikut:Rumusan Rumusan Tujuan Alat Pengukur (Tes)
Materi
Peserta Diklat Kesetaraan Pilihlah mana yang
Keorangtuaan dapat Gender Dalam termasuk kesetaraan
memahami dan Rumah Tangga gender dan yang
mempraktekkan tidak: Mencuci, kesetaraan gender menyapu, menyetrika, dalam rumah melahirkan, tangganya dengan mengasuh anak,benar mencari nafkah dll
Peserta Diklat Hak dan Sebutkan yangKeorangtuaan dapat Kewajiban termasuk hak dan
Menyebutkan (hak Suami Isteri kewajiban suami isteri dan kewajiban suami isteri dalam rumah tangga dengan benarDari contoh di atas, jelaslah bahwa penyusunan alat ukur keberhasilannya harus berdasar dari rumusan tujuan dan materi pembelajaran yang akan diajarkan melalui media pembelajaran tersebut.
5. Menulis Naskah Media Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam memproduksi media. Artinya menjadi penuntut kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Karena naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera atau bunyi dan suara yang harus direkam.
Sebelum naskah ditulis, maka terlebih dahulu disusun
garis-garis besar program media (GBPM) dan rancangan isi
medianya. Bentuk dan cara menyusun rancangan isi media
dapat dilihat sebagaimana diagram dan format berikut ini: Contoh: Garis-garis Program Media (GBPM)Pokok- Keteranga No Topik Tujuan Umum Tujuan Khusus pokok n
Materi
1 Kesetaraan Peserta Diklat Peserta Didik 1.
1. Sumber:
Gender Keorangtuaan dpt Pengertia Modul
dalam dapat memahami menjelaskan n gender Diklat
Rumah dan apa KeorangtuTangga mempraktekkan pengertian aan
kesetaraan kesetaraan2.
2. Internet gender dalam gender rumah tangganya 2. dengan benar
2. Peserta Didik Perilaku dpt Gender mengidentifik dan asi praktek kodrati kesetaraan gender dalam Penyimpa Rumah ngan Tangga Gender Tahapan dalam pembuatan atau penulisan naskah
adalah berawal dari adanya ide dan gagasan yang disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran. selanjutnya pengumpulan data
dan informasi, penulisan sinopsis dan treatment, penulisan
naskah, pengkajian naskah atau revisi naskah, revisi naskah
sampai naskah siap diproduksi. Tahapan tersebut sebagaimana
flowchart berikut: Ada beberapa macam bentuk naskah program media,namun pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama, yaitu
sebagai penuntun dan usaha memproduksi media
pembelajaran.Naskah program media terdiri dari urutan gambar,
caption atau grafis yang perlu diambil dengan alat kamera dan
suara atau bunyi yang diambil dengan alat perekam suara.
Lembaran naskah tersebut dibagi menjadi dua kolom, di sebelah
kiri terdiri dari gambar, caption atau grafis. Sedangkan di
sebelah kanan berisi narasi atau percakapan yang dibaca narator
atau pelaku, dan suara lain yang diperlukan.Petunjuk praktis untuk menulis naskah narasi: 1.
Tulisan singkat, padat dan sederhana 2. Tulisan seperti menulis judul berita, pendek dan tepat, berirama dan mudah diingat
3. Tulisan tidak harus berupa kalimat yang lengkap 4.
Pikirkan frase yang dapat melengkapi visual dan tuntun Peserta Didik kepada hal-hal yang penting
5. Hindari istilah teknis, kecuali jika istilah itu diberi batasan
atau digambarkan 6. Tulisan dalam kalimat aktif 7.
Usahakan setiap kalimat tidak lebih dari 15 kata. diperkirakan dalam setiap kalimat memakan waktu satu tayangan visual kurang dari 10 detik
8. setelah menulis narasi, baca narasi itu dengan suara keras
9. Edit dan revisi naskah narasi itu sebagaimana perlunya
ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM NASKAH MEDIA
ANNOUNCER (ANN) Pihak yang member informasi tentang
suatu acara akan disampaikan. dapat juga dikatakan bahwa Announcer berfungsi untuk membuka sebuah program audioNARRATOR Fungsinya hampir sama dengan fungsi
Announcer, namun kalau narator menginformasikan sajian materi. jadi narator sudah berada dalam program. apa yang disampaikan oleh narator sudah menjadi bagian dari isi program audio MUSIK Music perlu dituliskan dalam naskah, yang menunjukkan bahwa pada adegan tersebut perlu disisipkan music yang sesuaiSOUND EFFECT (FX) Adalah suara-suara yang terdapat dalam
program audio untuk mendukung terciptanya suasana atau situasi tertentu. Sound Effect dapat berupa suara alamiah, atau sengaja dibuat dengan manipulasi tertentu. seperti suara binatang, suara letusan, dansebagainya
FADE IN DAN FADE OUT Adalah simbol yang artinya bahwa pada
adegan tersebut music masuk secara perlahan (Fade IN) dan jika music sedang berjalan maka hilangnya pun secara perlahan (fade out)OFF MIKE Situasi dimana suara yang ditimbulkan
seolah-olah dari kejauhan. untuk menimbulkan efek ini sumber suara harus menjauhi mikeIN-UP-DOWN-UNDER-OUT Simbol ini menjelaskan bahwa music masuk secara perlahan (IN), kemudian naik (UP) setelah music naik secara optimal maka diperlukan untuk kembali turun secara cepat (DOWN), kemudian music perlahan rendah dan terus bertahan rendah selama bebefrapa menit (UNDER) sampai akhirnya music perlahan hilang (OUT)
LONG SHOT (LS) Pengambilan yang memperlihatkan latar
secara keseluruhan dalam segala dimensibdan pernbandingannyaMEDIUM SHOT (MS) Pengambilan gambar yang memperlihatkan pokok sasarannya secara lebih dekat dengan mengesampingkan latar belakang maupun detail yang kurang perlu CLOSE-UP (CU) Pengambilan gambar yang memfokuskan pada subjeknya atau bagian tertentu. lainnya dikesampingkan supaya perhatian tertuju kea rah itu Contoh Membuat Naskah Media Grafis Media grafis (seperti gambar, poster, grafik, diagram,
karikatur, komik) adalah media yang dihasilkan dengan cara
dicetak melalui teknik manual atau dibuat dengan cara
menggambarkan atau melukis, teknik printing, sablon, atau
offset, sehingga media ini disebut juga sebagai printed material
atau bahan-bahan yang tercetak.Prosedur umum dalam merancang media grafis dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, mengidentifikasi program, dalam hal ini tentukanlah:
Nama mata pelajaran, pokok bahasan, dan sub pokok bahasan, tujuan pembelajaran, atau kompetensi yang diharapkan, dan sasaran (Peserta Didik yang akan menggunajan: kelas, semester)
Kedua, mengkaji literature, dalam membuat media cetak ini Pendidik selanjutnya menentukan isi materi yang akan disajikan pada kedua media tersebut. perlu diketahui bahwa menentukan isi yang akan disajikan pada media cetak dann media presentasi bukan memindahkan semua isi dalam buku teks, namun perlu dikemas sedemikian rupa sehingga materi dapat divisualisasikan lebih tepat, merangkum materi yang disampaikan, jelas
dan menarik minat dan perhatian Peserta Didik
Ketiga, membuat naskah. naskah untuk media grafis berisi
sketsa visual yang akan ditampilkan berisi objek gambar, grafik, diagram, objek foto dan isi pesan visual dalam bentuk teks. naskah untuk media presentasi berupa storyboard dengan format double kolom berisi kolom visual yang diisi dengan semua tampilan dan bentuk visual dan kolom audio
Keempat, Kegiatan Produksi. media cetak dapat dibuat secara manual atau menggunakan computer. cara manual berarti diperlukan keterampilan khusus untuk menggambar, melukis atau membuat dekorasi objek grafis. bahan-bahan yang diperlukan seperti kanvas/kertas, cat air, kuas, minyak, spon, berbagai bentuk hahan, dan lain-lain. cara kedua menggunakan computer grafis menggunakan software aplikasi penggunaan gambar dan dicetak dengan printer warna Contoh: Naskah Video Pembelajaran SCENARIO VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK WARGA BELAJAR KELOMPOK BELAJAR Program Ketrampilan : Ketrampilan
Judul : Keranjang dari bahan Koran bekas
Penulis : Sudaryoko Durasi : Produksi : Tahun :SCN
VISUAL AUDIO 1.
SEGMEN 1
FADE IN OPENING LOGO PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORAL REGIONAL II SEMARANG MEMPERSEMBAHKAN DISS TO TUNE PEMBUKA
2 TEASER/MONTAGE:
MUSIK DINAMIS FS-PAN/CU TUMPUKAN KORAN BEKAS LS/MS/CU PENGRAJIN KERANJANG DARI KORAN BEKAS DISSOLVE ; CUT TO CUT
- BENTUK MAL
MACAM-MACAM
MOTIF ANYAMAN
- MACAM DESAIN/MODEL
- PERALATAN YANG
- DIGUNAKAN
- KERANJANG
PENGRAJIN MEMBUAT
S/I JUDUL “MENGANYAM KERANJANG DARI BAHAN KORAN BEKAS” S/I PENULIS S/I PENANGGUNG JAWAB S/I SUTRADARA EXT. JALAN KAMPUNG. PAGI 3. HARI MLS. Dewi berjalan dengan menjijing tas diperhatikan temannya.
FS Ani: Ani berlari-lari kecil lalu Dewi, .....Wah bagus mendekati Dewi, sambil ya....tasmu, beli mana kamu memegang tas yang dijijinjing ! Dewi
Dewi:
MS Aku beli ditetangga, disana Dewi melepaskan tas yang dijijing (sambil menunjuk kesuatu lalu diberikan kepada Ani arah tertentu), dia memproduksi bermacam- macam Tas Keranjang seperti ini
Two Shot Ani dan Dewi bercakap-cakap sambil berjalan bersama Ani:
Wi, ..... Aku boleh ndak ya ...untuk melihat cara pebuatan tas itu (sambikl
MCU menunjuk kearah tas). Dewi sambil tersenyum menjawab pertanyaan Ani. Dewi:
Ya boleh saja, kebetulan besok kan pas liburan, nanti saya antar kerumahnya. Ani
Akhirnya keduanya berpisah Besuk pagi, saya tunggu dirumahku F/O-F/I
Dewi Oke
4. EXT. RUMAH DEWI-PAGI
Tampak Ani berjalan memasuki halaman rumah dewi sambil Ani: mengucapkan salam Asssalammualikum......! Dewi menjawab dari dalam Dewi (OS):
Walaikum salam........!
Tak lama kemudian Dewi muncul Dewi: dari dalam rumah menemui Ani di Hai....Ani, silahkan duduk teras sebentar aku tak dadan sebentar yaa...........
Ani Ani mengiyakan Oke dak pakai lama ya.........Wik
Dewi: Ya......... Two shot Akhirnya Dewi sudah selesai Ani: dandan lalu keluar menemui Ani Ayo.......kita jalan ke tempat pembuatan Anyaman tas Dewi: An.....Yang mana rumahnya pembuat kerajinan tas
MS keranjang itu Rumah pembuat kerajinan tas dari Koran bekas Ani:
Nah Itu!, ayo!!............kita tanyakan saja pada Bu......itu ! Dewi Selamat pagi ! Pembuat Tas: Selamat pagi ! Dewi Maaf Bu !. Ibu sedang membuat Tas kerjang dari bahan Koran Ya Bu...?!! Pembuat Tas:
Ya Benar mbak !! CAT TO CUT Dewi MCU Saya ingin tahu bagaimana Bahan-bahan pembuatan tas cara membuat Tas keranjang: keranjaang .....Bu ?!! Koran bekas, Kawat, Lem dan Dan Bahan.bahannya apa Vernis saja.....? MS Pembuat Tas DEWI Bahan pembuatan Tas
Keranjang dari : CUT TO CUT Koran bekas, Kawat, MCU Lem,dan Vernis, Alat-alat yang digunakankan: Cater,Gunting,Meteran,Tang, Dewi Palu, Jarum, Mal, Batang Kayu Oh.....lalu alat-alat yang bulat(lidi) dan Kayu pipih digunakan apa saja?
Pembuat Tas Alat-alat yang digunakan 4. LS adalah:
Cater dan Gunting untuk
memotong kertas
Meteran untuk mengukur
panjang kertas/ kawat
Tang untuk memotong
kawat
Palu untuk merapikan Jarum untuk merapikan
5. Mal untuk mengemal
barang yang akan dibut
Batang kayu bulat(Lidi)/
MCU
Pipih untuk bentuk batang yang bulat atau pipih.
Dewi Lalu motif anyamannya berbentuk apa saja
6. Pembuat Tas
Bentuknya bisa macam- macam yaitu : Bentuk bulat/pipih, Bentuk panjang dan Kotak Dewi Kemudian Desain/Modelnya Bu ?!!
MCU Vas bunga, Tas belanja, Keranjang pakaian, Rak buku
Pembuat Tas: Kalau kecil sebagai
- Vas bunga, Tatak gelas/teko,
- belanja
Sedang sebagai tas
- Kernjang pakaian kotor atau tas belanja
Besar untuk
- buku
Susun untuk Rak
Dewi: Tadi, bahan sudah, alat sudah dan bentuk dan model sudah......lalu Ani:
CUT TO: Yang belum cara pembuatan
LS.TAMPAK POTONGAN KERTAS keranjang yang belum. Nah bagaimana cara 7. pembuatannya Bu ?!! Pembuat tas: Baik, cara menganyam Keranjang........ini tidak pakai Mal.Coba perhatikan mbak Dewi dan mbak Ani yaitu : Langkah 1 : Dari selembar halaman kertas koran, bagilah
CUT TO : menjadi 3 atau 4 potong MCU : BENTUK KERTAS bagian yang sama besar.
LINTINGAN DG KAYU BULAT Langkah Linting selembar potongan kertas Koran dengan bantuan Lidi. Gulung dan rekatkan ujungnya dengan lem. Buat sepuluh batang. CU. MEMBENTUK SUSUNAN LINGKRAN MATA ANGIN
Langkah 2 : Membentuk Dasar Lingkaran
CUT TO: Keranjang Oval Mengikuti
MS. MEMBENTUK DASAR Arah Mata Angin
KERANJANG MELINGKAR Ambil 8 buah lintingan bulat.
Susunlah membentuk lingkaran mata angin.
Langkah 3 : Teknik membentuk dasar keranjang oval dimulai dari cara menyusun bentuk lingkaran seperti ini.
Gerakan memutar diawali di sisi bagian selatan (arah angka 6 bila mengacu pada
LS. TAMPAK MEMBUAT TEKNIK- bilangan jam). Lintingan OUT SECARA MELINGKAR diputar ke arah kiri secara bersilangan (teknik in-out , ilustrasi bilangan jam : dimulai dari angka 6 melewati 5,4,3...dst ). Lanjutkan putaran hingga membentuk lingkaran bertumpuk sebagai dasar keranjang. Semakin banyak lingkaran yang terbentuk, akan semakin besar pula keranjang yang akan dibuat. Dalam menyambung gerakan lintingan secara memutar, gunakan lem untuk menyatukan lintingan yang satu dengan lintingan yang lain.
Langkah 4 : Apabila kumpulan lingkaran sebagai dasar keranjang sudah
MS. TIANG-TIANG LINTINGAN DI dirasa cukup, langkah berikutnya adalah TEGAK(BERDIRI) LALU DISISIPKAN membangunkan sisi-sisi keranjang ke arah atas.
Teknik in-out secara
bersilangan dapat terus dilanjutkan untuk membuat sisi keranjang. MCU. TAMPAK KERANJANG OVAL DARI ATAS
Teruskan teknik in-out secara melingkar berlawanan arah jarum jam ke arah atas, bentuk keranjang sudah mulai dapat terlihat.
MCU. TAMPAK DARI SAMPING
Teknik in-out secara
bersilangan dapat terus dilanjutkan untuk membuat sisi keranjang.
MCU Keranjang sudah jadi yang dikombinasi
Rapihkan tiang-tiang lintingan yang masih tegak berdiri dengan proses menggunting lalu sisipkan ke dalam sisi-sisi keranjang Langkah 5 : Untuk mempermanis karya, dapat mengkombinasikan kreasi dengan teknik menganyam seperti ini.
INT. TEMPAT PEMBUATAN MUSIK KERANJANG DARI KORAN BEKAS NARASI 8.
Untuk mengembangkan S/I Analisis Bisnis ketrampilan ini sebagai usaha untuk mencari Keranjang Koran Bekas Modal = M Total Belanja Bahan = B Upah Tenaga = U Laba = L (%) Harga Jual Total = HT Harga Jual = H Jumlah hasil = J M = B + U HT = M + ( M x 20%) S/I Jika laba diharapkan : 20% Kerabat Kerja: Produser Sutradara Penulis Skenario Kamerawan Soundman Ligtting Ass.Lihting Unit Lapangan Art Director Property Editor Driver
9. Insert-insert hasil kerajinan
- – Modal, ditambah 20% modal Contoh tersebut merupakan perhitungan, jika laba yang diharapkan adalah 20% Tempat-tempat penjualan dapat di distro, pedagang kaki lima, took alat tulis atau took serba ada. MUSIK
PRODUKSI PP-PAUDNI REGIONAL II
SEMARANG 2014 penghasilan, maka dapat menggunakan rumus sbb: Jika diketahui, bhwa: Modal adalah = M Total belanja Bahan = B Upah Tenaga = U Laba = L (dalam %) Harga Jual Total = HT Jumlah Hasil = J Maka: Modal, sama dengan Total Belanja Bahan, ditambah Upah Tenaga Sehinga: Harga Jual
6. Mengadakan Tes atau Uji Coba dan Revisi
Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui
tingkat efektifitas dan kesesuaian media yang dirancang
dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut.
Sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap
telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar
dipahami atau tidak merangsang proses belajar bagi Peserta
Didik yang ditujunya, maka program semacam ini tentu saja
tidak dikatakan baik.Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui
perseorangan atau melalui kelompok kecil atau juga melalui
tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang
sesungguhnya dengan menggunakan media yang
dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk
memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan
perbaikan atas hasil dari tes.Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan
telah dianggap tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka
langkah selanjutnya adalah media tersebut siap untuk
diproduksi. akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan
produksi ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada
beberapa kekurangan dari aspek materi atau kualitas sajian
medianya (gambar atau suara) maka dalam kasus seperti ini
dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap aspek yang
dianggap kurang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
kesempurnaan dari media yang dibuat, sehingga para
penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang
disampaikan melalui media tersebut.DAFTAR PUSTAKA
Arief S. Sadiman, dkk,
Jakarta Rajawali Press 2009 4/6/2014Hujair AH. Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria
Insania PressUniversitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2007 Pedoman
Pengembangan Media Video , UPI BandungWina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media GroupYusuf hadi Miarso, 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama Pustekkom Diknas dan Prenada
Media