TANAMAN OBAT KELUARGA DALAM. doc
TANAMAN OBAT
KELUARGA
Oleh : Zulfiqri Hanifa
SMPN 47 BANDUNG
Kelas 7D
TOGA
Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang
berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di
halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang
berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun
tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya
obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat
memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara
individual.Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan
memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Tanaman obat di Cina berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika muncul penyembuhan kerapuhan
tulang oleh dukun Wu. Pada waktu itu, penyakit ini diyakini disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga
menurut dukun Wu diperlukan obat dari tanaman untuk mengusir kekuatan jahat itu. Bahkan, bahan
penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di China, di mana makam seorang bangsawan Han
ditemukan untuk menyimpan data medis yang ditulis pada gulungan sutra. Gulungan sutra berisi daftar
247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan penyakit.
Di Inggris, penggunaan tanaman obat dikembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara
di seluruh negeri. Setiap biara memiliki tamanan obat masing-masing yang digunakan untuk
merawat para pendeta maupun para penduduk setempat. Pada beberapa daerah, khususnya Wales
dan Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik menggunakan obat-obatan dalam
perayaan agama dan ritual mereka. Pengetahuan tanaman obat semakin berkembang dengan
terciptanya mesin cetak pada abad ke 15, sehingga penulisan mengenai Tanaman-Tanaman Obat
dapat dilakukan.
Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis mengenai tanaman obat dari berbagai
tanaman. Nicholas Culpepper ( 1616-1654 ) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu The
Complete Herbal and English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649. Pada tahun
1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang
lintah. Sejak saat itu banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman
obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga
Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya Potter’s Encyclopaedia of Botanical Drug and
Preparatians, yang sampai saat inipun masih diterbitkan. Tahun 1864, National Association of
Medical Herbalists didirikan dengan tujuan mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan
secara tradisional, serta mempertahankan standar-standar praktik pengobatan.
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu.
Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631)
mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica.
Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian
tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus
Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian
dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi
mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Nama Tanaman
Daun dewa (Gynura Segetum)
Seledri
Belimbing
Kelor
Daun bayam duri
Kangkung
Saga (Abrus precatorius)
Pacar cina (Aglaiae ordorota Lour)
Landep (Barleriae prionitis L.)
Miana (Coleus atropurpureus
10.
Bentham)
11. Pepaya (Carica papaya L.)
Jintan (Trachyspermum
12. roxburghianum syn. Carum
roxburghianum)
13. Pegagan (Cantella asiatica Urban)
14. Blustru (Luffa cylindrice Roem)
Kemuning (Murrayae paniculata
15.
Jack)
16. Murbei (Morus indica Rumph)
Kumis kucing (Orthosiphon
17.
stamineus Benth)
18. Sirih (Chavica betle L.)
19. Randu (Ceiba pentandra Gaerth)
20. Salam (Eugenia polyantha Wight)
21. Jambu biji (Psidium guajava L.)
22. Sukun (Arthocarpus communis)
Daun
Batang
Khasiat dan Manfaat
Mengobati muntah darah dan payudara bengkak
Mengobati tekanan darah tinggi
Mengobati tekanan darah tinggi
Mengobati panas dalam dan demam
Mengobati kurang darah
Mengobati insomnia
Mengobati batuk dan sariawan
Mengobati penyakit gonorrhoe (penyakit kelamin)
Mengobati rematik
Mengobati wasir
Mengobati demam dan disentri
Mengobati batuk, mules, dan sariawan
Mengobati sariawan dan bersifat astringensia
(mampu membasmi bakteri)
Bersifat diuretik (peluruh air seni)
Mengobati penyakit gonorrhoe
Bersifat diuretik
Bersifat diuretik
Mengobati batuk, antiseptika (membunuh
mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur
Sebagai obat mencret dan kumur
Bersifat astringensia
Mengobati mencret
Mengobati ginjal, jantung, liver, sakit
gigi,pencernaan, menurunkan kolesterol, asam
urat[butuh rujukan]
No.
1.
Kayu manis (Cinnamomum
burmanii)
2. Dadap ayam (Erythrina varigata
Linn.Var.orientalis)
3. Pulasari (Alyxia stellata Roem)
Brotawali (Tonospora rumphii
4.
Boerl)
5. Kemukus (Piper cubeba L.)
Nama Tanaman
Khasiat dan Manfaat
Mengobati penyakit batuk dan sesak napas, nyeri
lambung, perut kembung, diare, rematik, dan
menghangatkan lambung
Mengobati asma
Obat perut kembung
Mengobati demam, sakit kuning, obat cacingan, kudis,
dan diabetes
Obat radang selaput lendir saluran kemih
Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai sebagai obat
6. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
kumur
7. Delima (Punice granatum L.)
Sebagai anti cacing pita (obat antelmentika)
Buah
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama Tanaman
Khasiat dan Manfaat
Mengobati penyakit demam, batuk kronis, kurang darah,
menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan bau
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
badan, menyegarkan tubuh, dan memperlancar buang air
kecil
Cabai merah (Capsicum
Obat gosok untuk penyakit rematik dan masuk angin
annuum L.)
Belimbing wuluh (Averrhoa
Mengobati penyakit batuk, melegakan napas, dan
bilimbi)
mencairkan dahak
Mengobati penyakit radang usus, susah buang air kecil,
Mengkudu (Morinda citrifolia) batuk, amandel, difetri, lever, sariawan, tekanan darah
tinggi, dan sembelit
Kemukus (Piper cubeba L.)
Obat radang selaput lendir saluran kemih
Kapulaga (Elettaria
cardamomum Maton) dan
Obat antikembung
ketumbar (Coriandrum sativum
L.)
Biji
No.
Nama Tanaman
Khasiat dan Manfaat
1. Kecubung (Datura metel) Mengobati penyakit asma, bisul, dan anus turun
2. Kapur barus
Mengobati gangguan pencernaan
(Dryobalanops
aromatica Gaertn.)
Pinang (Areca catecha
3.
L.)
Kedawung (Parkia
4.
biglobosa Bentham)
5. Pala (Myristica)
6.
Jamblang (Eugenia
cumini Merr)
Tepung biji pinang berkhasiat sebagai obat antelmentika,
terutama terhadap cacing pita
Sebagai bahan obat sakit perut, mulas, diare, dan bersifat
astringensia
Mengatasi perut kembung, sebagai stimulansia setempat
terhadap saluran pencernaan, bahan obat pembius,
menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat pernapasan
Sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kencing
manis (diabetes)
Akar
No.
Nama Tanaman
1. Pepaya (Carica papaya L.)
2. Aren (Arenga pinnata Merril)
Pule pandak (Rauwolfia
3.
serpentina Benth)
Khasiat dan Manfaat
Obat cacing
Obat diuretik
Obat antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik, seperti
tekanan darah tinggi
Umbi atau rimpang
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama Tanaman
Bangle (Zingiber
purpureum Roxb.)
Jahe (Zingiber officinale
Rosc.)
Kencur (Kaempferia
galanga L.)
Kunyit (Curcuma
domestica Val.)
Lempuyang (Zingiber
zerumbet)
Lengkuas (Languas
galanga L.Stunzt)
Temu giring (Curcuma
heynaena Val.)
Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.)
Khasiat dan Manfaat
Mengobati sakit kepala, susah buang air besar, nyeri pada perut,
sakit kuning, perut kembung, dan melangsingkan tubuh
Menghangatkan badan, mengobati sakit pinggang, asma,
muntah, dan nyeri otot
Mengobati sakit kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan
mengeluarkan dahak
Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan kejang-kejang
Obat pelangsing, penambah nafsu makan, disentri, dan diare
Mengobati panu, serta bersifat antifungi dan anti bakteri
Obat anti cacing, sakit perut, dan melangsingkan tubuh
Mengatasi sembelit, memperbanyak ASI, dan memperkuat
sekresi empedu, asam urat, kolesterol, kadar gula darah, maag,
mencret
Temu hitam (Curcuma
aeroginosa Roxb.)
Alang-alang (Imperata
10.
cylindrica Beav.)
9.
obat anti cacing, mencegah kelesuan, dan memperlancar
peredaran darah
Obat untuk memperlancar air seni (diuretik
Kecenderungan meningkatnya penggunaan obat tradisional didasari oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Pada umumnya, harga obat–obatan buatan pabrik yang sangat mahal, sehingga
masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah.
2. Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan
obat buatan pabrik.
3. Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarnya menjadi
dasar pengobatan kedokteran modern. Artinya, pembuatan obat–obatan pabrik
menggunakan rumus kimia yang telah disentetis dari kandungan bahan alami ramuan
tradisional.
Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik
sebagai bumbu dapur atau bahan obat. Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat
dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang
optimum. Kegiatan pemupukan dan pengandalian hama penyakit tanaman perlu
dilakukan.egiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang
terkandung dalam pupuk atau pestisida. Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan,
baik tanah maupun air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi
dalam produk tanaman yang dihasilkan. Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang
tidak tergantung pada bahan-bahan kimia. Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian organik.
Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk menambah unsur hara
mineral yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik yang digunakan di antaranya adalah pupuk
kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun. Selain itu, sebagai bahan
pengendali hama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat di sekitar
rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana, dan daun tembakau.
KELUARGA
Oleh : Zulfiqri Hanifa
SMPN 47 BANDUNG
Kelas 7D
TOGA
Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang
berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di
halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang
berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun
tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya
obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat
memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara
individual.Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan
memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Tanaman obat di Cina berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika muncul penyembuhan kerapuhan
tulang oleh dukun Wu. Pada waktu itu, penyakit ini diyakini disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga
menurut dukun Wu diperlukan obat dari tanaman untuk mengusir kekuatan jahat itu. Bahkan, bahan
penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di China, di mana makam seorang bangsawan Han
ditemukan untuk menyimpan data medis yang ditulis pada gulungan sutra. Gulungan sutra berisi daftar
247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan penyakit.
Di Inggris, penggunaan tanaman obat dikembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara
di seluruh negeri. Setiap biara memiliki tamanan obat masing-masing yang digunakan untuk
merawat para pendeta maupun para penduduk setempat. Pada beberapa daerah, khususnya Wales
dan Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik menggunakan obat-obatan dalam
perayaan agama dan ritual mereka. Pengetahuan tanaman obat semakin berkembang dengan
terciptanya mesin cetak pada abad ke 15, sehingga penulisan mengenai Tanaman-Tanaman Obat
dapat dilakukan.
Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis mengenai tanaman obat dari berbagai
tanaman. Nicholas Culpepper ( 1616-1654 ) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu The
Complete Herbal and English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649. Pada tahun
1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang
lintah. Sejak saat itu banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman
obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga
Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya Potter’s Encyclopaedia of Botanical Drug and
Preparatians, yang sampai saat inipun masih diterbitkan. Tahun 1864, National Association of
Medical Herbalists didirikan dengan tujuan mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan
secara tradisional, serta mempertahankan standar-standar praktik pengobatan.
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu.
Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631)
mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica.
Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian
tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus
Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian
dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi
mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Nama Tanaman
Daun dewa (Gynura Segetum)
Seledri
Belimbing
Kelor
Daun bayam duri
Kangkung
Saga (Abrus precatorius)
Pacar cina (Aglaiae ordorota Lour)
Landep (Barleriae prionitis L.)
Miana (Coleus atropurpureus
10.
Bentham)
11. Pepaya (Carica papaya L.)
Jintan (Trachyspermum
12. roxburghianum syn. Carum
roxburghianum)
13. Pegagan (Cantella asiatica Urban)
14. Blustru (Luffa cylindrice Roem)
Kemuning (Murrayae paniculata
15.
Jack)
16. Murbei (Morus indica Rumph)
Kumis kucing (Orthosiphon
17.
stamineus Benth)
18. Sirih (Chavica betle L.)
19. Randu (Ceiba pentandra Gaerth)
20. Salam (Eugenia polyantha Wight)
21. Jambu biji (Psidium guajava L.)
22. Sukun (Arthocarpus communis)
Daun
Batang
Khasiat dan Manfaat
Mengobati muntah darah dan payudara bengkak
Mengobati tekanan darah tinggi
Mengobati tekanan darah tinggi
Mengobati panas dalam dan demam
Mengobati kurang darah
Mengobati insomnia
Mengobati batuk dan sariawan
Mengobati penyakit gonorrhoe (penyakit kelamin)
Mengobati rematik
Mengobati wasir
Mengobati demam dan disentri
Mengobati batuk, mules, dan sariawan
Mengobati sariawan dan bersifat astringensia
(mampu membasmi bakteri)
Bersifat diuretik (peluruh air seni)
Mengobati penyakit gonorrhoe
Bersifat diuretik
Bersifat diuretik
Mengobati batuk, antiseptika (membunuh
mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur
Sebagai obat mencret dan kumur
Bersifat astringensia
Mengobati mencret
Mengobati ginjal, jantung, liver, sakit
gigi,pencernaan, menurunkan kolesterol, asam
urat[butuh rujukan]
No.
1.
Kayu manis (Cinnamomum
burmanii)
2. Dadap ayam (Erythrina varigata
Linn.Var.orientalis)
3. Pulasari (Alyxia stellata Roem)
Brotawali (Tonospora rumphii
4.
Boerl)
5. Kemukus (Piper cubeba L.)
Nama Tanaman
Khasiat dan Manfaat
Mengobati penyakit batuk dan sesak napas, nyeri
lambung, perut kembung, diare, rematik, dan
menghangatkan lambung
Mengobati asma
Obat perut kembung
Mengobati demam, sakit kuning, obat cacingan, kudis,
dan diabetes
Obat radang selaput lendir saluran kemih
Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai sebagai obat
6. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
kumur
7. Delima (Punice granatum L.)
Sebagai anti cacing pita (obat antelmentika)
Buah
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama Tanaman
Khasiat dan Manfaat
Mengobati penyakit demam, batuk kronis, kurang darah,
menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan bau
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
badan, menyegarkan tubuh, dan memperlancar buang air
kecil
Cabai merah (Capsicum
Obat gosok untuk penyakit rematik dan masuk angin
annuum L.)
Belimbing wuluh (Averrhoa
Mengobati penyakit batuk, melegakan napas, dan
bilimbi)
mencairkan dahak
Mengobati penyakit radang usus, susah buang air kecil,
Mengkudu (Morinda citrifolia) batuk, amandel, difetri, lever, sariawan, tekanan darah
tinggi, dan sembelit
Kemukus (Piper cubeba L.)
Obat radang selaput lendir saluran kemih
Kapulaga (Elettaria
cardamomum Maton) dan
Obat antikembung
ketumbar (Coriandrum sativum
L.)
Biji
No.
Nama Tanaman
Khasiat dan Manfaat
1. Kecubung (Datura metel) Mengobati penyakit asma, bisul, dan anus turun
2. Kapur barus
Mengobati gangguan pencernaan
(Dryobalanops
aromatica Gaertn.)
Pinang (Areca catecha
3.
L.)
Kedawung (Parkia
4.
biglobosa Bentham)
5. Pala (Myristica)
6.
Jamblang (Eugenia
cumini Merr)
Tepung biji pinang berkhasiat sebagai obat antelmentika,
terutama terhadap cacing pita
Sebagai bahan obat sakit perut, mulas, diare, dan bersifat
astringensia
Mengatasi perut kembung, sebagai stimulansia setempat
terhadap saluran pencernaan, bahan obat pembius,
menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat pernapasan
Sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kencing
manis (diabetes)
Akar
No.
Nama Tanaman
1. Pepaya (Carica papaya L.)
2. Aren (Arenga pinnata Merril)
Pule pandak (Rauwolfia
3.
serpentina Benth)
Khasiat dan Manfaat
Obat cacing
Obat diuretik
Obat antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik, seperti
tekanan darah tinggi
Umbi atau rimpang
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama Tanaman
Bangle (Zingiber
purpureum Roxb.)
Jahe (Zingiber officinale
Rosc.)
Kencur (Kaempferia
galanga L.)
Kunyit (Curcuma
domestica Val.)
Lempuyang (Zingiber
zerumbet)
Lengkuas (Languas
galanga L.Stunzt)
Temu giring (Curcuma
heynaena Val.)
Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.)
Khasiat dan Manfaat
Mengobati sakit kepala, susah buang air besar, nyeri pada perut,
sakit kuning, perut kembung, dan melangsingkan tubuh
Menghangatkan badan, mengobati sakit pinggang, asma,
muntah, dan nyeri otot
Mengobati sakit kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan
mengeluarkan dahak
Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan kejang-kejang
Obat pelangsing, penambah nafsu makan, disentri, dan diare
Mengobati panu, serta bersifat antifungi dan anti bakteri
Obat anti cacing, sakit perut, dan melangsingkan tubuh
Mengatasi sembelit, memperbanyak ASI, dan memperkuat
sekresi empedu, asam urat, kolesterol, kadar gula darah, maag,
mencret
Temu hitam (Curcuma
aeroginosa Roxb.)
Alang-alang (Imperata
10.
cylindrica Beav.)
9.
obat anti cacing, mencegah kelesuan, dan memperlancar
peredaran darah
Obat untuk memperlancar air seni (diuretik
Kecenderungan meningkatnya penggunaan obat tradisional didasari oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Pada umumnya, harga obat–obatan buatan pabrik yang sangat mahal, sehingga
masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah.
2. Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan
obat buatan pabrik.
3. Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarnya menjadi
dasar pengobatan kedokteran modern. Artinya, pembuatan obat–obatan pabrik
menggunakan rumus kimia yang telah disentetis dari kandungan bahan alami ramuan
tradisional.
Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik
sebagai bumbu dapur atau bahan obat. Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat
dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang
optimum. Kegiatan pemupukan dan pengandalian hama penyakit tanaman perlu
dilakukan.egiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang
terkandung dalam pupuk atau pestisida. Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan,
baik tanah maupun air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi
dalam produk tanaman yang dihasilkan. Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang
tidak tergantung pada bahan-bahan kimia. Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian organik.
Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk menambah unsur hara
mineral yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik yang digunakan di antaranya adalah pupuk
kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun. Selain itu, sebagai bahan
pengendali hama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat di sekitar
rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana, dan daun tembakau.