BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Gaya Hidup terhadap Kejadian Hipertensi di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Perubahan pola penyakit yang terjadi dari penyakit menular ke penyakit tidak menular ditunjukkan dengan adanya kecenderungan semakin meningkatnya prevalensi penyakit noninfeksi (penyakit tidak menular) seperti penyakit jantung, hipertensi, ginjal dan stroke yang akhir-akhir ini banyak terjadi di masyarakat dibandingkan dengan penyakit infeksi (penyakit menular). Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan pola makan, gaya hidup serta kemajuan ekonomi bangsa (Bustan, 2007).

  Seiring berubahnya gaya hidup diperkotaan mengikuti era globalisasi kasus hipertensi terus meningkat, gaya hidup yang gemar makan makanan fast food yang kaya lemak, malas berolahraga, stress, alkohol atau garam yang lebih dalam makanan bisa memicu terjadinya hipertensi. Stress cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stress telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal (Shadine, 2010).

  Pola makan yang menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi karena pengkonsumsian makanan yang tidak sehat seperti jeroan, keripik asin, otak-otak, makanan dan minuman yang didalam kaleng (sarden, kornet). Hal ini dikarenakan makanan di atas tidak sesuai dengan kalori yang dibutuhkan dan mengandung banyak bahan pengawet (Muhammadun, 2010). Menurut WHO (2010), gaya hidup kurang

  1 sehat dapat merupakan 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih dari dua juta kematian setiap tahunnya disebabkan oleh kurangnya bergerak atau kurangnya aktifitas fisik, hal ini karena kalori yang masuk tidak sebanding dengan kalori yang keluar sehingga makin lama makin banyak kalori yang menumpuk sehingga menjadi beban bagi tubuh dan tubuh menjadi terganggu yang kemudian menyebabkan kemunduran fisik yang pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai penyakit, misalnya diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan stroke (Dennysantoso, 2011).

  Hipertensi merupakan gangguan pembuluh darah jantung (kardiovaskuler) paling umum yang merupakan tantangan kesehatan utama bagi masyarakat yang sedang mengalami perubahan sosioekonomi dan epidemiologi. Hipertensi merupakan salah satu faktor utama risiko kematian karena gangguan kardiovaskuler yang mengakibatkan 20-50% dari seluruh kematian (Padmawinata, 2001). Hipertensi adalah gangguan tekanan dalam pembuluh darah, bukan masalah ketegangan atau penderitaan yang mudah timbul (Towsend, 2008)

  Penyakit darah tinggi atau hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic dan angka diastolic pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya (Shadine, 2010). Menurut WHO-

  ISH dalam JNC VIII (Joint National Commite), batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 120/80 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.

  Berdasarkan data WHO (2000), dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik. Data WHO (World Health Oranization) tahun 2007 menunjukan diseluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26.1% wanita. Angka kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% ditahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini.

  Jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, misalnya, jumlah penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di Cina, 98,5 juta orang mengalami hipertensi dan bakal jadi 151,7 juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi akan menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025 (Muhammadun, 2010).

  Perhatian terhadap penyakit tidak menular makin hari makin meningkat karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Bangsa Indonesia yang sementara membangun dirinya dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menuju negara masyarakat industri membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. (Bustan, 2007).

  Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2005), hipertensi menduduki peringkat 3 untuk pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit dengan jumlah 464.697 (2,93%). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI menunjukkan prevalensi hipertensi nasional 31,7% dari total penduduk dewasa. Artinya adalah 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia menderita hipertensi. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke, sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.

  Prevalensi ini lebih tinggi dari Singapura 27,3%, Thailand 22,7%, dan Malaysia 20%. Sementara Jepang 36,7%, Cina 17-40%. Prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar antara 6 sampai 15% tetapi prevalensi yang rendah terdapat di Ungaran, Jawa Tengah 1,8% dan Lembah Baliem Pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya 0,6% sedangkan angka prevalensi tertinggi di Talang Sumatera Barat 17,8% (Riskesdas, 2007).

  Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karna tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor resikonya dan 90% merupakan hipertensi esensial. Saat ini penyakit degerenatif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia (Depkes, 2008).

  Penyakit hipertensi merupakan urutan ke tujuh dari sepuluh besar kasus rawat inap di Indonesia tahun 2010 dengan prevalensi 28,48%. Kasus hipertensi merupakan urutan ke dua dari sepuluh besar kasus rawat jalan di Indonesia tahun 2010 dengan prevalensi 30,58% (Profil Kesehatan, 2011). Menurut data Kemenkes (2012) persentase rawat jalan kasus baru penyakit tidak menular berdasarkan jenis kelamin tahun 2010 sebesar 55,1% pada laki-laki dan 44,9% pada perempuan. Proporsi kasus rawat inap penyakit tidak menular tertinggi berdasarkan provinsi tahun 2009 adalah Provinsi Sumatera Utara 54,9%. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni dengan PMR (Proportional Mortality Rate) mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia.

  Profil Kesehatan Sumatera Utara (2000) melaporkan bahwa prevalensi hipertensi di Sumatera Utara sebesar 91 per 100.000 penduduk, 8,21% pada kelompok umur di atas 60 tahun untuk penderita rawat jalan. Berdasarkan penyakit penyebab kematian pasien rawat inap di Rumah Sakit Kabupaten/ Kota Provinsi Sumatera Utara, hipertensi menduduki peringkat pertama dengan proporsi kematian 27,02% (1.162 orang), pada kelompok umur ≥ 60 tahun 20,23% (1.349 orang).

  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Roslina Tahun 2007 dengan judul penelitian Analisis Determinan Hipertensi di wilayah Kerja Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang dikatakan bahwa Obesitas dengan kejadian hipertensi, proposinya secara bermakna lebih tinggi pada orang obesitas dibanding orang yang tidak obesitas, dengan OR=2,57. Merokok dengan kejadian hipertensi, proposinya secara bermakna lebih tinggi pada orang merokok dibanding orang yang tidak merokok, dengan OR=3,16.

  Penelitian Bruce Neal (2006) yang mengatakan bahwa penurunan konsumsi garam dapat menurunkan hipertensi. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Aris Sugiarto (2007) di Kabupaten Karanganya dikatakan bahwa kebiasaan sering mengkonsumsi lemak jenuh merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi dengan nilai p = 0,022; OR = 2,01 dan 95% CI = 1,10 – 3,66.

  Data di atas memberikan gambaran bahwa masalah hipertensi perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang baik, mengingat prevalensinya yang tinggi dan komplikasi yang cukup berat. Agar mendapatkan gambaran yang lebih tepat maka diperlukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana gaya hidup dapat menimbulkan penyakit hipertensi dan faktor mana dari gaya hidup (aktifitas fisik, pola makan, istirahat, dan riwayat merokok) tersebut yang paling berpengaruh terhadap kejadian hipertensi.

  Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi dilaporkan adanya peningkatan jumlah kasus hipertensi rawat inap pada tahun 2012 yaitu sebanyak 137 kasus menjadi 179 kasus pada tahun 2013. Diperoleh data jumlah kunjungan penderita hipertensi rawat jalan tahun 2013 sebanyak 1.486 (rata-rata 124 per bulan). Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana jumlah kunjungan penderita hipertensi tahun 2012 adalah sebanyak 1.153 (rata-rata 96 per bulan). Di RSUD Dr.

  H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi, hipertensi ada di urutan kesembilan dari sepuluh penyakit terbesar pada tahun 2013.

  Berdasarkan hal uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Hidup (aktifitas fisik, pola makan, istirahat, dan riwayat merokok) terhadap kejadian Hipertensi di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2014.

  1.2. Permasalahan

  Apakah ada pengaruh gaya hidup (aktifitas fisik, pola makan, istirahat, dan riwayat merokok) terhadap kejadian hipertensi di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi tahun 2014.

  1.3. Tujuan Penelitian

  1.3.1. Tujuan Umum

  Mengetahui pengaruh gaya hidup (aktifitas fisik, pola makan, istirahat, dan riwayat merokok) terhadap kejadian hipertensi di RSUD Dr.H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2014.

  1.3.2 Tujuan Khusus 1.

  Mengetahui karakteristik responden di RSUD Dr.H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2014.

  2. Mengetahui pengaruh aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi di RSUD Dr.H.

  Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2014.

  3. Mengetahui pengaruh pola makan dengan kejadian hipertensi di RSUD Dr.H.

  Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2014.

  4. Mengetahui pengaruh kebiasaan istirahat dengan kejadian hipertensi di RSUD Dr.H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2014.

  5. Mengetahui pengaruh riwayat merokok dengan kejadian hipertensi di RSUD Dr.H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2014.

  1.4. Hipotesis

  Ada pengaruh gaya hidup (aktifitas fisik, pola makan, istirahat, dan riwayat merokok) terhadap kejadian hipertensi di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2014.

  1.5. Manfaat Penelitian

  1.5.1. Bagi RSUD Dr. H.Kumpulan Pane Tebing Tinggi dapat menjadi masukan bagi pihak rumah sakit dalam dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya penyakit hipertensi dan dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang gaya hidup yang baik sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya hipertensi.

  1.5.2. Sebagai informasi bagi masyarakat agar membiasakan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah terjadinya penyakit hipertensi.

  1.5.3. Bagi pengembangan ilmu kesehatan masyarakat, khusunya yang terkait dengan penyakit hipertensi.

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Darat Rawat Inap Di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2010-2011

1 69 109

Pengaruh Gaya Hidup terhadap Kejadian Hipertensi di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2014

78 213 112

Pengaruh Gaya Hidup terhadap Kejadian DM Tipe 2 di RSUD Kota Padangsidimpuan Tahun 2014

10 83 129

Pengaruh Motivasi terhadap Tindakan Dokter dalam Melaksanakan Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 Tahun 2004 tentang Hak-Hak Pasien di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi

0 45 118

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Kompetensi dan Kerja Tim terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela Tebing Tinggi Tahun 2014

0 1 14

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Karakteristik Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Darat Rawat Inap Di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2010-2011

0 0 7

Karakteristik Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Darat Rawat Inap Di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2010-2011

0 0 17

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga terhadap Kejadian Stroke Berulang di RSUD dr. Pirngadi Medan

0 0 10

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Keadaan Iklim terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Medan

2 19 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hipertensi 2.1.1. Definisi Hipertensi - Pengaruh Gaya Hidup terhadap Kejadian Hipertensi di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2014

0 1 27