TINJAUAN YURIDIS PEWARISAN HARTA PENINGGALAN YANG DIPEROLEH DENGAN CARA YANG BATIL (TIDAK HALAL) DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDAN-UNDANG HUKUM PERDATA.

ABSTRAK
Manusia berusaha memenuhi segala kebutuhannya yang terus
berkembang, apabila sudah terpenuhi maka manusia akan terus dan
terus-menerus mencari kebutuhannya yang lain. Proses pemenuhan
kebutuhan tersebut, manusia sering memperoleh harta dengan cara yang
menyimpang dari aturan hukum seperti korupsi. Harta yang telah
dikumpulkan akan diwariskan kepada ahli waris. Permasalahan muncul
ketika pembagian harta tersebut merupakan harta yang didapat dengan
cara yang batil (tidak halal). Dari uraian diatas, penyusunan skripsi ini
memfokuskan pada harta apa yang dapat dibagikan kepada ahli waris
menurut hukum Islam dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan
bagaimana pembagian waris bila terjadi pencampuran harta antara harta
yang didapat dengan cara yang batil (tidak halal) dengan harta yang halal.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah
deskriptif analitis, dengan menggunakan metode pendekatan yuridis
normatif. Penulisan ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu penelitian
kepustakaan dengan menggunakan data sekunder berupa Peraturan
Perundang-Undangan, literatur dan bahan hukum yang terkait serta
menggunakan penelitian dengan metode wawancara untuk memperoleh
data primer dan selanjutnya dianalisis secara yuridis kualitatif.
Dari hasil penelitian ini ditemukan, bahwa harta peninggalan yang

dapat diwariskan menurut Hukum Islam adalah harta yang halal saja dan
menurut KUH Perdata pewarisan hanyalah hak-hak dan kewajibankewajiban dalam lapangan hukum kekayaan harta benda saja yang dapat
diwariskan. Pembagian waris jika terjadi pencampuran harta peninggalan
yang mengalami percampuran antara harta peninggalan yang didapat
dengan cara yang batil atau tidak halal dengan harta yang halal, maka
harta tersebut harus ditentukan terlebih dahulu jenis harta halal atau harta
yang haram. Harta halal dapat diwariskan kepada ahli waris, sedangkan
harta yang didapat dengan cara batil tidak dapat diwariskan.

iv