Perancangan Kampanye Sosial Pentingnya Menjaga Kesehatan Hewan Peliharaan

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014-2015

Oleh:

Nina Nurmala 51911112

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN MEDIA KAMPANYE SOSIAL

PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN HEWAN

PELIHARAAN

Nina Nurmala

NIM. 51911112

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Akhir pada tanggal: ( / / )

Menyetujui, Pembimbing

Yully Ambarsih Ekawardhani, M.Sn. NIP. 4127 32 06 001

Dekan Ketua Program Studi

Fakultas Desain Desain Komunikasi Visual

Prof. Dr. Primadi Tabrani M. Syahril Iskandar, M.Ds


(3)

ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR Yang bertandatangan dibawah ini

Nama : Nina Nurmala

NIM : 51911112

Program Studi : Desain Komunikasi Visual

Dengan ini menyatakan bahwa karya beserta Laporan Tugas Akhir ini adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan duplikasi dan hasil karya orang lain.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Bandung,7 Agustus 2015

Nina Nurmala NIM. 51911112


(4)

iii KATA PENGANTAR

Assalammualaikum, Wr. Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat serta karunianya. Sehingga penelitian ini dapat menyusun laporan pengantar proyek Tugas Akhir dengan judul “PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN”. Laporan ini disusun sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir untuk program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) di Universitas Komputer Indonesia.

Selama dalam proses penyusunan laporan pengantar Tugas Akhir ini terlepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis banyak mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing, dosen penguji, dan rekan-rekan yang selalu memberi dukungan, masukan yang sangat berguna bagi penulis. Sehingga laporan ini dapat diselesaikan.

Dengan segala keterbatasan dan kekurangan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki, penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Wassalammualaikum, Wr.Wb.

Cimahi, 5 Agustus 2015


(5)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ii

KATA PENGANTAR iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

KOSAKATA xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah 1

1.2Identifikasi Masalah 2

1.3Rumusan Masalah 2

1.4Batasan Masalah 2

1.5Tujuan Perancangan 3

BAB II KAMPANYE SOSIAL PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN 4

II.1 Definisi Kesehatan hewan 4

II.2 Berprilaku hidup sehat 6

II.2.1 Ciri-ciri hewan peliharaan yang sehat 6

II.3 Perawatan rutin 7

II.3.1 Pencegahan Infeksi 7

II.3.2 Kandang mamalia 8

II.3.2.1 Kandang permanen 9

II.3.2.2 Kandang sederhana 10

II.4 Sanitasi 10

II.4.1 Sanitasi kandang 11


(6)

vii

II.6 Analisa 14

II.6.1 Analisa kuesioner 14

II.6.2 Opini mengenai kesehatan hewan peliharaan 15

II.6.3 Analisa berdasarkan hasil analisa lapangan 16

II.7 Peranan Pusat Kesehatan Hewan 16

II.8 Kampanye sosial 17

II.9 Target audiens 18

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 20

III.1 Khalayak sasaran 20

III.1.2 Consumer journey 22

III.2 Strategi perancangan 24

III.2.1 Tujuan komunikasi 25

III.2.2 Pendekatan komunikasi 25

III.2.3 Materi pesan 26

III.2.4 Gaya bahasa 26

III.2.5 Strategi kreatif 27

III.2.6 Strategi distribusi 30

III.3 Konsep visual 33

III.3.1 Format desain 33

III.3.2 Tata letak (Layout) 34

III.4 Tipografi 36

III.5 Fotografi 37

III.6 Warna 38

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA 39

IV.1 Tahap Pra Produksi 39

IV.2 Tahap Produksi 40

IV.2.1 Poster pada media cetak 40

IV.2.2 Kartu Pemeriksaan 41

IV.3 Brosur 41

IV.4 Kalender 42


(7)

viii

IV.6 Sticker 43

IV.7 X- Banner 43

IV.8 Jam 44

IV.9 Spanduk 44

IV.10 Handuk 45

DAFTAR PUSTAKA 46


(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Hewan peliharaan merupakan hewan yang dipelihara dan dirawat oleh manusia. Pada dasarnya, memberi makan dan minum hewan peliharaan itu merupakan hal yang wajib dilakukan oleh pemilik hewan peliharaan itu sendiri, namun menurut Koesharyono, salah satu dokter hewan di Jakarta mengatakan bahwa pemilik hewan peliharaan itu bukan hanya sekedar memberi makan, minum, ataupun membelai-belai hewan peliharaannya saja, tetapi juga harus memperhatikan kesehatan hewan peliharaan dengan baik. Salah satunya adalah dengan cara memeriksakan hewan peliharaan ke dokter hewan atau Pusat Kesehatan Hewan. Informasi mengenai cara merawat hewan peliharaan dengan baik sangat penting diperoleh masyarakat kota Cimahi khususnya yang memiliki hewan peliharaan. Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan di Baros kota Cimahi, sebagian besar jenis hewan peliharaan yang dipelihara oleh masyarakat kota Cimahi yaitu anjing dan kucing. Idealnya masyarakat yang memiliki hewan peliharaan mendapatkan informasi pentingnya menjaga dan merawat kesehatan hewan peliharaannya. Hewan peliharaan yang sehat akan memberikan dampak baik terhadap kesehatan pemiliknya, karena berdasarkan hasil wawancara dengan Irfan Ramadhan, salah satu dokter hewan (PUSKESWAN) kota Cimahi bahwa penyakit yang dapat menular ke manusia sebagian besar berasal dari hewan peliharaan. Karena tanpa disadari ketika berinteraksi langsung dengan hewan peliharaan, tubuh pemilik dapat bersentuhan langsung dengan hewan peliharaannya sendiri yang dapat dengan mudah menularkan virus dan bakteri kepada pemilik.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis, bahwa sebagian pemilik hewan peliharaan belum mengetahui bgaimana cara merawat hewan peliharaannya dengan baik dan benar, selain itu informasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan masih berada di lokasi yang terbatas sehingga informasi tersebut belum tersampaikan secara menyeluruh dan asumsi sebagian masyarakat yang menyatakan bahwa memeriksakan hewan peliharaan ke dokter hewan cukup mahal. Faktanya, tidak semua pemilik hewan peliharaan


(9)

2 memperhatikan dan menjaga kesehatan hewan, baik dari perawatan dan faktor lingkungan hewan peliharaan itu sendiri serta mengetahui pentingnya pemeriksaan hewan peliharaannya ke dokter hewan atau ke Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) minimal satu kali dalam enam bulan.

Solusi yang tepat dapat menyadarkan pemilik hewan peliharaan betapa pentingnya menjaga kesehatan hewan, karena kesehatan hewan peliharaan juga akan berdampak pada kesehatan pemiliknya.

I.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah dalam memelihara kesehatan hewan peliharaan yaitu:

Tidak semua pemilik hewan peliharaan mengetahui cara menjaga kesehatan hewan yang baik dan benar.

Informasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan hewan ini berada di lokasi yang terbatas sehingga informasi tersebut tidak tersampaikan secara menyeluruh. Sebagian masyarakat beranggapan memeriksakan hewan peliharaannya ke dokter hewan memerlukan biaya yang cukup mahal yaitu kisaran Rp. 85.000-100.000 untuk setiap satu kali pemeriksaan.

I.3 Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

“Bagaimana memberikan pengetahuan dan informasi mengenai cara merawat hewan peliharaan dengan baik dan benar kepada masyarakat kota Cimahi secara menyeluruh ?”

I.4 Batasan Masalah

Agar perancangan ini lebih terarah, terfokus, dan tidak meluas penulis membatasi batasan-batasan perancangan mengenai pengetahuan sebagian masyarakat yang belum mengetahui cara merawat hewan peliharaan dengan baik dan masalah ini dibatasi pada jenis hewan peliharaan untuk kesenangan atau timangan yang di khususkan pada hewan anjing dan kucing dikarenakan berdasarkan data statistik jumlah hewan peliharaan di kota Cimahi pada tahun 2014, hewan yang lebih banyak dipelihara di kota Cimahi adalah kucing dan anjing.


(10)

3 I.5 Tujuan Perancangan

Dapat disimpulkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan perancangan penelitian yaitu:

Memberikan pengetahuan agar masyarakat lebih paham tentang cara merawat hewan peliharaan yang baik kepada seluruh masyarakat di kota Cimahi.

Agar tingkat kesehatan hewan, pemilik hewan dan lingkungan tetap terjaga serta mengurangi resiko penyakit yang ditimbulkan dari hewan peliharaan itu sendiri.


(11)

4

BAB II

KAMPANYE SOSIAL PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN HEWAN PELIHARAAN

II.1 Kesehatan Hewan

Kesehatan hewan merupakan hal yang wajib diperhatikan oleh semua pemilik hewan peliharaan. Tim Fokus Media (2009) berpendapat bahwa:

Himpunan peraturan perundang undangan peternakan dan kesehatan hewan” mengatakan bahwa Kesehatan hewan adalah segala urusan yang berkaitan dengan perawatan hewan, pengobatan hewan, pelayanan kesehatan hewan, pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan, penolakan penyakit, medik reproduksi, medik konservasi, obat hewan dan peralatan kesehatan hewan serta keamanan pakan (pasal 1 ayat 2 UUD NO 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan). Hewan sehat adalah hewan yang tidak sakit dengan status kesehatan, sebagai berikut: (a) bebas dari penyakit yang bersifat menular atau tidak menular (b) bebas dari penyakit zoonosis (c) tidak mengandung bahan-bahan yang merugikan manusia sebagai konsumen dan (d) berproduksi secara maksimal seperti daging, telur dan susu. (h.23)

Berdasarkan pemeliharaannya hewan terbagi kedalam 2 jenis yaitu hewan ternak dan hewan peliharaan atau timangan.

A.Hewan Ternak

Retno widyani (2008) menjelaskan “Hewan ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia” (h.8).

B.Hewan Peliharaan atau hewan timangan

Menurut Nurhaeti yuliarti (2007) berpendapat bahwa :

Hewan peliharaan atau hewan timangan adalah hewan yang dipelihara sebagai teman sehari-hari manusia, berbeda dari hewan ternak yang dipelihara untuk kepentingan ekonomi atau melakukan tugas tertentu. Hewan peliharaan cenderung dipelihara karena memiliki kelebihan tertentu yang dapat membuat pemeliharanya tersebut merasa terkesan atau bahkan memilki ketertarikan dari ciri khas hewan


(12)

5

tersebut. Contohnya burung, ada sebagian pemilik hewan tersebut memeliharanya karena memiliki suara yang indah ataupun warna bulu yang menarik.(h.21)

Di bawah ini merupakan contoh hewan peliharaan atau hewan timangan

Gambar II.1 Contoh hewan peliharaan atau hewan timangan (Sumber: www.gaugella.com/gella-lifestyle/, 8 Maret 2014)

II.1.2 Data Statistik Hewan Peliharaan di kota Cimahi Pada Tahun 2014 Tabel II.1 Data statistik hewan peliharaan di kota Cimahi

No Jenis hewan Jumlah

/ekor

1 Kelinci 2.679

2 Burung merpati 6.080

3 Kucing 7.043

4 Anjing 5.023

Berdasarkan angka potensi peternakan dan hewan peliharaan di kota Cimahi tersebut, dapat disimpulkan bahwa keberadaan hewan ternak dan hewan peliharaan tersebut akan membahayakan jika tidak dirawat kesehatannya dengan baik.Pemilik hewan ternak maupun hewan peliharaan atau hewan timangan sama- sama memiliki kewajiban untuk merawat atau menjaga kesehatan hewan tersebut. Terutama pada pemilik hewan peliharaan yang sebagian pemilik belum mengetahui cara menjaga kesehatan hewan peliharaan dengan baik.

Berbeda dengan hewan ternak yang pemiliknya sebagian besar telah mengetahui dan rutin memeriksakan hewan ternaknya karena secara tidak langsung hal tersebut merupakan sebagai mata pencaharian dan sebagian besar hasil ternak


(13)

6

tersebut untuk di jual, sehingga masyarakat pemilik hewan ternak rutin memeriksakan kesehatan hewan dan menjaga kebersihan kandang hewan tersebut. Maka dari itu penelitian ini lebih dikhususkan kepada pemilik hewan peliharaan atau hewan timangan.

II.2 Berprilaku hidup sehat

Menurut Nurheti yuliarti (2007) berpendapat bahwa:

Selain hewan peliharaan itu sendiri semua masyarakat yang memilki hewan peliharaan wajib melakukan pola hidup yang sehat. Karena jika dimulai dari pemilik hewan peliharaan yang melakukan pola hidup sehat maka secara tidak langsung hewan pelihaaraannya pun akan sehat. (h.7)

Pola hidup sehat yang harus dilakukan oleh pemilik hewan peliharaan adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan, baik kandang hewan peliharaan, rumah maupun halaman. Pemilik hewan peliharaan harus menjaga kebersihan pribadi dengan cara mencuci tangan dengan mnggunakan sabun antiseptik serta mengganti pakaian setelah melakukan kontak langsung dengan hewan peliharaan. Dengan menempatkan hewan peliharaan dalam kandang tersendiri, dapat mengurangi tingkat penularan penyakit zoonosis. Pemilik hewan peliharaan harus memiliki kandang yang cukup ventilasi untuk hewan peliharaannya sehingga sirkulasi udara dapat berjalan dengan lancar. Selain itu meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit hewan dan mengajarkannya kepada seluruh anggota keluarga merupakan salah satu cara pemilik hewan peliharaan berprilaku hidup sehat.

II.2.1 Ciri-ciri hewan peliharaan yang sehat

Kesehatan hewan merupakan hal yang wajib diperhatikan bagi semua pemilik hewan peliharaan. Menurut Nurhaeti yuliarti (2007) berpendapat bahwa:

Ada beberapa ciri-ciri hewan peliharaan yang sehat yaitu hewan peliharaan yang memiliki mata jernih dan bersih serta tidak terdapat perubahan lain. Hewan peliharaan dikatakan sehat jika hewan tersebut tidak memiliki luka ditubuhnya dan gigi mamalia bersih (tidak berlubang dan tidak memiliki karang gigi).

Jika hewan tersebut memiliki bulu, contohnya anjing dan kucing, hewan tersebut dikatakan sehat jika memiliki bulu yang lebat, rapih dan tertata halus serta tidak


(14)

7

terdapat kutu, jamur ataupun parasite. Dan yang terakhir, yaitu selera nafsu makanpun dapat terlihat sehat atau tidaknya hewan peliharaan tersebut.

Di bawah ini merupakan contoh ciri-ciri hewan peliharaan yang dikategorikan kedalam hewan peliharaan yang sehat dilihat dari postur gigi.

Gambar II.2 Hewan peliharaan yang sehat dilihat dari postur gigi (Sumber: binatang.net/jenis-kelinci-sehat/,5 April 2014)

Salah satu ciri hewan yang dikategorikan sehat adalah memiliki postur gigi yang baik serta berwarna putih dan tidak menimbulkan bau mulut yang tidak sedap. Contohnya seperti gambar II.2 gambar tersebut merupakan contoh gigi hewan peliharaan (kelinci) yang sehat. Hal tersebut dapat dilihat dari gigi seri atas harus tumpang tindih dengan gigi seri bawah.

II.3 Perawatan Rutin II.3.1 Pencegahan Infeksi

Untuk menjaga kesehatan, sebaiknya pemilik hewan peliharaan secara rutin menghubungi dokter hewan untuk melakukan program vaksinasi pemeriksaan tinja, dan pemberantasan cacing (deworming) secara teratur. Sejumlah hewan seperti anjing dan kucing memerlukan program vaksinasi teratur seperti berikut: Program vaksinasi anjing:

Tabel II.2. Tahapan vaksinasi pada anjing

NO Umur Program vaksinasi atau deworming

1 3 hari Vaksin measle, untuk mencegah distemper

2 6 minggu Vaksin varvovirus I, pemeriksaan tinja dan deworming


(15)

8

3 7 minggu Vaksin distemper, HCC, dan Leptospirosis I

4 8 sampai 10 minggu Vaksin varvovirus II, pemeriksaan tinja dan deworming

5 9-11 minggu Vaksin distemper, HCC, dan Leptospirosis II

6 10-12 minggu Vaksin varvovirus III, deworming

7 11-13 minggu Vaksin distemper, HCC, dan Leptospirosis III, Rabies I

8 11 bulan Pemeriksaan tinja dan deworming

9 16 bulan Ulangan semua jenis vaksin, pemeriksaan tinja dan deworming. Selanjutnya semua vaksin diulang setiap tahun.

Program vaksinasi Kucing:

Tabel II.3. Tahapan vaksinasi pada kucing Jenis vaksinasi Vaksinasi pertama

(minggu)

Vaksinasi kedua

(minggu)

Vaksin ulangan

FVR (Feline Viral Rhinotracheitis)

8-10 12-14 1 tahun sekali

FCV (Calciviral Disease)

8-10 12-14 1 tahun sekali

Pneumonitis 8 - 1tahun sekali

Rabies 12 - 1 tahun sekali

FeLV (Feline Leukimia)

9 2-4 bulan

kemudian


(16)

9

II.3.2 Kandang mamalia

Menurut Nurheti yuliarti (2007) berpendapat bahwa:

Hewan peliharaan hendaknya ditempatkan dalam kandang. Kebiasaan memelihara hewan peliharaan yang menyatu dengan pemilik rumah (membiarkannya masuk ke rumah) merupakan hal yang kurang baik, karena bagaimanapun juga bisa memengaruhi kesehatan pemilik hewan peliharaan itu sendiri. Bulu-bulu yang rontok dapat mengganggu pernafasan pemilik. Hewan yang dibiarkan berkeliaran akan memudahkan penularan penyakit kepada pemiliknya.cara terbaik memelihara hewan peliharaan adalah dengan mengandangkannya. Ada dua tipe kandang hewan peliharaan yaitu kandang permanen,dan kandang sederhana . (h.25)

II.3.2.1 Kandang permanen

ada beberapa prinsip membangun kandang permanen untuk hewan peliharaan yaitu:

1. Lantai terbuat dari bahan yang keras, tidak licin, mudah dibersihkan, dan mudah dikeringkan, dengan kemiringan maksimum 2-3%. Luas sesuai dengan besar hewan dan tidak berdesakkan.

2. Dinding atau penyekat terbuat dari bahan yang lunak, tidak korosif, tahan terhadap semprotan panas, dan desinfektan, tidak berporous (lubang-lubang kecil. Sudut antara lantai dan dinding melengkung), ventilasi harus baik agar bau-bau menyengat seperti bau air kencing, desinfektan, dan kotoran segera hilang.

3. Saluran pembuangan limbah perlu disediakan termasuk kotoran yang disalurkan lewat saluran khusus ke septic tank dengan jarak minimal 10 meter dari sumber air minum atau sumur.

4. Jika memungkinkan, disediakan tempat untuk melepaskan hewan peliharaan, sehingga kandang ini dilengkapi dengan bagian terbuka.

5. Melengkapi tempat tidur dengan alas yang empuk, mainan dan alat makan dan minum yang bersih.


(17)

10

Dibawah ini merupakan contoh kandang permanen yang di halaman rumah.

Gambar II.3 Contoh kandang permanen

(Sumber:https:/aboutpetsky.files.waordpress.com,17 juni 2013) II.3.2.2 Kandang sederhana

Kandang sederhana bisa dilengkapi dengan atap dan dinding yang rapat atau tidak. Jika pemilik hewan peliharaan melengkapi dengan atap yang rapat maka hewan peliharaan dapat disimpan di luar rumah begitu juga sebaliknya jika kandang hewan peliharaan memiliki atap yang jarang atau misalnya hanya berupa jeruji-jeruji sehingga memungkinkan angin, hujan dan cuaca buruk mengganggu kesehatan hewan peliharaan, maka pemilik hewan peliharaan perlu menempatkannya disuatu ruangan.

Berikut ini merupakan gambar contoh kandang sederhana untuk hewan peliharaan

.

Gambar II.4 Contoh kandang sederhana

(Sumber: lvirafebriasan.byethost7.com, 21 Februari 2012) II.4 Sanitasi

Menurut Nurheti yuliarti (2007) menjelaskan “Sanitasi merupakan suatu usaha untuk menjaga kebersihan yang meliputi kandang dan sekitar lingkungannya, termasuk tempat latihan maupun bermain, kebersihan hewan,maupun peralatan-peralatan yang digunakan”. (h.46)


(18)

11

Sanitasi yang kurang baik akan menjadi sarang penyakit sedangkan sanitasi yang baik akan mengurangi bibit penyakit dan meningkatkan kesehatan hewan, pemilik hewan maupun lingkungannya”. Sanitasi kandang harus dilakukan untuk menghindarkan penyakit yang berdampak terhadap hewan yang menempati terutama hewan yang baru masuk, hewan muda, dan yang paling utama hewan yang baru sembuh dari sakit. Kandang yang lembab akan menyebabkan mikroorganisme cepat berkembang sehingga dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit.

II.4.1 Sanitasi kandang

membersihkan kandang merupakan hal pokok yang tidak boleh dilupakan dalam memelihara hewan peliharaan. Kandang dan lingkungan yang kotor akan mengganggu kenyamanan hewan peliharaan dan menjadi sarang berbagai macam mikroorganisme pathogen baik itu bakteri, virus, parasit, maupun jamur. Lingkungan tempat individu bertumbuh sangat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengembangkan sistem pertahanan tubuhnya. Lingkungan yang tidak higienis akan mengakibatkan gangguan fungsi fisiologis tubuh sehingga kemampuan pertahanan tubuh hewan tersebut menjadi menurun.

Gambar II. 5 Contoh kegiatan sanitai kandang (Sumber: www.tazesirucats.com, 26 April 2014) II.5 Gangguan kesehatan hewan

Nurheti yuliarti (2007) menjelaskan “Pemilik hewan peliharaan harus mengetahui tanda-tanda hewan normal, sehingga jika ada penyimpangan (gangguan kesehatan) dapat segera diatasi”. Deteksi dini terhadap suatu penyakit akan lebih memungkinkan penyakit bisa sembuh dengan lebih baik. Berikut cara mendeteksi penyakit hewan peliharaan dari jenis gangguan dan tindakan yang harus dilakukan. (h.59)


(19)

12

Tabel II.4 Diagnosa penyakit hewan peliharaan berdasarkan jenis gangguan.

NO Lokasi Jenis gangguan Tindakan

1 Mulut Air liur berlebihan, menggaruk-garuk, gerakan mengunyah berlebihan, nafas bau, nafsu makan menurun

Untuk pencegahan lakukan pemeriksaan mulut secara teratur (mulut dibuka) lihat apakah ada luka atau perubahan warna, tumor dan perubahan lain

didalamnya dan bersihkan gigi secara teratur

2 Mata Mata berair, keluar

leleran (eksudat), kornea keruh

Mengamati perubahan yang terjadi, kadang-kadang perubahan pada mata berkaitan dengan penyakit lain seperti distemper dan lakukan pemeriksaan ke dokter hewan atau pusat kesehatan hewan

3 Hidung Hidung kering, pecah-pecah, keluar leleran (pilek)

Membawa ke dokter hewan, untuk pertolongan pertama bersihkan hidung supaya hewan sedikit lega untuk bernafas.

4 Telinga Geleng-geleng kepala, garuk-garuk telinga, leleran telinga yang banyak dan kadang berbau busuk

Mengamati perubahan yang terjadi dan baw ke dokter hewan atau pusat kesehatan hewan. Untuk pencegahan bersihkan


(20)

13

telinga secara rutin dengan kapas dan air hangat atau alkohol seminggu sekali serta cabut bulu-bulu panjang yang tumbuh di dalam telinga.

5 Daerah dada Batuk, bersin, sulit bernafas, pilek, lesu, nafsu makan turun, diare

Segera membawa ke dokter hewan atau pusat kesehatan hewan . Banyak kemungkinan yang terjadi, contohnya seperti bronchitis, penyakit jantung, bahkan distemper. Untuk pertolongan pertama usahakan hewan

peliharaan merasa hangat (beri selimut dan

tempatkan pada tempat yang hangat), beri cairan yang cukup bila perlu dapat dibantu dengan cara disuapi.

6 lambung Muntah, diare,

konstipasi, tinja berdarah

Membawa ke dokter hewan atau pusat kesehatan hewan karena kemungkinan terjadi penyumbatan usus, virus, maupun penyakit parasit.


(21)

14

basah atau kering, ketombe, bulu mudah rontok, ada luka-luka.

infeksi bakteri, jamur,parasite, alergi makanan, kutu, tungau dan sebagainya.

II.6 Analisa

II.6.1 Analisa Kuesioner

Gambar II.6 Kuesioner

(Sumber: dokumen pribadi, 5 November 2014)

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 30 masyarakat pemilik hewan peliharaan yang diberi pertanyaan mengenai kesehatan hewan peliharaan di kawasan kota Cimahi, kecamatan Cimahi Utara mendapatkan hasil sebagai berikut:

Pertanyaan yang diajukkan yaitu:

1. Apakah menjaga kesehatan hewan itu penting?

2. Tindakan apa yang sudah anda lakukan terhadap hewan peliharaan anda? 3. Apa yang sering dikeluhkan mengenai kesehatan hewan?

Kesimpulan dari hasil kuesioner dan wawancara diambil sebanyak 2,5 % dari jumlah hewan yang dipelihara di kota Cimahi saat pemeriksaan keliling yang diadakan satu kali dalam sebulan. mengenai pentingnya menjaga kesehatan hewan yaitu:

25% Pemilik hewan peliharaan cendereung membawa hewan peliharaannya ke dokter hewan setelah menemukan gejala-gejala yang aneh pada hewan peliharaannya. Dan merasa sudah cukup dengan perawatan rutin dirumah saja. 40% pemilik hewan peliharaan mengeluhkan bahwa perawatan hewan peliharaan cukup sulit dan memerlukan banyak waktu. Keluhan tersebut dapat dimengerti mengingat banyak hal yang harus diperhatikan dimulai dari makanan hewan,


(22)

15

kebersihan kandang dan sebagainya. Selain itu juga pemilik hewan peliharaan mengeluhkan biaya yang dikeluarkan cukup mahal jika memeriksakan hewan peliharaannya ke dokter hewan.

35% pemilik hewan peliharaan menyatakan jika tidak melihat gejala-gejala aneh yang ditimbulkan dari hewan peliharaan, pemilik hewan menganggap hewan peliharaannya dalam kondisi yang baik. Padahal belum tentu demikian.

II.6.2 Opini mengenai kesehatan hewan peliharaan

Dari hasil wawancara dilakukan kepada dokter hewan di Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) kota Cimahi yang dilakukan pada tanggal 11 Februari 2015 bertempat di Jl. Sukimun Berkleus , Baros- Cimahi, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Kesehatan hewan peliharaan sama pentingnya dengan menjaga kesehatan pemilik hewan peliharaan itu sendiri. Pasalnya, kesehatan hewan dapat mempengaruhi kesehatan pemiliknya juga. Agar kesehatan hewan tetap terjaga, peran masyarakat pemilik hewan peliharaan merupakan kunci dari keberhasilan upaya ini.

Menurut Irfan Ramadhan, dokter hewan kota Cimahi (2015) meskipun saat ini sebagian masyarakat yang menyadari akan pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan, sebagian masyarakat memiliki pendapat yang kurang tepat karena menyatakan bahwa memeriksakan kesehatan hewan ke dokter hewan atau pusat kesehatan hewan (PUSKESWAN) itu tidak terlalu penting dan dengan dalih kesehatan hewan dapat di jaga di rumah saja tanpa melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ke dokter hewan atau Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN). Padahal memeriksakan kesehatan hewan ke dokter hewan sangat penting dalam memelihara kesehatan hewan peliharaan agar tetap terjaga. Sebagian masyarakat pemilik hewan peliharaan mungkin sudah paham akan pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan dan memeriksakan hewan peliharaannya secara berkala.


(23)

16

2.6.3 Analisa Berdasarkan Hasil Analisa Lapangan

Gambar II.7 Gambar analisa hasil lapangan mengenai kesehatan hewan (Sumber: dokumen pribadi, 11 Februari 2015)

Dari beberapa gambar diatas menunjukan bahwa sebagian masyarakat belum mengetahui pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan yang baik dan benar secara menyeluruh. Sebagian masyarakat masih kurang peduli terhadap kesehatan hewan peliharaannya maupun kesehatannya sendiri.

Media yang akan digunakan dalam laporan ini adalah dengan media kampanye sosial.

II.7 Peranan Pusat Kesehatan Hewan

Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) mengemban amanah yang bersifat publik yakni pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan. Dalam hal ini Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) berhadapan langsung dengan kasus dilapangan sehingga dapat melakukan deteksi dini, pelaporan dini, dan respon dini. Diharapkan kasus penyakit hewan menular dapat dikendalikan dan tidak menyebar serta dapat dibebaskan kembali.

Mengingat peran penting Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) tersebut upaya pengembangan lembaga pelayanan kesehatan hewan tersebut harus dilakukan dengan baik dalam penambahan jumlah Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) khususnya di kota Cimahi.


(24)

17

Dibawah ini merupakan kegiatan tim Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) yang sedang melakukan kegiatan vaksinasi.

Gambar II.8 Pemberian vaksinasi dan anti rabies oleh petugas PUSKESWAN Sumber: www.cimahikota.go.id

Diakses pada 31 Juli 2013 II.8 Kampanye sosial

Menurut Venus Antar, (2004) Kampanye sosial adalah suatu kegiatan berkampanye yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah-masalah sosial kemasyarakatan, dan bersifat non komersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang terjadi.

Dibawah ini adalah contoh gambar kampanye sosial mengenai adopsi hewan peliharaan.

Gambar II.9 contoh poster kampanye sosial Sumber: petsmovement.wordpress29/pets


(25)

18

II.8 Target Audience

Target yang menjadi sasaran utama yaitu masyarakat yang memiliki hewan peliharaan, karena masyarakat yang memiliki hewan peliharaan dapat berperan penting untuk menjaga kesehatan dan merawat hewan peliharaannya.

Demografis

Masyarakat yang berusia 20-40 tahun karena Menurut Hurlock (1986), bahwa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40 tahun. Secara umum, mereka yang tergolong dewasa awal ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri.

Pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mentalnya. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan ke masa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.

usia ini masyarakat yang memiliki hewan peliharaan sudah cukup mandiri dan matang dalam bertanggung jawab memenuhi segala urusan hewan baik dari segi kesehatan atau keperluannya dan bisa memberikan perhatian lebih pada hewan peliharaannya.

Gender : laki-laki dan perempuan Pendidikan : SMA – Perguruan tinggi Ekonomi : Menengah

Psikografis

Sebagian masyarakat yang menganggap perawatan hewan peliharaan cukup dilakukan dirumah saja.

Masyarakat yang kurang paham dan cenderung mengabaikan pentingny memeriksakan hewan ke dokter hewan atau Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) secara berkala (minimal satu kali dalam enam bulan).

Geografis

Kota Cimahi, studi kasus kawasan Baros kota Cimahi, dikarenakan sebagian masyarakat kota Cimahi memiliki hewan peliharaan yang cukup banyak menurut data statistik kota Cimahi tahun 2014 dan daerah tersebut merupakan daerah yang cukup padat penduduk dengan jumlah sekitar 483.000 jiwa dan pertumbuhan


(26)

rata-19

rata 2,12% per tahun data ini diambil berdasarkan data statistik kependudukan kota Cimahi tahun 2014.


(27)

20

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Khalayak sasaran

Menentukan sasaran khalayak yang bertujuan untuk menentukan target dari audiens yang tepat agar pesan atau informasi sampai dengan tepat. Target audiens untuk program kampanye pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan aadalah sebagai berikut:

Demografi

- Masyarakat yang telah memiliki kartu tanda penduduk kota Cimahi (KTP) kota Cimahi.

- Kalangan ekonomi menengah

Status ekonomi dari golongan menengah, sebagian pemilik sudah melakukan pemeriksaan secara berkala yaitu minimal satu kali dalam enam bulan ke dokter hewan, namun dari segi perawatannya sebagian pemilik masih ada yang belum mengetahui bagaimana perawatan hewan yang baik dan benar karena sebagian dari pemilik memiliki aktivitas yang cukup padat sehingga perawatan hewan tidak maksimal.

- Gender: Laki-laki dan perempuan. - Pendidikan : minimal SMA

Psikografi

Masyarakat yang memiliki rasa kepedulian terhadap kesehatan hewan dan lingkungan dengan melakukan perawatan yang baik terhadap hewan peliharaan.

Geografi

Daerah sekitar kota Cimahi khususnya daerah Baros. Tabel III.5 Consumer insight Myth

(Keyakinan)

Biasanya pemilik hewan peliharaan yakin jika menjaga kesehatan hewan , kesehatan manusia juga akan terjaga.

Environment (Lingkungan)

Lingkungan yang nyaman dan bersih adalah salah satu alasan pemilik hewan menjaga kesehatan hewan peliharaan.


(28)

21

behavior (Perilaku dalam membeli)

pelayanan dengan baik.

Habbit (Kebiasaan)

Subuh dimulai dengan bangun tidur, lalu mandi setelah itu ibadah kemudian siap-siap untuk ke kantor dan sebelum pergi ke kantor menyempatkan dahulu untuk memberi makan hewan peliharaan dan setelah itu pada siang hari beristirahat dan sore hari siap-siap untuk pergi kuliah.

Attitude (Perilaku)

Biasanya masyarakat yang memiliki hewan peliharaan mencari informasi dari teman atau rekan terdekatnya yang memiliki hewan peliharaan yang sama mengenai apa saja kebiasaan hewan peliharaan, berapa biaya yang dikeluarkan untuk merawat hewan peliharaan dan sebagainya.

Psikografi (kesukaan)

Biasanya pemilik hewan peliharaan merawat hewan peliharaan berdasarkan ketertarikan terhadap salah satu jenis hewan yang akan dipelihara.

Kesimpulan Sebagian masyarakat tertarik memelihara hewan peliharaan namun pemilik hewan peliharaan tetap menginginkan tempat dan halamannya bersih. Pemilik hewan peliharaan juga biasanya mencari informasi dari orang-orang terdekatnya yang sama-sama memiliki hewan peliharaan bagaimana memelihara hewan peliharaan dengan baik dan benar serta tidak mengotori lingkungan rumah dengan biaya terjangkau.

III.1.2 Consumer Journey

Consumer journey dilakukan untuk mengetahui apa saja kegiatan pemilik hewan dan sejauh mana kontak langsung yang dilakukan pemilik hewan peliharaan serta tingkat kepedulian pemilik dalam menjaga kesehatan hewan peliharaannya.


(29)

22

Gambar III.10 Salah satu masyarakat kota Cimahi yang memiliki hewan peliharaan (Sumber : Dokumen pribadi)

Data pemilik hewan peliharaan Nama : Elva Febri

Alamat : Jl. Cihanjuang Gang. Nio RT. 01 /RW 10 no. 90 A Usia : 20 tahun

Status : Mahasiswi di UNJANI semester 4 kelas karyawan Jurusan : Hubungan Internasional

Bekerja sebagai pengelola keuangan di salah satu perusahaan di Bandung. Tabel III.6 Consumer Journey

Waktu Aktivitas Konsumen

Tempat Point Of Contact 05.15

05.45

06.00

06.15

Bangun tidur

Mandi

Siap-siap

sarapan

Kamar tidur

Kamar Mandi

Kamar tidur

Di rumah

Kasur, bantal, guling, meja, tv, lemari baju, jam alarm.

Bak mandi, air, sabun, sikat gigi, pasta gigi, cermin.

Cermin, baju, minyak wangi, tas, sepatu, sandal.


(30)

23 06.25 06.35 08.00 12.00 15.40 16.15 19.45 Memberi makan kucing

Pergi ke kantor

Bekerja di kantor

Istirahat

Pulang kerja langsung

berangkat ke kampus

Sampai di kampus Halaman rumah Jalan raya kantor Warung makan Parkiran kampus

sendok, garpu, makanan, dapur, lemari.

pintu, jendela, kursi, pagar, rumput, kandang hewan peliharaan.

mobil, motor, jalan raya, spanduk, baliho, tukang koran, tukang nasi kuning, tukang soto ayam, tukang kupat tahu, mobil, motor.

Meja, kursi, computer, buku, pulpen, printer, jam dinding.

kipas, masakan, minuman, meja, kursi, tusuk gigi, rokok, handphone, teman.

Mobil, motor, mushola, toilet, tempat sampah, lampu sorot,jalan raya.

Ruangan belajar, kantin, parkiran, ATM, perpustakaan.


(31)

24

20.00

20.30

Pulang kampus

Sampai rumah lalu ke kamar mandi

tidur

jalan raya

rumah

kamar tidur

Mobil, motor, jalan raya, pedagang kaki lima

Meja, kursi, gayung, handuk, sikat gigi.

Meja,kursi,bantal,guling,kasur Dari hasil Consumer Journey dari salah satu pemilik hewan peliharaan di kota Cimahi dapat disimpulkan bahwa pemilik hewan peliharaan hanya melakukan satu kali kontak atau berhubungan langsung dengan hewan peliharaan dan ini menunjukkan bahwa salah satu dari sebagian masyarakat yang memiliki hewan peliharaan kurang memperhatikan hewan peliharaannya dengan baik.

III.2 Strategi Perancangan

Perancangan kampanye ini bersifat persuasif, dimaksudkan untuk mempengaruhi sasaran melalui pendekatan secara mendalam terlebih dahulu. Strategi kampanye mempunyai peranan penting agar pesan dan kesan yang menjadi informasi dapat disampaikan kepada sasaran , dapat dimengerti dengan baik serta memiliki kesan yang mampu mengubah perilaku masyarakat yang melihatnya.

Dalam perancangan kampanye, strategi pendekatan secara visual maupun verbal mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses penyampaian pesan yang ingin diberikan kepada target kampanye. Strategi yang akan dilakukan dalam merancang media mengenai pentingnya sosialisasi bagi semua kalangan masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan, maka akan dilakukan dalam beberapa hal yaitu:

III.2.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi sangatlah penting agar pesan yang disampaikan bisa tepat pada target sasaran yang ditujukan. Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:

Bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas terhadap masyarakat bagaimana cara menjaga kesehatan hewan peliharaan dengan baik dan benar.


(32)

25

Menumbuhkan kepedulian, betapa pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan akan membawa dampak positif bagi pemiliknya dan lingkungan disekitarnya.

III.2.2 Pendekatan Komunikasi 1. Pendekatan visual

Tekhnik yang digunakan dalam hal pendekatan secara visual adalah mengutamakan tipografi, Fotografi dan ilustrasi. Sehingga penggabungan tipografi, fotografi dan ilustrasi dapat meminimalisir persepsi yang berbeda-beda dari masyarakat. Sehingga target audiens melakukan aksi yang tepat seperti yang diharapkan. Fotografi yang ditampilkan menggambarkan bahwa hewan peliharaanpun membutuhkan kesehatan dan jika kesehatannya sama seperti manusia.

Gambar III.11 Contoh pendekatan visual

Sumber : www.timmytime.tv/downloads/wallpaper/doctor_1920x1200 2. Pendekatan Verbal

Pendekatan komunikasi verbal dalam perancangan ini menggunakan bahasa Indonesia yang bersifat persuasif atau ajakan, himbauan maupun peringatan. Bahasa Indonesia yang akan digunakan bersifat informal, mengingat bahasa tersebut digunakan dalam kegiatan sehari-hari sehingga penyampaian pesan mudah dipahami. Agar dapat menarik minat masyarakat kota Cimahi untuk dapat lebih pintar menjaga dan merawat kesehatan hewan peliharaan sehingga pemilik dan lingkungan sekitarnya mendapatkan dampak positifnya.

III.2.3 Materi Pesan

Adapun materi pesan yng akan disampaikan dari kegiatan kampanye ini adalah pemilik hewan harus memelihara dan memeriksa hewan peliharaannya dengan penuh rasa cinta. Dari pesan diatas maka dibuatlah satu kata yaitu “SUPERLINCAH” (sosialisasi untuk periksa, pelihara dan cinta hewan).


(33)

26

Maksudnya adalah bagaimana untuk mempersuasif atau mengajak pemilik hewan untuk memeriksakan kesehatan hewan peliharaan minimal satu kali dalam enam bulan dan memeliharanya yang salah satunya adalah dengan memandikan hewan peliharaan secara rutin minimal dua kali dalam seminggu serta cinta hewan yaitu dengan meluangkan waktu bersama hewan peliharaan untuk lebih mengenal karakteristik hewan peliharaannya dan hal apa saja yang dibutuhkan oleh hewan peliharaan.

III.2.4 Gaya Bahasa

Adapun gaya bahasa yang digunakan berupa media kampanye sosial “Pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan” adalah dengan menggunakan gaya bahasa yang bermakna denotasi atau makna yang sebenarnya. Chaer (2007:292) mengatakan bahwa makna denotasi adalah gaya bahasa yang bersifat benar atau berbanding lurus dengan suatu kenyataan. Penggunaan gaya bahasa bermakna denotasi ini juga merupakan gaya bahasa yang tepat digunakan untuk target audiens , khususnya gaya bahasa yang mudah dimengerti langsung oleh semua kalangan.

III.2.5 Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang akan digunakan berupa media kampanye pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan. Kampanye sosial suatu kegiatan kampanye yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi masalah sosial kemasyarakatan dan bersifat nonkomersial. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang sedang diharapkan, maka kampanye harus dilakukan dengan seefektif dan sekreatif mungkin. Hal ini dilakukan agar target sasaran yang ditujukan bisa terpengaruh oleh kampanye yang penulis lakukan. Kampanye ini dilaksanakan selama enam bulan . Media atau objek yang dibuat menggunakan clay, dalam konsep ini menggambarkan seorang dokter yang memeriksa pasien, memandikan dan meluangkan waktu bersama yang menggunakan gaya antropomorfisme atau perumpamaan seolah-olah anjing yang menjadi dokter dan kucing sebagai pasiennya. Konsep ini diambil karena jika fotografi menggunakan objek manusia langsung dengan hewan peliharaan dirasa cukup sulit mengingat hewan anjing dan kucing yang aktif bergerak dan cukup sulit untuk diarahkan.


(34)

27

Headline

Head line bisa disebut judul atau kepala berita, karena hal yang pertama kali dilihat khalayak sasaran. Headline bersifat singkat, padat, jelas dan tentunya memancing orang untuk membaca teks berikutnya. Headline ini digunakan pada seluruh media kampanye baik itu media utama maupun media pendukung.

Headline yang akan digunakan dalam perancangan ini adalah : 1. Head line which explain everything

Merupakan head line yang menerangkan apa yang dimaksud sehingga dapat dengan cepat membuat khalayak sasaran paham.

2. Intriguing head line

Biasanya digunakan bila menginginkan khalayak sasaran membacanya secara lengkap.

Dilihat dari beberapa pengertian diatas, headline yang akan digunakan adalah Intriguing headline. Jenis headline ini dipilih karena dengan adanya headline yang dibuat , khalayak sasaran akan merasa penasaran dan akan meneruskan membaca subheadline dan body copy. Adapun yang akan menjadi headline adalah “ luangkan waktu bersama SUPERLINCAH”

Anak judul (subheadline) adalah penghubung antara headline dan body copy. Subheadline digunakan apabila headline terlalu panjang dan membingungkan konsumen.

Perancangan kampanye ini menggunakan copybased , maka subheadline yang digunakan adalah: “Sosialisasi untuk periksa, pelihara dan cinta hewan.”

Body copy

Body copy disebut juga naskah iklan, merupakan penjabaran dari yang tertulis dalam judul (headline) sehingga kalimat pertama pada body copy harus dapat menjadi kalimat penyambung antara judul dengan isi iklan. setelah itu, baru menyampaikan pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak sasaran. Pada akhir kalimat diakhiri dengan “call to action”, yaitu kalimat pembujuk agar khalayak sasaran melakukan sesuatu yang diinginkan.

Body copy pada naskah kampanye ini berupa informasi mengenai cara memelihara hewan peliharaan dengan baik.


(35)

28

Visualisasi

Strategi visual yang ditampilkan dalam perancangan media kampanye pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan menggunakan visual penjelasan, ajakan dengan kata penegasan yang efektif dan semenarik mungkin. Agar target audiens yang dituju mengenai sasarannya.

Pemilihan media

Media dipilih untuk menyampaikan pesan terhadap target audiens secara informatif dan persuasif yang bertujuan untuk memudahkan penyampaian pesan kepada target audiens.

Media utama

1. Kartu pemeriksaan hewan peliharaan

Kartu pemeriksaan dipilih karena dengan membagikan kartu pemeriksaan hewan peliharaan melalui program Pemerintah yaitu dari Pusat Kesehatan Hewan memeriksa hewan peliharaan keliling masyarakat bisa mengetahui pertumbuhan dan kesehatan hewan peliharaannya.

2. Brosur

Brosur dipilih karena penyebaran brosur mudah dan praktis. Dalam segi ukuran, brosur adalah media kampanye yang berukuran kecil namun mampu memuat informasi-informasi yang ingin disampaikan.

3. Poster

digunakan untuk ditempelkan di papan pengumuman Kelurahan, Kecamatan, balai RW dan Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN). Hal ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat mengenai adanya kampanye sosial ini.

Media Pendukung 1. Spanduk

Spanduk ini dipilih karena ukurannya yang besar sehingga mudah dilihat secara sepintas oleh masyarakat. Spanduk digunakan untuk dipasang di Kelurahan, Kecamatan, balai RW, dan Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) dan taman dimana komunitas pencinta hewan peliharaan biasa berkumpul. Hal ini diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat mengenai adanya kampanye sosial ini.


(36)

29

2. X- banner

x- banner merupakan media pendukung dalam tahap persuasif yang akan digunakan pada saat acara kampanye sosial ini berlangsung dan di Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN).

Merchandise 1.Sticker

Sticker sangat praktis dan efektif , dapat ditempelkan dimana saja (khususnya dirumah-rumah pemilik hewan peliharaan) sehingga memperluas jangkauan dari pesan kampanye yang ingin disampaikan.

2.Kalender

Media ini sering dilihat dan dapat diletakkan dimana saja, sehingga media ini sangat cocok untuk media pengingat. Selain itu, dengan kalender juga waktu penyampaian pesan kampanye dapat bertahan hingga satu tahun.

3. Jam dinding

Jam dinding merupakan media yang sering digunakan oleh masyarakat setiap hari. Dengan media ini, selain untuk menerapkan kedisiplinan juga dapat menjadi penyampai pesan yang efektif.

4.Bantal santai

Bantal santai dapat digunakan sehari-hari oleh pemilik hewan peliharaan sambil bersantai dan bermain dengan hewan peliharaannya dan sebagai identitas bahwa pemilik memeriksakan hewannya secara berkala dan jangka waktu penyampaian pesan dapat bertahan secara lama.

5. Handuk untuk hewan peliharaan

Handuk untuk hewan peliharaan dapat digunakan sehari-hari oleh pemilik setelah memandikan hewan peliharaannya

III.2.6 Strategi Distribusi

Strategi distribusi digunakan agar media kampanye dapat dijangkau oleh target audien sehingga target audien menangkap isi dari pesan kampanye. Pendistribusian dilakukan melalui program Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN) kota Cimahi , media informasi akan ditempatkan di beberapa wilayah kota Cimahi baik itu perkampungan, perumahan, dan taman tempat berkumpulnya komunitas pencinta hewan. Agar kegiatan kampanye ini berjalan


(37)

30

dengan efektif, maka harus diadakan sebuah sistem distribusi media- media kampanye secara sistematis. Kampanye sendiri itu akan diselenggarakan selama 6 bulan.

Waktu penyelenggaraan kampanye ini akan digelar mulai dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober dengan target tahap persuading dapat dilksanakan pada bulan Oktober. Hal ini dikarenakan pada tgl 4 Oktober merupakan peringatan hari hewan internasional, sehingga momentum terselenggaranya kampanye ini dapat lebih tepat. Dibawah ini merupakan table distribusi dan penyebaran media kampanye yang akan dilakukan.

Tabel III.7 Jadwal penyebaran media kampanye sosial tahapan remainding Tahapan

Reminding 2016

Mei Juni Juli Agustus September Oktober

Poster

Sticker X-banner Kalender Jam Dinding Bantal santai Handuk hewan

Tabel III.8 Tabel penyebaran media kampanye sosial tahapan persuading Tahapan

Persuading

Mei Juni Juli Agustus September Oktober

Poster Brosur


(38)

31

Spanduk X banner Kartu pemeriksaan

Tabel III.9 Tabel Jadwal Distribusi

Jadwal Penyebaran Media Tempat Penyebaran

Media

satu bulan awal dan satu

bulan pertengahan. Kartu pemeriksaan

Kerumah-rumah yang

memiliki hewan

peliharaan dan di PUSKESWAN.

Dua bulan pertama. Brosur Ke rumah pemilik hewan dan PUSKESWAN.

Tiga bulan pertengahan

dan satu bulan di akhir. Poster

Di komplek, gang, Kelurahan, Kecamatan, PUSKESWAN, balai RW dan di taman kota.

Dua bulan di akhir. sticker

Ke rumah pemilik hewan, PUSKESWAN dan pada saat peringatan hari hewan internasional di balai RW, Kecamatan atau kelurahan.

Satu bulan di awal, satu bulan di pertengahan dan satu bulan di akhir

X-banner

pada saat peringatan hari hewan internasional di balai RW, Kecamatan atau kelurahan dan di PUSKESWAN.


(39)

32

dua bulan di akhir kota , di balai RW,

Kecamatan, Kelurahan.

Satu bulan di awal. Kalender Di rumah pemilik hewan dan di PUSKESWAN.

Satu bulan pertengahan

dan satu bulan di akhir. Jam dinding

Di PUSKESWAN jika telah memeriksakan hewan secara berkala.

1 Bulan Akhir Bantal santai

Di PUSKESWAN jika telah memeriksakan hewan secara berkala

1 bulan awal Handuk hewan

Saat pemeriksaan keliling ke rumah warga pemilik hewan peliharaan.

III.3 Konsep Visual

Konsep visual merupakan konsep yang dimulai dari pendekatan verbal dan diwujudkan dalam bentuk visual. Dalam konsep visual untuk kampanye ini akan disesuaikan dengan segmentasi target audiens yang berusia 18-40 tahun agar proses penyampaian pesan lebih cepat ditangkap. Keselarasan format, desain, tata letak huruf, ilustrasi, fotografi dan warna dimaksudkan untuk memperkuat dan mengefektifkan kemampuan komunikasi dari pesan yang ingin disampaikan melalui media kampanye.

III.3.1 Format desain

Format desain pada media kampanye ini menggunakan format portrait. Media yang akan digunakan dalam penyampaian informasi mengenai cara memelihara hewan peliharaan yang baik adalah menggunakan media brosur definisi mengenai brosur banyak diungkapkan oleh para ahli , menurut definisi UNESCO brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit lima halaman, diluar perhitungan sampul. Brosur memiliki 3 fungsi yaitu: fungsi informatif, fungsi iklan dan fungsi identifikasi.adapun brosur yang akan dibuat berukuran A 4 (29,7 cm x 42 cm). brosur dicetak di atas kertas art paper.


(40)

33

GambarIII.12: format Desain Sumber: Dokumen pribadi

Jenis brosur yang akan digunakan adalah brosur tri-fold. Menurut Kramajaya kreasindo, brosur tri-fold adalah brosur yang memiliki dua lipatan, sehingga akan terbentuk enam sisi sebagai penempatan informasi. Keuntungan yang diperoleh dari brosur jenis ini lebih jelas dari jenis brosur yang lain. Masyarakat akan berminat untuk membuka brosur semcam ini , karena ada daya Tarik yang akan ditimbulkan.

III.3.2 Tata letak (layout)

Menurut Rustan (2009:0) tata letak atau layout adalah tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Elemen-elemen tersebut meliputi elemen teks (judul,sub judul, body text, header, footer, running head dan lain sebagainya), elemen visual foto, artwork, infografis, garis kotak dan lain sebagainya. Layout yang akan dirancang kampanye pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan “Super Lincah” kesan yang akan ditimbulkan adalah sehat dan cinta, maka dibuat tata letak yang seimbang atau simetris atau terkesan sebagai satu kesatuan. Selain itu tata letak juga berkaitan dengan komposisi antara elemen visual dan teks. Layout yang dibuat menggunakan konsep yang sesuai dengan tagline nya yaitu sosialisasi untuk periksa, pelihara dan cinta hewan, sehingga layout depan mengambil objek hewan yaitu kucing dan anjing sesuai dengan batasan masalah yang lebih dikhususkan pada pemeliharaan kesehatan hewan anjing dan kucing. Dengan objek tambahan lambang kesehatan dengan warna ungu yang memiliki filosofi yang kuat terhadap kesehatan hewan serta logo kampanye yang mewakili headline “ luangkan waktu bersama” sehingga digambarkan dengan jejak kaki hewan yang


(41)

34

didalamnya terdapat jarum jam , hal ini diharapkan dapat mewakili pesan bahwa pemilik hewan peliharaan harus meluangkan waktu bersama hewan peliharaannya.

Gambar III.13 Layout brosur bagian depan (sumber: Dokumen pribadi)

Dibawah ini merupakan contoh brosur kampanye sosial pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan bagian belakang

Gambar III.14 layout brosur bagian belakang Sumber : Dokumen pribadi

Objek diletakkan di layout bagian belakang brosur, isi dari tulisan tersebut lebih menginformasikan bahaya yang ditimbulkan dari penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan mengenai pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan.

III.3.3 Tipografi

Tipografi dalam hal ini huruf yang tersusun dalam sebuah alfabet merupakan media penting komunikasi visual. Huruf menjadi sesuatu yang memiliki makna ganda, huruf dapat menjadi sesuatu yang dapat dilihat (bentuk atau rupa huruf) dan dapat menjadi sesuatu yang dapat dibaca (kata atau kalimat).


(42)

35

Selain itu huruf memiliki makna yang tersurat (pesan atau gagasan) dan makna yang tersirat atau kesan. Selain itu pengaruh perkembangan teknologi digital yang sangat pesat pada masa kini membuat makna tipografi semakin meluas. Menurut Rustan (2011:16) tipografi dimaknai sebagai “segala disiplin yang berkenaan dengan huruf”. Pemilihan tipografi pada kampanye ini mengutamakan keterbacaan, menarik dan berkesan. Untuk menarik perhatian masyarakat maka pemilihan font yang mudah dibaca dan menarik. Adapun jenis type face yang dipilih adalah penggabunga antara serief yaitu huruf berkait dan san serief yang memiliki arti tidak memiliki serief atau tidak berkait.

Penggabungan keduanya dipilih karena pada headline ingin menunjukkan kalimat penegasan dan tidak mengurangi unsur keterbacaan dan tetap terbaca jelas sedangkan pada tagline dan body copy sendiri dipilih dengan alasan tulisan tanpa serief akan lebih mudah terbaca oleh konsumen. Jenis-jenis type face yang akan digunakn diantaranya adalah :

Batang che

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

0123456789!@#$%^&*()?/

Huruf jenis ini digunakan untuk headline karena teksturnya yang tegas dan cocok untuk kalimat penegasan.

Geodesic

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ 0123456789!@#$%^&*()?/

Huruf jenis ini digunakan untuk tagline karena bentuknya yang lentur dan terkesan fleksibel namun tetap tidak mengurangi nilai keterbacaannya.

Comic sans

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

0123456789!@#$%^&*()?/

Huruf jenis ini digunakan untuk body copy karena bentuknya sederhana namun mampu mewakili informasi yang akan disampaikan dengan jelas dan memiliki struktur huruf yang baik sehingga cocok digunakan untuk body copy.


(43)

36

III.3.4 Fotografi

Fotografi digunakan untuk memperjelas dan mempertegas pesan yang ingin disampaikan dalam perancangan media kampanye pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan yaitu “SUPERLINCAH” namun tambahan ilustrasi berbentuk vector juga digunakan sebagai logo atau identitas dari kampanye tersebut. Komposisi layout pada foto ini adalah menggunakan objek yang terbuat dari clay yang dibuat seolah-olah menyerupai anjing sebagai dokternya dan kucing sebagai pasiennya pada foto pertama menggambarkan seorang dokter yang sedang menunggu pasien diruang kerjanya, sedangkan foto yang kedua seolah olah dokter sedang memandikan pasien hal ini diharapkan agar audiens memandikan hewan peliharaannya secara rutin dan gambar yang ketiga menggambarkan bahwa hewan peliharaanpun butuh kasih sayang dan membutuhkan waktu luang bersama pemiliknya.

Gambar III.15 Fotografi yang digunakan sebagai media visual Sumber: Dokumen pribadi

III.3.5 Warna

Warna memiliki daya tarik yang kuat dan menciptakan makna tersendiri. Warna juga dapat mengurangi rasa bosan ataupun membangkitkan semangat pada objek. Dengan mempertimbangkan keharmonisan warna-warna yang digunakan yaitu:

Gambar III.16 Warna yang digunakan dalam media visual Sumber: Dokumen pribadi


(44)

37

Warna yang digunakan lebih dominan menggunakan warna ungu muda karena ungu muda didalam dunia kedokteran hewan melambangkan pilosofi keagungan profesi dokter hewan yang menjaga kesehatan baik hewan, manusia dan lingkungan sekitarnya (Macherie, 2009).


(45)

39

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI IV.1 Tahap Pra Produksi

Sebelum memasuki tahap produksi pada media kampanye, tahap pertama yang harus dilalui dalam pembuatan sebuah perancangan visual kampanye adalah :

Sketsa

Sketsa dibuat berdasarkan tema dan tujuan dari kampanye.untuk memudahkan mencari ide, penulis menggunakan cara mind mapping dan menuliskan semua hal yang berhubungan dengan kesehatan hewan peliharaan. Hasil dari mind mapping kemudian dipilih kembali dan divisualisasikan kedalam suatu bentuk rancangan visual, seperti tampilan media utama, tipografi, layout, warna, ilustrasi, fotografi, maupun format desain secara manual. Kemudian menentukan jenis visual seperti apa yang sesuai dengan tema dan target audiens, setelah itu rancangan visual mulai diolah melalui teknik komputerisasi.

Pengolahan Gambar

Setelah desain dibuat secara manual maka langkah selanjutnya yaitu dilakukan pemotretan terhadap objek yang telah dibuat menggunakan bahan clay yang dibentuk menyerupai seekor anjing dan kucing yang diilustrasikan sebagai seorang dokter dan pasien., kemudian gambar diolah kedalam software desain, yaitu Corel draw X6. Pengolahan gambar secara keseluruhan meliputi pembuatan logo, penempatan logo, dan tagline kampanye.

Finishing

Setelah mendapatkan tampilan visual yang diinginkan, penulis memilih media yang tepat untuk menyampaikan pesan kepada target audiens. Media-media yang dapat dirancang sesuai dengan tema kampanye setelah itu media tersebut mulai dicetak dan diaplikasikan.

IV.2 Tahap Produksi

IV.2.1 Poster pada media cetak

Poster ditempatkan pada media sosial dan dapat menarik perhatian target audiens untuk lebih mengetahui tentang pesan yang ingin disampaikan kampanye sosial ini. Untuk teknik cetaknya poster ini menggunakan ukuran kertas A3.


(46)

40

Gambar IV.17 Varian Poster Sumber: Dokumen pribadi IV.2.2 Kartu Pemeriksaan

Kartu pemeriksaan digunakan pada saat pemilik hewan memeriksakan hewan peliharaannya pada saat tim PUSKESWAN (Pusat Kesehatan Hewan) melakukan pemeriksaan keliling secara berkala.

Dibawah ini merupakan kartu pemeriksaan hewan peliharaan bagian depan dan belakang.

Ukuran : A4

Material : Art paper tebal

Teknis produksi : menggunakan print laser

Gambar IV.18 Kartu Pemeriksaan hewan peliharaan tampak depan dan belakang Sumber : Dokumen pribadi

IV.3 Brosur

Brosur digunakan sebagai media informasi mengenai cara menjadi pemilik hewan peliharaan yang baik, maksudnya mengenai hal apa saja yang dibutuhkan oleh hewan peliharaan dari pemeliharanya.


(47)

41

Material : Alkasia paper

Teknis Produksi : menggunakan print laser

Dibawah ini merupakan Brosur kampanye sosial tampak depan dan belakang.

Gambar IV.19 Brosur tampak depan dan belakang Sumber: Dokumen pribadi

IV.4 Kalender

Kalender digunakan sebagai media pendukung, sesuai dengan headline pada kampanye ini “ luangkan waktu bersama” dengan adanya media pendukung kalender ini pemilik hewan peliharaan mengingat tanggal pemeriksaan hewan peliharaannya.

Ukuran : A3

Material : Alkasia paper

Teknis produksi : Menggunakan print laser

Gambar IV.20 Kalender Sumber : Dokumen pribadi


(48)

42

IV.5 Bantal santai

Bantal santai digunakan sebagai media pendukung (remainding), dengan adanya media pendukung ini pemilik hewan peliharaan dapat bersantai dengan hewan peliharaannya.

Material : kain georgete Ukuran : custom

Teknis produksi : menggunakan mesin jahit

Gambar IV.21 bantal santai Sumber: dokumen pribadi IV.6 Sticker

Sticker digunakan sebagai media pendukung, dibagikan ketika pemilik hewan peliharaan sudah memeriksakan hewan peliharan secara berkala.

Material : kertas sticker Ukuran : 7cm x 5cm

Teknis produksi : menggunakan print laser.

Gambar IV.22 Sticker Sumber: dokumen pribadi

IV.7 X-Banner

Media ini digunakan sebagai media persuasif, agar pemilik hewan lebih memperhatikan kesehatan hewannya.

Material : bahan flexi Ukuran : 60cm x 160cm


(49)

43

Gambar IV.23 X-Banner Sumber: Dokumen pribadi

IV.8 Jam

Media ini digunakan sebagai pengingat, karna sesuai dengan headline luangkan waktu bersama diharapkan pemilik hewan peliharaan dapat meluangkan waktu untuk hewan peliharaannya

Gambar IV.24 jam Sumber: dokumen pribadi IV.9 Spanduk

Media ini digunakan sebagai media persuasif, agar pemilik hewan lebih memperhatikan kesehatan hewannya.

Material : bahan flexi Ukuran : 3 meter x 1 meter


(50)

44

Gambar IV.25 Spanduk Sumber: Dokumen pribadi

IV.10 Handuk

Media ini digunakan sebagai media persuasif, agar pemilik hewan lebih memperhatikan kesehatan hewannya.

Material : bahan terry Ukuran : custom

Teknis produksi : menggunakan mesin jahit

Media pendukung ini dapat digunakan hewan peliharaan setelah dimandikan oleh pemiliknya, media ini diharapkan dapat memacu pemilik hewan peliharaan agar memandikan hewannya secara rutin.

Gambar IV.26 Handuk Sumber: Dokumen pribadi


(51)

45 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Fokus Media. (2009) : Himpunan Peraturan Perundang-undangan Peternakan dan Kesehatan Hewan. Bandung : Fokus Media.

Soedarto. (2009) : Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta : CV. Sagung Seto.

Sunar Prasetyono, Dwi. (2013). Buku Pintar Segala Jenis Majas Plus 3000 Peribahasa Untuk SD. Jogjakarta: Laksana.

Venus, Antar. (2004). Manajemen Kampanye. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Yuliarti, Nurheti. (2007) Hidup Sehat Bersama Hewan Kesayangan. Yogyakarta : Andi

Internet

Pemerintah Kota Cimahi (2013) : Apa itu Puskeswan. Diakses pada 31 Juli 2013.

W.W.W : cimahikota.go.id

Pemerintah Kota Cimahi (2013) : Pelayanan vaksinasi rabies dan vaksinasi flu burung keliling. Diakses pada 17 April 2014. W.W.W : cimahikota.go.id.

Koran

Ahadiyat, Krisna. (2014) : Puskeswan Cimahi memberikan vaksinasi anti rabies : Pikiran Rakyat (edisi 15 Oktober 2014).


(52)

47   


(53)

48   


(54)

49   


(55)

50   

Hasil Cetak 1. Poster

2. Kartu Pemeriksaan


(56)

51   

4. Kalender

5. Bantal Santai

6. Sticker

7. X-Banner

   

         


(57)

52   

8. Jam

9. Spanduk


(58)

53   

Lampiran Kuesioner

Kuesioner Kepedulian Masyarakat Terhadap Kesehatan Hewan Peliharaan Di Kota Cimahi

Oleh: Nina Nurmala

asal: Universitas Komputer Indonesia

Pertanyaan 1

1. Menurut anda apakah menjaga kesehatan hewan peliharaan itu penting? Penting Kurang penting Tidak penting

2. Sudahkah anda menjaga kesehatan hewan peliharaan? Sudah Belum

3. Bagaimana cara anda memelihara kesehatan hewan peliharaan? Sebatas memandikan dan membersihkan kandang

Sebatas memandikan saja

Membersihkan kandang, memandikan, dan memeriksakannya ke dokter hewan

4. Menurut anda apakah perlu memeriksakan hewan peliharaan ke dokter hewan atau Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN)?

Perlu Tidak perlu Lihat situasi dan kondisi Nama

Alamat Umur Pekerjaan

Jenis hewan


(59)

54   

5. Apakah anda mengetahui dampak negatif jika kesehatan hewan peliharaan diabaikan?

Sangat tahu Tahu Tidak tahu

6. Apakah anda tahu penyakit hewan peliharaan dapat menular ke manusia? Tahu Tidak tahu Pernah dengar

Pertanyaan 2

1. Bagi pemilik hewan peliharaan apakah anda tahu tahapan vaksinasi? (khususnya bagi pemilik hewan peliharaan Anjing atau kucing)

Sangat tahu Tahu Tidak tahu

2. Seberapa sering anda menghabiskan waktu luang bersama hewan

peliharaan?

< 1 jam per hari > 1 jam per hari Tidak tentu

3. Menurut anda bagaimana biaya pemeriksaan hewan peliharaan ke dokter hewan ?

Sangat mahal Mahal Tidak terlalu mahal 4. Menurut anda sulitkah menjaga kesehatan hewan peliharaan?

Sulit Tidak terlalu sulit mudah

   


(60)

55   

          

 

           

 


(61)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Nina Nurmala

Tempat, Tanggal Lahir : Cimahi, 11 Februari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jln Cihanjuang Rt/Rw: 01/10 Kel. Cibabat Kec. Cimahi

Utara Kota Cimahi

Telepon : 085659057442

E – Mail : nurmala.nina@gmail.com

Latarbelakang Pendidikan Formal

1998 - 1999 : TK/TPA Nurul Irfan Cimahi

1999 - 2005 : SD Negeri Cibabat 2 Cimahi

2005 - 2008 : SMP Negeri 10 Cimahi

2008 - 2011 : SMK Negeri 2 Cimahi (Jurusan Multimedia)

2011 - 2015 :Universitas Komputer Indonesia (Desain Komunikasi

Visual) Kemampuan

1. Desain Grafis dan Multimedia (Adobe Family, Fotografi).

2. Kemampuan Komputer : Microsoft Family


(62)

Pengalaman Kerja

1. Pusat Survei Geologi (2010)

2 Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat (2014)  


(1)

8. Jam

9. Spanduk


(2)

53  Lampiran Kuesioner

Kuesioner Kepedulian Masyarakat Terhadap Kesehatan Hewan Peliharaan Di Kota Cimahi

Oleh: Nina Nurmala

asal: Universitas Komputer Indonesia

Pertanyaan 1

1. Menurut anda apakah menjaga kesehatan hewan peliharaan itu penting? Penting Kurang penting Tidak penting

2. Sudahkah anda menjaga kesehatan hewan peliharaan? Sudah Belum

3. Bagaimana cara anda memelihara kesehatan hewan peliharaan? Sebatas memandikan dan membersihkan kandang

Sebatas memandikan saja

Membersihkan kandang, memandikan, dan memeriksakannya ke dokter hewan

4. Menurut anda apakah perlu memeriksakan hewan peliharaan ke dokter hewan atau Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN)?

Perlu Tidak perlu Lihat situasi dan kondisi Nama

Alamat Umur Pekerjaan

Jenis hewan


(3)

5. Apakah anda mengetahui dampak negatif jika kesehatan hewan peliharaan diabaikan?

Sangat tahu Tahu Tidak tahu

6. Apakah anda tahu penyakit hewan peliharaan dapat menular ke manusia? Tahu Tidak tahu Pernah dengar

Pertanyaan 2

1. Bagi pemilik hewan peliharaan apakah anda tahu tahapan vaksinasi? (khususnya bagi pemilik hewan peliharaan Anjing atau kucing)

Sangat tahu Tahu Tidak tahu

2. Seberapa sering anda menghabiskan waktu luang bersama hewan peliharaan?

< 1 jam per hari > 1 jam per hari Tidak tentu

3. Menurut anda bagaimana biaya pemeriksaan hewan peliharaan ke dokter hewan ?

Sangat mahal Mahal Tidak terlalu mahal 4. Menurut anda sulitkah menjaga kesehatan hewan peliharaan?

Sulit Tidak terlalu sulit mudah

   


(4)

55 

          

 

           

 


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama

: Nina Nurmala

Tempat, Tanggal Lahir

: Cimahi, 11 Februari 1993

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Kewarganegaraan

: Indonesia

Alamat

: Jln Cihanjuang Rt/Rw: 01/10 Kel. Cibabat Kec. Cimahi

Utara Kota Cimahi

Telepon

: 085659057442

E – Mail

: nurmala.nina@gmail.com

Latarbelakang Pendidikan

Formal

1998 - 1999

: TK/TPA Nurul Irfan Cimahi

1999 - 2005

: SD Negeri Cibabat 2 Cimahi

2005 - 2008

: SMP Negeri 10 Cimahi

2008 - 2011

: SMK Negeri 2 Cimahi (Jurusan Multimedia)

2011 - 2015

:Universitas Komputer Indonesia (Desain Komunikasi

Visual)

Kemampuan

1.

Desain Grafis dan Multimedia (Adobe Family, Fotografi).

2.

Kemampuan Komputer : Microsoft Family


(6)

Pengalaman Kerja

1.

Pusat Survei Geologi (2010)

2 Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat (2014)