ANALISIS VISUAL KRIYA KAYU LAME DI KAMPUNG SARADAN DESA SUKAMULYA KECAMATAN PAGADEN KABUPATEN SUBANG.

ANALISIS VISUAL KRIYA KAYU LAME DI KAMPUNG SARADAN
DESA SUKAMULYA KECAMATAN PAGADEN KABUPATEN SUBANG

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Seni Rupa

Oleh :
MOHAMMAD ARIF AMIRUDDIN JABBAR
0900170

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014

ANALISIS VISUAL KRIYA KAYU LAME DI KAMPUNG SARADAN
DESA SUKAMULYA KECAMATAN PAGADEN KABUPATEN SUBANG

Oleh
Mohammad Arif Amiruddin Jabbar


Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Mohammad Arif Amiruddin Jabbar
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN
MOHAMMAD ARIF AMIRUDDIN JABBAR
(0900170)
ANALISIS VISUAL KERAJINAN KRIYA KAYU LAME DI KAMPUNG
SARADAN DESA SUKAMULYA KECAMATAN PAGADEN
KABUPATEN SUBANG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Drs. Yadi Rukmayadi, M.Pd.
NIP. 196104011994031001
Pembimbing II,

Suryadi, S.Pd. M.Sn.
NIP. 197307142003121001
Diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia

Bandi Sobandi, M.Pd.
NIP. 197206131999031001

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Mohammad Arif Amiruddin Jabbar
NIM. 0900170


ANALISIS VISUAL KERAJINAN KRIYA KAYU LAME DI KAMPUNG
SARADAN DESA SUKAMULYA KECAMATAN PAGADEN
KABUPATEN SUBANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Penguji I,

Dr. Ayat Suryatna, M.Si.
NIP. 196401031989011001

Penguji II,

Drs. Taswadi, M.Sn.
NIP. 196501111994121001

Penguji III,

Bandi Sobandi, M.Pd.
NIP. 197206131999031001


ABSTRAK
Indonesia adalah negara yang kaya akan nilai seni tradisi dan budayanya yang
beragam, unik, dan menarik yang tersebar di seluruh bagian nusantara. Kabupaten
Subang merupakan bagian daerah wilayah provinsi Jawa Barat yang memiliki
nilai tersebut, salah satunya dalam ruang lingkup seni rupa yaitu kerajinan kayu
lame yang berada di kampung Saradan. Bentuk yang berbeda dari setiap jenisnya,
dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan menjadi keunikan dan daya
tarik tersendiri pada kriya ini. Dari asumsi tersebut, penulis termotivasi untuk
meneliti kriya tersebut dalam skripsi dengan judul “ANALISIS VISUAL KRIYA
KAYU LAME DI KAMPUNG SARADAN DESA SUKAMULYA
KECAMATAN PAGADEN KABUPATEN SUBANG”. Rumusan masalah: 1)
Apa bentuk yang dihasilkan kriya kayu lame di kampung Saradan desa
Sukamulya kecamatan Pagaden kabupaten Subang? 2)Bagaimana teknik
pembuatan kriya kayu lame di kampung Saradan desa Sukamulya kecamatan
Pagaden kabupaten Subang? 3) Bagaimana bentuk visual kriya kayu lame di
kampung Saradan desa Sukamulya kecamatan Pagaden kabupaten Subang?
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, dokumentasi,
dan studi pustaka yang dibantu dengan menggunakan instrumen atau alat seperti
kamera, handphone, dan alat tulis. Objek yang diteliti adalah kriya kayu lame

bentuk topeng, cerita rakyat sisingaan, bentuk kucing, burung, dan bebek. Hasil
dari penelitian berdasarkan rumusan masalah tersebut yaitu bentuk kriya kayu
lame yang dihasilkan adalah bentuk figuratif seperti topeng, cerita rakyat, dan
miniatur jenis binatang. Secara teknik pembuatan kriya kayu lame memiliki dua
tahap, pertama tahap pembentukan objek dan kedua tahap finishing. Pada tahap
atau proses pembentukkan dibagi lagi menjadi tiga tahap, yaitu memotong kayu
yang dibentuk menjadi balok persegi, kemudian membuat pola gambar objek pada
kayu tersebut, kedua membentuk objek tampak kasar, terakhir membentuk detail
objek. Sedangkan pada proses finishing, dibagi menjadi dua tahap, pertama
pewarnaan pada bentuk objek dan tahap akhir memberi pelapis kayu dengan
menggunakan aqua wood finish. Bentuk visual kriya kayu yang dihasilkan ada
yang bersifat deformatif dan ada juga yang bersifat modifikasi, selain itu bentuk
kriya tersebut berbeda-beda baik dalam hal ukuran, penggunaan bahan, tekstur,
warna dan garis. Kriya kayu lame fungsinya selain sebagai benda hiasan, juga
sebagai nilai edukasi dan budaya. Dari nilai-nilai tersebut, hendaknya dari
berbagai pihak untuk tetap melestarikan produk ini sebagai aset sekaligus sarana
apresiasi dan kreasi untuk pembelajaran.
Kata Kunci : Teknik Pembuatan, Bentuk Visual, Kriya Kayu Lame.

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014

Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT
Indonesia is a country rich in tradition and cultural value of art is diverse,
unique, and exciting scattered throughout the archipelago. Subang Regency is
part of West Java province region that has such a value, one of them within the
scope of art is lame wooden crafts that are Saradan Village. Different forms of
any kind, and materials used in the manufacturing process are unique and special
attraction at this craft. From these assumptions, the authors are motivated to
investigate the craft in a thesis entitled " ANALYSIS OF VISUAL LAME WOOD
CRAFT IN THE SARADAN VILLAGE SUKAMULYA DISTRICT PAGADEN
SUBANG " . Formulation of the problem: 1) What forms of lame woodcraft produced
hometown in Saradan, Pagaden - Subang? 2) What is the process or technique of making
lame wooden craft in the village Saradan, Pagadan - Subang? 3) How does the visual
form of the lame wooden craft in the village Saradan, Pagaden - Subang? This study

uses descriptive qualitative approach. Collecting data in this study using
interviews, documentation, and literature that assisted with the use of instruments

or tools such as cameras, mobile phones, and stationery. The object under study is
lame woodcraft mask form, sisingaan folklore, shape cats, birds, and ducks. The
results of research based formulation of the problem is the form produced
woodcraft is lame figurative forms such as masks, folklore, and miniature
animals. In the technique of making lame woodcraft has two stages, the first stage
of the formation of the object and the second finishing stage. On stage or
formation process is divided into three stages, namely cut wood beams formed
into a square, then make a pattern on the wooden image of the object, the second
object looks rough form, the last forming the object details. While in the process
of finishing, is divided into two phases, the first object shape and coloration in the
final stages gives wood coatings by using aqua wood finish. Lame Woodcraft
visual form that is produced there and some are deformatif be modified , but it
forms the craft vary both in terms of size, use of materials, textures, colors and
lines. Lame woodwork functions as decorative objects, as well as educational and
cultural values. From these values, should be of various parties to remain
preserve these products as well as asset appreciation and creation tool for
learning.
Keywords : Making Techniques , Visual Form , Craft Wood Lame .

i


DAFTAR ISI
hal.
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ……………………………….….………….………………
KATA PENGANTAR ..…………………….……….…………………
UCAPAN TERIMA KASIH ……………….…….……………………
DAFTAR ISI ………………………………….……………………….
DAFTAR TABEL ………………………………..………………........
DAFTAR GAMBAR …………………………….……………………

i
ii
iii
v
viii
ix

BAB I PENDAHULUAN ……………….…..………………………...


1

Latar Belakang Penelitian …………………………………………...
Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian ………………………….
Tujuan Penelitian ……………………………………………………
Manfaat Penelitian …………………………………………………..
Sistematika Penulisan ……………………………………………….

1
4
4
5
6

BAB II LANDASAN TEORI ………………..………………………..

8

A. Tinjauan Umum Seni Rupa ……...……………………..……………

1. Pengertian Seni ………………………………………………….
2. Seni Rupa ……………………………………………………….
a. Garis ………………………………………………………...
b. Bidang ………………………………………………………
c. Volume ……………………………………………………..
d. Ruang ……………………………………………………….
e. Tekstur ………………………………………………………
f. Warna ……………………………………………………….
g. Komposisi …………………………………………………..
h. Proporsi ……………………………………………………..
i. Aksentuasi …………………………………………………..
j. Morfologi Bentuk …………………………………………..
3. Bahasa Rupa …………………………………………………….
4. Estetika ………………………………………………………….
B. Kriya ………………………………………………………………...
1. Syarat Kegunaan ………………………………………………..
2. Syarat Keindahan atau Estetika ………………………………...
C. Kriya Kayu ………………………………………………………….
1. Fungsi Kriya Kayu ………………………………………………
2. Teknik Memahat, Mengukir, Mengiris, dan Menyayat …………


8
9
10
11
15
16
16
17
18
22
23
23
24
25
26
27
27
28
30
30
31

A.
B.
C.
D.
E.

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Teknik Finishing Kriya Kayu …………………………………...
D. Kayu Lame sebagai Bahan Produksi Kerajinan …………………….
1. Sifat/Karakteristik Kayu Lame ………………………………….
2. Kegunaan/Fungsi Kayu Lame …………………………………..
E. Ornamen atau Ragam Hias ………………………………………….

32
34
35
35
36

BAB III METODE PENELITIAN …………………………………..

37

A. Metode, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data ……………….
1. Metode Penelitian ………………………………………………
2. Instrumen Penelitian ……………………………………………
3. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………..
a. Observasi ……………………………………………………
b. Wawancara/Interview ……………………………………….
c. Studi Pustaka dan Dokumentasi ...…………………………..
4. Tahap-Tahap Penelitian …………………………………………
a. Menentukan Judul, Rumusan Masalah, dan Tujuan ………...
b. Pengumpulan Data …………………………………………..
c. Tahap Pengolahan Data ……………………………………..
d. Penyajian Data ………………………………………………
e. Pengambilan Kesimpulan ……………………………………
B. Waktu, Lokasi, dan Objek Penelitian ……………………………….
1. Waktu Penelitian ………………………………………………..
2. Lokasi Penelitian ………………………………………………..
3. Objek Penelitian ………………………………………………...
4. Perkembangan Kriya Kayu Lame ………………………………

37
37
38
41
41
43
43
44
44
44
45
46
46
46
46
46
47
48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………….…

52

A. Hasil Penelitian …………………………………………………….
1. Bentuk yang Dihasilkan Kriya Kayu Lame ……………………..
2. Teknik Pembuatan Kriya Kayu Lame di Kampung Saradan Desa
Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang ……….…..
a. Kriya Kayu Lame Bentuk Topeng ………………………….
b. Kriya Kayu Lame Bentuk Cerita Rakyat Sisingaan ……..….
c. Kriya Kayu Lame Bentuk Kucing ………………………….
d. Kriya Kayu Lame Bentuk Burung ………………………….
e. Kriya Kayu Lame Bentuk Bebek …………………………...

52
52

B. Pembahasan ……………………………………………………….
1. Analisis Proses Pembuatan Kriya Kayu Lame di Kampung
Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten
Subang ….……………………………………………………….

54
60
67
79
84
87
97

97

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Kriya Kayu Lame Bentuk Topeng …………………………..
b. Kriya Kayu Lame Bentuk Cerita Rakyat Sisingaan …………
c. Kriya Kayu Lame Bentuk Kucing …………………………..
d. Kriya Kayu Lame Bentuk Burung …………………………..
e. Kriya Kayu Lame Bentuk Bebek ……………………………
2. Analisis Bentuk Visual Kriya Kayu Lame di Kampung Saradan
Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang ….…..
a. Kriya Kayu Lame Bentuk Topeng …………………………..
b. Kriya Kayu Lame Bentuk Cerita Rakyat Sisingaan …………
c. Kriya Kayu Lame Bentuk Kucing …………………………..
d. Kriya Kayu Lame Bentuk Burung …………………………..
e. Kriya Kayu Lame Bentuk Bebek ……………………………

98
107
117
122
127
132
133
141
151
158
166

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………….

174

A. Kesimpulan ………………………………………………………….
B. Saran ………………………………………………………………...

174
176

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISTILAH
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL
4.2 Alat dan Bahan Kriya Kayu Lame di Kampung Saradan …......…..
4.3 Proses Pembuatan Kriya Kayu Lame Bentuk Topeng …….............
4.4 Proses Pewarnaan dan Finishing Kriya Kayu Lame Bentuk
Topeng ……………………………………………………………..
4.7 Proses Pemotongan dan Pembentukan Karakter Orang-Orangan
Pada Sisingaan ……………………………………………………..
4.8 Proses Perakitan Orang-Orangan Karakter Laki-Laki ...…………..
4.9 Proses Perakitan Karakter Orang-Orangan Perempuan ……………
4.10 Proses Pembuatan Karakter Sisingaan …….…………..…………..
4.12 Proses Finishing Kriya Kayu Lame Cerita Rakyat Sisingaan …….
4.13 Proses Pembuatan Kriya Kayu Lame Bentuk Kucing ….………....
4.14 Proses Pewarnaan Dan Finishing Kriya Kayu Lame Bentuk
Kucing ……………………………………………………………..
4.17 Proses Pembuatan Kriya Kayu Lame Bentuk Burung ………..…...
4.18 Proses Pewarnaan Dan Finishing Kriya Kayu Lame Bentuk
Burung ……………………………………………………………..
4.19 Proses Pembuatan Kriya Kayu Lame Bentuk Bebek Bagian
Badan ……………………………………………………………....
4.20 Proses Pembuatan Kriya Kayu Lame Bentuk Bebek Bagian
Kepala ……………………………………………………………..
4.21 Proses Penggabungan Bentuk Kepala dan Badan Bebek …………
2.22 Proses Pewarnaan Dan Finishing Kriya Kayu Lame Bentuk
Bebek ……………………………………………………………...

54
60
63
68
70
72
73
76
79
81
84
86
88
90
91
92

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
4.4
4.5
4.6
4.11
4.15
4.16
4.23
4.24
4.25
4.26
4.27
4.28
4.29
4.30
4.31
4.32
4.33
4.34
4.35
4.36
4.37
4.38
4.39
4.40
4.41
4.42
4.43
4.44
4.45

Karakter Garis ………………………………………………………
Simbol Ekspresi Garis ………………………………………………
Bidang ………………………………………………….…………...
Skema Warna Albert Munsell ………………………………………
Pelapis Kayu ………………………………………………………...
Kayu Lame ………………………………………………………….
Alat Dokumentasi Penelitian ………………………………………..
Bagan atau Skema Tahap Penelitian …..……………………………
Lokasi Pembuatan Kriya Kayu Lame ……….……………………...
Kegiatan Berkarya Kerajinan Kayu Lame ……………………….....
Kriya Kayu Lame Teknik Solder ………………………..………….
Kriya Kayu Teknik Lukis …………………………………………...
Kriya Kayu Lame Hias Motif Batik ……………………………..…
Kriya Kayu Lame Cerita Rakyat ……………………………………
Hasil Kriya Kayu Lame Kampung Saradan .……………………….
Hasil Karya Topeng ………………………………….……………..
Hasil Karya Hiasan Dinding Cerita Rakyat Sisingaan ……………..
Hasil Pembuatan Karakter Sisingaan ……………………………….
Hasil Karya Bentuk Kucing ……………………………………..….
Hasil Karya Bentuk Burung ……………………………………..….
Hasil Karya Bentuk Bebek ………………….………………………
Bagan Proses Pembuatan Kriya Kayu Lame ……………………….
Tahap Perancangan Membuat Desain Topeng ……………………...
Tahap Memotong, Membentuk dan Membuat Pola ………………...
Tahap Membentuk Topeng ………………………………………….
Tahap Membentuk dan Menghaluskan Topeng …………………….
Tahap Finishing (Pewarnaan) Topeng ………………………………
Tahap Finishing (Pewarnaan dan Pelapis) Topeng …………………
Tahap Pembuatan Karakter Orang-Orangan ………………………...
Tahap Meraut/Menyayat Bentuk Karakter Orang-Orangan ………...
Tahap Membuat Alat Musik Gendang ………………………………
Tahap Membuat Alat Musik Bonang …………..……………………
Tahap Membuat Bentuk Sisingaan ………………………………….
Tahap Merakit Karakter Orang Laki-Laki ……………………..……
Tahap Merakit Karakter Orang Perempuan …………………………
Tahap Finishing ……………………………………………………..
Desain Sketsa Bentuk Kucing ………………………………………
Tahap Pembentukan Kucing ………………………………………...
Tahap Finishing Kucing …………………………………………….
Desain Sketsa Bentuk Burung ………………………………………
Tahap Pembentukan Burung ………………………………………..
Tahap Pewarnaan dan Finishing Bentuk Burung ……………………….
Tahap Finishing Membuat Kaki …………………………………….

13
15
16
19
33
34
38
44
46
48
50
50
50
51
53
66
67
75
83
84
96
98
99
100
101
103
104
106
108
109
110
111
112
114
115
116
117
118
120
122
123
124
126

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.46
4.47
4.48
4.49
4.50
4.51
4.52
4.53
4.54
4.55
4.56
4.57
4.58
4.59
4.60
4.61
4.62
4.63
4.64
4.65
4.66
4.67
4.68
4.69
4.70
4.71

Desain Sketsa Bentuk Bebek ………………………………………
Tahap Pembentukan Badan Bebek …………………………………
Tahap Pembentukan Kepala Bebek ………………………………..
Tahap Penggabungan Kepala Dan Badan Bebek ………………..…
Tahap Finishing Bebek …………………………………………….
Bentuk Topeng ……………………………………………………..
Bentuk Garis Topeng ………………………………………………
Bentuk Tekstur Topeng ……………………………………………
Bentuk Motif Dan Warna Topeng ………….………………………
Hasil Cerita Rakyat Sisingaan ………………………………………
Bentuk Karakter Laki-Laki …………………………………………
Bentuk Karakter Perempuan …………………….............................
Bentuk Karakter Sisingaan ………………………………………….
Bentuk Posisi Dan Penempatan Sisingaan ………............................
Bentuk Kucing ……………………………………………………...
Bentuk Garis Kucing ……………………………………………….
Bentuk Bidang Kucing ……………………………………………..
Bentuk Warna Dan Tekstur Kucing ………………………………..
Bentuk Burung ……………………………………………………..
Bentuk Garis Burung ……………………………………………….
Bentuk Bidang Burung ……………………………………………..
Warna Dan Tekstur Burung ………………………………………..
Bentuk Bebek ………………………………………………………
Bentuk Garis Bebek ………………………………………………..
Bentuk Bidang Bebek ………………………………………………
Warna Dan Tekstur Bebek ………………………………………….

127
128
129
130
131
133
136
137
139
142
143
145
146
148
152
154
155
156
159
161
162
162
166
167
169
170

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Indonesia

merupakan

negara

kepulauan

yang

memiliki

banyak

keanekaragaman budaya, mulai dari indahnya potensi alam, tempat wisata, sajian
kuliner hingga peninggalan sejarahnya yang terdapat dari Sabang sampai
Merauke. Indonesia juga memiliki keunikan keanekaragaman lainnya seperti
keberagaman memeluk agama, adat istiadat daerah setempat, bahasa daerah, seni
tradisi dan kebudayaan yang unik serta menarik.“Bhineka Tunggal Ika” sebagai
ciri khas, aset dan sekaligus semboyan negara Indonesia yang berarti walaupun
berbeda-beda baik suku adat istiadatnya, budayanya maupun bahasanya tetapi
tetap satu jua satu negara yaitu Indonesia.
Sebagai pemersatu budaya Indonesia seni sangatlah berperan penting, sebab
seni merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat untuk pengetahuan masyarakat
luas. Karya seni arsitektur Candi Borobudur dan Candi Prambanan memiliki
fungsi penting misalnya, mendapatkan putri cantik. Lukisan di dinding goa yang
terdapat di Sulawesi menggambarkan peristiwa kehidupan dahulu sedang berburu
merupakan contoh yang ada bahwa peninggalan-peninggalan tersebut memiliki
nilai makna dan cerita tentang kehidupan dahulunya yang perlu kita simpan dan
lindungi. Contoh tersebut merupakan sebuah komunikasi yang di dalamnya
mengandung pesan untuk kita pelajari.
Seni merupakan suatu gagasan pemikiran seseorang untuk menciptakan suatu
karya yang memiliki nilai-nilai dan makna yang unik serta menarik, baik karya
yang dibuatnya berupa seni murni maupun seni terapan. Kehidupan manusia baik
sadar maupun tidak sadar, selalu dekat dengan seni untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya yakni kebutuhan ekonomi, tradisi, spiritual, sosial dan budaya.
Jawa Barat merupakan sebagian wilayah dari Provinsi Indonesia yang di
dalamnya memiliki keunikan seni dan budayanya. Di Cirebon terdapat kesenian
tradisi seperti wayang, batik, tari topeng, dan lain-lain. Tasikmalaya terdapat pula
kerajinan batik, payung geulis, kerajinan anyaman dan lain-lain. Garut, Banten,

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Sukabumi, Indramayu, Sumedang, Subang, dan daerah-daerah lain juga memiliki
kesenian tradisi serta kerajinan yang memiliki ciri khasnya masing-masing.
Menurut data yang ditulis dalam www.subang.go.id mengenai wilayah
Subang, menjelaskan bahwa:
Kabupaten Subang sebagai salah satu kabupaten di kawasan utara Provinsi
Jawa Barat meliputi wilayah seluas 205.176,95 ha atau 6,34 % dari luas
Provinsi Jawa Barat. Secara administratif, Kabupaten Subang terbagi atas 253
desa dan kelurahan yang tergabung dalam 22 kecamatan. Berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Wilayah Kerja Camat, jumlah kecamatan bertambah menjadi 30
kecamatan.
Kabupaten Subang juga tidak kalah dengan daerah-daerah lainnya yang
memiliki kesenian tradisi dan kerajinannya yang khas. Diantaranya adalah
Sisingaan, Nadran, Doger Kontrak, Gembyung, Mapag Dewi Sri, Ruwatan Bumi,
dan Toleat, merupakan contoh bentuk kesenian tradisi kabupaten Subang.
Sedangkan bentuk kerajinannya adalah wayang golek, sisingaan, dan kriya kayu.
Penelitian ini, penulis tidak akan membahas semua kerajinan yang disebutkan
di atas. Akan tetapi, penulis akan membahas khusus dalam ruang lingkup seni
rupa salah satunya adalah kriya kayu. Kriya kayu merupakan salah satu dari jenis
seni terapan yang fungsinya tidak selalu mementingkan nilai estetis atau
keindahannya saja. Akan tetapi, seni terapan juga memperhatikan fungsi nilai
kegunaannya. Nilai kedua tersebut dapat menghasilkan karya yang indah dan
berguna baik dalam memuaskan jiwanya maupun dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Kriya kayu adalah suatu bentuk seni yang dituangkan dalam bidang kayu dan
biasanya dikerjakan atau dibentuk dengan tatah ukir, pisau raut dan sebagainya.
Kayu yang biasanya digunakan antara lain: kayu jati, mahoni, waru, sawo,
nangka, lame, dan lain-lain. Hasil dari pada kerajinan atau kriya kayu bermacammacam mulai dari benda pakai, hias, hingga sebagai benda mainan.
Dalam kesempatan ini, penulis akan membahas kriya kayu yang berada di
Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang. Di
tempat tersebut banyak kerajinan kayu yang dibuat seperti, topeng, sisingaan,
Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

bebek-bebekan, ayam, macan, dan bentuk miniatur lainnya serta ada pula dengan
hasil hiasan dinding kayu yang bertema cerita rakyat.
Kerajinan kayu lame di kampung Saradan, Pagaden – Subang, memiliki
bentuk yang berbeda-beda, baik dalam bentuk maupun bahan yang digunakan.
Secara utuh bahan utama yang digunakan adalah menggunakan kayu lame, tetapi
dalam pembentukannya tidak hanya menggunakan kayu saja. Pada kriya ini juga
terdapat penambahan bahan seperti kain batik, pita, dan kawat. Perpaduan antara
kayu dengan bahan-bahan tersebut memiliki keunikan tersendiri dalam visualnya,
sehingga menambah nilai estetis pada kriya kayu tersebut. Teknik pembuatan
secara umum mungkin sama dengan kriya kayu lainnya seperti memahat, dan
meraut atau menyayat dengan menggunakan pisau raut, namun di sini ada yang
unik, sebab pada salah satu proses pengerjaannya ada yang menggunakan solder,
sehingga hasil dari kerajinan tersebut tepatnya di kabupaten Subang yaitu di
kampung Saradan memiliki keunikan serta memiliki ciri khas tersendiri dalam
kerajinan kayunya.
Selain itu, terdapat pula teknik lukis hiasan motif seperti yang terdapat pada
gambar 1.1 topeng. Namun teknik ini, belum terkenal dan menyebar seperti teknik
solder karena menurut bapak Hernawan (pengrajin kriya kayu lame kampung
Saradan), masih dalam tahap pengembangan. Namun dari kedua teknik yang ada,
di sini penulis tidak fokus membahas teknik tersebut secara rinci dan detail,
melainkan akan mengkaji mengenai bentuk atau unsur-unsur visual yang terdapat
dalam kriya kayu lame, dan teknik pembuatan pun akan dibahas nantinya.
Berangkat dari pemikiran di atas, kerajinan tersebut merupakan lokal jenius
khas Subang, sehingga penulis merasa tergerak dan termotivasi untuk meneliti
bentuk visual kerajinan ukiran kayu tersebut (seperti pada gambar) dalam sebuah
penelitian skripsi dengan judul “Analisis Visual Kriya Kayu Lame di Kampung
Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang”. Semoga
dengan adanya penelitian ini, kriya kayu terus berkembang dan lebih luas baik
dalam gagasan, teknik dan bentuk yang dihasilkan serta menjadi ciri khas
kerajinan Subang.

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

B. Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian
1. Batasan Masalah Penelitian
Untuk memudahkan proses penelitian, maka dalam pembahasan penelitian ini
penulis akan membatasi kajian yang akan dibahas. Adapun batasan masalah dalam
penelitian ini adalah :
a. Deskripsi dibatasi pada bentuk yang dihasilkan kriya kayu lame di kampung
Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang.
b. Deskripsi dibatasi pada proses pembuatan kriya kayu lame di Kampung
Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang.
c. Deskripsi dibatasi pada unsur visual kriya kayu lame di Kampung Saradan
Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang.
2. Rumusan Masalah Penelitian
Sehubungan dengan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam
penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Apa bentuk yang dihasilkan kriya kayu lame di Kampung Saradan Desa
Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang?
b. Bagaimana proses pembuatan kriya kayu lame di Kampung Saradan Desa
Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang?
c. Bagaimana bentuk visual kriya kayu lame di Kampung Saradan Desa
Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Khusus
Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan
khusus penelitian adalah mendeskripsikan secara ilmiah sekaligus memahami
bagian terpenting dalam penelitian, diantaranya sebagai berikut:
a. Mengetahui bentuk yang dihasilkan kriya kayu lame di Kampung Saradan
Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang;
b. Mendeskripsikan proses pembuatan kriya kayu lame di Kampung Saradan
Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang; dan

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

c. Mendeskripsikan bentuk dan unsur visual kriya kayu lame di Kampung
Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang.
2. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur seni rupa
khususnya mengenai proses pembuatan dan bentuk visual kriya kayu lame di
Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang.
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan
wawasan yang baru kepada akademik khususnya seni rupa umumnya semua
masyarakat serta memberikan ide yang kreatif dalam berkarya seni rupa, yakni
seni terapan kriya kayu.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian bertujuan untuk memberikan sekaligus menambah
ilmu pengetahuan, khususnya dalam seni rupa lebih khusus lagi mengenai kriya
kayu.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian mengenai proses pembuatan dan bentuk atau model hasil
kriya kayu lame di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang, diharapkan memberikan manfaat bagi semua pihak. Adapun
manfaat yang diharapkan yaitu :
a. Bagi Penulis
Memperoleh pengetahuan dan gambaran yang jelas mengenai proses
pembuatan kriya kayu lame serta bentuk atau model yang dihasilkan karya
dari pengerajin kriya kayu lame (Bapak Hernawan), dalam hal ini berarti
teknik atau cara membuatnya dan hasil bentuk visual kriya kayu tersebut.
Selain itu, juga menambah ide atau gagasan dalam menciptakan sebuah karya.
b. Seniman atau pengerajin
Melalui diskusi dengan penulis diharapkan dapat mengembangkan bentuk atau
model kayu lame, dan lebih memikirkan fungsi yang lain seperti apresiasi dan

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

kreasi untuk pembelajaran, sehingga karya yang dibuat semakin luas dan dapat
dikenal lebih jauh oleh masyarakat.
c. Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI
Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat menjadi wawasan,
penemuan baru dalam teknik dan gagasan dari hasil kriya kayu lame serta
dapat dijadikan bahan pembelajaran apresiasi dan kreasi seni.
d. Masyarakat/Pembaca
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang seni kriya kayu lame baik
dalam ide gagasannya maupun dalam teknik cara membuatnya.
E. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini, menjelaskan tentang latar belakang penelitian, batasan dan
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan penelitian.
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini, menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan untuk
memperkuat analisis pada hasil penelitian. Diantaranya tinjauan umum seni rupa,
seni kriya, kriya kayu, kayu lame sebagai bahan produk kerajinan, dan ornamen.
BAB III Metode Penelitian
Pada bab ini, berisikan pembahasan tentang cara mengumpulkan data diantaranya
yaitu, metode dan teknik pengumpulan data, tahap-tahap penelitian, tahap-tahap
analisis dan pengolahan data, lokasi dan objek penelitian.
BAB IV Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bab ini, berisikan tentang pembahasan dan analisis hasil penelitian, yaitu
bentuk yang dihasilkan kriya kayu lame, proses pembuatan dan bentuk visual
kriya kayu lame di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang.

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

BAB V Kesimpulan dan Saran
Pada bagian bab ini, berisikan penarikan kesimpulan atas suatu permasalahan
penelitian. Bab ini juga berisikan saran untuk berbagai pihak yang bersangkutan
atau berkepentingan dalam penulisan skripsi ini.

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian skripsi tentang kerajinan atau kriya kayu lame di
kampung Saradan, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Pendekatan tersebut penulis langsung berhadapan dengan responden
untuk mengumpulkan data-data informasi yang dibutuhkan, baik dari lokasi,
individu/kelompok pengrajin, bentuk hasil kerajinannya, maupun peristiwaperistiwa yang terjadi saat melakukan penelitian. Kemudian setelah informasi dan
data-data terkumpul, penulis mendeskripsikan data-data yang kemudian diolah
dalam tahap analisis hasil pembahasan.
Sebagaimana yang dikemukakan

Sukmadinata, (2011: 60) menyebutkan

bahwa:
Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,pemikiran orang secara
individual maupun kelompok.
Pendapat di atas sejalan menurut Tjetjep Rohendi Rohidi (2011: 47)
mengemukakan bahwa:
Penelitian seni, sebagaimana juga penelitian kualitatif, dilakukan melalui
katerlibatan di dalam lapangan atau situasi kehidupan nyata secara mendalam
dan/ atau yang memerlukan waktu yang panjang. Peneliti seni harus mampu
merasakan denyut dan getar-getar seni yang dikajinya, dia tidak sekedar
mengamatinya dengan cara melihat dan mendengar saja. Dalam hal ini
menjadi penting bagi peneliti untuk terlibat penuh dalam situasi kehidupan
seni, yaitu situasi berlangsung normal, hal-hal yang biasa dilakukan, suasana
yang mencerminkan kehidupan sehari-hari individu-individu, kelompok,
masyarakat, dan organisasi.
Tugas utama peneliti seni dalam penelitian kualitatif, adalah menjelaskan
secara teliti cara-cara orang yang berada dalam latar tertentu, karya-karya atau
hasil dari tindakannya, sehingga dapat memahami, memperkirakan,
mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Dengan kata lain, peneliti harus
mengelola situasi mereka sendiri dari hari ke hari.

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

Pada intinya penelitian kualitatif dengan metode deskriptif ialah peneliti
melakukan kegiatan pengamatan langsung dalam melihat peristiwa dan momen
apa saja yang penting pada saat penelitian. Dalam hal ini, peneliti tidak hanya
fokus mengamati subjek penelitian. Akan tetapi, juga mengamati peristiwa yang
ada disekitar, sehingga sumber data terkumpul dengan baik, dan pada akhirnya
dapat dideskripsikan juga dengan baik.
2. Instrumen Penelitian

Gambar 3.1 Alat dokumentasi penelitian
(Sumber: www.google.com)

Pengumpulan data sebuah penelitian yang dilakukan dengan berbagai metodemetode penelitian seperti observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi,
memerlukan alat bantu sebagai instrumen. Instrumen yang dimaksud yaitu
kamera, telepon genggam untuk recorder, pensil, ballpoint, buku dan buku
gambar. Kamera digunakan ketika penulis melakukan observasi untuk merekam
kejadian yang penting pada suatu peristiwa baik dalam bentuk foto maupun video.
Recorder, digunakan untuk merekam suara ketika melakukan pengumpulan data,
baik menggunakan metode wawancara, observasi, dan sebagainya. Sedangkan
pensil, ballpoint, buku, dan buku gambar digunakan untuk menuliskan atau
menggambarkan informasi data yang didapat dari narasumber.

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

Instrumen yang digunakan adalah melalui observasi dan wawancara.
Observasi yang dilakukan peneliti meliputi apa saja fokus kajian yang diteliti
yaitu sebagai berikut:
1) Karya seni, semua ekspresi seni yang dihasilkan atau diapresiasi, serta
medium dan peralatan yang digunakan menjadi fokus kajian.
2) Ruang atau tempat, setiap gejala (benda, peristiwa, tindakan, dan orang)
selalu berada dalam ruang dan tempat tertentu memungkinkan adanya
pengaruh terhadap gejala-gejala yang diamati.
3) Pelaku, memiliki ciri atau peran tertentu terhadap suatu aktivitas yang
dilakukan akan mempengaruhi apa yang diamati.
4) Kegiatan, dalam ruang dan tempat para pelaku melakukan kegiatan atau
tindakan yang dapat mewujudkan interaksi.
5) Waktu, setiap kegiatan selalu berada dalam tahap-tahap waktu yang
berkesinambungan. Seorang peneliti harus memperhatikan waktu dan
urutan-urutan dari suatu tahap kegiatan, tetapi juga mungkin hanya
memperhatikan kegiatan tersebut dalam satu jangka waktu tertentu saja
secara parsial (keseluruhan).
6) Peristiwa, kejadian yang berlangsung yang melibatkan pelaku-pelaku yang
diamati, baik bersifat rutin maupun biasa. Seorang peneliti yang baik harus
memperhatikan setiap peristiwa yang diamatinya secara cermat.
7) Tujuan, dalam kegiatan yang diamati dapat juga terlihat tujuan-tujuan
yang ingin dicapai oleh para pelaku, seperti bentuk tindakan, ekspresi
wajah, dan ungkapan bahasa.
8) Perasaan, para pelaku dalam kegiatannya mungkin juga menunjukan
perasaan atau memperlihatkan ungkapan perasaan dan emosi dalam bentuk
tindakan, perkataan, ekspresi wajah, dan gerak tubuh.

Sedangkan melalui wawancara/interview, peneliti mempersiapkan beberapa
pertanyaan untuk dijadikan bahan data atau sumber yang relevan dalam penelitian
tersebut. Pertanyaan wawancara/interview ini antara lain sebagai berikut :

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

1) Bagaimana latar belakang kriya kayu lame di kampung Saradan, Pagaden Subang?
a) Sejak kapan kriya kayu lame ada?
b) Siapa orang yang pertama mempunyai gagasan membuat kerajinan kayu
lame?
c) Di mana tempat pembuatan kerajinan tersebut?
2) Alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan kriya kayu lame?
3) Bagaimana proses cara pengerjaan/pembuatan kriya kayu lame?
4) Bagaimana finishing dalam pengerjaan kriya kayu lame ?
5) Bentuk atau model apa saja yang dibuat dalam pembuatan kriya kayu lame?
6) Mengapa kayu yang dipilih menggunakan kayu lame?
7) Berapa lama waktu yang diperlukan dalam membuat 1 buah kriya kayu lame?
8) Dalam satu hari, berapa banyak hasil produk kayu lame yang dibuat?
9) Pada bentuk hasil yang telah jadi terdapat sebuah warna dan bentuk motif atau
ornamen bunga dan binatang, apakah visual tersebut memiliki makna atau
pesan yang disampaikan?
10) Apakah kerajinan kayu lame yang dibuat mendapat pengaruh dari budaya lain
atau murni dari hasil gagasan sendiri?
11) Apakah fungsi dari kriya kayu yang dibuat Bapak Hernawan?
12) Apa kesulitan yang dirasakan pada saat membuat kriya kayu lame?
13) Apa kelebihan kayu lame terhadap kriya kayu yang dibuat?
14) Apa kelemahan kayu lame terhadap kriya kayu yang dibuat?
15) Bagaimana solusi dalam menutupi kelemahan kayu lame?
16) Bagaimana finishing yang dilakukan terhadap hasil dari kriya kayu lame?
17) Bagaimana pemasaran produksi kriya kayu lame?
a) Dijual kemana saja?
b) Dijual kepada siapa saja?
c) Berapa harga jual per 1 model atau bentuk kriya tersebut?

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

3. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data terhadap suatu penelitian yang penulis lakukan,
maka harus memiliki cara atau teknik untuk mendapatkan data atau informasi
yang baik dan terstruktur serta akurat dari setiap apa yang diteliti, sehingga
kebenaran informasi data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
a. Observasi
Diantara berbagai metode penelitian dalam bidang seni, metode observasi
tampaknya merupakan metode yang penting dan harus mendapat perhatian
selayaknya. Observasi mengungkapkan gambaran sistematis mengenai peristiwa,
tingkah laku, benda atau karya yang dihasilkan dan peralatan yang digunakan.
Penggunaan metode observasi secara tepat yang sesuai dengan persyaratan yang
digunakan dalam teknik-tekniknya, baik digunakan secara tersendiri maupun
digunakan secara bersama-sama dengan metode lainnya dalam suatu kegiatan di
lapangan, akan sangat bermanfaat untuk memperoleh data yang tepat, akurat, dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk melaksanakan metode observasi sebaik-baiknya perlu latihan dan
pengalaman yang cukup, sekalipun banyak orang yang menganggap kegiatan
mengobservasi merupakan kegiatan yang paling mudah serta dapat dilakukan
secara sambil lalu. Mereka mungkin menganggap bahwa metode observasi
merupakan kegiatan sehari-hari dan tidak memerlukan pemahaman yang
mendalam. Sebab metode ini menggunakan mata untuk melihat dan mengamati
segala sesuatu yang ada di sekeliling atau yang sedang kita hadapi, bahkan
seringkali hal ini terjadi tanpa sengaja atau tanpa suatu rencana.
“Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan
data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung”
(Sukmadinata, 2011: 220). Menurut Tjetjep Rohendi Rohidi (2011 : 182) dalam
bukunya yang berjudul Metodelogi Penelitian Seni, mengemukakan bahwa :
Metode observasi adalah metode yang digunakan untuk mengamati sesuatu,
seseorang, suatu lingkungan, atau situasi secara tajam terrinci, dan
mencatatnya secara akurat dalam beberapa cara. Metode observasi dalam
penelitian seni dilaksanakan untuk memperoleh data tentang karya seni,
mengungkapkan gambaran sistematis mengenai peristiwa kesenian, tingkah
Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

laku, dan berbagai perangkatnya (medium dan teknik) pada tempat penelitian
(studio, galeri, ruang pamer, komunitas,dsb.) yang dipilih untuk diteliti.
Tjetjep Rohendi Rohidi, (2011: 184-189) juga mengemukakan bahwa
“…dalam observasi, terdapat setidak-tidaknya tiga macam metode observasi
yaitu, observasi biasa, observasi terkendali, dan observasi terlibat”. Di bawah ini
akan dijelaskan mengenai beberapa macam observasi, diantaranya sebagai
berikut.
a) Observasi Biasa
Peneliti yang menggunakan metode ini, tidak perlu terlibat dalam
hubungan emosi dengan pelaku yang menjadi sasaran penelitiannya.
Penelitian ini juga tidak melakukan kontak atau komunikasi dengan pelaku
seni yang diamatinya, melainkan hanya mengumpulkan informasi apa yang
dilihat baik secara langsung oleh mata maupun dibantu dengan alat
dokumentasi.
b) Observasi Terkendali
Observasi terkendali ini sama dengan observasi biasa yaitu tidak perlu
terlibat dalam hubungan emosi dengan pelaku. Perbedaannya, pada observasi
terkendali para pelaku yang akan diamati dipilih dan kondisi-kondisi yang ada
dalam ruang atau tempat kegiatan dikendalikan oleh peneliti.
c) Observasi Terlibat
Observasi ini bentuk khusus observasi yang menuntut keterlibatan
langsung pada dunia sosial yang dipilih untuk diteliti. Keterlibatan peneliti
dalam penelitian memberi peluang yang sangat baik untuk melihat,
mendengar, dan mengalami realitas sebagaimana yang dilakukan dan
dirasakan oleh para pelaku, masyarakat serta kebudayaan setempat.
Dari ketiga metode observasi di atas yang dikemukakan oleh Tjetjep Rohendi
Rohidi, penulis merasa cocok dengan metode observasi yang ketiga yaitu
observasi terlibat, karena dalam penelitian yang dilakukan, penulis ikut terlibat
langsung dengan informan/pengrajin untuk mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan.

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43

b. Wawancara/Interview
“Interview atau yang sering juga disebut wawancara atau kuisioner lisan,
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara (nara sumber)” (Arikunto, 2006: 155). Pendapat di
atas sejalan dengan Ratna, (2010 : 222) dalam bukunya yang berjudul Metodelogi
Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu-Ilmu Humaniora Pada Umumnya yang
menyatakan bahwa:
Wawancara (interview) adalah cara-cara untuk memperoleh data dengan
berhadapan langsung, bercakap-cakap, baik antara individu dengan individu
maupun individu dengan kelompok. Wawancara melibatkan dua komponen,
pewawancara yaitu peneliti itu sendiri dan orang yang diwawancarai.
Pendapat ke dua di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa wawancara
merupakan salah satu metode pengumpulan data yang dapat digambarkan sebagai
sebuah interaksi yang melibatkan antara pewawancara (orang yang bertanya)
dengan yang diwawancarai (orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan),
dengan maksud mendapatkan informasi yang sah dan dapat dipercaya.
c. Studi Pustaka dan Dokumentasi
Studi pustaka dan dokumentasi biasanya digunakan untuk memperoleh
informasi yang berbentuk berbagai catatan (seniman, pemilik galeri, museum,
kurator, budayawan, dsb) berupa buku, leaflet, pamphlet, surat kabar, katalog,
foto, video, dan catatan lainnya yang berkaitan dengan karya yang dikaji,
sehingga diperoleh data-data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Bahkan tidak menutup kemungkinan, penulis juga mencari data dokumen melalui
internet yang tetap memperhatikan kebenaran informasinya.

Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analisis Visual Kriya Kayu Lame Di Kampung Saradan Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden
Kabupaten Subang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

44

4. Tahap-tahap Penelitian

Gambar 3.2 Skema Tahap Penelitian
(Sumber: dokumentasi penulis, 2013)

a. Menentukan Judul, Rumusan Masalah, dan Tujuan Penelitian
Melalui tahapan ini, penulis menentukan judul penelitian terlebih dahulu dari
sebuah ketertarikan terhadap informasi kriya kayu yang berada di kabupaten
Subang, yang sebelumnya disetujui dalam bentuk proposal skripsi ke tahap
penulisan skripsi. Setelah menentukan judul, kemudian mengangkat rumusan
masalah penelitian yang menjadi pertanyaan ketertarikan penulis. Dari rumusan
masalah tersebut kemudian menyebutkan tujuan daripada keingintahuan penulis
terhadap kriya kayu tersebut, dalam hal ini mengenai teknik pembuatan dan
bentuk visual kriya kayu lame.
b. Pengumpulan Data
Untuk mengetahui jawaban atas suatu rumusan dan tujuan penelitian ini, maka
perlu mengumpulkan data-data yang relevan. Oleh karena itu, dalam tahap ini
Mohammad Arif Amiruddin Jabbar, 2014
Analis