KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN MATERI LARUTAN PENYANGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH.

(1)

KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN MATERI LARUTAN PENYANGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN

MASALAH

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Konsentrasi Pendidikan

Kimia

Oleh : Rachmiati Dewi

1102573

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KONSENTRASI PENDIDIKAN KIMIA

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Hak Cipta

========================================================================

KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN MATERI LARUTAN PENYANGGA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH

Oleh Rachmiati Dewi S.Si UPI Bandung, 2005

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

© Rachmiati Dewi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. rer nat. Omay Sumarna, M.Si NIP. 196404101989031025

Pembimbing II,

Dr. Sjaeful Anwar NIP. 196208201987031002

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI

Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si. NIP. 195807121983032002


(4)

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyangga melalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keterampilan metakognitif siswa yang dapat muncul dan digali pada saat siswa melakukan pemecahan masalah perhitungan larutan penyangga dengan menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah . Pada penelitian ini juga dilakukan tes metakognitif siswa untuk mengetahui hubungan antara keterampilan metakognitif siswa dengan nilai tes pemecahan masalah yang didapatnya. Subyek penelitian adalah 30 orang siswa kelas XI di salah satu Sekolah Menengah Atas. Siswa diberi permasalahan perhitungan larutan penyangga yang diselesaikan dengan langkah-langkah pemecahan masalah IDEAL (Identify; Define; Explore; Act; Look back), yaitu mengidentifikasi masalah, menentukan dan merumuskan tujuan masalah, mengeksplorasi strategi yang mungkin, melakukan penyelesaian masalah dan mengevaluasi hasil pekerjaan. Jawaban siswa pada setiap langkah pemecahan masalah dinilai dengan menggunakan rubrik dan diinterpretasikan sebagai nilai indeks dari kemampuan siswa pada setiap langkah pemecahan masalah. Semakin tinggi nilai indeks, menunjukkan keterampilan metakognitif siswa semakin dapat muncul dan digali. Untuk mengukur keterampilan metakognitif siswa digunakan instrumen Metacognitive Activities Inventory (MCA-I). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan langkah pemecahan masalah IDEAL dapat menggali keterampilan metakognitif siswa pada aspek perencanaan, pemantauan dan evaluasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa pada tes pemecahan masalah dapat disebutkan bahwa siswa dengan keterampilan metakognitif yang lebih baik memperoleh nilai tes pemecahan masalah yang lebih tinggi.

Kata kunci : Keterampilan metakognitif, Pemecahan masalah, MCA-I, IDEAL, Larutan penyangga


(5)

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Penjelasan Istilah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Metakognisi ... 6

1. Keterampilan Metakognitif... 8

2. Penilaian Metakognisi ... 9

B. Model Pemecahan Masalah ... 11

C. Larutan Penyangga ... 13

1. Komponen Larutan Penyangga ... 14

2. Pembuatan Larutan Penyangga ... 15

3. Perhitungan pH Larutan Penyangga ... 17

4. Prinsip Kerja Larutan Penyangga ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29


(6)

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 30

C. Teknik Pengumpulan Data ... 31

D. Instrumen Penelitian ... 31

E. Analisis Data... 32

F. Alur Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil Penelitian ... 36

1. Keterlaksanaan Pembelajaran Pemecahan Masalah ... 36

2. Keterampilan Metakognitif yang Dapat Digali Melalui Model Pemecahan Masalah ... 38

3. Hubungan Keterampilan Metakognitif Siswa Dengan Nilai Tes Pemecahan Masalah yang Dicapainya ... 58

B. Pembahasan ... 64

1. Keterampilan Metakognitif Siswa Melalui Pembelajaran Pemecahan Masalah ... 64

2. Hubungan Keterampilan Metakognitif Siswa Dengan Nilai Tes Pemecahan Masalah yang Dicapainya ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(7)

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tindakan siswa yang Dihubungkan Dengan Keterampilan

Metakognitif yang Lebih Spesifik ... 9

Tabel 2.2 Metacognitive Activities Inventory (MCA-I) ... 10

Tabel 2.3 Beberapa Contoh Larutan Penyangga dan Komponen Penyangganya ... 14

Tabel 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah Model IDEAL yang Dikembangkan Pada Penelitian ... 30

Tabel 3.2 Menentukan Kedudukan Siswa Dalam Kelompok ... 33

Tabel 4.1 Kemampuan Siswa Dalam Mengidentifikasi Masalah ... 40

Tabel 4.2 Jawaban Siswa Untuk Pertanyaan No 1 dan 2 Pada LKS ... 41

Tabel 4.3 Nilai Indeks Menentukan dan Merumuskan Masalah ... 43

Tabel 4.4 Jawaban Siswa Untuk Pertanyaan No 3 Pada LKS ... 45

Tabel 4.5 Jawaban Siswa Untuk Pertanyaan No 4 Pada LKS ... 47

Tabel 4.6 Jawaban Siswa Untuk Pertanyaan No 5 Pada LKS ... 48

Tabel 4.7 Jawaban Siswa Untuk Pertanyaan No 6 Pada LKS ... 50

Tabel 4.8 Nilai Indeks Mengeksplorasi Strategi Yang Mungkin ... 51

Tabel 4.9 Jawaban Siswa Untuk Pertanyaan No 7 Pada LKS ... 53

Tabel 4.10 Nilai Indeks Melakukan Pemecahan Masalah ... 54

Tabel 4.11 Jawaban Siswa Untuk Pertanyaan No 8 dan 9 Pada LKS ... 56


(8)

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

Tabel 4.13 Indeks Keterampilan Metakognitif Siswa ... 59

Tabel 4.14 Skor Tes Pemecahan Masalah ... 60

Tabel 4.15 Indeks Metakognitif Siswa dengan Keterampilan Metakognitif Tinggi ... 61

Tabel 4.16 Indeks Metakognitif Siswa dengan Keterampilan Metakognitif Sedang ... 62

Tabel 4.17 Indeks Metakognitif Siswa dengan Keterampilan Metakognitif Rendah ... 63

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Diagram Metakognisi ... 7

Gambar 2.2 Larutan Penyangga yang Mengadung Komponen CH3 COOH-CH3COO- ... 15

Gambar 2.3 Cara Kerja Larutan Penyangga ... 21

Gambar 2.4 Pengenceran Tidak Merubah pH Larutan Penyangga ... 28

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian ... 35


(9)

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

A. Rencana Pelaksanaan pembelajaran ... 73

B. Pertanyaan Lisan ... 84

C. Lembar Kerja Siswa ... 85

D. Tes Pemecahan Masalah ... 88

E. Rubrik Penilaian ... 91

F. Metacognitive Activities Inventory (MCA-I) ... 110

G. Sub Keterampilan Metakognitif ... 112

Lampiran 2. Data Hasil Penelitian A. Hasil Identifikasi Permasalahan ... 114


(10)

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

B. Nilai Indeks Menentukan Masalah ... 115

C. Nilai Indeks Mengeksplorasi Strategi Yang Mungkin ... 116

D. Nilai Indeks Melakukan Strategi Penyelesaian ... 117

E. Nilai Indeks Mengevaluasi ... 118

F. Hasil Tes Pemecahan Masalah ... 119

G. Hasil Tes MCA-I... 120

H. Lembar Kerja Siswa


(11)

1

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan proses kognitif yang melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan, yaitu: (1) memperoleh informasi baru, (2) transformasi informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan (Bruner dalam Dahar, 2006). Dalam mempelajari ilmu kimia yang bersifat abstrak diperlukan lingkungan dimana siswa dapat mempelajari konsep dan prinsip ilmu kimia tersebut dengan lebih bermakna (Pulmones, 2007). Belajar bermakna dapat terjadi jika pengetahuan prasyarat siswa dihubungkan dengan pembelajaran, dengan kata lain siswa dapat belajar bermakna jika pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kompetensi mereka (Yi Shen dan Liu, 2011). Siswa harus diberikan kesempatan menggunakan pengetahuan mereka sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru.

Pembelajaran kimia di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) menekankan siswa untuk menguasai konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu konsep kimia yang banyak aplikasinya pada kehidupan sehari-hari dan memiliki kompleksitas permasalahan yang cukup tinggi adalah larutan penyangga. Larutan penyangga banyak diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari seperti dalam bidang kesehatan, obat-obatan, kosmetik, fotografi, dan keberadaan larutan penyangga dalam tubuh manusia sehingga konsep larutan penyangga merupakan salah satu konsep yang penting untuk dipelajari di tingkat SMA. Namun demikian, pada umumnya siswa kesulitan dalam mempelajari materi larutan penyangga terutama dalam menyelesaikan masalah perhitungan materi larutan penyangga.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marsita et al. (2010) mengenai analisis kesulitan belajar siswa dalam memahami materi larutan penyangga diantaranya memperlihatkan bahwa siswa kesulitan dalam melakukan perhitungan


(12)

2

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

stoikiometri reaksi yang melibatkan prinsip pergeseran kesetimbangan dan ketidaktelitian siswa dalam melakukan operasi matematika. Lebih lanjut, penelitian tersebut mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebab kesulitan tersebut diantaranya adalah kurangnya kesiapan siswa dalam menerima konsep baru, kurangnya penguasaan dan pemahaman siswa terhadap konsep prasyarat pada materi larutan penyangga, dan kurangnya latihan soal-soal dan cara siswa dalam menyelesaikan soal. Hal tersebut dapat disebabkan karena kemampuan siswa yang lemah dalam melakukan pemacahan masalah yang bersifat kuantitatif dimana penyelesaiannya tidak hanya membutuhkan pemahaman konsep tetapi juga kemampuan berhitung.

Dalam melakukan penyelesaian masalah, diperlukan kemampuan yang dapat mengontrol proses kognisi mereka, sehingga tercipta pembelajaran yang lebih berarti dimana siswa memahami apa yang sedang mereka pelajari, mengetahui strategi yang bisa digunakan untuk mempelajarinya dan mengetahui bagaimana menyelesaikan suatu permasalahan yang ditimbulkannya. Para ahli mengartikan kemampuan tersebut sebagai metakognisi.

Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa metakognisi memiliki peranan penting dalam proses belajar dan dapat memprediksikan kesuksesan akademis seseorang. Siswa yang memiliki metakognisi yang baik menunjukkan prestasi akademik yang lebih baik (Zulkiply, et al.,2008; Coutinho, 2010; Singh, 2012). Siswa yang memiliki kesadaran metakognitif yang tinggi dapat melaksanakan ujian dengan lebih baik dibandingkan siswa dengan kesadaran metakognitif yang rendah (Rahman, et al. 2010).

Rickey dan Stacy (2000) melakukan penelitian dengan menginstruksikan kepada seorang sarjana dan sepasang mahasiswa untuk mengungkapkan ke dalam bentuk kata-kata mengenai apa yang mereka pikirkan ketika memecahkan persoalan-persoalan kimia yang sama. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa, seorang sarjana yang menguasai pengetahuan dasar yang penting untuk memecahkan masalah tidak dapat menyelesaikan persoalan dengan tepat karena


(13)

3

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan pemantauan dan kontrol yang rendah ketika menyelesaikan soal, dengan tidak melakukan re-check terhadap jawaban yang dibuatnya dan melakukan penyelesaian tergesa-gesa. Sebaliknya, sepasang mahasiswa yang tingkat penguasaan pengetahuannya tidak sebaik sarjana, dapat menyelesaikan persoalan karena selama proses pengerjaannya, mereka selalu mengevaluasi apa yang telah mereka kerjakan. Hal tersebut memperlihatkan bahwa keterampilan metakognitif yang rendah dapat menyebabkan seseorang gagal menyelesaikan masalah. Hubungan antara pemecahan masalah dan keterampilan metakognitif juga dikemukakan oleh Delvecchio (2011) yang dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pada saat melakukan pemecahan masalah siswa menggunakan keterampilan metakognitifnya yang meliputi aspek perencanaan, pemantauan dan evaluasi. Nulhakim (2013) dalam hasil penelitiannya menyebutkan bahwa adanya dorongan pemecahan masalah memberikan kesempatan pada siswa untuk mengontrol proses berpikirnya.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keterampilan metakognitif siswa yang dapat digali pada saat siswa melakukan pemecahan masalah pada materi larutan penyangga dengan menggunakan model pemecahan masalah.

B. Rumusan Masalah

Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana keterampilan metakognitif siswa pada saat memecahkan permasalahan larutan penyangga menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah ?”

Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, permasalahan dirumuskan kedalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran materi larutan penyangga dengan model pemecahan masalah dalam menggali keterampilan metakognitif siswa? 2. Keterampilan metakognitif apa saja yang dapat digali melalui model


(14)

4

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana hubungan antara keterampilan metakognitif siswa dengan nilai tes pemecahan masalah yang didapatnya ?

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah maka pada penelitian ini dibatasi dengan hanya melakukan analisis keterampilan metakognitif siswa yang meliputi aspek perencanaan, pemantauan dan evaluasi pada saat melakukan pemecahan masalah yang bersifat hitungan di materi larutan penyangga.

D. Penjelasan Istilah

1. Metakognisi dapat diartikan “kesadaran tentang bagaimana seseorang belajar; kesadaran tentang kapan seseorang mengerti atau tidak; pengetahuan bagaimana cara menggunakan informasi yang tersedia untuk mencapai tujuan; kemampuan untuk menilai apa yang dibutuhkan kognisi ketika menjalankan tugas; pengetahuan mengenai strategi apa yang dapat digunakan untuk kepentingan tertentu; dan penilaian terhadap kemajuan seseorang baik selama atau setelah melakukan kinerja (Gourgey dalam Sandi-Urena, 2008). 2. Keterampilan metakognitif merupakan komponen metakognisi yang meliputi

kumpulan aktivitas yang digunakan oleh individu dalam mengontrol proses kognisi mereka yang meliputi sub-komponen perencanaan, pemantauan dan evaluasi. Uraian mengenai ketiga sub-komponen tersebut adalah sebagai berikut (Jordan, 2011) :

a. Perencanaan (planning) mengacu pada tindakan siswa sebelum melakukan penyelesaian masalah, diantaranya termasuk menentukan tujuan permasalahan, mengidentifikasi informasi yang berkaitan dengan permasalahan dan membuat rencana penyelesaian masalah.


(15)

5

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pemantauan (monitoring) mengacu pada tindakan siswa pada saat menyelesaikan permasalahan. Diartikan sebagai keterampilan self-testing yang penting untuk mengontrol proses belajar. Pemantauan juga diartikan sebagai Kesadaran dalam melakukan tugas secara menyeluruh. Tindakan yang menggambarkan sub-keterampilan ini pada saat memecahkan masalah diantaranya adalah analisis, menghubungkan atau mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan, serta pemilahan, pengorganisasian, dan pemetaan informasi yang berkaitan dengan permasalahan.

c. Evaluasi mengacu pada tindakan siswa setelah melakukan penyelesaian masalah seperti menilai hasil pekerjaan yang telah dilakukan.

3. Strategi pemecahan masalah merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan proses berpikir siswa melalui pemberian masalah yang harus dipecahkan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Pada penelitian ini pemecahan masalah yang digunakan adalah model pemecahan masalah IDEAL (Identify the problem; Define and represent the problem; Explore possible strategies; Act on the strategies; Look back and Evaluate the effect of your activities) yang dikembangkan oleh Bransford dan Stain.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan metakognitif siswa yang dapat digali melalui penggunaan strategi pembelajaran pemecahan masalah pada materi larutan penyangga dan hubungan antara keterampilan metakognitif siswa dengan nilai tes pemecahan masalah yang dicapainya.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam upaya perbaikan pembelajaran, diantaranya menambah pengetahuan guru mengenai metakognisi dan keterampilan metakognitif siswa.


(16)

6

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah


(17)

29

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Siswa dalam satu kelas sampel diberikan permasalahan mengenai perhitungan pH larutan penyangga yang harus diselesaikan dengan menggunakan metode pemecahan masalah yang bertujuan untuk menggali keterampilan metakognitif siswa. Data yang dihasilkan berupa deskripsi keterampilan metakognitif siswa dalam proses pemecahan masalah yang dikonversi menjadi nilai indeks siswa dalam mengidentifikasi masalah; nilai indeks siswa dalam menentukan dan merumuskan masalah; nilai indeks siswa dalam mengeksplorasi strategi yang mungkin; nilai indeks siswa dalam melakukan strategi pemecahan; serta nilai indeks siswa dalam mengevaluasi hasil pekerjaan. Setelah keterampilan metakognitif siswa digali, kemudian siswa diberi tes pemecahan masalah. Hasil tes pemecahan masalah yang didapat siswa dibandingkan dengan tes keterampilan metakognitifnya yang kemudian dideskriptifkan hubungan antara hasil tes pemecahan masalah dengan keterampilan metakognitif siswa.

Pada penelitian ini digunakan langkah-langkah pemecahan masalah untuk menggali keterampilan metakognitif siswa pada saat melakukan pemecahan masalah pada materi larutan penyangga. Siswa melakukan pemecahan masalah dengan diberikan pertanyaan-pertanyaan petunjuk atau penuntun yang dituangkan dalam lembar kerja atau secara langsung (lisan) oleh guru. Selain itu, siswa diperbolehkan berinteraksi dengan teman sebaya dalam kelompok kecil (2 orang) pada saat memecahkan masalah. Uraian mengenai langkah pembelajaran pada penelitian ditunjukkan pada Tabel 3.1 di bawah ini.


(18)

30

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Model IDEAL yang

Dikembangkan Pada Penelitian

Langkah

Pembelajaran Kegiatan Siswa Pertanyaan Penuntun

Keterampilan Metakognitif yang Diharapkan Muncul Mengidentifikasi masalah Merumuskan permasalahan

Pertanyaan lisan dari guru

Perencanaan (planning)

Menentukan dan

merumuskan masalah

Menetapkan tujuan yang ingin dicapai

Pertanyaan dalam LKS

Perencanaan (planning) Memperkirakan

bentuk jawaban yang mungkin

Pertanyaan dalam LKS

Mengeksplorasi strategi yang mungkin

Mengumpulkan

informasi yang

penting yang relevan dengan permasalahan

Pertanyaan dalam LKS

Perencanaan (planning), Pemantauan (monitoring) Membuat gambaran

rencana penyelesaian masalah

Pertanyaan dalam LKS

Menghubungkan permasalahan dengan konsep lain yang relevan yang telah dipelajari sebelumnya

Pertanyaan dalam LKS

Interaksi teman sebaya

Mencari cara

menyelesaikan permasalahan

Pertanyaan dalam LKS

Interaksi teman sebaya

Melakukan strategi pemecahan masalah

Menggunakan strategi pemecahan masalah berdasarkan rencana yang telah dibuat

Pertanyaan dalam LKS

Interaksi teman sebaya

Pemantauan (monitoring)

Mengevaluasi Memeriksa tujuan

permasalahan yang ditetapkan dengan hasil penyelesaian yang didapatkan

Pertanyaan dalam LKS

Evaluasi (evaluating)


(19)

31

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Purwakarta. Subyek penelitian adalah 30 orang siswa kelas XI jurusan IPA yang mempelajari materi larutan penyangga pada tahun pelajaran 2012/2013.

C. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data pada penelitian ini meliputi siswa, dan proses pemecahan masalah. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut adalah dengan menggunakan teknik tes dilakukan dalam dua bagian. Pertama tes untuk mengukur keterampilan metakognitif siswa dengan menggunakan instrument tes Metacognitive Activities Inventory (MCA-I). kedua, tes pemecahan masalah untuk mengetahui nilai yang didapat siswa dalam melakukan pemecahan masalah. Sedangkan untuk mengetahui keterlaksanaan penggunaan model pemecahan masalah dan keterampilan metakognitif siswa yang dapat muncul pada saat melakukan pemecahan masalah digunakan data jawaban siswa pada lembar kerja.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kegiatan siswa (LKS), tes pemecahan masalah dan metacognitive activities inventory (MCA-I). 1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKS yang digunakan dalam penelitian ini memuat permasalahan larutan penyangga dalam bentuk wacana yang harus diselesaikan oleh siswa dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikembangkan berdasarkan langkah-langkah penyelesaian masalah model IDEAL.

2. Tes Pemecahan Masalah

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2012). Pada penelitian


(20)

32

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini, tes dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi larutan penyangga. Tes yang diberikan berbentuk uraian yang disusun berdasarkan indikator pemecahan masalah.

Salah satu aspek penting yang tercakup dalam syarat suatu alat ukur yang baik adalah validitas. Firman (2000) menjelaskan validitas suatu alat ukur menunjukkan sejauh mana alat ukur tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur satu keterampilan tertentu tidak bias digunakan untuk mengukur keterampilan lain. Biasanya validasi suatu alat ukur dilakukan dengan mengundang judgement (timbangan) kelompok ahli dalam bidang yang diukur.

3. Metacognitive Activities Inventory (MCA-I)

MCA-I digunakan untuk mengukur keterampilan metakognitif siswa. MCA-I yang digunakan pada penelitian ini dikembangkan oleh Cooper dan Sandi-Urena, 2008. Instrumen terdiri dari 27 pernyataan dengan penilaian menggunakan skala Likert dari 1 sampai dengan 5, dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Nilai MCA-I berupa persentase dari jumlah maksimum poin yang dapat dicapai, dimana semakin tinggi nilai MCA-I keterampilan metakognitif juga semakin baik (Clemson, 2011).

E. Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dihasilkan dari nilai MCA-I dan nilai tes pemecahan masalah sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil observasi.

Hasil jawaban siswa pada LKS dipaparkan secara deskriptif dan dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian sebagai acuan dalam penentuan nilai indeks siswa. Nilai indeks tersebut dihitung di setiap langkah pembelajaran pemecahan masalah dan ditentukan berdasarkan nilai rata-rata jawaban siswa pada setiap langkah pembelajaran. Peneliti menafsirkan semakin tinggi nilai indeks siswa, maka semakin baik kemampuan siswa dalam melakukan setiap langkah


(21)

33

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemecahan masalah yang memperlihatkan bahwa keterampilan metakognitif siswa semakin dapat tergali. Peneliti mengelompokkan siswa berdasarkan nilai indeksnya pada kategori tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan standar deviasi, seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.2 Menentukan Kedudukan Siswa Dalam Kelompok

Rentang Kelompok

x ≥ │ + 1 . s│ Tinggi

│ - 1 . s │ ≤ x < │ + 1 . s │ Sedang

x < │ - 1 . s │ Rendah

Keterangan: x = Skor subjek

= Rerata s = Standar deviasi

Pengelompokkan tersebut bertujuan untuk memaknai data yang dianalisis. Pada kelompok tinggi siswa memiliki nilai indeks di atas rata-rata dan dapat disebutkan bahwa keterampilan metakognitif pada siswa kelompok ini dapat digali melalui proses pemecahan masalah pada penelitian ini. Pada kelompok sedang, siswa memiliki nilai indeks rata-rata dan ditafsirkan bahwa keterampilan metakognitif pada siswa kelompok ini sudah muncul dan tergali namun tidak dengan sempurna. Sedangkan siswa yang berada pada kelompok rendah memiliki nilai indeks di bawah rata-rata, dan ditafsirkan bahwa pemecahan masalah yang dirancang pada penelitian ini tidak dapat menggali keterampilan metakognitif siswa pada kelompok ini.

Analisis MCA-I dan tes pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif dan kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi berdasarkan aspek-aspek yang diteliti.


(22)

34

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Alur Penelitian

Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu : (1) persiapan; (2) pelaksanaan; dan (3) penyelesaian. Alur penelitian yang dilakukan digambarkan dalam bagan alur seperti yang terdapat pada lampiran.

1. Tahap Persiapan

Tahap ini dimulai dengan menganalisis materi larutan penyangga yang akan digunakan sebagai bahan penelitian dan analisis literatur mengenai metakognisi dan strategi pemecahan masalah yang akan dikembangkan; Merancang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah dan mendeskripsikan keterampilan metakognitif siswa; Serta membuat instrumen penelitian yang berupa lembar observasi, lembar kerja, tes pemecahan masalah.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini meliputi orientasi penelitian yang mencakup pemberian informasi pendahuluan mengenai topik penelitian kepada siswa yang menjadi subyek penelitian. Selanjutnya pada tahap ini dilakukan pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah, pengukuran keterampilan metakognitif siswa dengan menggunakan MCA-I dan lembar kerja serta wawancara.

3. Tahap Penyelesaian

Pada tahap ini dilakukan analisis data yang diperoleh dengan menggunakan metoda statistik deskriptif serta penarikan kesimpulan.

Penelitian yang dilakukan digambarkan dalam bagan alur penelitian seperti pada gambar berikut :


(23)

35

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Studi pustaka mengenai

metakognisi, model pemecahan masalah dan materi larutan

penyangga

Penyusunan rencana pembelajaran

Penyusunan instrumen

Pelaksanaan pemecahan masalah model IDEAL

Pengumpulan data

Analisis data

Temuan dan pembahasan

Kesimpulan Tahap

Pelaksanaan

Tahap Penyelesaian/

pelaporan Tahap Perencanaan


(24)

36

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian


(25)

68

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, anlisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pembelajaran pemecahan masalah model IDEAL yang disusun dapat menggali keterampilan metakognitif siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan selama pembelajaran dapat memunculkan keterampilan metakognitif siswa

2. Keterampilan metakognitif siswa yang dapat digali pada melalui pembelajaran pemecahan masalah meliputi aspek perencanaan, pemantauan dan evaluasi. Proses merencanakan tergali ketika siswa memahami permasalahan, menentukan tujuan permasalahan, mencari strategi yang pernah digunakan dan memetakan penyelesaian. Proses pemantauan tergali ketika siswa menyaring informasi yang diperolehnya berkenaan dengan permasalahan dan selalu merevisi pekerjaannya ketika menyelesaikan masalah. Proses evaluasi tergali ketika siswa memeriksa kembali hasil pekerjaannya dan mengkonfirmasi penyelesaian masalah yang telah dilakukannya.

3. Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa pada tes pemecahan masalah dapat disebutkan bahwa siswa dengan keterampilan metakognitif yang lebih baik memperoleh nilai tes pemecahan masalah yang lebih tinggi, menunjukkan siswa tersebut dapat melakukan pemecahan masalah dengan lebih baik.


(26)

69

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Diperlukan adanya penelitian lanjutan untuk mengembangkan keterampilan metakognitif siswa yang sudah muncul dengan model pembelajaran pemecahan masalah

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam membuat instrumen untuk mengembangkan keterampilan metakognitif siswa.

3. Dalam mengukur keterampilan metakognitif siswa akan lebih baik jika pengukuran dilakukan dengan menggunakan multimethod, dimana pengukuran metakognisi dilakukan dari berbagai aspek baik dari segi pengetahuan metakognisi dan keterampilan metakognitif.


(27)

70

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin dkk,. (2003) Common Textbook Strategi Belajar Mengajar Kimia (Edisi Revisi). IMSTEP.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara

BSNP. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Cooper, M. M., Sandi-Urena, S., & Stevens, R. (2008). Reliable Multi Method Assessment of Metacognition Use in Chemistry Problem Solving. Chemistry Education Research and Practice.

Coutinho, S. A. (2007). The Relationship Between Goals, Metacognition, and Academic Success. Educate Journal. 7 (1). 39-47.

Dahar, R. W. (2006). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga

Delvecchio, F. (2011). Students’ Use of Metacognitive Skills While Problem Solving in High School Chemistry. Tesis. Queen’s University.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar Dalam Pengajaran Kimia. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Jegede, S.A.C. (2007). The Effect of Problem-Solving Technique on Students’ Competence in Tackling Chemical Problems. Research Journal of Applied Science. 2 (7). 801-803.

Jordan, J. R. (2011). Teacher Practices and High School Chemistry Students’ Metacognitive Skillfulness. Disertasi. Graduate School of Clemson University.

Lee, M. & Baylor, A. L. (2006). Designing Metacognitive Maps for Web-Based Learning. Educational Technology & Society. 9 (1). 344-348.

Marista, R.A., Priatmoko, S.,dan Kusuma, E. (2010). Analisis Kesulitan Belajar Siswa SMA Dalam Memahami Materi Larutan Penyangga Dengan Menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 4 (1). 512-520.


(28)

71

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nulhakim, L. (2013). Analisis Keterampilan Metakognitif Siswa yang Dikembangkan Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Tesis. UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Ozsoy, G & Ataman, A. 2009. The Effect of Metacognitive Strategy Training on Mathematical Problem Solving Achievement. International Electronic Journal of Elementary Education Vol 1.

Papaleontiou-Louca, E. (2008). Metacognition and Theory of Mind. Newcastle : Cambridge Scholars Publishing.

Pulmones, Richard. 2007. Learning Chemistry In A Metacognitive Environtment. The Asia Pasific-Education Researcher VOl.16.

Rahman, F. et al. (2010). Impact of Metacognitive Awareness On Performance Of Students In Chemistry. Contemporary Issues In Education Research. 3 (10).

Rickey, D. & Stacy, A. M. (2000). The Role of Metacognition in Learning Chemistry. Journal of Chemical Education. 77 (7). 915-920.

Silberberg, M. S. (2007). Principles of General Chemistry. New York : McGraw Hill

Sandi-Urena, G. (2008). Design and Validation Of a Multimethod Assessment of Metacognition and Study of The Effectiveness of Metacognitive Interventions. Disertasi. Graduate School of Clemson University.

Schraw, G. & Dennison, R.S. (1994). Assessing Metacognitive Awareness. Contemporary Educational Psychology. Vol 19. 460-475.

Singh, Y. G. (2012). Metacognitive Ability of Secondary Students and Its Association With Academic Achievement in Science Subject. International Indexed & Referred Research Journal. IV (39). ISSN-0974-2832.

Stack, S. & Bound, H. (2012). Understanding Metacognition. Institute For Adult Learning. Singapore.

Susiana, E. (2010). IDEAL Problem Solving Dalam Pembelajaran Matematika. Kreano Jurnal Matematika Kreatif-inovatif. 2 (1).

Veenman, dkk. (2006). Metacognition and Learning : Conceptual and Methodological Considerations. Metacognition Learning. 1: 3-14.


(29)

72

Rachmiati Dewi, 2014

Keterampilan metakognitif siswa dalam menyelesaikan permasalahan materi larutan penyanggamelalui model pembelajaran pemecahan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual. Jakarta: Bumi Aksara.

Yi-Shen, C & Liu, H. (2011). Metacognitive Skills Development : A Web-Based Approach In Higher Education. The Turkish Online Journal of Education.

Zulkiply, N., Kabit, M. R., & Ghani, K. A. (2008). Metacognition : What Roles

Does It Play On Students’ Academic Performance ?. The International


(1)

(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, anlisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Pembelajaran pemecahan masalah model IDEAL yang disusun dapat menggali keterampilan metakognitif siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan selama pembelajaran dapat memunculkan keterampilan metakognitif siswa

2. Keterampilan metakognitif siswa yang dapat digali pada melalui pembelajaran pemecahan masalah meliputi aspek perencanaan, pemantauan dan evaluasi. Proses merencanakan tergali ketika siswa memahami permasalahan, menentukan tujuan permasalahan, mencari strategi yang pernah digunakan dan memetakan penyelesaian. Proses pemantauan tergali ketika siswa menyaring informasi yang diperolehnya berkenaan dengan permasalahan dan selalu merevisi pekerjaannya ketika menyelesaikan masalah. Proses evaluasi tergali ketika siswa memeriksa kembali hasil pekerjaannya dan mengkonfirmasi penyelesaian masalah yang telah dilakukannya.

3. Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa pada tes pemecahan masalah dapat disebutkan bahwa siswa dengan keterampilan metakognitif yang lebih baik memperoleh nilai tes pemecahan masalah yang lebih tinggi, menunjukkan siswa tersebut dapat melakukan pemecahan masalah dengan lebih baik.


(3)

1. Diperlukan adanya penelitian lanjutan untuk mengembangkan keterampilan metakognitif siswa yang sudah muncul dengan model pembelajaran pemecahan masalah

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam membuat instrumen untuk mengembangkan keterampilan metakognitif siswa.

3. Dalam mengukur keterampilan metakognitif siswa akan lebih baik jika pengukuran dilakukan dengan menggunakan multimethod, dimana pengukuran metakognisi dilakukan dari berbagai aspek baik dari segi pengetahuan metakognisi dan keterampilan metakognitif.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin dkk,. (2003) Common Textbook Strategi Belajar Mengajar Kimia (Edisi

Revisi). IMSTEP.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara

BSNP. (2006). Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Cooper, M. M., Sandi-Urena, S., & Stevens, R. (2008). Reliable Multi Method Assessment of Metacognition Use in Chemistry Problem Solving.

Chemistry Education Research and Practice.

Coutinho, S. A. (2007). The Relationship Between Goals, Metacognition, and Academic Success. Educate Journal. 7 (1). 39-47.

Dahar, R. W. (2006). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga Delvecchio, F. (2011). Students’ Use of Metacognitive Skills While Problem

Solving in High School Chemistry. Tesis. Queen’s University.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar Dalam Pengajaran Kimia. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Jegede, S.A.C. (2007). The Effect of Problem-Solving Technique on Students’ Competence in Tackling Chemical Problems. Research Journal of Applied

Science. 2 (7). 801-803.

Jordan, J. R. (2011). Teacher Practices and High School Chemistry Students’

Metacognitive Skillfulness. Disertasi. Graduate School of Clemson

University.

Lee, M. & Baylor, A. L. (2006). Designing Metacognitive Maps for Web-Based Learning. Educational Technology & Society. 9 (1). 344-348.

Marista, R.A., Priatmoko, S.,dan Kusuma, E. (2010). Analisis Kesulitan Belajar Siswa SMA Dalam Memahami Materi Larutan Penyangga Dengan Menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument. Jurnal


(5)

Nulhakim, L. (2013). Analisis Keterampilan Metakognitif Siswa yang

Dikembangkan Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Tesis. UPI Bandung : Tidak

diterbitkan.

Ozsoy, G & Ataman, A. 2009. The Effect of Metacognitive Strategy Training on Mathematical Problem Solving Achievement. International Electronic

Journal of Elementary Education Vol 1.

Papaleontiou-Louca, E. (2008). Metacognition and Theory of Mind. Newcastle : Cambridge Scholars Publishing.

Pulmones, Richard. 2007. Learning Chemistry In A Metacognitive Environtment.

The Asia Pasific-Education Researcher VOl.16.

Rahman, F. et al. (2010). Impact of Metacognitive Awareness On Performance Of Students In Chemistry. Contemporary Issues In Education Research. 3 (10). Rickey, D. & Stacy, A. M. (2000). The Role of Metacognition in Learning

Chemistry. Journal of Chemical Education. 77 (7). 915-920.

Silberberg, M. S. (2007). Principles of General Chemistry. New York : McGraw Hill

Sandi-Urena, G. (2008). Design and Validation Of a Multimethod Assessment of

Metacognition and Study of The Effectiveness of Metacognitive Interventions. Disertasi. Graduate School of Clemson University.

Schraw, G. & Dennison, R.S. (1994). Assessing Metacognitive Awareness.

Contemporary Educational Psychology. Vol 19. 460-475.

Singh, Y. G. (2012). Metacognitive Ability of Secondary Students and Its Association With Academic Achievement in Science Subject. International

Indexed & Referred Research Journal. IV (39). ISSN-0974-2832.

Stack, S. & Bound, H. (2012). Understanding Metacognition. Institute For Adult Learning. Singapore.

Susiana, E. (2010). IDEAL Problem Solving Dalam Pembelajaran Matematika.

Kreano Jurnal Matematika Kreatif-inovatif. 2 (1).

Veenman, dkk. (2006). Metacognition and Learning : Conceptual and


(6)

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan

Konseptual. Jakarta: Bumi Aksara.

Yi-Shen, C & Liu, H. (2011). Metacognitive Skills Development : A Web-Based Approach In Higher Education. The Turkish Online Journal of Education. Zulkiply, N., Kabit, M. R., & Ghani, K. A. (2008). Metacognition : What Roles

Does It Play On Students’ Academic Performance ?. The International Journal of Learning. 15 (11). 97-106.


Dokumen yang terkait

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN KONTEKSTUAL PADA MATERI ALJABAR Strategi Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Permasalahan Kontekstual pada Materi Aljabar Mahasiswa.

0 3 15

PENDAHULUAN Strategi Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Permasalahan Kontekstual pada Materi Aljabar Mahasiswa.

0 6 4

STRATEGI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN KONTEKSTUAL PADA MATERI ALJABAR Strategi Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Permasalahan Kontekstual pada Materi Aljabar Mahasiswa.

1 3 14

PROFIL METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PRISMA DAN LIMAS Profil Metakognitif Siswa Dalam Pemecahan Masalah Prisma Dan Limas.

0 8 13

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH DIMENSI TIGA Analisis Metakognitif Siswa dalam Pemecahan Masalah Dimensi Tiga.

0 2 17

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH DIMENSI TIGA Analisis Metakognitif Siswa dalam Pemecahan Masalah Dimensi Tiga.

0 2 16

PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING.

2 7 31

KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN MATERI LARUTAN PENYANGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH - repository UPI T KIM 1102573 Title

0 0 3

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING BERBANTUAN BOOKLET TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MATERI LARUTAN PENYANGGA ARTIKEL PENELITIAN

0 0 10

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

1 2 20