TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH PENYIDIK POLRI TERHADAP PENYERANGAN WEBSITE KASKUS OLEH USER KABAYAN ALIAS SI CEPOT DENGAN TEKNIK DISTRIBUTED DENIAL OF SERVICE (2008).

TINDAKAN HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH PENYIDIK POLRI
TERHADAP PENYERANGAN WEBSITE KASKUS OLEH USER KABAYAN ALIAS SI
CEPOT DENGAN TEKNIK DISTRIBUTED DENIAL OF SERVICE (2008)
ABSTRAK
Raymon Haryanto
110110090195

Memorandum Hukum ini mengangkat permasalahan tentang tindakan
penyerangan terhadap website Kaskus yang dilakukan oleh Kabayan dengan
menggunakan teknik Distributed Denial of Service. Penulis mengangkat permasalahan
tersebut dengan tujuan, pertama untuk membahas apakah perbuatan Kabayan tersebut
memenuhi unsur-unsur dalam tindak pidana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Kedua, tindakan hukum apa yang dapat dilakukan oleh Penyidik Polri atas penyerangan
terhadap website Kaskus oleh Kabayan tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Undang-Undang Nomor
8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
Penulis menggunakan metode penelitian dengan pendekatan yuridis-normatif.
Metode penelitian dengan tahap pengumpulan data yang digunakan adalah studi
kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum primer
dan sekunder. Data tersebut kemudian digunakan untuk menggambarkan suatu objek

permasalahan yang berupa sinkronisasi fakta-fakta yang terjadi dengan peraturan
perundang-undangan.
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa tindakan penyerangan website Kaskus oleh Kabayan dengan teknik Distributed
Denial of Service memenuhi unsur-unsur dalam Pasal 406 ayat (1) Kitab UndangUndang Hukum Pidana, Pasal 30 ayat (1) jo. pasal 46 ayat (1), Pasal 33 jo. pasal 49
serta Pasal 34 ayat (1) jo. pasal 50 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik. Penulis merekomendasikan Penyidik Polri untuk
melakukan penyidikan atas kasus penyerangan website Kaskus tersebut berdasarkan
pasal 43 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik jo. pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana. Penulis juga merekomendasikan juga terhadap manajemen Kaskus untuk
mengajukan penggabungan perkara gugatan ganti kerugian berdasarkan pasal 98
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
Kata kunci: Penyidikan, DoS/DDoS Attack, tindak pidana siber, ilegal akses

v