Keguruan UIN Suka Yogyakarta
S MUHAMMADIYAH Pada Mulanya...
Munawwar Khalil BA Pimpinan AUM Se-Kudus
- Sekretaris MPK PP
Muhammadiyah
- Dosen Fak. Tarbiyah &
Keguruan UIN Suka Yogyakarta
- Sengkang, 6 Juni 1979
- S1 Sastra Arab IAIN Sunan
Kalijaga
- S2 Hukum Islam IAN Sunan
Kalijaga
- Kepala Penjaminan Mutu UIN
Sunan Kalijaga
- HP: 0818 26 1543
- Email/FB :
[email protected] Dari Sebuah Ayat … S S
“ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” Inspirasi Al- Qur‘an Surat Ali Imran 104
S
Muhammadiyah ingin menghadirkan Islam bukan sekadar sebagai ajaran “transendensi” yang mengajak pada kesadaran iman dalam bingkai tauhid semata
S
Bukan sekadar Islam yang murni, tetapi tidak hirau terhadap kehidupan, apalagi Islam yang murni itu sekadar dipahami secara parsial.
S
Namun, lebih jauh lagi Islam ditampilkan sebagai kekuatan dinamis untuk transformasi sosial dalam dunia nyata kemanusiaan melalui gerakan
“humanisasi” (mengajak pada serba kebaikan) dan “emanisipasi” atau
“liberasi” (pembebasan dari segala kemunkaran), sehingga Islamdiaktualisasikan sebagai agama langit yang membumi, yang menandai terbitnya fajar baru reformisme atau modernisme Islam di Indonesia.
Maksud dan Tujuan Muhammadiyah S
“Menyebarkan pengajaran Igama Kangjeng Nabi Muhammad
Shallalahu „Alaihi Wassalam kepada penduduk Bumiputra di dalam
residensi Yogyakarta, dan memajukan hal Igama kepada anggauta-
anggautanya.”
S
Terdapat hal menarik, bahwa kata ”memajukan” (dan sejak tahun 1914 ditambah dengan kata
”menggembirakan”) dalam pasal maksud dan tujuan Muhammadiyah merupakan kata-kunci yang selalu dicantumkan dalam
”Statuten Muhammadiyah” pada periode Kyai Dahlan hingga tahun 1946 .
Faktor-Faktor Pendorong Lahirnya Muhammadiyah Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid‟ah, dan khurafat, Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi;
Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam
memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan
zaman; Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;
Keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama
Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat (Junus Salam, 1968: 33)BACKGROUND
Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar
Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam
(H.A. Mukti Ali, dalam Sujarwanto & Haedar Nashir, 1990: 332).
Langkah Pembaharuan Kyai Dahlan
- Membersihkan cara-cara ibadah dari bid‟ah
- Membersihkan aqidah Islam dari segala macam syirik
Tauhid Ibadah Muamalah Pemahaman Islam
- Membersihkan kepercayaan dari khurafat
- Merombak taklid & memberikan kebebasan dalam ber-ijtihad
- Pembaruan Muhammadiyah terletak
pada kemampuannya memahami ajaran
agama Islam secara rasional dan
- Pemeliharaan matan ajaran
- Tajdid Muhammadiyah dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek:
- Penentuan arah kiblat yang tepat bagi pelaksanaan salat dengan menggunakan ilmu hisab, sebagai kebalikan dari kebiasaan sebelumnya yang menghadap ke barat.
- Penggunaan perhitungan astronomi (ilmu falak) untuk menentukan awal bulan kamariah, sebagai kebalikan dari kebiasaan lama yang berdasarkan kepada rukyat .
- Menyelenggarakan salat Id di lapangan terbuka sebagai perubahan dari praktik sebelumnya yang melakukannya di mesjid.
- Pengumpulan dana zakat melalui suatu panitia pengumpul
- Penyampaian khutbah dalam bahasa daerah sehingga dimengerti oleh jamaah akan pesan-pesan yang terkandung di dalam khutbah itu dan agar khutbah itu juga merupakan wahana pembinaan umat; sementara sebelumnya dipakai bahasa Arab yang tidak dimengerti oleh jamaah.
- Penyederhanaan pelaksanaan upacara lingkaran hidup (life circle) seperti kelahiran, khitanan, perkawinan dan kematian.
- Penyederhanaan makam yang semula dihiasi secara berlebih-lebihan.
- Menghilangkan kebiasaan berziarah ke makam orang yang dianggap suci (wali) untuk minta syafaat.
- Membersihkan anggapan adanya berkah yang bersifat gaib, yang dimiliki oleh kiyai/ulama tertentu.
- Rasionalisasi pemahaman keagamaan seperti pelarangan penanaman kepala kerbau di bawah suatu bangunan dengan alasan perbuatan tersebut lebih merupakan perbuatan mubazir.
- Melaksanakan salat tarwih 11 rakaat sesuai dengan hadis-hadis yang sahih.
- Membolehkan perempuan menjadi pemimpin meskipun dalam warisan kultural Islam dan dalam hadis Nabi saw dilarang.
- Di bidang pendidikan Muhammadiyah melakukan pembaruan dan inovasi sistem pendidikan Islam tradisional di Indonesia dengan membangun suatu sistem pendidikan yang mengadopsi sistem pendidikan Eropa (Belanda) dengan mendirikan sekolah-sekolah dan mengajarkan ilmu-ilmu sekuler dan keagamaan secara sekaligus.
- Di bidang kemasyarakatan pembaruan dilakukan dengan meningkatan pelayanan kesehatan dan penyantunan sosial sebagai ekspresi pemahaman agama yang kontekstual. Usaha tersebut tampak dalam wujud pendirian pusat-pusat kesehatan, rumah sakit, rumah yatim piatu, panti asuhan, rumah singgah,dll.
- Secara normatif Muhammadiyah merupakan sebuah gerakan tajdid. Hal ini ditegaskan dalam
Adaby Darban :
Langkah Reformasi Kyai Dahlan S Memadukan pelajaran agama dan umum. S Merupakan pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek
”iman” dan ”kemajuan”, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman modern tanpa terpecah kepribadiannya .
S
Lembaga pendidikan Islam ”modern” bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok pesantren kala itu. Pendidikan
Islam “modern” itulah yang di belakang hari diadopsi dan menjadi lembaga pendidikan
Kuntowijoyo : 1985 umat Islam secara umum. Teologi Amal Kyai Dahlan S
Gagasan dan pelajaran tentang Surat Al-Maun, merupakan contoh lain yang paling monumental dari pembaruan yang berorientasi pada amal sosial-kesejahteraan, yang kemudian melahirkan lembaga Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKU). Langkah momumental ini dalam wacana Islam kontemporer disebut dengan ”teologi transformatif”, karena Islam tidak sekadar menjadi seperangkat ajaran ritual-ibadah dan
”hablu minallah” (hubungan dengan Allah) semata, tetapi justru peduli dan terlibat dalam memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi manusia. Sikap Kyai Dahlan terhadap Non-Muslim S
Kyai mengajak diskusi dan debat secara langsung dan terbuka dengan sejumlah pendeta di sekitar Yogyakarta.
S
Kyai Dahlan juga menganjurkan atau mendorong ”umat Islam untuk mengkaji semua agama secara rasional untuk menemukan kebenaran yang inheren dalam ajaran-ajarannya
”, sehingga Kyai pendiri Muhammadiyah ini misalnya beranggapan bahwa diskusi-diskusi tentang Kristen boleh dilakukan di masjid (Jainuri, 2002: 78)
Kyai Dahlan & Gerakan
Perempuan
SKepeloporan pembaruan Kyai Dahlan juga ditunjukkan dengan merintis gerakan perempuan „Aisyiyah tahun 1917,
S
Ide dasarnya agar perempuan muslim tidak hanya berada di dalam rumah, tetapi harus giat di masyarakat dan secara khusus menanamkan ajaran Islam serta memajukan kehidupan kaum perempuan.
S
Langkah pembaruan ini yang membedakan Kyai Dahlan dari pembaru Islam lain, yang tidak dilakukan oleh Afghani, Abduh, Ahmad Khan, dan lain- lain (mukti Ali, 2000: 349-353).
S Ini juga menunjukkan sikap dan visi Islamnya yang luas, cerdas dan
bersemangat tajdid, padahal Kyai dari Kauman ini tidak bersentuhan dengan ide atau gerakan
James Peacock (1986: 26), Seorang Antropolog dari Amerika S
”Dalam setengah abad sejak berkembangnya pembaharuan di Asia Tenggara, pergerakan itu tumbuh dengan cara yang berbeda di bermacam-macam daerah.
Hanya di Indonesia saja gerakan pembaharuan Muslimin itu menjadi kekuatan yang besar dan teratur.
S Dengan beratus-ratus cabang di seluruh kepulauan dan berjuta-juta anggota yang
tersebar di seluruh negeri, Muhammadiyah memang merupakan pergerakan Islam yang terkuat yang pernah ada di Asia Tenggara.
S Pendek kata Muhammadiyah merupakan suatu
organisasi yang utama dan terkuat di negara terbesar kelima di dunia.
”
Khazanah
TAJDID
Muhammadiyah
kontekstual serta mampu
mengaktualisasikannya dalam gerakan
sosial yang nyata.
Posisi Muhammadiyah ...
Rasional
Tercermin dalam usaha Muhammadiyahuntuk memberantas unsur-unsur tahayul,
bidah dan khurafat . Dibarengi dengan pencerahan pemikiran melalui penyelenggraan pendidikan modern .Kontekstual
Terlihat dalam suatu pemahaman bahwa agama
yang benar bukan semata tindakan ritual dan pencarian jalan ilahi secara monastik dan mengasingkan diri dari realitas kehidupan riil, melainkan sebaliknya tercermin dalam pergulatan riil membangun masyarakat.Islam sesuai dengan al-Quran
Pemurnian
dan as-Sunnah, dalam hal ini menyangkut ibadah dan pokok- pokok akidah;
TAJDID Dinamisasi
Dinamisasi kehidupan sosial dan peradaban berlandaskan penemuan kembali substansi agama yang diwujudkan dengan pembangunan sikap hidup yang dinamis, kreatif, progresif, dan berwawasan masa depan, serta dengan pengembangan kepemimpinan organisasi dan etos kerja dalam Persyarikatan
Putusan Tarjih di Klaten tahun 1980 Muhammadiyah.
Khazanah Tajdid
Muhammadiyah
Aspek keagamaan,
Aspek pendidikan, dan
Aspek sosial kemasyarakatan. Tajdid Muhammadiyah : Aspek Keagamaan
(amil) sebagai perubahan dari praktik sebelumnya yang dilakukan secara individual atau menyerahkan uang zakat kepada pemuka agama seperti modin atau kiyai.
Tajdid Muhammadiyah :
Aspek Pendidikan
Tajdid Muhammadiyah : Aspek Kemasyarakatan
Tajdid sebagai Identitas
Gerakan Muhammadiyah
pasal 4 ayat (1) Anggaran Dasar Muhammadiyah tentang identitas gerakan yang berbunyi, “Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam
amar makruf nahi munkar dan tajdid, bersumber kepada al-Quran dan as-Sunnah
.”