RANCANG BANGUN ELEC TROSTATIC PRECIPITATO

RANCANG BANGUN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR (ESP) SEBAGAI PENANGKAP
DEBU LAYANG INDOOR BERBASIS MIKROKONTROLLER
I Made Martadinata
Program Studi S1 Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Kampus 2 : Jl. Raya Gelam 250 Candi
Email : i.m.m.dinata@gmail.com
ABSTRAK
Udara bersih merupakan salah satu indikator kesehatan lingkungan. Akan tetapi di zaman
modern ini, banyak polusi udara yang terjadi yang disebabkan asap industri, asap kendaraan
bermotor, dan asap rokok. Partikel polusi akan berada dalam jangka waktu yang lama dan
melayang-layang di udara yang kemudian masuk kepernafasan. Hal ini berbahaya untuk kesehatan
manusia.
Dalam penelitian ini dibuat suatu alat pengendap debu dengan menggunakan
electrostatic precipitator, yang merupakan salah satu system pencegahan untuk mengurangi kadar
pencemaran udara dengan metode pemanfaatan energi listrik. Media yang digunakan adalah
dengan menggunakan mikrokontroller sebagai pengontrol dari keseluruhan sistem yang dibuat.
Dari hasil pengujian menunjukkan jumlah debu yang mengendap tergantung dari variasi tegangan
yang diterapkan. Debu yang diperoleh dengan cara elektrostatis lebih banyak. Hal ini dikarenakan
pada pengendap debu secara elektrostatis, supply dihubungkan dengan elektroda yang selanjutnya
digunakan sebagai filter sehingga muatan pada elektroda besar dan filter tersebut mempunyai gaya

tarik yang besar.
Kata Kunci : ESP, Electrostatic Precipitator, Debu layang indoor, Mikrokontroler

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang melayang
di udara (Suspended Particulate Matter/SPM). Debu termasuk ke dalam golongan partikulat.
Dalam kasus pencemaran udara baik di dalam maupun di luar ruang gedung (Indoor or Out Door
Pollution) debu sering dijadikan salah satu indicator pencemaran yang digunakan untuk
menunjukan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja. Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam
keadaan melayang-layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui
pernafasan.
Dari fenomena tersebut, maka diadakan suatu penelitian untuk membuat suatu alat yang
diharapkan dapat mengatasi bahaya pencemaran terhadap udara yaitu dengan cara
mengendapkan debu secara elektrostatik berbasis mikrokontroler.

1

1.2. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang dan membuatan desain control Electrostatic Precipitator (ESP)
penangkap debu layang indoor untuk menciptakan udara dalam ruangan yang bersih?
2. Bagaimana system kerja dari Electrostatic Precipitator (ESP) sebagai penangkap debu
layang indoor?
3. Bagaimana mengaplikasikan mikrokontroller sebagai pusat control alat pendeteksi debu
layang indoor?

1.3 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari tugas akhir ini adalah merancang suatu alat penangkap
debu laying indoor dengan menggunakan elektrostatik precipitator berbasis mikrokontroler dan
menciptakan udara di dalam ruangan yang bersih.
1.4 BatasanMasalah
Untuk menciptakan udara dalam ruangan yang bersih, maka dirancang alat control
Elektrostatic Precipitator (ESP) yang akan mengendapkan debu layang yang ada pada suatu
ruangan sebagai salah satu polutan dengan menggunakan medan listrik. Untuk membatasi
permasalahan pada penelitian ini, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Penelitian hanya akan dilakukan pada ruangan tertutup.
2. Penanganan debu layang yang terdapat dalam suatu ruangan dengan menggunkan desain

control Electrostatic Precipitator (ESP) untuk menangkap dan mengendapkan partikel.
1.5 Tujuan Pembuatan Alat
Dalam hal penanggulangan polusi udara yang ada di dalam ruangan maka digunakanlah
eletrostatic precipitator. Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam skripsi ini adalah:
1. Membuat alat penangkap debu layang indoor.
2. Mengetahui dan memahami prinsip kerja Electrostatic Precipitator (ESP).
3. Menciptakan udara di dalam ruangan yang bersih.
1.6 Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan pembuatan alat yang hendak dicapai, diharapkan desain alat kontrol
ini nantinya dapat digunakan dalam penanganan pencemaran udara yang ada di dalam ruangan
oleh debu layang akibat polusi udara atau asap.

2

2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Perancangan dan Pembuatan Alat
STUDI
LITERATUR

START


PERANCANGAN ALAT

HARDWARE

HARDWARE

MEKANIK

ELEKTRIK

SOFTWARE
PENGUJIAN
MEKANIK

PENGUJIAN
ELEKTRIK

PENGUJIAN
SOFTWARE


PERCOBAAN ALAT

PENGAMBILAN
DATA

END

Gambar 3.2. Tahap Perancangan Alat
Perancangan dan pembuatan alat dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap pembuatan
perangkat keras (hardware) dan tahap pembuatan perangkat lunak (software).
2.1.1. Perencangan dan Pembuatan Perangkat Keras (Hardware)
Perancangan mekanik dan elektrik (hardware) ini terdiri dari pembuatan pembangkit
dengan tegangan tinggi DC menggunakan metoda penyerah penggali tegangan atau WaltonCockroft, filter dengan alumunium, exhaustuntuk menyerap debu/asap, power supply sebagai
sumber tegangan, LCD sebagai penampil jumlah debu yang menempel, dan mikrokontroler
sebagai alat kontrolnya.
2.1.2. Perancangan dan Pembuatan Perangkat Lunak (Software)
Perancangan software untuk pengamatan pada mikrokontroler AVR ATMEGA 8535
digunakan program vision AVR yang dijalankan pada operating system windows. Software
visual basic dan tee chart untuk komunikasi serial atau interfacing antara hardware dengan PC.

Software tee chart yaitusoftware tambahan untuk visual basic dalam pembuatan grafik yang
dibaca oleh hardware.

Gambar 3.3. Blok Diagram Alat

3

Gambar 3.4. Plat Discharge Electrode
1. Rangkaian Driver Relay
Rangkaian driver relay ini digunakan pada proses on-off pada exchaus, rangkaian ini
akan dikendalikan oleh mikrokontroler. Relay yang digunakan adalah nilai DC 5 Volt, posisi
Relay dari NO (normaly open) akan menjadi NC (normaly close) apabila mendapat sinyal
dari mikrokontroler pada terminal NC (tadinya tidak menempel pada terminal NO) ketika
coil relay mendapat tegangan
2. Perancangan Suplay Daya
Power supply merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian
elektronika untuk bekerja. Pada perancangan control elektrostatik precipitator (ESP) dengan
mikrokontroler AVR ATMEGA 8535 dan driver exchaust.
Pada rangkaian power supply pada umumnya sering menggunakan IC Regulator dalam
mengontrol tegangan yang diinginkan. Regulator tegangan menjadi sangat penting gunanya

apabila mengaplikasikan sistem power tersebut untuk rangkaian-rangkaian yang
membutuhkan tegangan yang sangat stabil.
IC Regulator pada umumnya digunakan untuk mengontrol tegangan adalah IC keluaran
78XX.IC ini dapat mengontrol tegangan dengan baik.Keluaran tegangan yang diinginkan
tinggal melihat tipe yang ada.Misalnya tipe 7805 dapat memberikan keluaran tegangan 5 Volt
dengan toleransi +1, dengan arus keluaran maksimal 1500 mA.
3. Perancangan Rangkaian Mikrokontroler
Mikrokontroler ATMEGA 8535 memiliki saluran IO sebanyak 32 buah, yaitu ort A,
Port B, Port C dan Port D. Keempat port tersebut bisa dipakai sebagai port parallel dengan 8
bit saleran data, atau digunakan sebagai bit adresseble (yakni satu pin aliran digunakan
sebagai pin masukan tersendiri yang terpisah dengan pin-pin yang lain).
Sebagai pengendali yang utama dari sistem control ini digunakan rangkaian minimum
sistem mikrokontroler ATMEGA 8535. Digunakan untuk mengolah data yang berasal dari
sensor kemudian dikirimkan ke LCD melalui komunikasi serial.
Pada alat kontrol ini port pada mikrokontroler yang digunakan sebagai port input data
ADC adalah PORTA, port untuk komunikasi serial adalah PORTC.0 dan PORTC.1,
sedangkan port untuk read and write ADC adalah PORTC.7. disamping port masukan dan
keluaran, perlu dipasang input reset untuk sistem mikrokontroler pada kaki nomor 9 dengan
menambahkan rangkaian komponen resistor sebesar 1K ohm dan kapasitor elektrolit sebesar
10mF.

4. Pembangkit Tegangan Tinggi DC 8000 Volt
Pembangkit tegangan tinggi berjumlah 15 tingkat yang secara teoritis menghasilkan
tegangan 9331 V. pembangkit tegangan tinggi disusun secara bertingkat.

4

5. Perancangan Software
Perancangan software mikrokontroller AVR ATMEGA 8535 dibuat sesuai dengan
hardware yang digunakan. Perancangan software pada dasarnya terdiri dari beberapa bagian
pokok, yaitu:
a. Software yang dipakai untuk pembacaan mikrikontroller
b. Software yang dipakai untuk pembacaan output sinyal dari sumber pembangkit
tegangan DC oleh mikroprosesor sebagai data pengolahan data
c. Software pengkonversi nilai desimal ke nilai tegangan
Perancangan software digunakan untuk mendukung kerja dari perangkat hardware.
Pada proses pengisian dilakukan, Program Code Vision AVR yang dijalankan pada
Operating System Windows. Dari editor Code Vision AVR maka akan dihasilkan file
berektensi C, dimana file C inidibutuhkan oleh compiler C. jika file C decompile maka akan
menghasilkan file dengan ekstensi .Asm, file avrasm32.exe akan meng-generate file yang
berekstensi .Asm menjadi file .Hex. dan langkah berikutnya adalah proses pengisian program

ke mikrokontrol dengan menggunakan software ISP dan menghubungkan peralatan ISP
dengan PC melalui USB.
Selain itu software condevision, dibutuhkan software lain untuk komunikasi serial atau
interfacing antara hardware dengan PC, yaitu menggunakan software visual basic dan tee
chart. Software tee chart yaitu perangkat lunak tambahan untuk visual basic dalam membuat
grafik yang dibaca oleh hardware.
2.2. Pengujian Alat Per-blok dan Pengujian Keseluruhan Sistem Kontrol
Pengujian alat per blok ini tujuannya untuk mengetahui sistem kerja setiap bagian dari
sistem kontrol yang dirancang. Pengujian secara keseluruhan pada rangkaian untuk mengetahui
apakah alat kontrol yang dibuat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.Kedua pengujian
dilakukan uji validasi dari data hasil perancangan alat tersebut.
2.3. Implementasi
Implementasi dari hasil perancangan alat yang telah dilakukan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari sistem kontrol yang telah dibuat.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengujian Hardware
Pada pengujian hardware ini ditunjang beberapa komponen lain. Diantaranya adalah Dust
Sensor GP2Y1010A, Blower, Catu daya 5V dan 12V, LCD sebagai alat penampil data hasil uji.
Alat-alat tersebut diuji antara lain :

3.1.1 Pengujian LCD
Untuk interfacing LCD dihubungkan dengan mikrokontroler. Pengujian rangkaian LCD
dilakukan untuk dapat mengetahui kemampuan rangkaian tampilan yang sudah dibuat apakah
dapat mendukung sistem yang direncanakan untuk menampilkan data pada layar LCD.
Peralatan yang digunakan dalam pengujian rangkaian LCD adalah sebagai berikut:
1. Catu daya 5V
2. Rangkaian LCD
3. Minimum system
4. Laptop Acer core I3
5

1.
2.
3.

Langkah-langkah dalam pengujian rangkaian LCD adalah sebagai berikut:
Menghubungkan rangkaian LCD pada minimum sistem
Memberikan tegangan pencatu pada rangkaian LCD dan rangakian minimum sistem
masing-masing sebesar 5V.
Menghubungkan personal komputer dengan rangkaian yang telah dirangkai diatas,

kemudian membuat program assembler yang digunakan dalam pengujian rangkaian LCD.

3.1.2 Pengujian Blower

Gambar 3.1 Pengujian Blower 12 V
Dari Pengujian seperti gambar diatas dapat di ketahui bahawa blower 12v, di beri
tegangan 12V dan led sebagai indikatornya, blower bisa berjalan dengan baik.
3.1.3 Catu daya 5V dan 12V

Gambar 3.2 Pengujian Catu Daya 5V dan 12V
Dari Pengujian seperti gambar diatas dapat di ketahui bahwa power supply 5Vdan 12V,
diberi tegangan Input 220 dari jala-jala Pln dan keluaranya 5V dan 12V, Power supply bisa
berjalan dengan baik.
3.1.4 Pengujian Dust Sensor GP2Y1010A
Percobaan dust sensor GP2Y1010A perlu dilakukan untuk melihat perubahan nilai
tegangan dari air yang digunakan sebagai acuan dalam sistem yang akan dibuat :

Gambar 3.3 Konfigurasi Pengukuran Output dust sensor GP2Y1010A
6

Pengujian dilakukan dengan melihat perubahan tegangan yang dideteksi oleh dust sensor.
Perubahan tegangan pada debu akan dideteksi oleh jumlah pulse yang tegangannya berubah
sesuai dengan banyaknya Debu di udara.

1.
2.
3.
4.
5.

Prosedur Pengujian :
Menentukan debu didalam ruangan berbeda.
Menyusun rangkaian Dust Sensor
Memberi catu daya pada Sensor dan rangkaian.
Mengetahui out dari LCD dan memasukkan ke tabel.
Hasil Pengujian
Dari percobaan diatas didapat hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Hasil Pengujian Dust Sensor
Tegangan
Data ADC yang terbaca
(Volt)
164,8
0.8
225
1.1
287
1.4
328
1.6
451
2.2
512
2.5
573
2.8
696
3.4
717
3.5
768
3.75

Dapat dilihat pada tabel diatas sensor bekerja dengan baik, yaitu dengan ketelitian
4,88281 mV. Dengan perhitungan ketelitian sebagai berikut :
Ketelitian
= Avcc / Jumlah Bit
= 5 /1024
= 0,00488281 Volt
= 4,88281 mV
Dengan mendapatkan nilai ketelitian, maka akan dapat diketahui berapa volt tegangan
yang diukur.
Tegangan = Data ADC * Ketelitian
Misalkan setelah konversi data yang didapat adalah 100 maka tegangan yang diukur
adalah :
Tegangan
= Data ADC * Ketelitian
= 164,8 * 0,00488281
= 0,804

7

Tabel 3.2 Kalibrasi Sensor Metal Keping Sejajar
Data ADC yang
Tegangan
Dust density
terbaca
(Volt)
(mg/m3)
164,8
2,62
0
225
2,51
0.05
287
2,52
0.1
328
2,53
0.17
451
2,51
0.23
512
2,51
0.28
573
2,51
0.34
696
2,52
0.39
717
2,51
0.45
768
2,51
0.54
Berikut Perhitungan konversi Debu satuan Volt menjadi (mg/m 3) :
Rumus Dust Y = Jumlah Volt X 0,166 - 0,129
= 0.8 X 0,166 – 0,129
= 0,00 mg/m3
Rumus Dust Y = Jumlah Volt X 0,166 - 0,129
= 1,1 X 0,166 – 0,129
= 0,05 mg/m3
3.1.5 Pengujian Coil
Pengujian coil perlu dilakukan untuk melihat seberapa besar nilai tegangan yang berhasil
dinaikkan dari 12 volt menjadi ribuan volt. Arus listrik yang besar ini disalurkan ke change
electrode dan plat sehingga mampu meletikkan bunga api yang dapat menghasilkan medan
magnet.
Coil standart mampu menhasilkan tegangan listrik antara 12.000 volt hingga 15.000 volt.

Gambar 3.4 Coil Standart
3.1.6 Pengujian ElectroStatic Precipitator (ESP)
Elektrostatik precipitator dihubungkan dengan coil yang telah diberi tegangan dari 12
volt menjadi 12.000 volt sampai 15.000 volt. Selain itu ESP juga dihubungkan dengan blower
agar debu layang dapat melewaatkan debu layang melalui suatu medan listrik yang terbentuk
antara dischange electrode dan collector plate. Butiran debu yang awalnya bermuatan netral
akan terionisasi sehingga partikel menjadi muatan negatif dan menempel pada collector plate.
Sehingga ESP dapat bekerja dengan baik.

8

Gambar 3.5 ESP
3.1.7 Pengujian Pulse Width Modulation (PWM) dengan IC555
Rangkaian PWM dihubungkan dengan ESP akan berfungsi sebagai pengatur lebar sisi
positif dan negatif pulse control pada frekuensi kerja yang tetap. Di mana semakin lebar sisi pulse
negatif semakin rendah tegangan yang dihasilkan dan semakin lebar sisi positif maka semakin
besar pula tegangan yang dihasilkan.

Gambar 3.6 Rangkaian PWM
Rangkaian sederhana di atas dapat memberikan gambaran bahwa metode PWM pada ESP
di set sebagai astabil multivibrator dengan frekuensi kerja tetap
3.1.8 Pengujian Pengujian Mikrokontroler ATMEGA 8535
Penggunaan mikrokontroler ATMEGA 8535 bertujuan untuk mengetahui berfungsinya
kristal oscillator (XTAL) dan rangkaian reset yang merupakan syarat utama terbentuknya system
minimum.

Gambar 3.7 Sisem Minimum ATMEGA 8535
9

3.2 Pengujian Software
Dalam pembuatan Skripsi dengan judul alat yang dapat menangkap debu layang indoor
berbasis mikrokontroller, dibutuhkan suatu program untuk menampilkan data hasil pengujian
yang ditampilkan pada LCD 2x16. Untuk membuat program tersebut digunakan Software
Bascom AVR.
3.2.1 Pemrograman BASCOM AVR

Gambar 3.8 Program BASCOM AVR
BASCOM-AVR adalah salah satu tool untuk pengembangan/pembuatan program untuk
kemudian ditanamkan dan dijalankan pada microcontroller terutama microcontroller keluarga
AVR . BASCOM-AVR juga bisa disebut sebagai IDE (Integrated Development Environment)
yaitu lingkungan kerja yang terintegrasi, karena disamping tugas utamanya (meng-compile kode
program menjadi file HEX/bahasa mesin), BASCOM-AVR juga memiliki kemampuan/fitur lain
yang berguna sekali, contoh :
1. Terminal (monitoring komunikasi serial)
2. Programmer (untuk menanamkan program yang sudah di-compile ke microcontroller).
Dan perlu diketahui, sesuai dengan namanya BASCOM (Basic Compiler) bahasa yang
digunakan adalah bahasa BASIC. Jadi, jika anda sudah pernah menggunakan bahasa BASIC
(Visual Basic, Turbo Basic, dll), akan menjadi modal penting untuk mempelajari tool ini karena
secara struktur pemrograman dasar tidak ada perbedaan.

Gambar 3.9 Pemrograman BASCOM AVR

10

3.3 Prosedur Pengujian
Alat yang dapat menangkap debu layang indoor berbasis mikrokontroller

Gambar 3.10 Alat Pendeteksi Debu Layang

Gambar 3.11 Tampilan LCD Alat Pendeteksi Debu Layang
Antara lain :
1. Sambungkan kabel power pada box rangkaian dengan sumber AC 220 volt
2. Pastikan lampu led power menyala. Apabila tidak menyala cek kabel power dari box
rangkaian.
3. Tunggu sampai nilai Layar LCD muncul tampilan berupa tulisan
4. Siapkan terigu atau debu.
5. Masukkan bahan uji kedalam wadah plastik yang tutupnya terdapat sensor yang akan di
uji debunya.
6. Usahakan dalam pendeteksian dilakukan pada wadah yang sama dan kondisi yang sama
untuk setiap pengukuran.
7. Pendeteksian debu memerlukan 10 kali pengujian untuk hasil yang baik.
8. Ambil kembali bahan uji
9. Jika sensor sudah mengindikasikan adanya debu maka blower akan menyala dan
menghisap debu yang ada agar masuk ke dalam ESP untuk diendapkan ke plat collector
oleh loncatan bunga api yang dihasilkan coil.
10. Apabila selesai jangan lupa untuk meng-off-kan rangkaian. Agar sensor dan rangkaian
lain tidak terlalu panas.

11

3.4 Hasil Pengujian dan Analisa Sistem
3.4.1 Pengujian Pada Rungan Miniatur
Berdasarkan hasil pengujian pada ruangan kamar tertutup dengan volume 20cm x 20cm x
20cm, dapat dilihat pada table pengujian di bawah ini :
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Alat pada ruangan
Dengan Volume 20cm x 20 cm x 20 cm
Data ADC yang
terbaca
176

Tegangan
(Volt)
0,86

Dust Density
(mg/m³)
0,05

131

0,64

0,01

136

0,68

0,02

157

0,77

0,03

168

0,82

0,04

205

0,99

0,07

Rata-Rata

0,03

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengujian di atas adalah anatara dust density 0,01
mg/m3 sampai 0,07 mg/m3 bisa didapatkan nilai rata-rata yaitu 0,03 mg/m3 dengan rumus :
Rata-rata dust density =
3.5 Analisa Hasil Pengujian
Setelah dilakukan proses pengujian kadar debu pada beberapa ruangan maka secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari hasil pengujian diatas dapat dilihat bahwa dust density mempengaruhi jumlah volt
yang ada, karena semakin banyak dust density yang terdeteksi maka semakin banyak pula
volt yang dibutuhkan.
2. Dapat dilihat dari tabel setiap pengujian bahwa kadar debu mengalami perubahan di setiap
tempat yang berbeda yang benunjukkan bahwa setiap ruangan memiliki kandungan debu
yang berbeda.
3. Hasil pengujian mikrokontroler sebagai pusat kontrol alat pendeteksi debu memiliki
peranan yang sangat penting untuk mengontrol setiap sistem agar dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
4. Dari tabel di atas juga dapat dilihat bahwa sistem berjalan dengan baik

12

4.

Kesimpulan
Dari hasil pengujian pada bab sebelumnya diperoleh bahwa terjadi perubahan tegangan
dan kadar debu. Dengan melihat hasil pengujian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pada setiap pengujian di berbagai tempat hasil nilai Dust Density akan berubah sesuai
dengan kadar debu. Semakin banyak Dust Density yang terdeteksi maka semakin besar
tegangan yang dibutuhkan.
2. Alat ini dapat digunakan sebagai alat ukur kadar debu yang baik dan yang tidak baik bagi
lingkungan.
3. Alat Pengukur Debu berbasis mikrokontroller ini dapat berjalan baik pada keadaan apapun
untuk mengukur nilai ADC , Voltage dan Dust Density.
Daftar Pustaka
Kurniawan, N, dkk. 2010. Makalah: Desain Electrostatic Precipitator Pada Cerobong Gas
Buang Boiler Sebagai Penangkap Limbah Debu Di Pabrik Gula Gempolkerep. Jurusan
Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
Mukono, H. J. 2008. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran
Pernapasan. Surabaya, Airlangga University Press.
Pasaribu, Dedy Advento. 2008. Tugas Akhir: Penggunaan Electrostatic Precipitator Sebagai
Penanggulangan Polusi Udara Pada Cerobong Gas Buang Boiler (Aplikasi Dept. Power
Plant Pt. Canang Indah). Program Diploma–IV Teknologi Instrumentasi Pabrik, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara Medan.
Syahrorini, Syamsudduha. 2012. Draf Pra-Proposal: Desain Kontrol Electrostatic Precipitator
(ESP) Pembakaran Ampas Tebu Pabrik Gula. Program Doktor Kajian Lingkungan untuk
Pembangunan, Universitas Brawijaya, Malang.
http://www.adityarizki.net/2011/03/prinsip-kerja-pengendap-elektrostatik-precipitatoresp/,
diakses pada tanggal 9 Juni 2012.
http://goldbook.iupac.org/E02028.html, diakses pada tanggal 9 Juni 2012.
http://www.irwantoshut.net/pencemaran_udara.html, diakses pada tanggal 16 Juni 2012.

13

Dokumen yang terkait

RANCANG BANGUN PENGENDALI MOTOR SERVO DAN PENENTU KOORDINAT PADA PETAK PERMAINAN CATUR (SOFTWARE)

0 60 18

RANCANG BANGUN WIND GENERATOR RADIAL FLUX 8 POLE UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DENGAN DAYA 60 WATT

1 35 1

RANCANG ULANG TURBIN PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SENGKALING I DENGAN Q = 1 m3/s

1 52 13

ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN PERJANJIAN BANGUN GUNA SERAH (BUILD OPERATE AND TRANSFER) OLEH PEMERINTAH DAERAH SERTA AKIBAT HUKUM BAGI INVESTOR YANG MENGALIHKAN HAK PENGELOLAAN KEPADA INVESTOR LAIN

3 64 161

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

RANCANG BANGUN APLIKASI KAMUS IRREGULAR VERB BERBASIS MOBILE PADA PLATFORM ANDROID

4 32 41

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI A SDN 2 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

RANCANG BANGUN PENGGERAK OTOMATIS PANEL SURYA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16.

20 120 60

RANCANG BANGUN PROTEKSI MESIN MOBIL TERHADAP PANAS (OVER HEATING) DAN PERINGATAN TERHADAP PERUBAHAN TEGANGAN UNTUK MENCEGAH KERUSAKAN AKI

16 79 73