KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA : Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka.

(1)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA

(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Wildan Chaidar Rahman

0907306

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA

(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya

Bambu di Desa Maja Selatan,

Kecamatan Maja, Kabupaten

Majalengka)

Oleh

Wildan Chaidar Rahman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Wildan Chaidar Rahman 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Wildan Chaidar Rahman

0907306

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA

(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Drs. Yadi Rukmayadi, M.Pd. NIP. 196104011994031001

Pembimbing II,

Drs. Hery Santosa, M.Sn. NIP. 196506181992031003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Bandi Sobandi, M.Pd. NIP. 197206131999031001


(4)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Wildan Chaidar Rahman

0907306

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA

(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan

Maja, Kabupaten Majalengka)

Disetujui dan Disahkan oleh:

Penguji I,

Dr. Tri Karyono, M.Sn. NIP. 196611071994021001

Penguji II,

Drs. Maman Tocharman, M.Pd. NIP. 194812251974121001

Penguji III,

Drs. Nanang Ganda P, M.Sn. NIP. 196202071987031002


(5)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

i ABSTRAK

Chaidar Rahman, Wildan. 2014: KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA (Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka). Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia.

Kriya bambu merupakan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia, keberadaannya terus berkembang seiring kemajuan zaman. Hal ini tak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga teknik pembuatan maupun alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kriya bambu semakin berkembang, perkembangan ini dapat membantu melestarikan kriya bambu yang merupakan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia.

Keberadaan kriya bambu di Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka hasil dari seorang kriyawan bernama Ali Subana merupakan salah satu contoh perkembangan kriya khususnya kriya, dimana kriya bambu yang dihasilkan telah berkembang dari segi bentuk maupun fungsinya serta pengembangan teknik dalam proses pembuatan menjadikan kriya bambu hasil kriyawan Ali Subana menjadi suatu karya seni yang bernilai tinggi. Selain itu karya dari setiap kriya bambu menampilkan aspek kesederhanaan namun tetap memiliki nilai fungsional dan estetika yang dapat menarik perhatian bagi para pecinta seni.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, lokasi penelitian ini adalah rumah kriyawan Ali Subana yang bertempat di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan kriya bambu karya Ali Subana bahan bambu yang dipilih merupakan bambu yang memiliki kelenturan tinggi serta memiliki serat yang panjang dan kuat, serta dalam proses pengawetannya masih menggunakan pengawetan alami yaitu dengan merendam bilah bambu di bawah lumpur pada kolam ikan, teknik pembuatan yang digunakan pada dasarnya menggunakan dua teknik yaitu teknik tempel dan teknik anyam. Hasil akhir dari kriya bambu yang dibuat menurut kajian visualnya dilihat dari segi bentuk menyesuaikan dengan fungsi masing-masing benda serta dilihat dari tampilan tetap mempertahankan kesan alami bambu, baik dilihat dari segi warna maupun teksturnya.


(6)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ii ABSTRACT

Chaidar Rahman, Wildan. 2014: ALI SUBANA WORKS BAMBOO CRAFT ( Descriptive Study of Visual Analysis Bamboo Craft Village South Maja, Maja subdistrict, Majalengka ). Arts Education Programs Education University of Indonesia.

Bamboo Craft is one of the Indonesian culture which always develop. The making techniques and tools which used in bamboo craft manufacture can not be separated from the development of science and technology. It is a good condition to support and conserve bamboo craft as Indonesian heritage.

The existence of bamboo craft in District Maja, Majalengka result of a craftsmen named Ali Subana is one example of skill development in particular craft, bamboo craft produced which has grown in terms of form and function and the development of techniques in the process of making bamboo crafts Ali Subana craftsmen results be a valuable work of art. Besides the work of each bamboo craft show aspects of simplicity but still have functional and aesthetic value that can attract the attention of the art lovers.

The method used in this research is descriptive method with qualitative approach. It takes place at Ali Subana’s house of craft in South Maja, Maja subdistrict, Majalengka. Data collecting techniques used in this study include: observation, interviews, documentary and literature studies.

Based on the results of this study concluded that in the process of making bamboo craft work of Ali Subana selected bamboo material is bamboo which has a high flexibility and have a long and strong fibers, as well as in the preservation process still uses natural preservation is to soak the bamboo slats under mud at the pond fish, making techniques used are basically using two techniques namely paste techniques and techniques woven. The final outcome of the bamboo craft made by visual assessment in terms of adjusting to the shape of the function of each object as well as views of the display while maintaining the impression of natural bamboo, both in terms of color and texture.


(7)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 7

A. Tinjauan Umum Kriya ... 7

1. Pengertian Kriya ... 7

2. Jenis-jenis Kriya Bambu di Indonesia ... 8

3. Unsur-unsur Seni Rupa ... 19

B. Kriya Bambu ... 29

1. Definisi Bambu ... 29

2. Pertumbuhan Bambu ... 31

3. Jenis-jenis Bambu ... 34

4. Manfaat Bambu ... 38

5. Pengawetan Bambu ... 42

6. Teknik Pembuatan Kriya Bambu ... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 61

A. Waktu dan Tempat Penenelitian ... 61

B. Populasi dan Sampel ... 61

C. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 62


(8)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vi

E. Teknik Pengumpulan Data ... 65

F. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ... 68

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA ... 70

A. Gambaran Umum Kriya Bambu di Blok Rebo, Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka ... 70

1. Kecamatan Maja ... 70

2. Profil Ali Subana (Kriyawan Bambu) ... 73

3. Data Keluarga Ali Subana ... 74

B. Kriya Bambu Karya Ali Subana ... 75

1. Alat dan Bahan ... 75

2. Jenis Kriya Bambu Karya Ali Subana ... 89

C. Analisis terhadap Kriya Bambu Karya Ali Subana... 99

1. Proses Pembuatan ... 99

2. Analisis Unsur Visual Estetik ... 112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 147

A. Kesimpulan ... 147

B. Saran ... 149

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

1

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya, dimana keanekaragaman budaya tersebut telah menjadi warisan kebudayaan bangsa yang patut kita jaga dan kita lestarikan keberadaannya. Salah satu warisan budaya Indonesia yang harus kita jaga dan lestarikan adalah kriya, kriya merupakan seni yang telah ada sejak zaman prasejarah, kriya dapat dimaknai sebagai suatu karya seni yang unik serta memiliki nilai estetik, simbolik, filosofis dan fungsional dalam pembuatannya. Kebudayaan di Indonesia khususnya kriya, telah menjadi suatu tradisi yang diwariskan masyarakat secara turun temurun kepada anak dan cucu mereka, yang didukung oleh keahlian dan keterampilan guna karya-karya seni dan benda-benda fungsional atau benda-benda hias dengan muatan nilai etnik budaya Nusantara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 820), kriya adalah pekerjaan tangan atau kerajinan. Kriya dapat disebut sebagai pekerjaan atau kerajinan tangan yang memerlukan keahlian dan keterampilan dalam pembuatannya, serta nilai fungsional memiliki peranan yang sangat penting tanpa meninggalkan nilai estetika. Oleh karena itu dalam pembuatan kriya pemilihan bahan, teknik dan proses pembuatan harus diperhatikan secara teliti oleh kriyawan.

Selain memiliki keanekaragaman budaya, bangsa Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang melimpah. Di Indonesia terdapat beragam jenis flora dan fauna, oleh karena itu masyarakat Indonesia memanfatkan kekayaan alam tersebut untuk dijadikan peralatan kebutuhan sehari-hari yang bahannya dapat pula dijadikan untuk membuat kriya. Salah satu kriya yang memanfaatkan kekayaan alam Indonesia adalah kriya bambu.

Bambu merupakan tanaman yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, khususnya bagi penduduk yang tinggal di pedesaan, tanaman bambu menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan berbagai kegiatan sehari-hari masyarakat. Bambu banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan pembuat


(10)

2

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perkakas dapur, bahan pembuat aneka keperluan pertanian, bahan bangunan, bahan kerajinan dan lain-lain (Kementrian Kehutanan, 2012: 1)

Bambu merupakan tanaman yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia, tanaman ini dapat ditemukan diberbagai pelosok daerah di Indonesia. Pulau Jawa merupakan salah satu yang paling banyak memiliki penyebaran tanaman bambu. Selain digunakan sebagai bahan membuat kriya, bambu juga telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan untuk bangunan, bahan makanan, bahan selulosa untuk bubur kertas, perabot dan perkakas rumah tangga seperti kursi, meja, rak dan sebagainya, selain itu juga bambu dimanfaatkan untuk membuat jembatan, pompa air, saluran air, sepeda, perahu, rakit, kapal terbang atau penerbangan layang-layang, maupun membuat tali pengikat atau tali pilin.

Kriya bambu merupakan suatu karya yang memanfaatkan bahan dari alam yang berada di sekitar rumah atau daerah setempat. Hasil dari kriya bambu memiliki fungsi selain benda hias juga sebagai benda pakai yang memiliki nilai estetik dan nilai fungsional, seperti yang sering kita jumpai untuk kebutuhan sehari-hari diantaranya hiasan dinding, tas/keranjang, tudung saji, boboko atau bakul nasi, rak majalah, tirai dan sebagainya. Sebagian orang mungkin berfikir bahwa pohon bambu hanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan membuat kandang ayam, membuat bangunan rumah, membuat jembatan dan sebagainya. Akan tetapi bahan bambu dapat dijadikan sebuah karya seni yang bernilai tinggi dan juga memiliki nilai fungsional.

Keberadaan industri-industri kecil/industri rumahan dalam memproduksi kriya di Indonesia seolah belum tersentuh oleh pemerintah, terutama pemerintah daerah setempat, hanya sebagian kecil industri-indusri kecil yang dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah tersebut, itu pun harus industri tersebut yang memulai untuk mengajukan bantuan dan kerjasama kepada pemerintah daerah. Diharapkan bahwa pemerintah lebih peka terhadap keberadaan indusri-industri kecil yang berada di daerah, khususnya industri yang memproduksi kriya.

Berdasarkan perkembangannya, masyarakat Indonesia sejak dulu telah menanam bambu di sekitar rumah untuk memudahkan dalam memanfaatkan pohon bambu tersebut. Akan tetapi, untuk memenuhi bahan baku pembuatan kriya


(11)

3

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tidak bisa hanya memanfaatkan bambu dari lahan pekarangan masyarakat, perlu dibuatnya suatu perkebunan bambu agar pasokan bahan baku membuat kriya bambu terpenuhi. Diharapkan para kriyawan atau pelaku industri kriya dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk membuka lahan perkebunan hutan bambu.

Begitu juga di kabupaten Majalengka, keberadaan industri kecil yang menekuni industri kriya masih luput dari perhatian pemerintah daerah setempat, Padahal indusri-industi kriya ini bisa dijadikan ciri khas dari kebudayaan daerah Majalengka bila dikelola dan dikembangkan dengan benar oleh pemerintah daerah setempat. Selain itu juga dapat memberikan manfaat yang besar bagi pemerintah daerah dan pelaku indusri kriya/kriyawan.

Kabupatan Majalengka merupakan salah satu kabupaten yang berada di Jawa Barat, dan merupakan daerah yang memiliki populasi tanaman bambu yang melimpah. Tanaman bambu ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan peralatan dapur oleh masyarakat setempat, tapi salah satu kriyawan setempat mencoba memanfaatkan tanaman bambu dengan menghasilkan karya-karya kriya bambu yang berbeda dari biasanya dan tidak kalah menarik dengan kriyawan bambu lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Ali Subana selaku kriyawan bambu yang berada di daerah kabupaten majalengka tepatnya di blok Rabu, desa Maja Selatan, kecamatan Maja, kriya bambu yang dihasilkan dapat terlihat seperti papan dari bambu dengan tidak tampak adanya susunan bambu yang direkatkan tetapi tidak menghilangkan karakter dari bambu itu sendiri. Selain itu karya dari setiap kriya bambu menampilkan aspek kesederhanaan namun tetap memiliki nilai fungsional dan estetika yang dapat menarik perhatian bagi para pecinta seni.

Hal inilah yang menjadikan penulis ingin meneliti lebih dalam mengenai kriya bambu yang diciptakan bapak Ali Subana. Oleh karena itu penulis ingin meneliti permasalahan tersebut dengan judul ”KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA (Studi Deskriptif Analisis visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)”


(12)

4

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah kriya bambu karya Bapak Ali Subana yang bertempat tinggal di blok Rabu, desa Maja Selatan, kecamatan Maja, kabupaten Majalengka.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis membuat perumusan masalah dan beberapa pertanyaan untuk memudahkan penelitian yang akan dilakukan yaitu:

1. Bagaimana proses dan teknik pembuatan kriya bambu karya Ali Subana? 2. Bagaimana unsur visual estetik kriya bambu karya Ali Subana?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan hal-hal berikut.

1. Untuk mengetahui proses dan teknik pembuatan kriya bambu karya Ali Subana.

2. Untuk mengetahui lebih dalam bagaimana unsur visual estetik kriya bambu karya Ali Subana.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, Jurusan Pendidikan Seni Rupa, pengrajin dan pemerintah daerah.

a. Bagi Penulis

1) Menambah wawasan tentang kriya, khususnya kriya di desa Maja Selatan, kecamatan Maja, kabupaten Majalengka.

2) Dapat memperoleh penjelasan secara menyeluruh berkenaan dengan kriya bambu di desa Maja Selatan, kecamatan Maja, kabupaten Majalengka. 3) Memperdalam apresiasi dan rasa cinta terhadap karya seni rupa, khususnya


(13)

5

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa FPBS UPI

1) Sebagai bahan referensi atau kepustakaan tentang kajian visuan kriya bambu dan menjadi tambahan sumber teori dalam pembelajaran.

2) Sebagai bahan apresiasi dan penyebarluasan informasi tentang keanekaragaman kriya bambu serta sebagai bahan untuk mengenbangkan pembelajaran.

c. Bagi Pengrajin

1) Dengan penelitian mengenai kriya bambu ini diharapkan dapat memberi gagasan/pembanding serta memberi gambaran untuk mengembangkan kreativitas dan menciptakan karya-karya yang baru.

2) Sebagai dokumentasi untuk memperkenalkan hasil dari karya kriya bambu bapak Ali Subana agar karyanya lebih dikenal masyarakat.

3) Mendorong pengrajin dalam meningkatkan kualitas baik model dan jenis, serta kuantitas kriya bambu yang diproduksinya.

4) Memberikan inspirasi atau gagasan kepada mahasiswa dan seniman dalam menciptakan karya kriya bambu.

d. Bagi Pemerintah Daerah

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah daerah di Desa Maja Selatan Kec. Maja Kab. Majalengka mengembangkan potensi budaya yang ada serta mengembangkan usaha-usaha kecil yang bergerak dalam bidang kriya, sehingga dapat mempermudah dalam proses bantuan baik berupa pembinaan, pengembangan serta pelestarian yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

F. Sistematika Penulisan BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian secara garis besar beserta teknik pengumpulan data dan pendekatannya, lokasi dan sampel penelitian.


(14)

6

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB II. LANDASAN TEORI

Pada Bab ini membahas mengenai landasan teori yang berhubungan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian, seperti: tinjauan umum kriya, unsur dan prinsip dalam seni rupa dan karya kriya bambu. Selain itu juga sebagai bahan acuan untuk memperkuat keakuratan hasil penelitian.

BAB III. METODE PENELITIAN

Seperti yang telah dijelaskan dalam buku pedoman penulisan karya ilmiah (2012: 21) Uraian dalam BAB III berisi penjabaran mengenai metode penelitian metode penelitian deskriptif kualitatif, yang meliputi Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, cara pemilihan sampel serta justifikasi dari pemilihan lokasi serta penggunaan sampel, desain penelitian dan justifikasi dari pemilihan desain penelitian itu, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya serta analisis data.

BAB IV. PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan mengenai hasil penelitian studi deskriptif tentang analisis visual kriya bambu karya Ali Subana di desa Maja Selatan, kecamatan Maja, kabupaten Majalengka diuraikan berdasarkan hasil penelitian dan berlandaskan teori pada BAB II.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab Kesimpulan dan saran ini dikemukakan beberapa pemaknaan dan penafsiran peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian secara ringkas.


(15)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

61

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, terhitung mulai bulan Agustus sampai bulan November.

2. Tempat

Tempat penelitian ini adalah di rumah kriyawan bambu, bapak Ali Subana yang beralamat di RT 03/04 No.51 blok Rebo, desa Maja Selatan, kecamatan Maja, kabupaten Majalengka. Sebuah desa yang merupakan dataran tinggi dan kebanyakan penduduk di daerah ini bekerja sebagai petani dan buruh tani.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Arikunto (2006: 130) mengungkapkan bahwa yang dimaksud populasi adalah:

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.

Sedangkan yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian menurut Masyhuri dan Zainuddin, (2008:151) adalah:

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia,hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.

Populasi dalam penelitian ini yaitu beberapa kriyawan yang menekuni kriya bambu di desa Maja Selatan, kecamatan Maja, kabupaten Majalengka, salah satu kriawan yang menekuni kriya bambu yaitu Bapak Ali Subana.


(16)

62

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Sampel

Menurut Arikunto (2006: 131) mengutarakan bahwa yang dimaksud dengan sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Adanya sampel dalam suatu penelitian menurut Masyuri dan Zainuddin, (2008: 153) disebabkan karena:

a. Peneliti ingin mereduksi (memotong) obyek yang akan diteliti. Peneliti tidak melakukan penyelidikannya pada semua obyek atau gejala atau kejadian atau peristiwa tetapi hanya sebagian saja. Sebagian inilah disebut dengan sampel.

b. Peneliti ingin melakukan generalisasi dari hasil penelitiannya, artinya mengenakan kesimpulannya kepada objek, kejadian, atau peristiwa yang lebih luas.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil satu sampel, yaitu Bapak Ali Subana selaku kriyawan bambu.

C. Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dasar penelitian kualitatif merupakan penelitian alamiah yang dilakukan oleh peneliti itu sendiri, seperti yang dikatakan oleh Masyuri dan Zainuddin, (2008: 22) dasar penelitian kualitatif adalah:

Penelitian kualitatif itu berakar pada latar alamiah sebagai ketuhanan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari-dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak: peneliti dan subjek penelitian.

Hal senada dijelaskan Moleong (2005: 6) bahwa pokok-pokok penelitian kualitatif adalah:

Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.


(17)

63

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam penelitian kualitatif, manusia merupakan faktor penting sebagai alat penelitian dalam melakukan penelitian, untuk menganalisis data yang diperoleh selama melaksanakan penelitian dan sebagai faktor utama yang menentukan tercapai tidaknya keberhasilan dalam melakukan penelitian tersebut. Adapun data yang diperoleh berupa kata, ucapan atau dokumentasi seperti poto dan dokumen pribadi yang berkaitan dengan objek yang diteliti yaitu tentang kriya bambu dilihat dari segi proses pembuatan dan kajian visual kriya bambu yang dihasilkan.

Tahapan-tahapan dalam penelitian kualitatif menurut Moleong (1996:85) adalah tahap pra lapangan, tahap kegiatan lapangan dan analisis data. Dalam hal ini peneliti mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan survey lapangan ke tempat yang akan dijadikan objek penelitian, selanjutnya menyusun proposal penelitian untuk diajukan pada dewan skripsi. Proposal yang telah diperbaiki dan disahkan dosen pembimbing skripsi dengan diketahui ketua jurusan diajukan pada pihak fakultas dengan tujuan untuk mendapatkan perizinan melaksanakan penelitian (Moleong, 1996: 85).

Adapun tahap pra lapangan yang dilakukan penulis sebagai berikut:

a. Sebelum penelitian penulis melakukan survei lapangan di desa Maja selatan, kecamatan Maja, kabuapten Majalengka, tepatnya pada kriyawan bambu Ali Subana yang dijadikan objek penelitian.

b. Penulis mangajukan proposal penelitian kepada dewan skripsi.

c. Proposal yang di perbaiki dan disahkan oleh dosen pembimbing skripsi dengan diketahui Ketua Jurusan, diajukan pada pihak Fakultas dengan tujuan untuk mendapatkan perijinan melaksanakan penelitian mengenai “KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA”.

2. Tahap Kegiatan Lapangan

Pada tahap ini penulis melakukan penelitian langsung ke lapangan dengan melihat dan meneliti fenomena yang sebenarnya, sehingga terlibat langsung dalam proses penelitian (Moleong, 1996: 85).


(18)

64

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Penulis melakukan penelitian langsung di desa Maja Selatan, kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka yaitu tepatnya di kediaman kriyawan bambu Ali Subana untuk melihat dan meneliti fenomena yang sebenarnya.

b. Penulis terlibat langsung dalam proses penelitian yaitu melihat proses pembuatan kriya bambu. Proses pembuatan ini mengcangkup beberapa tahap, diantaranya proses pengolahan bambu dengan cara membelah bambu utuh menjadi bilah-bilah bambu yang kemudian diawetkan dengan cara direndam di dalam lumpur kolam ikan selama kurang lebih 3 bulan yang selanjutnya dikeringkan terlebihdahulu di bawah sinar matahari sebelum diolah menjadi bahan baku pembuatan kriya. Setelah bambu kering bambu diolah ketahap pembentukan dengan cara dipotong dan dibelah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, yang selanjutnya disusun dengan menggunakan lem membentuk suatu benda kriya. Tahap akhir atau

finishing dilakukan dengan menggunakan pelapis berupa melamin yang

berfungsi sebagai penguat warna. 3. Tahap Analisis Data

Tahap ini merupakan tahap setelah kegiatan lapangan berakhir. Setelah data-data diperoleh kemudian dianalisis untuk kemudian diolah dan dituangkan dalam karya tulis ilmiah (skripsi) yang terbagi dalam lima Bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, pembahasan dan kesimpulan (Moleong, 1996: 85).

Tahap ini merupakan tahap setelah kegiatan lapangan berakhir, penulis memperoleh data-data di lapangan yang kemudian dianalisis, diolah dan dituangkan dalam karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul “KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA”.

D. Instrumen dan Sumber Data

Peran utama peneliti dalam sebuah penelitian kualitatif adalah sebagai instrument penelitian. Instrumen ini pada dasarnya bersifat sementara dan berlangsung secara terus menerus selama dilakukannya penelitian tersebut. Dalam pembuatan instrumen penelitian berupa observasi, wawancara maupun studi dokumentasi merupakan suatu poin yang harus diperhatikan dan dilakukan baik sebelum penelitian ataupun selama penelitian berlangsung.


(19)

65

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menurut Nasution (Sugiyono, 2011:307) peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.

6. Hanya manusia yang dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan, dan pelakan.

7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan.

Sumber penelitian ini adalah kriya bambu karya Ali Subana sebagai sumber utama, buku-buku reverensi, internet serta observasi ke galeri 16.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian proses pengumpulan data merupakan bagian penting. Pada proses pengumpulan data ini harus benar-benar dilakukan secara serius agar data yang terkumpul sesuai dengan hasil penelitian. Apabila dalam pengumpulan data ini kurang lengkap dan dijumpai kesalahan maka akan berpengaruh sangat besar terhadap hasil yang diperoleh. Proses pengumpulan data sangatlah penting hal ini seperti yang diutarakan oleh Arikunto (2006: 222) bahwa:

Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama apabila penelitian menggunakan metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti. Itulah sebabnya menyusun instrumen pengumpulan data harus ditangani serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu pengumpulan variabel yang tetap. Instrumen yang sifatnya masih umum, misalnya pedoman wawancara dan pedoman pengamatan, masih mudah diinterpretasikan (mungkin salah) oleh pengumpul data.


(20)

66

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Teknik pengamatan (Observasi)

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap kondisi objek yang diteliti. Proses pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek berada di tempat berlangsungnya penelitian, sehingga kegiatan observasi berlangsung bersama objek yang diteliti maka disebut observasi langsung.

Objek utama yang akan diamati oleh peneliti yaitu kriya bambu karya Ali Subana. Ditinjau dari proses pembuatan dan unsur visual estetiknya.

Dalam hal ini penulis melakukan observasi langsung ke rumah keriawan bambu, bapak Ali Subana yang beralamat di blok Rebo, desa Maja Selatan, kecamatan Maja, kabupaten Majalengka. Observasi ke tempat lain dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dan bahan perbandingan. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi ke galeri 16 yang beralamat di Jalan Cibereum No.16 Cibereum Bandung, untuk mencari tahu tentang jenis-jenis bambu serta proses pengolahan bambu untuk bahan kriya.

b. Teknik wawancara

Wawancara sebagai salah satu cara untuk menggali sumber-sumber yang berkaitan dengan objek penelitian dari nara sumber yang telah terpilih yaitu pemilik kriya bambu Bapak Ali Subana. Menurut Arikunto menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan wawancara adalah “sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interview) untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(interviewer)”. Jadi tujuan dilakukannya wawancara untuk memperoleh

informasi yang lebih mendalam mengenai objek penelitian. Dalam melakukan wawancara ada hal-hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu untuk mempermudah proses wawancara diantaranya membuat instrumen pertanyaan yang akan dikemukakan, kemudian dibantu dengan alat tulis, handphone atau kamera digital sebagai alat perekam atau pengambilan poto agar data yang diperoleh lebih jelas.


(21)

67

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Objek wawancara yaitu bapak Ali Subana, seorang kriyawan bambu di blok Rebo, desa Maja Selatan, kecamatan Maja, kabupaten Majalengka. Adapun ajuan pertanyaan-pertanyaan yang peneliti sertakan sebagai berikut:

1) Apa yang melatar belakangi pembuatan kriya bambu? 2) Sejak kapan dimulai produksi?

3) Dari mana ide atau gagasan pembuatan kriya bambu ini? 4) Apa saja alat dan bahan yang dipergunakan?

5) Dari mana bahan baku didapat?

6) Bagaimana proses pembelian dan pengiriman bahan? 7) Bagaimana cara pengolahan bahan?

8) Bagaimana cara pengawetan bahan? 9) Bagaimana proses pembuatannya? 10)Apa saja yang dibuat?

11)Apa saja fungsi dari kriya tersebut? 12)Berapa rata-rata harga jualnya? 13)Bagaimana proses pemasarannya? 14)Pemasarannya kemana saja?

15)Apa kelebihan dan kekurangan dari kriya bambu ini?

16)Kesulitan apa saja yang dihadapi baik dalam produksi maupun dalam pemasaran?

17)Apa saja keinginan dan kebutuhan untuk mengembangkan produksi? 18)Bagaimana sikap pemerintah daerah terhadap produksi kriya bambi ini? c. Teknik studi pustaka dan dokumentasi

Sebagai bentuk gambaran untuk memperkuat hasil penelitian berupa data-data atau sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian yaitu kriya bambu ditinjau dari segi proses pembuatan kriya bambu dan unsur visual estetiknya. Teknik dokumentasi berupa data foto hasil dokumentasi pribadi sebagai gambaran bagi pembaca serta bukti hasil penelitian yang telah dilakukan.


(22)

68

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang menjadi rumusan masalah. Teknik analisis dan pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul dari hasil pengumpulan data, baik hasil wawancara dan observasi langsung maupun dari reverensi berbagai sumber dokumentasi.

Arikunto, (2006: 235) mengemukakan secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah yaitu:

a. Persiapan

Langkah persiapan dilakukan untuk memilih data yang terpakai dan bertujuan untuk merapikan data yang telah terkumpul, memilih data yang dianggap penting dan menysunnya.Seperti yang diutarakan oleh Arikunto, (2006: 236) bahwa:

Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah persiapan bermaksud merapikan data agar bersih, rapi dan tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis.

b. Tabulasi

Menurut Arikunto (2006: 236) bahwa kalsifikasi analisis data adalah sebagai berikut:

1) Tabulasi data (the tabulation of the data).

2) Penyimpulan data (the summarizing of the data). 3) Analisis data untuk tujuan testing hipotesis. 4) Analisis data untuk tujuan penarikan kesimpulan. c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

Dalam hal ini Arikunto (2006: 238) menjelaskan bahwa yang dimaksud penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian adalah:

Maksud yang dikemukakan dalam bagian bab ini adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil.

Proses analisis ini dilakukan setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data dengan menggunakan aturan-aturan pada pendekatan penelitian atau desain penelitian yang dipilih untuk menganalisis data yang diteliti. Hal


(23)

69

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tersebut dijelaskan kembali oleh Arikunto (2006: 239) bahwa “Apabila datanya terkumpul, maka lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol.”

Analisis yang dilakukan penulis dalam penelitian ini dengan pengklasifikasian kualitatif ditinjau dari segi proses pembuatan serta kajian visual terhadap keriya bambu karya Ali Subana yang bertempat di blok Rabu, desa Maja Selatan, kecamatan Maja, kabupaten Majalengka.

Setelah data selesai dianalisis, dapat diperoleh kesimpulan. Arikunto (2006: 342) menyebutkan bahwa “Suatu kesimpulan dalam penelitian bukanlah merupakan suatu karangan atau diambil dari pembicaraan-pembicaraan lain, akan tetapi hasil suatu proses tertentu yaitu menarik, dalam arti memindahkan sesuat dari suatu tempat ke tempat lain”.

Jadi, kesimpulan merupakan suatu proses penarikan dari suatu hasil penelitian itu sendiri yang dalam arti memindahkan hasil selama penelitian kedalam suatu kata-kata yang hasilnya bukan sebuah karangan atau hal-hal lain di luar penelitian. Dalam proses penarikan kesimpulan ini harus didasarkan oleh data-data yang diperoleh dalam penelitian bukan atas angan-angan dan atas dasar keinginan peneliti, hal ini diutarakan Arikunto (2006: 342):

Menarik kesimpulan penelitian selalu harus mendasarkan diri atas semua data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan harus didasarkan atas data, bukan atas angan-angan atau keinginan peneliti. Adalah salah besar apabila kelompok peneliti membuat kesimpulan yang bertujuan menyenangkan hati pemesan, dengan cara manipulasi data.


(24)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

147 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kajian Visual Kriya Bambu Karya Ali Subana yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa:

Kriya bambu yang dihasilkan oleh Ali Subana merupakan hasil dari keinginan yang kuat memanfaatkan bahan yang ada di alam sekitar, serta merupakan cita-cita sejak dari dulu untuk menjadikan kabupaten Majalengka sebagai salah satu kota yang memproduksi bambu yang telah diolah menjadi sebuah kriya bambu. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dari hasil kriya bambu yang dibuat oleh Ali Subana, penulis memperoleh kesimpulan mengenai proses pembuatan serta visual kriya bambu karya Ali Subana sebagai berikut:

a. Proses Pembuatan

1) Bambu sebagai bahan utama yang dipilih adalah bambu yang memiliki serat yang panjang dan kuat serta memiliki kelenturan yang tinggi, yaitu bambu apus yang di daerah setempat sering disebut dengan awi tali, bambu andong atau yang lebih terkenal dengan nama awi surat dan bambu betung atau awi bitung.

2) Proses pengawetan bambu yang dilakukan menggunakan pengawetan alami dan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dengan merendam bilah-bilah bambu ke dalam lumpur pada kolam yang berada tepat di belakang rumah. 3) Proses pembuatan kriya bambu Ali Subana ini lebih mengandalkan daya

imajinasinya yang didapat setelah mengamati bentuk benda dengan bahan selain bambu yang selanjutnya diaplikasikan dengan menggunakan bahan bambu dengan membuat rancangan atau sketsa terlebih dahulu.

4) Teknik pembuatan yang digunakan terdapat tiga teknik antara lain teknik penempelan iratan bambu pada papan, teknik penggabungan anyaman dan bilah bambu dan teknik penyusunan bambu menjadi papan.

5) Teknik keseluruhan yang digunakan dapat dikelompokan menjadi dua teknik dasar yaitu teknik tempel dan teknik anyam.


(25)

148

b. Analisis unsur visual karya: 1) Garis

Garis yang terbentuk adalah garis yang dinamis,yaitu garis alami dan buatan. Garis buatan terbentuk dari penggabungan bidang atau bilah bambu dan iratan yang ditempel, garis buatan yang terbentuk pada umumnya lurus akan tetapi kesan yang ditimbulkan tidak kaku. Garis yang terbentuk secara alami terbentuk dari serat bambu yang tetap ditampilkan walau telah dilakukan proses pewarnaan, serat bambu yang terbentuk menjadikan pola permukaan pada karya menjadi lebih dinamis.

2) Bidang

Bidang yang terbentuk merupakan perpaduan garis-garis hasil penempelan bidang bambu dengan bidang bambu yang lainnya, sehingga diperoleh bidang dan bentuk geometris.

3) Ruang

Ukuran yang diciptakan disesuaikan dengan fungsi masing-masing benda. Keadaan bahan yang mudah dibentuk membantu mempermudah dalam menentukan ukuran benda.

4) Bentuk

Bentuk di desain mengikuti fungsi masing-masing benda yang dirancang sesuai kegunaan masing-masing.

5) Tekstur

Penghalusan karya yang dibuat pada tahap akhir membuat tekstur pada setiap karya menjadi halus, akan tetapi pada bagian-bagian tertentu seperti permukaan bagian dalam pada rak buku memiliki kesan bertekstur kasar walaupun pada kenyataannya bertekstur halus.

6) Gelap terang

Kesan gelap terang yang terdapat disetiap karya didapat dari tekstur bambu yang memiliki serat-serat alami yang memiliki warna coklat dan menampilkan kesan gelap terang yang harmonis.


(26)

149

7) Warna

Warna yang ditampilkan adalah warna alami bambu, walaupun menggunakan pewarna kesan yang ditampilkan tetap warna alami itu sendiri. Warna bambu terbentuk dari serat-serat permukaan bambu dan tekstur bambu itu sendiri.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis memberikan beberapa saran diantaranya:

1. Bagi Kriyawan

Perlu berusaha menerima pembinaan yang berkelanjutan mengenai pengembangan teknik dan mencari inovasi bentuk lain untuk meningkatkan kualitas yang dihasilkan menjadi lebih baik, guna dapat memenuhi permintaan pasar serta mampu bersaing dalam pangsa pasar domestik maupun internasional.

2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber atau referensi kepustakaan dalam kajian kriya terutama pada kriya bambu dilihat dari segi teknik pembuatan serta bentuk yang dihasilkan, dan dapat dijadikan sebagai referensi pengadaan alat-alat pembuatan kriya.

3. Bagi Lembaga Pemerintah Daerah

Diharapkan dapat membantu memajukan usaha dan ikut mempromosikan produk kriya bambu karya Bapak Ali Subana sebagai salah satu hasil budaya yang patut dikembangkan agar lebih dikenal di luar daerah, dan diharapkan adanya dukungan dan perhatian dari pemerintah daerah serta masyarakat setempat untuk lebih memperhatikan keberadaan kriya yang berada disekitarnya guna melestarikan keberadaannya yang memiliki nilai budaya, dan sebagai tambahan referensi kebudayaan yang berada di daerah tersebut.


(27)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiyanto, dkk. (2008). Kriya Keramik (Untuk Menengah Kejuruan) Jilid I. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Enget, dkk. (2008). Seni Kriya Kayu. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Frick, Heinz. (2004). Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu. Yogyakarta: Kanisius Garha, Oho. (_). Seni Kerajinan Bambu. Bandung: Angkasa

Gerbono dan Djarijah (2009). Aneka Kerajinan Bambu. Yogyakarta: Kanisius Kementrian Kehutanan. (2012). Mau Tahu Tentang Bambu?. Kementrian

Kehutanan

Masyhuri dan Zainuddin. (2008). Metodologi Penelitian (Pendekatan Praktis dan

Aplikatif). Malang: PT Refika Aditama.

Mentri Negara Lingkungan Hidup (1998). Strategi Nasional dan Rancangan Tindak Pelestarian Bambu dan Pemanfaatannya Secara Berkelanjutan di

Indonesia. Kantor Mentri Negara Lingkungan Hidup

Moleong, Lexy, J. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Soedarso, SP. (1997). Tinjauan Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana.

Soemaryadi, dkk, (1993). Pendidikan Keterampilan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta.

Suryahadi, A. (2008). Seni Rupa untuk SMK Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008).


(28)

pp Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.


(29)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

i ABSTRAK

Chaidar Rahman, Wildan. 2014: KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA (Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka). Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia.

Kriya bambu merupakan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia, keberadaannya terus berkembang seiring kemajuan zaman. Hal ini tak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga teknik pembuatan maupun alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kriya bambu semakin berkembang, perkembangan ini dapat membantu melestarikan kriya bambu yang merupakan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia.

Keberadaan kriya bambu di Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka hasil dari seorang kriyawan bernama Ali Subana merupakan salah satu contoh perkembangan kriya khususnya kriya, dimana kriya bambu yang dihasilkan telah berkembang dari segi bentuk maupun fungsinya serta pengembangan teknik dalam proses pembuatan menjadikan kriya bambu hasil kriyawan Ali Subana menjadi suatu karya seni yang bernilai tinggi. Selain itu karya dari setiap kriya bambu menampilkan aspek kesederhanaan namun tetap memiliki nilai fungsional dan estetika yang dapat menarik perhatian bagi para pecinta seni.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, lokasi penelitian ini adalah rumah kriyawan Ali Subana yang bertempat di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan kriya bambu karya Ali Subana bahan bambu yang dipilih merupakan bambu yang memiliki kelenturan tinggi serta memiliki serat yang panjang dan kuat, serta dalam proses pengawetannya masih menggunakan pengawetan alami yaitu dengan merendam bilah bambu di bawah lumpur pada kolam ikan, teknik pembuatan yang digunakan pada dasarnya menggunakan dua teknik yaitu teknik tempel dan teknik anyam. Hasil akhir dari kriya bambu yang dibuat menurut kajian visualnya dilihat dari segi bentuk menyesuaikan dengan fungsi masing-masing benda serta dilihat dari tampilan tetap mempertahankan kesan alami bambu, baik dilihat dari segi warna maupun teksturnya.


(30)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ii ABSTRACT

Chaidar Rahman, Wildan. 2014: ALI SUBANA WORKS BAMBOO CRAFT ( Descriptive Study of Visual Analysis Bamboo Craft Village South Maja, Maja subdistrict, Majalengka ). Arts Education Programs Education University of Indonesia.

Bamboo Craft is one of the Indonesian culture which always develop. The making techniques and tools which used in bamboo craft manufacture can not be separated from the development of science and technology. It is a good condition to support and conserve bamboo craft as Indonesian heritage.

The existence of bamboo craft in District Maja, Majalengka result of a craftsmen named Ali Subana is one example of skill development in particular craft, bamboo craft produced which has grown in terms of form and function and the development of techniques in the process of making bamboo crafts Ali Subana craftsmen results be a valuable work of art. Besides the work of each bamboo craft show aspects of simplicity but still have functional and aesthetic value that can attract the attention of the art lovers.

The method used in this research is descriptive method with qualitative approach. It takes place at Ali Subana’s house of craft in South Maja, Maja subdistrict, Majalengka. Data collecting techniques used in this study include: observation, interviews, documentary and literature studies.

Based on the results of this study concluded that in the process of making bamboo craft work of Ali Subana selected bamboo material is bamboo which has a high flexibility and have a long and strong fibers, as well as in the preservation process still uses natural preservation is to soak the bamboo slats under mud at the pond fish, making techniques used are basically using two techniques namely paste techniques and techniques woven. The final outcome of the bamboo craft made by visual assessment in terms of adjusting to the shape of the function of each object as well as views of the display while maintaining the impression of natural bamboo, both in terms of color and texture.


(1)

148

b. Analisis unsur visual karya: 1) Garis

Garis yang terbentuk adalah garis yang dinamis,yaitu garis alami dan buatan. Garis buatan terbentuk dari penggabungan bidang atau bilah bambu dan iratan yang ditempel, garis buatan yang terbentuk pada umumnya lurus akan tetapi kesan yang ditimbulkan tidak kaku. Garis yang terbentuk secara alami terbentuk dari serat bambu yang tetap ditampilkan walau telah dilakukan proses pewarnaan, serat bambu yang terbentuk menjadikan pola permukaan pada karya menjadi lebih dinamis.

2) Bidang

Bidang yang terbentuk merupakan perpaduan garis-garis hasil penempelan bidang bambu dengan bidang bambu yang lainnya, sehingga diperoleh bidang dan bentuk geometris.

3) Ruang

Ukuran yang diciptakan disesuaikan dengan fungsi masing-masing benda. Keadaan bahan yang mudah dibentuk membantu mempermudah dalam menentukan ukuran benda.

4) Bentuk

Bentuk di desain mengikuti fungsi masing-masing benda yang dirancang sesuai kegunaan masing-masing.

5) Tekstur

Penghalusan karya yang dibuat pada tahap akhir membuat tekstur pada setiap karya menjadi halus, akan tetapi pada bagian-bagian tertentu seperti permukaan bagian dalam pada rak buku memiliki kesan bertekstur kasar walaupun pada kenyataannya bertekstur halus.

6) Gelap terang

Kesan gelap terang yang terdapat disetiap karya didapat dari tekstur bambu yang memiliki serat-serat alami yang memiliki warna coklat dan menampilkan kesan gelap terang yang harmonis.


(2)

149

7) Warna

Warna yang ditampilkan adalah warna alami bambu, walaupun menggunakan pewarna kesan yang ditampilkan tetap warna alami itu sendiri. Warna bambu terbentuk dari serat-serat permukaan bambu dan tekstur bambu itu sendiri.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis memberikan beberapa saran diantaranya:

1. Bagi Kriyawan

Perlu berusaha menerima pembinaan yang berkelanjutan mengenai pengembangan teknik dan mencari inovasi bentuk lain untuk meningkatkan kualitas yang dihasilkan menjadi lebih baik, guna dapat memenuhi permintaan pasar serta mampu bersaing dalam pangsa pasar domestik maupun internasional.

2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber atau referensi kepustakaan dalam kajian kriya terutama pada kriya bambu dilihat dari segi teknik pembuatan serta bentuk yang dihasilkan, dan dapat dijadikan sebagai referensi pengadaan alat-alat pembuatan kriya.

3. Bagi Lembaga Pemerintah Daerah

Diharapkan dapat membantu memajukan usaha dan ikut mempromosikan produk kriya bambu karya Bapak Ali Subana sebagai salah satu hasil budaya yang patut dikembangkan agar lebih dikenal di luar daerah, dan diharapkan adanya dukungan dan perhatian dari pemerintah daerah serta masyarakat setempat untuk lebih memperhatikan keberadaan kriya yang berada disekitarnya guna melestarikan keberadaannya yang memiliki nilai budaya, dan sebagai tambahan referensi kebudayaan yang berada di daerah tersebut.


(3)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Budiyanto, dkk. (2008). Kriya Keramik (Untuk Menengah Kejuruan) Jilid I. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Enget, dkk. (2008). Seni Kriya Kayu. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Frick, Heinz. (2004). Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu. Yogyakarta: Kanisius Garha, Oho. (_). Seni Kerajinan Bambu. Bandung: Angkasa

Gerbono dan Djarijah (2009). Aneka Kerajinan Bambu. Yogyakarta: Kanisius Kementrian Kehutanan. (2012). Mau Tahu Tentang Bambu?. Kementrian

Kehutanan

Masyhuri dan Zainuddin. (2008). Metodologi Penelitian (Pendekatan Praktis dan Aplikatif). Malang: PT Refika Aditama.

Mentri Negara Lingkungan Hidup (1998). Strategi Nasional dan Rancangan Tindak Pelestarian Bambu dan Pemanfaatannya Secara Berkelanjutan di Indonesia. Kantor Mentri Negara Lingkungan Hidup

Moleong, Lexy, J. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Soedarso, SP. (1997). Tinjauan Seni. Yogyakarta: Saku Dayar Sana.

Soemaryadi, dkk, (1993). Pendidikan Keterampilan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta.

Suryahadi, A. (2008). Seni Rupa untuk SMK Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008).


(4)

pp Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.


(5)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

i

ABSTRAK

Chaidar Rahman, Wildan. 2014: KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA (Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka). Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia.

Kriya bambu merupakan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia, keberadaannya terus berkembang seiring kemajuan zaman. Hal ini tak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga teknik pembuatan maupun alat-alat yang digunakan dalam pembuatan kriya bambu semakin berkembang, perkembangan ini dapat membantu melestarikan kriya bambu yang merupakan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia.

Keberadaan kriya bambu di Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka hasil dari seorang kriyawan bernama Ali Subana merupakan salah satu contoh perkembangan kriya khususnya kriya, dimana kriya bambu yang dihasilkan telah berkembang dari segi bentuk maupun fungsinya serta pengembangan teknik dalam proses pembuatan menjadikan kriya bambu hasil kriyawan Ali Subana menjadi suatu karya seni yang bernilai tinggi. Selain itu karya dari setiap kriya bambu menampilkan aspek kesederhanaan namun tetap memiliki nilai fungsional dan estetika yang dapat menarik perhatian bagi para pecinta seni.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, lokasi penelitian ini adalah rumah kriyawan Ali Subana yang bertempat di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan kriya bambu karya Ali Subana bahan bambu yang dipilih merupakan bambu yang memiliki kelenturan tinggi serta memiliki serat yang panjang dan kuat, serta dalam proses pengawetannya masih menggunakan pengawetan alami yaitu dengan merendam bilah bambu di bawah lumpur pada kolam ikan, teknik pembuatan yang digunakan pada dasarnya menggunakan dua teknik yaitu teknik tempel dan teknik anyam. Hasil akhir dari kriya bambu yang dibuat menurut kajian visualnya dilihat dari segi bentuk menyesuaikan dengan fungsi masing-masing benda serta dilihat dari tampilan tetap mempertahankan kesan alami bambu, baik dilihat dari segi warna maupun teksturnya.


(6)

Wildan Chaidar Rahman,2014

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA(Studi Deskriptif Analisis Visual Kriya Bambu di Desa Maja Selatan, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ii ABSTRACT

Chaidar Rahman, Wildan. 2014: ALI SUBANA WORKS BAMBOO CRAFT ( Descriptive Study of Visual Analysis Bamboo Craft Village South Maja, Maja subdistrict, Majalengka ). Arts Education Programs Education University of Indonesia.

Bamboo Craft is one of the Indonesian culture which always develop. The making techniques and tools which used in bamboo craft manufacture can not be separated from the development of science and technology. It is a good condition to support and conserve bamboo craft as Indonesian heritage.

The existence of bamboo craft in District Maja, Majalengka result of a craftsmen named Ali Subana is one example of skill development in particular craft, bamboo craft produced which has grown in terms of form and function and the development of techniques in the process of making bamboo crafts Ali Subana craftsmen results be a valuable work of art. Besides the work of each bamboo craft show aspects of simplicity but still have functional and aesthetic value that can attract the attention of the art lovers.

The method used in this research is descriptive method with qualitative approach. It takes place at Ali Subana’s house of craft in South Maja, Maja subdistrict, Majalengka. Data collecting techniques used in this study include: observation, interviews, documentary and literature studies.

Based on the results of this study concluded that in the process of making bamboo craft work of Ali Subana selected bamboo material is bamboo which has a high flexibility and have a long and strong fibers, as well as in the preservation process still uses natural preservation is to soak the bamboo slats under mud at the pond fish, making techniques used are basically using two techniques namely paste techniques and techniques woven. The final outcome of the bamboo craft made by visual assessment in terms of adjusting to the shape of the function of each object as well as views of the display while maintaining the impression of natural bamboo, both in terms of color and texture.