PEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN JETIS – KARAH DENGAN METODE LINEAR.

PEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN
PADA RUAS J ALAN J ETIS – KARAH DENGAN METODE
LINEAR
TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH :
ARYA RADITYA
NPM : 0553310102
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN “
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN
PADA RUAS J ALAN J ETIS – KARAH DENGAN METODE
LINEAR
ARYA RADITYA

0553310102
ABSTRAK
Kemacetan pada ruas jalan kota Surabaya, yaitu pada ruas jalan Jetis – Karah
merupakan permasalahan pelik yang berdampak luas kepada masyarakat pengguna
jalan serta pelaku ekonomi. Kemacetan berhubungan dengan volume lalu lintas yang
melintasi ruas jalan tersebut. Pada penelitian ini dilakukan analisa berhubungan
antara volume lalu lintas dengan kepadatan jumlah penduduk pada sepanjang jalan
Jetis – Karah. Kemacetan tersebut juga dipicu karena perkembangan kota Surabaya
yang begitu pesat sehingga membuat kemacetan pada ruas jalan tertentu.
Sesuai fungsinya, Sistem Infirmasi Geografis (SIG) yang menggunakan
software Arc View diharapkan mampu memberi informasi dan memetakan sistem
jaringan rute pergerakan kendaraan bermotor dengan baik, sehingga pengguna SIG
dapat memperoleh manfaat secara maksimal tentang rute pergerakan kendaraan
bermotor dari ruas jalan Jetis – Karah.
Dengan adanya Sistem Informasi Georgrafis (SIG) dapat diketahui kondisi
aktual ruas jalan Jetis – Karah tentang informasi derajat kejenuhan (DS), kapasitas
(C), arus kendaraan (Q). Dari hasil perhitungan diperoleh nilai derajat kejenuhan
(DS) paling tinggi adalah pada segmen I (Jl. Jetis Baru – Jl. Pulo Wonokromo)
dengan nilai DS = 0,91 (jalur 1 pagi) dan segmen II (Jl. Pulo Wonokromo – Jl.
Ketintang Barat) dengan nilai DS = 0,92 (jalur 1 pagi), untuk nilai kapasitas (C)

paling tinggi adalah pada segmen III (Jl. Ketintang Barat – Jl. Karah) dan IV (Jl.
Karah – Jl. Bibis Karah) dengan nilai (C) = 3183,04 smp/jam (pagi dan sore
hari)paling ramai segmen I (Jl. Jetis Baru – Jl. Pulo Wonokromo) dengan nilai arus
kendaraan (Q) = 2714,4 smp/jam (pagi hari) dan segmen II (Jl. Pulo Wonokromo –
Jl. Ketintang Barat) dengan nilai arus kendaraan (Q) = 2746,9 smp/jam (pagi hari).
Kata kunci : Sistem Informasi Geografis, Peta Tematis, Kapasitas dan Tingkat
Pelayanan, Derajat Kejenuhan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai
salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan program pendidikan Strata 1 (S-1) di
Jurusan Teknik Sipil - FTSP Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa
Timur.
Dalam menyusun Tugas Akhir yang berjudul “Pemetaan Tingkat Kepadatan

Volume Kendaraan Pada Ruas Jalan Jetis – Karah Dengan Metode Linear“ ini,
penulis berusaha menerapkan segala sesuatu yang penulis peroleh baik dari bangku
kuliah maupun dari literatur yang berkaitan, serta arahan-arahan dari dosen
pembimbing.
Akhirnya tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ir. Naniek Ratni,. JAR. M.Kes. Selaku Dekan FTSP – UPN “Veteran” Jawa
Timur.
2. Ibnu Solichin,. ST.MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil - FTSP –
UPN “Veteran” Jawa Timur .
3. Ir. Hendrata Wibisana,. MT. Selaku dosen pembimbing I tugas akhir.
4. Ir. Siti Zainab,. MT. Selaku dosen pembimbing II tugas akhir.
5. Orang tua dan keluarga tersayang yang telah memberikan dukungan moril
dan materiil, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Rekan mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Sipil FTSP – UPN “Veteran” Jawa
Timur, terutama rekan-rekan yang juga telah memberikan dukungan moril.
Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik
membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan Tugas akhir ini. Dengan selesainya
Tugas Akhir ini berharap dapat memberikan manfaat yang baik bagi penulis sendiri
maupun bagi pembaca umumnya, khususnya mahasiswa Program Studi Teknik Sipil.

Surabaya,

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................

i

KATA PENGANTAR .....................................................................................

ii

DAFTAR ISI............................................................................................. ..........


iii

DAFTAR TABEL...............................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................

v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

1

1.1.

Latar Belakang ..............................................................................

1


1.2.

Rumusan Masalah .........................................................................

2

1.3.

Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................

2

1.4.

Batasan Masalah ...........................................................................

3

1.5.


Area Studi .....................................................................................

4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ......................................................................

5

2.1.

Karakterisitik Arus Lalu Lintas .....................................................

5

2.2.

Survey Lalu Lintas ........................................................................

5


2.3.

Karakteristik Jalan.........................................................................

6

2.3.1. Geometrik Jalan...................................................................

6

2.3.2. Arus, Komposisi dan Pemisah Arah .....................................

6

2.3.3. Pengaturan Lalu Lintas ........................................................

6

2.3.4. Fungsi dan Guna Lahan .......................................................


7

2.3.5. Perilaku Pengemudi dan Populasi Kendaraan ......................

8

2.4. Arus Lalu Lintas Dinasmis .............................................................

9

2.5. Tingkat Pelayanan ..........................................................................

10

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.5.1. Tingkat Pelayanan (Tergantung - Arus) ..............................


10

2.5.2. Tingkat Pelayanan (Tergantung - Fasilitas) .........................

12

2.6.

Hubungan Arus Lalu Lintas dengan Waktu Tempuh ....................

14

2.7.

Pendekatan Linier ........................................................................

17

2.7.1. Penurunan Pendekatan .......................................................


17

2.8 Perhitungan Kapasitas Segmen Jalan ..............................................

18

2.8.1. Kapasitas Dasar C0 ............................................................

19

2.8.2. Faktor Penyesuaian Kapasitas FCw ...................................

19

2.8.3. Faktor Penyesuaian Kapasitas FCsp ...................................

20

2.8.4. Faktor Penyesuaian Kapasitas FCsf ...................................

20

2.8.5. Faktor Penyesuaian Kapasitas FCcs ...................................

22

2.8.6. Ekivalen Mobil Penumpang ................................................

23

2.9. Tahap Perhitungan Analisa Tingkat Pelayanan ...............................

23

2.10. Kepadatan ....................................................................................

24

2.11. Sistem Informasi Geografis (SIG) ................................................

24

2.11.1. Umum .............................................................................

24

2.11.2. Konsep Dasar ..................................................................

25

2.11.3. Definisi ............................................................................

26

2.11.4. Atribut Informasi ...........................................................

28

2.11.5. Subsistem SIG ...............................................................

30

2.11.6. Komponen SIG ..............................................................

31

2.11.7. Cara Kerja SIG ..............................................................

33

2.11.8. Macam – Macam Data Pada SIG ...................................

34

2.11.9. Kemampuan SIG ...........................................................

34

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.12.10. Model Data Spasial SIG .................................................

35

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................

39

3.1. Tahapan Persiapan ........................................................................

39

3.2. Pengumpulan Data ........................................................................

40

3.3. Analisa Data..................................................................................

40

3.4. Tahapan Perhitungan Analisa Indeks Tingkat Pelayanan ..............

41

3.5. Data Atribut .................................................................................

41

3.6. Metodologi Pembahasan...............................................................

42

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN......................................................

43

4.1.

Data Waktu Dan Lokasi Survey ...................................................

43

4.2.

Data Jumlah Kendaraan Dan Perhitungan Pada Segmen I.............

43

4.2.1. Analisa Data Sekunder Jalan Jetis Baru ..............................

43

4.2.2. Analisa Kapasitas ...............................................................

44

4.2.3. Analisa DS Jl. Jetis ke Jl. Pulo Wonokromo (Pagi) .............

45

4.2.4. Analisa DS Jl. Jetis ke Jl. Pulo Wonokromo (Sore) .............

46

4.2.5. Analisa DS Jl. Jetis dari Jl. Pulo Wonokromo (Pagi) ...........

47

4.2.6. Analisa DS Jl. Jetis dari Jl. Pulo Wonokromo (Sore)...........

48

4.3. Data Jumlah Kendaraan Dan Perhitungan Pada Segmen II..................

49

4.3.1. Analisa Data Sekunder Jalan Pulo Wonokromo..........................

49

4.3.2. Analisa Kapasitas.........................................................................

49

4.3.3. Analisa DS Jl. Pulo Wonokromo ke Jl. Ketintang Barat (Pagi)... 51
4.3.4. Analisa DS Jl. Pulo Wonokromo ke Jl. Ketintang Barat (Sore)... 52
4.3.5. Analisa DS Jl. Pulo Wonokromo dari Jl. Ketintang Barat (Pagi). 53
4.3.6. Analisa DS Jl. Pulo Wonokromo dari Jl. Ketintang Barat (Sore). 54

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4. Data Jumlah Kendaraan Dan Perhitungan Pada Segmen III.................. 55
4.4.1. Analisa Data Sekunder Jalan Ketintang Barat.............................

55

4.4.2. Analisa Kapasitas.........................................................................

55

4.4.3. Analisa DS Jl. Ketintang Barat ke Jl. Karah (Pagi)...................... 57
4.4.4. Analisa DS Jl. Ketintang Barat ke Jl. Karah (Sore)...................... 58
4.4.5. Analisa DS Jl. Ketintang Barat dari Jl. Karah (Pagi).................... 59
4.4.6. Analisa DS Jl. Ketintang Barat dari Jl. Karah (Sore).................... 60
4.5. Data Jumlah Kendaraan Dan Perhitungan Pada Segmen IV................... 61
4.5.1. Analisa Data Sekunder Jalan Karah.............................................. 61
4.5.2. Analisa Kapasitas.......................................................................... 61
4.5.3. Analisa DS Jl. Karah ke Jl. Bibis Karah (Pagi)............................. 63
4.5.4. Analisa DS Jl. Karah ke Jl. Bibis Karah (Sore)............................. 64
4.5.5. Analisa DS Jl. Karah dari Jl. Bibis Karah (Pagi)........................... 65
4.5.6. Analisa DS Jl. Karah dari Jl. Bibis Karah (Sore)........................... 66
4.6. Perhitungan Nilai Parameter...................................................................... 72
4.7. Perhitungan Regresi Linier........................................................................ 82
4.7.1. Pertumbuhan Sepeda Motor (MC)................................................. 82
4.7.2. Pertumbuhan Kendaraan Ringan (LV).......................................... 84
4.7.3. Pertumbuhan Kendaraan Berat (HV)............................................ 85
4.7.4. Pertumbuhan Jumlah Penduduk.................................................... 87

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 101
5.1. Kesimpulan.............................................................................................. 101
5.2. Saran........................................................................................................ 102
DAFTAR PUSTAKA…....................................................................................... 104
LAMPIRAN – LAMPIRAN................................................................................ 105

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tingkat Pelayanan pada Segmen Jalan.................................................. 11
Tabel 2.2 Tingkat Pelayanan pada Segmen Jalan.................................................. 13
Tabel 2.3 Kapasitas Dasar Co untuk Jalan Perkotaan.......................................... 19
Tabel 2.4 Penyesuaian Kapasitas FCw untuk Pengaruh Lebar Jalur Lalu Lintas
untuk Jalan Perkotaan........................................................................... 19
Tabel 2.5 Penyesuaian Pemisah Arah................................................................... 20
Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian FCsf untuk Pengaruh Hambatan Samping dan
Lebar Bahu............................................................................................ 21
Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian FCsf untuk Pengaruh Hambatan Samping dengan
Kereb Penghalang.................................................................................. 21
Tabel 2.8 Faktor Penyesuaian FCcs untuk Pengaruh Ukuran Kota...................... 23
Tabel 2.9 Emp untuk Jalan Perkotaan Tak Terbagi............................................... 23
Tabel 4.1 Jumlah Kendaraan dari Jalan Jetis ke Arah Karah Pagi........................ 45
Tabel 4.2 Jumlah Kendaraan dari Jalan Jetis ke Arah Karah Sore........................ 46
Tabel 4.3 Jumlah Kendaraan dari Jalan Pulo Wonokromo ke Arah Jetis Pagi...... 47
Tabel 4.4 Jumlah Kendaraan dari Jalan Pulo Wonokromo ke Arah Jetis Sore...... 48
Tabel 4.5 Jumlah Kendaraan dari Jalan Pulo Wonokromo ke Arah Ketintang
Barat Pagi............................................................................................... 51
Tabel 4.6 Jumlah Kendaraan dari Jalan Pulo Wonokromo ke Arah Ketintang
Barat Sore.............................................................................................. 52
Tabel 4.7 Jumlah Kendaraan dari Jalan Ketintang Barat ke Arah Pulo
Wonokromo Pagi................................................................................... 53

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.8 Jumlah Kendaraan dari Jalan Ketintang Barat ke Arah Pulo
Wonokromo Sore................................................................................... 54
Tabel 4.9 Jumlah Kendaraan dari Jalan Ketintang Barat ke Arah Karah Pagi...... 57
Tabel 4.10 Jumlah Kendaraan dari Jalan Ketintang Barat ke Arah Karah Sore...... 58
Tabel 4.11 Jumlah Kendaraan dari Jalan Karah ke Arah Ketintang Barat Pagi...... 59
Tabel 4.12 Jumlah Kendaraan dari Jalan Karah ke Arah Ketintang Barat Sore...... 60
Tabel 4.13 Jumlah Kendaraan dari Jalan Karah ke Arah Bibis Karah Pagi............ 63
Tabel 4.14 Jumlah Kendaraan dari Jalan Karah ke Arah Bibis Karah Sore............ 64
Tabel 4.15 Jumlah Kendaraan dari Jalan Bibis Karah ke Arah Karah Pagi............ 65
Tabel 4.16 Jumlah Kendaraan dari Jalan Bibis Karah ke Arah Karah Pagi............ 66
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), Jumlah Total Kendaraan
(Q), Kapasitas (C), dan Tingkat Pelayanan (LOS) Pada Segmen I
Pagi........................................................................................................ 67
Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), Jumlah Total Kendaraan
(Q), Kapasitas (C), dan Tingkat Pelayanan (LOS) Pada Segmen I
Sore........................................................................................................ 67
Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), Jumlah Total Kendaraan
(Q), Kapasitas (C), dan Tingkat Pelayanan (LOS) Pada Segmen II
Pagi........................................................................................................ 68
Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), Jumlah Total Kendaraan
(Q), Kapasitas (C), dan Tingkat Pelayanan (LOS) Pada Segmen II
Sore........................................................................................................ 68

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), Jumlah Total Kendaraan
(Q), Kapasitas (C), dan Tingkat Pelayanan (LOS) Pada Segmen III
Pagi........................................................................................................ 69
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), Jumlah Total Kendaraan
(Q), Kapasitas (C), dan Tingkat Pelayanan (LOS) Pada Segmen III
Sore........................................................................................................ 69
Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), Jumlah Total Kendaraan
(Q), Kapasitas (C), dan Tingkat Pelayanan (LOS) Pada Segmen IV
Pagi......................................................................................................... 70
Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS), Jumlah Total Kendaraan
(Q), Kapasitas (C), dan Tingkat Pelayanan (LOS) Pada Segmen IV
Sore........................................................................................................ 78
Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Indeks Tingkat Pelayanan “a” dan Tingkat
Pelayanan (LOS) Pada Segmen I........................................................... 80
Tabel 4.26 Hasil Perhitungan Indeks Tingkat Pelayanan “a” dan Tingkat
Pelayanan (LOS) Pada Segmen II......................................................... 80
Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Indeks Tingkat Pelayanan “a” dan Tingkat
Pelayanan (LOS) Pada Segmen III........................................................ 81
Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Indeks Tingkat Pelayanan “a” dan Tingkat
Pelayanan (LOS) Pada Segmen IV........................................................ 81
Tabel 4.29 Perhitungan Regresi Sepeda Motor (MC).............................................. 82
Tabel 4.30 Perkiraan Jumlah Sepeda Motor (MC) Selama 5 Tahun Terakhir......... 83
Tabel 4.31 Perhitungan Regresi Kendaraan Ringan (LV)....................................... 84

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.32 Perkiraan Jumlah Kendaraan Ringan (LV) Selama 5 Tahun Terakhir... 84
Tabel 4.33 Perhitungan Regresi Kendaraan Berat (HV).......................................... 85
Tabel 4.34 Perkiraan Jumlah Kendaraan Berat (HV) Selama 5 Tahun Terakhir..... 86
Tabel 4.35 Prosentase Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Selama 5 Tahun
Terakhir................................................................................................. 87
Tabel 4.36 Perhitungan Regresi Jumlah Penduduk................................................ 87
Tabel 4.37 Perkiraan Jumlah Penduduk Selama 5 Tahun Terakhir........................ 88
Tabel 4.38 Prosentase Pertumbuhan Kendaraan Bermotor Selama 5 Tahun
Terakhir................................................................................................ 89
Tabel 4.39 Hasil Persamaan Regresi Linier dan R 2 (Derajat Determinasi).......... 89
Tabel 4.40 Jumlah Kendaraan Bermotor di Surabaya............................................ 90
Tabel 4.41 Data Jumlah Penduduk Kota Surabaya................................................ 90

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Surabaya...................................................................................... 4
Gambar 1.2 Peta Lokasi Penelitian Jl. Jetis – Jl. Karah.......................................... 4
Gambar 2.1 Hubungan antara Nilai Nisbah Volume per Kapasitas dengan
Waktu Tempuh.................................................................................... 9
Gambar 2.2 Tingkat Pelayanan............................................................................... 11
Gambar 2.3 Hubungan antara Nisbah Waktu Perjalanan dengan Nisbah Volume
/ Kapasitas........................................................................................... 12
Gambar 2.4 Hubungan Data dengan Informasi...................................................... 27
Gambar 2.5 Atribut Informasi................................................................................ 28
Gambar 2.6 Uraian Subsistem SIG........................................................................ 31
Gambar 2.7 Tampilan Permukaan Bumi & Layer (s) Model Data Raster............. 36
Gambar 2.8 Tampilan Struktur Model Data Raster................................................ 37
Gambar 2.9 Tampilan Data Spasial Model Data Raster (Citra)............................. 37
Gambar 2.10 Tampilan Permukaan Bumi & Layer (s) Model Data Vektor............ 38
Gambar 3.1 Alur Metodologi Penelitian................................................................. 42
Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Jumlah Kendaraan Kota Surabaya dari
Tahun 2008 – 2012.............................................................................. 90
Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Surabaya dari
Tahun 2008 – 2012.............................................................................. 91
Gambar 4.3 Peta Tematik Ruas Jalan Jetis – Karah ............................................... 92
Gambar 4.4 Peta Lokasi Segmen I Ruas Jalan Jetis – Karah Jalur 1 Beserta
Atributnya.......................................................................................... 93

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 4.5 Peta Lokasi Segmen I Ruas Jalan Jetis – Karah Jalur 2 Beserta
Atributnya.......................................................................................... 94
Gambar 4.4 Peta Lokasi Segmen II Ruas Jalan Jetis – Karah Jalur 1 Beserta
Atributnya.......................................................................................... 95
Gambar 4.4 Peta Lokasi Segmen II Ruas Jalan Jetis – Karah Jalur 2 Beserta
Atributnya.......................................................................................... 96
Gambar 4.4 Peta Lokasi Segmen III Ruas Jalan Jetis – Karah Jalur 1 Beserta
Atributnya.......................................................................................... 97
Gambar 4.4 Peta Lokasi Segmen III Ruas Jalan Jetis – Karah Jalur 2 Beserta
Atributnya.......................................................................................... 98
Gambar 4.4 Peta Lokasi Segmen IV Ruas Jalan Jetis – Karah Jalur 1 Beserta
Atributnya.......................................................................................... 99
Gambar 4.4 Peta Lokasi Segmen IV Ruas Jalan Jetis – Karah Jalur 2 Beserta
Atributnya.......................................................................................... 100

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia mengalami pertumbuhan

sosial ekonomi, pendidikan, jumlah penduduk serta daerah pemukiman yang pesat.
Akibat pertumbuhan tersebut mengakibatkan Surabaya mengalami permasalahan lalu
lintas yang cukup kompleks, terutama masalah kemacetan lalu lintas. Hal tersebut
banyak mengganggu aktivitas warga kota Surabaya. Oleh karena itu, masalah
kemacetan harus diselesaikan.
Transportasi melalui jalan darat merupakan transportasi yang paling
dominan dibandingkan dengan sistem trasportasi lainnya. Oleh karena itu masalah
yang dihadapi oleh hampir sebagian kota besar di Indonesia ini berkaitan dengan
kemacetan yang diakibatkan oleh penumpukan kendaraan tiap harinya. Maka dengan
kata lain transportasi sangat penting bagi perkembangan berbagai aktifitas
masyarakat. Semakin besar aktifitas tersebut, maka semakin besar pula dampak yang
ditimbulkan dari transportasi. Proses transportasi akan menjadi lebih baik jika
tersedia jaringan transportasi yang baik. Dalam rangka menciptakan jaringan
transportasi darat yang baik, maka sangat dibutuhkan berbagai sarana dan prasarana
yang bisa mengikuti perkembangan arus lalu lintas yang terjadi.
Salah satu segmen jalan di Surabaya yang mengalami kemacetan adalah ruas
jalan Jetis – Karah. Ruas Jalan ini akhir – akhir ini telah berkembang pesat dan
semakin penting peranannya sebagai jalur yang menghubungkan beberapa kawasan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

pemukiman dengan kawasan bisnis dan kawasan pendidikan. Namun seiring dengan
meningkatnya peranan jalan tersebut saat ini, maka meningkat pula tingkat kepadatan
arus lalu lintas yang menyebabkan menurunnya tingkat pelayanan ruas jalan tersebut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian menganalisis
volume kendaraan pada ruas jalan Jetis – Karah dengan menggunakan sistem
informasi geografis. Diharapkan dengan adanya penelitian volume kendaraan pada
ruas jalan Jetis – Karah dapat menemukan solusi untuk mengatasi konflik yang
terjadi. Sehingga dapat menghindari kemacetan yang lebih besar akibat volume
kendaraan yang menumpuk di setiap bahu jalan.

1.2.

Per umusan Masalah
Perumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana indeks tingkat pelayanan jalan pada ruas Jalan Jetis - Karah
dengan metode Linear ?
2. Bagaimana cara menganalisa tingkat kepadatan pada ruas jalan Jetis – Karah
dengan menghitung Derajat Kejenuhan (DS) ?
3. Apakah pemetaan kepadatan dapat dilakukan dengan menggunakan Sistem
Informasi Geografis ?

1.3.

Tujuan & Manfaat Penelitian
Mengacu pada permasalahan tersebut di atas, maka tujuan penulisan tugas

akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Menghitung indeks tingkat pelayanan jalan pada ruas Jalan Jetis – Karah.
2. Menghitung tingkat kepadatan volume kendaraan pada ruas jalan Jetis –
Karah dengan menghitung Derajat Kejenuhan (DS).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

3. Pemetaan kepadatan volume kendaraan pada ruas jalan Jetis – Karah dengan
menggunakan Sistem Informasi Geografis.

1.4.

Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup dan terbatasnya waktu yang diberikan

maka batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Tidak membahas persimpangan dan hambatan samping pada ruas Jalan Jetis Karah.
2. Tidak memperhitungkan analisa biaya.
3. Tidak mempermasalahkan dan memperhitungkan struktur dan drainase jalan.
4. Untuk survei jenis kendaraan yang diamati hanya dibatasi pada jenis
kendaraan bermotor.
5. Survei dilaksanakan selama 2 minggu yaitu hari senin, selasa, rabu, dan
kamis dimulai pukul 07.00 – 08.00 dan pukul 16.00 – 17.00.
6. Penggunaan Software exel, autocad, dan ArcView 3.3

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

1.5.

Ar ea Studi

Gambar 1.1 Peta Sur abaya

Gambar 1.2 Lokasi Penelitian jl. J etis – jl. Kar ah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Karakter istik Arus Lalu lintas
Arus lalu lintas terdiri dari beberapa unsur yaitu pengemudi, kendaraan yang

dikemudikan dan keadaan fisik jalan serta lingkungan yang ada di sekitarnya.
Masing-masing pengemudi dan kendaraannya, memiliki karakter yang berbeda,
sehingga perilaku tiap kendaraan didalam arus lalu lintas pun tidak sama dikarenakan
kebiasaan dan sifat para pengemudi berbeda antara pengemudi yang satu dengan
yang lainnya.
Dengan karakter yang benar-benar berbeda, dapat dibuat batas yang tetap
bagi pengemudi, menyangkut sifat perilaku arus lalu lintas. Pada tugas akhir ini
berbicara mengenai definisi dan penjelasan parameter - parameter untuk mengamati
karakter yang ada dalam arus lalu lintas.
Parameter itu adalah yang berpengaruh terhadap ukuran yang digunakan
peneliti terhadap kondisi yang ada, dan membuatnya dalam suatu bentuk tulisan
mengenai arus lalu lintas.

2.2.

Sur vey Lalu Lintas
Dalam survey lalu lintas yang dilakukan selama 2 minggu yaitu hari senin,

selasa, rabu, dan kamis yang dimulai pukul 07.00- 08.00 dan pukul 16.00 – 17.00
didapat data arus dan kecepatan lalu lintas pada ruas Jalan Jetis - Karah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

2.3.

Karakter istik J alan
Karakteristik utama jalan akan mempengaruhi kapasitas dan kinerjanya

apabila dibebani lalu lintas antara lain :
2.3.1. Geometr ik J alan
-

Tipe jalan
Berbagai tipe jalan akan mempunyai kinerja yang berbeda pada
pembebanan lalu lintas tertentu, misalnya : jalan terbagi dan jalan satu
arah.

-

Lebar jalur lalu lintas
Kecepatan

arus

bebas

dan

kapasitas

meningkat

dengan

pertambahan lebar jalur lalu lintas.
2.3.2. Ar us, Komposisi dan Pemisahan Arah
Komposisi lalu lintas mempengaruhi hubungan kecepatan arus jika arus dan
kapasitas dinyatakan dalam kend/jam, yaitu tergantung rasio kendaraan bermotor
dalam arus lalu lintas. Jika arus dan kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil
penumpang (smp), maka kecepatan kendaraan ringan dan kapasitas (smp/jam)
dipengaruhi oleh komposisi lalu lintas.
2.3.3. Pengaturan Lalu Lintas
Batas kecepatan jarang diberlakukan didaerah perkotaan di Indonesia, karena
hanya sedikit berpengaruh pada kecepatan arus bebas. Aturan lalu lintas lainnya yang
berpengaruh pada kinerja lain adalah pembatasan parkir dan berhenti sepanjang sisi
jalan, pembatasan akses tipe kendaraan tertentu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

2.3.4. Fungsi dan Guna Lahan
Sistem transportasi perkotaan terdiri dari berbagai aktivitas seperti bekerja,
sekolah, belanja dan bertamu yang berlangsung diatas sebidang tanah (kantor, pabrik,
pertokoan, rumah dan lain-lain). Potongan lahan ini biasa disebut tata guna lahan,
untuk memenuhi kebutuhannya manusia melakukan perjalanan diantara tata guna
lahan tersebut dengan menggunakan sistem transportasi (misalnya berjalan kaki atau
naik kendaraan baik bermotor maupun tidak). Hal ini menimbulkan pergerakan arus
manusia, kendaraan, dan barang yang mengakibatkan berbagai macam interaksi.
Akan tetapi, hampir semua interaksi memerlukan perjalanan, dan oleh sebab itu
menghasilkan pergerakan arus lalu lintas.
Sasaran umum perencanaan transportasi adalah membuat interaksi tersebut
semudah dan seefisien mungkin. Cara perencanaan transportasi untuk mencapai
sasaran umum itu antara lain dengan menetapkan kebijakan tentang hal berikut ini :
a.

Sistem Kegiatan
Rencana tata guna lahan yang baik (lokasi toko, sekolah,
perumahan, pekerjaan, dan lain-lain yang benar) dapat mengurangi
kebutuhan akan perjalanan yang panjang sehingga membuat interaksi
menjadi lebih mudah. Perencanaan tata guna lahan biasanya
memerlukan waktu cukup lama dan tergantung pada badan pengelola
yang berwenang untuk melakukan rencana tata guna lahan tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

b.

Sistem J ar ingan
Hal yang dapat dilakukan misalnya meningkatkan kapasitas
pelayanan prasarana yang ada : melebarkan jalan, menambah jaringan
jalan baru, dan lain-lain.

c.

Sistem Per ger akan
Hal yang dapat dilakukan antara lain mengatur teknik dan
manajemen lalu lintas (jangka pendek), fasilitas angkutan umum yang
baik (jangka pendek dan menengah), atau pembangunan jalan (jangka
panjang).
Sebagian geografis antara tata guna lahan (sistem kegiatan) serta
kapasitas dan lokasi dari fasilitas transportasi (sistem jaringan)
digabungkan untuk mendapatkan arus dan pola pergerakan lalu lintas di
daerah perkotaan (sistem pergerakan). Besarnya arus dan pola
pergerakan lalu lintas di perkotaan dapat memberikan umpan balik
untuk menetapkan tata guna lahan yang tentu membutuhkan prasarana
baru pula.

2.3.5. Per ilaku Pengemudi dan Populasi Kendaraan
Ukuran Indonesia serta keanekaragaman tingkat perkembangan daerah
perkotaan menunjukkan bahwa perilaku pengemudi dan populasi kendaraan (umur,
tenaga, kondisi kendaraan, dan komposisi kendaraan) adalah keanekaragaman.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2.4.

Ar us Lalu Lintas Dinamis
Arus lalu lintas berinteraksi dengan sistem jaringan transportasi. Jika arus lalu

lintas meningkat pada ruas jalan tertentu, waktu tempuh pasti bertambah (karena
kecepatan menurun). Arus maksimum yang dapat melewati suatu segmen jalan biasa
disebut kapasitas segmen jalan tersebut. Arus maksimum yang dapat melewati suatu
titik (biasanya pada persimpangan dengan lampu lalu lintas) biasa disebut arus jenuh.
Kapasitas segmen jalan perkotaan biasanya dinyatakan dengan kendaraan
(dalam Satuan Mobil Penumpang/SMP) per jam. Hubungan antara arus dengan
waktu tempuh (kecepatan) tidaklah linier. Penambahan kendaraan tertentu pada saat
arus rendah akan menyebabkan penambahan waktu tempuh yang kecil jika
dibandingkan dengan penambahan kendaraan pada saat arus tinggi. Hal ini
menyebabkan fungsi arus mempunyai bentuk umum seperti Gambar 2.1 (Black,
1981)

Gambar 2.1 Hubungan antar a Nilai Nisbah Volume per Kapasitas
dengan Waktu Tempuh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Terlihat pada kurva mempunyai asimtot pada saat arus mencapai kapasitas
(nilai Nisbah Volume per Kapasitas/NVK mendekati satu). Secara sederhana,
kapasitas tak akan pernah tercapai dan waktu tempuh akan meningkat pesat pada saat
arus lalu lintas mendekati kapasitas. Secara realita, arus tidak akan beroperasi dengan
kondisi sesederhana ini.
Oleh sebab itu, modifikasi terhadap teori dasar harus dilakukan. Jika arus lalu
lintas mendekati kapasitas, kemacetan mulai terjadi. Kemacetan semakin meningkat
apabila arus begitu besarnya sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain.
Kemacetan total terjadi apabila kendaraan harus berhenti atau bergerak sangat
lambat.
2.5.

Tingkat Pelayanan
Terdapat dua buah definisi tentang tingkat pelayanan suatu ruas jalan yang

perlu dipahami.
2.5.1. Tingkat Pelayanan (Ter gantung – Arus)
Hal ini berkaitan dengan kecepatan operasi atau fasilitas jalan, yang
tergantung pada perbandingan antara arus terhadap kapasitas. Oleh karena itu,
tingkat pelayanaan pada suatu jalan tergantung pada arus lalu lintas. Definisi ini
digunakan oleh Highway Capacity Manual, diilutrasikan dengan Gambar 2.2 yang
mempunyai enam buah tingkat pelayanan, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Tabel 2.1 Tingkat Pelayanan pada Segmen J alan
No

Tingkat
Pelayanaan

Karakteristik

Batas DS
(Q/C)

1
2

A
B

≤0.35
≤0.54

3

C

4

D

5

E

6

F

Kondisi arus bebas, kecepatan bebas.
Kondisi arus stabil, kecepatan mulai terbatas.
Kondisi arus stabil, kecepatan makin
terbatas.
Kondisi arus tidak stabil, kecepatan
menurun.
Kondisi arus tidak stabil, kendaraan
tersendat.
Kondisi arus terpaksa, kecepatan sangat
rendah, terjadi antrian.

≤0.77
≤0.93
≤1.00
> 1.00

Sumber: MKJI th 1997 untuk Jalan Perkotaan

Konsep Amerika sudah sangat umum digunakan untuk menyatakan tingkat
pelayanan.

Gambar 2.2 Tingkat Pelayanan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

2.5.2. Tingkat Pelayanan (Ter gantung – Fasilitas)
Hal ini sangat tergantung pada jenis fasilitas, bukan arusnya. Jalan bebas
hambatan mempunyai tingkat pelayanan yang tinggi, sedangkan jalan yang sempit
mempunyai tingkat pelayanan yang rendah. Hal ini dilustrasikan pada Gambar 2.3
(Black, 1981).

Gambar 2.3 Hubungan antar a Nisbah Waktu Per jalan dengan
Nisbah Volume/Kapasitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Tabel 2.2 Tingkat Pelayanan pada Segmen J alan
Karakteristik Tingkat Pelayanan

Tingkat
pelayanan

Batas Lingkup
V/C Ratio

- Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi
A

B

-

C

-

dan volume lalu lintas rendah.
Pengemudi dapat memilih kecepatan yang
diinginkan tanpa hambatan.
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai
dibatasi oleh kondisi lalu lintas.
Pengemudi meiliki kebebasan yang cukup
untuk memilih kecepatan.
Arus stabil tetapi kecepatan dan gerak
kendaraan dikendalikan.
Pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan.

- Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih

D

0,00 – 0,20

0,20 – 0,44

0,45 – 0,75

0,75 – 0,84

dikendalikan, V/C masih dapat ditolerir.

- Volume lalu lintas mendekati/berada pada

E

kapasitas, arus tidak stabil dan kecepatan
terkadang berhenti.
- Arus yang dipaksakan atau macet, kecepatan
rendah dan volume berada diatas kapasitas.
- Antrian panjang dan terjadi hambatan yang
besar.

F

0,85 – 1,00

> 1,00

Sumber: MKJI th 1997 untuk Jalan Perkotaan

Konsep ini dikembangkan oleh Blunden (1971), Wardrop (1952), dan
Davidson (1966). Blunden (1971) menunjukkan bahwa

hasil eksperimen

menghasilkan karakteristik tertentu sebagai berikut :


Pada saat arus mendekati nol (0), titik potong pada sumbu y terlihat
dengan jelas (T0).



Kurva mempunyai asimtot pada saat arus mendekati kapasitas.



Kurva meningkat secara monoton.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.6.

Hubungan Arus Lalu Lintas dengan Waktu Tempuh
Besarnya waktu tempuh pada suatu ruas jalan sangat tergantung dari besarnya

arus dan kapasitas ruas jalan tersebut. Hubungan antara arus dengan waktu tempuh
dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi dimana jika arus bertambah maka waktu
tempuh juga akan bertambah. Menurut Davidson (1966), hal ini sebenarnya
merupakan konsep dasar dalam teori antrian yang menyatakan bahwa tundaan yang
terjadi pada tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan yang tersebar secara acak
dapat dinyatakan sebagai persamaan (2.1) berikut :

WQ =

ρ2

[λ (1 − ρ )]

(2.1)

Keterangan :
WQ = Tundaan per kendaraan
λ = Tingkat kedatangan
ρ =
μ

ρ
λ

= Tingkat pelayanan

Berdasarkan teori antrian stokastik untuk satu tempat pelayanan dengan
sebaran pelayanan acak, besarnya waktu tunggu yang dialami oleh setiap kendaraan
dengan sebaran kedatangan acak dapat dinyatakan dengan persamaan (2.2) berikut :
EW =

Karena µ =

λ
ρ

ρ

[µ (1 − ρ )]

(2.2)

maka sebenarnya persamaan (2.2) sama dengan

persamaan (2.1)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Konsep antrian dalam waktu pelayanan merujuk pada waktu minimum yang
dibutuhkan kendaraan untuk melalui suatu ruas jalan sesuai dengan tingkat
pelayanan jalan yang ada. Waktu pelayanan adalah waktu tempuh yang dibutuhkan
ketika tidak ada kendaraan lain pada jalan tersebut (kondisi arus bebas), sehingga
tundaan antrian dapat dipertimbangkan sebagai pertambahan waktu tempuh akibat
adanya kendaraan lain yang dapat dinyatakan sebagai berikut :
Waktu tempuh = waktu pelayanan + tundaan

(2.3)

Nilai nisbah tundaan antrian dengan waktu pelayanan dapat diturunkan
dengan urutan persamaan (2.4) - (2.5) sebagai berikut :
WQ
1/ µ
WQ
1/ µ

=

=

ρ 2µ
[λ (1 − ρ )]
ρ

[(1 − ρ )]

(2.4)

(2.5)

Jika waktu pelayanan adalah waktu tempuh pada kondisi arus bebas (T0)
maka persamaan (2.5) dapat dinyatakan dengan bentuk lain seperti persamaan (2.6) (2.7) berikut :
WQ
T0

=

ρ

[(1 − ρ )]

WQ = T0 .

ρ

[(1 − ρ )]

(2.6)

(2.7)

Tundaan yang terjadi disebabkan oleh satu rangkaian antrian sehingga variasi
pada waktu tempuh tergantung pada tundaan antrian. Oleh karena itu, persamaan
(2.7) harus dimodifikasi dengan memasukkan suatu faktor ‘a’ ( indeks tingkat
pelayanan ) yang besarnya tergantung dari karakteristik ruas jalan dan tundaan akibat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

adanya kendaraan lain pada ruas jalan tersebut sehingga dihasilkan persamaan (2.8)
berikut :

WQ = T0 .a.

ρ

[(1 − ρ )]

(2.8)

Selanjutnya, dengan memasukkan persamaan (2.8) ke persamaan (2.3), maka
dihasilkan urutan persamaan (2.9) - (2.12) berikut ini :

TQ = T0 + WQ
TQ = T0 + T0 .a.

(2.9)

ρ

[(1 − ρ )]

(2.10)


ρ 
TQ = T0 1 + a
(1 − ρ )


(2.11)

1 − (1 − a )ρ 
TQ = T0 

 1− ρ 

(2.12)

Dengan mengasumsikan ρ =

Q
maka persamaan (2.12) dapat ditulis kembali
C

sebagai persamaan (2.13) berikut yang biasa disebut persamaan Davidson. Secara
matematis, ciri tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :

Q

1 − (1 − a ) C 
TQ = T0 

 1− Q 
C


Keterangan :
TQ = waktu tempuh pada saat arus = Q
T0 = waktu tempuh pada saat arus = 0 (kondisi arus bebas)
Q = arus lalu lintas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

(2.13)

17

a =

indeks tingkat pelayanan/ITP (fungsi dari faktor-faktor yang
menyebabkan

keragaman

dalam

arus,

seperti:

parkir,

penyeberang jalan, gangguan samping, lebar jalan, jumlah lajur,
tipe perkerasan, tanjakan, turunan, dan lain-lain).

Dalam banyak kajian transportasi, terdapat beberapa pendekatan sederhana
yang digunakan untuk memperoleh nilai ‘a’ (indeks tingkat pelayanaan) untuk suatu
ruas jalan.

2.7.

Pendekatan Linear

2.7.1. Penurunan Pendekatan
Persamaan (2.13) dapat disederhanakan dengan urutan penyederhanaan
seperti tertulis pada persamaan (2.14) - (2.16) berikut :
Q
a 
C
= 1+  
T0
Q
1−  
C 

TQ

TQ
T0

= 1+ a

Q
C −Q

TQ = T0 + aT0

Dengan

melakukan

(2.14)

transformasi

(2.15)

Q
(C − Q )

linear,

(2.16)
persamaan

(2.16)

dapat

disederhanakan dan ditulis kembali sebagai persamaan linier Yi = A + BXi dengan
mengasumsikan TQi = Yi dan

Qi
= Xi . Dengan mengetahui beberapa set data
(C − Qi )

TQi dan Qi yang bisa didapat dari survei waktu tempuh dan volume arus lalu lintas,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

maka dengan menggunakan analisa regresi linear (persamaan 2.17 dan 2.18),
parameter A dan B dapat dihitung dan dihasilkan beberapa nilai berikut: A = T0 dan
B = aT0 sehingga nilai indeks tingkat pelayanan (ITP) adalah a = B/A.

N ∑( X iYi ) − ∑ ( X i ) ∑ (Yi )
N

B=

N

i =1

N

i =1

N ∑( X i )
N

i =1

2

i =1



− ∑( X i )
1
=
i


N

2

A = Y − BX

(2.17)

(2.18)

Y dan X adalah nilai rata-rata Yi dan Xi

2.8.

Per hitungan Kapasitas Segmen J alan
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum suatu titik di jalan yang dapat

dipertahankan persatuan jam pada kondisi tertentu, tetapi untuk jalan dua lajur dua
arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk
jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas ditentukan per
lajur. Kapasitas untuk kondisi sesungguhnya (C) dapat ditentukan dengan
mengalikan faktor-faktor yang sudah disesuaikan dengan Tabel yang ada dari buku
Manual Kapasitas Jalan Indonesia adalah sebagai berikut :
C = C0 ×FCW × FCSP ×FCSF×FCCS (smp/jam)

(2.19)

Dimana :
C

= Kapasitas (smp/jam).

C0

= Kapasitas dasar (smp/jam). .

FCw = Faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan.
FCSP = Faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah (tidak berlaku
untuk jalan satu arah).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

FCSF = Faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping.
FCCS = Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota.
2.8.1.

Kapasitas Dasar C 0
Kapasitas dasar (kapasitas ideal) yaitu kapasitas jalan dalam kondisi ideal.

Kapasitas dasar (C0) dinyatakan dalam smp/jam. Kapasitas dasar (C0) ditentukan
berdasarkan tipe jalan yang ada. Besarnya kapasitas dasar seperti pada Tabel 2.3
Tabel 2.3 Kapasitas Dasar (Co) untuk J alan Per kotaan
Tipe Jalan

Kapasitas Jalan

Catatan

1650

Per lajur

1500
2900

Per lajur
Total dua arah

Empat lajur terbagi
Atau jalan satu arah
Empat lajur tak terbagi
Dua lajur terbagi
Sumber: MKJI th 1997 untuk Jalan Perkotaan

2.8.2.

Faktor Penyesuaian Kapasitas FC w untuk Lebar Jalur Lalu Lintas
Menentukan penyesuaian FCW untuk lebar jalur lalu lintas dapat dilihat

dalam Tabel 2.4, didasarkan pada lebar jalur lalu lintas efektif (WC).
Tabel 2.4 Penyesuaian Kapasitas FC W untuk Pengaruh Lebar J alur Lalu
Lintas untuk J alan Per kotaan
Tipe Jalan
Empat lajur terbagi atau
Jalan satu arah

Empat lajur tak terbagi

Lebar Jalur Lalu Lintas
Efektif (WC)
Per lajur

FCW

3,00
3,25
3,50
3,75
4,00

0,92
0,96
1,00
1,04
1,08

3,00
3,25
3,50
3,75
4,00

0,91
0,95
1,00
1,05
1,09

Per lajur

Sumber: MKJI th 1997 untuk Jalan Perkotaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Tabel 2.4 Penyesuaian Kapasitas FC W untuk Pengar uh Lebar J alur Lalu
Lintas untuk J alan Perkotaan
Tipe Jalan

Lebar Jalur Lalu Lintas
Efektif (WC)
Per lajur
5
6
7
8
9
10
11

Dua lajur tak terbagi

FCW
0,56
0,87
1,00
1,14
1,25
1,29
1,34

Sumber: MKJI th 1997 untuk Jalan Perkotaan

2.8.3.

Faktor Penyesuaian Kapasitas FC SP untuk Pemisah Arah
Faktor penyesuaian kapasitas (FCSP) dengan pemisah arah dapat dilihat pada

Tabel 2.5 Penentuan faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah didasarkan
pada kondisi arus lalu lintas dari kedua arah atau untuk jalan tanpa pembatas median.
Untuk jalan satu arah dan jalan dengan pembatas median, faktor koreksi kapasitas
akibat pembagian arah adalah 1,0.
Tabel 2.5 Penyesuaian Pemisah Ar ah
Pemisah Arah sp
%-%
FCSP
Dua lajur 2/2
Empat lajur 4/2

50-50

60-40

70-30

80-20

90-10

100-0

1,00
1,00

0,94
0,97

0,88
0,94

0,82
0,91

0,76
0,88

0,70
0,85

Sumber: MKJI th 1997 untuk Jalan Perkotaan

2.8.4. Faktor Penyesuaian Kapasitas FC SF untuk Hambatan Samping
a. J alan dengan Bahu
Menentukan faktor penyesuaian kapasitas FCSF untuk hambatan
samping dari Tabel 2.6 berdasarkan lebar bahu efektif (Ws).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian FC SF untuk Pengar uh Hambatan Samping dan
Lebar Bahu

Tipe Jalan

Kelas
Hambatan
Samping (SFC)

Empat lajur Sangat rendah
terbagi 4/2D Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Empat lajur Sangat rendah
tak terbagi
Rendah
4/2UD
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Sangat rendah
Dua lajur
Tak terbagi Rendah
Sedang
2/2 UD
Tinggi
atau jalan
Sangat tinggi
satu arah

Faktor Penyesuaian untuk Hambatan Samping
dan Lebar Bahu
Lebar Bahu Efektif Rata-Rata Ws (M)
≤0,5 m
1,0 m
1,5 m
≥2 m
0,96
0,98
1,01
1,03
0,94
0,97
1,00
1,02
0,93
0,95
0,98
1,00
0,88
0,92
0,95
0,98
0,84
0,88
0,92
0,96
0,96
0,99
1,01
1,03
0,94
0,97
1,00
1,00
0,92
0,95
0,98
0,98
0,87
0,91
0,94
0,95
0,80
0,86
0,90
0,91
0,99
0,96
0,94
1,01
0,97
0,94
0,92
1,00
0,95
0,92
0,89
0,98
0,90
0,86
0,82
0,95
0,85
0,79
0,73
0,91

Sumber: MKJI th 1997 untuk jalan perkotaan

b. J alan dengan Ker eb Penghalang
Menentukan faktor penyesuaian kapasitas FCSF untuk hambatan
samping dari Tabel 2.7 dibawah berdasarkan jarak antara kereb dengan
pengahalang pada trotoar.
Tabel 2.7

Tipe jalan
Empat
lajur
terbagi
4/2D

Faktor Penyesuaian FC SF untuk Pengar uh Hambatan Samping
denga

Dokumen yang terkait

Dampak Pembangunan Ruas Jalan Medan-Binjai terhadap Pengembangan Wilayah Kota Binjai

8 142 108

Analisis Dampak Peningkatan Ruas Jalan Simpang Jamburea – Kuta Jungak Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Siempat Rube, Kabupaten Pakpak Bharat

3 88 76

PEMETAAN PENGARUH TATA GUNA LAHAN TERHADAP KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN KENJERAN – JALAN KEDUNG COWEK SEBAGAI AKSES MENUJU JEMBATAN SURAMADU DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

0 0 184

PEMETAAN KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN KALIANAK – ROMOKALISARI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAST SQUARE.

0 0 145

ANALISA KEPADATAN ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN HR. MUHAMMAD DENGAN METODE PENDEKATAN NON LINEAR.

0 1 73

PEMETAAN KEPADATAN KENDARAAN DI RUAS JAL

0 0 8

ANALISA KEPADATAN ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN HR. MUHAMMAD DENGAN METODE PENDEKATAN NON LINEAR

0 0 14

PEMETAAN KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN KALIANAK – ROMOKALISARI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAST SQUARE TUGAS AKHIR - PEMETAAN KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN KALIANAK – ROMOKALISARI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAST SQUARE

0 0 16

PEMETAAN PENGARUH TATA GUNA LAHAN TERHADAP KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN KENJERAN – JALAN KEDUNG COWEK SEBAGAI AKSES MENUJU JEMBATAN SURAMADU DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

0 0 25

PEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN JETIS – KARAH DENGAN METODE LINEAR TUGAS AKHIR - PEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN JETIS – KARAH DENGAN METODE LINEAR

0 0 18