BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit pada Credit Sondang Nauli Kecamatan Munte Kabupaten Karo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Koperasi

2.1.1 Pengertian Koperasi

  Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan suatu usaha, dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya (Hadikusuma, 2002).

  Menurut undang-undang Koperasi No.25 Tahun 1992, Bab I pasal 1 dikatakan “Koperasi Indonesia adalah badan usaha yang beranggotakan seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatanya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan “.

  Undang-undang koperasi No.25 Tahun 1992 dalam definisinya tidak menyebut secara eksplisit adanya unsur sosial dalam koperasi, tetapi secara implisit tersirat dalam prinsip ekonomi dan dalam asas kekeluargaan.

  Dari beberapa perumusan pengertian koperasi diatas dapat disimpulkan bahwa pada tiap-tiap organisasi koperasi akan terlihat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Adanya sekelompok orang yang mempunyai kepentingan ekonomis yang sama.
  • Memiliki dan membangun suatu usaha yang bersama.

  • Memiliki motivasi kuat untuk dapat berdikari sebagai kekuatan utama dari kelompok.
  • Kepentingan bersama yang merupakan cerminan dari kepentingan individu/anggota adalah tujuan utama usaha bersama mereka.

2.1.2 Tujuan dan Prinsip Koperasi

  Menurut undang-undang Koperasi No.25 Tahun 1992, Bab II pasal 3 dikatakan “ Tujuan koperasi adalah menuju kesejahteraan aggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

  Dalam bab III, bagian kedua, Pasal (5) UU No.25 Tahun 1992 diuraikan bahwa :

1. Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut : • Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

  • Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.
  • Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
  • Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
  • Kemandirian 2.

  Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut :

  • Pendidikan perkoperasian
  • Kerja sama antara koperasi

  Dalam penjelasan dari Pasal (5) UU No.25 Tahun 1992 tersebut, diuraikan bahwa prinsip koperasi adalah merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip tersebut, koperasi mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berwatak sosial.

  Prinsip koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja koperasi sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas serta jati diri koperasi. Dengan adanya prinsip tersebut, koperasi dapat dibedakan dari badan usaha lainnya, karena adanya : a.

  Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi.

  Sikap kesukarelaan dalam anggota koperasi mengandung makna bahwa menjadi anggota koperasi tidak dipaksakan oleh siapapun. Sifat kesukarelaan juga mengandung makna bahwa seseorang dapat mengundurkan diri dari koperasi sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasi.

  Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun.

  b.

  Adanya prinsip demokrasi.

  Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelola koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan anggota. Para anggota itulah yang memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi.

  c.

  Pembagian sisa hasil usaha berdasarkan atas prinsip keadilan dan asas kekeluargaan. Pembagian hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak semata- mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan pertimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan yang dimiliki ini merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan.

  d.

  Koperasi bukan merupakan akumulasi modal.

  Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk pemanfaatan anggotanya, bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada anggota juga terbatas, dan tidak didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga yang berlaku dalam pasar.

  e.

  Prinsip kemandirian dari koperasi.

  Kemandirian mengandung pengertian dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri. Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi, swadaya, berani mempertanggung jawabkan perbuatan sendiri, dan kehendak untuk mengelola diri sendiri (Djumhana, 1994).

2.1.3 Jenis Koperasi di Indonesia

  Dalam ketentuan pasal 16 UU No. 25 Tahun 1992 dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Sedangkan dalam penjelasan pasal tersebut, mengenai jenis koperasi ini diuraikan seperti berikut :

  2.1.3.1 Koperasi Konsumsi

  Koperasi konsumsi ialah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari tiap- tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi (Hadhikusuma, 2002 ).

  Tujuan koperasi konsumsi adalah agar anggota dapat membeli barang- barang konsumsi dengan kualitas yang baik dan harga layak. Untuk melayani anggota-anggotanya, maka koperasi konsumsi mengadakan usaha-usaha yaitu membeli barang-barang konsumsi keperluan sehari-hari dalam jumlah yang besar sesuai dengan kebutuhan anggota, menyalurkan barang-barang konsumsi kepada para anggota dengan harga yang layak dan membuat sendiri barang-barang konsumsi untuk keperluan anggota. Barang konsumsi yang disediakan koperasi adalah barang-barang yang dibutuhkan setiap hari seperti barang-barang pangan, barang-barang sandang dan barang-barang pembantu keperluan sehari-hari.

  2.1.3.2 Koperasi Kredit (Koperasi Simpan Pinjam)

  Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam merupakan koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraanya. Sesuai dengan undang-undang koperasi No.25 Tahun 1992 Bab IV, pasal 44 tentang lapangan usaha disebut bahwa koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkan melalui kegiatan simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan , koperasi lain atau anggotanya. Kegiatan koperasi simpan pinjam dapat dilaksanakan sebagai salah satu atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi. Pelaksanaan koperasi simpan pinjam diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

  Dalam memberikan pelayanan-pelayanan, koperasi simpan pinjam berusaha supaya bunga ditetapkan serendah mungkin agar dirasakan ringan oleh para anggotanya. Tujuan Koperasi Kredit:

  • Membantu keperluan kredit kepada para anggotanya yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat yang ringan
  • Mendidik para anggota supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal sendiri
  • Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka • Menembah pengetahuan tentang perkoperasian.

  2.1.3.3 Koperasi Produksi

  Koperasi produksi adalah Koperasi yang dibentuk oleh kelompok masyarakat yang bersama-sama dalam bidang penghasilan barang seperti hasil pertanian, hasil laut, hasil hutan dan lain-lain (Lubis, 2008)

  2.1.3.4 Koperasi Jasa

  Koperasi jasa adalah koperasi yang aktifitasnya bergerak dibidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum.

  Contohnya koperasi angkutan, koperasi jasa audit, koperasi perencanaan dan konstuksi bangunan.

2.1.3.5 Koperasi Serba Usaha

  Koperasi serba usaha merupakan koperasi yang jenis usahanya memiliki kegiatan lebih dari suatu macam, misalnya koperasi yang melakukan kegiatan produksi dan konsumen (Ninik, 1993). Intinya kegiatan koperasi serba usaha ini memiliki aktifitas lebih dari suatu macam kegiatan dari keempat lapangan jenis usaha koperasi yang dikemukakan diatas.

2.1.3 Aspek Permodalan Koperasi

  Sumber permodalan koperasi menurut UU No.25 Tahun 1992 menyatakan bahwa modal koperasi itu terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Yang dimaksud dengan modal sendiri adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal equity, ini dapat berasal dari : a.

  Simpanan pokok ialah sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu seseorang masuk menjadi anggota koperasi tersebut dan besarnya sama untuk semua anggota. Simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan pokok ini ikut menanggung kerugian.

  b.

  Simpanan wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarkan kepada koperasi pada waktu tertentu, misalnya pada waktu anggota menerima kredit dari koperasi dan sebagainya. Simpanan wajib ini tidak ikut menanggung kerugian. c.

  Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi jika diperlukan.

  d.

  Hibah adalah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa hidupnya orang tersebut. Hibah ini dapat berbentuk wasiat, jika pemberian tersebut diucapkan/ditulis oleh seseorang sebagai wasiat atau pesan atau kehendak terakhir sebelum dia meninggal dunia.

2.2 Kredit

2.2.1 Pengertian Kredit Dalam bahasa latin kredit disebut “credera” yang artinya percaya.

  Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkanya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Oleh karena itu, untuk meyakinkan koperasi bahwa si anggota benar-benar dapat dipercaya, maka sebelum kredit diberikan, terlebih dahulu koperasi mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang anggota atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar koperasi yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman (Kasmir, 2003).

  Kredit atau kepercayaan (believeness) adalah penyedia uang atau tagihan- tagihan berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara pemberi pinjaman dengan pihak lain dimana jika pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu bersama dengan kadar bunga yang ditetapkan (Lubis, 2008).

  Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud, atau dengan kata lain dalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu. Sehingga jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang termasuk didalamnya.

  Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

  • Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan memberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh koperasi, dimana sebelumnya telah dilakukan penelitian penyelidikan tentang anggota baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap anggota pemohon kredit.
  • Kesepakatan Disamping unsur kepercayaan, di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditanda tangani kedua belah pihak sebelum kredit dikucurkan.
  • Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah di sepakati. Jangka waktu tersebut bisa jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.
  • Resiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan kreditur (pemberi kredit), baik resiko yang di sengaja oleh anggota, maupun oleh resiko yang tidak di sengaja. Misalnya, terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha anggota tanpa ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga anggota tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya.
  • Balas Jasa Merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan administrasi kredit ini merupakan keuntungan koperasi.

2.2.2 Tujuan Kredit

  Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit ini tidak akan terlepas dari misi lembaga keuangan tersebut.

  Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain: 1.

  Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh kreditur sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang di bebankan kepada anggota. Di sisi lain anggota juga akan bertambah maju dalam usahanya.

  2. Membantu usaha anggota Tujuan lainnya yakni untuk membantu usaha anggota yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

  3. Membantu pemerintah Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang di sebarkan akan semakin baik, karena dengan kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan tersebut berupa, penerimaan pajak, membuka kesempatan kerja, meningkatkan jumlah barang dan jasa, menghemat devisa negara karena mengurangi impor dan bahkan meningkatkan devisa negara apabila kredit yang di berikan untuk keperluan ekspor.

2.2.3 Fungsi Kredit

  Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki suatu fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut antara lain:

  1. Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit, maka uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.

  2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

  Dalam hal ini uang yang di berikan atau di salurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

  3. Untuk meningkatkan daya guna barang.

  Kredit yang diberikan oleh koperasi akan dapat di gunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

  Misalkan seorang petani yang hanya memiliki sebidang tanah tanpa mempunyai modal untuk mengolah sawah, baik itu untuk membeli bibit, pupuk dan pestisida, maka sawah tersebut tidak akan berguna. Jadi, dengan memperoleh kredit, maka petani tersebut akan memiliki modal untuk mengolah sawah tersebut dan dapat berproduksi.

  4. Sebagai alat stabilitas ekonomi Dapat menjadi alat stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang di berikan akan menambah jumlah barang yang di perlukan oleh masyarakat.

  Dan kredit tersebut juga dapat membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.

  5. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Bagi si penerima kredit tentu akan dapat menigkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si anggota yang memang modalnya pas-pasan. Dengan memproleh kredit, anggota bergairah untuk memperbesar atau memperluas usahanya.

  6. Untuk meningkatan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang di salurkan, maka akan semakin baik, terutama dalam hal pemerataan pendapatan. Jika kredit di berikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut membutuhkan tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat memperoleh pendapatan seperti gaji bagi karyawan yang bekerja di pabrik dan membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya bagi masyarakat yang tinggal disekitar lokasi pabrik.

  7. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan rasa saling membutuhkan antara si penerima dan si pemberi kredit. Sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.

2.2.4 Jenis-Jenis kredit Beragam jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana.

  Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan anggota. Dalam prakteknya kredit yang diberikan koperasi untuk masyarakat terdiri dari beberapa jenis,

  Secara umum jenis-jenis kredit dapat di lihat dari berbagai segi antara lain: 1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit investasi

  Kredit ini biasanya digunakan untuk keperluan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi yang masa pemakainnya untuk suatu periode yang relatif lama. Contohnya, untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.

  b.

  Kredit modal kerja Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

  Misalnya, untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya- biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit a.

  Kredit produktif Kredit yang di gunakan untuk peningkatan usaha atau produksi ataupun investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan akan menghasilkan bahan tambang atau industri lainnya.

  b.

  Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang di hasilkan, karena memang untuk di gunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh, kredit perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kredit konsumsi lainnya.

  c.

  Kredit perdagangan Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya di harapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh, kredit ekspor dan impor.

3. Dilihat dari segi jangka waktu a.

  Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

  Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam, atau untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.

  b.

  Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi. Sebagai contoh untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.

  c.

  Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang masa pengembaliannya di atas 3 atau 5 tahun. Biasanya kedit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit kosumtif seperti kredit perumahan.

  4. Dilihat dari segi jaminan a.

  Kredit dengan jaminan Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

  b.

  Kredit tanpa jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.

  Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.

  5. Dilihat dari segi sektor usaha tediri dari: a.

  Kredit pertanian, merupakan kredit yang di biayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

  b.

  Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.

  c.

  Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.

  d.

  Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, timah dan minyak.

  e.

  Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa. f.

  Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para profesional, seperti dosen, dokter, atau pengacara.

  g.

  Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian rumah.

2.2.5 Prinsip – Prinsip Pemberian Kredit

  Sebelum memberikan suatu fasilitas kredit, maka kreditur harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara, prosedur dan kriteria yang telah di tetapkan sebagai standar penilaian setiap kreditur.

  Biasanya, kriteria penilaian yang harus di lakukan oleh koperasi untuk mendapatkan anggota yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P kredit.

  Adapun analisis singkat 5C kredit adalah sebagai berikut: 1.

   Character

  Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang yang akan diberi kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si anggota baik yang bersifat pribadi seperti pola hidup, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial. Ini semua merupakan ukuran kemauan membayar.

2. Capacity

  Untuk melihat anggota dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang di hubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.

  Begitu juga dalam kemampuannya dalam menjalankan usahanya, termasuk kekuatan yang ia miliki. Pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang di salurkan.

  3. Capital

  Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi). Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

  4. Collateral

  Merupakan jaminan yang diberikan calon anggota baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

  Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dieksekusi secepat mungkin.

  5. Condition

  Dalam menilai kredit hendaknya juga di nilai kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta di akibatkan dengan prospek usaha yang di biayai hendaknya benar- benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Penilaian dengan analisis 7P kredit adalah:

  1. Personality

  Yaitu menilai anggota dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari- hari maupun masa lalunya. Personality mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan anggota dalam menghadapi suatu masalah.

  2. Party

  Yaitu mengklasifikasikan anggota ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan- golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.

  3. Purpose

  Yaitu untuk mengetahui tujuan anggota dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang di inginkan anggota. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam, apakah untuk modal kerja, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.

  4. Prospect

  Yaitu untuk menilai usaha anggota di masa yang akan datang apakah akan menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

  5. Payment

  Merupakan ukuran bagaimana cara anggota di masa yang akan datang mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik.

  6. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan anggota dalam mencari laba.

  Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

  7. Protection

  Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

2.2.6 Jaminan Kredit

  Untuk melindungi uang yang dikucurkan lewat kredit dari resiko kerugian, maka pihak koperasi membuat pagar pengamanan. Dalam kondisi sebaik apa pun atau analisis sebaik mungkin, resiko kredit macat tidak dapat dihindari. Pagar pengamanan yang dibuat biasa berupa jaminan yang harus disediakan debitur.

  Tujuan jaminan adalah untuk melindungi kredit dari resiko kerugian, baik disengaja maupun tidak disengaja (Kasmir, 2003).

  Adapun jaminan yang dapat di jadikan jaminan kredit oleh calon debitur adalah sebagai berikut.

1. Dengan Jaminan a.

  Jaminan benda Yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti : Tanah, kebun, sawah, Bangunan, rumah, pabrik, Kenderaan bermotor, Mesin- mesin/peralatan, Barang dagangan, Tanaman/kebun/sawah, dll. b.

  Jaminan surat-surat berharga Yaitu benda-benda yang merupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti: Sertifikat saham, Sertifikat obligasi, Sertifikat tanah, Sertifikat deposito, Rekening tabungan yang di bekukan, Rekening giro yang di bekukan, Wessel, Bukti Pemilikan Kenderaan Bermotor (BPKB), dll.

  c.

  Jaminan orang Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit tersebut macet maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung resikonya.

2. Kredit Tanpa Jaminan

  Kredit tanpa jaminan maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya kredit ini diberikan untuk perusahaan yang benar-benar bonafit dan profesional, sehingga kemungkinan kredit tersebut macat sangat kecil. Kredit tanpa jaminan hanya mengandalkan kepada penilaian terhadap prospek usahanya atau dengan pertimbangan untuk pengusaha- pengusaha yang memiliki loyalitas yang tinggi.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit pada Credit Sondang Nauli Kecamatan Munte Kabupaten Karo

5 101 79

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi Credit Union Dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Koperasi Credit Union Partisipasi Sukamakmur Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang)

2 71 9

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kota Madya Medan

0 26 100

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis 2.1.1 Pengertian Analisis - Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Anak Putus Sekolah Di Kabupaten Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah

0 1 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank - Analisis Permintaan Kredit Multiguna Pegawai Negeri Sipil Pada Perbankan Di Kota Panyabungan

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Leverage 2.1.1 Pengertian Leverage - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada PTPN-IV

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi - Analisis Strategi Pengembangan Koperasi di Kecamatan Siantar Timur)

0 1 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Teori Permintaan - Analisis Permintaan Kredit pada Bank SUMUT Cabang Utama Medan

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Obligasi Ritel Indonesia di Indonesia

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Permintaan - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Pada PT. Mandala Multifinance, Tbk Cabang Medan.

0 0 19