PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA SCOLIOSIS VETEBRA THORACAL 7 – LUMBAL 1 Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Scoliosis Vertebra Thoracal 7–Lumbal 1 Di RSAL Dr. Ramelan.

(1)

3

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA SCOLIOSIS

VETEBRA THORACAL 7 – LUMBAL 1

DI RSAL DR.RAMELAN

NASKAH PUBLIKASI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR DIPLOMA III FISIOTERAPI

Disusun oleh : Afrian Faturrahman

NIM. J100 100 018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013


(2)

PENGESAHANNASKAH PUBLIKASI

Naskah Publikasi Ilmiah dengan judul Penatalaksanaan Fisioterapi

Pada

Scoliosis Vertebra Thoracal 7 – Lumbal 1 di RSAL Dr. Ramelan

Naskah Publikasi ini Telah Disetujui oleh Pembimbing Karya Tulis

Ilmiah untuk dipublikasikan di Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Diajukan Oleh :

Afrian Faturrahman

J100100018

Pembimbing


(3)

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Afrian faturrahman

NIM : J100100018

Fakultas/Jurusan : Ilmu Kesehatan / Fisioterapi DIII Jenis Penelitian : Karya Tulis Ilmiah

Judul : Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Scoliosis Vertebra Thoracal 7 – Lumbal 1 di RSAL Dr. Ramelan

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :

1. Memberi hak bebas royalty kepada perputakaan UMS atas penulisan karya tulis saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan /mengalih formatkan. 3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya

serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu minta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta.

4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat di pergunakan sebagai mestinya.

Surakarta, 24 Oktober 2013 Yang Menyatakan

Afrian Faturrahman J100100018


(4)

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA SCOLIOSIS VERTEBRA THORACAL 7 – LUMBAL 1

( Afrian faturrahman, 2013, halaman ) Abstrak

Latar Belakang : Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luarbiasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang belakang seperti jaringan lunak sekitarnya dan struktur lainnya. Sehingga modalitas yang digunakan untuk skoliosis ini adalah infra red(IR) dan terapi latihan yang berupa manual traksi, core stability dan mc.kenzie.

Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan Fisioterapi dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan lingkup gerak sendipada kasus skoliosis vetebra thoracal 7 – lumbal 1 dengan menggunakan modalitas Infra Red (IR) Terapi Latihan (TL).

Hasil : setelah dilakukan terapi selama 6 kali didapat hasil penilaian nyeri diam T1 : 1 menjadi T6 : 1, nyeri gerak T1 : 4 menjadi T6 : 3, nyeri tekan T1: 2 menjadi T6 : 1, lingkup gerak sendi trunk dengan midline ST1:7cm menjadiT6: 8cm.

Kesimpulan : Infra Red (IR) dan Terapi Latihan (TL) dapat mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan lingkup gerak sendi, serta meningkatkan kemampuan fungsional.

Kata kunci : Skoliosis vertebra thorakal 7 – lumbal 1, Infra Red (IR) dan Terapi Latihan (TL).


(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skoliosis adalah deformitas tulang belakang berupa deviasi vertebra ke arah samping atau lateral (Soetjaningsih, 2004). Menurut Rahayussalim Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh sesungguhnya terjadi perubahan yang luarbiasa pada tulang belakang akibat perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan sturktur penyokong tulang belakang seperti jaringan lunak sekitarnya dan struktur lainnya (Rahayussalim, 2007).

Terapi Latihan untuk kasus skoliosis bertujuan untuk,memperbaiki atau mengembalikan kearah sikap tubuh yang normal (corect posture), mengulur atau meregangkan otot – otot yang tegang, untuk relaksasi otot.

Infra Red (IR) pada skoliosis bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri,rileksasi otot,meningkatkan suplai darah, menghilangkan sisa-sisa hasil metabolisme (Sujatno,dkk.2002).

Melihat latar belakang diatas maka penulis mengambil judul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Scoliosis Vertebra Thoracal 7 – Lumbal 1 di RS.Dr.Ramelan”. Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis dan masyarakat.


(6)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui manfaat:

1) Apakah Infra Red (IR) dapat menurunkan nyeri otot pinggang pada skoliosis? 2) Apakah terapi latihandapat menambah luang gerak sendi dan mengembalikan sikap posture pada skoliosis?

C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum

Untuk menambah wawasan dan menyebarkan pengetahuan tentang scoliosis dan memberi masukan cara penatalaksanaan fisioterapi serta memberikan penjelasan pada penderita tentang kegunaan dan efektifitas pengobatan.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui manfaat dari pemberian modalitas alat infra merah (IR) dan terapi latihan.


(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Kasus

1. Definisi

Scoliosis adalah deformitas tulang belakang berupa deviasi vertebra ke arah samping atau lateral(Soetjaningsih, 2004). Scoliosis terbagi menjadi dua yaitu: (1) Non struktural / fungsional scoliosis adalah adanya curve kelateral dari spine dan rotasi dari tulang belakang dimana terjadi karena kebiasaan, tanpa adanya kerusakan struktural; (2) Struktural adalah adanya kurve kelateral dari spine dan rotasi dan perubahan anatomi dari tulang belakang (Santoso, 1994).

2. Etiologi

Scoliosis non struktural dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah : (1) Perbedaan panjang tungkai, (2) Spasme otot belakang (splint back muscle) dapat terjadi oleh adanya injury pada jaringan lunak belakang, (3) Kebiasaan postur yang asimetris, seperti : duduk dengan menumpu berat badan pada satu tungkai atau saat berdiri dengan bertumpuh pada satu kaki, mengakibatkan fleksibilitas yang asimetris.

3. Patologi

Pada dasarnya penyebab dari timbulnya pembengkokan kurve vertebra kelateral dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :


(8)

1) Adanya ketidakseimbangan kekuatan, atau kerja otot atau ligamen, antara samping satu dengan yang lain, sedangkan hal-hal yang dapat menyebabkannya ada bermacam-macam, misalnya :

a. Adanya spasme otot karena suatu trauma atau penyakit pada satu samping. b. Adanya kebiasaan sikap atau kerja yang salah yang menyebabkan otot

pada satu samping menjadi lebih kuat dari samping yang lain. 4. Tanda dan Gejala

Pada kebanyakan kasus, pada mulanya pendrita tidak merasakan adanya gangguan, kemudian pada kondisi yang lebih parah baru dirasakan adanya ketidak seimbangan posisi thorax, scapula yang menonjol pada satu sisi, posisi bahu yang tidak horizontal, panggul yang tidak simetris, dan kadang-kadang penderita merasakan pegal-pegal pada daerah punggung (Liklukaningsih, 2009).


(9)

BAB III

PROSES FISIOTERAPI

Pasien yang bernama Tn. H, umur 72 tahun, agama: islam, Pekerjaan: pensiunan, alamat: pondok, trisobo indah blok 1/7 Surabaya. Dengan diagnosa scoliosis vertebra thoracal 7 - lumbal 1. Mengeluhkan tinggi badannya menurun 5cm dan terasa nyeri di pinggang.

1. Impairment

Meliputi adanya nyeri pada punggung, karena adanya spasme otot paravertebra lumbal, keterbatasan LGS trunk.

2. Functional Limitation

Adanya gangguan atau keterbatasan dalam aktivitas fungsional seperti membungkuk, jongkok-berdiri dan berjalan jauh.

B. Teknologi Intervensi Fisioterapi

Disini teknik atau terapi latihan yang dilakukan adalah : a. IR (Infra Red)

Sinar infra merah adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 7700-4 juta Ǻ, letak diantara sinar merah dan hertzain. (Sujatno, Ig, 2003) yang memberikan efek fisiologis dan efek terapeutik pada area yang sakit.

b. Terapi Latihan

Terapi latihan yang diajarkan terapis kepada pasien adalah terapi latihan dengan menggunakan metode Mc. Kenzie, core stability dan manual traksi. dengan alasan karena letak gangguan mekanik dari nyeri pinggang terutama


(10)

terletak didaerah lumbosacral, maka latihan yang ditujukan terutama pada daerah tersebut. Pada dasarnya tujuan latihan adalah untuk penguatan dan peregangan otot – otot fleksor dan ekstensor sendi lumbosacralis dan otot – otot sendi paha.

c. Edukasi

Edukasi merupakan hal penting yang harus diajarkan kepada pasien untuk menghindari terjadinya trauma berulang, mengurangi keluhan nyeri yang dirasakan dan untuk mengajarkan kepada pasien pola-pola aktivitas yang baik dan benar. Edukasi yang diberikan antara lain :

- Menganjurkan pasien agar mengulangi latihan di rumah seperti yang sudah terapis ajarkan minimal 2 kali sehari.

- Pasien dianjurkan untuk mengompres punggung bawah dengan handuk yang direndam air hangat atau dengan menempelkan botol yang berisi air hangat pada punggung bawah.

d. Evaluasi

1. Evaluasi nyeri dengan menggunakan VDS 2. Evaluasi LGS trunk menggunakan midline 3. Evaluasi sikap tubuh / posture


(11)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Pasien pada kondisi skoliosis vertebra thoracal 7 – lumbal 1 setelah

menempuh terapi sebanyak 6 kali dengan intervensi fisioterapi infra red dan terapi latihan di dapat hasil sebagai berikut:

a. Evaluasi nyeri dengan VDS

Derajat nyeri diukur dengan menggunakan skala VDS dan didapatkan hasil penurunan nyeri diam, tekan, dan nyeri gerak dari T1 – T6. Pada T1 nilai nyeri diam pada skala 1 dan T6 tetap. Untuk nyeri tekan pada T1 nyeri pada skala 2menurun menjadi skala 1 pada T6. Untuk nyeri gerak pada T1 skala 4 menurun pada skala 3 pada T6.

b. Lingkup gerak sendi dengan mideline.

Evaluasi yang dilakukan terhadap lingkup gerak sendi lumbal pada penderita skoliosis thoracal 7 – lumbal 1 ini dapat dilihat pada tabel di bawah :

Evaluasi Lingkup Gerak Sendi dengan mideline

NO GERAKANLUMBAL T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6

1 Fleksi 7cm 7cm 7cm 7cm 7cm 7cm 7cm

2 Ekstensi 4cm 4cm 4cm 4cm 5cm 5cm 5cm

3 Side fleksi kanan 13cm 13cm 13cm 13cm 13cm 13cm 13cm 4 Side fleksi kiri 13cm 13cm 13cm 13cm 13cm 13cm 13cm

c. PemeriksaanPosture

Pemeriksaan postur dilakukan dengan cara inspeksi pada posisi berdiri. Dari pemeriksaan ini diperoleh hasil pada pasien terdapat sedikit lordosis lumbal dan scoliosis tulang vertebra thoracal 7 – lumbal 1.


(12)

N o

BagianTubuh Nama (No.CM) Skor

Good (10) Fair (5) Poor (0)

1 Kapala Tegak lurus Sedikit miring/berputar Jelas

miring/berputar 5

2 Leher Tegak, dagu kedalam Kepala sedikit kedepan

dagu keluar

Jelas kepala ke dagu, dagu keluar

5

3 Bahu Simetris Sedikit miring Jelas miring 5

4 Tulang belakang

Tegak lurus Sedikit melengkung

kesamping

Jelas melengkung kesamping

0

5 Punggung Normal Sedikit kyposis Jelas hyperkyposis 10

6 Pinggang Normal Sedikit lordosis Jelas hyperlordosis 5

7 Badan Tegak Sedikit condong

kedepan/ kebelakang

Jelas miring 0

8 Perut Normal Sedikit menonjol Jelas menonjol 5

9 Panggul Simetris Sedikit miring Jelas miring 5

10 Lutut Lurus Sedikit O / X sedikit

kedepan/ belakang

Jelas O / X jelas kedepan / belakang

10

11 Ankle Tumit rapat Sedikit terbuka Jelas terbuka 5

Total skor 55

Evaluasi pemeriksaan posture

NO T1 T2 T3 T4 T5 T6

1 5 5 5 5 5 5

2 5 5 5 5 10 10

3 5 5 5 5 5 5

4 0 0 0 0 5 5

5 10 10 10 10 10 10

6 5 5 5 5 5 5

7 0 0 0 0 5 5

8 5 5 5 5 10 10

9 5 5 5 5 5 5

10 10 10 10 10 10 10

11 5 5 5 5 5 5

jumlah 55 55 55 55 75 75

B. Pembahasan.

a. Penurunan nyeri dengan infra merah

Setelah dilakukan terapi penyinaran dengan infra merah sebanyak 6 kali didapatkan hasil adanya penurunan nyeri dengan skala VDS dari nilai 4 menjadi nilai 3. Berkurangnya nyeri karena efek panas yang dihasilkan infra merah menyebabkan pemanasan superficial dengan


(13)

kedalaman penetrasi hanya pada permukaan kulit. Hal ini akan memberikan efek rileksasi pada otot serta adanya pengangkatan sisa metabolism (Mardiman, 2002).

a. Penambahan Lingkup Gerak Sendi dengan terapi latihan.

Setelah dilakukan terapi penyinaran dengan infra merah sebanyak 6 kali didapatkan hasil adanya penambahan LGS trunk dengan midline.Terapi Latihan yang digunakan untuk menambah lingkup gerak sendi dan perbaikan postur yaitu manual traksi dan core stability excercise. Dari pemberian IR dan terapi latihan manual traksi diperoleh peningkatan LGS trunk dan mengembalikan sikap posturemaka secara tidak langsung terjadi peningkatan juga pada kemampuan aktivitas fungsional pasien (Davidson M. dan Keating J. , 2001).

Penurunan LGS disebabkan oleh tidak adanya aktivitas fisik. Untuk mempertahankan LGS sendi pada keadaan normal dan otot harus digerakkan secara optimal dan teratur. Aktivitas LGS juga dianjurkan untuk terapi yang dapat mempertahankan pergerakan sendi dan jaringan lunak, yang dapat mempertahankan pergerakan sendi dan jaringan lunak, yang akan meminimalkan pembentukan kontraktur (Jenkins, 2005).

Pengaruh terapi latihan terhadap kekuatan otot, dengan terapi latihan secara aktif dapat meningkatkan kekuatan otot, kontraksi otot tergantung banyaknya motor unit yang terangsang. Maka daya dan kekuatan otot dapat meningkat ( Garden 1995).


(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan terapihasil yang diperolehdapatdisimpulkanbahwa ; 1 Infra Red (IR) dapat mengurangi nyeri otot pinggang pada scoliosis. 2 Terapi latihan dapat menambah lingkup gerak sendi dan

mengembalikan sikap posture pada scoliosis. B. Saran

Dalam hal ini keberhasilan ditentukan oleh tim medis dan penderita sendiri. Untuk mendukung lancarnya pelaksanaan program fisioterapi yang telah ditetapkan maka latihan di rumah sesuai dengan yang dianjurkan terapis.

Dalam melakukan pemberian tindakan, fisioterapi tidak dapat bekerja sendiri dan diperlukan kerjasama antara dokter dan tim medis lainnya demi keberhasilan penyembuhan pasien.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Davidson M. & Keating J, 2001 ; Oswestry Disability Questionnaire ; Diakses tanggal 21/11/2007, dari http://www.lowbackpain.com.av/pdfs/Oswestry-Disability-Questionnaire.pdf.

Garden, H.Fae.(1995). Fraktur ekstrimitas. In Garrison,J.Susan. Dasar-dasar Terapi dan Rehabilitas Fisik. Jakarta : Hipocrates.

Liklukaningsih, 2009; definisi scoliosis; Diakses tanggal 18/4/04, dari http//:Shalhachacha.blogspot.com/2004/4/definisi-scoliosis.html. Mardiman Sri, 1998; Dokumentasi Persiapan Praktek Profesional Fisioterap,

Akademi Fisioterapi Surakarta, Dep.Kes. RI, 1998.

Santoso,Bayu, 1994; Gangguan Tulang Belakang; Perdusri, Edisi 2, Surabaya, hal.9-26.

Soetjaningsih, 2004; definisi scoliosis; Diakses tanggal 18/4/04, dari http//:Shalhachacha.blogspot.com/2004/4/definisi-scoliosis.html.


(1)

terletak didaerah lumbosacral, maka latihan yang ditujukan terutama pada daerah tersebut. Pada dasarnya tujuan latihan adalah untuk penguatan dan peregangan otot – otot fleksor dan ekstensor sendi lumbosacralis dan otot – otot sendi paha.

c. Edukasi

Edukasi merupakan hal penting yang harus diajarkan kepada pasien untuk menghindari terjadinya trauma berulang, mengurangi keluhan nyeri yang dirasakan dan untuk mengajarkan kepada pasien pola-pola aktivitas yang baik dan benar. Edukasi yang diberikan antara lain :

- Menganjurkan pasien agar mengulangi latihan di rumah seperti yang sudah terapis ajarkan minimal 2 kali sehari.

- Pasien dianjurkan untuk mengompres punggung bawah dengan handuk yang direndam air hangat atau dengan menempelkan botol yang berisi air hangat pada punggung bawah.

d. Evaluasi

1. Evaluasi nyeri dengan menggunakan VDS 2. Evaluasi LGS trunk menggunakan midline 3. Evaluasi sikap tubuh / posture


(2)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Pasien pada kondisi skoliosis vertebra thoracal 7 – lumbal 1 setelah

menempuh terapi sebanyak 6 kali dengan intervensi fisioterapi infra red dan terapi latihan di dapat hasil sebagai berikut:

a. Evaluasi nyeri dengan VDS

Derajat nyeri diukur dengan menggunakan skala VDS dan didapatkan hasil penurunan nyeri diam, tekan, dan nyeri gerak dari T1 – T6. Pada T1 nilai nyeri diam pada skala 1 dan T6 tetap. Untuk nyeri tekan pada T1 nyeri pada skala 2menurun menjadi skala 1 pada T6. Untuk nyeri gerak pada T1 skala 4 menurun pada skala 3 pada T6.

b. Lingkup gerak sendi dengan mideline.

Evaluasi yang dilakukan terhadap lingkup gerak sendi lumbal pada penderita skoliosis thoracal 7 – lumbal 1 ini dapat dilihat pada tabel di bawah :

Evaluasi Lingkup Gerak Sendi dengan mideline

NO GERAKANLUMBAL T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6

1 Fleksi 7cm 7cm 7cm 7cm 7cm 7cm 7cm

2 Ekstensi 4cm 4cm 4cm 4cm 5cm 5cm 5cm

3 Side fleksi kanan 13cm 13cm 13cm 13cm 13cm 13cm 13cm 4 Side fleksi kiri 13cm 13cm 13cm 13cm 13cm 13cm 13cm

c. PemeriksaanPosture

Pemeriksaan postur dilakukan dengan cara inspeksi pada posisi berdiri. Dari pemeriksaan ini diperoleh hasil pada pasien terdapat sedikit lordosis lumbal dan scoliosis tulang vertebra thoracal 7 – lumbal 1.


(3)

N o

BagianTubuh Nama (No.CM) Skor

Good (10) Fair (5) Poor (0)

1 Kapala Tegak lurus Sedikit miring/berputar Jelas

miring/berputar 5

2 Leher Tegak, dagu kedalam Kepala sedikit kedepan

dagu keluar

Jelas kepala ke dagu, dagu keluar

5

3 Bahu Simetris Sedikit miring Jelas miring 5

4 Tulang belakang

Tegak lurus Sedikit melengkung

kesamping

Jelas melengkung kesamping

0

5 Punggung Normal Sedikit kyposis Jelas hyperkyposis 10

6 Pinggang Normal Sedikit lordosis Jelas hyperlordosis 5

7 Badan Tegak Sedikit condong

kedepan/ kebelakang

Jelas miring 0

8 Perut Normal Sedikit menonjol Jelas menonjol 5

9 Panggul Simetris Sedikit miring Jelas miring 5

10 Lutut Lurus Sedikit O / X sedikit

kedepan/ belakang

Jelas O / X jelas kedepan / belakang

10

11 Ankle Tumit rapat Sedikit terbuka Jelas terbuka 5

Total skor 55

Evaluasi pemeriksaan posture

NO T1 T2 T3 T4 T5 T6

1 5 5 5 5 5 5

2 5 5 5 5 10 10

3 5 5 5 5 5 5

4 0 0 0 0 5 5

5 10 10 10 10 10 10

6 5 5 5 5 5 5

7 0 0 0 0 5 5

8 5 5 5 5 10 10

9 5 5 5 5 5 5

10 10 10 10 10 10 10

11 5 5 5 5 5 5

jumlah 55 55 55 55 75 75

B. Pembahasan.

a. Penurunan nyeri dengan infra merah

Setelah dilakukan terapi penyinaran dengan infra merah sebanyak 6 kali didapatkan hasil adanya penurunan nyeri dengan skala VDS dari nilai 4 menjadi nilai 3. Berkurangnya nyeri karena efek panas yang dihasilkan infra merah menyebabkan pemanasan superficial dengan


(4)

kedalaman penetrasi hanya pada permukaan kulit. Hal ini akan memberikan efek rileksasi pada otot serta adanya pengangkatan sisa metabolism (Mardiman, 2002).

a. Penambahan Lingkup Gerak Sendi dengan terapi latihan.

Setelah dilakukan terapi penyinaran dengan infra merah sebanyak 6 kali didapatkan hasil adanya penambahan LGS trunk dengan midline.Terapi Latihan yang digunakan untuk menambah lingkup gerak sendi dan perbaikan postur yaitu manual traksi dan core stability excercise. Dari pemberian IR dan terapi latihan manual traksi diperoleh peningkatan LGS trunk dan mengembalikan sikap posturemaka secara tidak langsung terjadi peningkatan juga pada kemampuan aktivitas fungsional pasien (Davidson M. dan Keating J. , 2001).

Penurunan LGS disebabkan oleh tidak adanya aktivitas fisik. Untuk mempertahankan LGS sendi pada keadaan normal dan otot harus digerakkan secara optimal dan teratur. Aktivitas LGS juga dianjurkan untuk terapi yang dapat mempertahankan pergerakan sendi dan jaringan lunak, yang dapat mempertahankan pergerakan sendi dan jaringan lunak, yang akan meminimalkan pembentukan kontraktur (Jenkins, 2005).

Pengaruh terapi latihan terhadap kekuatan otot, dengan terapi latihan secara aktif dapat meningkatkan kekuatan otot, kontraksi otot tergantung banyaknya motor unit yang terangsang. Maka daya dan kekuatan otot dapat meningkat ( Garden 1995).


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan terapihasil yang diperolehdapatdisimpulkanbahwa ; 1 Infra Red (IR) dapat mengurangi nyeri otot pinggang pada scoliosis. 2 Terapi latihan dapat menambah lingkup gerak sendi dan

mengembalikan sikap posture pada scoliosis. B. Saran

Dalam hal ini keberhasilan ditentukan oleh tim medis dan penderita sendiri. Untuk mendukung lancarnya pelaksanaan program fisioterapi yang telah ditetapkan maka latihan di rumah sesuai dengan yang dianjurkan terapis.

Dalam melakukan pemberian tindakan, fisioterapi tidak dapat bekerja sendiri dan diperlukan kerjasama antara dokter dan tim medis lainnya demi keberhasilan penyembuhan pasien.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Davidson M. & Keating J, 2001 ; Oswestry Disability Questionnaire ; Diakses tanggal 21/11/2007, dari http://www.lowbackpain.com.av/pdfs/Oswestry-Disability-Questionnaire.pdf.

Garden, H.Fae.(1995). Fraktur ekstrimitas. In Garrison,J.Susan. Dasar-dasar Terapi dan Rehabilitas Fisik. Jakarta : Hipocrates.

Liklukaningsih, 2009; definisi scoliosis; Diakses tanggal 18/4/04, dari http//:Shalhachacha.blogspot.com/2004/4/definisi-scoliosis.html. Mardiman Sri, 1998; Dokumentasi Persiapan Praktek Profesional Fisioterap,

Akademi Fisioterapi Surakarta, Dep.Kes. RI, 1998.

Santoso,Bayu, 1994; Gangguan Tulang Belakang; Perdusri, Edisi 2, Surabaya, hal.9-26.

Soetjaningsih, 2004; definisi scoliosis; Diakses tanggal 18/4/04, dari http//:Shalhachacha.blogspot.com/2004/4/definisi-scoliosis.html.


Dokumen yang terkait

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI SPONDILOSIS LUMBAL DI RSUD MOEWARDI SURAKARTA Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Spondilosis Lumbal Di Rsud Moewardi Surakarta.

1 9 16

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Kompresi Lumbal II Di RST Dr. Soedjono Magelang.

0 1 17

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Kompresi Lumbal II Di RST Dr. Soedjono Magelang.

0 9 14

PENATAAKI Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Low Back Pain Akibat Spondylosis Lumbal Dan Scoliosis Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 15

PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Low Back Pain Akibat Spondylosis Lumbal Dan Scoliosis Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

2 8 7

TINJAUAN PUSTAKA Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Low Back Pain Akibat Spondylosis Lumbal Dan Scoliosis Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 6 35

PROSES FISIOTERAPI Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Low Back Pain Akibat Spondylosis Lumbal Dan Scoliosis Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 23

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN AKIBAT SPONDYLOSIS LUMBAL DAN SCOLIOSIS Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Low Back Pain Akibat Spondylosis Lumbal Dan Scoliosis Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 16

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA SCOLIOSIS VERTEBRA THORACAL 7 – LUMBAL 1 Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Scoliosis Vertebra Thoracal 7–Lumbal 1 Di RSAL Dr. Ramelan.

0 2 12

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA DEKSTRA DI RSAL DR RAMELAN SURABAYA.

0 0 6