T PK 1202155 Chapter3

(1)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model bahan ajar untuk pembelajaran tematik pada siswa kelas II SD. Dengan itu, maka dipilihlah model penelitian dan pengembangan dengan pendekatan Research and Development (R&D). Model desain R&D yang digunakan adalah model penelitian dan pengembangan dalam dunia pendidikan, karena yang dikembangkan adalah komponen desain instruksional. Dari berbagai pendekatan yang ada, dipilihlah model R&D yang disusun oleh Walter R. Borg dan Meredith D. Gall dalam bukunya ”Educational Research: An Introduction”.

Pendekatan sistem ini dikenal dengan nama ”Model P engembangan Borg & Gall”. Sedangkan untuk prosedur pengembangan bahan ajar menggunakan pendekatan sistem oleh Walter Dick, Lou Carey, dan James Carey dalam bukunya ” The Systematic Design of Instruction” yang dikenal dengan nama ”Model P engembangan Desain Instruksional Dick & Carey”. Pemilihan pendekatan model pengembangan bahan ajar dengan model Dick & Carey juga didasarkan pada berbagai pertimbangan praktis-akademis dalam pengembangan bahan ajar. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Thohri (2013, hlm. 78) merinci berbagai pertimbangan tersebut antara lain: ”... (1) Model Dick & Carey memiliki tahapan pengembangan yang cocok untuk desain instruksional pembelajaran; (2) Model Dick & Carey yang khusus untuk desain pembelajaran (instructional design) memuat komponen pembelajaran yang akan dikembangkan dengan jelas tahap demi tahap. Artinya tahapan prosedural Model Dick & Carey adalah tahapan prosedural-komponensial sehingga mudah dilakukan bagi pengajar; dan (3) Model Dick Carey diacu sebagai model teoretis mandiri dalam ranah disiplin desain pembelajaran dan menjadi salah satu model pengembangan dalam R&D. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, maka peneliti menetapkan metode penelitian yang akan digunakan yaitu model Borg & Gall. Sedangkan untuk metode prosedural untuk mengembangkan bahan ajar menggunakan model Dick & Carey.

B. Metode Penelitian

Dengan desain penelitian dan pengembangan (R&D) dengan model Borg & Gall. Dan pengembangan desain instruksional atau bahan ajar dengan pendekatan sistem


(2)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

model Dick & Carey, maka metode penelitian yang digunakan adalah ada dua, yaitu penelitian deskriptif-kualitatif dan improftif-evaluatif (Sukmadinata:2008, hlm. 18).

Thohri (2013, hlm. 79) menuliskan bahwa “…metode deksriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi objektif pembelajaran tematik pada siswa kelas II SD di setting penelitian yang dipaparkan secara kualitatif, adapun metode improftif-evaluatif digunakan untuk perbaikan kondisi yang ada berdasarkan hasil penelitian terdahulu. Pada tahap ini dilakukan pengembangan model yang melalui serangkaian evaluasi (assessment dan judgment)”. Secara garis besar, modifikasi kedua model tersebut tergambar dalam Gambar 3.1 berikut dibawah ini.

3) Tahap Ujicoba dan Revisi Produk, tahapan ini melalui 3 kegiatan, yaitu:

a) Ujicoba yang dilakukan pada penelitian ini adalah ujicoba terbatas, dilakukan dua kali ujicoba dan dua kali revisi produk.

b) Penyempurnaan Produk Akhir (Fina l Product Revision)

2) Tahap Pengembangan Model Bahan Ajar, tahapan ini peneliti mengembangkan draf awal model sampai menguji dan memvalidasi draf awal model bahan ajar. Tahapan pengembangan model R&D Dick & Carey (reduksif) meliputi:

a) Menyusun silabus tematik siswa kelas II SD b) Menyusun RPP tematik siswa kelas II SD c) Menganalisis dan merumuskan tujuan

pembelajaran tematik kelas II SD

d) Mengidentifikasi tingkah laku siswa kelas II SD

e) Mengembangkan butir tes

f) Mengembangkan strategi pembelajaran g) Memilih dan mengembangkan materi

1) Tahap Pendahuluan, meliputi kegiatan identifikasi kebutuhan yang dilakukan peneliti terhadap keadaan sekolah, proses pembelajaran, guru, siswa, penggunaan materi, penggunaan strategi mengajar, dan pemilihan media. Identifikasi kebutuhan ini dilakukan melalui 2 kegiatan, yaitu:

a) Survei lapangan b) Studi kepustakaan c) M e to d e R & D B o r g & G a ll M e to d e P e n g e m b a n g a n In st r u k si o n a l D ic k & C a r e y


(3)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

C. Populasi dan Sampel

Sukmadinata (2011, hlm. 250) memperoleh kesimpulan tentang “…populasi adalah kelompok yang besar dalam lingkup wilayah yang luas, tetapi hanya dengan meneliti kelompok kecil dalam daerah yang lebih sempit”. Dalam penelitian, populasi ini dibedakan antara lain populasi secara umum dengan populasi target. Maka, populasi umum dari penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Harapan 1 Bandung, kemudian populasi target dari penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Harapan 1 Bandung.

Sugiyono (2011, hlm. 62) mengemukakan bahwa “…pengertian dari sampel adalah sebagian dari populasi”. Penentuan sampel yang dilakukan menggunakan teknik purposive sampling atas dasar pertimbangan yang dilakukan berdasarkan identifikasi masalah. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas IIA dari SDN Harapan 1 Bandung yang berjumlah 30 siswa.

D. Definisi Operasional

Untuk mempermudah memahami maksud dari keseluruhan penelitian ini agar terhindar dari perbedaan penafsiran makna istilah-istilah tersebut, maka peneliti perlu memberikan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Bahan Ajar

Bahan Ajar merupakan bahan yang digunakan oleh guru dan siswa berisikan tujuan pembelajaran, materi-materi, latihan-latihan, dan evaluasi, sehingga memudahkan guru dan siswa berinteraksi dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan berfikir seseorang dalam mengungkapkan kembali suatu pengetahuan yang dipelajari, seperti pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan struktur berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing pengetahuan tersebut.

c. Operasi bilangan

Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Resea rch a nd Development (R&D)


(4)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Operasi bilangan adalah operasi hitung dalam pembelajaran tematik yang meliputi didalamnya adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, operasi hitung campuran dan penarikan akar pangkat. Operasi bilangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah operasi perkalian dan pembagian pada bilangan bulat.


(5)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini ada 3 jenis instrumen. 1) P ertama, instrumen pedoman wawancara yang digunakan untuk melakukan survei ke SDN Harapan 1 Bandung dalam rangka memperoleh gambaran yang menyeluruh, lengkap dan jelas tentang kondisi pembelajaran dan ketertarikan, tanggapan serta pandangan siswa terhadap bahan ajar yang akan dikembangkan. 2) Kedua, yaitu instrumen yang digunakan dalam kegiatan justifikasi atau validasi

terhadap bahan ajar matematika. Instrumen ini berupa kuesioner yang akan diberikan kepada ahli dalam materi pembelajaran tematik sekolah dasar sebagai pedoman penilaian terhadap kelayakan bahan ajar. Untuk ahli materi yang akan memberi justifikasi terhadap bahan ajar adalah sebagai berikut.

a. Dr. H. SP, M, Ed, selaku Dosen Jurusan Pendidikan Matematika, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, sebagai Ahli Materi I.

b. ER, S. Pd, selaku lulusan Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang, sebagai Ahli Materi II.

3) Ketiga, instrumen yang digunakan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap operasi perkalian dan pembagian bilangan setelah belajar menggunakan bahan ajar. Instrumen ini berupa pretest dan posttest yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa pada awal dan akhir pembelajaran. Instrumen pretes dan posttes yang akan digunakan sudah melalui tahapan validitas dan reliabilitas tes kemudian soal pretes dan soal posttes dinyatakan sudah valid dan reliabel untuk diterapkan pada siswa kelas II A SDN Harapan 1 Bandung. Bentuk soal yang digunakan adalah bentuk essay. Kisi- kisi instrumen pretest dan posttest dikembangkan berdasarkan indikator dalam penguasaan konsep perkalian dan pembagian yang diuraikan pada tabel berikut ini.


(6)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep Perkalian dan Pembagian

No. Komponen Indikator No. Soal

A. Mengingat Siswa dapat mengenal bentuk

perkalian pada bilangan cacah yang hasilnya kurang dari 100.

1

Siswa dapat mengenal bentuk pembagian pada bilangan cacah yang hasilnya kurang dari 100.

6

B. Memahami Siswa dapat menyebutkan

bentuk perkalian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung perkalian kurang dari 100.

2

Siswa dapat menyebutkan bentuk pembagian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung pembagian kurang dari 100.

7

Siswa dapat menggambarkan masalah sehari-sehari yang sederhana berkaitan dengan konsep perkalian.

4

Siswa dapat menggambarkan masalah sehari-sehari yang sederhana berkaitan dengan konsep pembagian.

9

Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk perkalian dari masalah sehari-hari yang sederhana.

5

Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk pembagian dari masalah sehari-hari yang sederhana.

10

C. Mengaplikasikan Siswa dapat menyebutkan bentuk perkalian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung perkalian kurang dari 100.

2

Siswa dapat menyebutkan bentuk pembagian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung pembagian kurang dari 100.


(7)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

No. Komponen Indikator No. Soal

C. Mengaplikasikan Siswa dapat membuat kalimat matematika yang menyatakan bentuk perkalian dari gabungan beberapa kumpulan benda sejenis yang banyak anggotanya sama.

3

Siswa dapat membuat kalimat matematika yang menyatakan bentuk pembagian dari gabungan beberapa kumpulan benda sejenis yang banyak anggotanya sama.

8

Siswa dapat menceritakan kembali masalah sehari-hari yang sederhana berkaitan dengan konsep perkalian.

3

Siswa dapat menceritakan kembali masalah sehari-hari yang sederhana berkaitan dengan konsep pembagian.

8

Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk perkalian dari masalah sehari-hari yang sederhana.

5

Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk pembagian dari masalah sehari-hari yang sederhana.

10

Dalam pengembangan instrumen tes yang diterapkan pada siswa, agar diperoleh instrumen tes yang valid dan reliabel. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian pun akan valid dan reliabel. maka ditempuh beberapa prosedur sebagai berikut.

a) Uji Validitas Instrumen

Sugiyono (2011, hlm. 348) menuliskan dalam bukunya “Statistika untuk P enelitian” bahwa “…instrumen yang dikatakan valid itu berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”. Perhitungan validitas ini menggunakan korelasi P roduct Moment, dengan formula sebagai berikut:


(8)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG


(9)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Dengan keterangan sebagai berikut:

ΣXY : merupakan jumlah skor X dikali Skor Y

ΣX : merupakan jumlah skor X

ΣY : merupakan jumlah skor Y

ΣX2

: merupakan jumlah kuadrat skor X

ΣY2

: merupakan jumlah kuadrat skor Y

Sebuah tes dikatakan mempunyai koefisien korelasi jika terdapat korelasi antara -1,00 sampai +1,00. Selanjutnya uji validitas tiap item instrumen dilakukan dengan membandingkan rXY ( rhitung ) dengan nilai kritis rtabel (nilai tabel). Tiap item tes dikatakan valid apabila pada taraf signifikasi α = 0,05 didapat rhitung≥rtabel. Berikut ini hasil uji validitas butir instrumen dengan menggunakan Anates Versi 4.1.0 pada α = 0,05 dengan derajat bebas (df) = jumlah kasus -2. Jumlah kasus atau butir soal pada uji coba kali ini adalah 10 soal, maka rtabel pada uji satu arah adalah r (0,05;10) = 0, 576. Hasil uji validitas penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran tematik yang diolah dengan Anates Versi 4.1.0 disajikan pada tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2

Rekapitulasi Validitas Item Instrumen Penguasaan Konsep No. Butir Soal Korelasi Signifikansi

1 No. 1 0,671 Valid

2 No. 2 0,672 Valid

3 No. 3 0,810 Sangat Valid

4 No. 4 0,454 Tidak Valid

5 No. 5 0,661 Valid

6 No. 6 0,682 Valid

7 No. 7 0,608 Valid

8 No. 8 0,788 Sangat Valid

9 No. 9 0,571 Tidak Valid

10 No. 10 0,511 Tidak Valid

Uji coba soal tes penguasaan konsep ini terdiri dari 10 soal berbentuk essay. Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 2 soal yang dinyatakan sangat valid, 5 soal yang dinyatakan sudah valid dan 3 soal yang dinyatakan tidak valid.


(10)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

b) Uji Reliabilitas Instrumen

Sugiyono (2011, hlm. 348) menuliskan dalam bukunya “Statistika untuk P enelitian” bahwa “…instrumen yang dikatakan reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Data diolah menggunakan Anates Versi 4.1.0 dan diperoleh nilai r. Perhitungan reliabilitas menggunakan formula Cronbach-Alpha (Sugiyono, 2011, hlm. 365) berikut ini.

r

1

Dengan keterangan sebagai berikut: K : mean kuadrat antar subyek

∑Si2 : mean kuadrat kesalahan

∑St2 : varians total

Interpretasi dari nilai reliabilitas adalah sebagai berikut. Tabel 3.3

Klasifikasi Tingkat Reliabilitas

Besarnya r Tingkat Reliabilitas 0,90 < r ≤1,00 Sangat tinggi 0,70 < r ≤0,90 Tinggi

0,40 < r ≤0,70 Sedang

0,20 < r ≤0,40 Rendah

r ≤0,20 Sangat rendah

Selanjutnya nilai r yang diperoleh dari perhitungan ditafsirkan dengan menggunakan interpretasi nilai r dari Guilford (Suherman &Kusumah, 1990) dan data yang diperoleh dianalisis dengan Anates Versi 4.1.0. Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh koefisien reliabilitas tes bentuk essay sebesar 0, 86 yang berarti soal-soal dalam tes yang diujicobakan memiliki reliabilitas tinggi.


(11)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Arikunto (2009, hlm. 207) menuliskan dalam bukunya “Dasar-Dasar Evaluasi P endidikan” bahwa “…soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar”.

Didalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P yang

merupakan singkatan dari “proporsi”. Formula yang digunakan untuk melihat indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut.

Dengan keterangan sebagai berikut. P : Indeks kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaran soal, digunakan interpretasi tingkat kesukaran. Interpretasi tersebut disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Tingkat Kesukaran Taraf Tingkat

Kesukaran Klasifikasi

TK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < TK ≤0,30 Soal sukar 0,30 < TK ≤0,70 Soal sedang 0,70 < TK < 1,00 Soal mudah

TK = 1,00 Soal terlalu mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Tingkat Kesukaran Butir Soal

No. Butir Soal Tingkat Kesukaran Kategori

1 No. 1 0,75 Mudah

2 No. 2 0,54 Sedang


(12)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

4 No. 4 0,87 Sangat Mudah

5 No. 5 0,43 Sedang

6 No. 6 0,65 Sedang

7 No. 7 0,43 Sedang

8 No. 8 0,34 Sedang

9 No. 9 0,62 Sedang

10 No. 10 0,27 Sukar

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran 10 butir soal tes penguasaan konsep terdapat 1 soal dengan kategori sangat mudah, 1 soal dengan kategori mudah, 7 soal dengan kategori sedang, 1 soal dalam kategori sukar.

Pengujian kesahihan instrumen tes bentuk essay meliputi validitas butir soal, reliabilitas, dan tingkat kesukaran dilakukan dengan menggunakan Anates Versi 4.1.0 Rincian hasil uji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Rincian Hasil Ujicoba Instrumen Tes Penguasaan Konsep Butir

Soal Validitas

Reliabilitas Tingkat

Kesukaran Keterangan Nilai Kriteria

1 Valid

0,86 Tinggi

Mudah Soal dipakai

2 Valid Sedang Soal dipakai

3 Sangat Valid Sedang Soal dipakai

4 Tidak Valid Sangat

Mudah

Soal tidak dipakai

5 Valid Sedang Soal dipakai

6 Valid Sedang Soal dipakai

7 Valid Sedang Soal dipakai

8 Sangat Valid Sedang Soal dipakai

9 Tidak Valid Sedang Soal tidak

dipakai

10 Tidak Valid Sukar Soal tidak

dipakai

Berdasarkan 10 butir soal tes penguasaan konsep yang telah dilakukan uji validitas, reliabilitas,dan tingkat kesukaran diatas terdapat 7 butir soal yang akan dipergunakan pada saat tes yakni butir soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, dan 8. Untuk soal yang tidak dipakai maka diperbaiki dengan pertimbangan dari guru.


(13)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Peneliti menyusun prosedur atau langkah penelitian sesuai spesifikasi pengembangan yang dilakukan, yakni pengembangan bahan ajar. Prosedur penelitian dalam pendekatan sistem dapat melakukan berbagai tahapan yang simultan yang disesuaikan dengan sifat produk, maka modifikasi siklus R&D ini dapat dimungkinkan.


(14)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1) Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan berisi kegiatan penelitian untuk memperoleh data lapangan secara komprehensif.. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pendahuluan, diantaranya:

a) Survei Lapangan. Pada tahap pendahuluan, langkah yang pertama dilakukan adalah survei lapangan atau wawancara dengan guru kelas IIA di SDN Harapan 1 Bandung untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan tentang kondisi pembelajaran tematik yang dilakukan selama ini. Peneliti mendapatkan data-data yang akan dijadikan pertimbangan dalam pengembangan bahan ajar yang akan dilakukan untuk pembelajaran tematik kelas II SDN Harapan 1 Bandung. Perolehan data tersebut digunakan sebagai acuan peneliti sehingga tidak melenceng dari kurikulum yang berlaku di SDN Harapan 1 Bandung.

b) Studi Kepustakaan. Kemudian langkah selanjutnya adalah studi dokumentasi yaitu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan mengenai hal-hal sebagai berikut: (1) Pengumpulan informasi yang berkaitan dengan masalah-masalah yang muncul pada pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar SDN Harapan 1 Bandung terutama berkaitan dengan kondisi proses pembelajaran, ketersediaan bahan ajar, dan evaluasi dalam proses pembelajaran tematik; (2) Pengumpulan informasi tentang kurikulum SDN Harapan 1 Bandung yang diterapkan saat ini; dan (3) Pengumpulan tentang ketersediaan bahan ajar yang digunakan pada pembelajaran tematik kelas IIA SDN Harapan 1 Bandung. Setelah tahap pengumpulan data dilakukan, maka peneliti juga melakukan studi literatur tentang Pengembangan Bahan Ajar yang sesuai dan valid guna memberi pondasi atau landasan teori yang dapat memperkuat pelaksanaan penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti. Dalam studi literatur, peneliti juga mengumpulkan data-data berupa teori pendukung berupa data filosofis, teori-teori pembentuk, konsep-konsep tentang pembelajaran tematik sekolah dasar dan bagaimana bahan ajar matematika yang baik sebagai pendukung pembelajaran tematik sekolah dasar, serta bagaimana menerapkannya dalam situasi dan kondisi siswa kelas IIA SDN Harapan 1 Bandung. Sumber-sumber yang didapat ialah dari beberapa literatur


(15)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

yaitu buku, jurnal, artikel, penelitian terdahulu dan yang lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

2) Tahap Pengembangan Model Bahan Ajar

Pada tahapan ini peneliti mengembangkan draf awal model sampai menguji dan memvalidasi draf awal model bahan ajar. Validasi yang dilakukan adalah validasi internal melalui validator ahli dalam pendidikan matematika sekolah dasar.

Tahapan pengembangan model R&D Dick & Carey (reduksif) meliputi (A) mengidentifikasi tujuan pembelajaran tematik untuk siswa kelas II SD; (B) melakukan analisis kebutuhan pembelajaran tematik untuk siswa kelas II SD; (C) mengidentifikasi perilaku dan karakteristik siswa kelas II SD; (D) merumuskan tujuan pembelajaran; (E) mengembangkan strategi pembelajaran yang akan digunakan; hasil kegiatan; dan (F) mengembangkan dan memilih materi pembelajaran untuk siswa kelas II SD. Adapun tahapan yang dilakukan secara simultan yaitu revisi atau perbaikan yang dilakukan seiring dengan kegiatan pengembangan.

Pada tahap pengembangan, hasil kegiatan ini adalah diperolehnya desain awal model bahan ajar yang siap untuk divalidasi oleh ahli. Sebelum diuji-coba, draf awal model bahan ajar direview oleh para ahli. Review ini bertujuan untuk memperoleh saran, perbaikan, dan masukan para ahli. Pemilihan pakar atau ahli yang akan membantu kegiatan validasi didasarkan pada berbagai kriteria. Kriteria pakar untuk expert judgment adalah (a) memiliki kualifikasi pendidikan doctor sebagai ahli materi I dan minimal pendidikan sarjana untuk ahli materi II yang akan me-review draf awal model bahan ajar; dan (b) diutamakan memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang pembelajaran Matematika sekolah dasar.

Selain validasi kelayakan produk (draf awal model bahan ajar), peneliti juga menguji kelayakan instrumen penelitian, diantaranya butir-butir soal yang akan dijadikan instrumen dalam pretest maupun posttest. Setelah dilakukan proses validasi ahli (experts judgement), maka tahap selanjutnya adalah proses perbaikan (revisi). Proses perbaikan ini berlangsung hingga peneliti mendapatkan produk dan instrumen penelitian yang telah dianggap layak, valid, dan reliabel


(16)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

untuk siap diuji-coba. Untuk rincian dari ahli materi yang akan dijadikan sebagai ahli materi I dan ahli materi II terinci pada halaman 40 bagian Instrumen Penelitian.

3) Tahap Ujicoba dan Revisi Produk

a) Ujicoba Lapangan Awal atau Ujicoba Terbatas. Pada tahap ini, hasil draf awal model bahan ajar yang tervalidasi diuji-coba secara terbatas kepada 30 siswa kelas IIA di SDN Harapan 1 Bandung. Ujicoba terbatas ini dilakukan untuk menguji kinerja bahan ajar yang dikembangkan sebelum diujicobakan lebih lanjut di lapangan. Langkah pengujian model bahan ajar dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut.

Konstruksi Model Bahan Ajar, dengan acuan model pengembangan

Dick & Carey

Draf Awal Model Bahan Ajar

Penilaian ahli

Validitas Kelayakan Aspek: (a) Materi; (b) Kebahasaan,

(c) Penyajian; (d) Efek Penggunaan Bahan Ajar;

dan (e) Tampilan Menyeluruh

Analisis dan Revisi

Draf Model Bahan Ajar I

Penilaian ahli

Validitas Kelayakan Aspek: (a) Materi; (b) Kebahasaan,

(c) Penyajian; (d) Efek Penggunaan Bahan Ajar;

dan (e) Tampilan

Uji

terbatas Ujicoba I

Analisis dan Revisi

Ujicoba II Analisis dan Revisi

Model Bahan Ajar Hasil Pengembangan

(Final)

Analisis dan Revisi

Draf Model Bahan Ajar I


(17)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

b) Merevisi Hasil Ujicoba. Tahap ini meliputi perbaikan atau penyempurnaan produk yang diujicoba pada ujicoba awal berdasarkan pertimbangan hasil diskusi dengan guru, hasil pengamatan observer dan penilaian yang diberikan siswa.

c) Penyempurnaan Produk Akhir (F inal P roduct Revision). Tahap ini meliputi perbaikan atau penyempurnaan produk akhir yang diujicoba pada uji pelaksanaan lapangan berdasarkan pertimbangan hasil diskusi dengan guru, hasil pengamatan observer dan penilaian yang diberikan siswa.

G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat dalam menentukan tujuan penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut. a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskripsi kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Wawancara dilakukan untuk menganalisis masalah-masalah yang muncul atau dialami guru saat pembelajaran. Peneliti melakukan wawancara dengan guru untuk dijadikan kajian penentuan latar belakang masalah, rumusan masalah kemudian peneliti menawarkan berbagai alternatif pemecahan masalah. b. Angket/ kuesioner

Angket atau questionnaire merupakan salah satu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden), tetapi menggunakan alat instrumen untuk diberikan dan diisi oleh responden. Instrumen atau alat pengumpulan datanya berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.

Gambar 3.2 Langkah Pengujian Model Bahan Ajar


(18)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

c. Lembar observasi

Lembar observasi atau pengamatan merupakan salah satu bentuk pengumpulan data melalui kegiatan pengamatan dengan panduan lembar pengamatan untuk diisi oleh observer mana saja item yang sudah dilakukan selama penelitian dan mengisi catatan tambahan jika diinginkan.


(19)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

d. Studi Dokumentasi

Studi dokumenter adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Studi dokumenter ini digunakan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen hasil kerja atau produk belajar siswa.

e. Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan media modul pembelajaran tematik.

2. Teknik Analisis Data

Berdasarkan data yang diperoleh, teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Statistika dekriptif, digunakan untuk pengolahan data yang bersifat nominal dan ordinal dengan menggunakan teknik persen yang disajikan dalam bentuk tabel. Dalam penelitian ini teknik pengolahan data dengan statistika deskriptif tersebut digunakan untuk mengolah data sebagai berikut : (1) data tentang pembelajaran tematik; (2) data tentang penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran; (3) Data tentang perencanaan dan pengembangan draft awal model; dan (4) data tentang implementasi pembelajaran tematik dengan menggunakan bahan ajar.

Prosedur analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Pemeriksaan data; (2) Klasifikasi data; (3) Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang telah dibuat sebelumnya; (4) Menghitung frekuensi jawaban atau data; (5) Penghitungan data dengan menggunakan teknik statistika yang dipilih; (6) Memvisualisasikan data melalui grafik, tabel atau yang lainnya; dan (7) Menganalisis dan menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian

b. Statistika Inferensial, digunakan untuk pengolahan data hasil tes. Untuk mengukur pengaruh penggunaan bahan ajar terhadap penguasaan konsep operasi perkalian dan pembagian bilangan dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan model desain eksperimen Before-After.


(20)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Desain eksperimen Before-After (Desain Kelompok Eksperimen Setelah dan Sesudah perlakuan) yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Kelompok P retest Perlakuan P osttest

Kelompok Eksperimen O1 X O2

Kelompok eksperimen diberikan pola pembelajaran tematik dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti yaitu bahan ajar untuk diterapkan pada siswa kelas IIA SDN Harapan 1 Bandung.

Perhitungan desain eksperimen menggunakan P aired Samples t-Test dengan bantuan aplikasi “Statplus 2009 Portable Version 5.8.4”. P aired Samples t-Test ini merupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu grup. Artinya analisis ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap satu sampel yang mendapatkan suatu treatment yang kemudian akan dibandingkan rata-rata dari sampel tersebut antara sebelum dan sesudah treatment. Dalam perhitungan manual P aired-sample t-Test menggunakan rumus sebagai berikut :

2 1 2 1 2 1 n + n ) -x -x t 2 2 2 1 hitung     ( ) ( =

Berdasarkan desain penelitian eksperimen yang dilakukan dapat diberikan penjelasan sebagai berikut. Eksperimen dilakukan dengan membandingkan hasil observasi O1 dan O2. O1 adalah nilai penguasaan konsep sebelum diberi perlakuan pola pembelajaran menggunakan bahan ajar yang dikembangkan, sedangkan O2 adalah nilai penguasaan konsep setelah diberi perlakuan pola pembelajaran menggunakan bahan ajar yang dikembangkan. Efektivitas bahan ajar diukur dengan cara membandingkan antara nilai O1 dan O2. Bila nilai O2 lebih besar dari nilai O1, maka penggunaan bahan ajar yang digunakan pada pembelajaran tematik topik perkalian dan pembagian bilangan pada siswa kelas IIA SDN Harapan 1 Bandung tersebut efektif.


(1)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

yaitu buku, jurnal, artikel, penelitian terdahulu dan yang lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

2) Tahap Pengembangan Model Bahan Ajar

Pada tahapan ini peneliti mengembangkan draf awal model sampai menguji dan memvalidasi draf awal model bahan ajar. Validasi yang dilakukan adalah validasi internal melalui validator ahli dalam pendidikan matematika sekolah dasar.

Tahapan pengembangan model R&D Dick & Carey (reduksif) meliputi (A) mengidentifikasi tujuan pembelajaran tematik untuk siswa kelas II SD; (B) melakukan analisis kebutuhan pembelajaran tematik untuk siswa kelas II SD; (C) mengidentifikasi perilaku dan karakteristik siswa kelas II SD; (D) merumuskan tujuan pembelajaran; (E) mengembangkan strategi pembelajaran yang akan digunakan; hasil kegiatan; dan (F) mengembangkan dan memilih materi pembelajaran untuk siswa kelas II SD. Adapun tahapan yang dilakukan secara simultan yaitu revisi atau perbaikan yang dilakukan seiring dengan kegiatan pengembangan.

Pada tahap pengembangan, hasil kegiatan ini adalah diperolehnya desain awal model bahan ajar yang siap untuk divalidasi oleh ahli. Sebelum diuji-coba, draf awal model bahan ajar direview oleh para ahli. Review ini bertujuan untuk memperoleh saran, perbaikan, dan masukan para ahli. Pemilihan pakar atau ahli yang akan membantu kegiatan validasi didasarkan pada berbagai kriteria. Kriteria pakar untuk expert judgment adalah (a) memiliki kualifikasi pendidikan doctor sebagai ahli materi I dan minimal pendidikan sarjana untuk ahli materi II yang akan me-review draf awal model bahan ajar; dan (b) diutamakan memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang pembelajaran Matematika sekolah dasar.

Selain validasi kelayakan produk (draf awal model bahan ajar), peneliti juga menguji kelayakan instrumen penelitian, diantaranya butir-butir soal yang akan dijadikan instrumen dalam pretest maupun posttest. Setelah dilakukan proses validasi ahli (experts judgement), maka tahap selanjutnya adalah proses perbaikan (revisi). Proses perbaikan ini berlangsung hingga peneliti mendapatkan produk dan instrumen penelitian yang telah dianggap layak, valid, dan reliabel


(2)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ahli materi I dan ahli materi II terinci pada halaman 40 bagian Instrumen Penelitian.

3) Tahap Ujicoba dan Revisi Produk

a) Ujicoba Lapangan Awal atau Ujicoba Terbatas. Pada tahap ini, hasil draf awal model bahan ajar yang tervalidasi diuji-coba secara terbatas kepada 30 siswa kelas IIA di SDN Harapan 1 Bandung. Ujicoba terbatas ini dilakukan untuk menguji kinerja bahan ajar yang dikembangkan sebelum diujicobakan lebih lanjut di lapangan. Langkah pengujian model bahan ajar dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut.

Konstruksi Model Bahan Ajar, dengan acuan model pengembangan

Dick & Carey

Draf Awal Model Bahan Ajar

Penilaian ahli

Validitas Kelayakan Aspek: (a) Materi; (b) Kebahasaan,

(c) Penyajian; (d) Efek Penggunaan Bahan Ajar;

dan (e) Tampilan Menyeluruh

Analisis dan Revisi

Draf Model Bahan Ajar I

Penilaian ahli

Validitas Kelayakan Aspek: (a) Materi; (b) Kebahasaan,

(c) Penyajian; (d) Efek Penggunaan Bahan Ajar;

dan (e) Tampilan

Uji

terbatas Ujicoba I

Analisis dan Revisi

Ujicoba II Analisis dan Revisi

Model Bahan Ajar Hasil Pengembangan

(Final)

Analisis dan Revisi

Draf Model Bahan Ajar I


(3)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

b) Merevisi Hasil Ujicoba. Tahap ini meliputi perbaikan atau penyempurnaan produk yang diujicoba pada ujicoba awal berdasarkan pertimbangan hasil diskusi dengan guru, hasil pengamatan observer dan penilaian yang diberikan siswa.

c) Penyempurnaan Produk Akhir (F inal P roduct Revision). Tahap ini meliputi perbaikan atau penyempurnaan produk akhir yang diujicoba pada uji pelaksanaan lapangan berdasarkan pertimbangan hasil diskusi dengan guru, hasil pengamatan observer dan penilaian yang diberikan siswa.

G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat dalam menentukan tujuan penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut. a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskripsi kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Wawancara dilakukan untuk menganalisis masalah-masalah yang muncul atau dialami guru saat pembelajaran. Peneliti melakukan wawancara dengan guru untuk dijadikan kajian penentuan latar belakang masalah, rumusan masalah kemudian peneliti menawarkan berbagai alternatif pemecahan masalah. b. Angket/ kuesioner

Angket atau questionnaire merupakan salah satu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden), tetapi menggunakan alat instrumen untuk diberikan dan diisi oleh responden. Instrumen atau alat pengumpulan datanya berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.

Gambar 3.2 Langkah Pengujian Model Bahan Ajar


(4)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Lembar observasi atau pengamatan merupakan salah satu bentuk pengumpulan data melalui kegiatan pengamatan dengan panduan lembar pengamatan untuk diisi oleh observer mana saja item yang sudah dilakukan selama penelitian dan mengisi catatan tambahan jika diinginkan.


(5)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu d. Studi Dokumentasi

Studi dokumenter adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Studi dokumenter ini digunakan untuk mengumpulkan dokumen-dokumen hasil kerja atau produk belajar siswa.

e. Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan media modul pembelajaran tematik.

2. Teknik Analisis Data

Berdasarkan data yang diperoleh, teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Statistika dekriptif, digunakan untuk pengolahan data yang bersifat nominal dan ordinal dengan menggunakan teknik persen yang disajikan dalam bentuk tabel. Dalam penelitian ini teknik pengolahan data dengan statistika deskriptif tersebut digunakan untuk mengolah data sebagai berikut : (1) data tentang pembelajaran tematik; (2) data tentang penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran; (3) Data tentang perencanaan dan pengembangan draft awal model; dan (4) data tentang implementasi pembelajaran tematik dengan menggunakan bahan ajar.

Prosedur analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Pemeriksaan data; (2) Klasifikasi data; (3) Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang telah dibuat sebelumnya; (4) Menghitung frekuensi jawaban atau data; (5) Penghitungan data dengan menggunakan teknik statistika yang dipilih; (6) Memvisualisasikan data melalui grafik, tabel atau yang lainnya; dan (7) Menganalisis dan menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian

b. Statistika Inferensial, digunakan untuk pengolahan data hasil tes. Untuk mengukur pengaruh penggunaan bahan ajar terhadap penguasaan konsep operasi perkalian dan pembagian bilangan dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan model desain eksperimen Before-After.


(6)

Isma Nastiti Maharani, 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Sesudah perlakuan) yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Kelompok P retest Perlakuan P osttest

Kelompok Eksperimen O1 X O2

Kelompok eksperimen diberikan pola pembelajaran tematik dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti yaitu bahan ajar untuk diterapkan pada siswa kelas IIA SDN Harapan 1 Bandung.

Perhitungan desain eksperimen menggunakan P aired Samples t-Test dengan bantuan aplikasi “Statplus 2009 Portable Version 5.8.4”. P aired Samples t-Test ini merupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu grup. Artinya analisis ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap satu sampel yang mendapatkan suatu treatment yang kemudian akan dibandingkan rata-rata dari sampel tersebut antara sebelum dan sesudah treatment. Dalam perhitungan manual P aired-sample t-Test menggunakan rumus sebagai berikut :

2 1 2 1 2 1 n + n ) -x -x t 2 2 2 1 hitung     ( ) ( =

Berdasarkan desain penelitian eksperimen yang dilakukan dapat diberikan penjelasan sebagai berikut. Eksperimen dilakukan dengan membandingkan hasil observasi O1 dan O2. O1 adalah nilai penguasaan konsep sebelum diberi perlakuan pola pembelajaran menggunakan bahan ajar yang dikembangkan, sedangkan O2 adalah nilai penguasaan konsep setelah diberi perlakuan pola pembelajaran menggunakan bahan ajar yang dikembangkan. Efektivitas bahan ajar diukur dengan cara membandingkan antara nilai O1 dan O2. Bila nilai O2 lebih besar dari nilai O1, maka penggunaan bahan ajar yang digunakan pada pembelajaran tematik topik perkalian dan pembagian bilangan pada siswa kelas IIA SDN Harapan 1 Bandung tersebut efektif.