PENDEKATAN SENSORI INTEGRASI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR : Single Subject Research ( SSR ) Pada siswa Sekolah Dasar Islam Lazuardi Global Islamic School.

(1)

ABSTRAK

PENDEKATAN SENSORI INTEGRASI

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR

( Single Subject Research ( SSR ) Pada siswa Sekolah Dasar Islam Lazuardi Global Islamic School )

Siswa berkesulitan belajar spesifik kesulitan menulis mengalami hambatan dalam menulis permulaan. Hambatan menulis bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu faktor penyebab hambatan menulis adalah masalah disfungsi dalam sensori integrasi seperti rendahnya kemampuan koordinasi gerak dua sisi tubuh, lemahnya kemampuan perencanaan gerak dan lemahnya daya visual perseptual. Untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan yang disebabkan oleh faktor-faktor tersebut adalah dengan cara pendekatan sensori integrasi. Aktifitas multi modalitas sensori yang diberikan sebelum anak melakukan menulis permulaan sangat dibutuhkan anak untuk meningkatkan aspek-aspek dalam menulis permulaan seperti ( kontrol postur, pegangan pensil, produksi huruf, produksi kata, dan kualitas tulisan ). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan sensori integrasi dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada siswa beerkesulitan belajar menulis kelas lima sekolah dasar di SD Islam Lazuardi GIS Cinere Kota Depok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis logis, dan teliti di dalam kontrol terhadap kondisi.Metode eksperimen yang digunakan adalah metode Single Subject Research. Desain dalam penelitian ini adalah desain A-B-A. Desain A-B-A menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data subjek baik sebelum mendapat intervensi ( A-1 ), saat mendapat intervensi ( B ) dan setelah mendapat intervensi ( A-2 ) . Melalui desain A-B-A penelitian akan mendapatkan data-data hasil tes dan diolah menjadi skor. Karena dalam penelitian menggunakan instrumen berupa tes perbuatan. Hasil penelitian secara keseluruhan dari data yang telah diperoleh dan diolah hasilnya menunjukkan adanya peningkatan dalam kemampuan menulis permulaan pada siswa tersebut. Hal ini dibuktikan dengan hasil mean level yang diperoleh siswa pada baseline-1 ( A-1 ) sebesar 43,75% mengalami peningkatan pada fase intervensi ( B ) sebesar 72.125% selanjutnya meningkat lagi pada fase baseline-2 ( A-2 ) sebesar 78%. Dengan demikian penggunaan pendekatan sensori integrasi jika diberikan kepada siswa dengan kondisi dan karakteristik yang sama seperti siswa tersebut dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuannya.


(2)

ABSTRACT

SENSORY INTEGRATION APPROACH IMPROVED IN WRITING THE BEGINNING ON STUDENT WITH LEARNING DISABILITIES

( Single Subject Research ( SSR ) In Islamic elementary school students Lazuardi Global Islamic School )

By Abdul Ghofar

Students' specific learning disabilities difficulty writing experience obstacles in writing starters. Write barriers can be caused by various factors, one of the causes is the lack of maturation of write barriers in the integration of sensory-motor coordination such as low ability are two sides of the body, weak capacity and weak motion planning visual perceptual. To improve writing skills beginning caused by these factors is the sensory integration approach. Multi Activity sensory modalities given before the child did write starters are important for improving aspects of writing starters like (control posture, pencil grip, production of letters, word production, and quality of writing). The purpose of this study was to determine the effect of sensory integration approach in improving writing skills in students beginning to learn to write learning difficulties at fifth grade in elementary Islam Lazuardi GIS Cinere Depok. The method used in this study is the experimental method. Experimental research is a logical systematic research, and meticulous in the control experiment condition. Metode used method of Single Subject Research. Design of this research is the design of the A-B-A. ABA design shows a causal relationship between independent variables and the dependent variable. The study was conducted by collecting data subject well before getting intervention (A-1), when received intervention (B) and after receiving the intervention (A-2). Through research ABA design will get the data of the test and processed into a score. Because the study used the instrument in the form of test actions. The results of the overall study shows the data that has been acquired and processed the results showed an increase in students' writing skills at the beginning. This is evidenced by the results obtained by the mean level of the students in the baseline-1 (A-1) 43,75% increase in the intervention phase (B) of 72 125% subsequently increased again at baseline phase-2 (A-2) at 78 %. Thus the use of sensory integration approach if it is given to the student with the same conditions and characteristics as the possible student can improve his ability.


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………...i

KATA PENGANTAR………...ii

UCAPAN TERIMA KASIH……….....iii

LEMBAR PERNYATAAN………...v

DAFTAR ISI……….....vi

DAFTAR TABEL………...ix

DAFTAR GAMBAR………...x

DAFTAR GRAFIK………....xi

BAB I...1

PENDAHULUAN……….....1

A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Identifikasi Masalah………...4

C. Batasan Masalah.………...5

D. Rumusan Masalah....………...5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………...6

F. Penjelasan Istilah………...8

BAB II...9

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR………....9

A.Deskripsi Teori...………...9

1. Hakikat Pendekatan Sensori Integrasi...………...9

a. Pengertian Sensori Integrasi………...9

b. Apa itu Disfungsi Sensori Integrasi………...13


(4)

2. Hakikat Kemampuan Menulis Permulaan..………...18

a. Pengertian Kemampuan..………...18

b. Pengertian Menulis Permulaan..………...19

c. Perkembangan Keterampilan Menulis Anak Kelas Satu sampai dengan Kelas Lima Sekolah Dasar.………...20

d. Faktor yang berpengaruh terhadap Kemampuan Menulis Permula...22

3. Hakikat Kesulitan Belajar Menulis………...25

a. Pengertian Kesulitan Belajar.………...25

b. Faktor-faktor yang menimbulkan Kesulitan Belajar Menulis...27

c. Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar..………...31

d. Klasifikasi Kesulitan Belajar..………...35

e. Jenis Kesulitan Belajar Menulis.………...39

f. Masalah dan Dampak Kesulitan Belajar Menulis..………...39

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan………...41

C. Kerangka Pemikiran………...44

BAB III...46

METODE PENELITIAN………...46

A. Variabel Penelitian………...46

B. Metode Penelitian………...49

C. Subyek Penelitian....………...51

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data………...52

BAB IV...95

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………...95

A. Hasil Penelitian.………...95


(5)

a.Baseline-1 ( A-1 )...………...95

b. Intervensi ( B )...………...97

c. Baseline-2 ( A-2 ) ...………...98

2. Analisa Data Subjek A...………...100

a. Analisa Dalam Kondisi………...100

b. Analisa Antar Kondisi Subjek A………...109

B. Pembahasan.………...116

BAB V...118

KESIMPULAN……….....118

A. Kesimpulan………...118

B. Rekomendasi....………...119 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 SI Clinical Assessment Worksheet ...54

Tabel 3.2 Format Kisi-kisi Instrumen Penelitian...66

Tabel 3.3 Format Instrumen Kemampuan Menulis Permulaan...74

Tabel 3.4 Alat Identifikasi Siswa Berkebutuhan Khusus...82

Tabel 4.1 Data Hasil Persentase Baseline-1 ( A-1)...96

Tabel 4.2 Data Hasil Persentase Intervensi ( B ) Kemampuan Menulis permulaan...97

Tabel 4.3 Data Hasil Persentase Baseline- 2 ( A-2 ) ...99

Tabel 4.4 Data Analisa Dalam Kondisi...101

Tabel 4.5 Data Panjang Kondisi...101

Tabel 4.6 Kecenderungan Arah...103

Tabel 4.7 Kecenderungan Stabilitas...106

Tabel 4.8 Kecenderungan Jejak Data...106

Tabel 4.9 Level Stabilitas dan Rentang...107

Tabel 4.10 Level Perubahan...108

Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Analisis Visual Dalam Kondisi...108

Tabel 4.12 Jumlah Variabel yang diubah...109

Tabel 4.13 Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya...110

Tabel 4.14. Perubahan Kecenderungan Stabilitas...110

Tabel 4.15 Perubahan Level...111

Tabel 4.16 Presentase Overlap...113

Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Analisis Visualisasi Antar Kondisi...114


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.2 Proses Dinamis Sensori Integrasi...10

Gambar 2.2 Fungsi Sensori Integrasi...12

Gambar 3.2 Disfungsi Sensori Integrasi...17

Gambar 4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi tulisan tangan...23

Gambar 5.2 Hirarki Penyebab Kesulitan Belajar...30

Gambar 6.2 Kegagalan Menulis...40

Gambar 7.2 Piramida Belajar...42

Gambar 8.2 Bagan Alur Kerangka Pemikiran...44


(8)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Prosedur Desain A-B-A...50

Grafik 4.1 Kemampuan Menulis Baseline-1 ( A-1 )...96

Grafik 4.2 Kemampuan Menulis Permulaan Fase Intervensi ( B )...98

Grafik 4.3 Kemampuan Menulis Permulaan Baseline-2 ( A-2 )...99

Grafik 4.4 Hasil Perkembangan Kemampuan Menulis Permulaan Fase Baseline-1 ( A-1), Intervensi ( B ), dan Bseline-2 ( A-2 )...100

Grafik 4.5 Panjang Kondisi...102

Grafik 4.6 Data Overlap Fase Baseline-1 ( A-1 )ke Intervensi (B )...112

Grafik 4.7 Data Overlap Fase Intervensi ( B ) ke Baseline-2 ( A-2 )...113

Grafik 4.8 Mean Level Baseline 1, Intervensi dan Baseline 2 ...114


(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Dalam penelitian eksperimen, ada dua macam variabel yang saling terkait yaitu

variabel terikat dan variabel bebas.”Hubungan kedua variabel tersebut menjadi

perhatian utama karena pada hakekatnya penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat antara variabel

bebas dan terikat“ ( Sunanto Juang, 2005, hlm. 12 ).

Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk penelitian dengan subyek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian. Dengan demikian variabel dapat berbentuk benda atau kejadian yang dapat diamati dan terukur.Menurut Hatch dan Farhady ( dalam Sugiyono, 2011, hal.60 ) “ variabel adalah atribut seseorang, atau

obyek, yang mempunyai “ variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.”

Dalam penelitian eksperimen biasanya menggunakan variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Sebaliknya variabel bebas adalah yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian kasus tunggal dikenal dengan nama target

behavior ( perilaku sasaran ). Sedangkan variabel bebas dikenal dengan istilah

intervensi atau perlakuan.

Variabel terikat

Sebagaimana terdapat dalam rumusan tujuan, maka variabel terikat ( target

behavior ) dalam penelitian ini adalah :

Kemampuan menulis permulaan, selanjutnya akan dijelaskan aspek aspek dalam menulis permulaan yang merupakan prasyarat dalam menulis permulaan yang nantinya akan di perbaiki dan ditingkatkan kualitasnya dengan pendekatan


(10)

sensori integrasi. Ada lima aspek menulis permulaan yakni ; 1. Kontrol postur yang baik saat menulis

2. Pola pegang pensil yang benar

3. Kemampuan memproduksi huruf yang benar 4. Kemampuan memproduksi kata yang benar dan 5. Kualitas tulisan yang baik

Variabel Bebas

Sedangkan variabel bebas pada penelitian ini adalah Pendekatan Sensori Integrasi,

selanjutnya akan dijelaskan tentang prosedur pemberian Pendekatan Sensori Integrasi sebagi intervensi untuk mengubah atau memperbaiki kemampuan anak dalam menulis permulaan sebagai berikut :

1. Berdoa sebelum memulai aktifitas sensori integrasi

2. Aktifitas input Proprioceptif –postural control menahan badan dengan

kedua tangan dan kaki pada posisi terlentang diatas matras, menahan badan dengan kedua tangan posisi tengkurap kepala dan leher mendongak ke atas, memanjat panjat dinding posisi kemiringan 30 derajat.

3. Aktifitas input vestibular-bilateral ( keseimbangan dua sisi tubuh ) , berdiri diatas bolster swing dengan kedua tangan berpegangan tali, berdiri di atas tower ladder dan tengkurap di atas bola besar kedua tangan menapak di matras.

4. Aktifitas melibatkan praxis ( perencanaan gerak ), memanjat kain spandek ketinggian 2 meter di atas permukaan matras, tengkurap di atas trapeeze swing sambil memasukkan cone dan menangkap bola sambil melompat. 5. Aktifitas melibatkan koordinasi mata tangan, melempar bola ke target, dan

menangkap bola kecil sambil berdiri di atas rocking board.

Setelah aktifitas intervensi sensori integrasi diberikan dalam durasi 45 menit selanjutnya aktifitas menulis permulaan dalam posisi duduk dikursi lalu menulis di atas meja, aktifitas fungsional menulis diberikan dengan kertas yang diberi garis


(11)

untuk membantu memudahkan siswa dalam penempatan huruf dan memberi batas margin agar tulisan tetap di dalam baris. Tahapan dalam menulis disini adalah sebagai berikut :

1. Duduk di bangku yang tingginya sesuai dengan tinggi siswa, kedua kaki menapak di lantai, kedua siku tangan sejajar dengan meja dan kedua tangan diposisikan mudah menjangkau kertas.

2. Badan sedikit condong ke depan, jarak pandang ke kertas 30 cm

3. Pegangan pensil dynamic tripod ( ibu jari, jari tengah dan telunjuk ) memegang pensil 2cm dari ujung pensil

4. Menulis dari arah kiri ke kanan atas ke bawah dan horizontal 5. Menulis huruf sesuai pola yang benar ( badan, kepala dan ekor )

6. Menulis dengan spasi dan proporsi yang benar ( jarak dan besar kecil huruf sesuai )

7. Menulis dengan kualitas yang baik ( memperhatikan kaidah ; huruf besar dan huruf kecil dan tanda baca )

Durasi aktifitas fungsional menulis adalah 15 menit setelah diberikan intervensi sensori integrasi di ruangan yang berukuran 5x8 meter sebuah ruangan pusat sumber belajar di sekolah Lazuardi Global Islamic School. Peneliti kemudian akan mencatat respon siswa setelah diberikan intervensi sensori integrasi dampaknya terhadap tulisan dengan cara menskor pada aspek-aspek menulis permulaan di lembar monitoring.


(12)

Gambar 9.3. Ruangan Sensori Integrasi

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimen,dalam penelitian eksperimen ada perlakuan ( treatment ). Dengan demikian “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. (

Sugiyono, 2011, hal. 107 ). Jasa Ungguh Muliawan ( 2014, hal.83 ) mengungkapkan keunggulan metode eksperimen pada umumnya dibanding metode-metode lain dalam dunia pendidikan adalah :

1. Lebih aplikatif dan nyata

2. Obyektif dan tidak mengada-ada

3. Reflektif dalam arti memberi gambaran yang sesungguhnya.

Dengan menggunakan metode SSR ( Single Subjek Research).Juang Sunanto ( 2005, hal.61 ), menyatakan bahwa penelitian Single Subjek Research merupakan penelitian yang menggunakan subyek tunggal. Desain yang peneliti gunakan adalah desain A-B-A yang merupakan salah satu pengembangan dari desain dasar A-B, desain A-B-A menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas. Mula-mula target sasaran ( perilaku ) diukur secara kontinyu pada kondisi baseline ( A1 ) dengan periode waktu tertentu yakni 4 sesi


(13)

pengukuran menggunakan instrumen asesmen menulis permulaan pada lima aspek menulis permulaan yaitu : 1. Kontrol postur, 2. Pola pegangan pensil yang benar, 3. Produksi huruf yang benar, 4. Produksi kata yang benar, dan 5. Kualitas tulisan yang baik., kemudian pada kondisi intervensi ( B ) diberikan intervensi dengan pendekatan Sensori Integrasi selama 8 sesi yang menekankan pada 1. Penguatan tonus otot untuk kontrol postur yang baik, 2. Peningkatan vestibuler-bilateral untuk mampu mempertahankan keseimbangan dua sisi tubuh 3. Peningkatan kemampuan praksis ( perencanaan gerak ) untuk mampu melakukan tugas-tugas sesuai tahapan yang benar ( tahapan menulis yang benar ) dan 4. Koordinasi mata tangan. Kemudian siswa diberikan intervensi menulis setelah aktifitas Sensori Integrasi yang menekankan pada perbaikan kelima aspek seperti yang tersebut di atas. Setelah pengukuran pada kondisi intervensi ( B ) pengukuran pada kondisi baseline kedua ( A2 ) selama 4 sesi dilakukan. Kondisi baseline kedua ( A2 ) ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk fase intervensi sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat.

________________________________

Grafik 7.3 Prosedur dasar Disain A-B-A

ta

rg

e

t

B

e

h

a

v

io

r

Sesi ( waktu )


(14)

C. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini seorang anak berinisial A berjenis kelamin laki-laki usia 10 tahun tinggi badan 140cm berat badan 40kg, dari hasil portofolio siswa di kelas lima nilai-rata-ratanya diatas rata-rata kelas namun kemampuan menulisnya buruk atau tingkat keterbacaan tulisan sangat rendah ( kurang terbaca ). Dari hasil identifikasi guru kelas didapatkan data Nilai standar 4 pada rubrik gejala yang diamati anak yang mengalami kesulitan belajar menulis yakni : 1.Menyalin tulisan sering terlambat, 2. hasil tulisannya banyak yang salah ; huruf hilang,3. Tulisannya banyak salah kurang atau hilang, 4. Sulit menulis lurus pada kertas tak bergaris. Dari hasil asesmen akademik menulis permulaan ( terlampir ) didapatkan data sebagai berikut : 1. Posisi badan saat menulis terlalu condong kedepan, 2. Pegangan pensil terlalu dekat dengan ujung pensil 3. Beberapa bentuk huruf tidak terbaca dan ada yang hilang ( n seperti h, dan huruf a pada memanjat ditulis memanjt, masalah ditulis maslah, perpustakaan ditulis perpustakan), 4. Jarak tulisan terlalu rapat ( tidak ada spasi ) 5.Huruf besar ( kapital), huruf kecil, titik dan koma ( tanda baca ) tidak digunakan. Dari hasil asesmen Sensori Integrasi ( terlampir ) di dapatkan data sebagai berikut : 1. Kekuatan tonus otot bahu dan pergelangan tangan masih lemah, 2. Modulasi sensori – respon input Proprioceptive dan vestibuler mengalami respon yang berlebihan ( misalnya saat aktifitas di ayunan atau di atas bola besar ) ,3. Sensori Diskriminasi- proprioceptive ( misalnya memanjat dan menempatkan kaki di panjat dinding sulit dilakukan, bergerak dengan luwes dan berirama sulit dilakukan, memanjat kain spandek sulit dilakukan) diskriminasi-vestibuler ( misalnya mempertahankan keseimbangan saat berayun, berjalan di atas permukaan tidak rata atau bergelombang ) sulit dilakukan.

Subyek A adalah siswa sekolah dasar kelas lima di Lazuardi global Islamic school Cinere yang merupakan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif di kota Depok.Menurut ibunya, hasil informasi yang diperoleh dari pengisian


(15)

formulir riwayat anak dan sensory profile Questionaire ( terlampir ), ringkasnya sebagai berikut saat hamil terkena infeksi CMV dan Rubella, tipe kelahiran bedah Caesar berat lahir 3000gr panjang 50cm, paska kelahiran bayi kuning. Periode kanak-kanak memiliki masalah mudah sensitive atau mudah terbangun, atensi mudah teralih, memiliki masalah milestone perkembangan ; kesulitan menali sepatu, koordinasi buruk; menangkap, menulis, kemampuan atletik, mengikat tali sepatu, berguling. Postur tubuh S-Curve, mudah lelah,sering menopang badan,menghindar dari memanjat, kesulitan untuk tetap dalam baris saat menulis.

Peneliti tertarik untuk meneliti subyek A berdasarkan data-data yang tersebut di atas karena merepresentasikan kondisi anak dengan kesulitan belajar spesifik kesulitan menulis.

D. Instrumen dan teknik pengumpulan data 1. Instrumen Penelitian

“Dalam penelitian kuantitatif ini peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, hal ini berbeda dengan penelitian kualitatif-naturalistik

dimana peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen” ( Sugiyono, 2011, hal.

133 ).

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan variabel yang ada, yakni menulis permulaan dan pendekatan sensori integrasi. Untuk instrumen yang terkait dengan variabel bebas pendekatan sensori integrasi, menggunakan instrumen yang sudah sering digunakan oleh para terapis okupasi di Indonesia dan disetujui oleh IOTI ( Ikatan Okupasi Terapis Indonesia ) yang merupakan adaptasi dari AOTA ( American Occupational

Therapist Association ).Instrumen ini digunakan untuk mengkaji masalah

sensori integrasi yang mempengaruhi aspek kemampuan menulis permulaan. Selanjutnya sebagai dasar untuk memilih jenis aktifitas yang sesuai untuk memperbaiki kesalahan dalam menulis permulaan.


(16)

Sedangkan instrumen untuk variabel terikat menulis permulaan adalah instrumen yang telah disusun oleh Hellen Keller International Indonesia dan Kelompok Guru Pembimbing Khusus untuk Siswa dengan Kesulitan Belajar. Karena kedua instrumen di atas sudah dikategorikan tertandar maka tidak diperlukan lagi uji persyaratan. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua alat pengumpul data karena nantinya dalam penggunaan jelas akan berbeda. Instrumen yang pertama yakni SI Clinical Assessment

Worksheet ( Diadaptasi dari OTA-Watertown ), merupakan instrumen yang

akan digunakan untuk mengevaluasi masalah yang terkait dengan sensori integrasi pada anak yang berinisial A kelas 5 SD Lazuardi Global Islamic School Cinere Depok, instrumen ini sangat baik menggambarkan area masalah yang mendasari mengapa keterampilan menulis sebagai produk akademik pada anak dengan inisial A mengalami kesulitan.

Sedangkan instrumen kedua ‘Asesmen Menulis’ yang disusun oleh tim Helen Keller Internasional Indonesia dan kelompok Guru Pembimbing Khusus untuk siswa dengan Kesulitan Belajar akan digunakan untuk mengevaluasi kesalahan-kesalahan dalam menulis permulaan yang seharusnya tidak terjadi terlebih untuk siswa kelas lima sekolah dasar.

Dalam kedua instrumen untuk mengukur kapasitas sensori integrasi anak dan kemampuan menulis permulaan pada subyek dengan inisial A di kelas lima sekolah dasar, adalah instrumen yang berisi pertanyaan dan pernyataan merepresentasikan beberapa indikator yang relevan dengan kondisi siswa yang mengalami kesulitan menulis.


(17)

Tabel 3.1

A. Pengamatan Sensori Modulasi ( Catat respon terhadap setiap tipe input )

Respon terhadap input Taktil

Respon Ber -lebihan

Respon Sesuai

Ku- rang Respon

Respon

Berubah-ubah

Komentar

Sentuhan ringan selama aktifitas

( kacang,kain )

Mengenakan sentuhan Sentuhan tiba-tiba Sentuhan pakaian yang terus menerus

Getaran

1. Respon terhadap input Proprioseptif

Melambung

Nama Anak : Tanggal Lahir :

Nama Pemeriksa : Pemeriksaan ke :

1 Tanggal: 2 Tanggal: 3 Tanggal: 4 Tanggal:

SI Clinical Assessment worksheet


(18)

Jatuhan / menabrak Mendorong dan Menarik

Menarik bersama-sama

Bergetaran

2. Respon terhadap Input Vestibular

Gerakan Linear Horizontal Gerakan Linear Vertikal

Gerakan Angular / Bersanding/bersiku Gerakan Berputar Kepala Mendongak kebelakang

Ayunan atau

permukaan yang lebih tidak rata

Respon terhadap ketinggian

Bergerak diatas bola terapi besar


(19)

Bergerak diatas bola terapi besar dengan mata tertutup atau mundur ke belakang atau telentang

B. Pengamatan Sensori Diskriminasi

Selama ini bagian dari pengamatan terstruktur juga penting untuk dicatat jenis,intensitas, durasi, frekuensi,dan irama sensasi yang ada dan untuk melakukan perbaikan dalam kualitas performa motorik dan negosiasi lingkungan.

1. Diskriminasi taktil

Mudah Dila kukan

Sulit Dila- kukan

Tidak dapat

Komentar

Mulut ( Kualitas Oral-Motor )

Perhatikan air liur dan makanan disekitar mulut Menelan semua makanan di mulut ( bukan di saku ) Artikulasi Jelas

2. Tangan ( kualitas Motorik Halus )

Manipulasi benda dengan tangan


(20)

Membedakan gerakan jari ( tidak seperti

memakai sarung tangan ) Manipulasi benda tanpa melihatnya terus menerus Memegang dan

memanipulasi benda tanpa jatuh

Mengenali benda di tangan ( tanpa melihat ) Membedakan bagian di badan yang disentuh Perilaku yang mencolok ( Berlebihan mengucap, menyentuh,

menggosok/menggesek )

3. Kaki ( Kualitas Gerakan )

Menyesuaikan terhadap perubahan permukaan (tikar, lantai, anak tangga )

Melihat ke arah kaos kaki yang jatuh , benda yang terinjak di kaki


(21)

Mampu memanjat dan menghentikan peralatan permainan

Merayap melalui terowongan atau di bawah bantal tanpa takut Bergerak dengan luwes dan berirama

Mampu bergerak dalam ruang / media belakang( menuruni anak tangga ) Menempatkan kaki di panjat dinding secara akurat

Mampu bergerak lambat, mampu mengendalikan gerakan

Gerakan dua anggota gerak tubuh yang berpola ( diadochokinesia ) Mengurutkan pasangan jari jempol dengan menyentuhkan ke jari yang lain


(22)

Menggunakan sejumlah tenaga yang tepat ( buka tutup pintu , keterampilan bola, tepuk tangan, memegang benda) Mengontrol kekuatan pegangan dan melepas pegangan

Bergerak dengan mudah Mampu menggunakan informasi hanya dari tubuhnya untuk

manipulasi benda tanpa melihat

Mampu memposisikan tubuhnya secara efektif saat mata tertutup

Aman dan percaya diri negosisasi terhadap perubahan di lingkungan Dapat memegang dan manuver alat dengan efisien

Pengamatan Sensori Diskriminasi, lanjutan ( catat kualitas performa motorik )

5. Diskriminasi Vestibular

Mudah Dila kukan

Sulit Dila kukan

Tidak dapat


(23)

Mampu mempertahankan keseimbangan saat berdiri

Mampu berdiri dengan mata tertutup

Keseimbangan dan keamanan adekuat saat bergerak

Mampu berjalan di atas permukaan yang tidak rata

Mampu mempertahankan keseimbangan saat berayun

Membedakan posisi kepala dalam ruang( mengerti sebelum jatuh ) Membedakan arah gerakan

Membedakan Kecepatan gerakan

Respon Protektif Reaksi Keseimbangan dan kelurusan

Respon Bola mata setelah badan diputar ( post-Rotatory nystagmus )


(24)

6. Diskriminasi Pendengaran

Melokalisasi arah suara Menemu kenali dan melabel suara gaduh yang spesifik

Perilaku mencolok ( mengulang-ulang pertanyaan,mengulang-ulang suara atau kata)

7. Diskriminasi Penglihatan

Tingkat pemantauan visual tubuh

Melokalisir orang , benda benda dalam ruangan Melokalisir benda-benda dengan mata sambil bergerak

Menggunakan mata dan tangan secara bersamaan dengan baik ( sambil bergerak )

Menemukan benda-benda dalam area yang berantakan ( latar belakang )

Mengidentifikasi objek yang tersembunyi

sebagian ( Visual closure


(25)

Melengkapi Puzzle (

Visuospatial skill )

Perilaku yang menyolok ( mengawur-awur, membuang, menyortir benda )

Catat sensori diskriminasi ( kekuatan, kelemahan, keterbatasan fungsional, ketidakmampuan dalam partisipasi motoric, bermain dan keamanan ) :

C. Respon Adaptif : Perencanaan dan adaptasi Spatial Temporal 1. Respon Adaptif Mudah

dilakukan

Sulit dilakukan

Tidak dapat

Komentar

Respon terhadap rangsangan pasif Memegang dan

menempatkan dengan tepat Bergantian antara kontraksi dan relaksasi ( mendorong atau menarik )

Berinisiatif dan beraktifitas, tidak dapat menyelesaikan dengan mandiri


(26)

Berinisiatif dan

mempertahankan aktifitas membutuhkan gerakan yang khusus

Berinisiatif dan

mempertahankan aktifitas membutuhkan gerakan yang baru

Memutuskan beraktifitas yang komplek

membutuhkan waktu dan penyesuaian

2. Praksis dan Perencanaan Gerak

Menggeneralisasi ide untuk bermain

Berinisiatif terhadap aktifitas baru

Mempersiapkan diri terhadap aksi motorik Membuat sebuah rencana aksi yang efektif

Masih bergantung

memodifikasi rencana untuk sukses

Tahapan aktifitas

Mengulang pola motorik secara efisien


(27)

yang lain

Menerima perubahan aktifitas

3. Koordinasi Bilateral

Gerakan Koordinasi simetris AGA/AGB Gerakan koordinasi resiprokal AGA/AGB Gerakan koordinasi berlawanan

AGA/AGB ( stabil pada satu sisi )

Gerakan koordinasi berlawanan AGA/AGB ( dua sisi berbeda gerakan )

4. Memperhitungkan Tahapan Aksi

Target akurat :target anak + target

Waktu akurat dan target bergerak + target

Waktu akurat dan target + target bergerak

Waktu akurat dan target bergerak + target

Instrumen yang kedua adalah asesmen menulis permulaan, “Instrumen Asesmen Menulis” ( diadaptasi dari Buku Panduan Asesmen Bahasa Indonesia untuk Siswa dengan Kesulitan Belajar ) ( Helen Keller Internasional Indonesia dan Kelompok Guru


(28)

Pembimbing Khusus untuk siswa dengan Kesulitan Belajar, 2011, Kementerian pendidikan nasional Direktorat Pendidikan dasar RI )


(29)

Tabel 3.2

Format Kisi-kisi Instrumen penelitian No Aspek yang akan

diukur

Ruang Lingkup

Indikator Teknik

Pengumpul an Data Jenis tes Jumlah soal Skor

Mampu Mampu

dengan bantuan

Tidak mampu

1. Kemampuan

menulis permulaan

1.Mempertahankan postur yang baik saat duduk

1.1Fisik, postu r

1.1.Anak benar-benar duduk didepan meja, badan sedikit membungkuk kedepan pada pangkal paha dengan kaki yang menapak rata dilantai 1.2.Tangan anak berada di meja dengan nyaman 1.3.Meja dan Pengamatan, observasi Tes perbua tan 5 soal pada LKS 1 Menulis 5 jawaban soal benar dengan postur tubuh yang baik sesuai indikator Menulis 5 jawaban soal benar dengan postur yang posisinya di arahkan peneliti agar benar Menulis 5 jawaban soal benar dengan postur yang salah


(30)

kursi

ketinggiannya pas dengan anak

1.4.Kepala anak mendongak dengan jarak pandang Mata 30-40 cm dari kertas 1.5. sudut kertas sesuai letaknya menuruti tangan yang aktif menulis ( vertical untuk manuscript,45O untuk cursive )


(31)

2. Cara Pegangan Pensil yang benar

2.1. Pegangan pensil

2.1. anak secara konsisten menggunakan satu tangannya untuk menulis 2.2. pensil dipegang secara nyaman dalam pola tri-

Pod ( cara pegang sendok makan dewasa )

2.3. pegangan nya cukup kuat agar tidak tergelincir dari tangannya 10 soal LKS 2 Menulis jawaban benar dengan pegangan pensil yang benar Menulis jawaban benar dengan pegangan pensil yang benar arahan peneliti Menulis jawaban benar dengan pegangan pensil yang salah


(32)

3. Produksi huruf yang benar 3.1. Produksi huruf 2.4.pegangannya relaks tanpa ada tanda-tanda menegang termasuk kuku-kuku jarinya

2.5. jari-jari anak terposisikan kira-kira 2.5 cm dari ujung pencil

3.1.Garis lurus dimulai dari atas

3.2.Garis horizontal dimulai dari kiri

5 soal LKS 3 Menjawa wab 5 soal dengan tulisan huruf Menjawa b 5 soal dengan tulisan huruf yang

Menjawa b 5 soal dengan tulisan huruf salah


(33)

3.3.

Menggunakan huruf tanpa terbalik atas bawah

3.4. Menggunakan huruf tanpa

terbalik kiri kanan

3.6. Huruf-huruf anak menyentuh garis

3.7. Huruf-huruf anak sama ukurannya

yang benar sesuai kriteria atau indikator

benar dengan arahan peneliti


(34)

4. Produksi Kata benar 4.1 Produksi kata 4.1. huruf-hurufnya tersusun secara benar dalam kata 4.2. Menggunakan huruf besar dan atau huruf kecil tanpa

mencampurkan -nya

4.3. Memberi jarak antara huruf dan kata Jawaban bebas LKS 4 Menulis dengan produksi kata yang benar, pengguna an huruf kapital,ej aan dan spasi Menulis dengan produksi kata yang benar, pengguna an huruf kapital, ejaan dan spasi dengan arahan peneliti Menulis dengan produksi kata yang salah


(35)

5.Kualitas tulisan baik 5.1 Kualitas tulisan 5.1. Menggunakan tekanan pensil di- halaman kertas tanpa menekan terlalu keras atau terlalu tipis

5.2. Setiap menulis dengan memberi jarak tanpa kehilangan terlalu cepat atau terlalu lambat

5.3.Memperhatika n tanda baca

5.4. Menulis huruf lengkap tanpa ada

Jawaban bebas LKS 5 Menulis dengan kualitas tulisan yang baik, tidak terlalu menekan atau tipis, memberi spasi dengan kecepatan yang wajar,jug a tanda baca ( titik, Menulis dengan kualitas tulisan yang baik, tidak terlalu menekan atau tipis, memberi spasi dengan kecepatan yang wajar,jug a tanda baca ( titik, Menulis dengan kualitas tulisan yang buruk


(36)

yang hilang

5.5. Batasan margin kiri dan kanan sesuai

koma ) sesuai.

koma ) sesuai dengan arahan peneliti


(37)

Tabel 3.3

Format Instrumen Kemampuan Menulis Permulaan

No Indikator Item Skor

1 2 3

1. Aspek Kontrol postur

1. Benar-benar duduk didepan meja, badan sedikit membungkuk kedepan pada pangkal paha dengan kaki yang menapak rata dilantai

2. Tangan anak berada di meja dengan nyaman

3. Meja dan kursi ketinggiannya pas dengan anak

4. Kepala anak mendongak dengan jarak pandang Mata 30-40 cm dari kertas

5. Sudut kertas sesuai letaknya menuruti tangan yang aktif menulis ( vertical untuk manuscript,45O untuk cursive )

2. Aspek Cara Pegang Pensil yang Benar

6. Secara konsisten menggunakan satu tangannya untuk menulis

7. Pensil dipegang secara nyaman dalam pola tripod ( cara pegang sendok makan dewasa )


(38)

8. Pegangannya cukup kuat agar tidak tergelincir dari tangannya

9. Pegangannya relaks tanpa ada tanda-tanda menegang termasuk kuku-kuku jarinya

10. Jari-jari anak terposisikan kira-kira 2.5 cm dari ujung pencil

3. Produksi Huruf yang Benar

11. Garis lurus dimulai dari atas

12. Garis horizontal dimulai dari kiri

13. Menggunakan huruf tanpa terbalik atas bawah

14. Menggunakan huruf tanpa terbalik kiri kanan

15. Huruf-huruf anak menyentuh garis

16. Huruf-huruf anak sama ukurannya


(39)

17. Huruf-hurufnya tersusun secara benar dalam kata

18. Menggunakan huruf besar dan atau huruf kecil tanpa

mencampurkannya

19. Memberi jarak antara huruf dan kata

5. Kualitas Tulisan yang Baik ( Terbaca )

20. Menggunakan tekanan pensil di halaman kertas tanpa menekan terlalu keras atau terlalu tipis

21. Setiap menulis dengan memberi jarak tanpa kehilangan terlalu cepat atau terlalu lambat

22. Memperhatikan tanda baca

23. Menulis huruf lengkap tanpa ada yang hilang

24. Batasan margin kiri dan kanan sesuai

Keterangan :

Skor 3 : mampu melakukan mandiri

Skor 2 : mampu melakukan dengan bantuan Skor 1 : Tidak mampu melakukan


(40)

2. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa tahapan dalam prosedur peneltian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Studi Observasi

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan serangkaian langkah untuk mengidentifikasi siswa di kelas lima sekolah dasar di SD Islam Lazuardi Cinere menggunakan form identifikasi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus yang tertuang dalam pedoman penyelenggaraan pendikikan Inklusi oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat PK-LK Jakarta. Kemudian didapatkan satu subyek yang akan diteliti berinisial A dengan Kesulitan Belajar menulis. Kondisi permasalahan yang dihadapi oleh A akan dibantu untuk diselesaikan oleh penulis.

2. Pengurusan surat Perizinan

Peneliti mengurus surat perizinan penelitian dimulai dari:

a) Permohonan surat pengantar dari jurusan Pendidikan Khusus untuk pengangkatan dosen pembimbing

b) Permohonan surat keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan mengenai pengangkatan dosen pembimbing

c) Mengurus surat perizinan untuk melakukan penelitian melalui BAAK UPI Bandung

d) Surat pengantar dari BAAK diteruskan ke Badan kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Daerah di jalan Proklamasi Depok

e) Surat dari BKBPMD Kota Depok diteruskan ke SD Islam Lazuardi GIS Cinere Kota Depok untuk selanjutnya dijadikan syarat melakukan penelitian di SD tersebut.

Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini bersumber pada data primer melalui teknik observasi pada tes perbuatan untuk menguji subyek saat menulis permulaan.


(41)

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data.Menurut sugiyono ( 2011, hal.193 ) mengemukakan sebagi berikut :

Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.Oleh karena itu, instrument yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu menghasilkan data yang valid reliable, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulannya.

3. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data pada penelitian ini tidak diperlukan lagi uji coba karena sudah terstandar, dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

4. Uji Validitas

Validitas dari isi instrumen pada penelitian ini tidak memerlukan uji ahli (

expert-judgment) karena sudah memenuhi kriteria standar dan valid sebagai

instrumen penelitian.

D. Teknik Pengolahan Data

Selanjutnya kedua instrumen tadi diimplementasikan atau dilakukan

asesmen secara bersamaan dalam situasi yang telah dikondisikan, lamanya waktu dikondisikan selama 4 sesi sehingga diperoleh baseline ( A1 ) analisa menggunakan Skala Linkert, setiap data interval dianalisis dengan menghitung jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban indikator. Maka rumusnya adalah

Jumlah skor ideal ( kriterium ) untuk seluruh item = Jumlah total perolehan X 100


(42)

Dari Baseline ( A1 ) : kondisi kemampuan menulis permulaan anak sebelum mendapatkan intervensi dengan pendekatan sensori integrasi, kemudian

treatment atau intervensi ( B ) : dilakukan dengan instrumen yang sama

adalah kondisi kemampuan menulis permulaan selama dilakukan intervensi secara berulang-ulang dan akhirnya baseline (A2) kondisi siswa A setelah diberi perlakuan atau intervensi.

Panjang Kondisi

Intervensi dengan menggunakan pendekatan sensori integrasi memerlukan waktu 30-45 menit per sesi agar memberikan pengaruh terhadap tingkat keajegan score pada kondisi baseline A2 ( kemampuan menulis permulaan meningkat )

Level

Pengaruh intervensi dengan menggunakan pendekatan sensori integrasi terhadap variabel terikat ( kemampuan menulis permulaan ) dikatakan kuat jika rentang datanya kecil atau meningkat variasinya rendah yang terlihat pada grafik visual.

Kecenderungan

Hasil intervensi dengan pendekatan sensori integrasi terhadap variabel terikat ( kemampuan menulis permulaan ) kecenderungan arah grafiknya akan meningkat.

Dengan membandingkan Baseline A2 dengan Baseline A1 dapat menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis permulaan bagi siswa A.

Dalam proses analisis data pada penelitian dengan subyek tunggal banyak merepresentasikan data ke dalam grafik khususnya grafik garis. Dengan menampilkan grafik, peneliti akan lebih mudah untuk menjelaskan perilau subyek secara efisien, kompak dan detail.


(43)

Sunanto Juang ( 2005, hal.36 ) mengemukakan :

Ada empat prinsip dasar yang membantu agar grafik dapat mengkomunikasikan informasi kepada pembaca, yaitu, kejelasan, kesederhanaan, penampilan, dan disainnya. Grafik yang baik akan ( 1) menampilkan secara jelas perbedaan antara setiap data dan arahnya, (2) secara jelas memisahkan kondisi eksperimen, (3) menghindari tumpang tindih dua data dalam satu grafik, (4)memberikan keterangan pada label dan legend, dan (50 menggunakan proporsi dan skala yang tidak membingungkan pembaca.

Beberapa komponen yang penting dalam grafik adalah absis, ordinat, titik awal, skala dan label. Bentuk dasar grafik garis umumnya seperti di bawah ini.

Absis adalah sumbu x yang merupakan sumbu datar yang menunjukkan satuan

untuk variabel bebas ( misalnya sesi, hari, tanggal )

Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu merupakan sumbu vertical yang

menunjukkan satuan untuk variabel terikat ( misalnya persen, frekuensi, durasi ).

Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik

awal satuan variabel bebas dan terikat. 0

20 40 60 80 100

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

O

rdina

t

(

Y

)

Absis ( x ) Baseline

Judul

Intervensi


(44)

Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (

misalnya : 0%, 25 %, 50%, 75% ) .

Label Kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen

misalnya baseline atau intervensi.

Garis Perubahan Kondisi yaitu garis vertical yang menunjukkan adanya

perubahan kondisi ke kondisi lainnya.

Judul grafik judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui

hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Selanjutnya langkah-langkah untuk menganalisa data penelitian subyek tunggal adalah :

1. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline – 1

2. Menskor hasil penilaian pada kondisi treatmen atau intervensi 3. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline – 2

4. Membuat tabel penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline

– 1, kondisi intervensi, dan kondisi baseline -2

5. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline- 1, skor intervensi, dan skor pada kondisi baseline-2

6. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis, sehingga dapat dilihat secara langsung perubahan yang terjadi dari ketiga fase.

7. Membuat analisis kondisi dan antar kondisi 8. Membuat kesimpulan dan laporan penelitian.


(45)

Tabel 3.4

Alat Identifikasi Siswa berkebutuhan Khusus Petunjuk Pengisian

1. Gunakan Alat Identifikasi Siswa Berkebutuhan Pendidikan Khusus ini untuk seluruh siswa;

2. Usahakan untuk melihat gejala-gejala yang nampak pada setiap anak dengan seksama, mungkin memerlukan waktu beberapa hari, jangan tergesa-gesa;

3. Agar gejala mudah dikenali, pada beberapa pernyataan, anak dapat terlebih dahulu diberi tugas tertentu baru kemudian diamati pada saat mereka mngerjakan tugas tersebut;

4. Tiap gejala yang ditemukan pada setiap anak diberi nilai 1 (satu); sedangkan yang tidak ditemukan diberi nilai 0 (nol);

5. Setelah diberi nilai keseluruhan, jumlahkan nilai yang diperoleh pada setiap jenis kelamin;

6. Setelah diperoleh jumlah nilai dari setiap jenis kelainan, kemudian bandingkan hasilnya dengan nilai standar setiap jenis kelainan yang tertera pada AI SBPK ini;

7. bila nilai yang diperoleh sama dengan atau lebih tinggi dari nilai standar yang tertera pada setiap jenis kelainan, maka anak tersebut dapat dikategorikan tergolong anak yang mengalami suatu jenis kelainan tertentu;

8. Terdapat kemungkinan bahwa seorang anak mengalami lebih dari satu kelainan (kelainan ganda), karena hal ini dapat terjadi;


(46)

ALAT IDENTIFIKASI SISWA BERKEBUTUHAN PENDIDIKAN KHUSUS (AI – SBPK)

Nama Sekolah : SD Islam Lazuardi

Kelas : ……….

Diisi Tanggal : ……….

Guru Kelas : ……….

Gejala Yang Diamati Nama Siswa Yang Diamati

1. Hambatan Penglihatan:


(47)

b. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter

c. Kerusakan nyata pada kedua bola mata,

d. Sering meraba-raba/ tersandung waktu berjalan,

e. Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya,

f. Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/bersisik/kering, g. Peradangan hebat pada kedua bola mata,

h. Mata bergoyang terus,


(48)

Gejala Yang Diamati Nama Siswa Yang Diamati

2. Hambatan Pendengaran

a. Tidak mampu mendengar,

b. Terlambat perkembangan bahasa,

c. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi, d. Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara,

e. Ucapan kata tidak jelas, f. Kualitas suara aneh/ monoton,


(49)

h. Keluar cairan nanah dari kedua telinga,

NILAI STANDAR :6

3. Hambatan Gerak / Motorik

a. Anggota gerak tubuh kaku/ lemah/ lumpuh,

b. Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/ tidak terkendali),

c. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/ lebih kecil dari biasa.

d. Terdapat cacat pada alat gerak.

e. Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam.

f. Kesulitan pada saat berdiri/ berjalan/ duduk, dan menunjukan sikap tubuh tidak normal,

g. Hiperaktif/ tidak dapat tenang.


(50)

Gejala Yang Diamati Nama Siswa Yang Diamati

4. Anak Berbakat/ Memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa.

a. Membaca pada usia lebih muda,

b. Membaca lebih cepat dan lebih banyak, c. Memiliki perbendaharaan kata yang luas, d. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat,

e. Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa,

f. Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri, g. Menunjukan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan, h. Memberi jawaban-jawaban yang baik,


(51)

i. Luwes dalam berpikir,

j. Banyak memberikan gagasan,

k. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan,

l. Mempunyai pengamatan yang tajam,

m. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati, n. Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri,

o. Senang mencoba hal-hal baru,

p. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi,

Gejala Yang Diamati Nama Siswa Yang Diamati


(52)

pemecahan masalah,

r. Cepat menangkap hubungan sebab akibat, s. Berperilaku terarah pada tujuan,

t. Mempunyai data imajinasi yang kuat, u. Mempunyai banyak kegemaran(hobi), v. Mempunyai daya ingat yang kuat, w. Tidak cepat puas dengan prestasinya,

x. Peka (sensitive) serta menggunakan firasat (intuisi), y. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.

NILAI STANDAR : 18

5. Hambatan Intelegensi / Kognitif

a. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala b. Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia,


(53)

c. Perkembangan bicara/ bahasa terlambat,

d. Tidak ada/ kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong),

e. Koordinasi gerakan kurang ( gerakan sering tidak terkendali ),

f. Sering keluarair ludah (cairan) dari mulut (ngiler).

NILAI STANDAR:6

Gejala yang Diamati Nama Siswa Yang Diamati

6. Anak Lamban Belajar

a. Rata-rata prestasi belajar selalu rendah (kurang dari 6), b. Dalam penyelesaian tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan dengan teman-teman seusianya,


(54)

c. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat, d. Pernah tidak naik kelas,

NILAI STANDAR: 4

7. Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik.

7.1. Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)

a. Perkembangan kemampuan membaca rendah , b. Kemampuan memahami isi bacaan rendah, c. Kalau membaca sering banyak kesalahan, Nilai standarnya 3.

7.2. Anak yang mengalami kesulitan belajar menulis (disgrafia)

a.Kalau menyalin tulisan sering terlamb at selesai,


(55)

dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya, c. Hasil tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang, d.Tulisannya banyak salah/ terbalik/huruf hilang, e. Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris, Nilai standarnya 4.

Gejala Yang Diamati Nama Siswa Yang Diamati

7.3. Anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung (diskalkulia).

a. Sulit membedakan tanda-tanda +, -, x, :, >, <, = b. Sulit mengoperasikan hitungan/ bilangan c. Sering salah membilang dengan urut.


(56)

71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya, e. Sulit membedakan bangun-bangun geometri, Nilai standarnya 4.

8. Anak yang mengalami gangguan komunikasi a. Sulit menangkap isi pembicaraan orang lain, b. Tidak lancar dalam berbicara/ mengemukakan ide,

c. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi, d. Kalau berbicara sering gagap/gugup,

e. Suara parau/ aneh,

f. Tidak fasih mengucapkan kata-kata tertentu/ celat/ cadel, g. Organ bicaranya tidak normal/ sumbing.

NILAI STANDARNYA : 5


(57)

a. Bersikap membangkang, b. Mudah terangsang emosinya/ emosional/ mudah marah,

Gejala Yang Diamati Nama Siswa Yang Diamati

c. Sering melakukan tindakan agresif, merusak, mengganggu,

d. Sering bertindak melanggar norma social/ norma susila/ hukum,

NILAI STANDAR : 4. JUMLAH NILAI

Anak Yang Didasarkan untuk Ditindaklanjuti

Dilaporkan Tanggal ………

Guru Kelas,


(58)

(1)

c. Perkembangan bicara/ bahasa terlambat,

d. Tidak ada/ kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong),

e. Koordinasi gerakan kurang ( gerakan sering tidak terkendali ),

f. Sering keluarair ludah (cairan) dari mulut (ngiler). NILAI STANDAR:6

Gejala yang Diamati Nama Siswa Yang Diamati

6. Anak Lamban Belajar

a. Rata-rata prestasi belajar selalu rendah (kurang dari 6), b. Dalam penyelesaian tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan dengan teman-teman seusianya,


(2)

c. Daya tangkap terhadap pelajaran lambat, d. Pernah tidak naik kelas,

NILAI STANDAR: 4

7. Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik.

7.1. Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)

a. Perkembangan kemampuan membaca rendah , b. Kemampuan memahami isi bacaan rendah, c. Kalau membaca sering banyak kesalahan, Nilai standarnya 3.

7.2. Anak yang mengalami kesulitan belajar menulis (disgrafia)

a.Kalau menyalin tulisan sering terlamb at selesai,


(3)

dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya, c. Hasil tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang, d.Tulisannya banyak salah/ terbalik/huruf hilang, e. Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris, Nilai standarnya 4.

Gejala Yang Diamati Nama Siswa Yang Diamati

7.3. Anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung (diskalkulia).

a. Sulit membedakan tanda-tanda +, -, x, :, >, <, = b. Sulit mengoperasikan hitungan/ bilangan c. Sering salah membilang dengan urut.


(4)

71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya, e. Sulit membedakan bangun-bangun geometri, Nilai standarnya 4.

8. Anak yang mengalami gangguan komunikasi

a. Sulit menangkap isi pembicaraan orang lain,

b. Tidak lancar dalam berbicara/ mengemukakan ide, c. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi, d. Kalau berbicara sering gagap/gugup,

e. Suara parau/ aneh,

f. Tidak fasih mengucapkan kata-kata tertentu/ celat/ cadel, g. Organ bicaranya tidak normal/ sumbing.

NILAI STANDARNYA : 5


(5)

a. Bersikap membangkang, b. Mudah terangsang emosinya/ emosional/ mudah marah,

Gejala Yang Diamati Nama Siswa Yang Diamati

c. Sering melakukan tindakan agresif, merusak, mengganggu,

d. Sering bertindak melanggar norma social/ norma susila/ hukum,

NILAI STANDAR : 4. JUMLAH NILAI

Anak Yang Didasarkan untuk Ditindaklanjuti

Dilaporkan Tanggal ………

Guru Kelas,


(6)

Dokumen yang terkait

Kemampuan siswa dalam menulis persuasif dengan penggunaan media gambar ( Eksperimen di MAN Cikarang )

0 9 75

Perbandingan Kemampuan Menulis Puisi Antara Siswa Boarding School Dan Siswa Sekolah Umum (Studi Kasus Di Kelas Vii Smp Khadijah Islamic School Jakarta Selatan Dan Siswa Kelas Vii Mts Cendekia Muslim Bogor) Tahun Pelajaran 2013-2014

2 9 89

The use of role play to anhance students speaking skill (a classroom action research at second grade of SMP Darul Ma'arif Fatmawati)

0 6 105

Islamic School in Contemporary Indonesia: Developing A New Concept

0 4 55

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN SISWA KELAS I MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU

0 6 147

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR LAZUARDI KAMILA GLOBAL ISLAMIC SCHOOL Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Lazuardi Kamila Global Islamic School (GIS) Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 17

PENDAHULUAN Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Lazuardi Kamila Global Islamic School (GIS) Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 21

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR LAZUARDI KAMILA GLOBAL ISLAMIC SCHOOL Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Lazuardi Kamila Global Islamic School (GIS) Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 14

PENGARUH MEDIA KARTU KATA FOKUS WARNA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN: Single Subject Research (SSR) PadaSiswa SLB BC ARAS.

3 21 117

PENGGUNAAN PENDEKATAN PENGALAMAN BAHASA (LANGUAGE-EXPERIENCE APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA :Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas

4 12 33