EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SIMPOSIUM TERHADAP KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XII SMA NEGERI 2 TAKENGON TAHUNPEMBELAJARAN 2013/2014.

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SIMPOSIUM

TERHADAP KEMAMPUAN BERARGUMENTASI

SISWA KELAS XII SMA NEGERI 2 TAKENGON

TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Sahri Nova Yoga

209111071

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmat-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Efektivitas Penggunaan Metode Simposium Terhadap Kemampuan Berargumentasi Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Takengon Tahun Pembelajaran 2013/2014. Tujuan penyusunan Skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam pelaksanaan sidang meja hijau. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun demi kesempurnaan Skripsi ini. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

 Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

 Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Drs. Syamsul Arif Siregar, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

 Drs. Sanggup Barus, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

 Dr. Wisman Hadi, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan selaku Dosen Pengarah yang telah memberikan saran dan masukan.

 Drs. Basyaruddin, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan banyak saran dan masukan.

 Suprakisno,S.Pd,M.Pd, selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan arahan selama perkuliahan berlangsung.

 Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Kepala Sekolah, Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas XII, Pegawai Tata Usaha, serta siswa kelas XII SMA Negeri 2 Takengon.


(6)

iii

 Yang paling terhebat buat Ayahanda tercinta Syafruddin dan Ibunda yang teristimewa Najmawati atas segala kasih sayang serta limpahan perhatian dan do’a yang begitu ikhlas untuk keselamatan dan keberhasilan penulis.

 Kakak tersayang : Sarli Naila yang selalu memberikan perhatian, saran, dan semangat kepada penulis.

 Adik tersayang: Salfia Nanda dan Aulia Putra yang selalu memberikan dukungan dan do’a kepada penulis.

 Terkhusus untuk Adinda Tersayang: Layil Safitri,S.Pd yang selalu menyemangati penulis baik suka maupun duka dan selalu memberi senyuman buat penulis.

 Keluarga kedua selama di Medan yang telah memberi warna-warni kehidupan perantauan.

 Seluruh sahabat (Jarot, Aydil, Fadli, Saleh, dan Kaleb) yang sudah saling berbagi informasi, memberikan dukungan, dan keceriaan selama menjalani kuliah di Unimed tercinta.

Kepada mereka semua semoga segala kebaikan mereka dibalas dengan sebaik-baiknya oleh Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin.

Skripsi ini ditulis guna memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sebagai karya tulis, tidak mustahil terdapat kekurangan pada Skripsi ini, baik dari segi isi, organisasi, maupun kebahasaannya. Oleh karena itu, kritik dan saran perbaikan amatlah diharapkan. Akhirnya kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, April 2014 Penulis

Sahri Nova Yoga NIM. 209111071


(7)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN HALAMAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ……….. 8

A. Kerangka Teoretis ... 8

1. Metode Pembelajaran ... 8

2. Metode Simposium ... 9

a. Pengertian Metode Simposium ... 9

b. Rambu-rambu Penggunaan Metode Simposium ... 10

c. Langkah-langkah Metode Simposium ... 11

d. Kelebihan Metode Simposium ... 15

e. Kekurangan Metode Simposium ... 15

3. Kemampuan Berargumentasi ... 16

a. Pengertian Argumentasi ... 16

b. Strategi Berargumentasi ... 19

c. Karakteristik Argumentasi ... 22

d. Kemampuan Berargumentasi ... 23


(8)

v

4. Tujuan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia .... 24

B. Kerangka Konseptual ... 25

C. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

1. Lokasi Penelitian ... 27

2. Waktu Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

1. Populasi ... 27

2. Sampel ... 28

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 29

1. Variabel Penelitian ... 29

2. Defenisi Operasional ... 29

D. Metode Penelitian ... 30

E. Desain Penelitian ... 31

F. Jalannya Eksperimen ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 35

H. Teknik Analisis Data ... 37

1. Uji Validitas ... 39

2. Uji Reliabilitas ... 40

3. Uji Normalitas ... 40

4. Uji Homogenitas ... 41

5. Uji hipotesis ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Hasil Penelitian ... 43

1. Penyajian Data ... 43

a. Data Kemampuan Berargumentasi Siswa yang Diajar Menggunakan Metode Simposium Dengan Perhitungan Statistik Dasar ... 45

b. Data Kemampuan Berargumentasi Siswa yang Diajar Menggunakan Metode Diskusi Dengan Perhitungan Statistik Dasar ... 48


(9)

vi

2. Uji Persyaratan Analisis ... 52

a. Uji Normalitas ... 52

b. Uji Homogenitas Data ... 56

c. Uji Validitas ... 57

d. Uji Reliabilitas ... 57

e. Uji Hipotesis ... 58

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Simpulan ... 64

B. Saran ... 64


(10)

vii

DAFTAR TABEL

HALAMAN TABEL 3.1 Populasi Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Takengon Tahun

Pembelajaran 2013/2014...……… 28

TABEL 3.2 Desain Penelitian……… 31

TABEL 3.3 Langkah-langkah Pembelajaran ………. 32

TABEL 3.4 Rubrik Pengamatan ………... 36

TABEL 3.5 Kategori penilaian ………. 37

TABEL 4.1 Daftar Nilai Siswa Dalam Kemampuan Berargumentasi dengan Menggunakan Pretes dan Postes ……… 44

TABEL 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan berargumentasi Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Metode Diskusi …… 46

TABEL 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan berargumentasi Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Metode Simposium .. 50

TABEL 4.4 Uji Normalitas Data Kelompok T-2 (pretes) ………….. 53

TABEL 4.5 Uji Normalitas Data Kelompok T-1 (Postes) ………….. 55

TABEL 4.6 Persentasi Nilai Siswa Pada Kemampuan Berargumentasi ………. 62


(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Skema Pelaksanaan Metode Simposium ……….. 12 GAMBAR 2.2 Fase Pelaksanaan ………... 13 GAMBAR 3.3 Fase Evaluasi ………. 14 GAMBAR 4.1 Diagram Batang Berargumentasi Siswa Menggunakan

Metode Diskusi ……….. 48 GAMBAR 4.2 Diagram Batang Berargumentasi Siswa Menggunakan


(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 66 LAMPIRAN 2 Dokumentasi Penelitian ... 78 LAMPIRAN 3 Data Pengamatan Kemampuan Berargumentasi Kelas


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan pembelajaran adalah suatu hal yang cukup kompleks dan banyak faktor yang ikut mempengaruhi seperti guru, siswa, materi pelajaran, sarana dan prasarana. Guru merupakan salah satu faktor utama penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Tugas guru adalah menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik melalui interaksi komunikasi dan media instruksional yang digunakan. Keberhasilan guru menyampaikan materi pembelajaran sangat tergantung kepada kelancaran interaksi komunikasi dengan anak didiknya. Jika proses interaksi komunikasi yang dalam proses pembelajaran tidak baik mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak dapat diterima secara baik oleh peserta didik, maka tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Proses pembelajaran, sebagai kerja sama guru-siswa, secara psikopedagogis mengutamakan aktivitas siswa sebagai bekal pendewasaan diri untuk mengembangkan kemampuan dan penguasaan bidang pengetahuan (bidang studi, mata pelajaran). Dalam proses belajar mengajar guru dan siswa bekerja sama untuk mencapai sasaran dan tujuan belajar, ialah melalui cara atau metode. Pembelajaran merupakan sebuah komunikasi antara guru dengan peserta didik, serta memerlukan metode dalam menyampaikan pesan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.


(14)

2

Untuk keberhasilan sebuah interaksi komunikasi dalam pembelajaran, maka dibutuhkan pemanfaatan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat menentukan pencapaian tujuan dalam proses belajar-mengajar. Metode belajar- mengajar adalah bagian utuh (terpadu dan intergral) dari proses pendidikan-pengajaran. Hamdani (2010: 80) mengatakan:

Metode adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Karena penyampaian itu berlansung dalam interaksi edukatif, mengadakan hubungan dengan siswa saat berlansungnya pembelajaran.

Tujuan mempelajari bahasa secara umum pada tingkat dasar dalam Standar Kompetensi Lulusan dan Pengembangan Silabus (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2007:3) adalah:

Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulisan yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap anak dituntut untuk mampu berkompetensi dalam segala hal. Dengan adanya standar kompetensi yang harus dikuasai anak pada setiap materi pelajaran menutut kepropesionalan guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dengan cara memilih media dan metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.

Metode pembelajaran tidak hanya memberikan pengalaman-pengalaman konkrit tetapi juga membantu peserta didik berinteraksi secara benar. Diduga untuk mencapai kecakapan berbahasa tersebut khususnya dalam meningkatkan kemampuan berargumentasi dalam pembelajaran keterampilan berbicara, maka siswa tepat diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Simposium. Melalui simposium siswa dilatih dan dituntut untuk mampu berargumen dan mempertahankan argumentasi agar pendapat-pendapat yang disampaikan dapat


(15)

3

diterima oleh audiens. Roestiyah (2008: 142-143) mengatakan “tujuan penggunaan metode simposium adalah untuk merangsang pemikiran pada kelompok besar manusia dalam usaha pemecahannya.”

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawaty dalam skripsinya yang berjudul “ Metode Pembelajaran Debat dan Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Berbicara” pada tahun 2006 menunjukkan sejumlah siswa kelas XI SMK negeri 2 Kisaran dan menyimpulkan hanya 4 orang Siswa atau kira-kira 11,11% yang mampu mengutarakan pendapat dengan baik dan 10 orang atau 27,78% kategori cukup dan 22 orang atau sekitar 61,11% kategori tidak mampu untuk mengutarakan pendapat dan fakta melalui kegiatan menyimak. Hal ini memperlihatkan rendahnya keberanian siswa dalam berargumen untuk mengutarakan ide-ide yang ada dalam pikirannya melalui komunikasi secara langsung.

Beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan berkaitan dengan penerapan metode pembelajaran dan kemampuan berargumentasi yang dilakukan Dwi Sri Anjani dengan judul “Efektivitas Metode Pembelajaran Debat Terhadap Kemampuan Berargumentasi Siswa dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara” (2011) menunjukkan sejumlah siswa kelas X SMA negeri 18 Medan dan menyimpulkan dari 40 orang siswa SMA negeri 18 Medan hanya 40% yang berada di bawah nilai rata-rata (85,40), 12,50 % yang berada pada nilai rata-rata (85,40), dan 47,50% berada di atas nilai rata-rata (85,40).

Pernyataan di atas mengemukakan hasil penelitian tentang penggunaan metode pembelajaran debat dalam mengembangkan kemampuan berbicara anak di


(16)

4

sekolah menengah atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan berargumantasi anak yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran debat daripada siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode dikusi.

Dugaan sementara berdasarkan hasil observasi dan wawancara pra-survey dengan guru bahasa Indonesia di SMA negeri 2 Takengon, rendahnya kemampuan siswa untuk berargumentasi selama ini disebabkan oleh kurangnya metode pembelajaran yang digunakan guru dan siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selama ini guru dalam proses pembelajaran kurang melibatkan siswa, siswa menjadi kurang berani dalam mengemukakan pendapat sehingga hal ini menyebabkan kemampuan berargumentasi siswa menjadi rendah.

Kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara dapat ditingkatkan melalui penerapan metode pembelajaran yang bervariasi, salah satunya dengan menggunakan metode simposium. Ketepatgunaan dalam memilih metode sangat berpeluang bagi terciptanya kondisi pembelajaran (instructional activities) dapat berlangsung secara efektif dan efesien dalam memfasilitasi pederta didik untuk dapat meraih hasil belajar sesuai harapan. Hamdani (2010: 155) mengatakan:

Untuk melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, guru harus menentukan metode pembelajaran yang tepat. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran.

Metode pembelajaran simposium lebih efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa dari pada menggunakan metode pembelajaran diskusi pada pelajaran kemampuan berargumentasi. Hamdani


(17)

5

(2010: 159) mengatakan “metode diskusi merupakan interaksi antar siswa atau interaksi siswa dengan guru, untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali, atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.” Dari pernyataan di atas menjelaskan bahwa metode diskusi ini hanya menitik beratkan pada interaksi siswa dalam memecahkan sebuah permasalahan ataupun memperdebatkan permasalahan tertentu tanpa mengasah keterampilan berargumentasi siswa itu sendiri.

Demikian metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terciptanya kondisi belajar yang efektif dan menyenangkan selam berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Untuk itu penulis merasa tertarik untuk meneliti suatu penelitian yang berjudul “EFektivitas Penggunaan Simposium Terhadap Kemampuan Beragumentasi Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Takengon Tahun Pembelajaran 2013/2014.”

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:

1. Kemampuan berargumentasi siswa masih rendah, 2. Metode mengajar yang diterapkan guru belum tepat,

3. Metode mengajar tidak sesuai dengan materi yang diajarkan, 4. Siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran dan 5. Siswa kurang berani mengutarakan pendapat.


(18)

6

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah Efektivitas Penggunaan Metode Simposium Terhadap Kemampuan Bergumentasi Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Takengon Tahun Pembelajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan berargumentasi siswa dengan menggunakan metode diskusi?

2. Bagaimanakah kemampuan berargumentasi siswa dengan menggunakan metode simposium?

3. Apakah metode simposium lebih efektif dibandingkan metode diskusi pada kemampuan berargumentasi siswa?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan berargumentasi siswa dengan menggunakan metode diskusi.

2. Untuk mengetahui kemampuan berargumentasi siswa dengan menggunakan metode simposium.

3. Untuk mengetahui apakah metode simposium lebih efektif dibandingkan metode diskusi pada kemampuan berargumentasi siswa.


(19)

7

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktik, yakni:

1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai:

a. Bahan kajian dalam meningkatkan kemampuan berargumentasi.

b. Memberikan sumbangan wawasan dan pengetahuan mengenai pembelajaran berargumentasi.

2. Manfaat praktik a. Bagi siswa

1. Memberi kemudahan bagi siswa dalam menemukan ide berargumentasi.

2. Menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. 3. Meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa.

b. Bagi guru

1. Mengatasi kesulitan pembelajaran berargumentasi yang dialami guru. 2. Menjadi acuan bagi guru untuk membuat pembelajaran lisan lebih

kreatif dan inovatif. c. Bagi peneliti

1. Mengaplikasikan teori yang diperoleh

2. Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait dengan pembelajaran berbicara.


(20)

64

64 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

1. Hasil rata-rata kemampuan berargumentasi dengan menggunakan metode diskusi sebesar 68,80 dengan standar deviasi 13,3, tergolong kategori cukup.

2. Hasil rata-rata kemampuan berargumentasi dengan menggunakan metode simposium sebesar 85,28 dengan standar deviasi 3,52, tergolong kategori baik.

3. Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode simposium lebih efektif dibandingkan metode diskusi pada kemampuan berargumentasi siswa kelas XII SMA negeri 2 Takengon tahun pembelajaran 2013/2014.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini perlu diungkapkan beberapa saran dalam bagian di bawah ini.

1. Metode simposium perlu diterapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa.

2. Kepada peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu rujukan untuk melanjutkan ke penelitian yang lebih mendalam terutama menyangkut penerapan metode dam kemampuan mengemukakan argumentasi dalam keterampilan berbicara.


(21)

65

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

A.S, Dwi. 2011. Efektifitas Metode Pembelajaran Debat Terhadap Kemampuan Berargumentasi Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 18 Medan Tahun Pembelajaran 2010/2011. Medan: Universitas Negeri Medan.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Serta Model Pengembangan Silabus untuk SMA/MA. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. 2007. Kurikulum Bahasa Indonesia 2007/2008. Direktorat Pendidikan RI.

Hamdani.2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Cipta. Keraf, Gorys. 2005. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Kurniawaty. 2006. Metode Pembelajaran Debat dan Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa Kelas XI SMKN 2 Kisaran. Medan: Universitas Negeri Medan.

Marahimin, Ismail.1993. Menulis secara Populer. Jakarta : Pusataka Jaya. N.K, Roestiyah. 2008. Strategi Belajar mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudijana, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika Edisi 6. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Uno, B. Hamzah. 2007. Strategi Belajar Mengajar kooperatif. Bandung : Angkasa.

W.J.S. Poerwadarminta. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


(1)

sekolah menengah atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan berargumantasi anak yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran debat daripada siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode dikusi.

Dugaan sementara berdasarkan hasil observasi dan wawancara pra-survey dengan guru bahasa Indonesia di SMA negeri 2 Takengon, rendahnya kemampuan siswa untuk berargumentasi selama ini disebabkan oleh kurangnya metode pembelajaran yang digunakan guru dan siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selama ini guru dalam proses pembelajaran kurang melibatkan siswa, siswa menjadi kurang berani dalam mengemukakan pendapat sehingga hal ini menyebabkan kemampuan berargumentasi siswa menjadi rendah.

Kemampuan berargumentasi siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara dapat ditingkatkan melalui penerapan metode pembelajaran yang bervariasi, salah satunya dengan menggunakan metode simposium. Ketepatgunaan dalam memilih metode sangat berpeluang bagi terciptanya kondisi pembelajaran (instructional activities) dapat berlangsung secara efektif dan efesien dalam memfasilitasi pederta didik untuk dapat meraih hasil belajar sesuai harapan. Hamdani (2010: 155) mengatakan:

Untuk melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, guru harus menentukan metode pembelajaran yang tepat. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran.

Metode pembelajaran simposium lebih efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa dari pada menggunakan metode pembelajaran diskusi pada pelajaran kemampuan berargumentasi. Hamdani


(2)

(2010: 159) mengatakan “metode diskusi merupakan interaksi antar siswa atau interaksi siswa dengan guru, untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali, atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.” Dari pernyataan di atas menjelaskan bahwa metode diskusi ini hanya menitik beratkan pada interaksi siswa dalam memecahkan sebuah permasalahan ataupun memperdebatkan permasalahan tertentu tanpa mengasah keterampilan berargumentasi siswa itu sendiri.

Demikian metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan untuk terciptanya kondisi belajar yang efektif dan menyenangkan selam berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Untuk itu penulis merasa tertarik untuk meneliti suatu penelitian yang berjudul “EFektivitas Penggunaan Simposium Terhadap Kemampuan Beragumentasi Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Takengon Tahun Pembelajaran 2013/2014.”

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:

1. Kemampuan berargumentasi siswa masih rendah, 2. Metode mengajar yang diterapkan guru belum tepat,

3. Metode mengajar tidak sesuai dengan materi yang diajarkan, 4. Siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran dan 5. Siswa kurang berani mengutarakan pendapat.


(3)

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah Efektivitas Penggunaan Metode Simposium Terhadap Kemampuan Bergumentasi Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Takengon Tahun Pembelajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan berargumentasi siswa dengan menggunakan metode diskusi?

2. Bagaimanakah kemampuan berargumentasi siswa dengan menggunakan metode simposium?

3. Apakah metode simposium lebih efektif dibandingkan metode diskusi pada kemampuan berargumentasi siswa?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan berargumentasi siswa dengan menggunakan metode diskusi.

2. Untuk mengetahui kemampuan berargumentasi siswa dengan menggunakan metode simposium.

3. Untuk mengetahui apakah metode simposium lebih efektif dibandingkan metode diskusi pada kemampuan berargumentasi siswa.


(4)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktik, yakni:

1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai:

a. Bahan kajian dalam meningkatkan kemampuan berargumentasi.

b. Memberikan sumbangan wawasan dan pengetahuan mengenai pembelajaran berargumentasi.

2. Manfaat praktik a. Bagi siswa

1. Memberi kemudahan bagi siswa dalam menemukan ide berargumentasi.

2. Menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. 3. Meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa.

b. Bagi guru

1. Mengatasi kesulitan pembelajaran berargumentasi yang dialami guru. 2. Menjadi acuan bagi guru untuk membuat pembelajaran lisan lebih

kreatif dan inovatif. c. Bagi peneliti

1. Mengaplikasikan teori yang diperoleh

2. Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait dengan pembelajaran berbicara.


(5)

64 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

1. Hasil rata-rata kemampuan berargumentasi dengan menggunakan metode diskusi sebesar 68,80 dengan standar deviasi 13,3, tergolong kategori cukup.

2. Hasil rata-rata kemampuan berargumentasi dengan menggunakan metode simposium sebesar 85,28 dengan standar deviasi 3,52, tergolong kategori baik.

3. Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode simposium lebih efektif dibandingkan metode diskusi pada kemampuan berargumentasi siswa kelas XII SMA negeri 2 Takengon tahun pembelajaran 2013/2014.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini perlu diungkapkan beberapa saran dalam bagian di bawah ini.

1. Metode simposium perlu diterapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa.

2. Kepada peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu rujukan untuk melanjutkan ke penelitian yang lebih mendalam terutama menyangkut penerapan metode dam kemampuan mengemukakan argumentasi dalam keterampilan berbicara.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

A.S, Dwi. 2011. Efektifitas Metode Pembelajaran Debat Terhadap Kemampuan Berargumentasi Dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara oleh Siswa Kelas X SMA Negeri 18 Medan Tahun Pembelajaran 2010/2011. Medan: Universitas Negeri Medan.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Serta Model Pengembangan Silabus untuk SMA/MA. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. 2007. Kurikulum Bahasa Indonesia 2007/2008. Direktorat Pendidikan RI.

Hamdani.2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Cipta. Keraf, Gorys. 2005. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Kurniawaty. 2006. Metode Pembelajaran Debat dan Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa Kelas XI SMKN 2 Kisaran. Medan: Universitas Negeri Medan.

Marahimin, Ismail.1993. Menulis secara Populer. Jakarta : Pusataka Jaya. N.K, Roestiyah. 2008. Strategi Belajar mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudijana, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika Edisi 6. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Uno, B. Hamzah. 2007. Strategi Belajar Mengajar kooperatif. Bandung : Angkasa.

W.J.S. Poerwadarminta. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.