Konsep Dasar Antena | Dokumen 471 konsep dasar antena

Konsep Dasar Antena
Sistem telekomunikasi radio terdiri dari :
Perangkat transmiter dan receiver
-

Transmiter berfungsi membangkitkan sinyal RF.
Setelah sinyal RF dibangkitkan selanjutnya diradiasikan melalui ruang bebas menuju receiver
Perangkat yang melakukan proses radiasi ini disebut antena.

Definisi antyena : sebuah alat yang bisa memancarkan dan atau menerima gelombang
elektromagnetik.
Antena sebagai alat pemancara adalah sebuah tranduser (pengubah), yang digunkan untuk
mengubah gelombang tertentu. Di dalam saluran transmisi kabel, menjadi gelombang yang
merambat diruang bebas, dan sebagai alat penerima dalam hal ini mengubah gelombang ruang
bebas menjadi gelombang tertentu.
Karena antena merupakan perangkat antara media kabel dan udara, maka antena harus mempunyai
sifat yang sesuai dengan media kabel pencatunya.
Energi RF dikirimkan melalui media udara dalam bentuk medan elektromagnetik. Medan
elektromagnektik tersebut menuju antena penerima, dan selanjutnya menginduksi tegangan pada
antena (berupa konduktor) di penerima. Induksi tersebut diteruskan ke penerima dan dikembalikan
ke dalam bentun informasi.

Sistem antena terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
1. Perangkat kopling
berfungsi untuk mengatasi terjadinya kehilangan daya
2. Feeder
saluran transmisi yang menghubungkan antena dengan kopling
3. Antena (saluran transmisi)
Suatu perangkat untuk mengirim atau menuntun sinyal dari suatu titik ke titik yang lain
dengan redaman sekecil mungkin. Contoh saluran transmisi tidak hanya kabel koaksial atau
twisted pair tetapi bisa juga berupa pipaatau waveguide.

Fungsi Antena
1. Menyesuaikan ipedansi jalur transmisi dengan ruang bebas (free space).
2. Mengarahkan radiasi pada arah yng dikehendaki dan menekan radiasi pada arah lain.

Syarat-sayrat antena yang baik:

-

Mempunyai efesiensi pancaran yang baik (di atas 50%)
Mempunyai impedansi input yang sesuai (mathced) dengan impedansi karakteristik kabel

pencatunya (VSWR < 2)
Dapat meradiasikan dan menerima energi gelombang radio dengan arah dan polarisasi yang
sesuai dengan aplikasi yang dibutuhkan

Perancangan Antena
Dalam perancangan suatu antena, beberapa hal yang harus diperhatikan :
-

Frekuensi kerja
Bentuk dan arah radiasi yang diinginkan
Polarisasi yang diinginkan
Lebar band (bandwidth), dan
Impedasi input yang dimiliki

Dimensi fisik dari antena harus disesuaikan dengan panjang gelombang dimana sisem bekerja.
Semakin tinggi frekuensi kerja, maka semakin pendek panjang gelombangnya, sehingga semakin
pendek panjang fisik suatu antena.
Area Medan Antena (Antena Field Zones)
-


Daerah disekitar antena dapat dibagi menjadi dua daerah, yaitu :
1. Daerah dekat antena yang disebut near field atau Fresnel Zone.
2. Daerah yang jauh dari antena disebut Far Field atau Fraunhofer zone.
batasan antara kedua daerah tersebut dapat dihitung dari :
R = 2L2 / lamda (m)......r = 2D2/lamda
dimana :
L,D = panjang antena (m)
lamda = panjang gelmobang (m)
R=r= jarak antena

Sumber Radiasi (radiasi dari muatan listrik)
-

Muatan yang tidak bergerak, tidak akan menghasilkan radiasi
Begitu juga untuk muatan yang bergerak dengan kecepatan tetap juga tidak dihasilkan radiasi
Kalau kecepatan gerakan muatan berubah untuk setiap waktu maka akan terjadi radiasi
Sedangkan muatan yang bergerak dengan kecepatan tetap tetapi pada kawat yang bengkok
juga akan terjadi radiasi.
Pada suatu kawat lurus, tetapi muatannya juga bergerak pada kecepatan yang berubah maka
akan juga terjadi radiasi