UPAYA PENEGAKKAN DISIPLIN KERJA ANGGOTA POLRI DI POLRESTABES SURABAYA.

UPAYA PENEGAKKAN DISIPLIN KERJ A ANGGOTA POLRI
DI POLRESTABES SURABAYA

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai per syar atan memper oleh gelar Sarjana pada
FISIP UPN ”Veter an” J awa Timur

Oleh :
ADE RIZKY SETYARSO
0841010001

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi
dengan judul “UPAYA PENEGAKKAN DISIPLIN KERJ A ANGGOTA
POLRI DI POLRESTABES SURABAYA”.
Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi persyaratan kurikulum pada
Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam tersusunnya Skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada Bapak Drs. Pudjo Adi, MSi sebagai dosen pembimbing utama
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis.
Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Skripsi ini :
1.


Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2.

Bapak Dr. Lukman Arif, M.Si selaku Ketua Program Studi Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.

Ibu Dra. Susi Hardjati M.AP Selaku Sekretaris Program Studi Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.


Ibu Dra.Sri Wibawani., M.Si selaku dosen penguji, terima kasih telah
memberikan masukan-masukan dan bimbingan sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.

5.

Bapak Drs. Ananta Pratama, Msi, selaku dosen penguji. Terima kasih telah
memberikan masukan-masukan dan saran atas penyusunan skripsi ini.

6.

Bapak Pudjo Adi M.Si selaku dosen pembimbing dan dosen penguji. Terima
kasih telah memberikan petunjuk dan masukan-masukan atas penyusunan
skripsi ini.

7.

Bapak Kompol Masduki, SH, selaku Kasi Propam Polrestabes Surabaya yang
telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di SiPropam Polrestabes

Surabaya.

8.

Bapak AKP Abdul Gafar selaku Kanit Provost SiPropam Polrestabes
Surabaya atas bimbingan dan petunjuk-petunjuk nya selama saya melakukan
penelitian.

9.

Bapak AKP Eddy Suwarno selaku Kanit Paminal SiPropam Polrestabes
Surabaya. Terima kasih atas arahan dan bimbingannya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.

10. Seluruh staf SiPropam Polrestabes Surabaya dan segenap anggota Polrestabes
Surabaya.
11. Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibuku atas segala doa, fasilitas yang telah
diberikan, dorongan semangat dan juga kasih sayang serta kesabaran yang
tiada henti dalam mendukung menyelesaikan Skripsi skripsi ini.


iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12. Sayang ku Lissa Oktavianti yang tidak henti-hentinya memberikan semangat
dan dukungan agar aku segera menyelesaikan skripsi ini. I Love You sayang.
13. Rekan-rekan Program Studi Administrasi Negara angkatan 2008 yang telah
membantu dalam menyusun Skripsi skripsi ini cak kus, yudhi, agung, arie
gondrong, arik restu, coki, ekky, mely, cahaya, lawi, iva, risa, widhat, faiza,
kiekie, andri, danar, gita, friki, trio, budi, agus, adhi, picolo, almarhum
yopang, revi, wak li, geru, dll.
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan tersebut
mendapat limpahan berkah dari Allah SWT. Penulis menyadari dengan segala
kerendahan hati bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna dan
banyak kekurangan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan Skripsi penelitian
ini.
Harapan penulis semoga dengan terselesainya Skripsi ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Surabaya, Juni 2012


Penulis

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
ABSTRAKSI ........................................................................................................ xiii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian....................................................................................... 7
1.4. Kegunaan Penelitian .................................................................................. 7

BAB II. KAJ IAN PUSTAKA ............................................................................... 8
2.1. Penelitian terdahulu ................................................................................. 8
2.2. Landasan Teori ........................................................................................ 11
2.2.1. Birokrasi ....................................................................................... 11
2.2.2. Kepatuhan ..................................................................................... 11
2.2.2.1. Pengertian Kepatuhan ....................................................... 13
2.2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan ................. 14
2.2.3. Disiplin kerja ................................................................................. 17
2.2.3.1. Pengertian Disiplin Kerja ................................................. 17
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3.2. Macam-macam Disiplin Kerja .......................................... 18
2.2.3.3. Pendekatan Disiplin Kerja ................................................ 19
2.2.3.4. Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja .................................... 21
2.2.3.5. Upaya Penegakan Disiplin Kerja Pegawai ........................ 22
2.2.4. Pembinaan ..................................................................................... 24
2.2.4.1. Pengertian Pembinaan ...................................................... 24
2.2.4.2. Tujuan Pembinaan ............................................................ 25

2.2.4.3. Macam-macam dan bentuk Pembinaan ............................. 26
2.2.5. Pengertian Pengawasan ................................................................. 27
2.2.5.1. Tujuan dan Fungsi Pengawasan ........................................ 28
2.2.5.1.1. Tujuan Pengawasan ............................................. 28
2.2.5.1.2. Fungsi Pengawasan ............................................. 30
2.2.5.2. Macam-Macam Pengawasan ............................................ 31
2.2.5.3. Cara-Cara Pengawasan ..................................................... 32
2.3. Kewajiban, Larangan dan Sanksi Anggota Polri ...................................... 33
2.4. Kerangka Berpikir ................................................................................... 38
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 40
3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................ 40
3.2. Fokus Penelitian ...................................................................................... 41
3.3. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 42
3.4. Sumber Data............................................................................................ 43
3.5. Jenis Data ................................................................................................ 44
3.6. Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 44
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


3.7. Analisis Data ........................................................................................... 45
3.8. Keabsahan Data ....................................................................................... 47
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 50
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian......................................................... 50
4.1.1. Sejarah terbentuknya Polrestabes Surabaya ................................... 50
4.1.2. Visi dan Misi Polrestabes Surabaya ............................................... 54
4.1.3. Struktur Organisasi Polrestabes Surabaya ...................................... 55
4.1.4. Tugas Pokok dan Fungsi Anggota Polri Polrestabes Surabaya ....... 57
4.1.5. Karakteristik Anggota Polri Polrestabes Surabaya ......................... 75
4.2. Hasil Penelitian ....................................................................................... 80
4.2.1. Disiplin Preventif .......................................................................... 80
4.2.1.1. Pembinaan Rohani, Mental, dan Tradisi .............................. 80
A. Pembinaan Rohani.............................................................. 80
1. Pelaksanaan Pembinaan Rohani........................................ 80
2. Tujuan Pembinaan Rohani ................................................ 86
3. Hambatan Pembinaan Rohani ........................................... 87
B. Pembinaan Mental .............................................................. 88
1. Pelaksanaan Pembinaan Mental ........................................ 88
2. Tujuan Pembinaan Mental ................................................ 90
3. Hambatan Pembinaan Mental ........................................... 91

C. Pembinaan Tradisi .............................................................. 93
1. Pelaksanaan Pembinaan Tradisi ........................................ 93
2. Tujuan Pembinaan Tradisi ................................................ 95
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Hambatan Pembinaan Tradisi ........................................... 96
D. Pengawasan Langsung ........................................................ 97
1. Pelaksanaan Pengawasan Langsung .................................. 97
2. Tujuan Pengawasan Langsung ....................................... 100
E. Pengawasan Tidak Langsung ........................................... 101
1. Pelaksanaan Pengawasan Tidak Langsung ..................... 101
2. Tujuan Pengawasan Tidak Langsung ............................. 103
4.2.2. Disiplin Korektif ........................................................................ 104
A. Tindakan Disiplin ............................................................ 104
1. Pelaksanaan Sanksi Tindakan Disiplin ........................... 104
2. Tujuan Pemberian Sanksi Tindakan Disiplin ................. 108
B. Hukuman Disiplin ........................................................... 109
1. Pelaksanaan Sanksi Hukuman Disiplin .......................... 109

2. Tujuan Pemberian Sanksi Hukuman Disiplin ................. 113
4.3. Pembahasan.......................................................................................... 115
4.3.1. Disiplin Preventif ....................................................................... 115
A. Pembinaan Rohani, Mental dan Tradisi ........................... 115
B. Pengawasan Langsung ..................................................... 120
C. Pengawasan Tidak Langsung ........................................... 122
4.3.2. Disiplin Korektif ........................................................................ 123
A. Tindakan Disiplin ............................................................ 124
B. Hukuman Disiplin ........................................................... 127

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V. Kesimpulan dan Saran ......................................................................... 131
5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 131
5.2. Saran .................................................................................................... 135
Daftar Pustaka
Lampiran

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
ADE RIZKY SETYARSO, UPAYA PENEGAKKAN DISIPLIN KERJ A
ANGGOTA POLRI DI POLRESTABES SURABAYA
Penelitian ini didasarkan pada fenomena bahwa masih cukup tinggi
jumlah pelanggaran disiplin yang dilakukan anggota Polri di Polerstabes
Surabaya. Prilaku tidak disiplin pada kewajiaban-kewajiban yang seharusnya
tidak dilanggar dengan berbagai macam jenis pelanggaran banyak diberitakan
pada media cetak maupun elektronik bahkan sudah diberitakan secara global. Hal
tersebut sangat bertolak belakang dengan kewajiban yang harus dilaksanakan
sesuai peraturan disiplin anggota polri dalam peraturan pemerintah republik
Indonesia no 2 tahun 2003. Maka untuk itu peneliti mengambil judul upaya
penegakkan disiplin anggota polri dipolrestabes Surabaya.
Tujuan penetilian ini adalah untuk mendeskriptifkan bagaimana upaya
penegakan disiplin ditetapkan fokus pertama: upaya pembinna disiplin preventif,
dengan sasaran kajian pembinaan rohani mental dan tradisi serta pengawasan
langsung maupun tidak langsung dan fokus kedua dengan sasaran kajian:
penegakkan disiplin melalui tindakan disiplin dan hukuman disiplin.
Metode penelitian Deskriptif Kualitatif, dengan analisis model interaktif
dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk
mengabil data dari sumber data yang berupa tulisan, prilaku, tindakan, pristiwa,
kejadian, kata-kata. Dengan peneliti sebagai instrumen penelitian.
Kesimpulan dari hasil penelitian menyatakan bahwa Fokus pertama
dengan sasaran kajian pembinaan rohani yaitu pelaksanaan kewajiban beragama
agar membentuk jiwa keimanan yang kuat sehingga dapat mewujudkan disiplin
anggota sehingga secara tidak langsung mengubah prilaku personel yang sudah
disiplin agar tetap disiplin dan yang tidak disiplin menjadi disiplin, pembinaan
mental diberikan dalam bentuk ceramah-ceramah, pelatihan-pelatihan dan tes
psikologi untuk membentuk, memelihara, dan meningkatkan kemampuan jiwa
dan fisik setiap personel agar dapat memantapkan prilaku dalam waktu, tempat
dan kondisi tertentu saat sedang menjalankan tugas. dan pembinaan tradisi dalam
bentuk apel baik apel bersama maupun apel fungsi yang dilaksanakan dalam
satuan unit masing-masing untuk memelihara disiplin personel agar selalu
menjunjung tinggi nilai-nilai tribrata dan catur prasetya dan sasaran kedua
pengawasan langsung dalam bentuk upacara apel, dan sidak untuk melihat
kedisiplinan anggota dalam disiplin berpakaian, disiplin waktu, dan pengawasan
dalam fungsi-fungsi kerja dilapangan.dan pengawasan tidak langsung melalui
laporan informasi dari masyarakat dan media untuk melatih kesiagaan personel
dalam berprilaku saat menjalankan tugas . dan fokus kedua dengan sasaran kaji
yang pertama ialah melalui tindakan disiplin Untuk disiplin waktu dilakukan
teguran lisan ketika ada anggota yang tidak mengikuti upacara apel. Dan tindakan
fisik diberikan untuk pelanggaran dengan jenis ringan ketika anggota melakukan
pelanggaran seperti terlambat, disiplin dalam berpakaian, dan disiplin dalam
berkendara.sasaran kaji yang kedua melalui hukuman disiplin di berikan melalui
proses sidang disiplin, tindakan disiplin dan hukuman disiplin sebagai penegakan
disiplin dalam kewajiban, larangan dan sanksi disiplin Polri.
xiii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah, tidak dapat
dilepaskan dari kepolisian. Tugas Pokok Polri itu sendiri sendiri menurut UndangUndang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian adalah memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Tujuan tersebut di atas tidak akan terwujud apabila tidak dilakukan dengan
dedikasi tinggi, disiplin serta profesionalisme dari para anggota Polri itu sendiri
untuk berusaha melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik
dan bertanggung jawab. Bertolak dari arti pentingnya kedisiplinan bagi anggota
Polri sebagai penegak hukum, pemerintah telah menerbitkan peraturan perundangundangan yang khusus mengatur tentang kedisiplinan anggota Polri, yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Polri sebagai sub sistem dari pemerintah secara responsif telah berupaya
memberi kontribusi mewujudkan prinsip Good Governance dan Clean
Government baik dalam pelaksanaan tugas pokok memelihara Kamtib mas,
menegakkan hukum dan melindungi, mengayomi serta melayani masyarakat
maupun di kalangan internal Polri yang secara struktural tugas ini di emban dan
dijalankan oleh fungsi-fungsi operasional, dimana mabes Polri sebagai pusat
komando yang bertugas sebagai monitor dan pembuat kebijakan untuk tingkat
nasional yang berkaitan dengan tugas dan fungsi polri untuk mengamankan

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

kondisi dalam negeri yang dalam setiap tugasnya didukung oleh jajaran kepolisian
yang tersebar di provinsi di seluruh Indonesia. dimana dalam setiap provinsi
terdapat satu Mapolda sebagai pusat komando dalam pelaksanaan tugasnya. Yang
didukung oleh Polrestabes yang berwenang dalam penegakkan hukum di wilayah
kota besar dan di ikuti oleh polres sebagai jajarannya dalam tingkat kabupaten
hingga polsek untuk wilayah kecamatan.
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai suatu organisasi
pemerintah yang memiliki tugas sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayan kepada
masyarakat, tentunya memiliki peranan penting dalam menciptakan kondisi yang
kondusif dalam kehidupan masyarakat. Kondisi tersebut dapat terwujud apabila
anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia selalu memelihara kredibilitas
dan komitmen yang teguh sebagai penjabat negara yang di beri tugas dan
kewenangan selaku pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat, penegak
hukum, dan pemelihara keamanan. Kredibilitas dan Komitmen sebagai penegak
hukum harus di dukung dengan moral yang baik, kemampuan sumber daya
manusia, dan disiplin yang tinggi. Dengan adanya disiplin yang tinggi diharapkan
akan menumbuhkan kinerja anggota polri dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pelayan masyarakat maupun pengamanan. Sebagaimana bunyi pasal 27 UndangUndang No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa “
untuk membina persatuan dan kesatuan serta meningkatkan semangat kerja dan
moril, diadakan peraturan disiplin anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Disiplin dalam bekerja sangatlah penting sebab dengan kedisiplinan
tersebut diharapkan sebagian besar peraturan ditaati oleh para anggota, bekerja
sesuai dengan prosedur dan sebagainya sehingga pekerjaan terselesaikan secara
efektif dan efisien serta dapat meningkatkan produktivitasnya. Disiplin itu sendiri
menurut Hasibuan (2002 : 305) adalah merupakan kesadaran dan kesediaan
seseorang dalam menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial
yang berlaku. Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 2
Tahun 2003 tentang disiplin polri pasal 1 dijelaskan bahwa “Disiplin adalah
ketaatan dan kepatuhan yang sungguh-sungguh terhadap peraturan disiplin
anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia”. Oleh karena itu bila anggota
tidak menggunakan aturan-aturan yang ditetapkan dalam organisasi, maka
tindakan disiplin dan hukuman disiplin merupkan langkah terakhir yang bisa
diambil terhadap anggota yang kinerjanya dibawah standar atau yang tidak
disiplin.
Selain itu dalam penegakan disiplin menurut Saydam (2000:200-202),
penegakan disiplin tidak bisa diserahkan kepada pegawai semata-mata. Untuk itu
setiap organisasi harus mempunyai pola penegakan disiplin bagi setiap pegawai.
Yaitu dengan menciptakan peraturan-peraturan dan tata tertib yang harus
dilaksanakan oleh pegawai, menciptakan dan memberi sanksi-sanksi bagi
pelanggar disiplin dan melakukan pembinaan disiplin melalui pelatihan-pelatihan
kedisiplinan yang terus-menerus. Pembinaan melalui pelatihan ini dapat berupa
pelatihan fisik dengan memberikan pelatihan kemiliteran kepada karyawan dan
pelatihan mental-spiritual yakni dengan cara ceramah agama dan psikologi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Kompleksitas

tantangan

tugas

Polri

pada

era

reformasi

dalam

perjalanannya selain telah memberi manfaat bagi Polri dengan berbagai kemajuan
yang signifikan baik di bidang pembangunan kekuatan, pembinaan maupun
operasional. Namun di sisi lain diakui secara jujur terdapat akses negatif dari
penyelenggaraan tugas pokoknya berupa penyimpangan perilaku anggota Polri
seperti penyalahgunaan kekuasaan / wewenang (abuse of power), kualitas
penyajian layanan yang tercela dari sudut moral dan hukum antara lain
diskriminasi, permintaan layanan / penegakan hukum atas alasan kepentingan
pribadi, diskresi melampaui batas, mempersulit, arogan, lamban, tidak sopan
manusiawi dan perilaku negatif.
Seperti yang diberitakan oleh media massa elektronik seperti dibawah ini ;
IpolJatim_Surabaya: Polrestabes surabaya menindak tegas terhadap 5
anggotanya yang nakal. Kapolrestabes Surabaya, Kombespol Tri Maryanto
memimpin langsung upacara Pemecatan Dengan Tidak Hormat Kepada 5
Anggotanya. Pemecatan dipicu karena ke 5 anggota polisi tersebut terlibat dalam
tindak pidana dan indisipliner. “Ini menjadi pelajaran bagi anggota lain,
prinsipnya anggota yang bersalah akan kami tindak tegas.” Kelima anggota polri
tersebut memiliki pelanggaran yang berbeda. Pelanggaran pidananya berupa
penipuan dan penggelapan sedangkan pelanggaran indisipliner berupa tidak
masuk dinas selama 30 hari.”Mereka melakukan pelanggaran berat yang tidak
bisa ditolerir,” tambah Kompol Suparti, Kasubag Humas Polrestabes Surabaya,
Senin(30/4/2012).(Sumber:http:infopoljatim.com/index.php?option=com_content
&view diakses pada tanggal 2/5/2012)
Setiap personel penegak hukum Polri pasti diikat oleh aturan atau undangundang sebagai acuan dalam bertindak. Aturan-aturan yang mengikat Polri
diantaranya adalah Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Polri. Akan tetapi banyaknya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

aturan yang mengikat Polri tersebut tidak menjamin tumbuhnya jiwa profesional
dalam diri sebagian anggotanya.
Berkaca dari berbagai kasus pelanggaran disiplin yang timbul, seharusnya
Polri sebagai institusi penegak hukum khususnya khususnya Polrestabes
Surabaya, maka perlu adanya perhatian tersendiri dengan melakukan tindakantindakan dalam upaya pendisiplinan anggota polri. tindakan pendisiplinan tidak
semata-mata harus dilakukan sebagai upaya koerktif dengan cara memberikan
sanksi bagi anggota polisi yang terlibat kasus pelanggaran disiplin, namun
tindakan pendisiplinan itu juga harus dilakukan dalam bentuk Preventif sebagai
upaya dalam rangka pencegahan sebelum terjadinya pelanggaran disiplin. Yaitu
melalui pengawasan dan pembinaan disiplin anggota polri yang dilakukan secara
berkelanjutan, sungguh-sungguh dan secara teratur sesuai dengan bidangnyam
sehingga mendorong terwujudnya peningkatan disiplin dan kegairahan kerja
sehingga mampu memberikan layanan kepada publik secara maksimal. Dan
dalam rangka menegakkan dan mempertahankan disiplin anggota Kepolisian
Negara Republik Indonesia baik dalam fungsi bidang struktural, instrument dan
kultural dan sesuai dengan Keputusan Kapolri nomor: Kep/54/X/2002, maka di
bentuklah Divisi Propam pada tanggal 27 Oktober 2002, yang memiliki tugas
untuk membina dan menyelenggarakan fungsi pertanggung jawaban profesi
dan pengamanan internal termasuk penegakkan disiplin dan ketertiban
dilingkungan polri dan dalam pelayanannya terhadap pengaduan masyarakat
tentang adanya penyimpangan tindakan anggota polri, yang dalam struktur
organisasi dan tata kerjanya terdiri dari tiga bidang yang ber-bentuk sub

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

organisasi yang disebut Biro. Ke tiga Biro ini antara lain terdiri dari Biro Paminal
yang bertugas sebagai fungsi pengamanan dilingkungan internal organisasi
POLRI, kemudian Biro Wabprof yang dalam tugasnya berfungsi sebagai
pertanggung-jawaban

profesi, dan

yang terakhir adalah Biro Provos yang

berfungsi dalam penegakkan disiplin dan ketertiban dilingkungan POLRI, ke-tiga
Biro tersebut pada intinya mempunyai tugas sebagai pengawal, pengawas,
pengamanan, pembinaan, dan penegakkan disiplin.
Masyarakat sebenarnya berharap agar pengungkapan berbagai kasus yang
menimpa anggota atau petinggi Polri, tidak hanya seperti selama ini. Bila tidak
lagi dikontrol publik atau pers, kasusnya akan “menguap”. Pengungkapan untuk
kasus-kasus besar terkesan melambat, bahkan hilang begitu saja, manakala suatu
kasus terbentur pada polisi berpangkat tinggi. Berkaca pada pengalaman
sebelumnya, masih minim keseriusan untuk betul-betul mengungkap berbagai
kasus dan penyelewengan di tubuh Polri. Sinyalemen yang berkembang adanya
semangat membela institusi (esprit de corps) yang terkesan sebagai ''kultur''
belum bisa dihilangkan sama sekali. Padahal, kultur tersebut merugikan reputasi
Polri sebagai institusi penegak hukum
Sehubungan dengan fenomena diatas, maka oleh karena itu peneliti ingin
mengkaji lebih lanjut tentang upaya penegakkan disiplin yang dilakukan oleh
subbid Provos Bid Propam terhadap anggota polri khususnya di Polrestabes
surabaya, yang selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan
mengambil judul, “Upaya penegakkan disiplin ker ja anggota polr i di
Polrestabes Sur abaya”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.2 Per umusan Masalah
Berangkat dari fenomena dalam uraian yang telah dikemukakan pada latar
belakang diatas maka perumusan masalah penelitian ini adalah : Bagaimana
Upaya Penegakkan Disiplin kerja Anggota Polri di Polrestabes Surabaya?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya
penegakkan disiplin kerja anggota polri di Polrestabes Surabaya.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti
Berguna untuk menambah pengetahuan, kajian dan pemahaman tentang
peranan pemerintah daerah dalam memberikan pembinaan. Selain itu
penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan teori yang didapat
dibangku kuliah dengan keadaan yang terjadi sebenarnya dilapangan.
2. Bagi Instansi Terkait
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penegakkan disiplin
di Polrestabes Surabaya.
3. Bagi universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Sebagai bahan refrensi yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan oleh
peneliti lainnya yang ingin mengembangkan pokok kajian serupa dimasa
mendatang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
Kajian Pustaka
2.1. Penelitian Ter dahulu
1. I Ketut Maha Yudha (2007) dalam penelitianya tentang “ upaya penegakan
disiplin kerja anggota polri di Mapolda Jawa Timur” dari Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Metode penelitian ini
menggunakan metode penelitian Deskriptif kualitatif. Permasalahan yang ada
dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya penegakkan disiplin anggota polri
di mapolda jawa timur. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana
upaya penegakkan disiplin kerja anggota polri di mapolda jawa timur. Sebagai
fokus dalam penelitian ini yaitu melalui pembinaan pegawai dan pengawasan.
Dari data hasil penelitian menunjukan bahwa Upaya Penegakkan Disiplin
Kerja Anggota Polri di Mapolda Jawa Timur yang dilakukan oleh Sub bid
Provos Bid Propam

melalui pembinaan fisik yang dilakukan dengan uji

kesamaptaan jasmani secara berkala, pembinaan melalui penerapan hukuman
dan sanksi yang dilakukan dengan penjatuhan hukuman dan siding disiplin.
Sedangkan pengawasan dilakukan secara langsung maupun tidak langsung atau
melalui laporan kegiatan secara berkala. Upaya yang dilakukan tersebut telah
berjalan dengan baik walaupun masih terjadi pelanggaran disiplin yang
dilakukan anggota Mapolda Jawa Timur. Oleh karenanya, masih perlu
ditingkatkan melalui upaya pembinaan yang konsisten, sungguh-sungguh dan

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

berkelanjutan demikian dengan pengawasan masih perlu dilakukan secara ketat
agar tercipta anggota polri yang bersih, berwibawa serta berdisiplin tinggi.
2. Dwi Hanny Puji Lestari Rahayu (2008), dalam penelitiannya yang berjudul
“Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai di Badan Penanaman Modal Pemerintah
Propinsi Jawa Timur” dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Permasalahan
yang ada dalam penelitian ini adalah bagaimana pembinaan Disiplin kerja
pegawai di Badan Penanaman Modal Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pembinaan disiplin kerja pegawai di
Badan Penanaman Modal Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Fokus dalam
penelitian ini yaitu pembinaan mental dan pembinaan melalui penerapan
hukuman atau sanksi
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dengan adanya penerapan pembinaan
disiplin kerja pegawai dengan cara pembinaan mental dan pembinaan melalui
penerapan hukuman dan sanksi telah berjalan dengan baik meskipun disiplin
kerja pegawai masih perlu adanya pengingkatan terhadap pegawai yang kurang
disiplin, sehingga akan tercipta pegawai yang produktif dan lebih berkualitas
serta menciptakan pegawai yang memliki standarisasi dan sertifikasi yang
tinggi yang berdampak pada peningkatan kinerja pegawai.
3. Sri Wibawani (2008), dalam penelitiannya yang berjudul Pembinaan Disiplin
Pegawai pada PT. (PERSERO) Angkasa Pura I Juanda Surabaya, Jurnal IlmuIlmu Sosial Vol.8 No.2 Oktober 2008. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pembinaan karyawan PT. (PERSERO) Angkasa Pura I Juanda

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan
maksud peneliti ingin menggambarkan, menjelaskan, dan menguraikan secara
sistematis tentang fenomena yang dihadapi dalam menggunakan kata-kata,
kalimat untuk memperoleh kesimpulan dan saran-saran yang diperlukan.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pembinaan disiplin pegawai PT.
(Persero) Angkasa Pura I Juanda Surabaya yang dilakukan selama ini adalah
pembinaan mental, pengawasan, pemberian penghargaan dan penerapan hukum
dan sanksi sudah efektif, sehingga dapat mengurangi tingkat ketidakdisiplinan
karyawan khususnya pada Dinas pengamanan PT. Angkasa Pura I Juanda
Surabaya.
Penelitian yang dilakukan diatas mempunyai persamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang lalu. Persamaannya terletak pada topik yang diambil oleh
masing-masing peneliti. Sedangkan perbedaannya yaitu peneliti mempunyai fokus
yang dilakukan oleh organisasi sehingga tercapai disiplin kerja pegawai
meningkat sesuai harapan dan pegawai sehingga tercapai disiplin kerja pegawai
meningkat sesuai harapan dan pegawai dapat melaksanakan tugas dan
kewajibannya secara sadar, serta adanya perbedaan waktu dan tempat penelitian.
Kemudian penelitian sekarang mengambil judul “ Upaya Penegakkan Disiplin
Kerja Anggota Polri di Polrestabes Surabaya”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

2.2.

Landasan Teor i

2.2.1. Birokrasi
Pengertian

birokrassi

(bureaucracy)

disamakan

dengan

sistem

pemerintahan birokrasi atau negara yang pemerintahanya menganut sistem
birokrasi. Kamus umum bahasa Indonesia mengartikan bahwa birokrasi
disamakan dengan pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai bayaran, yang
tidak dipilih oleh rakyat atau cara pemerintahan yang sangat dikuasai kaum
pegawai negeri (Boediono, 2003:21).
Menurut Weber (1987) definisi birokrasi adalah sebagai suatu daftar atau
sejumlah daftar ciri-ciri, yang sifat pentingnya relatif secara hubungannya satu
sama lain, yang telah banyak menimbulkan perdebatan. Sedangkan menurut
Kristiadi (1994) mengatahkan bahwa birokrasi adalah merupakan struktur
organisasi di sektor pemerintahan, yang memiliki ruang lingkup, tugas-tugas yang
sangat luas serta memerlukan organisasi besar dengan sumber daya manusia yang
besar pula jumlahnya (Pasolong, 2007:66).
Pencipta birokrasi adalah sosiolog besar dari Jerman, Max Weber, dalam
(Boediono, 2003:21) yang memberikan prinsip-prinsip dasar terjadinya birokrasi
adalah sebagai berikut :
1. Disentralisasikan menurut hirarki
2. Diatur dengan peraturan hukum dan peraturan administrasi
3. Mengunakan proses administrasi, yaitu dalam mencapai tujuannya
memperkerjakan pegawai sendiri dan tidak dikontrakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

4. Memilih staf/pegawai berdasarkan ujian, tidak menurut kriteria yang
subjektif.
Aliran strukturalis (Marx, 1942; Dahrendorf, 1959), berpandangan bahwa,
kekuasaan (birokrasi) adalah sebagai fasilitas atau sumber sosial yang dapat
dipakai untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi sosial dari kekuasaan adalah
untuk memelihara ketertiban dan keseimbangan dalam masyarakat. Kekuasaan
sebagai atribut utama dalam sistem sosial berwujud kepemimpinan yang
bertanggung jawab, tetapi juga berbentuk keputusan-keputusan yang mengikat
bagi semua golongan masyarakat. Adapun menurut aliran strukturasi Giddens
(dalam Baert, 1998) mencoba mencari hubungan antara struktur dan aktor.
Kelompok strukturasionis ini tidak memandang struktur dan aktor atau agen
sebagai dua hal yang dikotomis sehingga menghasilkan dualisme struktur;
sebaliknya dua hal tersebut saling berhubungan secara dialektis dan kontinuum
sehingga menghasilkan dualitas struktur. Aktor atau agen menurut pandangan
aliran ini adalah partisipan yang aktif dalam meng konstruksi kehidupan sosial,
setidak-tidaknya menjadi tuan atas nasibnya sendiri. Setiap tindakan manusia
selalu mempunyai tujuan. Ini berarti bahwa aktor secara rutin dan diam-diam
memonitor apa yang sedang ia lakukan, sebagaimana reaksi orang terhadap
tindakannya dan lingkungan dimana ia melakukan aktivitas tersebut. Sedangkan
struktur, selain dapat membatasi aktivitas manusia (constraining) tetapi juga
memberikan kebebasan bertindak (enabling) kepada manusia. Dualitas struktur
melihat kekuasaan (birokrasi) sebagai simuka janus (the janus face of power)
yang berfungsi sebagai alat analisis kehidupan sosial yang penting, terutama

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

mengenai hubungan antara tindakan manusia dan struktur. Dualitas struktur
menganalisis bagaimana tindakan-tindakan aktor sosial di produksi dan juga
bagaimana struktur secara terus menerus di reproduksi dalam kegiatan-kegiatan si
aktor sosial sepanjang waktu dan ruang yang sangat luas. Teori strukturasi ini
tidak luput dari kritik. Beberapa kritik yang sering dikemukakan terhadap aliran
strukturasi antara lain : (a) masih sedikitnya bukti empirik yang bisa memperkuat
validitas teori ini; Bukan aktor atau agen merubah struktur, tetapi justru struktur
merubah aktor atau agen. (b) Giddens dipandang gagal menjelaskan fenomena
konflik; (c) diragukan keaslian, kedalaman, kejelasan analitik dan konsistensi
internalnya (fallacy of perspectivism), karena berasal dari pinjaman berbagai teori
lain; (d) dan dicurigai karena pendirian politiknya cenderung mendukung
statusquo (Suryono, 2002).
2.2.2

Kepatuhan

2.2.2.1. Penger tian Kepatuhan
Kepatuhan berarti mengikuti suatu spesifikasi, standar, atau hukum yang
telah diatur dengan jelas yang biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi
yang berwenang dalam suatu bidang tertentu. Lingkup suatu aturan dapat bersifat
internasional maupun nasional, seperti misalnya standar internasional ataupun
aturan-aturan nasional.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pranoto 2007), patuh adalah
suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah perilaku
sesuai aturan dan berdisiplin.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Menurut

Pendapat

Sudikno

Mertokusumo

(1999:3),

Kehidupan

bermasyarakat terdapat norma-norma atau aturan-aturan yang berfungsi untuk
mengatur tata pergaulan dimasyarakat dan hukum tidak lepas dari kehidupan
manusia karena manusia mempunyai kepentingan. Manusia dalam hidupnya
dikelilingi berbagai macam bahaya yang mengancam kepentingannya sehingga
seringkali mengakibatkan kepentingannya atau keinginannya tidak tercapai.
Kepentingan tersebut adalah suatu tuntunan perorangan atau kelompok yang
diharapkan untuk dipenuhi.
Norma atau kaidah yang terdapat di dalam masyarakat meliput ikaidah
kepercayaan, kaidah kesusilaan, kaidah sopan santun, dan kaidahhukum. Masingmasing kaidah mempunyai tuntutan dan sanksi bagi mereka yang melanggarnya.
Untuk Terciptanya kepatuhan warga masyarakat harus ada kaidah atau norma,
maka pengawasannya dilakukan oleh masyarakat dan lembaga yang ditunjukoleh
negara sebagai lembaga yang menguasai kehidupan bermasyarakat.
2.2.2.2 Faktor -faktor Yang Mempengar uhi kepatuhan
Menurut (Niven, 2008) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kepatuhan adalah:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar

dan

proses

pembelajaran

agar

peserta

didik

secara

aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dapat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

meningkatkan kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan tersebut merupakan
pendidikan yang aktif.
b. Akomodasi
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian masyarakat
yang dapat mempengaruhi kepatuhan
c. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial
Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman,
kelompok-kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu kepatuhan
terhadap program yang telah ada dan di sudah menjadi ketentuan Negara.
d. Pengetahuan
1. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, dari pengalaman dan penelitian
terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2007).
2. Menurut fungsinya pengetahuan merupakan dorongan dasar untuk ingin
tahu,

untuk

mencari

penalaran,

dan

untuk

mengorganisasikan

pengalamannya. Adanya unsur pengalaman yang semula tidak konsisten
dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau
diubah sedemikian rupa, sehingga tercapai suatu konsistensi. Semakin
tinggi tingkat pengetahuan, semakin baik tinggi pula tingkat kepatuhan
yang dimiliki oleh individu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

e. Usia
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan
berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa akan lebih mengerti untuk
mematuhi peraturan yang ada
f. Dukungan Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri atas 2 orang atau lebih,
adanya ikatan persaudaraan atau pertalian darah, hidup dalam satu rumah
tangga berinteraksi satu sama lain, mempertahankan satu kebudayaan dan
membentuk karakteristik individu tersebut.
Menurut Dr. H. Mayskur Siklus kebijakan publik sendiri bisa dikaitkan
dengan pembuatan kebijakan, pelaksanaan kebijakan dan evaluasi kebijakan.
Bagaimana keterlibatan publik dalam setiap tahapan kebijakan bisa menjadi
ukuran tentang tingkat kepatuhan negara kepada amanat rakyat yang berdaulat
atasnya.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut dan menjadikan kebijakankebijakan tersebut efektif, maka diperlukan beberapa hal:
1. Adanya perangkat hukum berupa peraturan perundang-undangan
sehingga dapat diketahui publik apa yang telah diputuskan
2. Kebijakan ini juga harus jelas struktur pelaksana dan pembiayaannya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

3. Diperlukan

adanya

kontrol

publik,

yakni

mekanisme

yang

memungkinkan publik mengetahui apakah kebijakan ini dalam
pelaksanaannya mengalami penyimpangan atau tidak.
2.2.3. Disiplin Ker ja
2.2.3.1. Penger tian Disiplin Kerja
Disiplin kerja amat diperlukan dalam suatu organisasi, karena dalam
suasan disiplinlah orhanisasi dapat melaksanakan program kerjanya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Disamping itu dengan disiplin diharapkan
pula organisi dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas pegawai.
Hasibuan (2002 : 305) mengemukakan bahwa disiplin adalah merupakan
kesadaran dan kesediaan seseorang dalam menaati semua peraturan organisasi dan
norma-norma sosial yang berlaku.
Menurut Keith Davis

dalam bukunya Mangkunegara (2002 : 129),

mengemukakan bahwa “discipline is management action to enforce organization
standars” yang artinya disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan
manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.
Pendapat lain dikemukakan oleh Saydam (2000:198) bahwa, Disiplin
adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati
segala norma yang berlaku disekitarnya.
Sedangkan menurut Situmorang dan Juhir (1998 :153), Disiplin adalah
ketaatan, kepatuhan dalam menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang
mengharuskan orang tunduk pada keputusan, perintah, atau peraturan yang
berlaku.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Dari beberapa pengertian tentang disiplin seperti yang disebutkan di atas
maka dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dari
sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi, menghormati secara
tertib semua peraturan, perintah dan tunduk pada keputusan yang berlaku dan
sesuai dengan norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku. Baik aturan tentang
kewajiban, larangan dan sanksi yang mengatur pegawai tersebut.
2.2.3.2. Macam-macam Disiplin Kerja
Mangkunegara (2000 : 129) dalam bukunya yang berjudul manajemen
sumber daya manusia, mengemukakan bahwa ada dua bentuk disiplin kerja yaitu
preventif dan disiplin korektif.
a. Disiplin preventif
Disiplin preventif adalah tindakan disiplin yang dilakukan untuk
mendorong pegawai menaati berbagai peraturan / ketentuan yang berlaku
dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Atau suatu upaya untuk
menggerakan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturanaturan yang telah digariskan oleh organisasi. Artinya melalui kejelasan dan
penjelasan tentang pola sikap, tindakan dan prilaku yang diinginkan dari
setiap anggota organisasi, diusahakan pencegahan jangan sampai para
pegawai berprilaku negatif atau melanggar aturan ataupun standar yang
telah ditetapkan. Tujuan pokok dari disiplin preventif adalah mendorong
pegawai agar memiliki disiplin diri, tanpa harus pimpinan memaksanya,
maksudnya bahwa keberhasilan penerapan pendisiplinan preventif terletak
pada disiplin pribadi para anggota organisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

b. Disiplin korektif
Disiplin korektif adalah suatu tindakan yang dilakukan setelah terjadinya
pelanggaran peraturan. Atau dapat juga dikatakan sebagai suatu upaya
menggerakan

pegawai

dalam

menyatukan

suatu

peraturan

dan

mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman
yang berlaku pada organisasi. Tindakan ini dimaksudkan untuk mencegah
timbulnya pelanggaran lebih lanjut sehingga tindakan dimasa yang akan
datang sesuai dengan standar. Dengan demikian, jika pegawai yang nyatanyata telah melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang berlaku
atau gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan, kepada pegawai yang
bersangkutan dikenakan sanksi atau tindakan disipliner. Pendek kata,
tindakan disipliner menuntut suatu hukuman terhadap karyawan yang
gagal memenuhi standar yang ditentukan (Simamora, 1999 : 746).
2.2.3.3. Pendekatan Disiplin Ker ja
Menurut Mangkunegara (2002 : 130) ada tiga pendekatan disiplin, yaitu
pendekatan disiplin modern, disiplin dengan tradisi dan disiplin bertujuan.
a. Pendekatan Disiplin Modern
Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan
atau kebutuhan baru di luar hukuman. Pendekatan ini berasumsi :
1) Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk
hukuman secara fisik.
2) Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses
hukum yang berlaku.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

3) Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau
prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan
dengan mendapatkan fakta-faktanya.
4) Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak
terhadap kasus disiplin.
b. Pendekatan Disiplin dengan Tradisi
Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan cara
memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi :
1) Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah
ada peninjauan kembali bila telah diputuskan.
2) Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya harus
disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya.
3) Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar
maupun kepada pegawai lainnya.
4) Peningkatan

perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang

lebih keras.
5) Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua
kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.
c. Pendekatan Disiplin Bertujuan
Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa :
1) Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua
pegawai.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2) Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan
perilaku.
3) Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.
4) Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab
terhadap perbuatannya.
2.2.3.4. Sanksi Pelanggaran Disiplin Ker ja
Menurut Mangkunegara (2002 : 131) Pelaksanaan sanksi terhadap
pelanggar disiplin dilakukan

dengan memberikan peringatan, harus segera,

konsisten, dan impersonal.
a. Pemberian Peringatan
Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat peringatan
pertama, kedua,