Keluarga Dwi Keukueh Tolak Otopsi.

KOHA-~0TElV(PO
(j
1

Sellill

2
18

17

-OJan

--

3
19

.Peb

(


() Selasa
----4

5
20

6
21

o Mar OApr

Rabu
- 7
22

OMei

.


\ Kamis
----_.
--

i

8
23

9

10
24

OJun

JU/lJat

11


25

OJul

o Sabtu
12

26

OAgs

27

OSep

() Millggu
16

r£jJ--1-';-15
28


29

OOkt

30

ONov

31

ODes

Keluarga Dwi Keukeuh
Tolak Otopsi
Mahasiswadiminta
mengevaluasiacara
kaderisasi.
BEKASI-


Keluarga Dwiyanto Wis-

nu Nugroho, mahasiswa Institut
Teknologi Bandung (ITB) yang te-was saat mengikuti kegiatan orientasi mahasiswa di Lembang, hingga kemarin tetap menolak otopsi,
meskipun pennintaan dari tim medis dan polisi itu dianggap bisa
membuka misteri penyebab kematian mahasiswa jurusan geodesi
itu.
"Kami tidak rela anak kami diotopsi. Biar almarhum tenang di
alam kubur," kata Daryanto, ayah
korban, saat ditemui di rumahnya,
kawasan Pulosari Tengah, Taman
Galaxi, Bekasi, kemarin petang.
Penegasan itu disampaikan Daryanto menyusul permintaan dari
Kepolisian Resor Kota Cimahi
agar keluarga mengizinkan polisi
dan tim penyidik melakukan otopsi pada jenazah Dwiyanto. Sebelumnya, Kepala
-- Polres Cimahi

Ajun Komisaris Besar Purwolelodiperiksa, belum ada tersangka.
no mengaku telah mengutus angDwiyanto tewas pada Ahad, 8

gotanya untuk menyampaikan
Februari, saat mengikuti orientasi
mahasiswa bersama 82 mahasispennintaan itu_
wa Jurusan Geodesi ITB Pi kaMenurut Daryanto, meski ada
permohonan resmi, keluarganya
wasan Pagerwangi,
Lembang.
memutuskan tak akan ada otopsi.
Selasa lalu, pihak rektorat mencoIstri dan anaknya sudah berulang
pot Ketua Program Studi Geodesi
kali meminta tidak dilakukan
dan Geomatika Wedyanto Kuntpembongkaran makam. "Kami te- joro.
Direktur Jenderal Pendidikan
tap tidak membolehkan," kata Daryanto.
Tinggi Fasli Djalal mengatakan
Meski begitu, Daryanto tetap
penutupan program studi merumenyerahkan sepenuhnya pengpakan hak ITB. "Jika diketahui
usutan kasus ini ke pihak rektorat.
kejadian itu diketahui atau difasiTermasuk menentukan sanksi apa
litasi dosen, dosen harus bertangyang diberikan ke panitia. "Yang gung jawab. Rektorat bisa memberi sanksi." Ujarnya.

terlibat seharusnya dikeluarkan,"
kata Widya, kakak korban.
Sikap Rektorat ITB memancing
Hingga kemarin polisi masih
kecewa sejumlah alumni yang
memeriksa tiga anggota tim medis menggelar pertemuan khusus. Predari Atlas Medical Pioneer Universiden Keluarga Mahasiswa ITB
sitas Padjadjaran. Mereka yang di- Shana akan mengundang semua
periksa adalah Agus Suhendar,
pemimpin himpunan mahasiswa
untuk mengevaluasi acara kaderiAlexandra Widita, dan Wahyu.
Menurut Purwolelono, dari pe- sasi. Ia membantah seluruh kegiatmeriksaan itu diharapkan bisa dian mahasiswa dibekukan. "Yang
ketahui sejauh mana peran tim penting ptosedurnya ditaati" ujarmedis dalam kegiatan pada malam
nya.
. HAMWDlHN
I
PH I
I
hari itu. Meski sudah 59 ..........----orang

Kliping


ERICK

Humos

Un pod

2009

-

RfH

ATEMAlfIl

-,-

-S

ANWAR


S

-