Pentingnya Sosialisasi kepada Penduduk dalam Menjaga Populasi Biawak di daerah Sekitar Aliran Sungai Opak

ISBN: 978-602-72412-0-6

  Pentingnya Sosialisasi kepada Penduduk dalam Menjaga Populasi Biawak di daerah Sekitar Aliran Sungai Opak Nur Hanifah Widiastuti Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Dr. Soepomo, S. H., Janturan, Warungboto, Yogyakarta 55164 Email

  A bstrak Biawak adalah hewan dari famili Varanidae yang menyukai habitat dekat dengan

sumber air dan terbuka. Pada umumnya, hewan ini memakan berbagai jenis serangga, ikan,

kadal, siput, dan beberapa macam hewan pengerat. Sungai Opak adalah nama sungai yang

mengalir di Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Di

daerah sekitar aliran sungai Opak menjadi habitat bagi beberapa biawak. Akan tetapi, populasi

biawak di sepanjang aliran sungai Opak kini semakin menurun.

  Penulis mengadakan pengamatan di daerah sekitar aliran sungai Opak, tepatnya di

daerah Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dari hasil pengamatan penulis,

beberapa daerah sekitar aliran sungai Opak telah rusak akibat adanya penambangan pasir liar,

kotor akibat sampah rumah tangga, dan kedalaman sungai juga bertambah. Selain itu, penulis

juga melihat adanya penangkap liar biawak. Hal ini, disinyalir sebagai penyebab menurunnya

populasi biawak di area itu dan membuat biawak memasuki kawasan penduduk. Meskipun

biawak bukan termasuk hewan hiperaktif, tetapi kehadirannya di kawasan penduduk membuat

penduduk resah.

  Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus, maka wajar saja jika populasi biawak

menurun. Oleh karena itu, sebelum mencapai kemusnahan perlu diadakannya sosialisasi

kepada penduduk akan pentingnya menjaga populasi biawak. Sehingga, diharapkan tidak ada

lagi pembunuhan biawak yang memasuki kawasan penduduk, dan daerah di sekitar aliran

sungai Opak menjadi bersih. Selain itu, perlunya dibuat sanksi pagi para penangkap satwa liar

agar mereka tidak berani lagi menangkap biawak.

  Kata kunci: Biawak, Sungai Opak, Penangkapan Satwa Liar, Sosialisasi I.

   PENDAHULUAN Gambar 1. Persebaran biawak Varanus salvator di dunia (IUCN, 2010)

  

Isolasi, Karakterisasi dan Pertumbuhan Bakteri Pelarut Fosfat

  Bawak asia merupakan jenis kadal yang mempunyai daerah penyebaran paling luas, yaitu dari Sri Lanka, India, Bangladesh, Burma, Vietnam dan Hainan (China), Malaysia, Philipina, dan Indonesia (de Lisle, 2007). Minimal terdapat empat jenis biawak di Indonesia, yaitu Varanus salvator yang tersebar mulai dari Sumatera, Jawa sampai Sulawesi dan Maluku, V. indicus (biawak mangrove) yang mempunyai daerah penyebaran di Papua dan Australia, sementara jenis yang lain adalah V. comodoensis (komodo) yang mempunyai penyebaran di Pulau (P.) Komodo, Nusa Tenggara Timur (Koch & Acciaioli, 2007) serta

  V. auffenbergi yang penyebarannya di Pulau Roti (de Canto, 2007).

  Dusun sanan adalah dusun yang terletak di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta. Dusun Sanan berada di Jalan Alternatif Yogya-Wonosari dan berada di samping sungai Opak (Gambar 2). Sungai Opak adalah sungai yang menjadi salah satu tempat habitat bagi biawak Varanus salvator. Selain itu, sungai opak juga menjadi mata pencarian bagi beberapa penduduk dusun Sanan.

  Akan tetapi, semenjak terjadinya penambangan pasir liar dalam skala besar di area sepanjang aliran sungai Opak yang bersebelahan dengan dusun Sanan, daerah disekitar area sungai opak menjadi rusak. Selain itu, akhir-akhir ini masyarakat dusun Sanan diresahkan karena biawak-biawak yang mulai memasuki perkampungan dan rumah penduduk. Adanya pemburu satwa liar dari luar desa yang sering menangkap beberapa biawak yang tinggal di daerah sekitar Sungai Opak juga tak begitu menjadi sorotan masalah penduduk. Terancamnya jumlah populasi biawak dan kurangnya perhatian penduduk pada biawak di area sepanjang Sungai Opak merupakan fenomena yang yang menarik untuk dikaji, sehingga dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya sosialisasi kepada penduduk dalam menjaga populasi biawak di daerah sekitar aliran Sungai Opak.

  

Gambar 2. Peta lokasi Dusun Sanan dari satelit (maps/google.com).

II. METODE

  Kegiatan ini dilakukan di Dusun Sanan, Brintikan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta dan daerah sepanjang aliran sungai Opak yang berada disamping dusun Sanan, dimana sungai ini merupakan sungai yang membatasi dusun Sanan dengan dusun Pelemsasi.

ISBN: 978-602-72412-0-6

  Selain itu, aliran sungai Opak ini adalah pembatas antara kecamatan Kalasan dengan kecamatan Prambanan.

  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei, yaitu mengamati obyek penelitian secara langsung. Pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan penduduk lokal Dusun Sanan yang sering beraktivitas di daerah sepanjang aliran sungai sebagai pencari rumput atau penambang pasir di sungai dan wawancara terhadap beberapa penduduk desa Sanan. Selain itu, pengumpulan data juga didapatkan dari pengamatan kondisi daerah sepanjang aliran sungai secara langsung.

III. Hasil dan Pembahasan A. Kondisi Sungai Opak

  Sebelum terjadi erupsi merapi pada tahun 2010, daerah sepanjang aliran Sungai Opak masih rindang dan tepian sungai masih berdiri pohon-pohon bambu, bahkan air di Sungai Opak juga masih bersih. Setelah erupsi merapi berakhir, panyak penambang pasir yang datang untuk menambang pasir di Sungai Opak. Daerah sekitar aliran Sungai Opak semakin parah setelah beberapa orang menambang pasir dengan mesin berat seperti bulldozer. Sehingga banyak area sekitar Sungai Opak yang rusak, kedalaman sungai menjadi lebih dalam dan air menjadi keruh. Tetapi, sayangnya warga baru menyadari dampak dari rusaknya ekosistem Sungai Opak baru sekitar 1 tahun ini.

  Sekarang akibat kedalaman Sungai Opak yang semakin dalam, beberapa penduduk tidak dapat melewati Sungai Opak dengan berjalan kaki dan berkurangnya pasir yang ada di Sungai Opak, membuat penghasilan para penduduk yang bekerja sebagai penambang pasir skala kecil berkurang. Akibat air sungai yang kini menjadi keruh, jumlah ikan-ikan menjadi berkurang sehingga warga menjadi kesulitan dalam mencari ikan. Selama survei penulis sedikit menjumpai ikan-ikan kecil yang dulunya banyak dilihat dipinggiran sungai dan berdasarkan wawancara dengan salah seorang yang sedang memancing ikan di sungai, ia mengatakan bahwa, sekarang sulit mendapatkan ikan dengan cara memancing. Selain itu, kondisi Sungai Opak saat ini diperparah dengan banyaknya sampah di tepi-tepi Sungai Opak.

  

Gambar 3. Sampah di sepanjang tepi sungai Opak.

  

Isolasi, Karakterisasi dan Pertumbuhan Bakteri Pelarut Fosfat

Gambar 4. Sebagian daerah di sekitar aliran Sungai Opak sudah dialih fungsikan menjadi sawah dan

lahan bercocok tanam.

  

Gambar 5. Sampah-sampah yang tersangkut di pohon bambu.

  

Gambar 6. Penduduk Dusun Talang yang sedang mencari pasir di Sungai Opak.

ISBN: 978-602-72412-0-6

  Gambar 7. Penduduk Dusun Sanan yang akan pergi mencari ikan di Sungai Opak.

  Gambar 8. Rusaknya beberapa pohon dan area disekitar aliran Sungai Opak.

  B. Populasi Biawak Gambar 9. Distribusi geografik dari subspesies Varanus salvator (Pianka, 2004).

  

Isolasi, Karakterisasi dan Pertumbuhan Bakteri Pelarut Fosfat

Varanus salvator merupakan biawak air yang mempunyai distribusi yang sangat luas

di seluruh Asia Selatan dan Asia Tenggara. Biawak merupakan anggota dari Varanidae.

  

Akan tetapi, sebenarnya pengklasifikasian tentang biawak membutuhkan investigasi

taksonomi ulang. Sampai saat ini, kebenaran akan beberapa subspecies masih belum bisa

meyakinkan orang (Pianka, 2004). Pemeriksaan yang paling komprehensif dari

pengelompokan Varanus salvator itu dilakukan oleh Mertens, dimana spesies Varanus

salvator dibedakan menjadi enam subspesies pada tahun 1942 (salvator, togianus, cumingi,

nuchalis , marmoratus, dan scutigerulus). Bentuk tubuh bivittatus, dianggap sebagai sinonim

dari V. s. salvator (Mertens, 1942).

  Menurut Taylor (1966), Varanus salvator hidupnya semi-akuatik dan dapat hidup di berbagai habitat. Mereka sering terlihat di tepi sungai dan di rawa-rawa. Varanus salvator adalah spesies yang tergantung air dan dikenal dapat menyeberangi bentangan air yang luas, sehingga hal ini menjelaskan bahwa Varanus salvator memiliki distribusi yang luas.

  Meskipun begitu, Varanus salvator juga ditemukan di tanah datar, liang atau lubang di tepi sungai. Pintu masuknya dimulai pada kemiringan ke bawah tetapi kemudian meningkat membentuk cekungan sepeti kolam. Panjang rata-ratanya sekitar 9,5 m, kedalaman rata-rata sekitar 2 m, dan suhu rata-rata sekitar 26 derajat Celsius (Traeholt, 1995).

  Dahulu, Varanus salvator banyak ditemukan di sekitar rerumpunan pohon bambu maupun semak-semak di daerah pinggiran Sungai Opak. Tetapi kini biawak ini semakin sulit ditemukan. Saat penulis melakukan pengamatan selama beberapa hari di area sekitar aliran Sungai Opak, penulis tidak mendapati adanya spesimen biawak yang menghuni ditempat- tempat itu.

  Saat penulis mewawancarai penduduk Dusun Sanan yang sedang menambang pasir, beliau mengatakan bahwa sekarang cukup sulit untuk menemukan biawak karena sekarang sudah terlalu banyak aktivitas di daerah sekitar aliran Sungai Opak seperti bercocok tanam dan menambang pasir. Selain itu, hampir beberapa bulan sekali adanya pemburu biawak liar yang sering menangkap beberapa ekor biawak dengan panjang sekitar 1m. Menurut Shine (1996), ukuran tubuh biawak Varanus salvator usia produktif sekitar 1 meter dan betina sekitar 50 cm. Musim kawin berlangsung dari bulan April hingga bulan Oktober. Sehingga dikhawatirkan, apabila biawak yang ditanggap pemburu adalah biawak usia produktif, maka berkurangnya populasi biawak dikawasan Sungai Opak akan semakin besar dengan tidak adanya regenerasi.

  Biawak termasuk hewan karnivora yang ekstrim. Hal ini berarti bahwa mereka dapat memakan hewan yang diyakini dapat dikonsumsi. Di antara beberapa mangsa yang umum dimakan meliputi: burung dan telurnya, mamalia kecil (terutama tikus), ikan, kadal, katak, ular, buaya remaja, dan kura-kura (Byers, 2000). Sehingga, apabila makanan biawak di daerah sekitar Sungai Opak mulai berkurang seperti ikan, kadal, ular, dan tikus wajar saja jika biawak-biawak yang tinggal di daerah sepanjang aliran Sungai Opak mulai memasuki kawasan penduduk Dusun Sanan. Berdasarkan wawancara penulis kepada beberapa penduduk dusun Sanan, diketahui ada tiga penduduk yang telur-telur itiknya dimakan oleh biawak. Berdasarkan wawancara penulis kepada salah satu penduduk Dusun Sanan yang telur-telur itiknya sering dimakan oleh biawak, Ia menambahkan jika biawak juga pernah memasuki rumahnya. Hal ini membuatnya merasa resah. Bahkan karena keresahan warga dengan

ISBN: 978-602-72412-0-6

  hadirnya biawak, ada penduduk yang jika melihat biawak di kawasan rumahnya dia langsung membunuhnya. Jika hal ini dibiarkan maka juga dapat mengancam populasi biawak.

IV. KESIMPULAN

  Daerah sepanjang aliran Sungai Opak merupakan daerah habitat bagi salah satu jenis biawak seperti Varanus salvator. Sehingga adanya sosialisasi kepada penduduk Dusun Sanan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang konservasi maupun pejabat dirasa perlu agar penduduk Dusun Sanan sadar betapa pentingnya menjaga populasi biawak di daerah sekitar aliran Sungai Opak, menjaga populasi biawak di daerah sekitar aliran Sungai Opak, dan menjaga ekosistem Sungai Opak. Jika populasi biawak terjaga, maka rantai makanan di Sungai Opak juga akan terjaga; jika adanya larangan keras dari penduduk setempat untuk tidak membiarkan perburuan liar biawak, maka populasi biawak tidak akan terganggu; dan jika ekosistem Sungai Opak dijaga maka biawak tidak akan memasuki kawasan penduduk, sungai menjadi bersih, dan akan banyak ikan di Sungai Opak sehingga warga penduduk dapat mencari ikan disungai lagi.

V. DAFTAR PUSTAKA

  

Byers, D. 2000. Varanus salvator (On-line), Animal Diversity Web,

diakses 18 Maret 2015).

de Canto, R. 2007. Notes on The Occurrence of Varanus auffenbergi on Roti island. Biawak.

  Quarterly Journal of Varanid Biology and Husbandry . 1 (1): 24 - 25.

de Lisle. F.H. 2007. Observations on Varanus s. salvator in North Sulawesi. Biawak . Quarterly

Journal of Varanid Biology and Husbandry . 1(2): 59-66.

  

IUCN. 2010. Varanus salvator. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.3, (Online),

(http:/akses 17 Maret 2015).

Koch, A. & Acciaioli, G. 2007.The Monitor twins:A Bugis and Makassarese tradition from SW

Su-lawesi, Indonesia. Biawak . Quarterly Journal of Varanid Biology and Husbandry. 1(2):

  77-82.

  

Mertens,R. 1942. Die Familie der Warane (Varanidae). Abb. Senck. Naturf. Ges. 462, 466, 467:1-391.

Pianka, Eric R., King, Dennis R., and King Ruth Allen. 2004. Varanoid Lizards of the World.

  Bloomongton: Indiana University Press.

  

Shine, R., P. Harlow, J. Keogh, Boeadi. 1996. Commercial harvesting of the giant lizards, the biology

of the water monitor in Southern Sumatra. Biological Conservation. 77: 125-134. Taylor, E. 1966. Herpetology of the Philippine Islands. Amsterdam: A. Asher & Company. Tracholt, C. 1995. Notes on the burrows of the Water Monitor. Nature Journal. 49: 103-112.

Dokumen yang terkait

Partisipasi Masyarakat Dalam Menjaga Pelestarian Daerah Aliran Sungai Bahorok (Studi Pada Mayarakat Sekitar Sungai Bahorok di Desa Perkebunan Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat)

21 157 59

Kajian Produktivitas Durian (Durio zibethinus Murray) Pada Agroforest Karet (Hevea brasiliensis Muell) di Sekitar Hutan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru

2 44 42

Perancangan Kampanye Sosial Pentingnya Menjaga Kesehatan Hewan Peliharaan

0 14 62

Marketing politik Partai PDI Perjuangan dalam upaya mendapatkan suara pada pemilihan kepada daerah (Pilkada) Bupati Tahun 2013 di Kabupaten Majalengka

1 26 117

Sosialisasi kepada Pelaku Usaha mengenai Pentingnya Pendampingan, Pembimbingan, Pelatihan dan Pengkaderan Pemuda Pengusaha Pemula (7P) di Gorontalo

0 0 11

Masyarakat Iktiologi Indonesia Biodiversitas sumber daya ikan di hulu Sungai Opak

0 0 10

Skenario Subsidi Silang (Cross Subsidy) dalam Pembiayaan Sumberdaya Air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Brantas

0 0 6

Masyarakat Iktiologi Indonesia Dinamika populasi ikan belanak, Chelon subviridis (Valenciennes, 1836) di muara Sungai Opak - Yogyakarta

0 0 12

Partisipasi Masyarakat Dalam Menjaga Pelestarian Daerah Aliran Sungai Bahorok (Studi Pada Mayarakat Sekitar Sungai Bahorok di Desa Perkebunan Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat)

0 0 9

Partisipasi Masyarakat Dalam Menjaga Pelestarian Daerah Aliran Sungai Bahorok (Studi Pada Mayarakat Sekitar Sungai Bahorok di Desa Perkebunan Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat)

1 1 6