PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI AIR S

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI AIR SEDUHAN
CACING TANAH DENGAN AIR SEDUHAN KAPSUL BUBUK
CACING TANAH (Lumbricus rubellus) TERHADAP
PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli.

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Farmasi

Oleh

MUHAMMAD FAUZAN
1410121221029

AKADEMI FARMASI DWI FARMA
BUKITTINGGI
2017

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

penyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”PERBANDINGAN
AKTIVITAS ANTIBAKTERI AIR SEDUHAN CACING TANAH DENGAN
AIR SEDUHAN KAPSUL BUBUK CACING TANAH (Lumbricus rubellus)
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli. yang merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Farmasi di Akademi
Farmasi Dwi Farma Bukittinggi.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. ‘Ainun Naim, M.Farm, Apt selaku Direktur Akademi Farmasi Dwi
Farma Bukittinggi.
2. Bapak Budi Setiawan, M.Farm, Apt selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan dengan penuh kesabaran memberikan
masukan, bimbingan, dorongan dan arahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah.
3. Ibu Zulfisa, S.Si, M.Farm selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktu, tenaga, pikiran dan dengan penuh kesabaran memberikan masukan,
bimbingan, dan arahan selama penelitian dan penulisan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah.
4. Bapak Arfiandi, S.Si, M.Farm, Apt selaku kepala laboratorium mikrobiologi

yang telah memberikan izin untuk pemakaian labor dan alat-alatnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

5. Bapak dan Ibu Dosen beserta Karyawan Akademi Farmasi Dwi Farma
Bukittinggi yang telah memberikan masukan dalam penelitian dan penulisan
Karya Tulis Ilmiah.
6. Orang tua dan keluarga yang selalu memberi semangat, dukungan dan doa
dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah.
7. Teman – teman seperjuangan dan semua pihak yang telah membantu dalam
penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Semoga budi baik yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat
kekurangan dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan penulis sendiri, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah. Terimakasih untuk semua yang telah
membantu penulisan semoga selalu diberkati oleh Allah SWT. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amiin.

Bukittinggi, Juli 2017


Penulis

v

Akademi Farmasi
Dwi Farma Bukittinggi
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017
MUHAMMAD FAUZAN

ABSTRAK
Perbandingan Aktivitas Antibakteri Air Seduhan Cacing Tanah Dengan Air
Seduhan Kapsul Bubuk Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli
Xii + 19 Halaman + Daftar Pustaka + Lampiran
Telah dilakukan penelitian Perbandingan Aktivitas Antibakteri Air Seduhan
Cacing Tanah Dengan Air Seduhan Kapsul Bubuk Cacing Tanah (Lumbricus
rubellus) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dengan metoda dilusi cair
menggunakan seri konsentrasi 32; 24; 16; 8 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa
untuk bakteri Escherichia coli pada air seduhan cacing tanah dapat dihambat pada
konsentrasi 16 %, sedangkan pada air seduhan kapsul bubuk cacing tanah dihambat

pada konsentrasi 24 %. Dapat disimpulkan bahwa air seduhan cacing tanah dan air
kapsul bubuk cacing tanah memiliki efek yang berbeda dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

Daftar Kepustakaan 15 (1920-2014)

vi

DAFTAR ISI
Halaman
v
vi
vii
xi
xii
xiii

KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1.

II.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

1

1.2. Perumusan Masalah

2

1.3. Tujuan Penelitian

2


1.4. Manfaat Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

3

2.1 Tinjauan Biologi Cacing Tanah

3

2.1.1 Klasifikasi Cacing Tanah

3

2.1.2 Marfologi Cacing Tanah

3


2.2 Escherichia coli

4

2.2.1 Klasifikasi Escherichia coli

4

2.2.2 Morfologi Escherichia coli

5

2.3 Sterilisasi

6

2.4 Fase Pertumbuhan Mikroorganisme

7


2.5 Media

8

2.6 Metode Dilusi

9

2.7 Standar Mc. Farland

9

2.8 Hipotesa

10

vii

III. METODOLOGI PENELITIAN


11

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

11

3.2 Alat dan Bahan

11

3.2.1 Alat

11

3.2.2 Bahan

11

3.3. Sampel dan Teknik Sampel


12

3.3.1 Pengambilan Sampel

12

3.3.2 Pembuatan sampel uji (Lumbricus rubellus) kering

12

3.3.3 Pengolahan Sampel

13

3.4 Sterilisasi

14

3.5 Peremajaan Bakteri


14

3.6 Pembuatan Larutan Mc. Farland 0,5

14

3.7 Pembuatan Suspensi Bakteri

15

3.8 Pembuatan Nutrient Broth

15

3.9 Pembuatan Konsentrasi Air Seduhan Cacing Tanah

15

3.10 Pembuatan Konsentrasi Air Seduhan Kapsul Bubuk Cacing Tanah

16

3.11 Teknik Pengumpulan Data

17

3.12 Teknik Analisa Data

17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

18

V.

4.1 Hasil

18

4.2 Pembahasan

18

KESIMPULAN DAN SARAN

21

5.1 Kesimpulan

21

5.2 Saran

21

viii

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1.

Skema Pengolahan Sampel Air Seduhan Cacing Tanah

23

2.

Skema Pengolahan Sampel Air Seduhan Kapsul Bubuk Cacing Tanah

24

3.

Skema Peremajaan Bakteri Escherichia coli menggunakan Nutrient Agar

25

4.

Skema Kerja Pembuatan Mc.Farland 0,5

26

5.

Skema Kerja Konsentrasi Hambat Minimum Air Seduhan Cacing Tanah

27

6.

Skema Konsentrasi Hambat Minimum Air Seduhan kapsul Bubuk
Cacing Tanah(Lumbricus rubellus)

28

Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Air Seduhan Cacing
Tanah (Lumbricus rubellus)

29

Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Air Seduhan
Kapsul Bubuk Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)

30

7.

8.

x

DAFTAR TABEL
Tabel
I.

II.

Halaman
Tabel Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum Air Seduhan cacing tanah
(Lumbricus rubellus)
29
Tabel Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum Air Seduhan Kapsul
Bubuk cacing tanah (Lumbricus rubellus)

xi

30

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1. Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme

8

2. Skema pengolahan sampel Air Rebusan Cacing Tanah
(Lumbricus rubellus)

23

3. Skema Pengolahan Sampel Air Larutan Kapsul Bubuk Cacing Tanah
(Lumbricus rubellus)

24

4. Skema kerja peremajaan bakteri.

25

5. Skema kerja pembuatan Mc.Farland 0,5

26

6. Skema Kerja Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Air Seduhan Cacing
Tanah ( Lumbricus rubellus)

27

7. Skema Kerja Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Air Seduhan Kapsul
Bubuk Cacing Tanah

28

8. Tabel Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Air Seduhan
Cacing Tanah ( Lumbricus rubellus)

29

9. Tabel Pengamatan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Air Seduhan
Kapsul Bubuk Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)

30

10. Hasil Uji Dilusi Tabung Air Seduhan Cacing Tanah Terhadap Bakteri
Escherichia coli

31

11. Hasil Uji Dilusi Tabung Air Seduhan Kapsul Bubuk Cacing Tanah Terhadap
Bakteri Escherichia coli
32

xii

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada
anak-anak diberbagai Negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar
kasus dan diperkirakan 3,2 juta kematian per tahun pada balita disebabkan oleh diare.
Tingginya angka kejadian diare akibat infeksi bakteri Escherichia coli yang disertai
dengan kasus resistensi bakteri. Masyaraka mengupayakan mencari Pengobatan
alternatif sebagai antibakteri. (Widoyono, 2008) Penelitian mengenai zat yang
berkhasiat sebagai antibakteri selalu dilakukan untuk menemukan produk antibiotik
dengan harga yang terjangkau. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional di
Indonesia mengalami peningkatan dengan adanya isu kembali ke alam, selain itu
antibiotik yang beredar di pasaran relatif harganya mahal dan menyebabkan
menurunnya daya beli masyarakat (Ilham, 1999).
Salah satu obat tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai obat anti diare
adalah cacing tanah, cacing tanah yang digunakan adalah jenis (Lumbricus rubellus).
Senyawa kimia yang terdapat pada cacing tanah yaitu lumbricin, lumbricin
merupakan zat bioaktif mikroba baru yang di isolasi dari cacing tanah, senyawa ini
diduga memiliki aktivitas antibakteri. (cho, dkk. 19985)
Berdasarkan penelitian sebelumnya menyatakan bahwa air rebusan cacing tanah
menggunakan metoda cetak lobang didapatkan zona hambat pertumbuhan bakteri
pada konsentrasi terkecil yaitu 20%. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang perbandingan aktivitas antibakteri air seduhan cacing tanah dengan
air capsul bubuk cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
1

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah :
1. Berapakah Konsentrasi hambat minimum (KHM) dari air seduhan cacing
tanah dan air seduhan kapsul bubuk cacing tanah (Lumbricus rubellus).
2. Membandingkan mana yang lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Escherichia coli antara air seduhan cacing tanah dengan air seduhan
bubuk kapsul cacing tanah.
1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar konsentrasi hambat minimum (KHM)air
seduhan cacing tanah (Lumbricus rubellus) dan air seduhan kapsul bubuk cacing
tanah (Lubricus rubellus) serta

menentukan mana yang lebih efektif dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Esherichia coli.

1.4. Manfaat Penelitian.

1. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat air seduhan
cacing tanah (Lumbricus rubellus) sebagai obat alternatif dalam terapi
penyembuhan diare.
2. Manfaat bagi peneliti sendiri agar dapat mengaplikasikan ilmu yang di
peroleh dari Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi

2

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Biologi Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
2.1.1 Klasifikasi Cacing Tanah
Kingdom

: Animalia

Filum

: Annelida.

Kelas

: Oligochaeta.

Ordo

: Torriselae.

Family

: Lumbricidae.

Genus

: Lumbricus.

Spesies

: Lumbricus rubellus.

(Kastawi, dkk, 2001)

2.1.2 Morfologi Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
Cacing tanah yang termasuk phylum annelida, tubuhnya bersegmen-segmen.
Hidup dalam tanah yang lembab dan umumnya hidup bebas. Tubuhnya juga tertutup
kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah mempunyai, sistem
cardiovaskular dan sudah ada rongga tubuh (coelom). (Kastawi, dkk, 2001).
Cacing tanah (Lumbricus rubellus) mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah
cincin yana yang melingkari tubuhnya (segmen) yang dimiliki sekitar 90-195 buah
dan klitelum (penebalan pada tubuh cacing) terletak pada segmen 27-23. Lumbricus
3

rubellus merupakan cacing yang berukuran relatif kecil dengan panjang sekitar 4-6
cm, bagian punggungnya berwarna merah coklat atau merah violet. Selain itu cacing
ini juga memiliki warna pelangi dan pada umumnya Lumbricus rubellus akan
mencapai usia dewasa pada umur 179 hari, sedangkan umurnya sampai 2,5 tahun
(Dewangga, 2009).
2.2 Escherichia coli
2.2.1 Klasifikasi
Kingdom

: Bacteria.

Devisi

: Proteobacteria.

Ordo

: Enterobacteriales

Famili

: Enterobacteriaceae.

Genus

: Eschericha

Spesies

: Escherichiacoli. (Anonim, 2007)

4

2.2.2 Morfologi Escherichia coli
Escherichia coli merupakan bakteri batang gram negatif, tidak berkapsul,
umumnya mempunyai fibria dan bersifat motil. Sel Escherichia coli mempunyai
ukuran panjang 2,0-6,0 mm dan lebar 1,1-1,5 mm, tersusun tunggal. Bakteri ini
tumbuh pada suhu antara 10-40 °C, dengan suhu optimum 37ºC. pH optimum untuk
pertumbuhan adalah pada 7,0-7,5, pH minimum pada pH 9,0 (Anonim, 2007).
Esherichia coli termasuk ke dalam golongan bakteri gram negatif, sifat dari
bakteri ini yang membedakan dengan Bakteri lainnya adalah susunan dinding selnya.
Dinding sel bakteri gram positif berlapis tunggal dengan kandungan lipid 1-4%,
sedang pada bakteri gram negatif dinding selnya berlapis tiga yang terdiri dari
lipoprotein, membran luar fosfolipid dan lipopolisakarida, dan kandungan lipid pada
dinding sel berkisar antara 11-22%. Escherichia coli dapat bertahan hingga suhu
60ºC selama 30 menit (Collier, L., 1998).
2.3 Sterilisasi
Sterilisasi adalah menghilangkan semua bentuk kehidupan baik bentuk patogen,
non patogen, vegetatif, maupun non vegetatif dari suatu objek atau material. Hal
tersebut dicapai melalui cara penghilangan secara fisik semua organisme hidup,
misalnya penyaringan atau pembunuhan organisme dengan panas atau dengan cara
lainnya (Agoes, 1920)

5

Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Pemanasan basah
Teknik sterilisasi ini menggunakan uap air yang disertai dengan tekanan
yang dilakukan dengan alat yang disebut autoklaf.
2. Pemanasan kering
Cara ini dilakukan dengan cara pembakaran, cara ini biasa dipergunakan
untuk mensterilkan alat penanaman kuman (sangkelit atau ose) yaitu
dengan membakarnya hingga pijar.
3. Sterilisasi dengan panas udara
Alat-alat yang akan disterilan dengan cara ini, ditempatkan didalam oven
dimana suhunya dapat mencapai 160-180ºC selama 1-2 jam.
4. Penyaringan
Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka terhadap
panas (Syahrurachman, 1993)

6

2.4 Fase Pertumbuhan Mikroorganisme
Fase petumbuhan mikroorganisme dapat dibagi menjadi 4 :
1. Fase lag
Merupakan fase adaptasi yaitu fase penyesuain mikroorganisme pada
suatu lingkungan baru. Ciri fase lag adalah tidak adanya peningkatan
jumlah sel yang ada hanyalah peningkatan ukuran sel.
2. Fase log/Pertumbuhan eksponensial
Fase dimana mikroorganisme tumbuh dan membela pada kecepatan
maksimum, tergantung pada genetika mikroorganisme, sifat media
dan kondisi pertumbuhan.
3. Fase stasioner.
Pada fase ini pertumbuhan mikroorganisme terhenti dan terjadi
keseimbangan antar jumlah sel yang membelah dan jumlah sel yang
mati. Pada fase ini akan terjadi akumulasi produk buangan yang
toksik.
4. Fase penurunan populasi/fase kematian.

Pada fase kematian jumlah sel yang mati akan meningkat. Faktor
penyebabnya adalah ketidak seimbangan nutrisi dan akumulasi
produk buangan yang toksik (Pratiwi, 2008).

7

Gambar 1. Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme (Anonim, 2007)

2.5 Media
Media adalah suatu substrat untuk menumbuhkan dan mengembang biakan
mikroba. Sedangkan media itu sendiri sebelum digunakan harus dalam keadaan
steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. (Suriawiria,
Unus, 1985)
Contoh media :
Nutrient Broth (NB)
Ektrak daging

3 gram

Pepton

5 gram

Aqua dest

1000 ml

(Himedia, 2011)

8

Nutrient Agar (NA)
Daging

3 gram

Pepton

5 gram

Agar

12 gram

Aquadest

1000 ml

(Himedia, 2011)
2.6 Metoda Dilusi
Konsentrasi minimum suatu agen anti mikroba untuk dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme. Pada metoda ini digunakan agen antimikroba dari
kadar terendah hingga tertinggi dan di tanamkan pada media cair yang telah di
tumbuhi mikroorganisme. Metoda ini mengukur MIC (Minimum Inhibitior
Concentration) atau KHM (Konsentrasi Hambat Minimum), cara yang digunakan
adalah membuat seri pengenceran agen antimikroba pada medium cair yang di
tambahkan dengan mikroba uji. Selanjutnya tabung di inkubasi di suhu 37ºC selama
18-24 jam dan di amati kekeruhan pada tabung (Pratiwi, 2008).
2.7 Standar Mc. Farland 0,5
Mc.Farland adalah penyetaraan konsentrasi mikroba dengan menggunakan
BaCl2 1% dan H2SO4 1%. Standar kekeruhan Mc.Farland ini dimaksudkan untuk
menggantikan perhitungan bakteri satu per satu dan untuk memperkirakan kepadatan
sel yang akan digunakan pada prosedur pengujian antimikroba (Sutton, 2011).

9

Berikut skala Mc.Farland
Skala Mc.Farland
0,5

BaCl2 1%(ml)

H2SO4 1% (ml)

0,05

9,95

Cfu (x106/ml)