PENDAHULUAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberculosis Paru di Puskesmas Gatak.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan bakteri
berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium
tuberculosis (Hiswani, 2004). Penularan melalui perantara ludah atau dahak
penderita yang mengandung basil tuberculosis paru (Depkes RI, 2005).
World Health Organitation (WHO) sejak tahun lalu (2010) hingga
sekarang (maret 2011) Indonesia tercatat 430.000 penderita TBC dengan
korban meninggal 61.000. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan kejadian tahun
2009 yang mencapai 528.063 penderita TBC dengan 91.369 orang
meninggal. (WHO Tuberculosis Profile, 2012).
Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) pada tahun 2011 Sukoharjo
mencatat 1.319 kasus suspect tuberculosis (TBC). Sekitar 133 orang
dinyatakan positif terkena TBC dalam rentang empat bulan terakhir.
Kecamatan Gatak menduduki peringkat pertama kasus TBC tahun 2010.
`

Salah


satu

strategi

pengobatan

yang

digunakan

dalam

penanggunalangan TB Paru adalah DOTS (Directly Observed Treatmentshortcourse). DOTS adalah strategi yang komprehensif untuk digunakan oleh
petugas kesehatan primer di seluruh dunia untuk mendeteksi dan
menyembuhkan pasien TB Paru. Penanggulangan TB Paru dengan strategi
DOTS dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi dimana WHO

1

2


menargetkan angka kesembuhan minimal 85% dari penderita TB Paru BTA
positif yang terdeteksi. Prinsip DOTS adalah menentukan pelayanan
pengobatan terhadap penderita agar secara langsung dapat mengawasi
keteraturan minum obat. Strategi ini diawasi oleh petugas Puskesmas,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan pihak lain yang paham tentang
program DOTS. (Dirjen P2M & PLP, 2005).
Keberhasilan pengobatan tuberculosis tergantung pada pengetahuan
pasien dan dukungan dari keluarga. Tidak ada upaya dari diri sendiri atau
motivasi dari keluarga yang kurang memberikan dukungan untuk berobat
secara tuntas akan mempengaruhi kepatuhan pasien untuk mengkonsumsi
obat. Apabila ini dibiarkan, dampak yang akan muncul jika penderita berhenti
minum obat adalah munculnya kuman tuberculosis yang resisten terhadap
obat, jika ini terus terjadi dan kuman tersebut terus menyebar pengendalian
obat tuberculosis akan semakin sulit dilaksanakan dan meningkatnya angka
kematian terus bertambah akibat penyakit tuberculosis (Indan Enjang, 2002).
Berdasarkan data Puskesmas Gatak yang didapat dari petugas
kesehatan selaku penanggung jawab penyakit TB, hampir di semua desa
ditemukan suspect ataupun penderita TB. Sampai bulan September 2011
sudah ditemukan sekitar 15 kasus TB positif dan sekitar 50 kasus suspect TB

ditemukan yang hampir merata disemua desa di wilayah kerja Puskesmas
Gatak.
Berdasarkan wawancara dan observasi pada 8 penderita TB di
kecamatan Gatak didapatkan data bahwa 4 dari penderita kurang patuh dalam

3

pengobatan TB karena pasien tidak kembali ke puskesmas untuk berobat dan
pemeriksaan dahak ulang. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dari ke-4
penderita yang menyatakan bahwa tidak kembali berobat karena sudah tidak
batuk, menggangap penyakitnya sudah tidak menular, obat yang akan
dikonsumsi tidak boleh diambil langsung, dan pasien tidak mau meninggalkan
pekerjaannya untuk kembali ke puskesmas. Selain itu sebagian penderita
mengatakan petugas kesehatan kurang ramah. Meskipun, petugas kesehatan
telah memberi pendidikan kesehatan tentang TB kepada penderita secara
langsung tetapi masih ada penderita yang tidak patuh. Sehingga peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul hubungan pengetahuan dan mutu
pelayanan kesehatan terhadap kepatuhan minum obat penderita TB Paru di
Puskesmas Gatak.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan sebagai
berikut: Adakah hubungan pengetahuan dan mutu pelayanan kesehatan
terhadap kepatuhan minum obat penderita tuberculosis paru di Puskesmas
Gatak?

4

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan dan mutu pelayanan kesehatan
terhadap kepatuhan minum obat penderita tuberculosis paru.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini:
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pada penderita TB Paru di
Puskesmas Gatak Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.
b. Untuk mengetahui gambaran mutu pelayanan Puskesmas Gatak
terhadap penderita TB Paru
c. Untuk mengetahui gambaran kepatuhan minum obat pada penderita TB
Paru di Puskesmas Gatak Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.


D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penderita TB
Memberikan pengetahuan

tentang

penyakit

tuberculosis dalam

meningkatkan kepatuhan berobat pasien tuberculosis.
2. Bagi Instansi Kesehatan
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada penderita TB Paru.
3. Bagi Instansi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan atau masalah yang dapat diangkat
dalam penyuluhan kesehatan bagi pasien, keluarga, masyarakat yang

5


menderita TB Paru agar dapat meningkatkan pengetahuan dan
menggunakan pelayanan kesehatan yang telah disediakan.
4. Bagi Peneliti
Untuk memambah ilmu pengetahuan tentang penyakit TB Paru dan
untuk mengetahui tingkat pengetahuan serta mutu pelayanan kesehatan
terhadap kepatuhan minum obat penderita TB Paru.

E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang hampir sama dengan yang dilakukan oleh peneliti:
1. Zuliana (2009). Dengan judul pengaruh karakteristik individu, faktor
pelayanan kesehatan, dan faktor peran pengawas menelan obat terhadap
tingkat kepatuhan penderita TB Paru dalam pengobatan di puskesmas pekan
labuhan kota Medan. Hasil ada pengaruh yang bermakna antara tingkat
pengetahuan dan peran PMO dengan kepatuhan minum onat penderita TB
Paru di Puskemas Pekan Labuhan Medan.
2. Suhandi (2005). Dengan judul kepatuhan minum obat penderita TB Paru di
Puskesmas kota Bengkulu. Hasil variabel yang paling berperan terhadap
kepatuhan pengobatan penderita TB di Kota Bengkulu adalah pengetahuan,
sikap, serta peran PMO dan keluarganya.
3. Kurniasih (2008). Dengan judul pengaruh mutu pelayanan terhadap

kepuasan pasien di ruang balai pengobatan puskesmas baru ilir kota
Balikpapan Kalimantan Timur. Hasil Proses pelayanan berpengaruh secara
signifikan terhadap kepuasan pasien.

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberculosis Paru Di Poli Paru Rumah Sakit Haji Medan 2012

4 85 65

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA MENURUT NILAI APGAR DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERCULOSIS PADA PENDERITA TUBERCULOSIS PARU

8 39 67

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA TUBERCULOSIS PARU DI PUSKESMAS GATAK

0 4 7

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENDERITA TUBERCULOSIS DAN DUKUNGAN KELUARGA Hubungan Antara Pengetahuan Penderita Tuberculosis Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus.

0 3 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Pengetahuan Penderita Tuberculosis Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus.

1 4 9

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENDERITA TUBERCULOSIS DAN DUKUNGAN KELUARGA Hubungan Antara Pengetahuan Penderita Tuberculosis Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Di Wilayah Kerja Puskesmas Jekulo Kabupaten Kudus.

0 2 18

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN MINUM Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberculosis Paru di Puskesmas Gatak.

1 6 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberculosis Paru di Puskesmas Gatak.

0 0 12

View of Hubungan Pengetahuan Penderita TB Paru, Pelayanan Kesehatan dan Pengawas Menelan Obat terhadap Tingkat Kepatuhan Pasien

0 0 8

Tingkat Kepatuhan Minum Obat Penderita Tuberculosis Paru Di Poli Paru Rumah Sakit Haji Medan 2012

0 1 15