Arti Penting Mencontreng.

~C5~) Pikiran

·

~

-Tse,;,;;--

G
17
-

1
.-

2
18

'-__~ Jan

.


(Selasa

3
19
- -Peb

(!)20

5

~ar

i

6

21

Rabu


7
22

Rakyat

- .

8
23

9

10

24

.

)_Apr~.


~

,-) Jumat

_Ka"!~s

11

25

12

26

Sabtu
27

13


0
28

Minggu
14

29

15

Me; = Jun C !~/-':

Ags]

Oleh FERRY KURNIA RIZKIYANSYAH

U

NTUK pertama kalinya, rakyat Indonesia
. . akan melakukan pemlhhan umum (pemilu) dengancara mencontreng. Teknis pemilihan ini sebagai bentuk pengganti dari teknis memilih dari praktik mencoblos.

Artinya, pada 9 April 2009 ini
masyarakat Indonesia akan
menggunakan
aturan baru
yang belum pernahdigunakan
sebelumnya.
~encontreng adalah bagian
dan terobosan demokrasi di

-

-

- -- -

--

lukan keIja keras dari seluruh
elemen masyarakat terutama
KPU, parp?l d~n para calon

anggota legIslatif (caleg) untuk
melakukan sosialisasinya.
Memang sempat muncul
berbaga! ~ekhaw~tiran dari
berbagat plhak kettka gagasan
~en~ontreng atau centang ini
dlguhrkan. Namun, berdasarkan. pemahaman
bersama,
akhlrnya pemberian tanda
mer;tcontr~ng atau centang
akhlrnya disepakati sebagai sal~ satu bentuk teknis pemben~ suara mulai Pemilu Legislatif 2009.
Pe~soalan ke de~an adalah
bagalmana kemudlan mengub3;h pola pikir masyarakat
dan mencoblos menjadi men?O!ltreng.Mengubah pola pikir
1m harns menjadi agenda utama sebab
sebelum
masyarakat
-,
"'-


~-

hadir di TPS nanti, mereka harns punya pola pikir baru ini.
Hal ini tidak mudah sebab dalam kenyataannya ada beberapa persoalan di kalangan masyarakat terkait kemampuan
dan tingkat pendidikan, terutama di Jawa Barat.
Pertama, bagi masyarakat
yang sudah relatif akrab dengan alat tulis, persoalannya
bagaimana informasi itu bisa
sampai. Jika mereka melek informasi dan kebetulan membaca, mendengar atau menyaksikan aturan barn ini, mungkin
mereka relatif tidak menjadi
masalah. Akan tetapi, masalahnya tidak setiap orang yang
mudah menggunakan alat tulis
tetapi juga sangat terbatas dari
sisi informasi. Maka bagi masyarakat seperti ini, mesti dilakukan sosialisasi yang lebih dekat dan langsung.
Kedua, ada masyarakat yang
tidak terlalu akrab dengan alat
tulis. Mereka ini biasanya berada pada masyarakat maIjinal
baik kota terlebih di perdesaan
yang minim pendidikan. Mereka mengalami dua kendala,
pertama informasi tentang

aturan barn dan kedua masalah mencontrengnya itu sendiri. Dengan demikian, persoalannya bukan hanya memberikan informasi mereka harus
ikut pemilu tetapijuga bagaimana cara memberikan suaranya nanti.
Landasan UU
Dalam UU No. 10 tahun

-----

K lip i n 9 Hum Q5 U n p Qd 2 0 0 9--

31

Sep ..0 Okt 0 Nov 0 Des

--.-

In~~mesia sete.lah adanya Pemlhhan Preslden (Pilpres)
~004 secara langsung, pemihhan gubernur (pilgub) dan
pemilihan kepala daerah (pilkada) langsungjuga calon perseorangan di pilkada. J adi,
persoalan contreng atau centang memang bukan hanya
persoalan teknis tetapi jauh

dari itu merupakan sebuah
perwujudan dari sebuah ke~ajuan demokrasi di negara
kita.
Namun, sebagaimana halnya dalam konteks yang lain
untuk mengubah sebuah tradi~
si memang tidak mudah. Mencoblos bagi masyarakat Indonesia s.el~~a ini bukan hanya
sebagat em khas pemilu tetapi
juga tradisi yang sudah turuntemurun. Karenanya, mengubah perilaku
mencoblos
menjadi mencontreng
memang tidak sederhana. Diper-

16

.

Arti Penting
Menc~~!~~ng
--


30

---

2008 dijelaskan bahwa proses
pemberian suara pada pemilu
kali ini adalah dengan memberikan tanda satu kali. Pemberian tanda oleh KPU-dalam
Peraturan KPU - diteIjemahkan dengan contreng atau centang atau sebutan lainnya.
Proses pemberian tanda satu
kali dengan contreng atau centang tersebut dinyatakan sah
apabila dilakukan pada kolom
nama partai atau kolom nomor urut caIon anggota legislatif atau kolom nama caIon anggota legislatif. Jadi, dalam menentukan pilihannya, kita hanya memilih salah satunya dari kolom-kolom yang ada dalam surat tsuara, tidak boleh
memilih lebih dari satu kali.
Hal ini memang tidak mudah,
perlu adanya sosialisasi dan simulasi serta pemahaman pemilih mengenai proses menandai tadi. Terlebih lagi pemilih
harns mengetahui dan mengenal tentang partai apa atau caleg siapa yang akan dipilih.
Dengan adanya putusan
Majelis Konstitusi (MK), sesungguhnya KPU sebagai penyelenggara pemilu akan lebih
terbantu. Mengapa demikian?
Sebab kini yang melakukan sosialisasi tidak hanya KPU dan

Parpol, tetapi seluruh caleg
yang terdaftar di KPU akan bekeIja melakukan proses sosialisasi hingga ke pelosok-pelosok desa. Dengan tingkat kompetisi yang sangat ketat, seluruh kandidat anggota legislatif
ini beIjuang menjangkau selu-

---

rub lapisan masyarakat sambil
memberikan pendidikan politiknya yaitu bagaimana cara
memberikan suaranya nanti.
Secara kasatmata, baik di kota
maupun di daerah, selurub atribut yang dipasang baik yang
terkecil seperti kartu nama
hingga yang besar seperti billboard semuanya mencantumkan tanda mencontrengnya.
Ini adalah salah satu bentuk
partisipasi politik yang positif
dan kondusif bagi demokrasi
di Indonesia.
Di luar konteks itu, KPU
menganggap penting mencontreng karena beberapa alasan,
pertama, mencontreng dalam
kacamata peradaban itu lebih
mencerminkan orang terdidik.
Sebab baik dari sisi teknis
maupun alatnya, mencontreng
sudah identik dengan orang
terpelajar. Berbeda dengan
mencoblos yang menggunakan
paku atau sejenisnya dan sesungguhnya dapat dilakukan
oleh siapa saja. Kemudian, dalam kacamata pendidikan,
contreng merupakan tanda dari setiap pilihan yang dianggap
benar. Jika di TPS nanti setiap
orang akan menemukan banyak caleg, dia hanya berhak
mencontreng satu dari sekian
ratus yang ada dalam kertas
suara. Maka konteks mencontreng di situ adalah menganggap benar dan percaya kepada
caIeg yang dipilihnya.
Oleh karena itu, walaupun
tampaknya sedikit rumit dari
sebelumnya, sebuah
,.pemilu
--

----

optimisme dan keyakinan masyarakat
pemilih
mampu
menggunakan hak politiknya
di bilik-bilik TPS dengan benar. Karena tentunya beberapa
menit kita di TPS dalam menentukan pilihannya, akan
berimplikasi terhadap lima tahun peIjalanan bangsa ini. Semoga!***

Penulis~ Ketua KPU Provinsi.Jawa Barat. - ,.:11II____

-~ --

--

-